NovelToon NovelToon

Eliezer

korupsi dan narkoba

Korupsi dalam sejarah umat manusia bukanlah sesuatu yang asing dan baru. Ia ada berbarengan dengan umur manusia itu sendiri. Ketika manusia mulai bermasyarakat, disanalah awal mula terjadinya tindak korupsi.

Sejak saat itu, moralitas dikesampingkan, orientasi hidup berubah menjadi saling menguasai dan mengeksploitasi demi memperkaya diri. Dalam sejarah, banyak sekali catatan yang terkait dengan kenyataan tersebut. Di negara kita misalnya, korupsi sudah menjadi permasalahan serius sejak 1000 tahun yang lalu.

Kemudian di kerajaan China sana, pada ribuan tahun yang lalu telah menerapkan kebijakan yang disebut Yang-lian, yaitu hadiah untuk pejabat negara yang bersih, sebagai insentif untuk menekan korupsi. Begitu dahsyatnya tindak kriminal korupsi ini merajalela di hampir penjuru dunia.

Dan inilah yang terjadi pada kisah Eliezer,

Dimana saat itu dia masih belum cukup umur untuk menyaksikan dan mengetahui semua kebenaran akan kasus yang mendera sang ayah.

Pak Megantara adalah seorang mantan jendral polisi dimasanya, namun bencana tragis terjadi pada mereka dimana berita penemuan sebuah mobil box yang berisikan ribuan kilogram obat terlarang dan puluhan tas berisikan uang yang di bawa oleh supir pak Megantara menabrak sebuah tiang listrik.

Berita itupun seketika viral dan membuat nama pak Megantara terseret, tanpa mencari tahu kebenaran yang terjadi, masyarakat pun langsung menuduh dan menerka jika pemilik semua itu adalah pak Megantara karena supir yang membawa mobil itu adalah ajudannya yang masih aktif melayaninya sampai saat ini.

"HUKUM MATI PERUSAK GENERASI DAN PENCURI UANG RAKYAT"

Tulisan besar di spanduk massa yang mendemo yang ditujukan untuk jendral Megantara.

Sang istri bernama Bu Damayanti pun terkejut dengan semua tuduhan yang tidak benar pada suaminya itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi pak? Mengapa mereka menuduh semua bapak yang melakukannya?"

Ucap Bu Damayanti cemas.

Polisi pun datang dan menangkap pak Megantara tepat di hadapan Rami Adipati Megantara anak bungsu mereka.

Tanpa banyak bicara pak Megantara pun mematuhi penangkapannya karena jauh di lubuk hatinya dia sangat mengetahui jika semua yang terjadi saat ini adalah konspirasi dari seseorang yang tidak menyukainya dan ingin menjebaknya

Bu Damayanti coba menghalau namun semua sia-sia.

"Jangan bawa suami saya, dia tidak akan pernah memiliki barang haram ataupun uang gelap seperti yang kalian tuduhkan, suamiku jujur dia adalah panutan kami, lepaskan suamiku"

Ucap nya menahan tangan sang jendral agar tidak dibawa pergi.

"Maafkan kami Bu, kami hanya bertugas, jika bapak tidak bersalah maka bapak akan segera kembali"

jawab pak Andra selaku polisi yang menangkap pak Megantara.

Pak Megantara coba Menenangkan sang istri agar tidak bersikap berlebihan karena dia tahu betul apa tugas seorang polisi. dia pun berucap

"Jaga anak kita"

Pesan terakhir pak Megan sebelum berlalu meninggalkan rumah.

Bu Damayanti pun memeluk pak Megan dengan penuh air mata, begitupun dengan Rami.

"Ayah cepat pulang ya? Jangan tinggalkan aku"

Ucap Rami bocah 7 tahun yang selalu dekat dengan ayahnya.

Di luar Beno pun ikut terkejut melihat sang majikan di borgol dan di giring menuju mobil polisi.

Sebagai tangan kanannya dia tentu sangat tahu jika sang majikan tidak akan pernah melakukan kejahatan, karena dia bukan seorang penjahat, ataupun seorang koruptor yang di layangkan para pendemo di luar yang marah.

Dia coba mengejar pak Megantara untuk menanyakan semua ini,

"Tunggu sebentar, ada apa ini pak? Kenapa bapak ditangkap?"

Tanya Beno menghentikan langkah pak Megan.

Pak Megantara pun berbisik meminta Mahesa untuk pergi ke kamarnya dan mencari buku hitam berisikan semua jawaban yang terjadi padanya saat ini.

"Semuanya jawabannya ada dalam buku itu"

Bisik pak Megan padanya,

Beno pun tertunduk dan dan mengangguk sebelum akhirnya sang jendral benar-benar di bawa pergi ke kantor polisi.

Di perjalanan seorang massa yang marah melempar mobil yang membawa pak Megan dengan beberapa telur busuk, dengan semua amarahnya akan kasus penemuan ribuan kilogram obat terlarang dan ratusan juta uang rupiah di dalamnya.

"Kamu tidak pantas hidup"

Teriak massa tersebut, mendengar semua ucapan itu batin pak Megan terasa sangat sesak, dia berpikir andai dia tahu dan bisa menemukan siapa pemilik semua itu, aku pun tidak akan pernah mengampuninya, karena dia sudah menghancurkan generasi muda kita dengan obat terlarang dan membuat rakyat semakin sengsara karena uang hasil jerih payah mereka diambil begitu saja.

Setelah mereka sampai di kantor polisi, pak Megan di perlakukan seperti semua tersangka yang lain dengan semua pertanyaan yang mengarah kepadanya, dia berusaha tetap tenang dan teguh pada pendiriannya jika dia bukanlah pemilik barang haram dan uang misterius itu.

...

Sementara Beno segera bergegas menuju kamar kerja pak Megan untuk mencari buku hitam yang beliau maksudkan,

"Kamu mau kemana Ben?"

Tanya Bu Damayanti yang melihat nya terburu buru.

"Maaf Bu, tapi saya harus masuk ke ruangan bapak?"

Ujarnya, diapun mulai mencari di setiap laci meja dan barisan buku yang tertata rapi di rak bukunya.

"Dimana buku itu?"

Dan ternyata saat dia mulai lelah mencari keberadaan buku hitam itu, diapun melihat buku itu di kolong sofa dekat meja di ruangan itu, sepertinya terjatuh dan masuk ke kolong sofa, Beno pun segera membawa dan melihat isi didalam buku.

"Apa ini maksudnya?"

Pikir Beno yang masih belum mengerti dengan semua teka-teki yang pak Megantara tulis di buku hitam itu.

Hingga akhirnya Bu Damay datang dan mengejutkan nya.

"Sebenarnya apa yang sedang kamu cari?".

Tanyanya.

"Apa ada hal yang bisa menyelamatkan bapak dari semua tuduhan palsu itu?"

Lanjut nya.

Beno pun hanya menggelengkan kepalanya dengan artian jika tidak ada yang bisa menolong pak Megan,

Hingga beberapa hari setelah itu pengadilan akan kasus penemuan barang haram dan uang gelap itupun di mulai.

Dengan pengakuan sang jendral yang mengakui jika semua itu adalah miliknya maka hakim pun memutuskan vonis mati untuk pak Megantara.

"Atas pengakuan saudara Megantara Wardana yang mengakui jika 25 ribu kilogram narkotika dan uang sejumlah 900 juta rupiah murni tanpa paksaan adalah miliknya, maka kami memutuskan jika Megantara Wardana di vonis mati"

Hakim pun mengetuk palu pertanda kasus selesai dan ditutup.

Bersama putusan itu, di vila dekat hutan Bu Damayanti, Rami dan Beno yang beberapa hari dianiaya dan di sekap oleh sekelompok preman yang akhirnya membakar tempat itu berusaha untuk menyelamatkan diri, namun naas kobaran api yang mulai membesar tidak mampu mereka tahan hingga akhirnya sedikit kesempatan Beno yang berhasil melepaskan ikatannya coba membebaskan Rami.

"Kamu harus selamat nak, cepat lari lah selamatkan dirimu, kamu harus tumbuh dewasa untuk membalaskan keadilan untuk ayahmu, cepat lari kamu harus selamat"

Ucap Beno saat membuka ikatan rami dengan sisa tenaganya yang semakin melemah karena luka tembak yang diterimanya.

"Tapi om, bagaimana dengan om dan ibu?"

"Sudah tidak ada waktu lagi, bawa buku ini bersamamu, pelajari semua teka-teki yang ayahmu buat di dalam buku ini, cepat lari cepat"

Ucap Beno mendorong Rami sebelum dirinya tertimpa reruntuhan kayu yang terbakar.

"Ibu om"

Teriak Rami yang tak kuasa melihat ibu dan Beno terbakar.

15 tahun kemudian

15 tahun sudah berlalu, kini Rami tumbuh dewasa dan berhasil menjadi seorang polisi dan pengusaha yang sukses di negara yang membesarkannya. (Inggris)

Seperti diketahui pasca tragedi yang menimpanya 15 tahun yang lalu, Rami lari kedalam hutan dan bertemu dengan sepasang suami istri berhati baik yaitu Bu Maria dan Mr Rafael, sepasang suami istri itu merupakan seorang dokter dan pengusaha yang sedang melakukan penelitian di dalam hutan hingga akhirnya takdir mempertemukannya dengan Rami.

Rami ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri dengan penuh luka didalam hutan, mereka yang terkejut langsung membawa Rami kedalam tenda dan mengobati setiap lukanya.

"Kasihan sekali anak ini?"

Ucap Bu Maria yang prihatin melihat kondisi Rami.

Sepasang suami istri yang sudah lama menikah namun masih belum dikarunia seorang anakpun menganggap jika Rami datang untuk melengkapi hidup mereka, hingga akhirnya merekapun membawa Rami ke tempat asal mereka dan memutuskan untuk mengadopsinya.

Merekapun memberi nama baru Eliezer.

Eliezer tumbuh dengan sangat baik ditengah kasih sayang yang begitu besar dari kedua orangtua barunya itu.

Perlahan diapun mampu melupakan kesedihan dimasa lalunya yang pahit.

Namun meskipun begitu memori semua kejahatan yang terekam di kepalanya tidak akan pernah terhapus kan.

"Selamat ya nak, akhirnya kamu lulus dengan nilai yang sangat baik?"

Bu Maria memberi ucapan selamat atas kelulusan Eliezer menjadi seorang polisi keamanan.

Eliezer pun memeluk kedua orangtuanya itu dengan penuh cinta seraya berterimakasih kepadanya karena berkat mereka lah dia bisa sampai seperti ini.

"Ucapan terimakasih ku tidak akan pernah cukup untuk semua kasih sayang dan perjuangan kalian membesarkan aku, terimakasih papa, ibu aku sangat mencintai kalian"

Ucap Eliezer pada kedua orangtuanya.

"Sudah sudah, bagaimana jika nanti malam kita adakan pesta untuk kemenangan ini?"

Ujar Mr Rafael

Bu Maria pun menyetujui ide sang suami, karena bagaimana pun ini moment bahagia mereka.

"Oh ya El, bulan depan papa ada pertemuan dengan salah atau kolega di Jakarta, apa kamu mau temani papa kesana?"

Ujar Mr Rafael membuat Eliezer terdiam, seketika ingatan nya pun terbayang semua penganiayaan yang tejadi pada dirinya dan sang ibu, serta vonis mati sang ayah dimasa lalu.

Bayangan itu sungguh menyiksa hati dan pikirannya. hingga Bu Maria yang memang tidak tahu asal usul masa lalu anak angkatnya itupun berpikir mungkinkah Eliezer memiliki masa lalu yang kelam di sana, hingga dia terlihat sangat cemas saat mendengar Jakarta.

"Sebentar nak, ibu ada sesuatu untuk kamu, tunggu ya"

Ucap Bu Maria pergi berlalu membawa sesuatu untuk diberikan pada anaknya itu.

El pun bingung, sesuatu apa yang ibunya maksudkan?.

Bu Maria pun kembali dengan membawa sebuah buku hitam di tangannya.

"Sebelumya ibu dan papa minta maaf, karena seharusnya dari dulu ibu memberikan barang ini pada kamu El, kami menemukan buku ini tergeletak di samping tubuh kamu saat kami menemukanmu dulu di hutan, kami tidak tahu ini buku apa? Tapi ibu berharap semoga buku ini bisa membantumu?"

Ucap Bu Maria meminta maaf dan memberikan buku hitam milik pak Megantara pada Eliezer.

Ingatan akan masa lalu yang kelam pun semakin terbayang, El tidak kuasa menahan tangis saat menatap buku hitam milik ayahnya yang Beno berikan saat menyelamatkannya dari kobaran api.

El pun memeluk buku itu dengan perasaan yang sangat dalam.

Sejenak dia terdiam kemudian

"Kapan kita akan ke Jakarta pa?"

Tanya El terlihat memancarkan aura positif dari tatapannya.

Melihat anaknya kembali tersenyum, Mrs Rafael pun menjawab

"Bulan depan tepat tgl 2 mei, satu Minggu lagi dari sekarang, apa kamu mau temani papa dalam kontrak proyek ini?"

Jawab dan tanya Mr Rafael pada Eliezer.

Mr Rafael pun mengungkapkan jika dirinya hendak membuka cabang disana guna memberikan lapangan pekerjaan yang luas bagi para sarjana berkompeten di Jakarta.

"Kau hebat ayah, niatmu sangat mulai sekali, aku mendukungmu ya kan Bu?"

Kata El dengan senyum manisnya pada sang ibu dan papanya itu, merekapun kembali bahagia dengan semua niatnya ke Jakarta.

***

Tgl 2 pun tiba, selain menjadi seorang polisi, Eliezer juga membantu di perusahaan industri dan properti sang ayah agar tetap maju, sedangkan sang ibu masih mengabdi menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit besar di Inggris.

Eliezer, Mr Rafael dan Bu Maria sudah siap berangkat, di dalam pesawat, El coba membuka lembar demi lembar buku milik ayahnya itu, meski berat hati tidak ingin membuka lamanya, El coba menguatkan diri.

Saat membuka lembaran pertama kertas itu terlihat kosong, El pun merasa aneh karena ternyata banyak sekali lembaran kertas yang kosong, tapi El pun berpikir tidak mungkin jika Beno coba menyelamatkan buku ini dan memberikan kepadanya jika tidak ada sesuatu didalamnya.

Dia pun coba mengingat kembali kenangan bersama sang ayah dengan meraba atas kertas yang kosong itu.

Sepintas El terbayang senyum sang ayah yang selalu menasihatinya jika dia harus menjadi anak yang cerdas di masa depan nanti.

Dan benar saja, El pun menyadari jika di setiap kertas yang kosong itu banyak sekali tulis tangan sang ayah namun tidak bisa dia lihat, El pun berpikir mungkinkah dulu sang ayah memakai pena yang hilang setelah 5 menit, atau memeng ini rencananya, El pun mencari cara untuk melihat isi tulisan sang ayah setiba di Jakarta nanti.

Melihat sang anak terus terdiam, Bu Maria pun bertanya akan keadaannya,

"Your oke baby?"

"IM fine mom, ibu tenang saja, aku baik-baik saja, hanya setelah tiba disana sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat, apa ibu mengijinkan?"ya

Jawab El pada Bu Maria.

"Boleh saja nak, selagi kamu aman ibu akan ijinkan"

"Terimakasih bu"

Jawab El.

....

Penerbangan pun mendarat mereka akhirnya tiba di Jakarta, Mr Rafael coba menghubungi koleganya yang ternyata sudah menyuruh sang supir untuk menjemput mereka.

Eliezer

Satu setengah tahun setelah Eliezer dan keluarga berada di Jakarta.

Ini alur nya lumayan menguras otak ya guys, maju mundur, mundur maju, maju mundur.

Jadi simak ceritanya baik-baik oke . Hihi

Happy reading.

Agen Rebecca seorang negosiator kepolisian ditelpon oleh kapolsek untuk pergi ke rumah seorang pengusaha yang sedang dirampok.

Disana dia mendapat laporan jika rumah salah seorang pengusaha tinggi bernama Mario sedang terjadi perampokan dan penyekapan beberapa staf perusahaan dan jajaran polisi yang dengan mudah perampok bertopeng dia culik.

Sungguh sangat mengejutkan, mengapa harus jajaran polisi yang perampok itu sekap? Ada hubungan apa dengan semua perampokan dan penculikannya?

Karena tidak bisa masuk kedalam rumah itu, Rebecca pun berusaha mencari cara agar bisa bertemu dan bernegosiasi dengan nya.

Hingga akhirnya Rebecca coba menghubungi salah satu nomor jajaran polisi yang perampok itu sekap.

panggilan itupun tersambung, dan si perampok yang menjawabnya,

"Hello, bisakah kami bicara denganmu baik-baik? Mengapa anda menyandera mereka? Apa salah mereka? Mari kita bernegosiasi? Apa yang kamu minta dan inginkan bicaralah".

Ucap Rebecca saat perampok bertopeng itu mengangkat panggilannya.

Perampok itupun tidak bersuara, dia hanya memperlihatkan Vidio para korban yang dia Sandra termasuk seorang wanita yang sedang hamil, salah satu staf kantor perpajakan.

Dan ternyata si perampok menuliskan sebuah angka dengan nominal yang membuat Rebecca terkejut.

"0"

Angka yang perampok tulis d kertas.

Agen Rebecca dan tim nya pun merasa di permainkan dengan permintaan si perampok di video call yang tidak masuk akal, hingga akhirnya pihak kepolisian pun mengirim pasukan khusus untuk mengepung tempat penyekapan sang perampok, tanpa sepengetahuannya.

Dengan semua persediaan yang lengkap, Rebecca sempat menahan tim nya untuk tidak melakukan penyerangan, karena menurutnya mereka harus tahu dulu motif apa yang dilakukan perampok dengan menyandera banyak orang disana agar mereka tidak salah langkah.

Namun ternyata Belum selesai bernegosiasi pasukan khusus itu langsung menyerang rumah penyekapan, dan itu membuat perampok pun marah dan membunuh salah satu sandera yaitu seorang wanita yang sedang hamil lima bulan.

Rebecca sangat terkejut dengan semua yang dia lihat di video, dia sangat terpukul dan terkejut, dan sejak saat itu karena merasa gagal Rebecca mengundurkan diri dari kepolisian karena tak tega melihat pembunuhan itu.

tetapi kapolsek melarangnya. Di saat bersamaan setelah kejadian tersebut, banyak para pegawai dari pemerintahan seperti, staff Kementerian Perindustrian, Wakil Menteri Keuangan, dan kapolsek diculik oleh penculik bertopeng. Tak lama setelah penculikan itu, sang penculik mencoba melakukan negosiasi dengan kepolisian melalui video call kembali.

Rebecca pun lalu dipanggil kembali untuk melanjutkan tugasnya dalam menghadapi si penculik bertopeng.

Meski masih syok akan pembunuhan yang terjadi pada waktu Lalau, Rebecca berusaha untuk bertanggung jawab akan tugasnya.

Diapun akhirnya memutuskan untuk kembali membujuk sang penculik bertopeng agar mau bernegosiasi lagi dengannya..

Dan akhirnya penculik pun kemudian mau bernegosiasi dengan Rebecca, hingga dia dengan membuka topengnya dan menyebut dirinya adalah Eliezer.

Eliezer mengutarakan tuntutannya seperti, meminta menghadirkan mantan Jendral Adiyasa, Menteri perpajakan bernama pak Dwiki dan Menteri pemberantasan korupsi bernama pak Gatot.

Mendengar semua permintaan Eliezer, Rebecca pun baru menyadari jika Sandra yang Eliezer sekap adalah mantan ajudan jendral Adiyasa, pegawai pajak dan anggota KPK.

Dan perdana menteri.

Rebecca pun menaruh curiga jika sesuatu yang tidak benar terjadi, namun dia tidak mampu mengungkapkan karena dia tidak mau berasumsi terlalu dalam dulu untuk saat ini.

Ada apakah sebenarnya?

Mengapa Eliezer berani menyandera banyak orang setelah satu tahun setengah berada di Jakarta?

Apa yang terjadi sebenarnya? Dimana keluarga barunya?

Simak baik-baik ya guys.

Dan ternyata,

Setelah mereka semua berkumpul di kantor kepolisian.

Jendral Adiyasa yang tidak tahu dan mengenali Eliezer pun bertanya mengapa dia ingin bertemu dengannya?

Sedangkan pak Dwiki dan pak Gatot terkejut saat melihat wajah si penculik yang sangat mereka kenal yaitu Eliezer.

"Ada apa? Apa kalian terkejut melihatku masih hidup?"

Tanya Eliezer pada kedua menteri itu.

keduanya hanya bisa terdiam dengan ekspresi wajah yang cemas dengan keringat kecil yang terus bercucuran.

Eliezer pun mulai bertanya pada jendral Adiyasa,

"Selamat siang jendral? Apakah anda masih ingat dengan saya? Sepertinya anda sangat hebat sekali, karena bisa hidup dengan tenang tanpa rasa bersalah sedikitpun pada jendral Megantara?"

Ucap Eliezer membuka pertanyaan yang membuat hati jendral Adiyasa.

Dalam hati pak Adiyasa dia bertanya siapa pemuda itu? Mengapa dia menyebutkan nama jendral Megantara?

Eliezer pun duduk tepat di hadapan layar dengan tenang, dia mulai coba menceritakan tentang semua yang akan terjadi dan masa lalunya.

"Ya aku, aku adalah Eliezer, anak dari jendral Megantara yang kamu paksa mengakui semua kesalahanmu jika sebenarnya semua adalah milikmu, semua uang dan barang haram itu adalah milik kamu, namun kamu memaksa ayahku untuk mengakui yang bukan kesalahannya agar aku dan ibuku tidak kalian lenyapkan? Benar begitu kan jendral?"

Ujar Eliezer membuka kebenaran yang terjadi.

Semua Pun dibuat terkejut dengan pengakuan sang penculik.

Begitupun dengan jendral Adiyasa, dia sangat terkejut dengan pengakuan sang penculik, diapun coba menepis semua tuduhan Eliezer jika semua salah kebohongan.

"Bohong, bohong, semua itu adalah bohong, dia hanya ingin menjatuhkan aku dengan menjelekan aku tuan?"

Jawab sang jendral yang ketakutan.

"Maaf tuan, apa saya bisa ijin bercerita?".

Tanya Reiner dengan penuh keteguhan dan ketabahan akan masa lalunya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!