Wanita cantik dan sangat cuek itu adalah Olivia dia tidak pernah memuja laki-laki.
Mau setampan apa pun dia tidak pernah perduli bagi nya cukup satu laki-laki yang menjadi suami nya sekarang.
Sayang nya pernikahan nya harus kandas karena semua biaya hidup harus dia yang menanggung nya.
Indra awal menikah sangat baik bahkan dia sangat jujur tapi ketika mempunyai anak pertama perubahan Indra sangat kentara.
"Apa kau ada uang untuk membeli susu aura? Aku belum ada uang masuk lagi."pinta Olivia
"Aku ngga ada uang sama sekali."sahut Indra dan dengan terpaksa Oliv meminjam uang ke adik nya untuk susu anak nya.
Setahun seperti itu membuat Oliv kembali bekerja karena tidak mungkin dia terus meminta ke orang tua dan menunggu bekas kasihan dari teman-teman nya.
Oliv masuk ke kantor lama nya dan di sana dia mulai dari awal lagi.
Awal nya sangat sulit karena dia harus naik kendaraan umum dan harus berangkat jam lima pagi.
"Mas aku minta uang untuk ongkos,kalau aku gajian pasti aku ganti."pinta Oliv karena Oliv melihat ada uang di dompet suami nya.
"Ngga ada uang!! Masih ngga ngerti juga."bentak Indra
Membuat air mata Oliv menetes, dia pun berjalan kaki kedepan untuk menunggu patas.
Dengan perut lapar dan hanya membawa sebotol air mineral saja di tas nya.
Oliv menatap jendela bus dan dia terus saja menangis.
Uang yang dia punya hanya cukup untuk berangkat saja dan untuk pulang entah dia harus bagaimana.
Sampai di kantor, dia langsung ke toilet untuk mencuci muka nya.
Lalu dia masuk keruangan kerja nya dan mulai bekerja dalam keadaan perut lapar.
"Liv mau roti gak? Tawar Mita.
"Iya Mit boleh."sahut Olivia seenggaknya perut nya masih bisa terisi.
Anggi pun menawarkan nasi kotak dan Oliv menyimpan nya untuk makan siang.
Ketika makan siang semua karyawan memilih makan di luar kantor tapi tidak dengan Oliv.
Untuk ongkos pulang saja dia masih bingung harus pinjam ke siapa.
"Oliv ini tadi gue clossing dan ada rejeki sedikit, ambillah."tiba-tiba Mita memberikan satu lembar uang seratus ribu.
Mita memberikan uang karena Oliv sudah membantu nya sampai selesai pekerjaan kemarin.
"Sisa nya nanti gue transfer ke rekening Lo ya!! Karena fee nya belum turun semua."tutur Mita.
"Mita segini saja gue udah terima kasih banget dan dengan uang ini gue bisa pulang kerumah. Makasih ya Mitt."ucap Oliv.
"Jadi Lo dari tadi bingung ngga punya ongkos pulang? Ujar Mita
Olivia hanya menjawab dengan anggukan kepala saja.
"Ya ampun Olivia kan Lo bisa kasbon kali dan dari kemarin juga Bu nurita udah nawarin Lo terus."ujar Mita.
"Jangan Mit, karena gajian gue mau gue beliin hape dan juga baju kerja."jawab Olivia.
"Liv, Lo kok sampe segini nya sih!! Orang tua Lo kan Bukan orang Susah."ungkap Mita.
"Ngga mungkin gue harus minta orang tua terus sedangkan gue ada suami."sahut oliv sambil menghela nafas panjang.
"Iya juga sih dan memang Indra sudah ngga kerja lagi? Tanya Mita
"Kerja hanya saja setiap minta uang ngga pernah ada."sahut Oliv sambil meneteskan air mata nya.
"Sabar ya dan semoga Lo bisa sukses seperti dulu lagi."ujar Mita.
Mita pun pamit karena akan kekantin sedangkan Oliv memilih makan di ruangan saja karena ada nasi kotak dari Anggi.
Jam kerja sudah hampir selesai, rekan kerja Olivia akan ada acara karokean tapi Oliv tidak bisa ikut karena rumah nya cukup jauh.
Oliv memilih pulang kerumah saja karena besok masih harus berangkat kerja dan malah harus lebih pagi lagi.
Hati nya agak tenang karena Mita mentransfer uang ke rekening nya cukup banyak dan dia bisa membeli kemeja kerja.
Karena baju yang Oliv pakai baju lama waktu dia masih bekerja dan sudah tidak layak pakai.
Sampai di rumah sudah jam sembilan malam, dia masuk kedalam suami nya tidak ada.
Suami nya selalu pulang larut malam dengan alasan lembur atau main badminton.
Awalnya Oliv sering mempermasalahkan soal itu tapi lama-lama dia jadi mati rasa.
Setiap kesusahan bukan di bantu tapi malah suami nya menjauh bahkan untuk keperluan anak pun dia tidak mau keluar uang.
Ada rasa ingin membalas semua perlakuan suami nya tapi Oliv masih ingin menjadi istri yang berbakti kepada suami.
Oliv melihat aura anak nya sudah tertidur pulas dan Oliv pun merebahkan tubuhnya yang lelah di samping anaknya lalu dia pun pulas tertidur di samping anaknya.
Pagi nya dia terbangun dan agak kesiangan dengan segera dia mandi lalu berganti pakaian kerja.
"Mah aku titip aura ya? Dan nanti Yani akan datang, maaf aku telat."pamit Oliv ke mama mertua nya.
Mama mertua nya tidak menjawab dan Oliv tahu itu karena jika tidak ada uang pasti mama mertua nya tidak akan mau membantu nya.
Dengan berat hati dia pun meninggalkan aura yang masih tertidur.
Oliv sedikit berlarian karena patas kedua akan segera lewat jika sudah lewat dia akan menunggu lama lagi.
Pas sampai depan pas patas sampai dengan cepat dia naik dan mencari tempat duduk.
Tol sangat macet hari ini yang membuat Oliv gelisah pasti akan terlambat datang.
Hari ini Oliv telat dan benar saja dia mendapat kan teguran dari atasan nya.
Oliv meminta maaf dan tidak akan mengulangi lagi karena baru kali ini dia terlambat datang.
"Lo kenapa telat? Bisik Anggi
"Tol macet total hari ini."sahut Oliv.
"Ya sudah besok usahain jangan sampai telat lagi ya? Ujar anggi
"Pasti besok ngga akan telat deh."timpal Oliv.
Mereka pun memulai pekerjaan nya masing-masing dan siang ini Oliv mendapatkan klien baru.
Hatinya sangat senang sekali bahkan dia selalu tersenyum karena ini pertama kali nya dia bisa clossing.
Klien yang di tunggu pun tidak datang karena dia memiliki pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan.
Tapi Oliv tidak kecewa karena klien tersebut mengirimkan data via email.
Dan juga pembayaran down payment via transfer ke rekening kantor.
Walau jumlah nya tidak banyak tapi Oliv terus saja bersyukur bahkan dia berharap setiap seminggu sekali bisa mendapatkan klien.
Dua hari ini Oliv sangat bahagia, uang di tabungan nya terus saja bertambah dan dia bisa membeli keperluan untuk dia bekerja.
Pertama yang Oliv mau beli adalah ponsel pintar serta laptop.
Karena itu sangat di perlukan untuk bekerja dan Oliv sangat malu karena dia masih memakai ponsel lama yang tidak bisa mengirim chat.
Ponsel nya hanya bisa menerima telpon dan juga SMS.
Oliv berkejaran dengan waktu, dia selalu mencoba datang tanpa harus terlambat.
Oliv melakukan ini karena rasa sakit hati nya kepada suami nya yang selalu bilang bahwa dirinya tidak mempunyai rejeki.
Penampilan Oliv sudah sangat jauh berbeda bahkan lebih cantik walau dia tidak pernah memakai makeup.
"Nah ini baru Oliv yang gue kenal dulu!! Semangat dan selalu rapih."seru anggi.
"Ya nggi ini juga kan berkat kalian juga yang selalu membantu gue."sahut Oliv.
"Gue yakin Lo bisa sukses bahkan bisa bangkit seperti dulu lagi."ujar anggi
"Doain ya karena gue mau buktikan kekeluarga suami gue jika gue mampu berdiri sendiri."seru Oliv.
"Itu sih so pasti dong."anggi menggandeng tangan Oliv untuk segera masuk ke dalam lift.
Di dalam ruangan Oliv sibuk dengan pekerjaan nya bahkan teman-temannya mengajak turun untuk sekedar minum kopi sebentar saja dia ngga mau.
Karena dia ingin cepat selesai dan bisa istirahat tanpa harus di kejar pekerjaan.
Olivia benar-benar membuktikan bahwa dia bisa sukses seperti dulu lagi.
Sikap Indra pun sudah jauh berbeda bahkan sekarang Indra mau mengantarkan Oliv ke depan untuk menyetop patas.
Mertuanya pun sudah baik kembali bahkan sudah mau menyapa Oliv lagi.
"Semua yang berbicara duit."gerutu Oliv.
"Lo kenapa ngomong sendirian."tanya Nurita yang sudah ada di belakang Oliv.
"Ngga apa-apa cuma lagi mikir saja."sahut Oliv sambil tersenyum
"Liv minggu depan kita akan tugas ke Surabaya, Lo siapkan? Tanya Nurita
"Siap dong."jawab Oliv.
"Ya sudah hari Senin kita berangkat ya."setelah memberitahu Oliv, Nurita pun kembali keruangannya.
Bos nya sangat percaya dengan Olivia jika tugas keluar kota.
Karena Oliv ngga pernah mengeluh tapi dia selalu membawa pulang hasil yang sangat baik.
Di rumah ketika sedang makan malam, Olivia coba meminta ijin suami nya.
"Tumben dadakan banget? Ada uang nya ngga? Tanya Indra
"Kan aku baru mas tugas lagi keluar kota jadi belum tahu dapat berapa uang jalan nya."jawab Oliv yang nampak sudah lelah.
"Ya sudahlah kalau begitu kamu siap-siap saja jika mau berangkat satu Minggu."ujar Indra.
Ada rasa kesal dengan suami nya tapi dia bertahan karena anak dan juga orang tua nya.
Oliv benar-benar membuktikan omongan nya karena dia mampu membeli motor dan motor tersebut turun pas di depan rumah mertuanya.
Ada rasa puas ketika adik ipar serta saudara suami nya menjelekan dirinya tapi sekarang mereka harus menjilati ludah mereka sendiri.
Sekarang Oliv seperti orang penting di keluarga suami nya.
Setiap ada acara apapun pasti Oliv yang di utamakan walau Oliv sudah ngga perduli dan memilih menghindari mereka tapi tetap saja jika mereka mengiba, Oliv tidak tega dan akan membantu nya.
Hasil kerja yang sangat puas ketika dua hari sebelum berangkat ke Surabaya.
"Selamat ya nek?? Akhirnya Lo closing gede, cucok eims."ucap bos nya oliv.
"Ya ampun bos, doa gue terkabul lagi saja."tidak ada hentinya Oliv mengucap syukur.
"Wuih jadi nih, mobil turun."ledek Febi.
"Gue ngga mau tahu!! Makan-makan."protes Andika.
"Ya ya gue akan traktir kalian semua!? Tenang saja."sahut Olivia.
Oliv pun di angkat menjadi leader, otomatis gaji nya pun naik.
Semakin giat lagi dia bekerja bahkan impian nya satu persatu di wujudkan.
Oliv lebih banyak diam dan jarang membicarakan soal pekerjaan nya.
"Jadi ke Surabaya? Tanya Indra
"Jadi mas dan aku minta tolong nanti aura di ajak jalan-jalan ya mas."pinta oliv
"Memang ada uang nya."ujar Indra.
"Ada mas dan tolong bawa ke water park saja mas."pinta oliv
"Ya udah tinggalkan uang saja dan juga lebih kan untuk keperluan yang lainnya."Indra berkata seperti itu langsung berdiri meninggalkan istrinya.
Demi anaknya apa pun akan Oliv berikan tanpa ada hitungan lagi.
Dia bekerja keras untuk menutupi dari keluarga nya jika Indra masih memberikan nafkah.
"Oliv apa bisa nanti ibu di bantu untuk setoran? Nanti akan ibu ganti."pinta ibu mertua nya.
"Iya Bu, berapa? Tanya Oliv
"Kalau ada empat juta ya."sahut mertua nya.
Oliv pun langsung mentransfer ke rekening mertua nya sebesar angka yang di minta mertua nya itu.
Sebenarnya sudah enggan dia membantu keluarga suami nya.
Tapi bisa apa ketika orang memohon kepada nya pasti Oliv akan luluh.
Adik ipar nya pun datang malam-malam hanya untuk meminjam uang.
Jika Oliv ingat ketika dia memohon meminjam untuk beli susu saja, yang ada di dapat hinaan.
"Berapa? Dan jangan telat ya!! Karena aku juga ada keperluan."tutur Oliv.
"Iya kak secepatnya di kembalikan, kalau ada dua juta kak."sahut adik ipar nya awan nama nya.
Oliv memberikan uang tersebut dalam bentuk cash karena kebetulan ada uang cash untuk gaji Yani sebenarnya.
Hanya helaan nafas saja yang dia rasakan, semua yang bicara uang bukan ketulusan.
Pagi nya Oliv sudah bersiap-siap akan segera berangkat kerja.
Hari ini dia mencoba naik kereta karena sudah mulai beroperasi.
Ongkosnya lebih murah serta lebih dekat jika dia turun dari stasiun.
"Lah tumben lo udah nongol jam segini."sapa Mita
"Iya gue naik kereta dan ternyata waktu nya lebih cepat."sahut Oliv
"Ngopi yuk."ajak Nurita.
"Abis briefing pagi saja baru kita ngopi."sahut Oliv.
Sambil menunggu breifing pagi, Oliv mengajar kan anak-anak marketing baru yang masih belum paham.
Kesabaran serta tanggung jawab nya itu lah yang membuat teman-temannya nyaman dengan nya.
Seusai breifing ternyata si bos mengajak meeting untuk kelanjutan berangkat ke Surabaya.
"Kita berangkat hari Minggu sore bukan Senin ya."atur si bos.
"Jadi dokumen harus di selesaikan hari ini dong."sahut Nurita.
"Ya iyalah kan sekarang Jumat."cebik si bos
"Lo udah siap kan."tiba-tiba si bos bertanya ke Oliv karena Oliv sekarang sudah mempunyai anak beda waktu dulu dia masih bisa kesana kesini bebas.
"Siap bos Mau berangkat kapan pun,ready ."sahut Oliv santai
Karena di otaknya sekarang yang ada uang dan uang, karena hanya uang yang membuat keluarga suami nya menghargai dirinya.
"Gue langsung balik ya!! Sampai ketemu di hari Minggu sore."seru Oliv
"Si kucrut main pulang saja, ini urusan gue bagaimana Oneng."teriak Dika.
"Nanti saja pas pulang dari Surabaya."teriak Oliv
Oliv langsung naik ojeg menuju stasiun yang terdekat dari kantornya.
Walau pun harus berjuang naik kereta tapi dia menyukai nya.
Di kereta dia mempunyai teman baru bahkan mereka membuat grup gerbong dua.
"Liv nanti transit di jalur dua ada kereta itu langsung dari Dipo."isi pesan Yeni teman kereta nya.
"Oke mba dan ini aku bareng ci Ida."balasan pesan Oliv.
Mereka saling memberitahu jika kereta terlambat bahkan mereka sering makan bersama.
Hari ini Oliv berangkat ke luar kota seperti biasa dia selalu menitipkan uang untuk keperluan anaknya.
"Berapa hari kau pergi? Tanya Indra
"Paling lama satu Mingguan dan kalau sudah selesai bisa lebih cepat lagi."jawab Oliv
"Ya sudah kalau begitu hati-hati."sahut Indra
Ada rasa kesal ketika suami nya semakin hari semakin beda.
Jika Oliv tidak mempunyai uang apa mertua dan ipar nya akan baik seperti sekarang?
Itu yang selalu Oliv tanya kan karena ketika dia sudah mulai bangkit baru lah keluarga mertua nya baik kembali.
Oliv pun berangkat dan seperti biasa janjian di stasiun besar.
Sampai di stasiun besar, Oliv mendorong kopernya dan mencari Nurita serta bos nya yang sudah menunggu dirinya.
"Maaf gue telat, karena tadi kereta listrik ketahan lama pas masuk transit."terang Oliv
"Ngga apa-apa yang penting kita ngga ketinggalan kereta api nya."sahut bos nya oliv
"Ya udah yuk? Kita masuk dan cek in tiket."ajak Nurita.
Oliv, bos nya dan Frans satu tim oliv pun mengikuti Nurita masuk ke dalam stasiun.
"Eh bentar gue beli kopi dulu."pinta si bos.
Oliv dan yang lain nya menunggu si bos membeli kopi dan ternyata dia membeli lima cup kopi dan masih ingat dengan selera kita.
"Ini kopi kalian, ambil sendiri."pak bos menyodorkan kopi tersebut.
"Satu lagi untuk siapa? Tanya Frans
"Itu si agung mau ikut juga."terang si bos.
"Aih jadi rame nih."ujar Oliv
"Pasti rame lah sama mulut dia nanti nya."timpal Nurita.
Agung adalah salah satu bos kita juga, hanya saja dia jarang kekantor lebih banyak mengurus usaha yang lain nya.
Tapi jika keluar kota dia pasti akan menyempatkan untuk ikut, semua biaya perjalanan akan di tanggung pak agung.
Kami sambil menunggu pun meminum kopi yang di belikan si bos.
Yang di tunggu pun datang dengan ocehan khas nya.
"Kesel deh itu driver udah gue kasih tau jalan pintas, malah rempong lewat yang macet."oceh pak agung
"Ya udah sih yang penting Lo kan sampe juga di sini."sahut si bos.
"Bukan gitu Wan, kan maksud gue baik!! Arahin jalan biar cepet sampai."gerutu pak agung.
"Udah deh nanti lagi bahas nya, itu kereta sudah mau sampai."seru Nurita.
Berhentilah ocehan pak agung lalu kita semua naik eskalator ke lantai atas.
Karena kereta api ada di atas, sebelum nya kami cek in terlebih dahulu.
Tak hentinya tawa kita berlima karena ada saja kelakuan si bos dan pak agung yang bikin kita lupa akan masalah kita di rumah.
"Lo kerja lagi? Udah miskin pasti di telantarin sama laki Lo ya? Ledek pak agung
"Hahahaaha wah tahu saja sih."aku membetulkan pertanyaan pak agung.
"Gue bilang juga apa!! Jangan berhenti karena keliatan aura muka mertua Lo itu."terang pak agung.
"Semoga pada dapat hidayah ya pak."ucap ku
"Itu cuma ada di sinetron bukan di kehidupan nyata Malih."seru pak agung.
"Nah harus gimana dah? Buat lanjutkan hidup dan mempertahankan rumah tangga gue? Tanya ku
"Lo liat ya? Jika Lo ngga terlalu terbuka soal uang nih!! Apa suami Lo akan tetap baik atau akan semakin parah lagi.karena ngga mungkin Lo jalanin rumah tangga yang seperti ini, yang ada juga Lo mati berdiri alias tekanan bathin nek."terang pak agung.
Apa perkataan pak agung memang ada benarnya dan aku ngga selamanya akan terus menuruti semua permintaan mereka.
Sedangkan Indra saja tidak pernah memberikan ku nafkah.
Sejenak aku terdiam dan sedikit berpikir tentang ucapan pak agung.
"Mungkin di luar sana ada jodoh Lo,na!! Yang udah ready lagi."ledek pak bos.
"Ya gila saja kalau gue langsung kawin lagi sih bos."gerutu ku
"Iya bahagiain anak Lo dulu baru mikir kawin lagi."celetuk Frans
"Nah cerai saja belum, udah mikir kesitu."ucap ku sambil menepuk jidat ku
"Ngomong-ngomong sampe di lokasi kalian langsung kerja apa mau leha-leha dahulu.? Tanya pak agung.
"Kayak nya pagi deh kita langsung kerja nya karena kita saja sampai nya malam."sahut Rita.
"Iya juga sih, kita nanti cari makanan enak ya."ujar pak agung.
Kami hanya menjawab dengan iya saja karena itu lah pak agung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!