NovelToon NovelToon

ANAK TERBUANG DAN CEO DINGIN

1.TUHAN TAK ADIL DENGANKU

Senja itu langit hitam kelam telah tercatat lagi satu tragedi.

Plack...plack....plack..

Tiga kali tamparan dan pukulan mengenai wajah cantik Gisel.

Tangisan dan kesakit yang dirasakanya saat itu seakan membelah keheningan malam.

Lolongan Anjing malam seoleh-olah ikut bergembira menikmati penderitaan gadis kecil itu.

"Dasar anak pembawa sial! tega-teganya kamu berbuat seperti itu kepada Mamamu," Hambali begitu marah pada anak kandungnya sendiri seakan-akan ingin memakanya hidup-hidup.

"Tolong pa, maafkan Gisel. Gisel benar- benar tidak sengaja." ucap Gisel memohon sambil memeluk kaki ayahnya dengan kuat agar mendapat pengampunan darinya.

Tapi naas, maaf baginya sudah tidak ada lagi. Rasa cinta Papanya yang dulu, kini berganti dengan kebencian yang begitu mendalam.

"Maaf katamu Ah! setelah apa yang kamu perbuat kepada wanita yang selama ini merawat dan membesarkanmu?" Hambali yang masih dengan suara tinggi membentak Gisel.

Hambali menarik tubuh Gisel agar dia berdiri, tapi dengan sekuat tenaga pula Gisel memegangi kaki papanya itu.

"Lepaskan kataku !" gertak Hambali sambil menendang-nendangkan kakinya ke arah tubuh Gisel yang saat itu sedang tertunduk memegangi kakinya.

"Tolonglah pa! maafkan Aku. Aku relah melakukan apa saja asalkan papa mau memaafkanku .." Gisel yang kini berlinang air mata.

Tina yang sedang duduk diatas kursi roda, sementara Dewi yang berdiri di belakangnya tersenyum kemenangan melihat penyiksaan itu.

"Akhirnya, pengorbadanku kali ini berhasil dengan baik, walau harus mengorbankan salah satu kakiku ini." Tina sambil tersenyum menyaksikan penyiksaan itu.

Tina sengaja menjatuhkan tubuhnya dari lantai dua, saat Gisel sedang mengepel lantai.

Seolah-oleh Gisellah yang menyebabkan semuanya itu terjadi. Kemudian Tina menyuruh Dewi menelpon Hambali dan mengatakan kalau Tina terjatuh karena keteledoran Gisel.

Sontan membuat Hambali saat itu membatalkan rapat pentingnya untuk kembali ke rumah.

Bukan baru kali ini Tina melakukan fitnah terhadap Gisel. Tina bahkan relah melukai tubuhnya sendiri untuk mendapatkan belas kasihan dari Hambali seolah-olah Gisel yang sengaja melakukan semua itu.

"Ternyata Mama memang sengaja melakukan itu untuk memancing kemarahan papa, good job mama " gumam Dewi dalam hati .

Gisel adalah anak kandung dari Hambali. Pada umur tiga tahun Ibu Gisel meninggal karna kenker rahim.

Beberapa bulan kemudian, Hambali menikah dengan Tina yang tak lain adalah sekertarisnya sendiri.

Hanya hitungan beberapa bulan saja mereka menikah, Tina sudah melahirkan anak perempuan yang mereka beri nama Dewi.

Karena Gisel tidak mau melapaskan pelukan dari kakinya, Hambali begitu marah. Rambut Gisel yang panjang ditarik dengan kasar hingga Gisel meringis. Relah tidak relah Gisel terpaksa melepaskan peganganya dari kaki Hambali.

"Papa sakit ....! ." Gisel sambil merintih kesakitan. Air mata gadis belia itu sudah membasahi lantai.

Hambali tidak peduli dengan tangisan dan rintihan Gisel.

Mungkin hati nuraninya sebagai seorang Ayah sudah mati.

Hambali menarik rambut gisel dengan keras dan menyeretnya dari atas lantai.

"Ibu tolong ....!," Gisel memohon kepada Tina agar Hambali mau melepaskanya.

"Ham, lepaskanlah Gisel sayang!," Tina memohon pada Hambali dengan nada lembut tapi dipenuh tipu daya.

"Lihatlah Ibu, betapa sayangnya dia kepadamu!

walau kamu telah menyakitinya bahkan hampir membunuhnya tapi, dia tetap membelamu. Gisel, entah jenis manusia apa sebenarnya kamu ini?" bentak Hambali tepat di daun telinga Gisel.

Bukan cuma bibir dan hidungnya saja yang berdara saat itu, Tapi pori-pori kepalanya pun sudah mengeluarkan cairan merah bercampur keringat.

Helai demi halai rambit panjang Gisel berserakan di atas lantai akibat jambakan dari Hambali.

"Dewi, bawa kemari tas wanita pembawa sial ini." perintah Hambali kepada Dewi yang saat itu sedang tersenyum dalam hati melihat penderitaan Gisel.

Dewi dengan senang hati melakukan perintah papanya. Dengan berlari kecil Dewi mengambil tas milik Gisel yang sejak tadi sudah Dewi persiapkan atas perintah Tina. Tina sangat yakin, usahanya kali ini mengusir anak tirinya dari rumah bakalan berhasil.

"Ini pa ...! " ucap Dewi sambil menyerahkan tas berisi pakaian kearah Hambali.

"Katamu mau melakukan apa saja bukan?ucap Hambali memandang sinis kearah Gisel.

"Iya pa' Aku berjanji " ucap Gisel penuh harap agar masih bisa diizinkan tinggal di rumah yang penuh kenangan bersama ibunya dulu.

"Keluar dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi " Hambali dengan membentaki Gisel sembari melemparkan tas miliknya kearah tubuh gadis belia itu.

Hambali kemudian mengambil pisau yang ada diatas meja yang biasa di pakai keluarga itu untuk mengupas buah.

*C**ERCK*...

Hambali mengiris pergelangan tanganya. Seketika darah segar menetes diatas tegel membentuk bola-bola kecil diatas sana.

"Darah ini adalah bukti bahwa mulai sekarang, Aku haramkan kamu menyebutku Papa, dan Aku haramkan diriku memanggilmu anak. Aku bukan Papamu lagi dan kamu bukan anakku lagi " Hambali dengan suara lantang memperjelas ucapanya dan memutuskan pertalian darah antara dirinya dan Gisel.

"Pergilah dari sini! dan jagan perna kembali walau apapun yang terjadi " Hambali yang sudah tersulut emosinya kepada Gisel.

Gisel bagai di sambar petir disiang bolong mendengar ucapan Papanya.

Dua puluh tahun bersama, hanya hitungan menit saja Papanya memutuskan sepihak hubungan darah antara mereka.

Gisel mencoba berdiri. Kakinya rapuh, jiwanya hancur. Ucapan Papanya benar-benar merajam jantungnya.

"Baiklah Tuan, walaupun berat hati Aku akan terimah ini. Aku tidak akan memanggil Anda lagi dengan sebutan itu lagi, karna sudah haram bagiku. Untuk itu, aku permisi " ucap Gisel sembari menunduk mengambil tas dan berputar arah menuju ke arah pintu keluar rumah itu.

Senyum ke menangan kini terpancar indah di bibir Tina dan Dewi" akhirnya" gumam mereka berdua.

JANGAN LUPA UNTUK MAMPIR DI CHANNEL YOUTUBE SAYA, CERITA DEWASA HUBUNGAN TERLARANG DENGAN PAMAN RUDY"

👉bagi like, coment ,vote dan rate bintang limanya ya ..trimah kasih.

2 .MENGADU KE IBU.

Gisel melangkahkan kakinya menuju sebuah pemakaman umum. Dengan langkah tertatih, Gisel memasuki area pemakaman tersebut .

Derasnya hujan dan kencangnya angin di malam itu sudah tidak dia pedulikan lagi.

Gisel hanya ingin mengaduh pada pusara ibunya.

Gisel duduk di samping makan Ibunya, kuburan tua yang sudah tidak terawat.

"Apa kabar Bu!. Apa Ibu baik-baik saja di alam sana?. Aku selalu mendoakan Ibu tiap waktu. Semoga ibu mendapatkan tempat yang layak di sisiNYA...Aamiin,"

Air mata Gisel tidak hentinya mengalir. Walau terkadang Gisel ingin mecegah to, air itu terus saja menetes bak rintik hujan yang membasahi bumi.

"Ibu malam ini Aku terpaksa mengingkari janjiKu untuk tetap menjaga rumah peninggalan Ibu dan tetap berada di samping Papa sampai maut menjemput ...

"Papa mengusirKu Bu, memutuskan hubungan darah denganKu, dan mengharamkanku memanggilnya Papa ..

"Ibu ...sebesar itukah bencinya kepadaKu

sehingga dia tegah mengusirKu?. Bagaikan, Aku ini bukan darah dagingnya," Gisel menagis di depan makam ibunya.

Gisel mengeluarkan semua unek-unek dalam hati diatas pusara ibunya. Kenangan- kenangan bahagia bersama kedua orang tuanya masih tampak di ingatan bagai sebuah film yang setiap saat bisa dia putar kembali.

Setelah puas mengaduh dan menangis, Gisel bangkit dari tempat duduknya.

"Ibu Gisel pamit ya!. Bila ada waktu, Gisel akan kembali melihat Ibu, Ibu tenanglah di sana!. Ibu tidak usah khwatir tentang Gisel, Gisel kuat kok menghadapi semua ini.

Gisel sayang Ibu ...bye Ibu" Gisel mengusap kepala batu nizan Ibunya yang sudah mulai di tumbuhi lumut.

Tidak lama kemudian Gisel keluar dari pemakan itu.

Dinginya malam dan lolongan anjing sudah tidak pedulikanya lagi. Sakit dan kesedihan dalam hati mengalahkan segalanya.

"Aku harus cari tempat tinggal untuk sementara waktu dan cari kerja untuk melanjutkan hidup,".

Gisel terus melangkah membelah heningnya malam hingga berhenti di sebuah rumah bersusun yang di depan pagar bertuliskan" KOS KHUSUS CEWEK"

Gisel membuka tas kecilnya dan mendapati beberapa uang merah di dalam sana hasil simpananya selama ini.

"Semoga masih ada kamar kosong " ucapnya sambil melangkah masuk.

Gisel melangkah menuju ke arah rumah besar yang terpisah dengan rumah bersusun tadi.

"Pasti ini rumah pemilik kosnya,

semoga saja penghuninya belum tertidur,"

Dengan mengumpulkan ke beraninya, Gisel mengetuk pintu rumah besar tersebut.

Tock..tock..tock..

Assalamu alaikum!. Permisi...!" ucap Gisel mengetuk daun pintu sembari mengucap salam.

Tak lama kemudian pintu rumah itu pun terbuka.

"Wa'alai'kum salam, ada bisa saya bantu?" ucap seorang wanita parubaya yang memiliki ukuran badan yang lumayan subur sembari memandangi sekujur tubuh Gisel yang saat itu terlihat acak-acakan.

"Iya Bu, Saya Gisel, Saya mau ngontrak, apa masih ada kamar kosong?," tanya Gisel sembari meletakkan tasnya diatas lantai.

"Oh ade Gisel, cari ngontrak ya? kenapa tidak bilang dari tadi, kan enak dengarnya.

Ibu kira tadi, Kau mau minta sumbangan," balas Ibu Nita sang pemilik kos sembari tersenyum sumrigai.

"Iya Bu! kalau boleh tau perbulanyan berapa ya?," tanya Gisel lagi.

"Murah aja kok dek! hanya 400.000 ribuh. Ada kamar mandi, dapur dan juga kamar tidur,".

"Boleh Ibu tinjukkan tempatnya?," balas Gisel.

"Boleh, dengan senang hati. Ayo biar ibu tunjukin" balas Ibu Nita lalu menutup daun pintu rumah dan melangkah ke arah rumah bersusun yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berdiri kala itu.

Tidak lama kemudian, keduanya pun sepakat. Gisel memantapkan hatinya untuk tinggal sementara waktu di tempat itu.

Gisel segera membersihkan dan menata kembali isi kamar tersebut .

Hanya butuh waktu 10 menit saja kini, kamar itu sudah terlihat bersih dan rapi serta siap untuk dihuni.

"Ah capek...! Baiknya aku mandi dulu "

Gisel sambil mengambil pakaian ganti dan melangkah kearah kamar mandi.

Tidak Perlu waktu lama, Kini

Gisel keluar dari bilik kamar mandi dengan berpakaian lengkap serta

rambutnya dibiarkan terurai begitu saja, hingga menambah kecantikan gadis belia itu.

Mungkin efek sedih dan pukulan yang di layangkan Ayahnya membuat sekujur tubuhnya terasa remuk .

Gisel membaringkan tubuhnya diatas pembaringan tapi matanya masih terbuka.

pukulan dan perkataan kasar Ayahnya masih tergiang jelas di telinganya.

"Anak tak tahu diri, pergi kamu dari sini,".

"Gisel kamu harus kuat, Kamu pasti bisa melewati ini semua. Yakinlah pelangi akan muncul setelah hujan dan badai berlalu,".

Gisel menutup mata dan mencoba melupakan semua kejadian yang menimpahnya hingga tidak terasa, deru nafasnya mulai teratur dan masuk kedalam alam mimpi.

👉tetap beri like , vote ,coment dan rate bintang 5 ya ..trimah kasih.

3.TEMAN BARU

Kokok ayam jantan dan kicauan burung menandakan pagi sudah tiba. Gerakan-gerekan kecil di tubuh Gisel mulai terlihat.

"Umm......" ternyata dah pagi.." gumamnya.

Gisel melenturkan otot-ototnya sebelum dia bergegas ke kamar mandi untuk membersikan diri.

Ada sekitar 20 menit Gisel di dalam kamar kecil itu hingga, dia keluar dari dalam sana sembari memegangi perutnya.

"Aku sangat lapar, sejak kemarin Aku belum mengisi perutku dengan makanan dan juga minuman,"

Gisel berjalan mengambil tas kecilnya dan beranjak keluar dari kamar untuk membeli makanan.

Gisel membuka pintu kamar dan tidak lupa menguncinya kembali.

Gisel mumutar balik tubuhnya tapi, belum juga dia berjalan, seorang gadis seumuranya menyapanya dengan lembut.

"Pagi Nona cantik mau kemana ? kenalin Aku Melly," gadis itu menyodorkan tangan kanannya kepada Gisel.

" Pagi juga cantik, Aku Gisel," balas Gisel membalas menyodorkan tangan kanan diiringi senyuman indah dari bibirnya .

"Mau kemana nich?. Pagi-pagi gini udah rapi kayak mau kondangan saja " Melly dengan nada basa-basi .

"Aku mau cari makan. BDW, apa kamu tahu dimana tempat yang cocok untuk mengisi perut yang harga murah dan enak di sekitaran sini?," tanya Gisel kepada Melly .

"Pas bangat ayo ikut," Melly menarik pergelangan tangan Gisel keluar dari halaman kos-kosan itu.

Keduanya pun melangkah menuju ke sebuah warung makanan yang terletak di pinggir jalan .

Tidak butuh waktu yang lama, kini mereka tiba di sebuah warung milik mba Surti, warung makanan yang bisa dibilang sangat sederhana berdiri di pinggir jalan poros .

Suasana warung saat itu tidak begitu ramai, hanya ada satu dua orang saja yang sedang menikmati makanan pagi dan mengobrol sambil menyeruput kopi.

"Mba soto ayam dua ditambah dua piring nasi berukuran jumbo!. Sel kamu mau pesan apa?," tanya Melly sambil mempersilahkan Gisel untuk duduk.

"Sel kau penghuni baru ya di kosan bu Nita?," tanya Melly saat keduanya sudah duduk.

"Iya, tadi malam Aku masuk. Kamu sendiri udah lama ngekos disana ?" Gisel memberi pertanyaan balik ke Melly .

"Ya lumayan shi, kira-kira dua bulan yang lalu," balas Melly lagi

" Oh ......." Gisel mengangguk kecil.

Tidak lama kemudian pesanan mereka pun sudah tiba. Dua porsi soto ayam di tambah dua piring berisi nasi setinggi gunung di letakkan mba Surti di hadapan mereka .

"Silahkan non Melly," mba Surti tersenyum kepada Gisel .

"Makasih mba " balas Gisel dan Melly bersamaan .

Setelah mba Surti pergi, kedua pun menyantap makan yang sudah tersedia diatas meja dengan lahap.

Sakin laparnya, Gisel terburu-buru menyantap makanan yang ada di depannya hingga membuat dirinya tersedak.

"Pelan-pelan dong Sel, tak ada yang akan merampas makananmu itu," ucap Melly sambil menyodorkan segelas air pada Gisel .

Gisel hanya tersipu malu dan melanjutkan kembali makanya .

Setelah menyelesaikan pembayaran, mereka berdua kembali ke kos, dalam perjalanan Melly tak henti-hentinya berceloteh kepada Gisel.

Gisel menjadi pendengar yang baik dan sesekali cengegesan mendegar cerita konyol Melly .

Sesampainya di kos, Melly mengajak Gisel ke kamarnya soalnya dia boson sendiri disana.

"Ayo masuk jangan malu-malu, anggap saja kamarmu sendiri tapi jangan di jual entar yang punya kos marah loh," ucap Melly sembari membuka daun pintu.

" Trima kasih,"

Kedua duduk di atas lantai karna di sana cuma ada satu kursi yang di letakkan Melly di depan lemari riasnya .

"Kau dari kampung ya Sel? " ucap Melly sambil meletakkan toples berisi cemilan di depan Gisel.

Gisel hanya mengangguk, Dia tidak ingin Melly mengetahui latar belakangnya .

"Mell kau kerja dimana? " tanya Gisel sembari menatap ke arah Melly .

"Saya kerja sebagai clenning service di MALL dekat dari sini ! emang kenapa ?" balas Melly balik .

"Mell, ada lowongan kerja buat Aku tidak?,"

"Kayaknya Shi ada! soalnya kemarin salah satu dari grup kami berhenti dan pulang ke kampung untuk menikah" ujar Melly sambil membuka penutup toples .

"Kalau begitu Aku boleh daftar gak?," Gisel dengan tatapan sangat serius kearah Melly.

"Baiklah! besok Kamu ikut denganku saja, Aku akan memperkenalkan Kamu pada ibu kepala bagian clenning service dan kuharap Kamu di terima "

"Makasih Mell, kamu sungguh baik," Gisel memegang kedua tangan Melly dengan kedua bola mata berkaca-kaca.

👉 hay kawan kawan raiders mohon dukungannya ya like , coment , vote , favorite dan rate bintang lima ya ...makasih .👈

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!