...Chapter 00. Transmigrasi...
Di sekolah yang berada di kota metropolis terlihat seorang pemuda yang sedang duduk di bangku paling belakang dan melamun melihat ke langit.
Dalam benak nya, dia merasa bosan dengan keseharian hidupnya yang kurang menyenangkan bahkan dia sangat bermimpi untuk pergi ke dunia lain untuk merubah takdirnya.
Nama pemuda itu, Rudi Saputra, 15 tahun dan belum memiliki pacar.
Dan, tanpa disadari permintaan Rudi terpenuhi.
Kejadian itu, diawali sewaktu jam pulang sekolah.
Ding! Dong! Ding! Dong!
Suara bel pulang pun berbunyi dan semua murid di kelas merapihkan barang-barang nya.
"Baiklah, semua nya hati-hati dijalan dan sampai bertemu besok!" ucap Bu guru seraya merapihkan buku-buku nya.
Setelah itu, Bu guru pun berjalan keluar dari kelas dan sesaat Bu guru menutup pintu sebuah cahaya terang menyelimuti seluruh ruangan hingga membuat pandangan Rudi tertutup sepenuhnya namun, dia menduga sesuatu dan tersenyum senang.
"Akhir nya tiba!" gumam Rudi yang berada didalam cahaya.
...***...
Tak lama kemudian, cahaya terang itu menjadi gelap dan Rudi pun mendengar suara gemuruh.
Hal itu pun membuat nya membuka mata dan terlihatlah ruangan besar yang tidak dia ketahui.
"Dimana ini? Mungkin kah, aku sudah di dunia lain!" batin analisa Rudi seraya melihat sekeliling nya.
Rudi pun melihat bahwa dirinya sedang berada di ruang aula besar dengan gaya Eropa abad pertengahan dan beberapa prajurit berzirah lengkap berbaris mengelilingi ruangan. Lalu, dia pun mengambil kesimpulan.
"Seperti nya aku memang di dunia lain," ucap batin Rudi dengan senyuman kecil.
Selain suasana kerajaan abad pertengahan, Rudi juga melihat bahwasanya dirinya tidak sendiri melainkan 20 rekan sekelasnya juga ikut bersama Rudi.
Sesaat kemudian, pria paruh baya yang mengenakan jubah hitam angkat bicara.
"Selamat datang, wahai para pahlawan. Terima sudah memenuhi panggilan kami ke dunia ini."
Mendengar itu, teman sekelas Rudi sontak bingung dan panik.
"Apa maksud nya? Kami tidak mengerti," ucap pemuda tinggi dan tampan. Dia bernama Rendy.
Sesaat kemudian, wanita cantik berambut pirang panjang dengan mahkota kecil yang berada di samping pria paruh baya menyambung ucapan pria berjubah.
"Petapa, biarkan aku yang menjelaskan kepada mereka semua."
"Baik, Yang mulia Ratu."
Saat melihat wanita berambut pirang itu hanya ada satu kata yang terlontar oleh Rudi yakni;
"Cantik."
Setelah itu, pria paruh baya mundur beberapa langkah dan wanita berambut pirang menghadap kami semua.
"Salam kenal, aku Rachel Von Alexandria. Ratu dari kerajaan Alexandria ini. Mungkin kalian bingung. Namun, tidak perlu khawatir karena saat ini kalian berada di sebuah dunia yang bernama Phantasia. Sebuah dunia pedang dan sihir yang memiliki berbagai ras didalam nya seperti manusia, Iblis, left, Beast, Dwarft dan sebagainya termasuk monster."
Mendengar itu, Rudi dan teman-teman sekelas saling bertukar pandang hingga akhir nya mereka menundukkan kepala untuk menghormati sosok ratu yang berdiri dihadapan mereka.
Melihat sikap Rudi dan rekan sekelasnya, Ratu itu pun tersenyum kecil dan melanjutkan ucapannya.
"Mungkin kalian bingung, kenapa kalian berada disini? Itu karena aku telah memanggil kalian dan ingin meminta bantuan kepada kalian untuk mengalahkan Raja Iblis."
Ucapan Ratu itu membuat mereka saling bertukar pandang kembali dan sosok gadis berambut pendek itu pun mempertanyakan nya, Dia bernama Dina.
"Kami hanya manusia biasa. Bagaimana mungkin bisa mengalahkan raja Iblis?"
Lalu, beberapa murid yang lain menyambung nya.
"Benar."
"Pulangkan kami."
"Iya, kembali kan kami!"
....
Beberapa murid pun terus mengeluh ingin kembali hingga membuat sang Ratu marah.
"Diam kalian semua! Pilihan kalian hanya lah dua, Mati atau menuruti ku!"
Mendengar amarah dari sang Ratu, prajurit berzirah sontak menghunuskan tombak nya kearah mereka yang mana membuat mereka ketakutan.
Melihat itu, pria berjubah sontak menenangkan sang Ratu.
"Yang mulia, tenanglah! Mereka adalah tamu kehormatan dan pahlawan kita!"
Lalu, sang ratu pun menghela nafas panjang. "Baiklah, mohon maafkan aku!" ucap Ratu seraya memberikan kode untuk menurunkan senjata kepada para prajurit nya.
Rendy yang memahami situasi itu, dia sontak menundukkan kepala dan meminta maaf.
Disisi lain, Rudi dan murid lain nya pun terdiam dan merubah sikap untuk lebih menghormati sang Ratu.
"Yang mulia, kami mohon ampun! Silahkan penjelasan yang mulia!" pinta Rendy yang menundukkan kepalanya.
Lalu, pria gemuk mengacungkan tangan dan bertanya, dia bernama Haikal.
"Yang mulia, bolehkah aku bertanya?"
"Silahkan!"
"Lalu, bagaimana kah cara kami untuk mengalahkan raja Iblis?"
"Kalian semua yang telah terpanggil ke dunia ini akan mendapatkan karunia Skill Job dan beberapa kemampuan nya. Kalian bisa membuka layar status dan melihat kemampuan kalian dengan merapalkan, buka Status."
Mendengar ucapan sang Ratu, Rudi pun sontak mengikuti arahan nya.
"Buka Status."
Sesaat kemudian, sebuah layar udara muncul dihadapan nya yang diawali dengan suara pemberitahuan.
Ding!
[Status:
Nama: Rudi Saputra.
Ras: Manusia.
Usia: 15 tahun.
Level: 1 (0/2)
Job: Tidak ada.
Strength: 5 / Agility: 5
Vitallity: 6 / Magic: 1.
Other Skill: Human Language / Item Box / Status. ]
Melihat itu, Rudi pun sedikit heran lantaran tidak ada job di status nya.
"Bukan kah menurut Ratu setiap dari kami akan mendapatkan Skill Job?" batin Rudi.
Setelah keadaan tenang, Dina mengangkat tangan nya.
"Maaf, saya tidak sopan. Tapi, saya sangat penasaran, apakah kami bisa pulang kembali ke bumi? Dan ini akan menjadi motivasi kami untuk berjuang."
"Untuk saat ini kami tidak bisa mengirim kalian kembali karena untuk mengirim kan kami harus mengunakan philosopher stone dan kerajaan sudah tidak memiliki nya," jawab Ratu.
"Jadi, kami tidak akan pernah bisa kembali ke Bumi?" sambung tanya Dina.
"Kalian bisa kembali ke bumi karena menurut informasi yang kami dapatkan bahwa Raja Iblis memiliki Philosopher stone maka dari itu, kalian harus mengalah nya agar bisa kembali ke Bumi," jawab sang Ratu.
Mendengar itu, teman-teman sekelas Rudi merasa sedikit berputus asa.
Sesaat kemudian, pria paruh baya yang mengenakan jubah. Dia pun mengambil cermin besar dan berdiri disamping sang Ratu.
"Baiklah, sekarang. Saya akan memeriksa kemampuan kalian."
Setelah itu, Rudi dan lainnya pun diperiksa oleh pria paruh baya yang mengenakan jubah yang mana teman-teman sekelas ku mendapatkan kemampuan Job mereka seperti penyembuh, penyihir, pendekar pedang, penjinak dan sebagainya.
Sampai tibalah giliran Rudi yang mana pria paruh baya terkejut saat melihat status nya dan dia sontak melaporkan hal itu kepada Ratu.
"Yang mulia, pemuda ini sangat aneh."
"Ada apa?" tanya Sang Ratu.
"Pemuda ini sama sekali tidak memiliki Job dan kemampuan skill juga biasa nya."
Mendengar itu, sang Ratu sontak terkejut. "Apa?! Bagaimana bisa?"
Selain Ratu, semua teman-teman sekelas sontak melihat Rudi. Ada yang menatap heran, ada juga yang menganggap remeh.
"Sekali tidak berguna tetap saja tidak berguna baik dunia ini ataupun Bumi," gumam remeh salah satu teman sekelas Rudi yang bernama Jack.
Komentar itu pun membuat beberapa teman sekelas tersenyum kecil tapi tidak dengan Dina dan Rendy. Mereka pun merasa iba terhadap Rudi.
Meski begitu, Rudi tidak begitu mempedulikan nya dan ini merupakan kesempatan untuk hidup bebas bagi nya.
Lalu, Rudi pun mengacungkan tangan, "Permisi! Aku ada ide, karena Aku tidak berguna untuk melawan raja iblis. Bisakah aku hidup santai?"
"Benar sekali. Lagipula akan sangat bahaya jika manusia dunia lain yang tidak memiliki skill Job ikut dalam perang melawan raja Iblis. Baiklah, aku izinkan dan kuberikan bekal untuk mu!" jawab sang Ratu.
Setelah itu, Rudi pun diizinkan keluar meninggalkan istana dengan membawa sekantong uang. Sedangkan, teman-teman sekelas nya yang memiliki Job diajak pesta sambutan.
Tanpa ada rasa berat hati, Rudi pun meninggalkan istana ditengah perjalanan di kota tiba-tiba mendengar suara pemberitahuan.
Kling!
Mendengar itu, Rudi sontak mencari sumber suara dan saat memegang celana, dia tersadar bahwa ada smartphone di saku celana nya.
Menyadari itu, dia sontak mengambil smartphone dan terlihat lah dilayar sebuah pesan masuk dari anonim.
[Aplikasi Navigasi telah diperbaharui.]
Melihat itu, Rudi pun terheran. "Eh, ini beneran."
...# Become Rich In Another World #...
...Chapter 01. Smartphone dengan Aplikasi aneh....
Saat ini Rudi sedang berjalan di kota dengan berseragam sekolah dunia lain yang tentu menjadi sorotan banyak orang dan mereka menatap heran melihat nya.
Menyadari itu, Rudi pun memutuskan untuk mencari toko baju dan disini, dia sama sekali tidak mengerti arah.
Maka dari itu, Rudi memutuskan untuk mencoba aplikasi aneh yang terinstal pada smartphone dan membuka aplikasi Navigasi.
Setelah itu, Rudi pun dikejutkan dengan penampilan yang berubah drastis. Lalu, dia pun menarik Zoom out dan terlihat lah peta keseluruhan dari kerajaan Alexandria.
Tidak berhenti disitu, dia terus zoom out dan terlihat lah bahwa dunia Phantasia ini terdiri dari Lima benua.
Benua Barat;
Benua Utara;
Benua Selatan;
Benua Tengah;
Dan, benua Timur yang merupakan lokasi dari kerajaan Alexandria.
Sedangkan, kerajaan bangsa iblis terlihat berada di benua Utara.
Disinilah, Rudi merasa ada kejanggalan dari ucapan Ratu yang mana kerajaan Alexandria dekat dengan kerajaan iblis.
Tidak mempedulikan itu, dia pun mengembalikan layar pada peta kerajaan Alexandria dan ibukota Alexandria.
"Baiklah, sekarang tinggal mencari toko pakaian."
Lalu, Rudi menekan ikon Search dan menulis kata kunci, Toko pakaian. Sesaat kemudian, muncul titik merah yang menunjukkan lokasi dari toko pakaian sedang titik letak keberadaan nya berwarna biru.
Meski tidak tahu kenapa ponsel nya menjadi sangat berguna di dunia lain, Rudi tetap menuruti titik lokasi itu dan terlihatlah disana sebuah toko dengan tulisan papan toko pakaian Zanak.
Tanpa ada keraguan, dia pun masuk kedalam toko tersebut. Lalu, dia dihampiri oleh salah satu karyawan disana.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu!"
"Aku ingin membeli satu stel pakaian."
"Baiklah, saya tunjukkan!"
Setelah itu, karyawan toko mengarahkan pakaian yang cocok dan dia pun membeli nya seharga 1 koin emas. Meski terdengar mahal, namun bekal yang diberikan oleh ratu sebanyak 20 koin emas. Jadi, tidak masalah menurut nya. Lalu, Rudi memasukkan seragam sekolah kedalam skill Item Box.
Setelah itu, Rudi menaruh pin pada toko pakaian itu agar terlihat di Navigasi dan aku tidak perlu mencari lagi.
Sesudah nya, dia meninggalkan toko pakaian.
"Baiklah, sekarang waktunya mencari penginapan."
Tanpa ada keraguan, Rudi pun mencari penginapan dalam menu navigasi. Dan, dia dengan mudah menemukan nya dan menginap disana dengan membayar 5 koin perak permalam nya.
Setibanya dikamar penginapan, Rudi yang melihat kasur sontak berlari dan menjatuhkan diri diatas nya.
"Wuahh ... nyaman nya!" Rudi pun membentang tangan diatas kasur dan menghadap keatas. "Seharian ini sungguh melelahkan."
Sesaat kemudian, datang suara pesan masuk.
Kling!
Mendengar itu, Rudi sontak mengambil smartphone dari Item Box dan ini lah juga keanehan smartphone nya yaitu suara pesan bisa terdengar meski dia menyimpan nya di item box.
Pesan itu bertuliskan;
[Aplikasi Online Store telah terinstal.]
Melihat itu, Rudi sontak bangun dari rebahan dan terheran-heran.
"Eh? Toko online? Bagaimana bisa? Bukankah, disini tidak ada koneksi internet."
Melihat pesan itu, Rudi pun membuka aplikasi Online Store dan aplikasi itu berisikan berbagai barang serta makanan didalam nya layaknya toko online pada umum nya dengan harga rupiah.
"Eh?! Ini benaran toko online. Baiklah, aku akan mencoba nya."
Lalu, Rudi memilih menu makanan ringan dengan membeli roti dan air mineral seharga 10 ribu rupiah. Namun, sesaat menekan pembayaran sebuah tulisan muncul.
[Saldo anda habis, harap isi ulang saldo anda!]
Melihat itu, Rudi penasaran cara mengisi saldo. Lalu, dia mencoba buka menu top up dan tampilan layar pun terbentuk kotak dengan tulisan masukan koin kedalam kotak ini.
Melihat pengarahan itu, Rudi sontak mengambil satu koin perak dan masukan kedalam layar.
Sesaat menempelkan koin perak, tiba-tiba koin itu pun tenggelam kedalam layar dan sebuah pesan lain datang.
Kling!
[Pengisian saldo sebesar 100.000 telah berhasil.]
Melihat itu, Rudi pun mencoba beli barang yang dibeli sebelumnya dan berhasil.
Sesaat kemudian, muncul sebuah kotak tanpa merk dihadapan nya dan dia sontak membuka kotak yang mana didalam kotak itu berisikan roti serta air mineral yang dia beli.
Awalnya, Rudi sedikit ragu. Namun, dia pun penasaran maka dari itu, dia mengambil roti dan menyantap nya.
"Enak? Roti ini benar-benar dari bumi dan bagaimana dengan air nya?" Lalu, dia membuka air mineral dan meminum nya yang mana rasa dari air mineral juga sama.
"Air ini juga sama seperti air mineral di bumi. Wuahh ... seperti nya aku mendapatkan kemampuan yang keren."
Setelah tahu cara kerja dari toko online, Rudi pun memasukan 5 koin emas hingga saldo pun terisi 5 juta rupiah dan karena Rudi yang kelelahan, membuatnya tidur lebih awal.
Kring! Kring!
Dalam setengah sadar, Rudi mendengar suara deringan panggilan telepon dan suara itu membuat nya sontak bangun dari rebahan lalu, mengambil smartphone.
Saat dia melihat gambar dari aplikasi WeChat yang sebelumnya ada kini aktif kembali dan panggilan WeChat itu bertuliskan;
Dewa Kehidupan.
Melihat itu, Rudi pun tersenyum kecil.
"Siapa ini? Sungguh narsis menyebutkan dirinya dewa."
Sesaat kemudian, Rudi teringat bahwa tempat nya saat ini adalah dunia lain dan kemungkinan, panggilan itu memang dari Dewa.
Memahami itu, membuat dia gugup dan mengangkat telepon dengan rasa hormat.
"Halo!"
"Ah, Syukurlah, akhirnya terhubung."
"Apakah ini Dewa sungguhan?"
"Benar sekali. Aku Dewa Kehidupan, sosok Dewa yang bertanggungjawab atas perpindahan dunia kamu dan teman-temanmu!"
"Oh, begitu. Aku pikir, kami semua sudah mati dan bereinkarnasi."
"Tidak-tidak, kalian belum mati hanya berpindah dunia dan kalian bisa kembali dengan kondisi khusus salah satunya mengunakan Philosopher Stone untuk berpindah dunia antar dunia bisa juga dengan sihir tingkat dunia dan aku juga yang mengatur kemampuan Job kalian. hahahaha ..."
Bicara tentang Job, Rudi sontak protes kepada Dewa.
"Dewa, kenapa aku tidak memiliki skill Job?"
Sang Dewa langsung terdiam, "Eh? Maaf, nak Rudi. Aku lupa memberikan skill Job kepada mu. Tapi, tidak perlu cemas. Aku sudah memberikan Artefak sihir yang hanya bisa digunakan oleh mu saja."
Mendengar itu, Rudi pun teringat akan aplikasi smartphone yang telah berubah menjadi aplikasi sihir.
"Apakah artefak yang dimaksudkan dewa itu, Smartphone?"
"Iya, ya. Smartphone. Aku telah memperbaiki sistem nya agar bisa digunakan di dunia lain. Selain itu, aku juga memberikan kemampuan khusus yaitu kemampuan anti maling, Anti air, tidak bisa hancur, Daya selalu penuh dan beberapa aplikasi lainnya. Salah satu nya, Navigasi agar kamu tidak tersesat dan Online Store agar kamu tidak kelaparan. Bagaimana? apakah kamu bisa memaafkan dewa tua ini?"
"Kakek dan kedua orang tuaku selalu mengatakan untuk memaafkan orang yang telah mengaku salah. Maka dari itu, aku pun tidak mempermasalahkan nya lagi," batin Rudi.
"Iya, aku maafkan dan terimakasih sudah memberikan sesuatu yang berguna."
"Nak Rudi, kamu memang anak yang rendah hati. Baiklah, sebagai akhir pembicaraan dan hadiah kerendahan hatimu. Aku akan memberikan mu aplikasi browser. Namun, aplikasi browser hanya bisa digunakan untuk membaca saja dan tidak bisa digunakan untuk sosial media serta interaksi ke dunia mu sebelum nya."
Mendengar itu, Rudi sontak senang. "Benarkah, terimakasih!"
"Sama-sama. Nak Rudi, nikmatilah hari-hari mu di dunia Phantasia ini!"
"Baik, Dewa!"
"Kalau begitu, aku pamit."
"Iya."
Sesaat kemudian, panggilan terputus dan saat Rudi mencoba menghubungi dewa lagi. panggilan tidak tersambung.
"Jadi, begitu. Panggilan dewa merupakan panggilan sepihak saja."
Tidak lama kemudian, sebuah pesan masuk.
Kling!
[Aplikasi Browser telah diperbaharui.]
Melihat itu, Rudi tersenyum kecil, "Dengan ini masih bisa melihat kabar di bumi," batin Rudi.
Dan, berkat aplikasi browser. Rudi mendapatkan informasi bahwa dia dan teman-teman sekelas nya menghilang yang mana kejadian diawali dengan hilang nya kelas 10-D dari gedung sekolah dan seluruh murid nya dianggap meninggal dunia meski mereka tidak menemukan jasad dari para murid kelas tersebut.
...Chapter 02. Desa Raflesia....
Setelah mendapatkan panggilan dari Dewa Kehidupan, Rudi memutuskan untuk pergi meninggalkan ibukota karena ingin hidup mandiri dan untuk sekarang ini, dia juga malas untuk menemui teman-teman sekelas nya disini.
Maka dari itu, dia pun membuka aplikasi Navigasi dan melihat desa yang terdekat yang mana desa itu bernama desa Raflesia.
Membayangkan hidup di desa saja membuat Rudi sangat bersemangat. Maka dari itu, dia memutuskan tujuan untuk pergi ke desa tersebut.
Sekeluarnya dari penginapan, dia mencari fasilitas transportasi dan lokasi itu tidak jauh dari penginapan yang mana fasilitas transportasi masih dengan kereta kuda.
Melihat itu, Rudi lagi-lagi tersenyum senang. "Ini memang bukanlah mimpi! Ini kenyataan bahwa aku berada di dunia pedang dan sihir."
Setelah itu, dia menghampiri salah satu kusir yang sedang keretanya terisi.
"Pak, apakah kereta ini menuju desa Raflesia?"
"Benar sekali, Tuan. Apakah anda ingin naik?"
Rudi pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lalu, masuk kedalam kereta kayu yang bertudung kain bersama dua orang lainnya didalam kereta.
Secara kebetulan, kehadiran Rudi membuat kereta kuda langsung berangkat.
Sambil menatap gerbang masuk kota, Rudi pun tersenyum dan bergumam.
"Selamat tinggal, teman-teman yang tidak pernah mempedulikan ku!"
Dan, dia pun meninggalkan ibukota Alexandria.
Selama perjalanan, Rudi enggan untuk mengambil smartphone didepan orang asing dan sosok orang didepan nya seperti sosok pedagang yang pernah dia lihat di anime maka dari itu, dia mencoba berbincang dengan nya.
"Pak, apakah anda seorang pedagang?"
"Iya, saya Noir seorang pedagang keliling. Kalau tuan?"
"Aku Rudi dan hanya pemuda biasa yang ingin merantau. Jika boleh tahu, apa yang bapak jual?"
"Saya menjual garam. Di kota Aeri, garam merupakan barang yang langka dan mewah disana."
"Oh, begitu kah. Lalu, kenapa bapak tidak menaruh barang-barang di sihir item box?"
"Sihir Item Box itu sangatlah langka karena hanya satu banding seribu yang bisa memiliki nya." Lalu, pedagang itu melihat Rudi. "Apakah kamu tidak tahu?"
"Tidak, aku hanya iri saja kepada orang yang memiliki sihir itu."
"Begitu. Aku juga iri kepada mereka."
Setelah itu, Rudi pun melanjutkan pembicaraannya yang lain. Kali ini, dia meminta informasi tentang mata uang dengan alasan bahwa dirinya baru keluar rumah.
Memahami alasan itu, pak Noir menjelaskan nya yang mana mata uang dunia Eorza bernama Mozza.
Dan, mata uang Mozza sendiri memiliki nilai tukar tersendiri diantara nya;
Mata uang Mozza terendah ialah Koin Besi yang memiliki nilai 10 Mozza atau setara dengan 1.000 rupiah;
Koin perunggu yang memiliki nilai 100 Mozza atau setara dengan 10.000 rupiah;
Koin perak yang memiliki nilai 1.000 Mozza atau setara dengan 100 ribu rupiah;
Koin emas yang memiliki nilai 10.000 Mozza atau setara dengan Satu juta rupiah;
Koin emas putih yang memiliki nilai 100.000 Mozza atau setara 10 juta rupiah;
Dan, nilai mata uang tertinggi adalah koin Platina yang memiliki nilai satu juta Mozza atau setara 100 juta rupiah.
Mendengar itu, Rudi pun membayangkan bagaimana jika dia memiliki koin Platina dan dimasukkan kedalam aplikasi Online Store, dirinya bisa membeli benda apapun yang dijual di toko online.
Setelah beberapa jam berlalu, Rudi pun tiba di desa Raflesia dan turun disana.
Lalu, tidak lama. Mereka melanjutkan perjalanan dengan pak Noir yang melambaikan tangan kepada Rudi.
"Tuan Rudi, sampai bertemu lagi!"
Rudi pun tersenyum dan melambaikan tangan.
Setelah itu, Rudi pergi ke rumah besar yang tidak jauh dari gerbang masuk desa yang mana disana tertuliskan restoran dan penginapan.
"Selamat datang!" Sapa wanita dewasa yang berbadan gemuk.
Melihat nya, Rudi pun tersenyum dan menghampiri nya.
"Aku ingin menginap di desa ini. Berapa per malam nya?"
"5 koin Tembaga permalamnya. Belum termasuk makan," jawab wanita dewasa.
Mendengar itu, Rudi pun mengeluarkan satu koin emas. "Kalau begitu, berapa malam jika satu koin emas?"
"Hmm ... Tuan, bisa menginap 20 hari? apakah Tuan ingin menginap selama 20 hari?"
"Iya, seperti nya begitu. Lagipula, tempat tinggal ku sangat jauh dari sini."
"Baiklah, Tuan dan selamat datang di desa Raflesia ini!"
"Iya."
Setelah itu, wanita dewasa memanggil seseorang. "Clara, Tolong antarkan tamu!"
Dan, dari kejauhan Rudi mendengar suara wanita yang menjawab.
Tidak lama kemudian, datang sosok gadis yang seumuran dengan Rudi yang memiliki rambut coklat dan panjang dengan pakaian desa.
Lebih daripada itu, Rudi melirik kearah buah dadanya yang besar untuk seusianya.
"Tuan, mari saya antarkan!" seru gadis bernama Clara yang mana dia sontak menghampiri dan memeluk tangan Rudi sehingga tangan ku terhempit oleh besar nya buah dada Clara.
Rudi hanya bisa tersenyum dan mengikuti langkah Clara ke lantai dua yang mana kamar nya berada di ujung lantai dua dengan ruangan yang cukup besar.
"Tuan, disinilah kamar anda! Selamat beristirahat!" ucap Clara seraya melepaskan pelukannya.
"Terimakasih, Clara dan ..." Rudi pun mengambil satu koin perak dan kuberikan untuk Clara. "Ini Clara. Tips untuk mu."
"Wuah ... Banyak nya, terimakasih. Tuan," ucap Clara seraya menerima tips ku dengan senang.
"Jangan panggil aku Tuan! Namaku Rudi."
"Baik, Rudi."
Rudi dan Clara pun saling bertukar senyum.
Tidak lama kemudian, perutnya berbunyi dengan keras.
Krukkkk!
Mendengar itu, Clara tersenyum kecil.
"Rudi, kamu lapar?"
Rudi pun mengangguk kepala, "Iya, dari pagi aku belum makan."
"Kalau begitu, aku akan buatkan makanan dan ku antar kesini!"
"Iya, Maaf. Merepotkan!"
Setelah itu, Clara meninggal Rudi dan pergi ke bawah untuk mempersiapkan makanan.
Beberapa saat kemudian, Rudi turun dan menyantap makanan yang di masak oleh Clara seperti sup, telur dan beberapa sayuran akan tetapi, semua lauk itu hambar.
"Maaf, Rudi. Kami kehabisan garam jadi mungkin akan terasa hambar."
"Kenapa?"
"Sejak tambang garam di jajah oleh Goblin, desa dan kota sekitar sini mengalami krisis garam."
"Tenang saja, makanan ini masih tetap lezat."
Mendengar pujian Rudi, Clara sontak senang. "Benarkah, terimakasih."
Sekembalinya dikamar, Rudi pun memutuskan untuk membantu desa ini dengan memberikan garam kepada mereka.
"Jika, aku berikan ini mungkin akan membantu krisis garam."
Setelah memutuskan hal itu, Rudi sontak mengambil smartphone dan membuka aplikasi Online Store nya. Lalu, membeli garam 1kg dengan harga 10 ribu rupiah.
Dan, sesaat memesan itu. Rudi pun memberikan nya kepada pemilik penginapan.
"Ibu, silahkan gunakan garam ini untuk restoran ini!"
Melihat Rudi memberikan garam, pemilik penginapan dan Clara sontak terkejut.
"Rudi, apa kamu yakin memberikan garam sebanyak ini?" ucap wanita dewasa.
"Benar sekali, Apakah kamu tidak tahu? Garam sebanyak ini jika dijual bisa mencapai 15 koin emas!"
Mendengar itu, Rudi tidak menyangka bahwa garam seharga 1 koin perunggu akan bisa menghasilkan 15 koin emas.
"Mungkin, ini kesempatan ku untuk meraih untung besar. Meski begitu, garam ini tetap kuberikan sebagai tanda terimakasih atas informasinya," batin Rudi.
"Tidak apa. Aku memang memberikan garam ini untuk desa Raflesia ini."
"Kalau begitu, aku akan terima. Terimakasih, Rudi," ucap wanita dewasa.
"Terimakasih, Rudi," sambung Clara.
Rudi pun mengangguk kepala dan tersenyum.
Malam harinya, Rudi pun beristirahat diatas kasur yang empuk seraya memandangi dua bulan yang menyinari langit malam yang penuh bintang.
"Dunia lain memang berbeda. Tapi, jika dipikir-pikir, aku sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk bertarung baik skill ataupun sihir. Bagaimana cara nya aku bisa bertahan hidup jika ada orang jahat atau monster yang menyerang ku?"
Ditengah Rudi mengeluh, tiba-tiba sebuah panggilan telepon berdering.
Kring! Kring!
Mendengar itu, Rudi sontak mengambil smartphone dan melihat layar yang mana terlihat lah panggilan itu berasal dari Dewi Jahat.
Awalnya, Rudi sempat ragu menjawab nya namun, ponsel yang terus berdering membuat nya tidak nyaman dan memutuskan untuk mengangkat nya.
"Halo."
"Akhirnya kamu mengangkatnya, manusia bodoh."
"Eh, Maaf. Dewi, aku sedikit ragu menjawab nya dan maaf, jika aku boleh bertanya. ada keperluan apa ya, Dewi?"
"Rudi, aku dengar kamu ingin kekuatan untuk bertarung, bukan?"
"Iya, aku sangat ingin kekuatan bertarung. Apakah Dewi akan memberikan nya?"
"Tentu saja akan kuberikan akan tetapi dengan syarat, berikan aku persembahan makanan daging yang enak dari dunia mu seminggu sekali!"
"Eh? yang berarti aku membeli makanan matang dari aplikasi Online Store?"
"Terserah asalkan daging di dunia mu sebelum nya.
"Baiklah, aku akan berikan."
"Kalau begitu, kontrak terjalin. Kekuatan apa yang kamu inginkan?"
"Sebenarnya, aku terlalu malas untuk bertarung dengan tangan ku sendiri mungkin aku ingin sebuah kekuatan yang mampu memanipulasi musuh untuk membunuh rekan nya."
"Ehh ... Aku tidak menyangka kamu kejam juga ya."
"Bukan kejam. Tapi, kedua orang tua ku selalu menanamkan bahwa kebaikan harus dibalas dengan kebaikan sedangkan kejahatan harus dibalas dengan kejahatan."
"Kamu memang orang yang menarik. Baiklah, aku akan berikan mu sesuatu. Sesaat kamu memberikan masakan daging dari dunia mu."
"Lalu, bagaimana cara nya aku memberikan nya?"
"Buat lah altar sebisa mu, taruh persembahan diatas altar dan berdoalah kepada ku!"
"Iya, aku mengerti."
"Oke, aku tunggu!"
Setelah itu, Rudi membuka aplikasi Online Store dan memilih makanan daging cepat saji yakni Steak daging sapi premium dengan harga 300 ribu rupiah.
Seusai memesan makanan, sesaat itu juga sebuah kardus muncul dihadapan nya yang berisikan makanan cepat saji steak sapi premium dan dia tidak menyangka makanan yang dipesannya masih hangat.
Tidak membuang waktu lagi, dia pun menjadi kardus sebagai altar dan memanjatkan doa.
Dan tidak lama, muncul genangan lubang hitam dan menelan makanan diatas kardus. Lalu, sesaat kemudian. Aku menerima pesan masuk.
Kling!
[Aplikasi Hypnotic telah terpasang.]
Melihat itu, aku sedikit terkejut. "Eh? Luar biasa. Terimakasih, Dewi Jahat!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!