NovelToon NovelToon

ISTRI KONTRAK

Mulai

Alana telah sampai di Universitas Andalas. Tempat dimana Alana akan menuntut ilmu.

Alana segera melangkah kan kaki nya Memasuki kampus nya.

"AL" Teriak seorang Gadis yang tidak jauh dari Posisi Alana.

Alana segera membalik kan tubuh nya dan menatap ke sumber suara. Ia tersenyum saat melihat seseorang yang memanggil nya yang tak lain adalah sahabat nya.'Naomi Odelia' Sahabat Alana saat menginjak bangku SMA.

Naomi Berlari kecil menuju Alana.

"Lama banget lo dateng nya, bentar lagi kelas mau dimulai" ucap Naomi

"Tadi Gue mampir dulu ke rumah sakit" ujar Alana seraya melangkah kan kaki nya ke arah Kelas nya.

Naomi Segera menyusul Alana."Gimana keadaan kak Vio?" tanya Naomi.

Alana hanya diam. Ia teringat saat percakapan Nya dengan kakak nya sewaktu Dirumah sakit tadi. Membuat Hati Alana kembali Sesak. Alana menghela nafas pelan dan terus melangkah kan kaki nya tanpa berniat membalas ucapan Naomi.

Naomi yang melihat Keterdiaman Alana hanya mampu menatap Alana Prihatin."Al" ucap Naomi sembari merangkul pundak Alana.

"Kalau ada apa-apa. Lo bisa cerita sama gue. Masalah lo jangan lo pendem sendirian Al. Gue disini ada untuk Lo"Ucap Naomi membuat Alana menatap Nya Sendu.

"Gue hanya cape Nao." Ucap Alana sembari menuduk kan kepala nya dalam.

Naomi mengelus pundak Alana lembut."Gue tau. Lo pasti cape Berjuang sendirian. Tapi Al lo nggak bisa nyerah Gitu Aja dong."ucap Naomi sembari memberhentikan langkah nya begitu pun dengan Alana. Naomi memegang kedua pundak Alana."Lo harus kuat Al. Karena Alana yang gue kenal nggak mudah menyerah. Masih ada Gue dan Kak vio yang akan selalu ada disamping lo" lanjut Naomi

Alana hanya menatap haru Naomi dan segera memeluk Erat tubuh Naomi."Makasih selalu ada disamping gue nao. Gue bangga punya sahabat sebaik lo" ucap Alana.

Naomi hanya tersenyum dan segera melepaskan pelukan Mereka."udahlah jangan melow-melow kayak gini. Nggak cocok untuk gue" ucap Naomi membuat Alana terkekeh.

Naomi kembali merangkul Alana."Ayo ke kelas. sebentar lagi Sir. Bayu masuk ke kelas." ujar naomi dan mereka kembali berjalan menuju ke arah kelas mereka.

****************

Disisi lain.

Mansion Robbertson.

-

Meja makan pov.

Kedua pria dan wanita setengah paruh baya beserta kedua Putra dan putri mereka sedang menyantap Makanan Mereka dengan Khidmat. Tidak ada satu orang pun yang membuka Suara kecuali Bunyi dentingan sendok.

Hingga suara Wanita setengah paruh baya yang bisa disebut dengan nama 'Nerissa Rosalie Robbertson' itu membuka suara nya dan menatap Ke arah Putra sulung nya yang tengah Menikmati Makanan nya.

"Xavier Sampai kapan kamu harus melajang seperti ini. Mama sudah tidak sabar untuk menimang Seorang cucu" ucap Mama Rosalie kepada putra sulung nya itu.

Pria yang disebut dengan Nama Xavier itu hanya menatap datar Ke arah Mama nya.

"Ma. Aku belum Siap untuk menikah" balas Xavier

Mama Rosalie menatap Xavier kesal."Umur kamu sudah 27 tahun Xavier. Sampai kapan Kamu terus melajang! temen-temen Arisan mama sudah mempunyai Seorang cucu. Mama sendiri yang belum"

Xavier hanya menghela nafas nya pelan dan segera menghentikan sarapan nya. Xavier berdiri dari duduk nya dan mengambil Jas nya yang tersampir dikursi nya dan segera memakai jas itu. Xavier ingin melangkah kan kaki nya tetapi segera dihentikan Oleh mama Rosalie.

Mama Rosalie Berdiri dari duduk nya. Dan menatap Tajam ke arah putra nya itu.

"Xavier maximilian Robbertson mau kemana kamu! Mama belum selesai bicara" ucap nya

Xavier memijat pelipis nya lelah dan menatap ke arah mama nya itu."Apa lagi ma? Aku harus ke kantor. Ada meeting hari ini"

Mama Rosalie menghela nafas nya lelah.

"Pokok nya mama tidak mau tau. Kamu harus segera menikah. Mama akan menjodohkan kamu dengan Putri teman Mama." ucap nya

"Ma. Stop menjodohi Xavier. Xavier Sudah besar ma. Xavier bisa mencari Perempuan untuk Xavier. Mama Tidak perlu repot-repot untuk menjodohi Xavier."Ucap nya dan segera melangkah kan kaki nya."Xavier pamit dulu"lanjut nya dan meninggal kan Meja makan.

Mama Rosalie menghela nafas lelah dan menatap ke arah Suami nya yang sedang meminum Air putih."Lihat pa. Anak kamu itu keras kepala sama seperti kamu" ucap Mama Rosalie.

'Radhitya Zaidan Robbertson' kepala keluarga dari Robbertson itu Hanya menghela nafas pelan saat mendengar ucapan istri nya itu.

"Sudah lah ma. Berhenti untuk menjodoh-jodohi Xavier. Lagian Xavier sudah dewasa. Biar kan Dia mencari pasangan nya sendiri" ujar Papa Zaidan dan segera berdiri dari duduk nya.

Mama rosalie yang mendengar ucapan Suami nya hanya mendengus kesal."Pa! Masalah nya Anak mu itu sampai kapan pun tidak akan mencari pasangan nya. Kalau terus begini. Mama yang malu pa. Temen-temen Arisan mama selalu bertanya-tanya. kapan Xavier akan menikah. Mama kan jadi malu. Apa lagi Mereka pamer cucu-cucu mereka sama mama" ucap Mama Rosalie protes.

Papa Zaidan hanya menghela nafas nya pelan dan menatap ke arah Putri Satu-satu nya yang tengah mengelap Bibir nya dengan tissu.

"Naura kamu sudah selesai?. Kalo sudah. Ayo kita berangkat." Ucap nya membuat Naura Mengangguk kan kepala nya dan berdiri dari duduk nya serta menyampirkan tas ransel di bahu nya.

"Ayo pa" ucap Naura sembari berjalan ke arah mama Rosalie dan mencium tangan Mama nya.

Papa Zaidan menyodorkan tangan nya ke arah istri nya. Mama Rosalie yang melihat itu segera mengambil tangan papa Zaidan dan mencium tangan papa Zaidan.

"Hati-hati di jalan." ucap Mama Rosalie.

Naura dan papa Zaidan Hanya mengangguk kan kepala nya dan segera berlalu dari sana menuju pintu utama untuk keluar.

****************

Robbertson Group.

Xavier telah sampai didepan perkarangan Kantor nya. Ia segera keluar dari mobil Sport nya dan melangkah masuk kedalam Kantor dengan langkah Tegas nya.

Xavier berjalan melewati para karyawan nya dengan tatapan dingin, bahkan tak ada sapaan atau pun puji-pujian yang dilontarkan oleh para karyawan saat melihat bos nya lewat dengan begitu angkuh, Pria berumur 27 tahun itu nampak bekharisma.

Rasa takut mampu mengganti hati para karyawan, mereka semua sibuk menunduk memberi rasa hormat pada anak dari pemilik perusahaan ini yang sudah menjadi bos mereka sejak beberapa tahun yang lalu.

Selama ini perusahaan yang di naungi oleh pria ini selalu melambung tinggi, bahkan memasuki perusahaan tersukses nomor Satu di negara ini, cabang nya sudah berada dimana-mana hingga tak akan ada yang bisa menandingi kesuksesan perusahaan nya.

Pria berperawakan tinggi, memiliki wajah yang begitu tampan, berambut hitam kecoklatan dengan potongan rambut Mode zaman Sekarang, alisnya yang tebal, hidung nya yang mancung, pelapis yang begitu seksi lalu jangan lupakan rahang nya yang tegas dan tatapan nya begitu tajam bak elang, itu mampu membuat semua orang tak berani menatap matanya.

Ketampanan nya yang di atas rata-rata itu mampu menghipnotis siapa saja yang dipandang.

Bahkan tak ada yang pernah melihat bos nya itu dekat dengan seorang wanita, sudah berkali-kali para wanita berusaha mendekati pria itu namun tentu pria arogan dan angkuh itu menolak nya dengan tegas, jangan lupakan cacian dan makian yang dilontarkan pada Wanita-wanita yang menggoda nya itu mampu membuat mereka tak berani mendekati pria tersebut lagi.

Tak ada orang yang melihat senyuman pria ini, sejak beberapa tahun lalu serta pada insiden itu terjadi maka senyum dari pria itu menghilang secara tiba-tiba, membuat pria itu memperlakukan sangat dingin dan begitu kejam pada semua orang.

Para karyawan yang melihat kedatangan Ceo mereka. Segera membungkuk kan badan mereka untuk memberi salam. Xavier yang melihat itu hanya mengangguk singkat dengan raut Datar nya dan segera melangkah menuju ke arah Ruangan kerja nya berada

Xavier telah tiba didepan ruangan nya dan segera masuk kedalam. Ia berjalan menuju meja kerja nya dan segera menduduk kan bokong nya di kursi kerja nya.

Xavier segera membuka Dokumen-dokumen Yang ada dimeja kerja nya dan mengecek dokumen-dokumen itu. Hingga suara ketukan dari luar mengalihkan Atensi nya.

"masuk" Teriak Xavier dan kembali mengecek dokuman itu kembali.

Seseorang yang mengetuk pintu itu akhir nya masuk saat menerima izin dari Ceo nya. Seorang pria yang diyakini sekretaris itu memberikan Berkas-berkas dihadapan Xavier.

"Bos. Ini berkas-berkas yang harus anda tanda tangani." ucap Sekretaris itu yang bisa disebut dengan nama.'Ervan Leonard'

Xavier segera mengambil berkas-berkas itu dan membaca Berkas-berkas itu dengan teliti lalu menanda tangani Berkas -berkas itu. Setelah menanda tangani. Xavier memberikan Berkas itu kepada Ervan.

Xavier menatap Ervan datar."Segera cari Perempuan yang ingin menikah dengan saya tetapi hanya berdasarkan nikah kontrak selama 1 tahun." ucap Xavier Menatap Sekretaris sekaligus sahabat nya itu.

Ervan Menatap terkejut sahabat nya itu."Anda serius?"ucap nya membuat Xavier mengangguk kan kepala nya.

Xavier hanya mengangguk singkat Seraya menatap Ervan dengan mata tajam nya.

Ervan mengangguk."Yaudah. Kalo begitu Saya permisi pak" ucap Ervan membuat Xavier mengangguk. Ervan segera melangkah kan kaki nya ke arah pintu dan segera keluar dari ruangan Ceo.

tanda tangan kontrak

Universitas andalas.

Pukul. 10.15.

Alana dan Naomi kini tengah berada dikantin sembari menyeruput minuman Mereka masing-masing.

"Al lo hari ini ada kelas?" tanya Naomi sembari menyeruput Es jeruk nya.

Alana menggeleng."Hari ini jadwal kelas gue cuma Satu mata pelajaran doang. Habis ini gue langsung ke tempat kerja"

Naomi mengangguk."Enak banget lo hari ini ngga ada kelas lain. Lah gue masih ada dua mata pelajaran." ucap naomi mengeluh.

Alana hanya tersenyum mengejek.

"Kasian" ucap nya menjulur kan lidah nya.

Naomi yang melihat itu hanya mendengus kesal

Alana melirik Jam yang melingkar dipergelangan tangan nya.

"Gue cabut duluan ya. Bentar lagi mau masuk kerja" ucap Alana seraya berdiri dari duduk nya.

Naomi mengangguk."Hati-hati lo dijalan."

Alana hanya mengangguk dan berlalu dari kantin.

Alana terus melangkah kan kaki nya menelusuri kampus itu. Alana mengutak-atik ponsel nya untuk memesan ojek online.

5 menit kemudian..

Alana sampai didepan Kampus. Seorang Bapak-bapak yang mengendarai Kendaraan beroda dua itu mendatangi Alana.

"Dengan mbak Alana?" ucap tukang Ojek itu seraya melihat ke arah ponsel nya.

Alana mengangguk."Iya pak" ucap Alana

tukang ojek itu mengangguk dan menyerahkan helm Kepada Alana dan diterima baik oleh Alana.

Alana segera memakai helm itu dan menaiki Motor tukang ojek itu. Tukang ojek yang melihat Alana telah menaiki motor nya. Segera melajukan Motor nya dengan kecepatan sedang menuju ke arah Goldstar Cafe.

****************

Goldstar Cafe.

Pukul. 17.00 wib

Alana mengusap pelu yang berada dikening nya. Ia meregang kan kedua tangan nya yang letih saat melayani Banyak nya pelanggan yang datang ke Goldstar Cafe.

"Cape ya Al?" ucap Melinda. Salah satu Karyawati di Goldstar cafe

Alana hanya tersenyum menanggapi."Lumayan Sih mel" ucap nya.

Drtt

Drtt

Suara dering ponsel Alana berbunyi. Alana mengambil Ponsel nya disaku celana nya. Ia mengernyitkan dahi nya saat melihat nomor tidak di kenal yang menghubungi nya

Melinda yang melihat itu menatap heran Alana."kenapa nggak diangkat al?"

"Nomor nggak dikenal" Balas Alana.

Melinda menatap ke arah ponsel Alana yang terus saja berdering."Angkat aja Al. Siapa tau penting"

Alana mengangguk dan segera menggeser tombol hijau dilayar benda pipih nya Untuk menerima Telepon itu. Alana mendekat kan Ponsel nya ketelinga nya."Hallo" ucap nya

'Dengan mbak Alana brianna Caitlin?" Ujar Si penelpon

"Iya benar. Dengan saya sendiri" balas Alana

"ini saya dokter maya. Mbak Alana Harus segera datang ke rumah sakit. Keadaan mbak Violetta semakin memburuk" Ujar sipenelpon yang ternyata Dr. Maya

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya menutup mulut nya terkejut."Baik dok saya akan segera kesana" ucap Alana seraya mematikan Panggilan Mereka.

Melinda menatap wajah Alana yang tengah terlihat cemas."Ada apa Al."

"Mel tolong izinin Gue..ya sama bu nerissa. Gue harus segera kerumah sakit. Keadaan Kak vio semakin memburuk" ucap Alana cemas.

Melinda mengangguk kan kepala nya dengan cepat."Nanti gue bilang sama Bu nerissa. Lo jangan khawatir. Sekarang Lo harus cepat-cepat kerumah sakit. Takut nya terjadi apa-apa sama kak vio" ucap Melinda seraya memegang bahu Alana.

Alana mengangguk dan dengan cepat Mengambil tas nya dan berlalu dari Goldstar Cafe.

****************

Alana telah sampai di perkarangan Rs. Kenara. Alana segera memasuki Rs itu dan berlari kecil kearah ruangan kakak nya berada.

Alana hampir sampai Di depan ruangan Kak vio. Alana menatap ke arah Dr. Maya yang ingin keluar dari ruangan Kak vio. Dan segera berjalan dengan cepat Ke arah Dr. Maya.

"Dok" ucap Alana saat telah sampai di hadapan Dr. Maya.

"Bagaimana kondisi Kakak saya Dok?" tanya nya dengan Cemas.

Dr. Maya hanya menghela nafas nya pelan" mbak Alana. Keadaan Kakak anda semakin memburuk. Tumor yang ada dikepala nya semakin berkembang. Itu menyebabkan Mbak Violet Koma." ucap nya seraya menatap prihatin Alana.

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya meneteskan Air mata nya.

Dr. maya hanya mengelus bahu alana lembut."Jika mbak Violet tidak segera di operasi. Keadaan Mbak violet akan semakin memburuk. Dan mungkin mbak Violet tidak akan pernah bangun dari koma nya" ucap Dr. Maya. Membuat Alana semakin terisak.

Alana menatap memohon ke arah Dr. Maya dengan berlinang Air mata.

"Dok saya mohon kepada Anda. Tolong Lakukan apa saja Pada Kesembuhan kakak saya. Saya akan membayar berapapun biaya pengobatan Nya" ucap Alana menatap memohon Dr. maya dengan mata memerah.

Dr. Maya mengangguk."Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kesembuhan Pasien. Tetapi. Jika Operasi nya dengan cepat dilakukan. Kemungkinan Pasien bisa sembuh."

Alana mengangguk dengan cepat."Saya akan segera membayar Biaya operasi nya dok" ucap Alana.

Dr. Maya mengangguk."Kalau begitu saya permisi mbak alana." ucap nya seraya berlalu dari hadapan Alana.

Alana segera masuk kedalam ruang Kakak nya.

Ia menutup mulut nya saat melihat keadaan kakak nya. Banyak selang-selang yang berada ditubuh Violet

Alana mendekat ke arah brangkar. ia memegang tangan kurus kakak nya. Alana terisak Memilukan dan menumpu kepala nya diatas punggung tangan Kak violet yang tidak diinfus.

"Kak Vio hiks" ucap alana lirih.

Alana kembali mengangkat kepala nya Dan menatap Sendu Kak Violet.

"Kakak harus cepat sembuh hiks.. Alana akan ngelakuin hiks..apa aja supaya kakak bisa bangun lagi dan bisa bersama alana lagi. hiks.." ucap Alan terisak.

"Kakak harus bertahan untuk Alana kak. Jangan pernah ninggalin Alana sendiri disini" ucap Alana semakin terisak.

Alana memeluk tubuh kakak nya yang semakin hari semakin mengurus itu dengan erat. Alana benar-benar tidak sanggup menghadapi ini semua. Ia Benar-benar sangat rapuh.

10 menit kemudian..

Alana mulai tenang dan melepaskan pelukan nya dari tubuh kurus Violet. ia menghapus sisa-sisa Air mata nya dengan pelan. Ia menatap violet dengan sendu.

"Alana akan berusaha untuk mencari biaya untuk operasi kakak. Alana akan ngelakuin apa aja supaya kakak bisa sembuh" ucap Alana dengan suara serak nya.

Alana mengatur nafas nya yang terasa sesak. Ia melangkah kan kaki nya menuju pintu keluar. Dan segera keluar dari ruangan Kakak nya.

Alana berjalan ke arah tempat Administrasi untuk membayar biaya operasi kakak nya.

Hingga beberapa menit kemudian. Alana telah sampai ke tempat Administrasi berada.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" ucap suster yang bertugas sebagai Administrasi itu.

Alana tersenyum dan mengangguk.

"Saya ingin membayar biaya Operasi untuk pasien No.23-B. Sus" ucap Alana.

Suster itu mengangguk."Baik. Segera isi Formulir ini terlebih dahulu mbak" ucap Suster seraya memberikan Formulir itu kepada Alana.

Alana segera menerima formulir yang berisi data-data Untuk Pasien yang akan dioperasi.

Alana mengambil pulpen Dan segera mengisi formulir itu dengan cepat. Lalu memberikan nya kepada suster itu

"Ini mbak" Ucap Alana saat sudah siap mengisi semua formulir itu.

Suster itu segera membaca Formulir itu dengan teliti dan mengecek ke arah komputer.

"Pasien yang bernama Violetta Gloretha yang berada di ruang No. 23-B yang terkena Kangker tumor otak yah mbak?" ucap suster itu membuat Alana mengangguk kan kepala nya.

"Untuk biaya operasi kangker tumor otak. hanya berjumlah 100 juta mbak" ucap suster itu membuat Alana terkejut dan menutup mulut nya.

"Apakah tidak bisa kurang sus?" ucap alana. Membuat suster itu menggeleng kan kepala nya.

"Maaf tidak bisa mbak. Karna semua jumlah itu sudah Termasuk biaya rawat inap, obat atau penggunaan fasilitas dan Alat lainnya" Ucap suster tersebut.

Alana hanya terdiam kaku."Gue nggak punya uang sebanyak itu. Dari mana Gue harus mencari uang sebanyak itu" batin Alana

"Apakah tidak Bisa dicicil sus?" tanya Alana kembali membuat suster tersebut menggelengkan kepala nya.

"Tidak bisa mbak" ucap suster itu.

Alana hanya menunduk kan kepala nya. Dan menatap ke arah suster itu."Sus nanti saya kembali lagi" ucap Alana dan melangkah kan kaki nya kembali keruang inap Kakak nya.

Tanpa sepengetahuan Alana seorang pria sedari tadi menatap ke arah Alana dan mendengar percakapan nya dengan suster tersebut. Pria itu mengikuti Alana dengan diam-diam ke arah ruang inap kakak nya.

Alana memberhentikan langkah disamping Kursi tunggu yang berada didekat Ruang inap Violetta. Ia menduduk kan bokong nya dikursi itu. Setetes air mata kembali terjatuh dari mata sayu alana. Ia kembali menangis dan menutup wajah nya.

Pria yang sedari tadi mengikuti Alana tadi segera berjalan ke arah alana. Pria itu memberhentikan langkah nya saat sudah sampai disamping Alana. Ia duduk disamping Alana dan menatap alana lekat.

"Apa yang membuat Anda menangis seperti ini nona?" ucap pria tampan itu menatap Alana.

Alana yang mendengar itu segera menjauhkan kedua tangan nya dari wajah nya. Dan menatap pria tampan yang berada disamping nya dengan berurai air mata.

Pria tampan itu menatap alana lekat.

"kenapa kamu menangis?" tanya nya

Alana segera memaling kan wajah nya dan mengusap dengan kasar air mata nya. Ia kembali menolehkan kepala nya menatap ke arah pria itu dengan heran.

"Itu bukan urusan Anda" ucap Alana

Pria itu mengangguk kan kepala nya" itu memang bukan urusan saya. tapi jika nona Berbicara apa yang terjadi kepada anda. Saya bisa membantu anda" ucap pria tampan itu.

Alana memalingkan wajah nya."Saya tidak butuh bantuan siapa pun" ucap Alana seraya berdiri dari duduk nya dan ingin membuka knop pintu ruang inap kakak nya. Tetapi segera dihentikan oleh pria tampan itu.

"Tunggu dulu nona. Saya Tau Anda sedang membutuh kan Biaya Pengobatan Kakak Anda. Dan Saya bisa membantu anda untuk melunasi semua biaya operasi kakak anda" ucap Pria itu. Membuat alana menatap nya terkejut.

"Bagaimana pria ini bisa tau?" batin Alana menatap tak percaya Pria itu.

Pria itu hanya tersenyum."Anda tidak perlu bagaimana saya mengetahui nya. Yang saya tau anda sangat membutuh kan Uang itu. dan saya akan membantu anda Untuk membayar semua biaya pengobatan itu" ucap Pria itu.

Alana menatap sinis Pria itu."Anda tidak perlu repot-repot untuk mengurusi biaya pengobatan kakak saya. Saya bisa membayar Semua biaya operasi itu" ucap Alana

Pria itu hanya menghela nafas pelan saat melihat betapa keras kepala nya gadis itu.

"Saya tau anda tidak sanggup untuk membayar biaya operasi itu. Tolong jangan keras kepala nona. Kakak anda sedang mati-matian untuk bertahan Demi hidup nya disana." ucap pria itu."kakak anda sedang membutuh kan operasi itu. Dan saya hanya ingin menolong anda." lanjut nya menatap ke arah Alana yang hanya terdiam.

"Jika anda menolak bantuan saya. Itu terserah anda. Saya permisi" ucap Pria itu dan ingin melangkah kan kaki nya.

Alana hanya terdiam saat mendengar ucapan Pria asing itu."Gue nggak boleh egois. Kakak lebih membutuh kan operasi itu dan gue malah nolak bantuan orang lain?" batin Alana dan menatap ke arah Pria asing itu yang sedang melangkah kan kaki nya.

"Tunggu" ucap alana dengan keras membuat pria itu memberhentikan langkah nya.

Pria itu yang mendengar suara Alana hanya tersenyum lebar dan segera membalik kan tubuh nya menatap ke arah Alana.

Alana berjalan ke arah Pria asing itu.

"Saya menerima bantuan anda" ucap Alana

Pria itu mengangguk kan kepala nya."Mari nona. Kita berbicara disana saja" ucap pria itu menunjuk ke arah kursi tunggu.

Alana mengangguk kan kepala nya dan berjalan ke arah kursi tunggu diikuti oleh pria asing itu. Mereka menduduk kan bokong mereka dikursi tunggu.

Pria itu menyodorkan telapak tangan nya ke arah Alana. untuk berjabat tangan.

"Sebelum itu perkenal kan nama saya Ervan Leonard." ucap pria itu yang tak lain adalah sekretaris sekaligus teman Xavier

Alana segera menjabat tangan Ervan.

"Alana" ucap Nya singkat dan melepaskan jabatan nya

Ervan menatap Alana lekat."Saya bisa membantu anda untuk membayar semua biaya operasi Kakak anda tetapi dengan satu syarat." ucap ervan membuat Alana mengernyit kan dahi nya.

"Syarat?" ucap Alana membuat Ervan mengangguk.

"sebelum nya saat minta maaf nona. Saya membantu anda bukan cuma-cuma seperti itu. Tetapi anda harus memenuhi syarat yang saya katakan." ucap Ervan

Alana mengangguk."Saya tau. Katakan lah apa syarat itu?"

Ervan menyapu bibir nya dengan lidah nya dan menatap Alana dengan serius.

"Anda harus siap menikah dengan Bos saya" ucap Ervan membuat Alana terkejut dan membola kan mata nya.

Alana berdiri dari duduk nya."Apa anda sedang bercanda?" ucap Alana menatap tajam Ervan.

Ervan hanya menghela nafas pelan."Nona Alana tenang lah." ucap nya."Itu adalah Persyaratan jika anda ingin segera dibiayai pengobatan kakak anda. Lagi pula Pernikahan ini hanya berdasarkan kontrak saja." lanjut Ervan

Alana menatap heran Ervan."kontrak?" ucap nya membuat ervan mengangguk.

"Duduk dulu nona Alana. Saya akan menjelaskan nya kepada anda" ucap Ervan membuat alana segera duduk kembali.

"Pernikahan ini hanya berdasar kan kotrak saja. Anda hanya akan menjadi istri kontrak selama satu tahun. Dan selama satun tahun berakhir anda akan dibebaskan dari pernikahan kontrak ini" ucap Ervan menjelaskan.

Alana hanya terdiam sembari menatap ke arah lantai rumah sakit.

"jika anda menyetujui nya anda bisa menanda tangani persetujuan anda di dokumen kontrak ini dan saya akan segera membayar Biaya Operasi kakak anda." ucap Ervan seraya mengeluarkan Dokumen yang berisikan kontrak pernikahan itu didalam Tas kerja nya.

Alana menatap ke arah Dokumen itu."Jika gue menolak persyaratan Ini. Biaya operasi kakak nggak akan terbayar. nggak nggak. kakak harus segera dioperasi. Kakak lebih membutuh kan operasi itu dari pada kebahagiaan gue." batin Alana dan menatap ke arah ervan

"Saya menyetujui persyaratan itu." ucap alana membuat ervan tersenyum.

Ervan mengeluar kan pulpen nya dan memberikan Pulpen dan Dokumen itu kepada Alana dan diterima oleh Alana.

Ervan menunjuk Kertas dokumen itu dengan jari telunjuk nya."Anda bisa menanda tangani di bawah ini" ucap nya. Membuat Alana segera menandatangani Dokumen itu.

Setelah siap Alana Memberikan dokumen itu kepada Ervan dan diterima baik oleh Ervan.

Ervan melihat ke arah dimana tanda tangan Alana. Ia mengembang kan senyuman nya dan segera menyimpan dokumen itu kedalam tas kerja nya.

Ervan berdiri dari duduk nya."Kalau begitu mari nona Alana. kita akan membayar biaya operasi kakak anda" ucap nya membuat alana mengangguk dan berdiri dari duduk nya.

Ervan dan Alana kembali berjalan menuju Administrasi berada.

Rain

Alana sekarang tengah berada di ruang inap kakak nya sehabis dari Administrasi untuk membayar biaya operasi. Alana menggengam Tangan Violetta erat.

"Kakak harus bertahan ya.." ucap Alana menatap wajah pucat Violetta."demi Alana" lanjut nya.

Pintu Ruang inap terbuka dan mendapati Dr.maya memasuki ruang inap.

Dr. Maya berjalan ke arah Alana.

Alana yang melihat itu segera berdiri dari duduk nya.

"Mbak Alana. Besok pagi Pasien sudah bisa dioperasi. pukul 10 pagi operasi nya akan dimulai" ucap Dr. Maya.

Alana yang mendengar ucapan Dr. Maya mengangguk."Baik dok. Besok saya akan datang kemari"

Dr.maya tersenyum dan mengangguk."saya hanya menyampaikan itu saja kepada Mbak Alana. Kalau begitu saya permisi" ucap Dr. Maya membuat Alana mengangguk kan kepala nya.

"Terimakasih dok" ucap nya membut Dr. Maya mengangguk dan segera berlalu keluar dari ruang inap.

Alana kembali menatap ke arah Violetta. Dan kembali menggenggam tangan kurus kakak nya

"Kak vio. Alana pulang dulu yaa..besok alana Datang kesini lagi." ucap Alana lembut.

"Kakak baik-baik aja disini ya. Besok kakak akan segera dioperasi dan kita akan kembali bersama lagi" lanjut Alana seraya mengelus kepala kakak nya yang tidak berambut itu.

Alana menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya yang menunjuk kan pukul. 08.30 Wib.

Alana beralih menatap kakak nya dan memperbaiki selimut yang berada ditubuh kakak nya. Alana menatap wajah pucat violetta dan tersenyum kecil."Alana pamit ya" ucap nya dan melangkah kan kaki nya menuju Pintu keluar dan segera keluar dari ruang inap Violetta.

****************

Cafe Nam'e.

Seorang pria tampan sedang berada di ruang VVIP yang berada Di Cafe nam'e itu. Pria tampan itu memejam kan mata tajam nya seraya menunggu kedatangan seseorang.

Perlahan Pintu diketuk dan terbuka bersamaan dengan Seorang pria yang diyakini adalah ervan. ia menutup kembali pintu Itu dan melangkah ke arah seorang pria tampan yang sedang Menutup mata nya itu.

Ervan Duduk di sofa yang berada diseberang Pria tampan itu. Ervan membuka resleting tas kerja nya dan mengeluarkan Dokumen Yang berisi kontrak yang ditanda tangani oleh Alana. Ervan meletak kan Dokumen itu di atas meja dan menyodorkan nya ke arah pria itu.

"Gue udah nemuin Seorang Gadis yang bersedia menikah dengan Lo Xav" ucap ervan kepada pria itu yang tak lain Adalah Xavier maximilian Robbertson'

Xavier segera membuka mata nya. Dan menatap ke arah ervan dengan mata tajam bak elang nya. Ia menarik Sebelah Alis nya. Untuk menyuruh Ervan melanjut kan ucapan nya.

Ervan yang melihat itu hanya berdehem."Perempuan itu membutuh kan Biaya untuk operasi kakak nya. Jadi gue bilang sama dia. Kalo gue mau ngebantuin bayar semua biaya operasi kakak nya tapi dengan satu syarat yaitu menikah dengan lo" ucap Ervan menjelaskan."Awal nya perempuan itu menolak tapi akhirnya dia nerima untuk nikah sama lo. dan menanda tangani Kontrak pernikahan itu" lanjut Ervan

Xavier hanya mengangguk singkat dan mengambil dokumen itu. Xavier menatap tanda tangan beserta nama Perempuan itu yang akan ia nikahi.'Alana Brianna Caitlin' Batin Xavier membaca nama perempuan itu.

Xavier menatap Ervan dengan datar."Kenapa harus Gadis miskin itu yang kau cari"

Ervan hanya menelan ludah nya. Ia tau bagaimana kriteria wanita Bos sekaligus sahabat nya itu."Karna Gue liat-liat Perempuan itu Gadis baik-baik"

Xavier hanya menatap datar Ervan dan memijat Pelipis nya.

"Kau tau bagaimana sikap mama jika mengetahui calon menantu nya perempuan miskin"

Ervan menggigit bibir nya. Ia paham betul bagaimana sikap Mama rosalie. Mama rosalie dihidupi dengan kehidupan mewah dan Harta berlimpah Serta berglamor. Bagaimana bisa ia menerima calon menantu yang miskin.

Xavier hanya menghela nafas nya dan berdiri dari duduk nya dan segera berlalu keluar dari Ruang VVIP itu.

****************

Pukul. 23.30. Wib.

Alana kini tengah berada di depan sebuah Cafe yang sudah ditutup. Ia menduduk kan bokong nya Dikursi panjang yang berada di luar Cafe itu. Alana Mendongak kan kepala nya menatap ke arah awan gelap itu.

Awan Gelap itu Perlahan memunculkan Sebuah Kilatan. Suara petir saling bersahutan pertanda Hujan akan turun. Tetapi Alana masih berdiam diri ditempat nya. Tak ingin beranjak dari sana. Padahal hari sudah larut malam dan menunjuk kan pukul 23.30 wib. Alana merasa enggan untuk pulang ke kontrakan kecil nya.

Rintikan Hujan Perlahan turun dari awan gelap itu. Hujan itu semakin Menderas membasahi seluruh tubuh Alana. Tetapi Alana masih saja berdiam diri di kursi itu tanpa berniat berteduh dari Rintikan hujan.

Alana menyandarkan kepala nya di dinding Luar Cafe. Perlahan Mata nya terpejam menikmati setiap rintikan Hujan yang membasahi sekujur tubuh nya.

"Kenapa kau tidak mengizinkan ku bahagia tuhan..?"

"Aku adalah anak perempuan yang memeluk luka ku seorang diri. Lalu kenapa kau terus membiarkan ku Terluka seperti ini??"

"Aku selalu mampu dan bisa melewati badai sendirian, Tapi kali ini aku sangat lelah"

Alana terus membantin. Tetesan-Tetesan Air mata nya mengalir begitu deras nya. Tetapi tersamarkan oleh Hujan.

Lampu mobil Menyoroti Ke arah tubuh Basah Alana. Tetapi Alana tidak terganggu Oleh Cahaya itu. Alana hanya terus memejam kan mata nya.

Perlahan Seseorang pria yang berada didalam mobil itu keluar dari mobil nya dengan membawa payung Di tangan nya. Seorang pria tampan itu berjalan ke arah Alana. Dan mempayungi Tubuh Alana menggunakan Payung Berwarna Hitam nya.

Alana mengernyitkan dahi nya saat Percikan hujan itu tak lagi mengenai Wajah nya. Alana Perlahan membuka mata sembab nya dan mendongak kan kepala nya menatap seorang Pria tampan dengan mata memerah nya.

Pria tampan itu menatap Alana sendu dan tersenyum Kecil ke arah Alana.

"Ayo gue anter Pulang. Ngga baik seorang Gadis malem-malem diluar apalagi mandi hujan kayak gini" ucap Pria tampan itu sembari menatap Mata sembab Alana.

Alana hanya menghela nafas nya pelan. dan memaling kan wajah nya dari pria tampan itu.

"Gue masih mau disini. Lo balik aja"

Pria tampan itu menghela nafas nya pelan.

"Al. Stop nyiksa diri lo sendiri kayak gini. Kalo lo terus-terusan disini. Lo bisa sakit. Dan siapa nanti yang ngerawat Kak vio?" ucap Pria tampan itu yang diyakini Teman dari Alana.

Alana terdiam. Ia baru teringat sesuatu. Kalau besok pagi Adalah jadwal Kakak nya akan di operasi. Alana mentap Pria tampan itu Dan perlahan berdiri dari duduk nya.

"Ayo" ucap Alana seraya melangkah kan kaki nya.

Pria tampan itu Segera menyusul Alana dan terus mempayungi Alana. Ia membuka pintu mobil nya untuk Alana. Alana segera masuk kedalam mobil. Pria tampan itu memutari Mobil nya dan membuka pintu mobil nya dan segera masuk kedalam mobil.

Pria tampan itu Membuka hoodie yang berada ditubuh nya. dan hanya menyisakan Kaos berwarna putih yang melekat pada tubuh atletis nya. Pria itu memberikan hoodie tersebut kepada Alana.

Alana yang melihat itu hanya mengernyitkan dahinya.

"Pakai. Gue tau lo kedinginan" ucap Pria itu sembari meletak kan hoodie nya di pangkuan Alana.

Alana hanya menghela nafas pelan dan segera memakai hoodie Teman pria nya itu.

Pria tampan yang diyakini nama nya.

'Reza Mahardika Putra' Teman Alana ketika menginjak Bangku Kelas 2 SMA

Reza segera mengemudikan mobil nya menuju Kontrakan Alana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!