“Ngapain kalian ditempat sepi seperti ini? Berbuat tidak senonoh ya!” teriak salah satu warga, Raya terlonjak dari tempat duduk nya begitu mendengar teriakan warga yang menuduh mereka berbuat asusila. Raya menelisik keadaan sekitar nya,memang tempat yang sepi, dan gelap. Wajar kalau para warga disana berasumsi seperti itu.
“Enggak pak! Saya hanya menolong pemuda ini, tadi dia habis dikeroyok sama preman-preman!" Jawab Raya jujur, memang begitulah kejadian nya, Raya hanya menolong pemuda dihadapan nya ini.
“Bohong! Sudah banyak orang yang datang kesini hanya untuk melakukan itu! Kalau turis yang berbuat begitu kami bisa paham, tapi kalian kan orang pribumi, apa tidak malu!” teriak salah satu warga lagi.
“Sudah lah pak, jangan banyak bicara lagi, langsung saja kita bawa mereka ke Pak RT untuk dinikah kan!”
“Tunggu, ini hanya salah paham pak, saya berani sumpah, kalau kejadian nya tidak seperti itu,” lirih nya dengan menahan tangis, berharap para warga akan percaya dengan kejujurannya, namun seperti nya usaha nya tidak merubah apapun. mereka tetap dengan asumsi nya yang menyebut Raya dan pemuda itu berzina.
“Mana ada maling yang ngaku, pemuda itu saja tidak pakai baju, masih mau menyangkal?” benar kata mereka, pemuda itu tidak memakai baju, hanya bertelanjang dada, meskipun wajah nya penuh memar, namun warga tetap saja tidak percaya.
“Mas, tolong kamu bantu jelaskan apa yang terjadi, kita tidak berbuat apa-apa! kan disini, aku hanya menolong mu!” pinta Raya pada pemuda itu.
“Dengar bapak-bapak sekalian, wanita ini tidak bohong, dia menolong ku! tadi aku dirampok, semua barang-barangku diambil, termasuk baju ku, jadi tolong jangan paksa kami untuk menikah, kami tidak mengenal satu sama lain!” pemuda itu membuka suara nya, sambil menahan sakit, ia mencoba menjelaskan jika semua asumsi mereka salah.
“Sudah lah pak, semua yang tertangkap basah pasti selalu bilang mereka tidak kenal, kita nikahkan mereka sekarang juga! masih muda kok hobi nya begitu sih, memang gak ada yang bagus generasi sekarang, kalau udah ngebet tu nikah! kalian gak liat ini kampung orang!” cerca mereka lagi, membuat Raya dan pemuda itu kehilangan kata-kata untuk membela diri.
Singkat cerita akhirnya mereka sampai dirumah pak RT, para warga yang tadi sudah berkumpul disana, ada juga yang bertugas memanggil penghulu untuk menikahkan mereka berdua, malam itu juga.
Setelah pak penghulu tiba, pemuda tadi sudah dipinjamkan baju koko serta sarung untuk digunakan saat ijab Qabul, sedangkan Raya dipinjamkan gamis beserta jilbab nya. Pak penghulu menjabat tangan tadi.
“Siapa nama mu?”
“Dave pak ,Dave Abiyasa!” jawab nya singkat. Ia memandang sekilas kearah Raya yang sudah siap dengan gamis nya, Raya selalu menundukan wajah nya karena malu, hal seperti ini bisa terjadi padanya, kalau saja Ayah dan Ibu nya tahu, pasti mereka akan sangat malu sekali.
“Nama wanita mu itu siapa?” tanya pak penghulu lagi, lagi-lagi Dave memandang Raya, bermaksud ingin menanyakan namanya. Raya yang paham apa maksud mereka langsung membuka suara nya.
“Raya Dewi Arum, binti Hadi Atmaja!”
“Mahar kamu apa!” Dave berpikir sejenak, mahar apa yang akan ia berikan untuk mas kawinnya, ia meminta izin untuk melihat saku celana nya tadi, disana ia hanya mempunyai uang seratus ribu rupiah, memalukan sekali bagi Dave melihat nominal uang segitu.
“Saya hanya punya ini pak,” tutur Dave sambil menunjukan uang seratus ribu tadi.
“Tidak apa-apa, ini juga bisa asal kamu ikhlas memberikannya, kalau begitu mari kita mulai,
Saudara Dave Abiyasa, saya nikahkah engkau dengan Raya Dewi Arum binti Hadi Atmaja, dengan mas kawin uang seratus ribu rupiah, tunai!”
“Saya terima nikah nya Raya Dewi Arum Binti Hadi Atmaja, dengan mas kawin tersebut tunai!”
“Bagaimana Para saksi?”
“Sah!” jawab mereka serentak.
Raya menarik nafas nya dalam-dalam dan membuang perlahan, ia tak percaya jika kini diri nya sudah sah menjadi istri seseorang lagi, ya.. Raya pernah menikah.. Namun nasib nya tidak baik, suami nya meninggal dalam kecelakaan tunggal dijalan Tol,.padahal saat itu, mereka baru menikah 3 hari dan belum pernah melakukan malam pertama, sampai saat ini Raya masih suci dsn belum tersentuh.
Memori dikepala nya kembali berputar, ia teringat kembali momen Ilham mantan suami Raya mengucapkan ijab Qabul dalam satu tarikan nafas, berbeda dengan hari ini.. saat itu Raya menikah atas dasar suka sama suka, ia sudah merajut impian bersama sang suami, namun naas... Sebelum semua nya terwujud, ia harus menelan pil pahit, kalau suami nya itu pergi untuk selama nya,.dan tak akan kembali.
“Cium tangan suami mu nak Raya!” suara salah satu Ibu-Ibu menyadarkan lamunan Raya, bola mata nya mengarah pada Dave, laki-laki yang baru saja sah menjadi suami nya, pandangan mereka bertemu, baru kali ini Raya melihat dengan jelas bagaimana rupa laki-laki dihadapan nya, ia sangat tampan meski penuh dengan memar, sedangkan Dave.. Ia juga baru kali ini melihat perempuan yang secara agama sudah menjadi istrinya, ‘ternyata dia sangat cantik! manik mata hitam nya begitu meneduhkan, bibir nya mungil dengan merah alami,.untuk sesaat Dave terpesona dengan kecantikan Raya.
Raya mencium dengan takzim punggung tangan Dave, akan seperti apa nasib pernikahannya kelak, batinnya dalam hati.
Mereka diberi wejangan pernikahan, sebelum akhirnya mereka berpamitan dari sana.
Dan disinilah mereka sekarang, sebuah penginapan kecil namun cukup bagus. Raya membawa Dave kesana, karena Dave bilang semua barang nya ada dirumah teman nya, sedangkan uang dan ponsel nya diambil oleh preman tadi, ingin menghubungi tapi Dave tidak hapal nomor teman nya itu, yang dia ingat hanya nomor sekretaris nya saja.
“Kita menginap disini malam ini, gak apa-apakan, tanya Raya memulai pembicaraan!”
“Gak masalah, ini juga bagus kok!” Raya mengangguk kecil lalu pamit untuk kekamar mandi.
“Gilak! gue udah nikah! haaa!” Dave membanting tubuh nya dikasur, yang terjadi hari ini sungguh diluar bayangan Dave, ia berniat kesini untuk liburan karena putus dari Luna kekasih nya, namun saat disini dia malah mendapatkan istri, cantik pula!
Jika dibandingkan dengan Luna kekasih nya, Raya jauh lebih cantik dan lugu.. tubuh nya bagus dan semua seakan sempurna.
Raya keluar dari kamar mandi, kini ia sudah berganti pakaian dengan piyama tidur berlengan panjang.
“Mas Dave, silahkan kalau mau mandi, tadi beberapa warga memberikan aku beberapa potong baju pria, itu bisa kau gunakan, sampai kau kembali pada teman mu!” ucap Raya tanpa menoleh pada Dave.
Dave bergegas mandi, badan nya terasa remuk saat para preman tadi memukul nya habis-habisan, setelah selesai Dave masuk dengan setelan celana pendek dan kaos oblong, ia melihat jika Raya masih duduk di tepi ranjang, seperti sedang berpikir.
“Raya.. Semua ini...”
“Talak saja aku mas, kita tidak saling kenal sebelum nya, ini pasti sulit.. kau belum tahu siapa aku,” tutur Raya memotong ucapan Dave, sejak tadi Raya berpikir, jika keluarga Dave tahu dia seorang janda, pasti akan jadi kontra nanti nya.
“Apa yang kau katakan, apa kau pikir pernikahan itu mainan?? Aku memang bukan pria yang mengerti lebih dalam tentang agama, tapi yang aku tahu pernikahan itu penuh dengan tanggung jawab, jadi... Apapun itu, aku memutuskan untuk bertanggung jawab penuh padamu!” terang Dave bersungguh-sungguh, ia meyakinkan Raya untuk tetap disisi nya, ia ingin membuktikan pada Luna, jika ia bisa menemukan pengganti yang jauh lebih baik dari diri nya.
“Tapi ini tidak sesederhana itu mas, ini...”
“Bukan kah orang yang ta'aruf juga tidak saling mengenal, kita bisa mengenal satu sama lain setelah ini, sudah lah Raya...percaya padaku.. Aku tidak akan pernah menyakitimu, aku janji!”
“Tapi mas..”
“Raya.. tolong lah.. beri aku kesempatan untuk bertanggung jawab, ini juga kan karena aku.. karena kau menolongku, semua ini terjadi.. ” tambah nya lagi, selain dari rasa semua ini karena dirinya, pesona Raya juga melululantahkan sifat kelakiannya, bagi Dave Raya sangat cantik dan lugu, wajah Ayu dan teduh nya sangat sulit dicari pada wanita lain. Berbeda dari Luna yang memang cenderung tegas.
Raya menarik nafasnya dalam-dalam, lagi-lagi posisi ini sangat sulit, ia baru saja kehilangan suami nya 5 bulan yang lalu, ia pergi berlibur ke Bali karena ingin menepi sejenak dari kenangan nya bersama mantan suami nya dulu, sangat sulit untuk Raya menerima kenyataan, tapi apa sekarang ini.. Takdir seolah melempar dia dalam masalah yang baru.
“Raya..” panggil Dave pelan, Raya mengangkat kepala nya menatap Dave, manik mata mereka bertemu lagi.
“Apa kau yakin mas dengan keputusan mu?” tanya Raya sekali lagi, jika memang Dave bersikeras mau bertanggung jawab, Raya juga harus memberi nya kesempatan kan, mungkin dengan begini, dia akan benar-benar melupakan Ilham dan membuka lembaran baru.
“Aku yakin, boleh aku pinjam ponsel mu?”
“Boleh,” Raya menyodorkan ponsel nya pada Dave, ia nampak menelpon seseorang.
“Jes.. ini aku Dave, tolong pesan kan tiket untuk ke Jakarta besok pagi, aku akan pulang, ponsel dan dompet ku di curi, tolong kau kabari aku melalui nomor ini, ini...Ponsel Istriku!” Dave langsung mematikan ponsel nya, Raya sedikit meremang kala mendengar kata istri keluar dari bibir Dave.
Rasanya masih tidak mungkin jika sekarang status nya sudah berubah menjadi istri lagi, banyak pertanyaan yang mencuat dipikiran nya, Apakah pernikahan ini benar? Bagaimana reaksi keluarga besar Dave? Karena seperti nya Dave bukan orang biasa.
Teringat kembali pada Raya saat bagaimana Dave dipukuli oleh 5 orang yang badannya jauh lebih besar dari Dave.
Flash back on
Raya hendak jalan-jalan diseputaran desa nya Dinda, teman nya yang ads di Bali, baru sore tadi Raya sampai disana, ia berasal dari Jakarta.. Tujuan nya datang ke Bali, hanya untuk menepi dari ruang lingkup nya dengan Ilham mantan suami nya yang telah lebih dulu meninggalkan nya 5 bulan yang lalu.
Bugh! Bugh! Bugh!
Dapat didengar oleh Raya ada orang yang sedang dipukuli, ia mendekat.. karena suasana disana memang sangat sepi dan gelap, Raya hampir tidak bisa melihat dalam kegelapan, namun bantuan dari sinar rembulan mampu membuat nya melihat apa yang terjadi disana.
“Ya Allah,.kasihan sekali pemuda itu!” lirih Raya pelan, agar tidak terdengar, Raya ingin membantu, namun kapasitas nya sebagai perempuan sangat lah tidak mungkin, apalagi dia tidak punya ilmu bela diri sakali. Jadi Raya hanya berdiam diri sambil sesekali beristighfar melihat preman itu memukul nya secara membabi buta, setelah mendapatkan apa yang mereka mau, preman-preman tadi langsung pergi begitu saja.
Tinggallah pemuda tadi dengan meringis kesakitan, Raya berjalan mendekat menghampiri nya, dengan sangat hati-hati Raya memberanikan diri melihat keadaan laki-laki itu.
“Mas.. mas.. apa kamu baik-baik saja?” tanya Raya ragu, namun dia harus melakukan nya, sebagai sesama nya mana mungkin ia meninggalkan begitu saja dengan apa yang terjadi dihadapan mata nya sendiri.
Pemuda itu tidak menjawab, ia hanya merintih kesakitan, semakin gelisah saja Raya dibuat nya. Kalau Raya mengangkat laki-laki itu, tentu ia tidak akan kuat, karena badan nya jauh dibawah nya, Raya bertubuh mungil sedangkan pemuda itu sangat atletis.
“Haduh gimana ini? Aku harus apa?” pikir Raya bingung, akhir nya ia mencoba menyandarkan pemuda tadi pada salah satu pohon didekat mereka berdua, Raya berhasil.. Ditelisik setiap inci wajah pemuda itu, semua penuh memar, dengan cepat ia mengambil kotak p3k yang selalu ia bawa dalam tas nya.
Dengan hati-hati Raya membaurkan alkohol untuk membersihkan luka nya agar tidak infeksi.
“Aw!! Pelan sedikit dong!” jawab pemuda tadi.
“Luka mu cukup parah, sebaik nya kamu pergi ke puskesmas saja!”
“Gimana mau pergi, dompet serta ponsel ku diambil semua sama preman tadi,”
Saat Raya sedang mengobati pria tadi tiba-tiba..
“Ngapain kalian ditempat sepi seperti ini? Berbuat tidak senonoh ya!” teriak salah satu warga, Raya terlonjak dari tempat duduk nya begitu mendengar teriakan warga yang menuduh mereka berbuat asusila. Raya menelisik keadaan sekitar nya,memang tempat yang sepi, dan gelap. Wajar kalau para warga disana berasumsi seperti itu.
“Enggak pak! Saya hanya menolong pemuda ini, tadi dia habis dikeroyok sama preman-preman!" Jawab Raya jujur, memang begitulah kejadian nya, Raya hanya menolong pemuda dihadapan nya ini.
Flash back off
Raya tersentak dari lamunan nya kala Dave menyodorkan kembali ponsel nya.
“Kamu ngelamunin apa?” tanya Dave.
“Emm, aku cuma bingung gimana cara ngasih tahu orang tua ku, pasti kamu juga kan?”
“Keluarga ku baik Raya, mereka pasti akan ngerti kondisi nya!”
“Tapi...”
“Sudah lah, kamu jangan mencemaskan sesuatu yang gak mungkin, aku percaya semua nya akan baik-baik saja, kita mengenal dulu satu sama lain, setelah kita merasa cocok, aku baru akan mendaftarkan pernikahan kita secara resmi! Dan selama itu pula aku tidak akan menyentuh mu, sebelum kamu siap!”
Degh!
Raya mengusap wajah nya gugup.. Ia harus menetralkan perasaan nya sendiri,
Raya mengusap wajah nya gugup, ia harus menetralkan perasaan nya sendiri, keputusan Dave sudah benar.. lebih baik begitu dulu.. Pikir nya.. ia tinggal harus memikirkan bagaimana cara nya memberi tahu keluarga besar nya juga keluarga besar mantan suami nya.
Keesokan pagi nya, ponsel Raya berdering, rupanya itu dari sekretaris kepercayaan Dave, dia memberi tahu kalau mereka berdua harus segera berangkat ke bandara, penerbangan nya satu jam lagi, Dave dan Raya pun segera bersiap dan memutuskan segera kembali ke Jakarta.
Dalam waktu yang singkat, akhir nya Dave dan Raya sudah berada tepat didepan rumah besar milik Abiyasa.
Raya ragu untuk melangkah masuk, seperti akan ada tembok penghalang untuk hubungan mereka.
“Raya.. kenapa berhenti?” tanya Dave, Raya memandang lekat mata suami nya itu, sampai sekarang Raya merasa ini tidak benar, akan ada masalah besar disini, hati nurani Raya mengatakan untuk tidak melanjutkan langkah masuk kedalam rumah besar itu.
Dave mengerti kegugupan Raya, tapi Dave yakin, kalau keluarga nya pasti bisa mengerti. Akhirnya Dave menarik tangan Raya untuk mengikutinya masuk kedalam rumah.
Ternyata didalam sudah ada wanita paruh baya serta anak perempuan yang seusia dengan Raya sudah menunggu kedatangan Dave.
“Dave!! Mama cemas banget sama kamu.. mama dengar dari Jesy kamu dirampok disana?? Apa yang kamu rasakan sekarang hah??” tanya wanita paruh baya yang bernama Rasti itu, ia adalah Ibu kandung Dave.
“Dave gak apa-apa ma, cuma memar dikit, sama dompet dan juga ponsel Dave yang diambil!” jawab Dave.
“Sudahlah, gak masalah kalau cuma ponsel kamu yang diambil, kamu masih bisa beli satu toko,”
“Iya ma... Oh ya.. Ini Raya.. Dia istri Dave!”
“What??? Istri??” teriak Rasti dan Clara adik Dave dengan kuat, mereka terkejut kalau Dave pulang membawa istri, bukannya Dave disana mau berlibur.
“Iya ma.. Dave sudah menikah!” Dengan santai Dave menceritakan kejadian singkat malam itu, yang membuat mereka menikah secara dadakan malam itu.
“Jadi Dave, Kau sungguh sudah menikah?” tanya Rasti sekali lagi, ia ingin memastikan jika pendengaran nya masih bagus, dan semua yang dikatakan Dave adalah bohong! Jelas ia merasa kaget, pasal nya sang putra yang baru saja pulang berlibur ke Bali malah membawa kabar yang membuat darah tinggi nya melonjak naik.
“Iya ma.. Kejadiannya cepet banget.. Tapi aku janji akan bertanggung jawab pada nya, dia sudah berbaik hati menolong ku!” jawab Dave dengan penuh keyakinan, ia melirik kearah istrinya yang sejak tadi meremas ujung baju nya, Raya sangat cantik, rambut nya begelombang alami, kulit nya putih bersih, badannya mungil bak boneka barbie serta bola mata nya yang berwarna hitam sangat meneduhkan pandangan.
“Gak waras kamu! Apa kamu sudah tahu bagiamana asal usul keluarga nya?? Apa dia setara dengan keluarga kita??” ya.. Dave belum menanyakan itu sejak tadi malam, kecantikan dan kelmmbutan Raya mampu menghipnotis Dave dalam waktu yang singkat, begitu juga Raya.. Ia lupa mengabarkan pada keluarga nya tentang kejadian semalam.
“Hei kau!! Siapa nama mu?” Rasti beralih menatap Raya dengan tatapan tak suka, dilihat dari penampilan Raya yang sederhana dan biasa aja, sudah bisa dipastikan jika dia dari keluarga yang miskin, pikir Rasti.
“Raya Bu!” Raya hendak menyalami ibu mertua baru nya itu, namun secepat kilat Rasti menolak nya.
“Aku ingin dengar tentang mu juga keluarga mu!” ucap Rasti dengan nada ketus.
“Aku ingin menejelaskan ini pada Mas Dave tadi malam, tapi aku.. tidak punya kesempatan untuk itu, aku... Pernah menikah mas!”
Jederrr!!
Rasti dan Clara lagi-lagi dibuat kaget, dan kali ini juga Dave merasa sangat kaget saat mebegetahui jika Raya ini adalah seorang janda dan bukannya gadis.
“Apa?? Ka-u ja-nda!” pekik Dave tak percaya.
“Iya.. aku ingin menjelaskan ini tadi malam, tapi kau tidak mau dengar! Suami ku dulu meninggal dalam kecelakaan mobil, dan..”
“Sudah cukup! Tidak perlu lagi kau jelaskan penjang lebar seperti itu, intinya kau ini seorang janda kan? Kau lihat Dave perempuan apa yang kau nikahi semalam ini?? Dia janda!! Pasti keluarga mu juga orang miskin kan! Pasti ini konspirasi yang dia buat Dave!!
Aku tahu.. kau sengaja berpura-pura menolong anak ku, agar kau bisa menikahi nya dan mengambil keuntungan kan?” tunjuk Rasti tepat pada wajah Raya. Sungguh ucapan ibu mertua nya ini sakit sekali, kenapa mereka langsung menilai Raya buruk sebelum mendengar seluruh cerita darinya.
Raya menggeleng tak percaya atas reaksi dari Dave dan juga mama nya. “Aku gak pernah ngambil keuntungan apapun , tadi malam aku sudah menolak kan, kau bisa menjatuhkan aku talak jika kau tidak menerima pernikahan ini!” sahut Raya tak terima, inilah kecemasan yang ia takutkan sejak tadi malam. Dan akhir nya terjadi.
“Kau dengar Dave, jatuhkan talak padanya sakarang juga! Mama gak sudi punya menantu Janda dan dari kalangan biasa! Cepet Dave!!” sentak Rasti menyuruh putra nya menjatuhkan talak pada wanita yang baru ia nikahi tadi malam.
Dave bergeming, ia masih syock kalau Raya ternyata adalah Janda, dari bentuk badan nya, perangainya ia masih terlihat seperti gadis.
“Ayo Dave!! Tunggu apa lagi!!" Desak Rasti lagi.
“Benar kak, kau itu putra tunggal keluarga Abiyasa, kekayaan kita dimana-mana, apa gak kamu gak malu punya istri janda yang sudah bekas orang lain!” sahut Clara yang ikut memprovokasi kakaknya.
“Siapa yang akan menalak siapa??” tanya Agam papa Dave, yang baru saja datang karena mendengar keributan, sejak tadi Agam sudah menyimak obrolan mereka dari atas tangga, menurutnya sikap istri dan anak nya itu salah.
“Ini anak mu, menikah dadakan dengan janda miskin pula!”
“Ma! Jaga bicaramu, sejak kapan kau memandang seseorang hanya dari kasta nya saja, sekarang dia itu menantumu, suka atau tidak nya dirimu, kau tetap harus menerima! Dan kau Dave! Aku mengharamkan kau menceraikan gadis itu, aku tidak pernah mengajarkan kau untuk tidak bertanggung jawab!” tegas Agam, sudah lama ia menginginkan Dave menikah, tapi bukan dengan Luna yang selalu menebar pesona dengan laki-laki seusia diri nya.
“Tapi Dave gak ngelakuin apapun, ini cuma fitnah, Dave menikahi nya itu karena Dave pikir dia masih gadis pa, tapi ternayata dia janda!”
“Apapun alasan nya papa gak terima! lagian kenapa baru sekarang kau protes kalau dia janda, tadi malam apa kau sudah tanya pada nya?? Dave, laki-laki itu harus bertanggung jawab, dia sudah berbaik hati menolong mu, jadi terima dia sepenuh hati!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!