NovelToon NovelToon

TERJERAT CINTA MASA LALU

Pertemuan Kembali

Neva Viviani adalah perempuan berusia 27 tahun. Ia cantik, menarik, pekerja keras dan sangat mencintai pekerjaannya sebagai perancang acara yang bergabung di sebuah perusahaan yang khusus menangani acara-acara khusus seperti pernikahan, ulang tahun bahkan perayaan akbar lainnya. Sudah 4 tahun Neva bergabung di perusahaan ini dan dia sudah diangkat menjadi salah satu orang penting di sini. Semua idenya, dianggap brilian sehingga Neva menjadi kesayangan ibu Lorry, sang pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

"Neva, hari ini kamu pergi ke perusahaan PT. Albano. Anak pemilik perusahaan itu akan bertunangan. Kakak dan adik dan keduanya ingin bertunangan di hari yang sama. Sang kakak akan menikah 3 bulan setelah hari pertunangan itu dan sang adik akan menikah 6 bulan setelahnya. Mereka ingin konsep acara pertunangan yang mewah, megah walaupun memang hanya akan dilaksanakan di mansion mereka. Jam 11 siang, nona Gina menunggu anda di sana." itulah perkataan ibu Lorry yang disampaikan padanya tadi pagi. Dan disinilah Neva. Berdiri di depan sebuah perusahaan yang terkenal di Indonesia. Yang memiliki cabangnya sampai ke beberapa negara. Perusahaan yang bergerak di bidang keramik dan mebel yang sudah mendunia.

"Selamat siang. Saya Neva dari WO Milikia. Saya ada janji dengan nona Gina." kata Neva pada seorang resepsionis yang ada di lobby.

Resepsionis cantik itu segera menelepon seseorang. "Ya, silahkan nona, anda sudah ditunggu nona Gina di lantai 4. Anda naik lift saja dan saat keluar dari lift, langsung belok kanan, ada ruangan manager, disitulah ruangan nona Gina. Ini kartu tolong dipakai sebagai tanda anda tamu yang telah di ACC."

Neva memakai kartu tanda pengenal itu dan segera menuju ke lift. Ia menekan angka 4. Begitu keluar dari lift, ia langsung belok ke kanan dan menemukan ruangan manager.

"Selamat siang." kata Neva sambil mengetuk pintu yang terbuka sedikit.

Seorang perempuan cantik dengan tubuh yang tinggi semampai langsung tersenyum saat melihat Neva. "Masuklah mba Neva."

Neva pun masuk dan segera mengulurkan tangannya.

"Neva."

"Gina. Mari silahkan duduk."

Neva sesaat tertegun saat melihat wajah Gina. Apalagi matanya. Sepertinya ia pernah melihat mata ini. Tapi di mana?

"Kakakku akhirnya mau juga menikah. Namun tradisi keluarga kami, harus ada pesta pertunangan dulu. Kebetulan aku dan pacarku juga akan bertunangan makanya mama ku mengusulkan bagaimana jika acara pertunangannya dibuat bersamaan saja. Kakakku mau juga. Dan aku ingin acara pertunangan kami dan pesta pernikahan kami ditangani oleh WO Milikia. Apalagi oleh mba yang sudah terkenal di kota ini."

"Ah bisa saja." Neva sedikit tersipu saat dipuji. "Team kami yang kompak dan hebat."

"Namun semua bilang kalau ide cemerlang itu datangnya dari mba."

Neva hanya tersenyum.

"Kakakku orangnya agak arogan dan suka berkata pedas. Usianya sudah 31 tahun dan sudah membuat mamaku pusing karena dia tak mau menikah juga. Tapi untunglah dia akhirnya mau. Sebaiknya kita ke ruangan kakakku saja untuk membicarakan konsep apa yang dia mau." Gina mengajak Neva berpindah ruangan. Mereka menuju ke lift dan naik satu lantai lagi. Lalu saat lift terbuka, di sambut ruangan tamu dan ada dua ruangan besar di sana.

"Kakakku ada di dalam?" tanya Gina pada asisten kakaknya yang bernama Rangga.

"Ada nona."

Gina mengetuk pintu itu sebelum membukanya. Pintu yang di atasnya tertulis Direktur Utama. Neva mengikuti Gina dari belakang.

"Kak......!"

"Ya." Seorang pria berdiri membelakangi mereka sambil membuka sebuah file.

Deg! Wajah Neva tiba-tiba menjadi pucat. Suara itu, seperti suara......

"Orang dari WO nya sudah datang. Kita bicara sebentar yuk!"

"Aku kan sudah bilang kamu saja yang mengurusnya." kata pria itu sambil terus membaca filenya. Jantung Neva bagaikan berhenti berdetak. Mungkin hanya suaranya yang sama.

"Orangnya sudah di ruangan ini, kak."

Pria yang menggunakan jas itu berbalik.

Tangan Neva yang memegang tasnya bergetar. Tak mungkin! Batinnya berusaha menguatkan hatinya.

Eldar Deksiano menatap Neva tanpa berkedip. Seolah ingin menyakinkan hatinya kalau perempuan yang berdiri di depannya ini bukanlah gadis dari masa lalunya. Perempuan ini terlihat begitu dewasa. Dengan setelan dress kerja yang panjangnya selutut, dipadu dengan blazer hitam, sepatu hak tinggi dan rambut yang disanggul modern. Apalagi sekarang perempuan itu menggunakan make up yang natural tapi sangat menunjukan kelasnya sebagai seorang wanita karir.

"Selamat siang, tuan......" Neva sengaja menggantung kalimatnya.

"Eldar. Itu nama kakakku." ujar Gina.

"Ya, tuan Eldar. Saya Neva dari WO Milikia." Neva mengulurkan tangannya yang sebenarnya sudah dingin bagaikan es. Eldar menjabat tangan Neva sekilas. Tatapannya dingin dan dengan tangannya ia mempersilahkan Neva duduk. Ia kemudian melepaskan file yang ada di tangannya lalu melangkah ke arah sofa tempat Neva dan Gina sudah duduk.

"Kak, mba Neva datang ke sini karena dia ingin tahu konsep kita seperti apa nanti dia akan mencoba membuat narasinya yang akan diperlihatkan pada kita melalui video." ujar Gina.

Eldar menatap Neva. "Aku mau perpaduan warna hijau dan putih. Ada kesan awan biru dan putih."

Hati Neva berdesir saat mendengar apa yang Eldar katakan. Itu adalah konsep acara pernikahan yang pernah ia ungkapkan pada Eldar dulu. Apakah Eldar mencoba membangkitkan kenangan diantara mereka?

"Baik. Ada lagi?" tanya Neva berusaha terlihat tenang. Ia ingin menunjukkan pada Eldar bahwa ia sudah move on dari pria itu. Eldar memang sudah berubah. Tubuhnya kini lebih kekar dan tegap. Tak seperti dulu yang agak lebih kurus. Ia juga terlihat berwibawa dengan setelah jas mahal yang membungkus tubuhnya. Kulit Eldar bahkan terlihat lebih putih dan bersih. Neva kini mengerti bahwa ia dulu sangat bodoh, polos dan terlalu bucin sehingga akhirnya jatuh dalam segala tipu daya Eldar.

"Mba, aku mau musiknya yaitu musik klasik." ujar Gina. "Boleh kan kak?" Gina menatap kakaknya.

"Boleh. Aku suka ada piano Edeward Kim."

Neva hanya mengangguk walaupun Eldar kembali mengungkapkan salah satu musisi yang sangat Neva sukai. Sang pianis Edeward Kim yang berasal dari Korea. (Masih ada yang ingat Edeward Kim ada di novel apa?)

Pintu ruangan Eldar terbuka. Nampak seorang perempuan cantik dengan pakaian yang elegan masuk ke dalam.

"Honey.....!" perempuan itu mendekat dan langsung duduk di samping Eldar lalu mencium pipi Eldar dengan mesra. Tanpa harus dikatakan, Neva tahu kalau perempuan ini pasti pacar Eldar.

"Kebetulan kak Kintan datang. Ini orang WO nya, kak."

"Kamu pasti Neva Viviani yang terkenal itu kan? Aku senang kalau akhirnya kamu yang akan mengatur semua acara kami." kata Kintan senang. Suaranya begitu merdu dan dia terlihat baik hati.

Neva kembali menjelaskan apa yang diinginkan Eldar dan Gina. Kintan menambahkan sedikit tentang konsep yang dia inginkan juga. Setelah itu Neva segera pamit untuk pulang.

"Bagaimana kalau makan siang dengan kami, mba?" tawar Gina.

"Maaf, saya sudah ditunggu oleh suami saya untuk makan siang bersama." tolak Neva.

"Wah, mba Neva sudah menikah ya? Nggak disangka ya? Pada hal kelihatan masih sangat muda." Ujar Kintan.

Neva tersenyum. Ia dapat melihat kalau Eldar menatap tajam padanya. Neva segera pergi. Ia ingin Eldar tahu, walaupun lelaki itu sudah menghancurkan hatinya, sudah membuat tubuhnya rusak, namun ia akhirnya bisa move on dan menikah. Bahkan ia lebih dulu menikah dari Eldar.

"Beruntung banget lelaki yang menjadi suaminya mba Neva. Ia sangat terkenal dengan acara wedding nya. Followers sangat banyak. Pelanggannya para pejabat dan artis-artis terkenal." kata Gina. Eldar diam-diam mengirim pesan pada asistennya. Cari tahu perempuan bernama Neva Viviani.

*********

"Bu, suruh orang lain saja ya yang menangani acara pertunangan dan pernikahan keluarga Daksiano." kata Neva saat ia kembali ke kantor.

"Nggak Neva. Mereka memilih WO kita karena kamu. Jika kita berhasil menangani acara keluarga sultan itu, maka perusahaan kita akan semakin terkenal."

"Aku bingung dengan konsep yang mereka inginkan." Neva mencari alasan.

Lorry mengerutkan dahinya. "Ayolah Neva. Masa sih kamu sampai kehabisan ide. Apakah kamu bertengkar lagi dengan suamimu?"

Neva menggeleng. Pertengkaran sebenarnya sudah menjadi makanan sehari-hari Neva dan suaminya. Ia bahkan sudah biasa kalau suaminya tak pulang.

"Kenapa sih kamu harus menikah dengan dia, Neva? Kalian baru setahun menikah namun kamu terlihat tak bahagia. Cerai saja. Masih banyak kok lelaki yang bakal suka sama kamu walaupun kamu sudah menjadi janda. Lagian, kalian kan belum punya anak."

Neva menarik napas panjang. Menyesali pernikahan yang sudah terjadi rasanya tak ada gunanya. Hutang budi tak bisa dibalas dengan uang.

"Aku bisa pulang cepat nggak? Kepalaku pusing."

Lorry tersenyum. "Pulanglah, cantik. Istirahat yang banyak dan dapatkan lagi ide-ide cemerlang mu."

Neva meninggalkan ruangan bos nya dengan lesu. Ia tak menyangka hari ini, luka lama itu akan terbuka kembali. Setelah 5 tahun berlalu, kenapa Tuhan harus mempertemukan dia kembali dengan lelaki itu.

Neva memarkir mobilnya di basment apartemen. Ia segera menempelkan kartu akses untuk masuk dari pintu belakang. Namun, baru saja Neva akan masuk, seseorang memanggilnya.

"Neva.....!"

Neva membalikan badannya. Wajahnya langsung pucat. "Eldar?"

**********

Hallo semua.....

Bagaimana novel terbaru emak ini?

Tak Ada Penjelasan

"A....apa yang kamu lakukan di sini? Kamu sengaja mengikuti aku? Aku akan memanggil keamanan." Neva bergegas meraih telepon yang ada di dekat pintu namun Eldar dengan cepat menahan tangan Neva.

"Ikut aku ....!" kata Eldar sambil menarik tangan Neva.

"Lepaskan.....! Aku nggak mau!" Neva berusaha menarik tangannya. Namun cengkraman Eldar begitu kuat.

"Sakit Eldar!" keluh Neva.

Eldar melonggarkan sedikit pegangannya namun tak melepaskan tangannya.

"Aku ingin penjelasan darimu." kata Eldar dengan suara yang mulai terlihat tenang.

"Penjelasan apa? Apa yang harus aku jelaskan? Bukankah yang seharusnya memberikan penjelasan itu adalah kamu? Tapi sudahlah. Aku malas berdebat dengan seseorang yang sudah selesai urusannya dengan aku."

"Urusan kita belum selesai." kata Eldar sambil menatap Neva dengan tajam. Perempuan itu sedikit takut dengan tatapan Eldar. Karena setahu dia, cowok itu selalu memiliki tatapan lembut untuknya. Neva kini menyadari bahwa ia memang tak mengenal siapa Eldar yang sebenarnya.

"Tolonglah, Eldar. Aku tak mau berurusan apapun lagi dengan mu." kata Neva sedikit memohon.

Eldar melepaskan cengkraman tangannya di lengan Neva.

"Ikut aku!" lalu ia membuka pintu mobilnya.

"Nggak!"

"Neva!"

"Aku Perempuan yang sudah menikah. Aku nggak bisa pergi dengan pria lain tanpa ijin suamiku."

Eldar seakan tak peduli. Ia terus mendorong sehingga Neva masuk ke dalam mobil dan segera mengunci pintunya. Saat Neva mencoba membukanya, pintu itu tak bisa dibuka.

"Eldar....Eldar ....!" Neva berteriak namun Eldar justru pura-pura tak mendengar. Ia segera duduk di belakang stir dan menjalankan mobilnya.

"Jangan macam-macam Neva! Aku nggak peduli jika kita berdua akan celaka." ancam Eldar saat Neva mencoba meraih stir mobil.

Neva langsung terdiam. Ia tak mau mati konyol dengan pria kasar yang sudah merusak hidupnya di masa lalu.

Eldar terus menjalankan mobilnya sampai mereka memasuki sebuah kompleks apartemen.

"Kenapa kita ke sini?" tanya Neva saat Eldar sudah mengeluarkannya dengan paksa dan menyeret tangannya memasuki gedung apartemen mewah itu. Eldar menempelkan kartu ke gagang pintu.

"Eldar.....!" Neva berusaha terus melepaskan diri namun ia tak bisa. Badan Eldar yang besar dan lebih tinggi darinya membuat Neva tak bisa lepas. Akhirnya ia pun diam saat mereka sudah memasuki lift. Eldar menekan angka 10 dan lift pun mulai naik.

Pintu lift terbuka di lantai 10. Eldar kembali menyeret Neva memasuki satu-satunya unit yang ada di lantai ini. Sebuah penthouse.

Pintu terbuka setelah Eldar menempelkan kelima jari tangannya di atas pintu. Eldar mendorong Neva dengan kasar sehingga perempuan itu jatuh ke atas lantai.

Neva meringis memegang tangannya yang terasa sakit. Ia sungguh tak mengerti kenapa Eldar begitu kasar padanya. Apakah memang ini sifat aslinya?

Eldar menutup pintu masuk dengan sangat keras. Ia kemudian menatap Neva yang masih duduk di atas lantai yang beralaskan karpet mahal itu.

"Berdiri!" kata Eldar sedikit memerintah.

Neva berdiri sambil menahan sakit di tangannya. Ia tak mau menangis walaupun saat ini ia ingin menangis.

"Akhirnya, aku menemukanmu setelah aku menyerah mencari keberadaan mu. Sungguh miris saat tahu kalau kita ada di kota yang sama." Eldar tersenyum sinis. Tak ada lagi wajah tampan khas pria Turki yang dulu Neva kagumi.

"Mau kamu apa?" teriak Neva seolah tak peduli dengan tatapan tajam Eldar.

"Di mana anakku?"

Hati Neva sakit saat mengingat kata anak. "Kok kamu peduli ya?"

"Katakan saja di mana dia?"

"Memangnya kamu mau apa jika bertemu dengannya?"

"Aku berhak tahu tentang anakku."

Neva menatap Eldar dengan tatapan penuh kebencian. Inilah saatnya ia membalas semua rasa sakit yang ditinggalkan Eldar padanya dulu.

"Aku memberikannya pada seseorang."

Eldar mengepal kedua tangannya. Rahangnya saja sudah mengeras.

"Siapa? Siapa orang itu?"

"Aku tak tahu."

"Neva.....!"

"Aku memberikannya begitu saja pada seseorang di pinggir jalan. Itu sebagai balasan atas semua yang telah kamu lakukan padaku. Aku benci kamu Eldar.....!" teriak Neva dengan emosi yang sudah memuncak. Air matanya jatuh juga.

"Neva! Sekali lagi aku tanya dimana anakku?" Eldar mulai mendekat. Neva mundur sampai akhirnya punggungnya mentok menyentuh dinding yang ada di belakangnya.

"Neva, jangan main-main denganku."

"Kamu pantas mendapatkan hukuman tak akan bertemu dengan anakmu seumur hidupmu!"

"Ah .....!" Eldar melayangkan tinjunya. Neva langsung memejamkan matanya. Ia sudah siap dengan rasa sakit yang akan diterimanya nanti. Namun tangan Eldar justru menghantam dinding. Tepat di sebelah telinga Neva.

Perlahan Neva membuka matanya dengan tubuh yang bergetar. Sungguh, bukan pria ini yang membuat Neva jatuh cinta dan rela melakukan apa saja di masa lalu.

"Kamu sungguh kejam. Membuang darah dagingmu sendiri. Aku membenci kamu, Neva!" kata Eldar sambil merasakan sakit yang begitu dalam di dadanya.

"Aku tak mau menyimpan kenangan dari lelaki tak berperasaan sepertimu." Neva menghapus air matanya.

"Aku mau pulang! Suamiku akan mencari ku."

"Kau mencintai suamimu?" tanya Eldar.

"Sangat." jawab Neva dengan senyum termanis yang pernah dia miliki. "Dia lelaki baik, penyayang, yang mampu membuat aku melayang saat bercinta. Aku bahkan lupa, kalau tubuh ini sebelumnya sudah pernah dijamah oleh lelaki brengsek seperti kamu."

"Aku tak seperti yang kau katakan."

Neva tersenyum mengejek. "Aku tak mau mendengar apapun tentang masa lalu. Aku bahagia dengan kehidupanku yang sekarang dan seharusnya kamu juga bahagia dengan kehidupan mu." ujar Neva. Ia menarik napas panjang. "Tolong dibuka pintunya."

"Aku tak akan membiarkan kamu pergi. Aku akan membunuhmu karena telah begitu tega menyerahkan anakku pada orang asing." Eldar meletakan tangan kanannya di leher Neva.

"Apa yang kamu lakukan?" Neva menjadi panik saat ia merasakan napasnya mulai sesak karena tangan Eldar yang mencekik lehernya.

"Lepaskan....!" kata Neva dengan sisa tenaganya. Ia berusaha menarik tangan Eldar dari lehernya. "El....Dar...." Neva mulai kehabisan napas.

Eldar melepaskan tangannya dari leher Neva. Ia menatap mata perempuan yang ada di hadapannya. Mencoba mencari sesuatu yang menjadi tanda tanya besar dalam hidupnya.

Namun ia temukan justru kebencian yang sangat besar dari mata berwarna coklat itu.

Neva menarik napas panjang dalam-dalam. Ia pun segera jatuh ke lantai dan menangis sangat keras sambil memegang lehernya. "Cukup kamu siksa aku di masa lalu. Jangan membuat aku tersiksa lagi di masa sekarang."

Eldar menunduk dan menatap Neva. "Kamulah yang menyiksa dirimu sendiri. Kamu yang tak sabar menunggu aku kembali."

Neva memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis di lantai. Eldar membiarkannya. Ia memilih menjauh dan duduk di atas sofa. Pikirannya kacau dan hatinya nelangsa. Ia tak mengerti mengapa bisa sesakit ini ketemu dengan mantan kekasihnya dulu dan mendengar kenyataan yang selama ini berusaha ia cari kebenarannya.

**********

Jam 11 malam, Eldar meminta sopirnya untuk mengantarkan Neva pulang.

Neva pun membuka pintu apartemennya dan segera masuk ke dalam. Sunyi, sepi tak ada pelukan hangat yang menyambutnya. Tak ada suami penyayang dan lembut seperti yang ia katakan pada Eldar.

Perlahan Neva menatap foto pernikahannya bersama Genald yang ada di ruang tamu apartemen nya. Mereka nampak bahagia di foto itu. Namun kenyataannya tak seindah foto itu.

Neva melangkah menuju ke kamarnya. Ia tahu Genald belum ada. Lelaki itu selalu pulang dia atas Jam 23. Sering juga tak pulang. Neva sudah terbiasa. Ia pun segera membuka kamar mandinya dan mandi. Ia melihat ada bekas merah di lehernya. Teringat kembali apa yang Eldar lakukan padanya tadi.

Selesai mandi dan ganti pakaian, Neva pun langsung naik ke atas ranjang mencoba tidur.

*********

Hallo, bagaimana menurut kalian di episode dua ini?

Jangan lupa tinggalkan komentar ya

Kisah Cinta di Sidney

Tak terasa satu tahun sudah Neva menjadi mahasiswa di salah satu universitas bergengsi di Sidney dengan jurusan desain grafis seperti yang dia inginkan.

Mendapatkan beasiswa untuk kuliah di sini tentunya merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan bagi Neva. Apalagi mengingat keadaan ekonomi keluarganya. Ayah Neva sudah meninggal saat Neva duduk di kelas 2 SMA. Neva anak tunggal. Ibunya seorang asisten rumah tangga yang sudah cukup lama bekerja pada tuan Arga. Seorang pengusaha kaya raya. Neva sendiri pernah beberapa kali pergi ke rumah itu.

Neva mendapatkan asrama untuk ia tinggali dengan gratis. Ia juga mendapatkan makanan secara gratis. Ia juga diberikan uang saku untuk menopang kesehariannya dan Neva bekerja paru waktu di sebuah restoran untuk sekedar mendapatkan uang jajan tambahan baginya.

Dua semester sudah dilaluinya dan nilai Neva selalu yang terbaik di angkatannya. Ia berencana akan menyelesaikan kuliahnya selama 3,5 tahun saja.

Pertemuannya dengan Eldar, dimulai saat Eldar melihat bagaimana Neva menghajar seorang tukang jambret dengan sangat mudah. Eldar kagum pada gadis yang kelihatan lembut namun bisa melindungi dirinya sendiri.

Neva tak menyangka kalau aksinya itu dilihat oleh seorang cowok tampan yang wajahnya mirip aktor Turki. Cowok itu mengangkat kedua jempolnya sambil tersenyum.

Tak tahu mengapa, jantung Neva berdetak cepat saat menerima tatapan manis cowok itu.

Neva pun melanjutkan perjalannya menuju ke kampus. Ia segera menuju ke kelasnya walaupun masih ada 10 menit lagi baru pelajaran di mulai.

Dona adalah sahabat baik Neva. Mereka sama-sama mendapatkan beasiswa. Dona adalah mahasiswa asal Philipina. Gadis itu cantik dengan rambut bergelombangnya.

"Neva, ada yang cari tuh!" kata Dona saat gadis itu baru saja masuk kelas.

"Siapa?"

"Nggak tahu."

Neva pun keluar kelas dan langkahnya langsung terhenti melihat siapa yang berdiri di sana.

"You?"

Cowok itu kembali tersenyum. Sumpah demi apapun, senyumannya itu meruntuhkan pertahanan Neva yang biasa jutek dengan para cowok.

"Neva kan?" tanya cowok itu dalam bahasa Indonesia yang sangat fasih.

"Kamu orang Indonesia?"

"Iya. Namaku Eldar!" cowok itu mengulurkan tangannya dan Neva langsung menyambutnya.

"Kuliah di sini juga?"

"Iya. Anak arsitek semester akhir. Kamu tadi hebat banget. Mampu mengalahkan si jambret itu."

Neva jadi tersipu saat dipuji.

"Oh ya, aku ketua perhimpunan mahasiswa asal Indonesia. Aku ke sini mau mengajak kamu untuk hadir dalam pertemuan mahasiswa asal Indonesia. Kamu belum pernah ikut kan?"

"Belum."

"Acaranya hari Sabtu di rumah salah satu dosen asal Indonesia yang mengajar di sini." Eldar kemudian menyebutkan alamatnya.

"Aku nggak tahu tempat itu."

"Mau ku jemput?"

Neva diam sejenak. Walaupun cowok itu kelihatan baik namun mereka kan baru kenal.

"Kamu takut pergi dengan orang yang kamu baru kenal ya?" Eldar seolah bisa menebak isi hati Neva.

"Eh...ya." Jawab Neva sedikit merasa tak enak hati.

"Kalau kamu takut, nanti kita naik angkutan umum saja. Nggak mungkinlah kalau aku ngapa-ngapain kamu di dalam kereta."

Neva tersenyum. "Baiklah."

"Boleh minta nomor telepon kamu?"

Sekalipun masih agak ragu namun Neva pun memberikan nomornya. Setelah itu Eldar pergi dan Neva kembali ke kelas.

Berawal dari acara itu, Neva dan Eldar semakin dekat, sampai akhirnya, 3 bulan setelah itu, Eldar menyatakan cintanya pada Neva dan mereka pun resmi berpacaran

************

6 bulan setelah mereka pacaran, Eldar pun lulus kuliah. Neva berpikir kalau Eldar akan kembali ke Indonesia. Sebenarnya gadis itu merasa sedih tapi ia juga tak mau menghalangi Eldar.

"Kapan kembali ke Indonesia?" tanya Neva ketika mereka sudah selesai dengan perayaan kelulusan Eldar. Keduanya kini ada di apartemen Eldar. Cowok itu baru selesai mandi dan Neva sedang duduk di ruang tamu. Ini kali kedua Neva datang di tempat ini.

"Aku nggak akan kembali ke Indonesia sebelum kamu lulus dari kuliah." ujar Eldar lalu mengambil tempat duduk di samping Neva. Di raihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat. "Aku tak mau berpisah jauh dengan kamu, sayang. Apalagi ada si Joe yang mengejar mu."

Neva terkekeh. Eldar sering cemburu pada Joe walaupun Neva selalu mengatakan kalau Joe adalah teman baiknya. Joe adalah anak salah satu pimpinan di universitas ini. Keluarga Joe adalah keluarga yang cukup terpandang di Sidney karena ibu Joe adalah seorang jaksa dan ayahnya guru besar.

"Kamu kurang yakin dengan aku ya?" tanya Neva.

"Bukan kurang yakin denganmu, sayang. Tapi aku yang tak yakin dengan diriku sendiri apakah aku bisa berpisah jauh denganmu." Eldar melepaskan satu tangannya dan kini ia menyentuh pipi Neva. "Aku mencintaimu, sayang."

Neva tertunduk. Ia selalu kalah setiap kali harus bertatapan dengan Eldar. Mata Eldar yang selalu memancarkan kesejukan membuat Neva selalu tersipu malu.

"Kita sudah 6 bulan pacaran namun kamu masih saja malu bertatapan dengan aku. Kenapa?" tanya Eldar lembut sambil terus membelai wajah Neva.

"Siapa juga yang malu?"

Eldar memegang dagu Neva. Wajah mereka kini begitu dekat. Eldar sungguh ingin melakukan ini sejak pertama mereka jadian. Namun karena Neva selalu malu, Eldar pun berusaha menahan dirinya.

Selama ini, Eldar hanya mencium pipi dan tangan Neva. Namun kali ini, bolehkah ia meminta lebih?

Neva memang bukan pacar pertama Eldar. Namun baru Neva, gadis yang telah membuat Eldar jatuh cinta saat pertama kali melihatnya.

Perlahan Eldar mendekatkan wajahnya. Lalu ia menunduk dan langsung mencium bibir Neva. Gadis itu terkejut.

"Kamu nggak marah kan?" tanya Eldar tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah Neva.

Neva menggeleng walaupun sebenarnya ia sangat malu. Eldar kembali mencium Neva. Mengajarkan kepada gadis itu, cara berbagi kasih lewat ciuman di bibir.

**********

"El, kamu kok nggak pernah cerita tentang orang tuamu?" tanya Neva saat keduanya sedang menikmati salju pertama yang turun di tahun ini.

"Apa yang harus aku ceritakan?"

"Kamu kan bilang kalau orang tuamu masih ada. Kamu anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan. Namun kenapa saat kamu wisuda mereka tak terlihat?"

Eldar memperbaiki topi rajutan milik Neva. "Aku datang ke Sidney karena ingin melarikan diri dari mereka. Makanya aku nggak akan pulang ke Jakarta sebelum kamu selesai kuliahnya."

Neva melihat kalau ada luka di wajah Eldar. Namun ia tak akan mendesak sebelum cowok itu mengatakannya sendiri.

"Sayang, kita nikah, yuk!" ajak Eldar.

"Ih...Eldar. Kita kan masih kuliah. Kamu sendiri juga baru lulus. Aku janji sama ibuku, kalau pulang bawa ijasah, bukan bawa suami."

Eldar melingkarkan tangannya di bahu Neva. "Aku akan bertanggungjawab dalam hidupmu, sayang. Aku bahkan sekarang sementara mencari pekerjaan sekaligus melanjutkan studi S2 ku."

"Aku dengar kalau kamu mendapatkan beasiswa ya?"

"Iya. Kuliahnya mulai 3 bulan lagi."

"Aku berdoa untuk kamu semoga sukses ya?"

"Terima kasih, sayang. Kamu adalah hal terindah yang kumiliki sampai saat ini."

Eldar akhirnya mendapatkan pekerjaan. Ia bahkan memberikan sebagian besar gajinya untuk Neva tabung agar menjadi modal mereka untuk pulang dan menikah.

Neva pun merasakan hal yang sama. Eldar begitu romantis, baik hati, sangat pengertian sampai akhirnya, di tahun ketiga saat mereka pacaran, Eldar dan Neva yang sedang bermesraan di apartemen Eldar, menjadi lupa diri, terbuai oleh napsu yang menguasai tubuh, akhirnya mereka pun melakukan apa yang seharusnya tak boleh dilakukan oleh orang yang belum menikah.

"El, aku takut." kata Neva diujung kesadarannya sebelum Eldar menyatukan tubuh mereka.

"Aku akan bertanggungjawab, sayang. Kita akan menikah. Aku tak akan mungkin meninggalkan mu. Percayalah."

Neva pun pasrah dan menyerahkan dirinya. Malam itu mereka berjanji bahwa itu yang pertama dan terakhir. Namun gejolak masa muda mengalahkan segalanya. Mereka pun menjadi sering melakukan hal itu. Awalnya Neva merasa aman karena ia menggunakan pil pencegah kehamilan yang didapatkannya dari Dona sahabatnya.

Namun, saat perayaan kelulusan Neva dan sekaligus kelulusan Eldar di program magisternya, Neva lupa meminumnya.

Sebulan setelah itu, Neva pun mendapati kalau dirinya hamil. Ia langsung menelepon Eldar yang saat itu sedang tugas ke Singapura.

"Kamu tenang saja, sayang. Jangan panik, 4 hari lagi aku kembali ke Sidney dan kita akan segera pulang ke Indonesia. Kamu siapkan saja semuanya sehingga saat pulang, aku akan segera resign. Kita kembali ke Indonesia."

"Baiklah, El. Cepat pulang ya?"

"Iya sayang. Pokoknya kamu jangan takut. Itu nggak baik untuk kandunganmu. Oh ya, pergi ke dokter ya? Periksakan kehamilanmu sambil konsultasi pada dokter tentang perjalanan pulang kita, apakah aman untuk kandunganmu atau tidak."

"Baik, El."

Namun pada kenyataannya, 4 hari setelah itu, ponsel Eldar tak bisa dihubungi lagi. 2 minggu kemudian, Neva langsung mendatangani perusahaan tempat Eldar bekerja ditemani oleh Dona sahabat baiknya. Mereka mengatakan kalau Eldar sudah resign sejak seminggu yang lalu dan kembali ke Indonesia. Hati Neva hancur. Setega itukah Eldar meninggalkan dirinya?

*********

Neva

Eldar

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!