Intan dipersunting Bani dengan menikah siri, perhelatan pernikahan pun ala kadarnya karena Intan dan Bani lebih memikirkan biaya hidup setelah menikah, penghasilan Bani sudah cukup memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan.
Meskipun tak ada kemewahan di dalam rumah tangga, namun tak mengurangi kebahagiaan yang mereka rasakan.
Saat ini Intan tak habis pikir mengapa keadaan rumah tangga yang dulu harmonis bisa menjadi perih dan hambar, tak ada lagi candaan, tak ada lagi senyuman, bahkan tak ada lagi belaian kasih sayang dari Bani sang suami.
Bahkan kerap kali anak mereka yang masih berumur lima tahun menjadi sasaran kemarahan Bani, Adit buah hati Intan dan Bani yang dulu sangat Bani sayangi, tak boleh ada satupun nyamuk yang menggigit Adit, Bani akan terjaga sepanjang malam hanya untuk mengusir nyamuk nyamuk tersebut.
Adit juga dipaksa bekerja oleh Bani dengan cara meminta belas kasihan dari orang orang yang lewat di jembatan.
Bani selalu membawa Adit ketika akan mencari pekerjaan, lalu disuruh menunggu Bani pulang untuk menjemput Adit di tempat nya mengemis.
Meskipun begitu, bekal sarapan dan makan siang ada di tas yang selalu Adit bawa.
Intan tak bisa berbuat apa apa, dia hanya bisa menangis tiap kali Bani membawa Adit.
"Mas, biarkan Adit ikut aku bekerja, dia bisa membawa piring piring kotor bekas pelanggan ke dapur untuk aku cuci"
Pinta Intan kepada Bani yang hanya di jawab dengan tamparan.
PLAK!!!
"Kamu cari duit aja yang banyak, waktu aku bekerja kamu kan hanya dirumah, setelah aku di PHK gantian sekarang kalian yang bekerja, sebelum aku dapat pekerjaan di posisi semula"
Setiap kali Intan berkata, Bani selalu menjawab dengan tangan sebelum dengan mulut nya.
PLAK!!!
"Sekarang aku mau berangkat cari kerja, siapkan Adit, jangan lupakan bekal sarapan, makan siang dan minum nya"
Bani keluar rumah, duduk di teras sambil menunggu Intan menyiapkan Adit dan keperluan nya.
Tanpa berkata-kata, Intan hanya bisa berurai air mata, sambil menguatkan sang anak.
"Adit dengar kata ayah dan ibu ya, Adit anak baik, harus sabar, semoga keadaan cepat membaik hingga Adit bisa bermain lagi bersama teman-teman, doakan ayah agar cepat mendapatkan pekerjaan yang di inginkan"
Sama halnya dengan Intan, Adit pun hanya mengangguk kan kepalanya sambil berurai air mata.
Menjelang malam, kebetulan Intan pulang terlebih dahulu dari Bani karena warung tempat nya bekerja tutup cepat.
Intan melihat Bani dan Adit baru sampai rumah, namun tak lama kemudian Adit dihempas keluar dari pintu oleh Bani.
"Pergi kamu dari sini anak laknat!! disuruh cari uang yang banyak, masa hanya dapat lima ribu!! atau uang nya kamu pakai jajan ya?"
Tak puas dengan Adit, Bani menghampiri Intan lalu ditampar nya Intan sebelum dihempaskan ke arah Adit.
Plak!!!
"Kamu juga gak becus ngurus anak, cepat sana ajarin anak kamu itu!!"
Tak ada jawaban dari keduanya, hanya uraian air mata dan tangis yang tertahan.
Ke esokan hari nya di tempat Intan bekerja
Prang!!!
"Untung hanya satu piring yang terjatuh" gumam Intan.
Karena sedang ramai, pemilik warung hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja tanpa bisa menegur.
Namun setelah warung hendak tutup, Intan dipanggil menghadap pemilik warung.
"Kali ini kamu pecahkan berapa piring?" tanya pemilik warung.
"Ma... ma... maaf Bu, aku memecahkan satu piring, tapi aku mohon hutang dulu, karena butuh untuk berobat dan ongkos, karena akan membawa Adit ke puskesmas, sudah aku belikan obat warung namun sudah dua hari ini demamnya tidak juga reda"
Intan memohon kepada pemilik warung dengan linangan air mata.
"Baiklah, karena hutang yang lalu kamu sudah lunasi, kali ini aku biarkan kamu berhutang kembali, mohon besok langsung saja ke warung setelah kembali dari puskesmas, anakmu bisa kamu tidurkan diatas, meskipun kamar nya kecil, namun itu akan membuatmu fokus bekerja.
Ini upahmu untuk hari ini, aku titip belikan buah untuk anakmu, agar dia dapat sedikit asupan gizi, dan bawa makan malam untuk kalian berdua, ingat ya jangan kau berikan pada suami gila mu itu" ujar pemilik warung"
Beruntung nya Intan memiliki majikan yang bisa mengerti keadaan dan kondisi nya saat ini.
"Alhamdulillaah, terimakasih banyak Bu, semoga warung ini semakin ramai ya Bu, hingga aku bisa terus bekerja disini"
Intan sangat bersyukur dengan hal sekecil apapun yang di dapatkan nya. Dia memasukkan upah ke saku nya dan berjalan ke arah tukang buah.
Ketika Intan hendak membayar dengan merogoh sakunya, dia menemukan gelang "Ah, gelang siapa ini? seperti nya tadi tidak ada, sebaiknya aku pakai terlebih dahulu, besok aku tanyakan pemilik warung"
Setelah dipakainya gelang tersebut, Intan tampak kaget ketika layar hologram muncul dari lubang kecil yang ada di gelang.
"Wah! apa ini smartphone terbaru? sangat unik, bentuknya gelang! Ups! bolehkah aku miliki?" setelah kaget Intan bergumam untuk memiliki nya.
"Ah, tidak tidak, meskipun aku miskin namun tak boleh ambil yang bukan hak ku"
Namun tertera dilayar smartphone layar pertama (Emak telah memberikan smartphone ini untuk mu, pergunakanlah dengan baik, jika ada setitik niat jahat di hatimu, maka dengan sendirinya gelang ini akan menghilang)
Setelah di scroll layar kedua
(Sekali dipakai tak akan pernah terlepas, emak akan membantu mu menjadi yang terkaya dengan sistem cashback sepuluh kali lipat)
Di scroll lagi layar ketiga
(Pergunakan kekayaan mu dengan bijak, bantulah sebanyak mungkin orang yang kesusahan, ingatlah dirimu bukan siapa siapa tanpa anugerah dari Tuhan, emak hanya perantara)
Lalu muncul aplikasi D'Group dilayar yang menyuruh Intan mengklik aplikasi tersebut lewat tulisan berjalan dibawah aplikasi (lekas klik aplikasi D'Group)
Intan segera mengklik aplikasi D'Group lalu muncul tulisan (Hadiah pemula. Cashback sepuluh kali lipat beli buah, saldo100.000)
"Hah! benarkah? ah masa sih? rasanya tidak percaya, apa benar?" Intan bertanya tanya dalam hati nya.
Lalu muncul lagi info ditulisan berjalan (kalau kau punya rekening, saldo akan langsung masuk ke rekening mu, namun kau tak punya rekening, segera periksa saku mu yang kiri)
"Oh kenapa dia selalu bisa tau apa yang aku pikirkan ya? Coba aku periksa dulu saku kiriku"
Sesaat kemudian "Alhamdulillaah, ternyata benar, ada 100.000, tadi siapa naman yang kasih aku gelang ini ya? hmmm Emak, iya Emak, makasih emak" wanita itu membungkukkan sedikit badan nya sambil mengucapkan terima kasih.
Lalu jawaban Emak berada di teks berjalan (iya, sama-sama, siapa namamu?)
"Ah... kita belum kenalan ya Emak, aku Intan Emak, senang sekali dengan bantuan Emak" Intan memperkenalkan dirinya kepada emak.
Ada teks berjalan lagi di layar (Cepatlah temui anakmu, bapaknya sebentar lagi sampai rumah, usahakan kamu sampai terlebih dahulu, matikan layar dengan mengklik tanda berwarna putih pada gelang, untuk menyalakan nya juga lakukan hal yang sama)
Tanpa berbicara, Intan langsung lari sekuat tenaga, dia tidak mau anaknya kena pukul suaminya lagi.
Orang orang di sekitar Intan hanya bisa memandangi nya dengan tatapan kasihan, karena melihat dia mengajak bicara gelang ditangan nya.
Setelah mendapatkan peringatan dari Emak melalui teks berjalan yang dia baca tadi, Intan hanya bisa berlari dan terus berlari, tak dihiraukannya sapaan dari orang yang dikenalnya.
Ketika sampai depan rumah kontrakannya bertepatan dengan suaminya yang sedang berjalan menuju pintu.
"Kamu kenapa lari-lari kayak dikejar setan aja" ucap Bani
Intan tidak menjawab dia hanya menunduk dan mengikuti langkah Bani.
"Bawa duit berapa? sini aku minta" Bani langsung merogoh kantong Intan, dan mengambil semua upah nya bekerja hari ini.
"Udah cepat sana bikin kopi, taro plastik yang kamu bawa disini, aku mau liat" dirampasnya plastik hitam pemberian pemilik warung dan buah yang dibeli Intan tadi.
"Buah nya jangan dimakan mas, buat Adit yang sedang sakit, nasi yang sebungkus lagi juga buat Adit ya mas" Intan berbicara sambil memohon.
"Iya bawel, aku juga tau, ini yang sebungkus aku makan, udah.lapar ini perut, orang interview kerja kaga dikasih makan"
Keesokan pagi Intan bergegas membawa Adit ke puskesmas terdekat, untuk ongkos angkot dan berobat dia memiliki uang 100.000 cashback dari sistem yang semalam ia selipkan di pakaian dalam nya.
(Misi otomatis terpicu, untuk terus mendapatkan cashback sepuluh kali lipat, bantu nenek menyebrang jalan dan bayar ongkos serta biaya berobat memakai uang cashback)
Setelah membaca misi, Intan merasa bahwa sistem sangat baik kepadanya, karena memang saat ini dia hanya mempunyai selembar uang dari cashback pembelian buah.
"Kebetulan sekali misi yang aku dapatkan sangat selaras dengan apa yang akan aku lakukan, jadi tak perlu payah mengerjakannya.
Ah, mungkin nenek yang terlihat bingung itu hendak menyebrang, arah yang sama menuju puskesmas.
Adit, ayo nak, kita temui nenek itu dulu, lalu kita barengan menyebrang jalan, lanjut kita ke puskesmas"
Intan berjalan sedikit kedepan dan menuntun sang nenek di sebelah kirinya, karena Adit ada di sebelah kanan nya.
"Nek, Intan mau naik angkot ke puskesmas, nenek hati-hati melanjutkan perjalanan ya, jangan sungkan meminta bantuan kepada orang lain"
Sang nenek hanya mengangguk perlahan, lalu melanjutkan kembali perjalanan nya.
Intan dan Adit pun telah menaiki angkot menuju puskesmas, karena dia dan suaminya nikah siri, dia tidak memiliki dokumen buku nikah, apalagi kartu keluarga, yang mengakibatkan tidak diterima nya asuransi bantuan dari pemerintah setempat.
"Kiri, puskesmas ya bang" Intan menyetop angkot yang dinaikinya.
"Ini ongkosnya bang" Intan mengeluarkan uang 100.000
Abang angkot rada kesel, pagi pagi udah di suguhi uang 100.000, untungnya dia selalu menyiapkan uang recehan untuk kembalian.
"Nih kembalian nya, kalau pagi pagi gini jangan dibiasakan naik angkot dengan uang seratus ribuan buk" sang supir ngasih kembalian rada sewot.
"Maaf bang, uang saya tinggal satu-satunya itu"
Tanpa mendengar penjelasan Intan, supir udah ngegas.
Tiba-tiba layar smartphone menyala dan tertulis (Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 100.000)
Intan sudah tidak kaget seperti semalam, hanya sedikit terhenyak, lalu kembali seperti biasa. Lalu menuntun Adit masuk ke loby puskesmas dan di dudukkan pada bangku tunggu. Intan mendaftar dan menunggu bersama Adit.
Untung nya hari ini tidak terlalu antri, hanya dengan waktu dua jam, mereka telah keluar dari puskesmas.
(Cashback sepuluh kali lipat biaya berobat, saldo 200.000)
Intan hanya sedikit terhenyak kembali dan berkata dalam hati nya "Biar kan saja aku taruh saldonya di gelang terlebih dahulu, aku akan ambil tatkala membutuhkan nya saja"
Intan pun mematikan layar smartphone nya dan menuju warung makan tempat nya mengais rezeki.
Benar kata pemilik warung, ketika Adit berada di sisinya, Intan kerja dengan lebih giat, bukan hanya mencuci piring, bahkan dia pun selalu merapihkan dan mengelap meja ketika pelanggan pergi.
Warung tempat Intan bekerja sudah tutup "Maaf Intan, malam ini tidak ada makanan yang tersisa, semuanya habis terjual, ini upahmu dan ada lebih sedikit buat Adit, jangan lupa belikan buah ya"
"Baik Bu, terimakasih banyak, saya pamit dulu, ayo Adit, bilang apa sama Ibu?"
"Terimakasih banyak Bu" ucap Adit
Setelah Intan menerima upah, Intan menggenggam tangan Adit agar tak terlepas saat berjalan keluar menunggu angkot.
Intan dan Adit berhenti di supermarket tak jauh dari rumah kontrakannya, Ia ingin membeli kebutuhan dapur yang sudah kosong sejak beberapa bulan ini.
(Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 300.000; tunai; transfer) Intan mengklik tunai lalu mematikan layar smartphone nya dan mengecek saku sebelah kirinya, di lirik sekilas ada tiga lembar seratus ribuan.
Intan pun masuk ke dalam supermarket dan membiarkan Adit memilih banyak makanan yang di sukainya, tak lupa ia selipkan susu instan 2 kotak besar.
Setelah bayar di kasir Intan menyuruh Adit menunggu di bangku panjang yang masih berada di area dalam supermarket, sambil memakan bubur instan yang dibeli nya tadi, karena supermarket menyediakan air panas.
"Adit tunggu di sini ya, tidak boleh kemana mana, Ibu mau membeli beras dan kebutuhan pokok lain nya" perintah Intan kepada Adit.
Adit hanya mengangguk kan kepalanya.
(Cashback sepuluh kali lipat membeli makanan, saldo 3.000.000; tunai; transfer) Intan mengklik tunai
Setelah mendapati uang di saku kirinya, Intan kembali membeli kebutuhan pokok berupa beras 2 x 20 kilo, minyak 3 x 2 liter, gula putih 2 x 1 kilo, gula merah 2 x ½ kilo, teh celup 2 x 25/dus kecil, kecap 2 x 1.600 liter, dll
Intan meminta pegawai supermarket membagi dua belanjaan nya, karena dia ingin berbagi dengan orang yang akan mengantarkan belanjaan nya ini.
"Mba ada pegawai yang bisa bantu saya membawakan belanjaan ke rumah saya? kebetulan rumah saya hanya 10 rumah di dalam gang yang depan, belanjaan yang saya pisahkan ini akan saya kasihkan kepada yang antar belanjaan saya, gimana mba?"
"Tunggu sebentar ya Bu" pegawai kasir memanggil teman nya yang sedang lewat.
(Cashback sepuluh kali lipat membeli kebutuhan pokok, saldo 30.000.000; tunai; transfer) Begitu Intan melihat sinar ditangan, dia langsung mematikan layar smartphone nya.
(Tak perlu khawatir karena orang lain tak dapat melihat layar ditangan kamu Intan)
"Hufh! syukurlah hanya aku yang dapat melihat layar smartphone yang di pantulkan oleh gelang ini dan seperti nya besok aku harus izin tidak masuk kerja aku mau ke Bank terdekat" ucap Intan dalam hatinya.
Akhirnya pegawai laki-laki yang sedang mengecek stok menghentikan aktivitas nya untuk membantu Intan dan pekerjaan nya digantikan oleh karyawan lain, ternyata mereka sepakat untuk membagi-bagi pemberian Intan dengan 2 orang karyawan lain nya yang masuk hari itu.
Melihat istri dan anaknya membawa tentengan yang diantar seorang berseragam supermarket, tanpa ragu Bani menyambar bawaan yang dibawa oleh pemuda berseragam tersebut.
"Terimakasih, silahkan kembali bekerja" perintah Bani
"Maaf pak, di supermarket masih ada barang belanjaan ibuk, jadi saya akan balik lagi" ucap pegawai supermarket
"hmmm, silahkan"
Pada dasarnya suami Intan bukanlah orang yang jahat, karena kemiskinan dan kurang nya iman yang memaksa dia merubah perangainya.
Tak ada kaca yang tak retak jika harus jatuh dari ketinggian, oleh karena nya dibutuhkan pelindung bagi kaca serupa bubble wrap yang tebal.
Begitu pula dengan manusia yang iman nya turun naik, harus memiliki pelindung iman yang kuat agar ketika jatuh, tidak merasa terhina, tidak merasa terpuruk, tidak merasa di abaikan tuhan.
Cukup itu adalah cobaan sementara yang harus dilewati, ujian yang mesti di ikuti pada tiap jenjang pendidikan yang akan di lalui.
gelang Intan yang di dapat dari Emak, sumber Pinterest
Pas masuk ke dalam rumah Bani langsung mencecar Intan "Dapat duit darimana kamu belanja banyak gini? habis jual diri ya? laku berapa?"
"Istighfar mas, aku dapat bantuan dari Emak, dia membantuku tanpa pamrih, asalkan tidak pernah sedikitpun di hatiku berniat untuk berbuat jahat" Intan menjelaskan asal usul uang yang di dapat
"Hadeeh, hari gini mana ada makan siang gratis Tan, mau aja kamu dikadali" sungguh siapapun tak mungkin percaya
"Mas tidak apa tidak percaya saat ini, lama kelamaan mas juga akan percaya dengan apa yang saya omongin.
Oh iya Adit sudah di cek lab di puskesmas, untung nya tidak ada yang serius, hanya kecapean, jadi saya mohon mas tidak memaksa Adit ngamen lagi, biarkan dia bersekolah.
Besok saya akan daftarkan Adit di TK An Nikmah"
Ketika suami nya akan menyahuti perkataan Intan
Suara pemuda berseragam kembali terdengar "Permisi Pak, Bu, saya antar pakai troli saja, saya taruh dimana ini belanjaan nya?"
"Silahkan turunkan di depan sini saja mas, makasih banyak atas bantuannya" Intan berterima kasih dengan sedikit membungkukkan badan nya.
"Sama-sama ibu, saya juga berterimakasih atas pemberian ibu kepada kami, baiklah bapak ibu saya pamit, jika butuh bantuan.lagi, kami siap membantu" pemuda berseragam tak kalah rendah hati nya
Setelah pemuda berseragam tak lagi terlihat.
"Kamu kasih apa mereka? uang? lebih baik kau kasih uang mu itu buat aku beli rokok!" suami Intan terlihat kesal dengan uang yang Intan hamburkan.
"Ini mas, aku tak lupa belikan rokok buat kamu, maaf hanya sebungkus, karena rokok tak baik untuk kesehatan dan jangan merokok dalam rumah, kasihan Adit sedang pemulihan"
Intan sangat mencintai suaminya, namun perubahan sikap suami nya tatkala terhimpit ekonomi, menjadikan Intan takut jika harus bicara apalagi menasehati seperti tadi.
Namun karena Intan sudah mendapatkan bantuan dari Emak, dia berpikir jika suaminya akan mau mendengarkan kembali omongan nya.
Benar saja, tanpa bicara lagi, suami Intan mengambil rokok ditangan nya dan langsung keluar rumah untuk merokok di ruang terbuka. Dibawah rokok Intan selipkan upah nya bekerja hari ini.
"Alhamdulillaah, meskipun memang uang bukan segalanya, namun hidup lebih mudah dengan ada nya uang, semoga aku tidak berlaku sombong, apalagi berbuat jahat, terimakasih banyak emak atas kemurahan hati emak mau menjadi perantara rizki untuk keluarga kecil kami" ucap Intan dalam hatinya.
(Jangan berpikiran sempit Intan, kekayaan mu harus dirasakan juga oleh orang orang yang membutuhkan, ingatlah selalu berbagi)
"Terimakasih sudah mengingatkan hati ku ini Mak"
Ke esokan pagi
TK An Nikmah sejatinya adalah tempat penitipan anak, namun anak-anak disana diajak bermain sambil belajar, jadi seperti sekolah paud pada umumnya.
Hari ini Intan akan menitipkan Adit di TK tersebut, sebelum berangkat dia membuka smartphone dan mengklik tunai, ia menaruh nya di tas selempang yang sudah tak lagi berwarna.
"Maaf ustadzah, saya hendak menitipkan Adit anak saya di TK ini, karena saya harus bekerja sampai malam di warung makan yang berada depan pertokoan jalan utama" ucap Intan
Setelah proses pendaftaran selesai, Intan pamit kepada Adit, untuk bekerja.
(Cashback sepuluh kali lipat daftar sekolah, saldo 5.000.000; tunai; transfer)
(Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 5.050.000)
Sesampainya di tempat kerja, dia hendak meminta izin tidak masuk kerja hari ini, hendak membuat rekening, namun pemilik warung belum sampai.
"Mbak, aku pinjam smartphone buat telpon ibu ya, mau izin gak masuk buat ngurus pembukaan rekening, saya dapat bantuan yang mengharuskan memiliki rekening di Bank" Intan mencoba untuk mendapatkan izin memakai telpon teman kerjanya.
"Ini pakai aja, kalau sudah selesai taruh di brankas khusus menaruh smartphone ya"
"Anu mbak, saya gak faham cara pakai nya, kalau bisa minta tolong sambungkan dulu ke ibu, he he he"
Teman nya hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, lalu memencet kontak ibu pemilik warung. Setelah mendapatkan izin, Intan segera berangkat.
(Cashback sepuluh kali lipat ongkos angkot, saldo 5.100.000)
Begitu sampai di bank, mungkin karena hari masih pagi, antrian menuju customer servis hanya ada seorang, pembukaan rekening pun tak memakan waktu yang lama.
"Maaf mba, untuk pertanyaan sumber dana ini maksudnya apa ya?" Intan sedikit faham namun daripada salah lebih baik bertanya
"Oh... ibu mendapatkan uang ini dari mana?" customer servis menjawab dengan pertanyaan kembali
"Dari Emak mba, sebelum kemari saya dikasih sama Emak" jawab Intan
"Kalau gitu, tulis saja, pemberian orang tua" customer servis menjelaskan hal yang perlu ditulis dalam kolom pertanyaan sumber dana.
Intan memasukkan uang 20juta ke rekening nya, Sisa 9.500.000 mau dia belikan smartphone untuk dia dan suaminya.
Setelah urusan di Bank selesai, Intan menuju toko ponsel sambil membawa black card dalam tas nya.
Entah mengapa pihak bank memberikan Intan black card, mungkin memang emak lah yang telah mengatur melalui sistem cashback sepuluh kali lipat yang menyertai Intan.
Ketika sampai di toko ponsel "Mbak kalau mau ngemis jangan depan toko ya, nanti pembeli kami pada takut"
Intan yang mendengar perkataan penjaga toko jadi kaget, diapun memindai baju nya yang memang lusuh, apalagi tas nya yang sudah kusam.
"Hmm pantas saja aku disepelekan, setelah membeli ponsel sebaiknya aku membeli baju baru" ucap Intan dalam hatinya.
"Maaf mbak, saya bukan pengemis, saya ingin membeli smartphone" ujar Intan menjelaskan mengapa ia berdiri depan toko
"Oh maaf, kalau begitu silahkan masuk saja, jangan berdiri depan toko gitu, mari saya pilihkan ponsel yang sesuai dengan uang nya si mbak" walaupun mempersilahkan Intan masuk, namun sepertinya ada sedikit nada merendahkan.
Meskipun Intan sudah biasa di rendahkan, namun setelah menerima bantuan Emak, rasanya dia ingin sekali berontak dan mengatakan dengan keras.
Hei !!
Jaga ya mulut kau!!
Saya ini mampu membeli ponsel seharga puluhan juta!!
Tak tau kau di rekening ku ada 20juta!!
Dan dengan bantuan Emak, saldo ku akan terus bertambah!!!
Namun apalah daya, dia hanya bisa mengatakan dalam hati nya.
"Silahkan mba, di etalase ini harga kisaran 500ribu sampai 2juta, mau yang harga berapa?" penjaga toko mulai menawarkan nya ponsel dengan spek terendah.
"Maaf mba, setahu saya, harga menentukan kualitas, saya mau yang harga 10jutaan, dan saya mau beli dua smartphone ya mba"
"Apa???!! gak salah mba nya mau harga 10jutaan???!!" penjaga toko hampir menjatuhkan rahang nya, membelalakkan mata tak percaya dengan apa yang didengar.
"Betul mba, sekalian saya beli untuk suami saya, maaf ya mba, saya baru dapat warisan, he he he"
"Apa???!!! Dua!! Dua buah ponsel??!!"
Kali ini penjaga toko hampir pingsan mendengar nya.
Penjaga toko lalu menggelengkan kepalanya agar tak jatuh pingsan "Ooooh baru dapet warisan, pantesan mbak nya royal, tapi apa gak sayang tuh mbak, uang warisan buat beli ponsel, pake belikan suami pulak"
Intan jadi gemes banget, dan beneran pengen teriakin nih orang.
Hei mbak!!!
Suka suka akulah!!
Duit duit aku!!!
Namun lagi lagi hanya tertahan dalam hatinya.
(Misi otomatis terpicu, untuk terus mendapatkan cashback sepuluh kali lipat, berilah tips kepada penjaga toko sebesar satu juta rupiah, selain pembayaran barang dan jasa tidak akan menimbulkan cashback sepuluh kali lipat)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!