"Pergi kau dari rumah ini, kamu perempuan kotor, kamu tidak layak tinggal di rumah ini. Bodoh sekali Aditya menjadikan kamu istri bekas wanita kupu-kupu malam, seperti kamu.
Ini bawa tas kamu, sekarang juga kamu keluar dari rumah ini", Rianti melempar tas milik Stella dan ingin mengusir Stella istri dari Aditya anak tiri dari Rianti.
"Bu, jangan usir Stella. Apa kesalahan Stella Bu", Stella bingung mengapa ibu mertua nya, Rianti mengusir nya dari rumah.
"Karena aku pun akan berencana mengusir dan menendang Aditya keluar dari rumah ini nantinya. Itu kulakukan setelah kamu keluar dari rumah ini.
Aku akan menjelek-jelekkan kamu didepan Aditya, mengatakan kalau kamu selingkuh dan telah mengkhianati Aditya. Sehingga Aditya akan putus asa dan depresi karena kamu tinggalkan.
Sehingga setelah Aditya kami campakkan kami akan menguasai seluruh dari harta ayahnya Aditya. Karena setelah Aditya gila atau di rumah sakit otomatis seluruh kekayaan ayahnya akan jatuh ketangan adik tirinya Evans, anak kandung saya", Rianti menceritakan semua rencana jahatnya kepada Stella.
"Bu, jangan lakukan itu Bu. Mengapa harus bersusah-susah untuk melakukan kejahatan. Kami pun tidak bermaksud untuk mengambil dan menguasai semua harta kekayaan milik ayah Aditya", Stella berusaha membujuk Rianti.
"Tidak Sudi aku berbagi harta dengan kalian. aku ingin mendapatkan yang lebih banyak. Lagian ayah Aditya bermaksud untuk menikah lagi.
Sebelum ayah Aditya menikah, aku pun bermaksud untuk menyingkirkan nya agar seluruh harta nya jatuh ke tangan ku", Rianti menceritakan semua maksud jahatnya yang akan menyingkirkan ayah Aditya juga.
"Ibu, tolong kasihani aku. Aku tidak mempunyai apa-apa. Handphone, uang, serta semua perhiasan ku sudah ibu sita. Bagaimana aku bisa menjalani hidup di luar sana", Stella memohon agar Rianti tidak mengusirnya.
"Aku tidak perduli, apakah kamu akan menjadi gembel atau pengemis di luar sana. Atau kamu kembali saja ke kehidupan lama kamu yaitu sebagai kupu-kupu malam", Rianti terus memaksa Stella keluar dan menarik tubuh Stella agar segera keluar dari rumah sebelum Aditya pulang dari luar kota, karena urusan pekerjaan.
Stella pun akhirnya keluar dari rumah kediaman Aditya suaminya sendiri.
Tanpa dipaksa pun sebenarnya Stella ingin segera keluar dari rumah Aditya. Karena perlakuan Rianti selama Aditya di luar kota sangat jahat, sering memperlakukan Stella seperti pembantu.
Padahal di rumah ada pembantu, tetapi Rianti sengaja menyuruh Stella yang mengerjakan pekerjaan rumah agar Stella tidak betah dan segera meninggalkan rumah.
Stella pun keluar dari rumah Aditya. Padahal Stella baru menikah seminggu yang lalu. Sesungguhnya Aditya sudah mempunyai apartemen.
Tetapi karena Aditya mempunyai pekerjaan yang mendadak, memaksa nya harus keluar kota. Setelah menikah Aditya hanya mempunyai waktu dua hari bersama istrinya, menikmati bulan madu walaupun hanya di rumah.
Agar Stella tidak kesepian di apartemen nya setelah menikah. Aditya menginginkan sementara waktu Stella tinggal di rumah Juan, ayah Aditya.
Toh Juan juga menginginkan Aditya harus tinggal di rumahnya. Sebagai anak kandung nya sendiri.
Juan telah mengetahui sedikit banyak sifat Rianti dan Evans hanya menginginkan kekayaan dari Juan saja.
Karena telah diusir oleh Rianti, dengan terpaksa Stella harus meninggalkan kediaman Aditya.
Stella bermaksud ingin sementara waktu tinggal di kontrakan adiknya. Tetapi Stella tidak mempunyai uang untuk membayar ongkos angkot.
Beruntung Stella ingat sisa uang belanja dari membeli sayuran dan ikan tadi tidak sempat diberikan kepada Rianti. Setelah pulang dari berbelanja Rianti langsung melempar tas Stella keluar dan mengusir Stella agar segera meninggalkan rumah kediaman Aditya.
"Syukurlah ada uang sisa belanja tadi, ini cukup untuk bayar ongkos angkot ke rumah adik", gumamnya bersyukur dalam hatinya.
Stella terus berjalan, Stella tahu perjalanan menuju jalan besar untuk naik angkot sangat jauh, hampir Satu kilometer.
"Bu Stella, mau kemana?", tanya satpam yang kebetulan keliling untuk ngeronda dari belakang ke depan komplek untuk menyakinkan suasana komplek aman terkendali.
"Mau kedepan nyari angkot bang, ada kepentingan mendadak", Stella menyembunyikan wajah sembabnya agar tidak terlihat oleh satpam.
"Dirumah Aditya kan ada supir, mengapa tidak diantar supir", gumam satpam bingung, tapi takut bertanya terlalu banyak.
"Saya antar ya Bu, soalnya panas dan masih jauh ke depan", satpam menawarkan diri.
Stella pun mengangguk senang. Begitu sampai di jalan besar Stella langsung buru-buru turun dan langsung menyeberang, takut satpam akan bertanya banyak, "Terimakasih banyak ya bang", ucapnya langsung berlalu meninggalkan satpam yang masih kebingungan.
Didalam angkutan Stella tidak sanggup lagi membendung air matanya. sesekali air matanya tertumpah membasahi pipinya. Tidak menyangka perkawinan ku akan sesingkat ini.
"Apakah aku harus pasrah?, bagaimana aku menghubungi Aditya?, sedangkan handphone ku sudah dirampas oleh Rianti. Aku juga tidak tahu berapa lama Aditya di luar kota.
Apakah aku harus menunggui dan bertanya kepada satpam apakah Aditya sudah datang dari luar kota?, Ahh aku malu keadaan rumah tangga ku harus diketahui oleh orang lain", pikiran itu sangat berkecamuk di kepala Stella.
"Mudah-mudahan Aditya datang ke rumah dan mencari aku", Stella menghibur dirinya sendiri.
"Pinggir bang", ucap Stella kepada supir angkot. Stella harus berhenti di simpang lampu merah dan selanjutnya akan mengambil angkot untuk ke arah kontrakan adiknya.
Sisa uang hanya cukup untuk bayar ongkos angkot selanjutnya, padahal Stella merasa lapar dan haus, karena sedari pagi Stella tidak sempat sarapan pagi. Karena buru-buru untuk melakukan ini dan itu.
Terkadang mbok Lasmi dan pegawai lain berniat untuk menggantikan pekerjaan Stella, tetapi karena ketahuan Rianti mereka pun takut mengantikan pekerjaan Stella, karena diancam akan dipecat bila ketahuan lagi membantu Stella.
Stella sampai di rumah kontrakannya adiknya.
tok...tok...tokk.... Stella mengetuk pintu.
krek....pintu di buka.
"Kakak, mengapa datang tanpa memberitahu?, Lagian kakak mengapa membawa tas besar. Seperti hendak mau nginap lama!, sebenarnya ada apasih kak, muka kakak juga kelihatan sembab, seperti baru menangis", Jenny menerka-nerka.
"Iya kakak diusir ibu tirinya Aditya, Ibu tiri Aditya serakah dan kejam. Rianti ingin merencanakan akan merebut harta kekayaan ayah Aditya. Bagaimana pun caranya.
Bahkan Rianti sengaja mengusir ku, agar bisa menjelek-jelekkan aku didepan Aditya. Rianti ingin Aditya menjadi gila karena kutinggalkan, Rianti juga merencanakan akan menyingkirkan ayah Aditya", Stella menceritakan mengapa dia diusir.
"Jahat sekali mertua kakak. Terus apa yang harus kakak lakukan?", Jenni ingin tahu.
"Kakak tidak tahu jen, kakak tidak ada no handphone Aditya. Kakak juga tidak tahu dimana Aditya bekerja. Kalau kakak kembali ke rumah itu, kakak pasti diusir dan tidak dibolehkan bicara dengan Aditya", Stella bingung.
"Apa kakak pasrah begitu saja, Perkawinan kakak kandas di tengah jalan?", tanya Jenni tegas.
"Kakak tidak tahu jen, Mudah-mudahan Aditya datang menemui kakak dan menanyakan kebenaran nya. Tidak percaya begitu saja apa yang di katakan oleh Rianti", Stella sedih.
"Bagaimana kalau Aditya tidak datang menemui kakak?", tanya Jenni balik.
"Kakak tidak tahu Jen, hanya keajaiban saja yang kakak harapkan dan kekuatan cinta kami. Kalau akhirnya bersatu pasti akan disatukan. Kalau akhirnya berpisah pasti akan berpisah", Stella pasrah.
Kondisi di rumah Aditya
Rianti mengumpulkan seluruh orang-orang yang bekerja di rumahnya.
"Saya perintahkan kepada kalian semua yang berada di rumah ini, tanpa terkecuali.
Tidak ada yang boleh menceritakan kepada Aditya atau Juan kalau saya telah mengusir Stella. Biarkan saya yang menjelaskan kepada Aditya dan Juan.
Saya akan mengatakan kalau Stella pergi karena kemauan nya sendiri, ada laki-laki yang datang ke rumah ini untuk menjemput Stella. Kalau Aditya bertanya kepada kalian kebenaran itu, katakan memang betul Stella telah pergi dengan kemauannya sendiri bersama laki-laki pilihannya sendiri. Kalian mengerti.
Siapa yang mencoba-coba mengatakan nya kepada Aditya dan Juan. Kalian akan saya pecat. Kalian kan tahu kalau Aditya dan Juan sering ke luar kota, dengan gampang saya akan memecat kalian", Rianti dengan tegas berbicara kepada pegawainya.
Semua takut dan menurut, serentak mengatakan, "Baik Bu, kami mengerti dan mengatakan sesuai yang ibu perintah kan".
****
Dua hari kemudian dengan sukacita Aditya pulang ke rumah. Membawa oleh-oleh untuk Stella dan kedua adik Stella.
Aditya masuk dan bingung semua pegawainya menunduk ketakutan dan terkesan menghindarinya.
Mbok Lasmi keluar membuka pintu untuk Aditya.
"Halo mbok, apa mbok sehat?", tanya Aditya belum mengetahui kalau Stella telah diusir Rianti.
"Sehat dit", ucap mbok Lasmi langsung meninggalkan Aditya.
Aditya sesungguhnya ingin menanyakan Stella "Sudahlah mungkin Stella sedang berada dikamar, biarlah aku memberikan kejutan kepada nya", gumam Aditya dalam hati.
Aditya pun langsung ke kamar dan tidak menemui Stella dilamarnya, Aditya mencari-cari ke kamar mandi, ke dapur dan ke segala ruangan. "Stella.... Stella, dimana kamu sayang", ucap Aditya mencari ke seluruh ruangan tetapi tidak ketemu.
Di dapur Aditya bertemu dengan mbok Lasmi "Mbok, dimana Stella?, Adit sudah mencari kemana-mana tetap tidak ketemu. Sebenarnya Stella kemana mbok?", Aditya bingung.
"Maaf dit, mbok tidak tahu", mbok Lasmi takut berbohong.
"Apa maksud mbok tidak tahu istri Adit tidak di rumah, masak mbok tidak tahu kemana Stella!", Aditya merasa kesal.
"Sebenarnya, Stella pergi dari rumah dengan kemauan sendiri. Ada laki-laki yang datang ke rumah ini menjemput Stella", mbok Lasmi menjawab dengan terbata-bata.
"Mbok pasti bohong, coba panggil bang Deni, mbak Astri. Adit mau tanya kebenarannya!", Aditya tidak percaya, kalau Stella pergi meninggalkan nya.
Sebenarnya mbok Lasmi adalah orang yang paling dipercaya dan paling dekat dengan Adit, karena mbok Lasmi sudah mengasuh Adit sejak ditinggal Liana, ibu kandung Adit. Tetapi untuk lebih menyakinkan Adit, Adit menyuruh pegawai yang lain datang untuk menghadap nya, supaya Adit lebih yakin.
Setelah bang Deni dan mbak Astri datang Adit langsung menanyakan keberadaan Stella. Tetapi jawaban mereka sama, seperti yang dikatakan oleh mbok Lasmi.
Seketika Aditya badannya tersungkur ke lantai, lemas tak berdaya, pandangannya gelap. Tidak percaya atas apa yang didengarnya. Padahal Adit dan Stella sudah berjanji untuk tetap setia dan menghadapi badai bersama-sama.
Kenyataannya Stella telah meninggalkan nya, putus sudah mimpi dan harapan untuk selalu bersama hingga akhir hayat menjemput. Aditya benar-benar tidak menyangka. Padahal Stella tidak pernah bercerita tentang sosok lelaki yang dekat dengannya atau pacar selama ini.
Adit dengan langkah lunglai berjalan memaksakan diri untuk masuk ke kamarnya. Kalau ibu tirinya yang berbicara mengenai Stella, mungkin Aditya tidak akan percaya. Tetapi mbok Lasmi orang kepercayaan telah menyatakan Stella pergi dengan laki-laki lain. Aditya jadi merasa yakin kalau memang Stella telah meninggalkan nya.
Aditya mengurung diri di kamarnya. Hingga Besok menjelang pagi. Mbok Lasmi merasa kasihan, terus membawakan makanan dan meletakkannya di depan pintu, tetapi Aditya tidak menyentuhnya sama sekali.
Mbok Lasmi menjadi kasihan melihat kondisi Aditya yang sudah seharian tidak makan. Ingin rasanya mbok Lasmi mengatakan yang sebenarnya, tetapi Rianti mengancam akan melukai anak mbok Lasmi yang ada di kampung. Mbok Lasmi jadi mengurung kan niatnya untuk mengatakan yang sebenarnya.
Aditya pun terus menghubungi Stella, tetapi handphone Stella tidak aktif. Aditya menjadi tambah yakin kalau Stella telah benar-benar meninggalkan nya.
***
"Sayang, tahu ga. Stella kemarin di jemput oleh laki-laki. Dan anehnya Stella tidak ada penolakan langsung mau diajak oleh laki-laki tersebut", Rianti menjelek-jelekkan Stella.
"Ahh, serius kamu!. Masak sih. Aku melihat Stella anak yang jujur, dan baik. Masak iya Stella telah membohongi Aditya", Juan belum mempercayai perkataan Rianti.
"Jangan melihat penampilan seseorang dari luar saja, sayang. Kemarin juga aku berpikir nya seperti itu. Tetapi kenyataannya sekarang Stella telah pergi meninggalkan Aditya.
Sebenarnya, Aditya juga telah membohongi kita selama ini. Ternyata Stella itu adalah mantan wanita kupu-kupu malam. Dulu itu mereka tinggal di daerah pelacuran, tetapi setelah pacaran dengan Aditya. Aditya menyuruh Stella untuk pindah, mungkin agar kita tidak mengetahui kebohongan Adit", Rianti terus menjelek-jelekkan Stella.
"Apa...Kalau saja aku tahu dari dulu. Pasti aku tidak akan setuju kepada Stella. Bodoh sekali Aditya mau menikahinya dan menangisi kepergian Stella. Aku mau bicara sama Adit, dan memberi penjelasan kepada nya", Juan langsung meninggalkan Rianti pergi menuju kamar Aditya.
tok...tok..tok..
"Adit, buka nak. Ayah mau masuk", Juan ingin membujuk Aditya.
Aditya pun membuka kan pintu dan membiarkan Juan masuk dan Juan pun langsung memeluk Aditya.
Juan merasa kasihan dengan kondisi Juan yang acak-acakan.
"Adit, kamu jangan seperti ini dong. Ayo semangat. Diluar sana masih banyak wanita yang lebih cantik, pintar dan wanita yang baik-baik. Masak iya kamu menangisi wanita hanya bekas wanita kupu-kupu malam", Adit kaget, Juan mengetahui profesi Stella.
Adit hanya diam saja.
"Kalau wanita semacam itu, pasti sudah kecanduan dan tidak bisa meninggalkan kehidupan lamanya", Juan menyakinkan Aditya.
"Sekarang kamu makan ya, ini ada nasi. kamu makanlah sedikit", Juan menyerahkan sepiring nasi dan susu yang baru saja dibawa Rianti. Rianti seolah menunjukkan sikap sok peduli dan perhatian kepada Aditya.
Aditya tetap tidak mau makan. Tetapi Juan terus membujuk dan menyuapi Aditya. Akhirnya Aditya mau makan walaupun sedikit.
Juan memberi susu, "Biar saja tidak banyak makan nasi, asal minum susu sudah cukup memberi tenaga dan gizi buat Aditya", pikir Juan dalam hatinya sambil menyuruh Aditya meneguk habis susunya.
***
Rianti setiap hari memberi Aditya minum susu, selalu diteguk habis oleh Aditya.
Aditya bukan nya semakin pulih, Aditya terus mengurung diri di kamar.
Sebulan berlalu.
Setelah minum susu, Aditya merasa ingin tidur. Terus berkeringat dan merasa ketakutan. Terkadang Aditya sering menjerit dan menangis tersedu-sedu.
Rianti senang melihat perubahan dan keberhasilan obat yang diberikan Rianti. "Mampus kamu Adit, sebentar lagi kamu akan jadi gila dan masuk rumah sakit jiwa. Seluruh kekayaan Juan akan jatuh kepada ku dan Evans", Rianti merasa bahagia karena rencananya berhasil.
"Mujarab juga obat yang kuberikan, dalam waktu belum genap sebulan. Perubahannya sangat signifikan", Rianti terus bergumam dalam hatinya.
Rianti telah memberikan obat melalui susu yang diberikan untuk diteguk Aditya setiap hari. Obat itu, membuat jantung berdebar-debar dan menimbulkan Aditya menjadi ketakutan dan sering berhalusinasi.
"Stella...kamu jahat. Telah meninggalkan aku...Stella....uuu...uuu..uuu", Aditya terus berteriak dan menangis. Melempar semua apa saja yang dijangkau nya.
Aditya putus asa dan semakin depresi.
Mbok Lasmi menangis tersedu-sedu melihat kondisi Aditya menjadi depresi. Mbok Lasmi menyesal telah membohongi Aditya. Hati mbok Lasmi sakit, bagaimana tidak. Mbok Lasmi sudah menganggap Aditya seperti anaknya sendiri.
Begitu juga Juan tidak menyangka anak kandungnya begitu mandiri dan pintar. Bisa-bisanya putus asa begitu. Depresi dan menjadi sakit jiwa
"Sayang bawa saja Aditya ke rumah sakit. Adanya nanti seluruh orang di rumah ini akan di bunuh dan di cederai oleh Aditya. Apa kamu tidak melihat dia melempar semua barang yang bisa dijangkaunya", Rianti berpura-pura ketakutan, Rianti terus mendesak Juan untuk membawa Aditya ke rumah sakit jiwa.
"Tidak, aku tidak mau. Aditya harus tetap berada di rumah dengan perawat, dokter dan physichiater ahli spesial penyakit jiwa", Juan merasa tidak tega membiarkan Aditya di rawat di rumah sakit jiwa.
"Di rumah sakit jiwa justru perawat, dokter dan peralatan nya lengkap. Lagian disana Aditya juga perlu berbaur dan bersosialisasi agar tidak merasa sendiri dan ketakutan", Rianti merasa paling pintar.
"Sudah lah, apa kamu bisa menjagai Aditya setiap saat. Kamu sih enak, selalu keluar rumah dan pergi ke luar kota. Sedangkan kami yang selalu berada di rumah. Kami adalah orang yang pertama kali menjadi korban amukan dari Aditya", Rianti ngotot agar Aditya dibawa ke rumah sakit jiwa.
Karena terus dipaksa dan didesak Rianti. Akhirnya dengan terpaksa Juan harus merelakan Aditya dibawa dan dirawat di rumah sakit jiwa.
"Bagus, sekarang aku sudah bisa mengendalikan kamu Juan. Sebentar lagi seluruh hartamu akan ku pindah tangankan menjadi atas namaku", gumam Rianti bahagia sambil senyum-senyum sendiri.
Mobil ambulance datang ke rumah Juan Handoyo dan memaksa Aditya untuk masuk kedalam mobil ambulance.
"Ayah ..mengapa Adit dibawa pergi ayah. Ayah ...Adit tidak mau jauh dari ayah...", Adit merengek menangis. Juan tidak sanggup menahan air matanya. Tidak menyangka Aditya akan menjadi seperti ini. Juan sangat sedih sebenarnya tidak tega melihat Aditya dibawa pergi dan di tarik paksa.
"Ya Tuhan. Mengapa ini terjadi. Dosa apa yang telah kuperbuat, sehingga anak semata wayang ku menjadi seperti ini", air mata Juan tidak bisa lagi dibendung, Juan menangis begitu juga mbok Lasmi dan pegawai yang lain.
Semua sedih dan tidak menyangka kalau Aditya akan menjadi sakit jiwa, padahal Aditya orangnya baik dan perhatian. Mereka menjadi merasa bersalah telah mau berbohong menuruti perintah Rianti.
Padahal Rianti sendiri berasa seperti pemilik rumah, selalu kasar dan terkadang berbuat kurang ajar. Mau memaki dan memukul pegawai lain apabila melakukan pekerjaannya tidak sesuai dengan keinginan Rianti.
Setelah Aditya dibawa ke rumah sakit jiwa. Juan segera masuk ke kamar kerjanya. Langsung duduk bersujud dilantai. "Liana....Liana maaf kan aku.
Aku tidak bisa menjaga anak kita dengan baik. Sekarang malah anak kita telah menjadi depresi. Ini semua salahku, aku terlalu sibuk. Aku telah memilih istri yang tidak bisa perhatian sama Adit. Kembalilah Liana apa yang harus aku perbuat", Juan merasa menyesal telah menjadikan Rianti istrinya.
"Kalau saja aku tidak dijebak oleh Rianti kala itu", pikir Juan dalam hatinya.
****
Kilas balik pertemuan Juan dengan Rianti.
Juan Handoyo adalah CEO di PT Limetyb, Perusahaannya bergerak dibidang kecantikan menjual Produk Skincare. Skincare tersebut telah diekspor ke luar negeri dan pasar luar negeri menjual dengan merk brand mereka sendiri. Sudah dengan kontrak dan perjanjian harga jual tentunya.
Juan Handoyo adalah laki-laki yang sangat stylish. Tampan, putih, tinggi dan tegap. Seluruh kriteria semua Juan miliki yang sangat membuat kaum hawa tergila-gila.
Akibat kematian dari Liana istri pertama dari Juan, yang merupakan ibu kandung dari Aditya. Juan jadi berubah seratus delapan puluh derajat gaya hidupnya.
Liana mengalami kecelakaan parah ketika akan pergi menjemput Juan di kantor nya, karena bermaksud akan merayakan ulang tahun perkawinan Ke 10 mereka. Saat itu Juan masih berumur 11 tahun.
Sejak kepergian Liana, Juan sering mengurung diri, minum-minuman keras dan sering pergi ke diskotik. Karena begitu sedih dan terpukul atas kepergian Liana.
Maklum antara Juan dan Liana adalah sama-sama teman SMA, sama-sama kuliah. Dan akhirnya di masa kuliah mereka berpacaran dan saling mencintai, hingga memutuskan untuk menikah.
Karena Juan sering ke diskotik akhirnya Juan ketemu dengan Rianti yang berprofesi sebagai pramusaji. Juan butuh teman mengobrol, dan Rianti sering hadir mengisi hari-hari Juan. Sehingga hubungan Juan dan Rianti sangat dekat.
Mengetahui kalau Juan adalah CEO. Dan karena Juan juga sering datang ke diskotik tempat Rianti bekerja. Rianti pun melakukan segala cara bujuk rayuan, agar Juan mau menikahinya. Akhirnya muncul suatu ide dalam otak Rianti. Rianti ingin menjebak Juan ketika Juan sedang mabuk.
Rianti akan sengaja menambah terus minuman Juan, agar Juan mabuk berat. Begitu Rianti akan menjalankan rencananya. Rencana yang sudah di susun jauh-jauh hari.
Rianti dan Juan sudah lama saling mengenal, keduanya sangat terlihat kompak dan mesra. Karena kalau mereka mengobrol sangat nyambung dan terkadang hingga larut malam, ada-ada saja yang jadi bahan obrolan mereka
Akhirnya Rianti merasa kalau cintanya tidak bertepuk sebelah tangan kepada Juan. Juan pun sering memberikan hadiah kepada Rianti.
Enam bulan menjalin hubungan dekat. Rianti pun merasa kesal Juan tidak kunjung melamarnya.
Suatu malam seperti biasa pulang kerja Juan terlebih dahulu datang ke diskotik tempat Rianti bekerja.
Rianti tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya, begitu cantik dan mempesona. Rianti bermaksud akan mengutarakan keinginannya, agar Juan segera melamarnya.
"Juan, kapan kamu menikahi aku", rengek Rianti dengan manja.
"Sabar ya sayang, nanti setelah waktunya tiba aku akan melamarmu dengan segera", Juan bicara seadanya, agar Rianti tidak marah dan kecewa.
"Dari kemarin..kemarin itu..itu saja yang kamu ucapkan. Bosan aku mendengar nya", Rianti semakin merengek, dan berpura-pura cemberut.
"Tunggu lah sayang sebentar lagi, karena aku masih sibuk dan banyak sekali pekerjaan di kantor", Juan pun berusaha membujuk terus Rianti.
"Kalau kamu tidak segera melamar aku, lebih baik kita akhiri saja hubungan ini", Rianti mengancam Juan.
"Rianti, aku mendekati mu bukan berarti aku ingin menjadikan mu istri ku. Aku merasa senang dan terhibur kalau kamu menemaniku dan bicara kepada ku. Itu saja tidak lebih, aku hanya menganggap kamu teman saja. Hanya itu saja", Juan pun tegas memberitahu hubungannya dengan Rianti adalah sebatas teman biasa saja.
Rianti merasa kesal karena dianggap hanya sebagai teman biasa selama ini. Rianti tidak terima dan merasa kecewa.
"Tidak boleh begini, aku harus bisa menjadi istri dari Juan, agar kehidupan ku bisa berubah. Sedikit lagi saja untuk melakukan usaha dan kerja keras agar bisa menjadi istri Juan dan menjadi nyonya besar seorang CEO. Yang tentunya kehidupan dan kelas ku akan berubah", pikir Rianti dalam niat jahatnya.
Malam itu Juan begitu mabuk. Rianti pun menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan dan menjebak Juan.
Rianti terus dan sengaja menambah terus minuman Juan. Dan akhirnya Juan seperti tidak sadarkan diri. Rianti menggendong dan membawa Juan ke hotel, dekat dengan diskotik. Petugas keamanan diskotik membantu Rianti melancarkan aksinya dan petugas keamanan pula yang mengendarai mobil Juan menuju hotel terdekat.
Rianti pun melucuti semua pakaian Juan, tanpa dibaluti sehelai kain pun. Begitu juga Rianti juga melucuti pakaiannya tanpa sehelai kain pula. Tetapi mereka tidak ada melakukan hubungan istri, karena Juan kondisinya sangat mabuk dan hampir tidak bisa bergerak.
Rianti berpura-pura tertidur pulas hingga pagi. Ketika bangun Juan terkejut kalau dirinya sedang dikamar berduaan dengan Rianti tanpa sehelai pakaian membalut tubuh.
Juan teriak, "Rianti, mengapa kamu ada disini. Mengapa saya bisa tidur dengan kamu?".
Rianti berpura-pura sedih dan menangis, "Semalam kamu telah memaksa aku dan menarik aku ke hotel ini. Sehingga kita pun melakukan hubungan suami-istri.
Sebenarnya aku sudah berusaha berontak dan menghindari tarikan kamu yang begitu keras. Tetapi kamu begitu kuat telah menarik dan memaksa aku, agar kita melakukan hubungan Suami istri.
Kamu sangat mabuk dan sangat bergairah sehingga kamu pun tertidur pulas dan tidak menyadari nya", Rianti menceritakan kebohongan yang terjadi semalam.
"Tidak mungkin aku melakukan itu Rianti, tidak mungkin", Juan kesal dan mengacak-acak rambutnya.
"Apa nya tidak mungkin. Kenyataannya kamu telah menyetubuhi aku. Dan kamu harus bertanggungjawab. Kamu sendiri yang membawa mobil kamu ke hotel ini. Kamu tahu sendiri kan aku tidak bisa menyetir. Mobil kamu ada di balkon hotel ini", Rianti menjebak dan memaksa Juan.
Juan merasa kesal, tidak menyangka akan dipaksa menikah dengan Rianti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!