Bagian 01 🌹
" Terimalah cintaku, aku akan menjaga mu selalu, kamu akan aku jadikan seorang permaisuriku dikerajaan indahku,karena kamu sangat cocok sekali menggunakan pakaian kerajaan ini..." Ucap seorang pangeran yang sudah mempersunting seorang wanita yang sangat dia cintai.
" Aku akan terimanya dan akan menjadi seorang permaisuri mu aku akan mendampingi mu seumur hidupku." Ucap wanita tersebut.
" Akhirnya pangeran menikah dengan gadis desa tersebut dan hidup bahagia. Sampai jumpa dengan cerita selanjutnya...."
" Hufffttt...Akhirnya selesai juga...." Ucapnya.
Seorang wanita melepaskan alat perekamnya dan keluar dari ruangan tersebut, bersama teman kerjanya itu.
" Terimakasih ya karena sudah menggantikan Voice Over yang sedang sakit." Ucap salah satu dari VO yang lain.
Wanita itu hanya mengangguk dan diajak lelaki tersebut keruangan bendahara untuk mengambil honor dari kerjanya, setelah mendapatkannya diapun langsung pergi dari ruangan tersebut dengan senyumannya karena hari ini dia bisa menghasilkan uang untuk kakak dan Ayahnya serta sang anak.
Puja Kusuma adalah seorang gadis yang sudah terlanjur basah memikiki anak dari lelaki yang tidak dikenalnya saat malam pergantian tahun, ia tidak menyesali melahirkan sang anak buah hatinya itu, namun ia menyesali kenapa mesti terjadi padanya malam itu, seingatnya ia hanyalah meminum sebuah minuman bersoda, namun membuat dirinya tak sadarkan diri dan saat ia sadar dan membuka matanya ia sudah tidur dalam satu kamar bersama seorang lelaki yang tidak dikenalnya dan tanpa pakaian hanya berbalutkan selimut saja, saat itu dunia tampak runtuh didepannya, tanpa dia mengenali sosok lelaki yang ada disampingnya itu yang terlanjur menitipkan benih dirahimnya, Puja selalu mengingatnya kejadian itu tidak bisa Puja lupakan, walaupun sudah lima tahun lamanya, sejak kejadian itu Puja membesarkan Pandu seorang diri dan hanya bantuan dari Ayah dan kakaknya yang selalu ada disampingnya, walaupun awalnya mereka terkejut mendengar kehamilan Puja kala itu, namun mereka memilih meninggalkan kota saat Puja mengakui kehamilannya itu, sampai Puja melahirkan dan membesarkan Pandu, mereka kembali lagi kekota kelahiran Puja dan tinggal kembali dirumah pribadi mereka.
Ayah Puja yang bernama Kurtinus Kusuma hanyalah seorang buruh kasar dan kakakny Puji Kusuma kakak Puja mengalami kecacatan permanen semenjak kejadian kecelakaan kerja dipabrik kertas tempat dia bekerja terbakar, Puji mengalami luka bakar yang sangat parah, sekarang semua kendali biaya hidup ditanggung Puja, apa saja dilakukannya paruh waktu agar bisa mendapatkan uang untuk keluarganya.
Puja tercatat sebagai karyawan disebuah perusahan tekstil terkenal, namun karena sedikit mengalami kemerosotan hampir diujung gulung tikar, disebabkan derektur utama yang dipercaya sudah menggelapkan uang perusahaan,dan sebagian karyawannya diberhentikan, namun tidak dengan Puja, ia tidak masuk dalam daftar pemberhentian karyawan tersebut, jika perusahaan itu tidak beroperasi, Puja selalu mencari pekerjaan sampingan apa saja yang dilakukannya.
" Astaga!! hari ini ada acara disekolahnya Pandu, aku akan segera kesana, tidak boleh terlambat karena Pandu sangat memerlukanku!" Ucapnya dengan cepat kilat bergegas.
Fahri yang melihat Puja sangat terlihat tergesa-gesanya itu, Fahri menegurnya.
" Puja..."
Puja menoleh kearah Fahri.
" Ada apa?"
" Kamu mau kemana? Kenapa kamu tergesa-gesa sekali?"
" Aku ada keperluan penting dan harus segera pergi."
" Bagaimana kalau Aku akan mengantarmu."
" Oh tidak usah, pergi sendiri sangatlah cepat bagiku, karena kalau aku ikut kamu otomatis macet melanda, karena ini adalah momen yang sangat terindah untukku, jadi aku tidak bisa melewatkannya, ini juga aku sudah terlambat kayaknya."
" Baiklah kalau itu maumu, hati-hati di jalan ya."
" Oke dan sampai jumpa besok."
" Tunggu Puja..."
Puja menghentikan langkahnya saat ia hendak memasuki lift yang ada di ruangan itu dia kemudian menoleh kembali ke arah Fahri.
" Kamu pergi dengan kondisi kamu seperti itu.?"
" Maksud kamu? apa salah dengan pakaianku?" ucap Puja sembari menatap ke Arah Fahri.
Fahri tersenyum sembari mensedekapkan tangannya di dada.
" Ya iyalah, coba pegang di kepalamu, ada aksesoris yang menempel di kepalamu itu, kamu masih memakai bando tanduk rusa."
Puja hanya tersenyum saja, dia tidak menghiraukan ucapan dari Fahri, Dia kemudian memencet tombol lift menuju ke arah lantai satu di mana dia harus segera menuju ke arah sekolah taman kanak-kanak Indah Berseri di mana sang anak berada.
Fahri hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, dia pun kemudian meninggalkan lift tersebut menuju ke dalam dimana dia akan menemui Bu Bosnya, karena dia ingin membicarakan kepada Bu Bosnya itu agar mengangkat Puja sebagai karyawan tetapnya, tidak sebagai cadangan paruh waktu yang dikerjakan oleh Puja selama ini, karena Fahri mengetahui tempat kerja Puja sudah mengalami kemerosotan dalam omset perusahaan tersebut, dan Fahri juga tahu kalau perusahaan dimana tempat Puja bekerja itu milik keluarga Bu Bosnya itu.
Sesampainya di lantai lobby dia melihat ke arah luar dia tidak melihat sama sekali kendaraan yang biasanya hilir mudik di depan kantor tersebut.
" Kenapa tidak ada paman ojek langgananku ya seperti biasanya, bahkan sebuah taksi pun tidak ada sama sekali aku lihat apa mereka mogok kerja?" Ucapnya bicara sendiri.
Puja terlihat resah karena beberapa kali dia melihat jam yang melingkar di tangannya hampir setengah jam sudah dia terlambat di acara sang anak.
" Aduh!! bagaimana ini, pasti Pandu akan marah padaku, karena aku janji datang padanya tepat waktu untuk menghadiri acara di sekolahnya, Sabar ya Nak, Mama lagi berusaha mencari kendaraan agar segera sampai ke sekolahmu."
Tiba-tiba seseorang berhenti pas di depan kantor tersebut menggunakan roda dua tidak pikir panjang lagi Puja pun langsung naik ke atas motor tersebut, membuat laki-laki itu terkejut dan menoleh ke arah puja. Melalui balik helmnya tersebut.
" Ayo! cepetan aku sudah terlambat."
Lelaki itupun membuka kaca helmnya dan berbicara ke arah puja.
" Heh Nona! Emangnya aku siapa? sopir pribadi kamu gitu?!" ucapnya.
" Kamu kan yang mau mangkal di situ atau jangan-jangan Kamu adalah paman ojek baru, Kalau iya cepat dong aku sudah terlambat nih, mau ke sekolah Taman kanak-kanak Kasih Ibu." ucapnya dengan santainya sudah berada di atas motor laki-laki tersebut.
" Enak aja! aku bukan tukang ojek kali, melainkan aku mau..." Belum selesai laki-laki itu berbicara Puja pun langsung menepuk pundak laki-laki tersebut agar bersedia menghidupkan motornya kembali sembari Puja menghentak-hentakkan tubuhnya di atas motornya itu.
" Oke! Iya, iya, aku akan mengantarkan kamu kesekolah itu, udah jangan cerewet! kayak anak kecil aja sih, nih pakai helmnya!" ucapnya.
Puja kemudian mengambil helm tersebut, Tapi laki-laki itu menatap ke arah belakang di mana Puja sedang duduk di motornya tersebut.
" Hei tunggu...!"
" Kenapa? kamu kan ngasihkan helm padaku dan aku harus memakainya dong, lagi pula aku nggak punya banyak waktu, aku harus segera sampai, karena ada acara di sekolah itu!"
" Hai Nona! helm itu milik seseorang, kalau kamu menggunakannya, nanti rusak helmnya!" ucapnya
Puja pun kemudian menatap helm tersebut dan membolak-balikkan kiri dan kanannya, dia merasa heran apa yang dimaksudkan oleh lelaki itu.
" Rusak? apanya sih yang rusak! kamu ini aneh ya, tukang ojek aja belagu banget sih! Bukannya syukur ada penumpang malah dia yang ribet!" ucapnya sembari masih hendak memakai helm tersebut ke kepalanya.
" Kamu ini apa-apaan sih, dasar wanita aneh! coba pegang kepala kamu itu tuh, ada bando tanduk rusa seperti itu, Kamu itu manusia apa hewan sih, masa manusia ada tanduknya kaya itu, dilepas dong biar bisa pasang helmnya." ucap laki-laki tersebut.
Puja pun terkejut, Dia kemudian memegang kepalanya dan dia pun baru sadar, padahal dia sudah diingatkan oleh Fahri, Namun karena dia ingin cepat dia tidak menghiraukan ucapan Fahri dia pun kemudian melepas Asesories bando tanduk rusanya itu, dan memasukkannya ke dalam tasnya kembali, kemudian dia pun langsung memakai helm yang diberikan oleh laki-laki itu.
" Puas?! sekarang giliran kamu untuk menghidupkan kendaraan kamu dan antarkan aku ke TK Kasih Ibu sekarang, karena ini sudah terlambat."
Lelaki Itupun kemudian mengencangkan gas motornya lebih kuat lagi kendaraannya, karena sangat kuat Puja pun langsung terkejut dia langsung memeluk pinggang laki-laki tersebut, laki-laki itu terkejut dia langsung mengerem mendadak membuat Puja yang gantian terkejut.
Reflek tangan Puja mendorong kuat kepala sipengendara, dan mengeluarkan omelannya pada lelaki tersebut.
" Dasar gila ya kamu! Apa-apaan sih, kenapa pakai rem mendadak segala sih! Kamu bisa nggak berkendara hah?!" ucap Puja.
" Maaf aku tidak sengaja." kemudian dia pun langsung melajukan kembali motornya dengan kecepatan tinggi membuat Puja semakin mengeratkan pelukannya pada lelaki tersebut, lelaki yang membonceng Puja pun hanya tersenyum sembari bergumam di dalam hatinya.
" Kapan lagi bisa dapat mengantarkan bidadari cantik sepertinya ini, di samping mendapat rezeki nomplok, dapat pelukan gratis lagi, hehehe..." ucapnya di dalam hati. Dia tidak menghiraukan Puja yang ngomel di belakang karena kecepatan motornya di atas standar.
Bagian 02 🌹
Beberapa menit kemudian motor yang dikendarai mereka berdua sudah sampai di depan TK Kasih Ibu dengan santainya lelaki itu pun bersuara.
" Aku sudah tepat waktu sesuai dengan keinginan kamu sampai di tempat tujuan."
Puja hanya mendengus dengan kesal.
" Sudah sampai Nona! silakan turun, karena aku masih banyak urusan yang harus ku kerjakan, gara-gara kamu aku sampai terlambat untuk bertemu dengan seseorang."
Puja pun terdiam dia memasang muka juteknya, karena dia merasa dongkol dengan laki-laki yang mengantarkan dia ke sekolah Pandu, karena dengan kecepatan motornya membuat dia hampir jantungan, bahkan dia merasa lelah karena sepanjang jalan dia hanya ngomel melulu.
" Hai Nona! turunlah dari motorku! Aku ini bukan ojekmu, lagi pula kamu tidak bertanya dulu apakah aku tukang ojek atau tidak! Aku ini bukan ojek untuk mengantar kamu! cepatlah Nona turun, karena aku masih banyak urusan." ucapnya sembari menengok ke arah belakang.
Dia tersenyum dibalik helmnya tersebut karena melihat wajah Puja yang terlihat syok dengan kecepatan kendaraan yang sudah dia kendalikan itu.
" Turunlah Nona! kita sudah sampai ditempat tujuan! ini kan yang mau kamu datangi sekarang, aku sudah mengantarkan kamu dengan selamat ke sini, cepatlah turun dari motorku, apa kamu sangat menyukai duduk di atas motorku ini, sehingga kamu tidak bisa turun lagi, Atau jangan-janagn kamu sudah menggunakan lem perekat sehingga kamu tidak bisa mengangkat badanmu untuk turun dari motorku." ucapnya sembari tersenyum kembali di balik helm tertutupnya itu, karena dia hanya bisa membuka kacanya saja dia tidak mau melepas helmnya dari kepalanya itu.
" Ish! menyebalkan sekali! sudah membuat orang hampir jantungan dengan seenaknya menyuruh turun dengan cepat, aku ini bayar! tahu nggak kamu!!" Ucapnya marah, sembari mendorong lelaki itu dengan pelan.
Kemudian Puja turun dari motor tersebut, dan bergegas meninggalkan laki-laki itu,terlihat laki-laki itu pun turun dari motornya dan mengikuti langkah Puja.
" Hai Nona..!" panggilnya.
Karena Puja merasa dipanggil oleh lelaki itu pun kemudian menghentikan langkahnya, Dia kemudian menepuk jidatnya sendiri.
" Astaga! aku lupa untuk membayar tukang ojek menyebalkan ini." ucapnya sembari membalikkan tubuhnya ke arah laki-laki tersebut.
" Nona! Anda melupakan sesuatu!"
" Melupakan sesuatu? Lupa bayaran gitu?!" ucapnya sembari mengeluarkan beberapa uang puluhan ribu dan memberikannya pada lelaki tersebut dengan meraih tangannya Dan meletakkan uang tersebut di genggaman tangan lelaki itu.
" Aku tidak menagih pembayaran, tapi aku menagih helm yang telah kamu bawa itu." ucapnya sembari meraih tangan puja dan mengembalikan uang yang ada di tangannya tersebut, kemudian dia pun melepaskan helm yang dipakai oleh puja.
Saat lelaki tersebut mengambil helmnya sedikit kesulitan, Puja pun langsung melepaskannya sendiri dan hendak memukulkan ke arah lelaki itu, karena kekesalannya itu, lelaki itu mengetahui gerakan Puja dia pun menghindar sedikit, saat itulah puja hilang keseimbangan dan langsung badannya hendak jatuh ke belakang dengan sigap laki-laki itu pun meraih tubuh Puja dan meraihnya agar tidak jatuh, Puja terkejut kemudian dia menatap ke arah mata lelaki yang masih menggunakan helm tertutup itu, begitu juga dengan lelaki tersebut menatap lekat ke arah Puja, lelaki itu baru menyadari ada sesuatu di dalam tubuhnya yang berdesir setelah mata mereka saling bertatapan, beberapa detik... mereka saling berpandangan, Puja merasakan ada sesuatu yang bergejolak di dalam hatinya dan Puja juga merasakan bertatapan dengan lelaki yang ada di hadapannya itu ada sesuatu yang lain dirasakannya.
Kemudian Puja tersadar, dia memejamkan matanya sesaat, dia lalu melepaskan pegangan lelaki tersebut.
" Dasar tukang ojek ngeselin!" ucapnya dan meninggalkan lelaki tersebut.
Lelaki itu pun hanya tersenyum dan langsung berbalik arah menuju ke arah motornya sembari bergumam.
" Gadis itu memang sangat cantik, tapi sayangnya bawel, pemarah dan jutek." ucapnya sembari menggelengkan kepalanya dan kembali menaiki motor pribadinya itu, beberapa saat kemudian dia pun meninggalkan Puja di hadapan sekolah TK Anaknya tersebut.
" Dasar tukang ojek ngeselin, sudah dikasih uang malah nggak mau, aku kan bayar ikut dengannya, sudahlah! mungkin dia mau bersedekah denganku." ucapnya kemudian melangkah menuju ke arah di mana acara dilaksanakan, ternyata sudah setengah dimulai acaranya, Puja melewatkan awal acara tersebut di sekolah anaknya, dia pun kemudian bergegas mencari tempat duduk yang hanya ada kursi kosong bagian belakang dia mencari di mana anaknya itu, ternyata Pandu sedang tampil di depan para orang tua tersebut.
Puja tersenyum karena melihat anaknya itu menari dengan lemah gemulai sesuai dengan irama lagu daerah yang dimainkan, Pandu memang tidak melihat kalau sang Mama sudah berada di dalam acara itu, padahal dia sudah berpikiran kalau Mamahnya itu masih sibuk dan tidak bisa datang dalam acara yang digelar di sekolah TK nya itu.
Acara itu selesai Puja pun kemudian mendekati sang anak yang sedang duduk di tempatnya, karena sebelum acara selesai tidak boleh meninggalkan tempat duduknya tersebut.
" Hai Pandu...! Mama datang kok di sini, Kamu hebat sekali, Mama bangga memiliki kamu, Kamu pandai sekali menari sesuai dengan irama lagu yang dimainkan, kamu hebat!" ucapnya sembari duduk di samping sang anak.
" Mama...akhirnya Mama datang juga, Pandu kira Mama tidak akan datang, karena Mama sibuk bekerja." Ucapnya sembari memeluk sang Mama, Puja pun memeluk erat anaknya tersebut.
" Maafkan Mama ya, karena Mama datangnya terlambat, Mama tidak mengikuti acaranya dari awal, setelah Mama datang ke sini acara kamu sudah dimulai, tapi Mama tidak melewatkan acara kamu saat kamu tampil menari, Kamu memang hebat, Mama bangga padamu." ucapnya sembari mencium kening sang anak.
" Kasihan sekali Pandu, sejak dia sekolah di sini, kita tidak pernah melihat Ayahnya, dia selalu diantar Kakeknya ataupun Ibunya, setiap ditanya ke Pandu ke mana Ayahnya, Pandu selalu mengatakan kalau Ayahnya bekerja jauh dan tidak bisa pulang atau jangan-jangan Pandu adalah anak...." ucap salah satu Ibu temannya pandu menggantung kalimatnya.
" Hus! jangan begitu, tidak boleh kamu bicara seperti itu, coba seandainya kalau anak kita di posisi Pandu yang selalu ingin bertemu dengan Ayahnya yang sedang pergi jauh, siapa tahu saja Ayahnya Pandu itu bekerja di pelayaran, karena jarang pulang, seharusnya kita bangga anak-anak kita yang mempunyai teman seperti Pandu, dia tidak pernah mengeluh dan dia selalu hidup apa adanya." Ucap Ibu dari salah satu temannya Pandu dalam satu kelas.
Pandu Praja Kusuma adalah anak usia 5 tahun yang masih duduk di sekolah taman kanak-kanak namun Pandu sudah terlihat sangat cerdas dan pintar, dia juga memahami keadaan Ibunya yang sudah menjadi tulang punggung keluarganya dan juga dia tidak pernah menuntut pada sang Ibu untuk menjadi seorang Ayah, walaupun sebenarnya dia belum pernah bertemu dengan Ayahnya itu, dan sangat merindukan Ayahnya itu juga, Pandu tidak pernah menanyakan ke mana Ayahnya pergi, Pandu sendiri yang memiliki inisiatif mengatakan kepada orang-orang bila ada yang bertanya padanya tentang Ayahnya berada di mana, dia pasti akan menjawab kalau sang Ayah bekerja jauh sekali, walaupun dilubuk hatinya yang paling dalam, dia iri melihat teman-temannya kadang diantar para Ayah mereka, namun dia selalu menepiskan rasa iri tersebut dan selalu mengukir senyuman diwajahnya
Bagian 03🌹
Puja menatap ke arah kedua ibu yang sedang membicarakan dia dan anaknya itu, namun Puja tidak marah dia hanya memberikan senyuman kepada mereka apa yang dikatakan kedua orang wanita itu tidak salah dan Puja juga tidak menyalahkan omongan dari mereka, jangankan mereka yang ingin sekali melihat Pandu diantar oleh Ayahnya, tetapi Pandu sendiri pun tidak pernah melihat wajah Ayahnya seperti anak-anak yang lainnya,sesungguhnya ada rasa kesedihan di hati Puja saat mereka berbicara seperti itu, tapi Puja tidak ingin bersedih di hadapan sang anak, karena anaknya itu sangat mengerti dengannya, walaupun usia pandu bisa dikatakan anak sekecil itu tidak mengerti apa-apa, tapi berbeda dengan Pandu dia sepertinya sangat mengerti akan kelelahan, kecapean karena banyak yang dipikirkan Mamanya itu.
Kemudian Puja menatap ke arah sang anak terlihat senyuman manis anaknya itu, Walaupun dia mendengar apa yang dikatakan oleh kedua wanita tersebut.
" Pandu...Mama berharap jadilah anak yang baik yang menyayangi keluarga, menjaga kehormatan keluarga kita serta kehormatan dirimu sendiri suatu saat kamu pasti akan mengetahui arti semua ini dan tidak sepenuhnya Mama selalu bersama denganmu."
" Iya Mah, Pandu mengerti, tapi Pandu harap Mama jangan mendengarkan apa kata orang, mereka bisa berbicara tapi mereka tidak melihat kenyataannya bagaimana kesedihan Mama, kesusahan Mama, kelelahan Mama selama ini membesarkan Pandu seorang diri Mama sering mengatakan kepada pandu kalau pandu harus kuat, sekarang Mama harus kuat demi Pandu juga, pandu ingin selalu bersama dengan Mama, pandu ingin selalu membahagiakan Mama, walaupun Pandu belum bisa bekerja, suatu saat nanti Pandu akan bisa bekerja dan akan memberikan kebahagiaan untuk Mama, Mama jangan sedih ya." ucapnya sembari menghapus buliran bening yang keluar dari bola mata Puja.
Kemudian Pandu memeluk sang Mama penuh dengan kasih sayang, Puja membalas pelukan anak lelakinya tersebut.
🌹🌹🌹🌹🌹
Disebuah kantor Stasiun Televisi Swasta...
" Kenapa lama sekali sih dari tadi aku menunggu di sini tapi dia tidak ada juga katanya sudah hampir dekat tapi sampai beberapa menit tidak ada juga batang hidungnya." ucap seorang wanita yang sejak tadi berdiri di depan kantornya itu sambil menengok kiri dan kanan seperti orang mencari sesuatu.
Dia pun kemudian duduk di samping kursi yang tersedia untuk menunggu jemputan.
Beberapa saat dia menunggu di kursi itu seseorang mengendarai sebuah motor besar berhenti di depannya, Dia kemudian membuka helm yang melekat di kepalanya itu, dia turun dari motornya dan menuju ke arah tempat duduk di mana seorang gadis sejak tadi menunggu kedatangannya.
" Sudah lama ya menungguku?"
Dengan juteknya wanita tersebut menatap ke arah lelaki itu.
Lelaki itu menghela nafasnya dengan panjang dia kemudian menopangkan kedua tangannya di pahanya sembari menangkupkan kedua telapak tangannya tersebut dan menatap jauh lepas ke arah depan sambil mengerutkan keningnya karena sinar matahari yang terang menerpa jalanan di mana hilir mudik nya kendaraan berlalu lalang.
Gadis itu menatap kearah sang kakak, Laila Pradiva Putri adalah adik dari seorang lelaki tampan tegap dan tidak membosankan bila dipandang yang sedang duduk di sampingnya itu, siapa lagi kalau bukan Kenzo Pradiva dengan wajah yang tampan membuat semua kaum hawa sangat memimpikan lelaki seperti dirinya.
" Kenapa sih mesti sangat lama sekali menjemputnya, udah dari tadi juga Aku menunggu Kakak di sini."
Kenzo menoleh ke arah adiknya itu.
" Maafkan Aku, karena tadi ada wanita yang rese yang menganggap Aku sebagai seorang ojek, dia memaksaku untuk mengantarkannya ke sebuah tempat, padahal Aku sudah sampai di depan kantor kamu ini."
" Seorang wanita?" tatap Laila merasa heran dengan ucapan sang kakak.
Kenzo menganggukkan kepalanya.
" Siapa dia.?"
" Kamu tidak kenal ?" tanya Kenzo.
" Mana bisa aku mengenalinya Kakak, aku saja tidak melihat dia dan aku juga tidak melihat dia ikut kakak, karena aku kira saat aku chat kakak sudah dekat Kakak bilang seperti itu padaku, makanya aku tidak langsung keluar biasanyanya kan kakak langsung masuk kedalam."
" Tapi dia baru keluar dari kantor kamu ini, dia berdiri di sini saat Aku berhenti, dia langsung naik begitu saja ke motorku."
" Emangnya dia minta antarkan ke mana.?"
" Ke taman kanak-kanak Kasih Ibu."
" Ke sekolah taman kanak-kanak? perasaan yang bekerja di sini tidak ada yang bersekolah di taman kanak-kanak anak-anaknya itu dan yang mempunyai anak di sini hanya bisa dihitung dengan jari, lagi pula Mereka tidak ada kok anak kecil, mereka semua memiliki anak yang sudah standar sekolah SMP"
" Aku juga tidak tahu tapi aku rasanya ada sesuatu saat Aku menatap dirinya."
" Jangan bilang kakak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita misterius itu." Ucap Laila tersenyum.
Kenzo tersenyum...
" Bagaimana aku mau jatuh cinta dengannya, dia aja rese seperti itu, tapi saat kami saling berpandangan tanpa sengaja, aku merasa ada sesuatu yang lain di hatiku." ucapnya, dia memang tidak pernah berbohong soal hati dengan sang adik, dia selalu menjadikan adiknya itu tempat dia bercerita, Begitu juga dengan adiknya berbeda dengan sang kakak yang jarang bisa berbicara dengan mereka, Kenzo Pradiva memiliki dua saudara Kenzo adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang pertama bernama Kenji Pradiva yang waktunya hanyalah untuk bekerja dan bekerja, dia tidak terlalu menghabiskan waktu untuk bersama dengan adik-adiknya, melainkan waktunya dihabiskan untuk perusahaan yang diwariskan oleh sang Ayah padanya. Sedangkan berbicara dengan kedua adiknya atau bersantai dengan kedua orang tuanya jikalau tidak ada pekerjaan yang padat, itu pun bisa dihitung dengan jari, mereka sering bertemu hanyalah di meja makan di saat waktu-waktu makan tertentu.
" Sudahlah! jangan kau pikirkan lagi soal wanita itu, kamu saja tidak mengenalnya apalagi aku." ucap Kenzo sembari menarik tangan adiknya itu dan membawanya menuju ke arah motor pribadinya, Mereka kemudian meninggalkan Kantor pribadi sang adik.
Keluarga pradiva memang adalah keluarga yang sangat kaya, bisa dikatakan memiliki banyak perusahaan, tapi Laila Anak bungsunya itu tidak mau terikat dengan keluarganya, dia lebih memilih memiliki usaha sendiri yaitu Sebuah Stasiun televisi swasta di mana sudah mencetuskan berbagai banyak tayangan cerita dongeng untuk anak-anak pengantar waktu libur dan tidur.
Kenzo memang senang mengantar jemput sang adik, menggunakan motor pribadinya tersebut, karena Laila memang lebih suka diantar sang kakak daripada dia menggunakan kendaraan pribadinya yang sudah diberikan oleh kedua orang tuanya padanya.
Sebelum mereka pulang ke rumah mereka kemudian menuju ke arah kantor pribadinya Kenzo, karena Kenzo juga sama seperti sifat adiknya tersebut, ingin mencoba dunia bisnis sendiri semua usaha mereka itu pun didukung oleh kedua orang tuanya selagi mereka mampu dengan catatan mereka harus berhasil dengan usaha yang mereka inginkan tersebut, kalau seandainya usaha mereka itu tidak berhasil mereka harus menerima pemberian perusahaan dari sang Ayah untuk bisa dikelola.
Motor pribadi Kenzo melaju dijalan dengan kecepatan sedang menuju arah kantor pribadinya tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!