Prabhu Kreshna Yuda merasa bahwa kali ini dirinya akan kalah. Karena seperti ada firasat yg mengatakan demikian.
Setengah berbisik ia berkata kepada permasurinya , Ratu Ayu Manik Wangi.
" Diajeng ,..apakah putra kita dapat segera di bangunkan,..?" tanya nya .
Sedang sang istri,.Ratu Ayu Manik Wangi yg belum pun terlelap tidurnya segera terjaga mendengar ucapan dari suaminya itu.
" Memang nya ada apa malam malam begini Kangmas Prabhu harus membangunkan anakmas Dewangga Sena,..?"
Ratu Ayu Manik Wangi ganti bertanya kepada suaminya itu yg tampak sangat gelisah.
Meskipun sebenarnya ia tahu bahwa keberadaan pasukan yg di pimpin oleh salah seorang dari pembesar Keraton Medang Kemulan yg berkhianat itu tengah berada di depan mata.
Pasukan yg cukup besar dengan di bantu oleh para makhluk halus memang sangat sulit untuk di bendung lagi.
Bahkan panglima tertinggi dari pasukan Kerajaan Medang Kemulan yaitu Raden Watu Giring hanya mampu membentuk pasukan penghadang di dalam lingkup kerajaan saja. Di balik benteng keraton.
Sedangkan usaha dari Patih Watu Spuh Gada untuk meminta bantuan dari Kerajaan Kalinggapura pun ternyata gagal.
Ratu Simhana, menolak untuk membantu Prabhu Kreshna Yuda mengatasi pemberontakan Watu Menak Koncar.
" Bagaimana diajeng ,. apakah dirimu dapat membangunkan Dewangga Sena,..?" tanya Prabhu Kreshna Yuda lagi.
Lamunan dari Ratu Ayu Manik Wangi segera buyar dan langsung menyahut,..
" Aku akan segera membangunkan nya ,..Kangmas Prabhu,.." jawab Ratu Manik Wangi.
Sang permaisruri pun bergegas keluar dari bilik tempat tidurnya itu menuju bilik dari putranya ,.Putra mahkota,.. Pangeran Dewangga Sena.
Buah cinta antara Prabhu Kreshna Yuda dengan dirinya Ratu Ayu Manik Wangi.
" Kreeikkk,.."
Pintu bilik itu di dorong oleh Ratu Ayu Manik Wangi,..karena bilik keduanya tidak terlalu berjauhan satu sama lain,..bahkan para prajurit jaga pun tidak harus di lewati ketika akan masuk ke dalam bilik putra mahkota ini.
Karena Kerajaan memang dalam keadaan gawat,..lampu di dalam bilik tersebut tidak di nyalakan.
Agar para prajurit pasukan musuh tidak mengetahui keberadaan mereka.
Dan satu hal lagi,.alasannya mengapa tidak menyalakan lampu,..segala jenis teluh,..sihir, santet atau apapun itu tidak dapat menyerang dengan leluasa ke dalam.
". Ngger,.. anakku Dewangga Sena,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi pelan.
Ia berusaha menggoyangkan tubuh dari putranya itu.
" Ahhh,.."
Terdengar ucapan bocah kecil itu sambil mengeliat, tubuhnya yg dalam posisi miring kemudian segera menelentang.
Karena malam itu memang cukup gelap , karena tidak adanya penerangan maka Ratu Ayu Manik Wangi kembali berbisik lagi kepada putranya.
" Ngger,..bangunlah,..ikut ibunda menghadap Ramanda mu,.."
Akhirnya pangeran Dewangga Sena bangkit dari pembaringan nya sambil mengucek matanya.
" Ada apa ramanda memanggilku,..Ibunda ,..?" tanyanya kepada sang ibu.
" Entahlah,..ibunda tidak tahu, ayo kita segera kesana ,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi.
Sambil membimbing tubuh putranya untuk turun dari tempat tidurnya.
Keduanya kemudian berjalan menuju bilik Prabhu Kreshna Yuda.
Sementara di luar istana , suasana yg tampak mencekam,.walaupun terlihat hening tanpa terdengar suara apa pun,..namun seluruh prajurit Medang Kemulan tengah berjaga jaga di balik tembok istana dengan senjata terhunus.
Adalah Panglima Watu Giring dan Patih Watu Spuh Gada yg nampak memberikan perintah kepada para prajurit kerajaan Medang Kemulan.
Sebenarnya kedua pejabat tinggi keraton Medang Kemulan itu telah membritahukan akan pengkhianatan dari Watu Menak Koncar, yg berniat untuk menjadi raja , kepada Prabhu Kreshna Yuda.
Akan tetapi sang Prabhu tidak terlalu menanggapinya sehingga Watu Menak Koncar mampu menggalang kekuatan dari dalam keraton sendiri dengan memiliki kekuatan prajurit yg lebih banyak dari keraton Medang Kemulan.
Kembali ke dalam bilik sang Prabhu.
Setelah melihat kedatangan putranya.Maka Prabhu Kreshna Yuda segera mengajak putranya itu untuk duduk di dekatnya.
" Anakmas,..Dewangga Sena,..mungkin ramanda tidak akan dapat menjaga mu lagi,.jika sesuatu yg buruk terjadi pada diri Ramanda,..Ramanda ingin berpesan kepadamu untuk menuruti semua perintah dari pamanmu Watu Giring,..jangan pernah membantahnya,.." ucap Prabhu Kreshna Yuda.
Suara dari Raja Medang Kemulan ini nyaris tidak terdengar.
Adalah Ratu Ayu Manik Wangi sangat terkejut mendengar nya, seolah olah pasukan Kerajaan Medang Kemulan pasti kalah melawan pasukan pemberontak itu.
" Kangmas Prabhu ,.mengapa berkata demikian terhadap anakmas Dewangga Sena,..?" tanya nya heran.
Permaisuri Kerajaan Medang Kemulan ini merasa ada yg lain dengan sikap suaminya itu. Tidak seperti biasanya.
" Diajeng,..saat ini kita harus berkaca pada kenyataan,..pasukan dari Menak Koncar itu sangat kuat,.bahkan ilmu teluh yg telah di kirimnya kemari tidak dapat dihalau oleh Wiku Birawa,.. beberapa orang telah tewas akibatnya,.." jelas Prabhu Kreshna Yuda.
" Akan tetapi itu belum berarti bahwa Medang Kemulan telah kalah ,.Kangmas,.." seru Ratu Ayu Manik Wangi.
Sang permaisuri masih memiliki harapan dengan kedatangan pasukan dari Pakuwan Pamintihan yg di pimpin oleh adiknya sendiri,.sang Akuwu Manik Rangga.
Tetapi memang sampai saat ini ,.pasukan itu belum pun tiba, sedangkan istana sudah terkepung selama tiga hari.
Sungguh keadaan yg sulit untuk diatasi terlebih hubungan dengan luar menjadi lebih sulit lagi.
Empat pintu gerbang, telah di jaga oleh pasukan dari Watu menak Koncar, bahkan dengan para orang orang yg mengerti seluk beluk ilmu hitam, seperti sihir,.tenung dan teluh.
Sehingga suatu keadaan yg sangat sulit bagi pihak Kerajaan Medang Kemulan untuk mendapatkan bantuan.
" Ini ,..Ramanda akan memberikan sebuah kitab pusaka milik leluhur kita,..yg telah mampu memdirikan Kerajaan Medang Kemulan ini menjadi besar,..Kamu harus dapat menjaga nya bahkan dengan taruhan nyawamu sendiri, jangan sampai jatuh ke tangan orang lain, apalagi ia adalah seorang musuh,.." terang Prabhu Kreshna Yuda.
Raja dari Kerajaan Medang Kemulan itu menyerahkan sebuah kitab yg sangat lusuh dan sudah sangat tua yg terbuat dari kulit seekor binatang.
Pangeran Dewangga Sena menerimanya , walaupun sebenar nya ia tidak atau belum mengerti dengan hal yg telah di utarakan oleh orang tua nya itu kepadanya.
Bocah kecil yg berusia sekitar sepuluh tahunan itu kemudian menyimpan nya.
" Apakah Ramanda Prabhu akan segera ikut berperang dengan Paman Watu Giring,..?" tanya pangeran Dewangga Sena.
" Benar ,..anakku,..Ramanda akan mengadakan perang terbuka mengahadapi pasukan Watu Koncar itu," sahut Prabhu Kresna Yuda.
Dan hal ini membuat hati permaisuri Ratu Ayu Manik Wangi menjadi sangat terkejut mendengarnya.
Karena selama ini ia tahu, bahwa suaminya itu enggan melakukan perang terbuka , sebab akibatnya akan sangat parah ,..mungkin seluruh prajurit nya akan tumpas habis.
Tetapi begitu mendengar hal itu telah di ucapkan oleh sang suami sama artinya, Sabda pandita ratu,..yg harus segera di laksanakan dan tidak dapat di tunda lagi.
Dan diantara keputus asaan,.terlihat keteguhan hati Prabhu Kreshna Yuda mantap untuk melakukan perang terbuka dengan pasukan yg di pimpin Watu menak Koncar itu.
Walaupun terbersit ke khawatiran dihatinya namun ia tepis , dirinya tidak dapat berdiam diri saja di istana tanpa melakukan perlawanan.
Lebih baik mati dengan melawan daripada harus bertekuk lutut di hadapan musuh ,..kata Prabhu Kreshna Yuda dalam hatinya.
Dirinya merasa bahwa di dalam darahnya masih mengalir darah Bhatara Yuda,..yg merupakan nenek moyangnya yg telah mendirikan kerajaan Medang Kemulan ini.
Sambil menatap wajah putranya , Pangeran Dewangga Sena dalam dalam,..berkatalah di dalam hati sang Prabhu,..
Andai pun diriku kalah,..aku masih memiliki dirimu Dewangga Sena ,..tentu dirimu akan mampu menjadi pengganti ku , dan akan lebih baik lagi,..ucapnya.
Karena bakat dari Pangeran putra mahkota ini jelas tergambar dari kemampuannya menyerap seluruh pendidikan yg telah ia terima dari para gurunya termasuk dalam hal ilmu kadigajayaan .
Hanya satu yg masih mengganjal di hati sang Prabhu,..apakah putranya ini dapat selamat dari peperangan kali ini.
Dan tentu ia akan menjadi sasaran dari Watu menak Koncar, bahkan mungkin menjadi orang yg paling di cari di seluruh Medang Kemulan ini.
" Anakku ,..Dewangga Sena, jika dirimu kelak dapat keluar dari dalam keraton,..mintalah perlindungan terhadap pamanmu yg ada di Pamintihan,.." ucap Ratu Ayu Manik Wangi.
Dengan harapan bahwa Watu Menak Koncar tidak akan berani menyerang Pakuwan yg di pimpin oleh adiknya itu.
" Ibunda,..Sena tidak akan pergi meninggalkan istana ini,..Sena akan bersama Ramanda dan Ibunda disini mengusir para penyerang itu,.." sahut Pangeran Dewangga Sena.
Ucapan seorang bocah kecil yg sepetinya sudah mengerti dengan keadaan yg terjadi di dalam istana nya.
" Tidak anakku,..dirimu harus selamat ,.. Karena perang kali ini tampaknya pasukan kita akan kalah ,..!" sahut Prabhu Kresna Yuda.
" Tetapi Ramanda,...!" seru Pangeran Dewangga Sena ingin membantah.
" Tidak ada tapi tapian,..dirimu harus selamat dan berjuanglah , balaskan kekalahan kita kali ini,.." jawab Prabhu Kreshna Yuda.
Pangeran Dewangga Sena tidak berani membantah lagi , ia pun terdiam sambil menatap kedua nya tuanya itu bergantian.
Dan malam yg kelam itu pun berganti pagi.
Prabhu Kreshna Yuda keluar dari biliknya dan melihat dua orang prajurit jaga tengah berdiri dengan senjata tombaknya di tangan.
" Dimana patih Watu Spuh gada,..tolong panggilkan untuk datang kemari..!"
Terdengarlah perintah dari Prabhu Kreshna Yuda kepada prajurit jaga itu.
" Sendika Gusti Prabhu,.." jawab prajurit itu.
Ia pun segera keluar istana dan mencari Patih Watu Spuh gada untuk diminta datang menghadap Prabhu Kreshna Yuda.
Setelah kepergiaan Prajurit jaga, Prabhu Kreshna Yuda menatap dengan pandangan kosong ke arah pintu gerbang selatan yg berhadapan langsung dengan istananya.
Meski jarak yg cukup jauh dari istana tersebut, namun sang Prabhu masih dapat melihat para prajurit berlalu lalang di dekat Pintu gerbang tersebut.
Tidak terlalu lama lamunan dari Prabhu Kreshna Yuda ini di buyarkan oleh sapaan seseorang.
" Ampunkan hamba ,..Gusti Prabhu,..gerangan apakah Gusti Prabhu memanggil hamba,..?"
Pertanyaan yg di ajukan oleh seorang lelaki paruh baya yg masih nampak kegagahan nya dengan sebuah gada yg cukup besar yg ada dalam genggaman ya,..Dia lah Patih Watu Spuh Gada,.. Patih dari Kerajaan Medang Kemulan ini.
Ia sudah cukup lama mengabdikan diri di istana keraton Medang Kemulan.
Bahkan sejak zaman Prabhu Wisnu Dharma berkuasa,.raja Medang Kemulan yg merupakan orang tua dari Prabhu Kreshna Yuda.
Jadi kesetiaan dari Patih Watu Spuh Gada ini tidak perlu di ragukan lagi.
Ia lah orang yg pertama kali mengendus pengkhianatan dari Watu Menak Koncar ini,..akan tetapi sangat di sayangkan,..Gusti Prabhu Kreshna Yuda kurang menanggapinya.
Ada hubungan tersendiri antara Prabhu Kreshna Yuda dengan Watu Menak Koncar ini,..adik perempuan Watu Menak Koncar menjadi selir dari Prabhu Kreshna Yuda.
Sehingga oleh Prabhu Kreshna Yuda,..ucapan dari Sang Patih hanya untuk memburukkan kakak iparnya itu.
Cukup lama , Prabhu Kreshna Yuda terdiam setelah melihat kehadiran patihnya itu.
Baru setelah hatinya cukup tenang berkatalah ia,..
" Paman Patih Watu Spuh Gada,..aku akan turun sendiri menghadapi Watu Menak Koncar itu,..!" ucap nya perlahan.
Patih Watu Spuh Gada yg mendengar hal ini hatinya menjadi gelisah,. karena itu akan membuat seluruh keturunan dari sang Prabhu dapat tumpas,..ia sebenarnya ingin menyarankan kepada Prabhu Kreshna Yuda agar melarikan diri saja ke Pakuwan Pamintihan ,..dimana adik iparnya menjadi penguasa nya.
" Ampunkan hamba Gusti Prabhu,..apa tidak sebaiknya ,..Gusti Prabhu meninggalkan istana dan untuk sementara tinggal di Pamintihan,.." ujar Patih Watu Spuh Gada.
" Tidak paman Patih,..karena ini adalah kesalahanku,.maka akulah yg harus bertanggungjawab,..apa pun yg akan terjadi,..Watu Menak Koncar itu harus di hentikan, walaupun nyawaku sendiri sebagai taruhannya,..!" seru Prabhu Kreshna Yuda.
" Akan tetapi Gusti Prabhu,...apakah ini tidak akan menjadi sesuatu yg merugikan kita sendiri,.. biarlah kami berdua dengan panglima Watu Giring sajalah yg akan menghadapi Watu Menak Koncar itu,.." sahut Patih Watu Spuh Gada.
" Tidaaak,..kali ini aku harus turun sendiri ke medan peperangan,..biarlah Hyang jagad Dewa Bhatara yg akan menentukan nasibku,.." seru Prabhu Kreshna Yuda.
Suaranya yg cukup keras membuat bulu kuduk Patih Watu Spuh Gada sampai berdiri mendengarnya.
Dan raut wajah dari penguasa Medang Kemulan ini nampak memerah tanda ia sedang marah.
Patih Watu Spuh Gada tidak mampu berkata apa -apa lagi,.ia segera menghaturkan sembah hormat kepada junjungan nya itu dan segera berlalu dari hadapan Prabhu Kreshna Yuda.
Sang Prabhu sendiri masuk ke dalam Istana nya. Ia berganti pakaian, dengan menggunakan pakaian kebesaraan seorang Raja yg akan turun ke medan perang.
Dengan sebuah senjata tombak pendek di tangan nya,.Gusti Prabhu Kreshna Yuda berjalan meninggalkan istana nya.
Ia menuju pasukan induk dari Kerajaan Medang Kemulan yg memang berada di sebelah selatan,.. karena pasukan pemberontak yg di pimpin oleh Watu Menak Koncar berada di seberang gerbang selatan ini.
Disana ,..Prabhu Kreshna Yuda langsung bertemu dengan panglimanya, yaitu Raden Watu Giring.
Orang yg paling diharpakan oleh Prabhu Kreshna Yuda karena kesaktian yg di miliki olehnya.
" Ampunkan hamba Gusti Prabhu,..apakah Gusti Prabhu memang s bertekad bulat untuk memeimpin pasukan ini,..?" tanya Raden Watu Giring.
" Yah,...aku sendiri yg akan memimpin pasukan ini,..dan Ku perintahkan kepadamu ,..Watu Giring untuk dapat menjaga seluruh keluargaku,..termasuk putraku,.. Pangeran Dewangga Sena,.." seru Prabhu Kreshna Yuda kepada Watu Giring.
" Sendika Dalem , Gusti Prabhu,..nyawa hamba sebagai taruhannya,.." jawab Panglima Raden Watu Giring.
Para prajurit Medang Kemulan merasa hatinya bertambah semangat atas kehadiran Junjungan nya di medan laga ini meski tidak sedikit pula yg mengkhawatirkan keselamatan dari keturunan dari Bhatara Yuda pendiri Kerajaan Medang Kemulan ini.
Banyak diantara para prajurit yg mengakui kesaktian dari penguasa kerajaan Medang Kemulan ini.
Ia yg memiliki sebuah Ajian yg di beri nama pukulan telapak dewa,,
Namun yg mengkhawatrkan saat ini, pasukan pemberontak yg di pimpin oleh Watu Menak Koncar memiliki beberapa orang yg memiliki ilmu hitam atau sihir, diantaranya adalah dua orang ber saudara yg bernama Japutara dan Jabonarang,.mereka mempunyai kelebihan dalam hal sihir dan guna guna.
Raja Kerajaan Medang Kemulan ini kemudian naik ke atas panggungan yg berada dekat pintu gerbang selatan itu.
Dari atas ia dapat melihat pasukan dari Watu Menak koncar sedang bersiap, di pagi itu. Dalam jangkauan di luar anak panah, pasukan tersebut di kumpulkan oleh saudara ipar Prabhu Kreshna Yuda itu.
Hemhmm,..pasukan Menak Koncar ini sangat banyak,.bahkan dari sebelah selatan inj saja, akan mampu menyapu pasukan Medang Kemulan, bagaimana dengan pasukan yg lainnya, berkata dalam hati sang Prabhu Kreshna Yuda.
Tidak lama ia berdiri di panggungan tersebut lantas turun ke bawah.
Ia segera memrintahkan para pasukan pemanah untuk bersiap dengan senjata nya naik ke atas panggungan itu.
Dan jika mereka pemeberontak itu telah maju dan dalam jangkauan anak panah para pasukan pemanah di perintahkan untuk memanah.
Secara berturut -turut, kemudian pasukan tombak dan lembing bersiap di bawah,.juga pasukan yg bersenjatakan bandil pun ikut di persiapkan pelapis pasukan pemanah.
Memang Prabhu Kreshna Yuda tidak ingin kalah dengan begitu saja menghadapi pasukan Watu Menak Koncar itu.
Ia bertekad tetap akan berperang sampai pada titik darah yg penghabisan.
Karena ia tidak mau di cap sebagai seorang Raja yg pengecut.
Sedangkan di luar benteng keraton,.pasukan yg di pimpin oleh Watu Menak Koncar memang akan mulai penyebrangan setelah berhasil mengepung pasukan Medang Kemulan di dalam bentengnya sendiri.
Bahkan jago jago ilmu sihirnya telah berhasil membunuh beberapa orang kepercayaan dari Prabhu Kreshna Yuda.
Sehingga Watu Menak Koncar sudah merasa inilah saatnya ia untuk menjadi raja di Medang Kemulan.
Dendamnya pada keluarga Prabhu Kreshna Yuda akan segera terbalas ,begitulah yg ada di dalam hatinya.
" Ha, ha, ha, saat ini adalah waktu yg sangat tepat kita mengahncurkan pasukan Medang Kemulan itu,..atas nama leluhur ku, aku perintahkan pada kalian untuk mulai menyerang,.."
Terdengar teriakan yg cukup keras dari laki laki yg bertubuh jangkung itu.
Di depan para prajurit nya sambil mengacungkan pendang nya yg cukup besar,..
Teriakan nya itu di sambut dengan gegap gempita dari para prajurit nya,..
" Hidup Watu Menak Koncar,.."
" Hidup Watu Menak Koncar,..".
" Hidup Watu Menak Koncar,.."
Seluruh pasukan yg di pimpin oleh Watu Menak Koncar ini merasa bersemangat karena telah tiga hari mereka belum pun memulai peperangan .
Atas usul dari Jabonarang kepada Watu Menak Koncar, akhirnya pada hari ketiga itu di sepakati untuk memulai perang terbuka.
Dan diyakaini akan di menangkan dengan cepat oleh mereka.
Begitu perintah maju di perdengarkan dan di susul dengan tabuhan genderang perang bergeraklah pasukan dari Watu Menak Koncar ini dalam tiga bagian.
Ketiganya berusaha mendekati dinding tembok keraton Medang Kemulan itu.
Sedangkan para prajurit Medang Kemulan yg berada diatas panggungan melihat pasukan Watu Menak Koncar telah bergerak segera melaporkan hal ini kepada panglima Raden Watu Giring.
Dengan cepat panglima Raden Watu Giring naik ke atas punggungan untuk melihatnya.
Begitu sesampai nya diatas , Panglima kerajaan Medang Kemulan ini melihat para prajurit yg di miliki oleh Watu Menak Koncar itu telah menyemut dan mendekati tembok keraton kerajaan Medang Kemulan dari tiga sisi, sisi kanan, sisi kiri dan yg menuju langsung ke pintu gerbang.
Setelah hampir separoh dari pasukan itu masuk dalam jangkauan anak panah,..maka dengan isyarat tangan nya panglima pasukan Kerajaan Medang Kemulan memberikan perintah untuk melepaskan panah nya .
Laksana hujan,..anak anak panah itu melesat dengan cepat menghujani pasukan Watu Menak Koncar , dan gerak pasukan ini menjadi terhambat dengan tumbang nya para prajurit yg terkena anak anak panah itu.
Maka Watu Menak Koncar mengangkat tangan nya , tanda bagi pasukan itu untuk berhenti.
" Cepat pasukan tameng,..maju lebih dahulu ,bentuk formasi tombak,.." teriak Watu Menak Koncar.
Maka dengan cepat para prajurit tameng yg di minta maju itu membentuk formasi sesuai dengan permintaan dari Pemimpin nya.
Para prajurit tersebut membentuk formasi bentuk tombak dengan menggunakan tameng sebagai pelindung nya dan mulai bergerak maju.
Beberapa formasi itu berhasil mendekati benteng keraton dengan selamat.
Akan tetapi setibanya di dekat dinding benteng keraton Medang Kemulan,..beberapa senjata tombak, lembing dan bandil segera menyapa mereka,.membuat pasukan Watu Menak Koncar ini harus buyar bentuknya,..ada yg tewas , ada yg berusaha kabur kembali ke dalam pasukan induknya.
Sehingga ,..Watu Menak Koncar yg melihat hal ini terjadi segera akan menyiapkan prajurit nya yge untuk menyerang para prajurit Medang Kemulan yg berada diatas itu dengan pasukan panah nya dengan satu harapan,.pasukan itu tidak akan mengganggu gerak maju pasukan nya.
Akan tetapi perbuatan Watu Menak Koncar ini di larang oleh dua orang sakti yg memiliki ilmu sihir dan tenung yg sulit untuk diatasi di tlatah Kerajaan Medang Kemulan.
Mereka itu adalah Jabonarang dan Japutara.
" Biar kami berdua saja mengatasi para prajurit yg ada di panggungan itu,.." sebut Jabonarang.
Watu Menak Koncar terdiam mendengar nya,..seolah tidak mempercayai ucapan dua orang dukun sakti ini.
" Benar,..kami akan mengusir mereka hanya dalam hitungan jari,.." sambut Japutara.
" Apakah dirimu tidak mempercayai kami,..Menak Koncar,..?" tanya Jabonarang setengah kesal.
" Bb Baiklah,..aku mempercayai kalian,.."
Watu Menak Koncar tampak gugup menjawab pertanyaan itu,..ia pun segera memanggil pulang para prajurit panahnya yg sudah siap untuk menyerang.
Ganti,..dua orang dukun sakti ini yg maju,..bahkan keduanya yge berada di dalam jarak Jangkau anak panah pasukan musuh,..dengan tenang nya berdiri seolah tidak takut dengan serangan dari musuh.
Jabonarang yg memakai pakaian jubah berwarna kehitaman maju beberapa langkah dari saudaranya ,.sambil ia membaca mantera beberap saat,..dan disaat itu pula ,.. puluhan bahkan mungkin ratusan anak panah mengarah ke tubuh orang yg berjubah berwarna hitam itu. Namun anehnya tidak ada satu pun anak panah yg mampir di tubuhnya semua nya jatuh sebelum mendekati tubuh yg tegak berdiri itu.
Selesai merapal mantera nya,.. Jabonarang kemudian mengibaskan kain jubah yg ada ditangan nya itu ke arah pasukan Watu Menak Koncar ,..secara ajaib,..seluruh pasukan tersebut seperti menghilang di tutup kabut gelap yg sangat hitam pekat,..laksana mega mega, seluruh nya tertunpuk di situ.
Setelah selesai ,..kemudian Jabonarang mundur,.dan ia di gantikan oleh Japutara yg maju.
Kembali ,..kali ini tubuh Japutara lah yg menjadi incaran dari anak -anak panah pasukan Medang Kemulan.
Akan tetapi ,..ketika anak -anak panah itu berusaha mencari sasaran nya dengan tepat segera berbalik dengan sangat cepat,..seolah ada yg menggerakkan nya dengan kuat ketika akan menyentuh tubuh Japutara,..lelaki yg memakai jubah berwarna merah.
Walhasil,..anak -anak panah itu menyerang balik kepada sang pemiliknya bahkan kali ini lebih cepat lagi,..tak ayal banyak prajurit Medang Kemulan yg harus mere gang nyawa di sebabkan oleh senjatanya sendiri.
Japutara tidak hanya sampai disitu bertindak ,..setelah keadaan dari pasukan dari Watu Menak Koncar yg tidak dapat dilihat oleh pasukan musuh berkat ilmu dari saudaranya Jabonarang,..ia pun kemudian unjuk kebolehan dengan melemparkan beberapa utas tali tali kecil yg berwarna merah ke udara,..dan dengan cepat tali tali tersebut melesat keatas arah panggungan dimana para prajurit Medang Kemulan berada,..maka terdengarlah suara yg memekakkan telinga di sertai dengan cahaya merah terang seperti guntur yg sedang melanda dan menyerang para prajurit yg berada diatas dan di balik tembok benteng keraton Medang Kemulan.
Suara nya yg menggelegar dan bersahut sahutan membuat para prajurit Medang Kemulan benar benar kocar kacir,..banyak yg tewas dari ilmu Japutara ini.
Hasilnya ,..panggungan yg berada di balik tembok benteng keraton Medang Kemulan itu tidak ada lagi yg menjaga, dan keduanya segera melangkah mendekati pintu gerbang istana seolah seperti sedang berjalan biasa saja karena tidak ada yg mengganggu nya lagi.
Melihat hal Watu Menak Koncar pun dengan isyarat tangan mmerintahkan para prajurit nya untuk maju.
" Serbu,....Serang,..!!"""
Teriaknya dari atas punggung kudanya,..serempak pasukan nya pun berlarian mendekati pintu gerbang istana Kerston Medang Kemulan dan sebahagian lagi mendekati dinding tembok benteng.
Mereka segera membawakan beberapa buah tangga yg mereka pergunakan memanjat tembok benteng yg cukup tinggi itu.
Sebahagian yg lain menggunakan tali untuk berusaha naik ke atas tembok tersebut.
Kejadian ini mereka lakukaan dengan leluasa karena tidak ada lagi gangguan dari para prajurit Medang Kemulan.
Membuat kejadian itu berlangsung dengan sangat cepatnya.
Para prajurit dari pasukan yg di pimpin oleh Watu Menak koncar itu pun berlompatan masuk ke dalam benteng istana Kerajaan Medang Kemulan.
Akan tetapi pada bagian depan Gerbang mereka tertahan karena belum berhasil membobol nya.
Beberapa Pemimpin pasukan segera menyarankan untuk mendobraknya dengan menggunakan sebuah balok kayu yg besar.
Ternyata pintu gerbang istana kerajàan Medang Kemulan ini terbuat dari bahan kayu yg kuat dan memiliki ketebalan pula.
Berdasarkan usulan itu,.maka para prajurit itu membawakan sebuah balok kayu yg besar dan segera mengarahkan nya pada pintu gerbang selatan tersebut.
Sedangkan para prajurit yg lain yg telah berhasil masuk ,..harus berhadpaan dengan para prajurit dari Kerajaan Medang Kemulan.
Pada awalnya para prajurit Kerajaan Medang masih terrpengaruh oleh sihir dari Japutara , sehingga banyak dianatara mereka yg berlindung,.. begitu melihat lawan telah berhasil masuk , maka mereka pun segera bergerak untuk menghabisi nya.
Terdengar teriakan yg keras dari mulut Panglima Raden Watu Giring,..
" Habisi seluruh pasukan Watu Koncar itu,..jangan di beri ampun,.."
Suaranya yg menggelegar membuat nyali para prajurit Medang Kemulan menjadi menyala,..mereka pun segera menyerang pasukan Watu Menak Koncar dengan nafas kematian.
Terlebih telah tiga hari mereka terkepung di dalam benteng istana Kerajaan Medang Kemulan ini.
" Tranng,.."
" Triiing,.."
Suara denting senjata yg beradu,..dengan sangat cepat pasukan Kerajaan Medang Kemulan mendesak pasukan Watu Menak Koncar yg telah berhasil masuk ke dalam benteng istana tersebut.
Bahkan para prajurit yg lain yg aka mencoba masuk dengan memanjat tembok benteng istana itu menjadi tertahan di sebabkan para prajurit Kerajaan Medang Kemulan memberikan tekanan dengan melepaskan panah dan tombak untuk mencegah mereka turun.
Mendengar pasukan nya yg telah berada di dalam benteng terdesak,..Watu Menak Koncar segera mengambil sikap,..ia kemudian berteriak,..
" Segera hancurkan gerbang itu,..Cepaaaat,..."
Maka para prajurit nya segera mengayunkan kembali balok kayu yg sangat besar itu untuk kemudian di hantamkan ke pintu gerbang selatan Istana Medang Kemulan itu.
Namun ternyata pintu gerbang itu masih kokoh, bahkan sepertinya tidak mengalami apa -apa.
Jabonarang dan Japutara maju ke depan kemudian bersedekap di depan pintu gerbang itu,..tidak lama kemudian terdengarlah teriakan dari keduanya,..
" Heaahhh,...!"
" Dhumbbbhhhh,.."
Dua larik cahaya kelabu menghantam pintu gerbang istana kerajàan Medang Kemulan itu,..dan hasilnya,..pintu gerbang istana kerajàan Medang Kemulan tersebut tidak mengalami apa -apa,..
Tetapi Jabonarang segera berteriak,..
" Segera hantamkan balok kayu itu,.."
Tidak menunggu lama,..para prajurit pengikut Watu Menak Koncar segera menghantamkan balok kayu yg sangat besar tersebut ke arah pintu gerbang.
" Satu,.."
" Dua,.."
" Tiga,.."
" Kraaakkjhh,.."
Selesai hitungan ketiga maka balok kayu itu pun dengan keras menghantam pintu gerbang istana kerajàan Medang Kemulan dan menghasilkan sebuah retakan yg cukup parah.
Melihat usaha mereka telah berhasil,.maka para prajurit itu pun kembali menghantamkan balok kayu itu dengan lebih keras lagi,.
Walhasil ,..akhir nya pintu gerbang istana kerajàan Medang Kemulan tersebut pecah dan menimbulkan lobang yg sangat besar, para prajurit pengikut Watu Menak Koncar pun segera berlarian masuk ke dalam.
Dan kemudian dari dalam mereka membuka lebar lebar gerbang keraton kerajaan Medang Kemulan itu.
Bersamaan itu pula, hampir seluruh prajurit Watu Menak Koncar pun masuk ke dalam,.. termasuk dengan Watu Menak Koncar sendiri.
Bagai banjir bandang yg melanda ,.pasukan Watu Menak Koncar itu, terus menerus masuk dan tidak dapat di tahan lagi oleh pasukan dari Kerajaan Medang Kemulan.
Adalah yg sangat kesulitan panglima pasukan Kerajaan Medang Kemulan,..Raden Watu Giring.
Ia menyerukan untuk mundur dan melakukan perlawanan dari balik rumah atau pun pepohonan.
Karena jumlah musuh yg teramat besar,.. terlebih lagi,..dari tiga gerbang yg lain pun telah bobol.
Pasukan Kerajaan Medang Kemulan terjepit pada alun alun Istana.
Mau tidak mau,..Panglima kerajaan Medang Kemulan mengupayakan untuk menahan pasukan nya agar tidak segera tumpas di sebabkan lawan yg terlalu banyak jumlahnya.
Ia segera mencari Patih Watu Spuh Gada. Yang sedang bertarung melawan salah seorang pemimpin pasukan pengikut Watu Menak Koncar itu.
" Paman,..patih,..apa tidak sebaiknya kita tarik perlahan pasukan keluar istana dari arah gerbang utara,.." tanya nya kepada Patih Watu Spuh Gada.
Setelah sang Patih berhasil membunuh lawannya dengan senjata gada nya yg lumayan besar itu.
" Apakah pasukan dari gerbang utara itu tidak besar,..?" tanya Patih Watu Spuh Gada.
" Tidak paman Patih,.." jawab Raden Watu Giring.
" Baik,..segera upayakan mundur ke arah gerbang utara itu,.." jawab Patih Spuh Gada.
Namun belum pun habis ucapan nya itu,..tiba -tiba saja Prabhu Kreshna Yuda telah berada diantara keduanya.
" Tugasmu saat adalah menyelamatkan nyawa istri dan anakku, Watu Giring,.."
Terdengar ucapan dari Prabhu Kreshna Yuda, dan ini cukup mengejutkan kedua pembesar Kerajaan Medang Kemulan ini.
Mereka tidak menyangka bahwa penguasa kerajaan Medang Kemulan itu telah berada di dekat mereka berdua.
" Akan tetapi,..Gusti Prabhu,..?"
Sebuah ucapan dari Raden Watu Giring yg tidak jadi ia lanjutkan karena sang Prabhu telah memotongnya,.
" Saat ini ,..akulah yg memimpin pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini,..tugasmu adalah untuk menyelamatkan seluruh keluarga ku,..itu saja,.." tegas ucapan dari Prabhu Kreshna Yuda.
Tentu saja membuat hati Raden Watu Giring sulit untuk menerima perintah tersebut,..ia masih berharap agar Rajanya dapat selamat, dengan jalan keluar dari istana dan berlindung di Pakuwan Pamintihan.
" Cepat laksanakan perintahku,..dan satu hal lagi,.. dimana keberadaan dari Si Menak Koncar itu,..?" tanya Prabhu Kreshna Yuda.
Ia yg telah menggengam tombak nya erat erat dengan wajah yg sudah memerah menahan marah,..memandang tajam kearah Raden Watu Giring.
Yang di tanya langsung menjawab,..
" Dia berada di gerbang selatan dekat sebuah pohon yg ada ditepi alun -alun,..," jawab Raden Watu Giring.
Tidak menunggu lama Prabhu Kreshna Yuda yg di dampingi dua orang prajurit terpilih nya yg telah menjadi pengawal nya selama ini langsung bergerak menuju tempat yg telah di tunjukkan oleh panglimanya itu.
Dan sebelum ia berlalu dari situ, Prabhu Kreshna Yuda masih sempat berpesan,..
" Segera laksanakan perintahku,..Watu Giring,..jangan sampai terlambat,.."
Tinggallah kedua orang itu yg terpaku atas kepergian Junjungan nya itu,..Raden Watu Giring kemudian bertanya,..
" Apa yg harus kulakukan ,..Paman Patih..apa tidak sebaiknya kita membantu Gusti Prabhu itu ,.?" tanya nya.
" Sebaiknya dirimu mematuhi perintahnya, segeralah bawa pasukan terpilih untuk mengamankan Gusti Ratu dan Pangeran,..biar urusan ini,.. paman yg akan mengatasinya,.." sahut Patih Watu Spuh Gada.
Ia pun segera meninggalkan Panglima Raden Watu Giring yg masih terpaku,.melihat keadaan peperangan yg terjadi,..pasukan Kerajaan Medang Kemulan benar -benar terdesak hebat,..mereka hanya bisa mundur dan mundur saja.
Dan yg lebih menyakitkan lagi ,..dari arah belakang pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini telah hadir pula pasukan musuh yg lain ,..sehingga meneyebabkan mereka harus terkepung dari segala sisi.
Panglima Raden Watu Giring yg melihat hal ini memang segera mengambil keputusan,..di bawa nya beberapa prajurit terpilih yg akan bertugas mengawal keluarga Kerajaan Medang Kemulan.
Sedangkan Patih Watu Spuh Gada yg tidak dapat lagi melihat bahwa pasukan nya hampir habis, di bantaj di tengah alun alun,..segera meerintahkan kepada beberapa prajurit untuk mengupayakan rakyat kotaraja yg masih tersisa untuk ikut berperang.
Karena sebahagaian besar rakyat kotaraja ini telah di ungsikan terutama kaum perempuan dan anak -anak.
Sehingga yg tinggal adalah para kaum lelaki saja. Tenaga mereka lah yg di harapkan oleh Patih Watu Spuh Gada untuk menghambat kehancuran total dari seluruh pasukan Kerajaan Medang Kemulan ini.
Sementara itu,.Prabhu Kreshna Yuda yg di dampingi oleh dua orang prajurit terpilih nya berhasil mendekati Watu Menak koncar yg masih memberikan perintah dari atas kudanya.
Ia terlihat sangat senang sekali melihat kenyataan nya bahwa para prajurit nya berhasil mendesak pasukan Kerajaan Medang Kemulan.
Bahkan perlawanan mereka seperti sudah akan berakhir.
" Ha, ha, ha, ..ayo,..habisi semua orang orang Medang Kemulan ini, jangan sampai tersisa,.."
Teriakan dari Watu Menak koncar yg sedang di mabuk kemenangan,..dirinya telah merasa bahwa ia akan menjadi Raja di Kerajaan itu.
Prabhu Kreshna Yuda yg melihat para prajurit nya satu persatu bertumbangan menemui ajalnya karena jumlah musuh yg berkali kali lipat banyak nya tidak dapat membuarkan hal itu terjadi,..ia segera berseru keras,..
" Hehh ,..Watu Koncar,..turun kau dari atas punggung kudamu itu,..ini Aku Prabhu Kreshna Yuda ,...hadapilah aku,.."
Suara yg keras dan mengandung tenaga dalam ,..membuat Watu Menak Koncar terdiam,..segera ia melihat ke arah Prabhu Kreshna Yuda.
" Hehh,..Kreshna Yuda,..tidak pantas dirimu menjadi Raja di Medang Kemulan ini,..akulah penguasa sesungguhnya dari Kerajaan ini,.. karena leluhur mu telah merampas nya,.." sahut Watu Menak Koncar.
Ia pun turun dari atas punggung kudanya itu dan segera melesat mendekati Prabhu Kreshna Yuda.
" Kreshna Yuda,.. cepatlah berlutut agar aku lebih mudah untuk memenggal lehermu,.." seru Watu Menak Koncar lantang.
Pedang besar yg ada di tangannya teracung ke arah Raja Medang Kemulan itu.
" Sungguh lancang mulutmu Watu Koncar,..yg ada dirimulah yg harus bertekuk lutut di hadaoanku,.." teriak Prabhu Kreshna Yuda.
Hati penguasa Medang Kemulan ini terbakar setelah melihat kelancangan dari saudara iparnya itu.
Ia tidak dapat memaafkan nya lagi,.. pada saat ini harus di tentukan siapa yg akan memenangkan perang ini.
Tombak yg bermata kuning keemasan itu telah di putarnya di depan dada.
Ia memang sudah mengambil keputusan bulat untuk mengakhiri bencana yg telah terjadi di Kerajaan nya itu.
Sambil tertawa tawa,. Watu Menak Koncar ini berkata,..
" Ha ,ha ,ha,..apakah mata mu sudah buta ,..Kreshna Yuda,..lihatlah ,..sebentar lagi seluruh pasukan mu segera tumpas,.habis,..ha,.ha,.ha,.."
Dada laki-laki yg bertubuh jangkung itu sampai terangkat angkat karena ia sedang tertawa kesenangan, melihat hasil yg telah di capai oleh seluruh pasukannya.
Kemenangan sudah di depan mata,.. tinggal satu hal lagi yg akan mengahmbatnya untuk menjadi Raja yaitu orang yg ada di hadapannya itu,..yakni Prabhu Kreshna Yuda, saudara iparnya.
" Baiklah Kreshna Yuda,..jika memang dirimu minta untuk diantar cepat ke alam kelanggengan,.. Aku bersedia untuk jadi lantarannya,.." ucap Watu Menak Koncar.
Pedang besar itu pun segera di putarnya,..kaki nya membuka renggang siap untuk bertarung.
" Memang kau harus mampu ,..Kreshna Yuda,..ciaaaat,.."
Sambul berteriak sangat keras ,..Watu Menak Koncar melompat menyerang Prabhu Kreshna Yuda.
" ****** kau Kreshna Yuda,.."
" Tranng,.."
Wstu Menak Koncar membabatkan pedang nya mengarah leher Prabhu Kreshna Yuda dan oleh Raja Medang Kemulan ini di tangkis menggunakan tombaknya sehingga benturan pun terjadi menimbulkan percikan api.
Pertarungan keduanya pun segera berjalan dengan cepatnya,..Prabhu Kreshna Yuda menggunakan ilmu yg di milikinya untuk segera mengakhiri perlawanan dari Watu Menak Koncar ini.
Patukan tombak nya dengan ganas mengarah dada dari Watu Menak Koncar,..namun masih berhssil di hindari oleh lawannya.
Sementara itu,.. Patih Watu Spuh Gada tengah sibuk berusaha mengurangi tekanan dari pasukan pemeberontak itu.
Usahanya untuk menjadikan rakyat kotaraja ini menjadi prajurit dadakan tidak terlalu membuahkan hasil.
Pasukan Kerajaan Medang Kemulan belum dapat keluar dari tekanan itu,.mereka masih dalam posisi yg sulit.
Sedangkan pertarungan antara Prabhu Kreshna Yuda dengan Watu Menak Koncar semakin meningkat ,..Prabhu Kreshna Yuda ,..Raja dari Kerajaan Medang Kemulan ini ternyata memang memiliki kesaktian yg luar biasa ,. apalagi tombak pusaka yg ada ditangannya itu seperti telah menyatu dengan dirinya.
Ia berhasil membuat keadaan Watu Menak Koncar jadi terdesak, entah sudah beberapa kali ,.kaki nya berhasil mendarat di tubuh saudara iparnya itu.
Bahkan ketika ia menggenjot tubuhnya dengan tenaga dalam yg tinggi sambil melenting ke udara,..tubuh Raja Medang Kemulan ini bergerak cepat ke arah tubuh Watu Menak Koncar yg masih sempoyongan akibat tendangan nya tadi mendarat di punggungnya.
Sehingga , dalam lompatan nya kali ini Prabhu Kreshna Yuda memang berniat mengakhiri perlawanan dari Watu Menak Koncar.
Mata Tombaknya tengah mengarah ke jantung dari Watu Menak Koncar.
" Heaaahh,.."
" Crabbbhh,.."
Memang patukan tombaknya berhasil menancap di tubuh dari Watu Menak Koncar ,..tetapi hanya pada bagian pundaknya,..Watu Menak Koncar masih dapat berkelit sehingga tombak itu tidak berhasil menghujam di jantungnya,.
Ia pun langsung bergulingan menghindari serangan dari Prabhu Kreshna Yuda itu, yg tampaknya tidak akan memberikan kesempatan nya untuk dapat hidup.
" Sungguh dirimu tidak tahu membalas budi terima ini , hiyyahhh,.."
Prabhu Kreshna melompat kembali dan melesat memburu tubuh Watu Menak Koncar yg belum pun berhasil untuk bangkit.
Melihat keadaan nya yg sudah sangat terdesak ,..Watu Menak Koncar pun kemudian bersuit nyaring,..
" Cuiiijjjjjjiiiiiit,.."
Dalam sekejap saja telah hadir Jabonarang dan Japutara di tempat itu,..dua orang dukun sakti yg merupakan saudara .
Mereka langsung bertanya kepada Watu Menak Koncar.
" Ada apa,..apakah dirimu tidak berhasil membunuh Kreshna Yuda ini,..?" tanya Jabonarang.
Karena panggilan tadi pertanda bagi mereka bahwa Watu Menak Koncar dalam keadaan terdesak.
" Hehh,.. ternyata dua dukun cabul dari puncak Merut,.." ucap Prabhu Kreshna Yuda.
Yg mengurungkan niatnya untuk menghabisi sepak terjang dari Watu Menak Koncar ini.
Bagaimana pun juga Raja Kerajaan Medang Kemulan ini mengetahui kelebihan dua orang yg ada di barisan Watu Menak Koncar,.di tambah seorang lagi yg bernama Lokantara,..adalah tokoh tokoh sakti dari golongan hitam dan memiliki berbagai macam ilmu sihir.
Setengah berbisik ia segera berkata kepada salah seorang prajurit nya untuk segera memanggil Wiku Birawa dan Rsi Gopala agar datang ke tempat itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!