"Kau jahat Mas! Kau kira aku akan terima dipaksa menikah dengan sopir pribadimu yang kampungan dan jelek itu!" Napas Caesa terengah-engah dengan emosi yang menggebu-gebu.
Bagaimana tidak, Ia akan diceraikan suaminya lalu dipaksa menikah dengan sopir pribadi Alex yang hampir dua tahun mengabdi bekerja dengan Alex.
Demi menjaga nama baik dan cintanya pada Caesa, Alex terpaksa mengambil keputusan yang sangat berat dan tentunya berperang dengan logika dan hatinya saat ini.
Sudah lima tahun mereka berdua menikah. Tapi tidak ada tanda-tanda Caesa akan hamil. Alex pikir istrinya lah yang mandul. Ternyata dirinya yang mandul dan tidak bisa menanamkan benihnya di rahim sang istri. Dan ada beberapa alasan kenapa Ia memilih sopir pribadinya.
Air mata semakin deras berlinang membasahi wajah cantik Caesa. Wanita berusia 30 tahunan itu tidak pernah menyangka suaminya akan mengambil keputusan seperti ini.
"Sayang, ini demi kebaikan kita berdua. Apa kau lupa dengan ancaman mommy? Jika kau tidak hamil, maka aku harus menerima perjodohanku dengan Laura," ucap Alex mengenggam kedua tangan Caesa.
"Kenapa Mas tidak jujur saja dengan mommy! Mas katakan saja kalau Mas mandul!" sentak Caesa menghempaskan tangan Alex.
Pria itu menggeleng."Bisa hancur reputasi ku bila mommy tahu, apalagi bila berita ini sampai menyebar luas, Caesa!"
Wanita itu memejamkan matanya sejenak. Menetralisir emosi dan amarah yang menjadi-jadi dalam dadanya.
"Sayang..., pernikahan ini hanya sementara. Setelah kau positif hamil, kau akan bercerai dengan Arga. Ini demi hubungan kita berdua." Alex menatap memohon pada istrinya.
Ia sangat mencintai Caesa hingga merencanakan ide gila ini.
Tak ada jawaban dari Caesa. Wanita itu menjauh dari hadapan suaminya. Apa bedanya Ia seperti wanita murahan yang dinikahkan dengan pria asing hanya sekedar untuk ditiduri dan hamil.
•
•
Suara sendok dan garpu yang beradu terdengar jelas di ruang makan. Caesa terlihat tidak berselera menyantap sarapannya pagi ini. Setelah pertengkarannya dengan Alex, Ia memilih tidur di kamar tamu.
"Mommy sangat menunggu kehadiran cucu di rumah ini. Tapi sampai sekarang Caesa tidak hamil-hamil juga," ucap Merlin yang merupakan orang tua Alex.
"Mungkin belum saatnya, Mom," sahut Alex tersenyum tipis pada Merlin.
"Tapi sampai kapan? Jangan-jangan Caesa mandul."
Ucapan pedas itu keluar dari mulut Merlin dengan raut wajah yang tak bersahabat menatap sang menantu.
Caesa semakin mengeratkan genggamannya pada sendok dan garpu yang Ia pegang sekarang. Ingin rasanya berteriak dan mengatakan semuanya bila yang mandul suaminya. Kenapa setiap orang selalu menyalahkan pihak wanita ketika tidak kunjung hamil tanpa tahu bila mandul itu bukan hanya bisa dialami pihak wanita tapi juga pihak pria. Sungguh tidak adil bila hanya pihak wanita yang di salahkan dalam hal ini.
"Kenapa diam saja, Ca? Apa ucapan Mommy memang benar?" Lagi-lagi Merlin kembali melontarkan ucapannya yang berhasil memancing emosi Caesa.
Sementara Alex mengusap paha sang istri, agar meredam emosinya yang terlihat jelas dari raut wajah Caesa.
Brak!
Merlin maupun Alex sama-sama terkejut ketika Caesa menggebrak meja dan langsung beranjak dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia benar-benar muak selalu di singgung prihal anak dan selalu di salahkan.
"Dasar menantu kurang ajar!" umpat Merlin penuh emosi."Ini yang kau bilang Caesa wanita baik-baik, Lex? Lebih baik dulu kau menikah dengan Laura dibanding dengan Caesa yang tidak punya sopan santun sama sekali pada Mommy!" gerutu Merlin pada Alex yang menatap kepergian sang istri.
"Mommy seharusnya tidak bicara seperti itu dengan Caesa."
"Bagus! Kau lebih membela istri pembangkangmu yang mandul itu. Apa yang kau harapkan dari wanita mandul itu, hah?!"
"Mom, aku mohon jangan terus membahas tentang anak, kasihan Caesa. Menikah itu bukan tentang perihal anak."
"Oh ya, apa kau lupa. Kau anak lelaki satu-satunya Mommy dan pewaris di keluarga ini dan wajar Mommy mengharapkan cucu dari Caesa!"
Alex mengantupkan bibirnya. Tidak sanggup untuk membalas ucapan sang mommy yang tidak akan berkesudahan.
Sedangkan di balkon kamar, Caesa menatap kosong namun raut wajahnya tidak bisa membohongi apa yang saat ini hatinya rasakan. Sedih, marah, dan kecewa tercampur jadi satu dalam benaknya. Alex maupun mertuanya tidak pernah mengerti dan paham apa yang Ia rasakan.
Wanita berusia 30 tahunan itu menghela napas panjang bersamaan dengan hembusan angin yang membuat rambut panjang Caesa bergerak ke sana kemari.
"Sayang..."
Caesa sedikit terkejut ketika sepasang tangan melingkar di perutnya. Alex menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Caesa yang menyendukan raut wajahnya.
"Apa sesulit itu untuk jujur?"
Alex langsung melepaskan pelukannya dari Caesa ketika wanita itu melontarkan pertanyaan.
"Jujur itu tidak sulit, Sayang. Tapi saat kita mengakui semuanya maka akan runyam semuanya," balas Alex.
Caesa membalikkan badannya dan kini berhadapan dengan suaminya.
"Ooh begitu? Dan membiarkan aku tersiksa nantinya dengan pernikahan yang kau ciptakan itu, Mas? Kau egois, untuk mendapatkan yang kau mau kau mengorban aku!"
Alex menggeleng, membantah segala tuduhan yang istrinya lontarkan padanya.
"Ini demi kebaikan kita berdua. Dan aku sudah memikirkannya matang-matang."
"Tapi keputusanmu sangat-sangat gila!"
Alex meneguk ludahnya yang seolah tersangkut ditenggorokan. Ucapan yang Caesa lontarkan terus menyudutkan dirinya. Tapi ini semua Ia lakukan agar orang tuanya tidak memisahkan dan memintanya untuk menikah lagi dengan wanita lain. Seharusnya Caesa bersyukur memiliki suami yang sangat mencintai dan rela mengorbankan perasaannya.
___________
Hei girl! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.
Jangan lupa mampir ke akun tik tok @khazana_va Di sana aku banyak mengupdate visual Arga dan Caesa.
See you di part selanjutnya:)
Seorang pria dengan rupa yang cukup tampan sudah rapi dengan kemeja hitam yang membalut tubuh kekarnya, Ia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Raut wajah datar menjadi hal pertama yang pria itu perlihatkan. Tidak ada raut kebahagiaan dari wajah pria yang memiliki netra hitam pekat itu.
"Arga..." Suara berat nan serak Alex membuat pria yang dipanggil Arga itu menoleh menatap majikannya berjalan mendekat ke arahnya.
"Seperti perjanjian yang sudah kita sepakati, kau hanya menanamkan benih pada Caesa, setelah dia positif hamil kau harus menceraikannya. Dan jangan melibatkan perasaan selama menjalani pernikahan ini dengan Caesa."
Arga terdiam sejenak.
"Tentu, saya akan menjalankan hal yang anda minta itu," balas Arga. Ia hanya perlu membentengi hatinya.
Alex tersenyum tipis." Bagus."
Setelah semuanya telah tersampaikan, Alex beranjak dari hadapan Arga yang menghembuskan napas panjang.
sedangkan di tempat lain, Caesa mengusap kasar air mata yang terus berguguran. Ia telah resmi bercerai dengan Alex, dan tentunya tanpa sepengetahuan Merlin yang bisa saja akan menyusun rencana untuk menjodohkan Alex dengan Laura, karna dari awal Merlin tidak menyukainya. Dan Alex merahasiakan perceraiannya dengan Caesa dari semua orang terutama dari mommy nya. Namun, mereka berdua akan tetap bersikap selayaknya suami istri di hadapan semua orang dan menyembunyikan pernikahan rahasia Caesa dengan Arga.
Seorang wanita yang mengenakan dress pink menggiring Caesa yang terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin putih sederhana menuju ke tempat pelaminan. Terlihat Arga dan penghulu sudah menunggu kedatangan wanita itu. Ada beberapa orang yang sudah menunggu kedatangan sang mempelai wanita.
Tak sengaja tatapan Caesa mengarah pada Alex yang menatap sendu ke arah mantan istrinya dan sarat akan kesedihan dari sorot matanya. Caesa menundukkan kepalanya memutus kontak mata dengan mantan suaminya.
"Apa kalian sudah siap?" tanya pria yang mengenakan peci itu.
Caesa dan Arga hanya menikah siri.
Caesa melirik sekilas pada Arga yang mengganguk.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Arga Sadewa bin Surya Arman dengan Caesa Agatha binti Anton Suroto dengan mas kawin uang tunai sebesar satu juta rupiah dibayar tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Caesa binti Anton Suroto dengan mas kawin uang tunai satu juta rupiah dibayar, tunai!"
"Bagaimana para saksi?"
"SAH!" seru para saksi yang hadir. Arga menghembuskan napas panjang, setelah sesaat Ia menahan napas saat mengucapkan ijab qobul.
Caesa menyeka air mata yang hampir lolos membasahi pipinya. Ia merasa sudah terikat benang merah dengan Arga yang notaben nya hanya orang asing baginya. Dan tentunya hatinya benar-benar menolak statusnya sekarang.
Sedangkan Alex mengepalkan kedua tangannya meredam amarah dan kesedihan yang Ia rasakan. Suara lantang Arga ketika mengucapkan ijab qobul bagai sayatan pedang bagi Alex. Bukan keputusan yang mudah bagi Alex ketika harus merelakan Caesa menjadi milik pria lain meski itu hanya sementara waktu.
"Selamat, kalian sudah menjadi suami istri," ucap Pak penghulu setelah mereka selesai berdoa."Silahkan cium tangan suaminya dan sebaliknya suami mencium kening istri."
Kini, Arga dan Caesa saling berhadapan. Sebelum mencium tangan pria yang kini telah menjadi suaminya, Caesa menatap ke arah Alex yang memalingkan wajahnya. Tak sanggup melihat pemandangan yang tentunya membuat hatinya perih.
Caesa kembali menatap Arga yang menampilkan sorot mata yang begitu dingin. Tapi Ia tidak peduli, toh Ia hanya terikat sementara dengan Arga. Dengan cepat wanita itu mencium tangan Arga, saking cepatnya bibir Caesa belum menyentuh punggung tangan suaminya.
Dan kini bergantian, Arga menangkup wajah Caesa. Membuat keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang berbeda-beda. Jika Caesa menatap bengis pada suami keduanya, maka Arga menatap sendu dan datar. Wanita itu memejamkan matanya ketika Arga mulai mendekatkan wajahnya, hingga Ia bisa merasakan benda kenyal dan dingin itu menempel sempurna di keningnya.
Lain halnya dengan Alex yang menahan mati-matian rasa cemburu yang membakar hatinya. Jika tidak mengingat tujuannya sudah pasti Ia akan menghajar Arga habis-habisan.
•
•
"Mas, lepaskan aku...!!" Caesa memberontak dan menahan kakinya agar tidak mengikuti langkah Alex yang menyeretnya ke kamar yang sudah di siapkan Alex untuk Caesa dan Arga.
"Kau sudah menikah dengan Arga dan seharusnya kau tidur di kamar yang sudah di siapkan. Bukannya tidur di kamarku!" ucap Alex tanpa melepaskan cekalan tangannya di pergelangan tangan mantan istri.
Caesa menyentak tangan Alex hingga genggam kasar pria itu terlepas.
"Mas mudah mengatakan dan memerintah aku tidur satu kasur dengan Arga! Tapi tidak tahu bagaimana perasaanku!" Napas Caesa menggebu-gebu dengan emosi yang menyeruak dalam dadanya.
"Sayang..., dengarkan aku dulu." Alex mulai melembutkan nada suaranya. Kedua tangannya meraih tangan Caesa dan menggenggamnya.
"Kau harus ingat tujuan kita. Setelah Arga menanamkan benihnya di rahim mu dan kau positif hamil maka aku akan segera mengurus perceraian kalian berdua. Semakin cepat kau mengandung anak Arga, maka semakin cepat pula kau berpisah dengan pria itu." Alex selembut mungkin menjelaskannya agar Caesa mengerti dan tidak membantah seperti tadi.
Wanita itu terdiam sejenak."Tapi aku benar-benar tidak sanggup. Berdekatan dengan dia saja sudah membuat tak betah berlama-lama dengannya," adu Caesa jujur.
Alex tersenyum tipis dan menyelaraskan tinggi badannya dengan Caesa."Semuanya butuh proses, Sayang."
Caesa menghela napas berat.
Setelah Alex membujuk Caesa, akhirnya wanita itu menurut dengan perintah mantan suaminya. Ia masuk ke dalam kamar Arga yang sudah membuat Ia ingin kembali lagi ke kamar Alex. Sorot mata Caesa langsung mengarah pada Arga yang tengah melepaskan kemeja nya.
Wanita itu terlihat canggung, namun Ia menutupi raut wajah tegangnya dengan ekpresi angkuh dan acuhnya. Arga hanya melirik sebatas ekor matanya pada wanita itu.
"Setelah kau ganti pakaian, cepat kita bercinta. aku tidak ingin berlama-lama menjalani pernikahan ini!" ucap Caesa buka suara dan menekan kata pernikahan.
Arga diam. Dan Caesa mendengus kesal dengan sikap acuh pria itu. Bagi Caesa, Arga tetap sopir dan bawahan baginya hanya saja pria itu sekarang berstatus suaminya. Apa kelebihan Arga hingga Alex memilih pria itu menjadi mendonor sp*rma di rahimnya?
"Cepat lakukan?!" Caesa sudah membaringkan badannya di kasur dan memejamkan matanya ketika Arga berjalan mendekat padanya.
Satu menit berlalu, tapi Caesa tidak merasakan sentuhan ditubuhnya. Ia mulai membuka matanya dan mendapati Arga masih berdiri dan sedang menatapnya. Wajah Caesa langsung merah padam, Ia sudah menurunkan ego dan rasa malunya, tapi pria itu hanya berdiri sambil menatapnya tanpa ada niat ingin menyentuhnya. Apakah pria itu benar-benar normal? Atau gay? batin Caesa.
"Kenapa kau tidak menyentuhku? Atau kau___"
"Bagaimana saya bisa melakukannya bila kau masih berpakaian lengkap," sela Arga datar.
Caesa langsung menatap pakaian yang masih membalut tubuhnya. Ia memejamkan matanya dengan rasa malu yang teramat.
"Apa kau tidak tahu cara bercinta?"
Ucapan penuh sindiran Arga membuat kedua kuping Caesa panas. Wanita itu langsung bangkit dari kasur dan memberikan kilatan tajam.
"Aku lebih paham urusan ranjang sampai ke akar-akarnya dibanding kau!" balas Caesa yang terpancing emosi dengan napas yang menggebu-gebu.
____________
Hei girl! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.
Jangan lupa mampir ke akun tik tok @khazana_va Di sana aku banyak mengupdate visual Arga dan Caesa.
See you di part selanjutnya:)
Alex tak henti-hentinya mondar-mandir di kamar dengan perasaan gelisah. Mengingat malam ini, malam pertama Caesa dengan Arga. Hatinya benar-benar tidak ikhlas melepas dan membiarkan pria lain menjamah tubuh mantan istrinya karna Ia sangat mencintai Caesa. Tapi, kekurangan dan kecacatan dalam dirinya lah yang membuat Ia harus melakukan ide gila ini.
"Arrgg..." Alex menggeram kesal dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
Pria itu menghempaskan kasar tubuhnya di sofa. Tangan kanannya meraih cangkir kecil yang sudah Ia tuangkan wine. Setidaknya minuman ini membuat pikirannya tidak terlalu terpaku memikirkan Caesa. Seteguk demi seteguk wine yang Alex minum perlahan membuat kesadaran pria itu mulai hilang.
Sedangkan wanita yang saat ini Alex pikirkan tengah memeluk guling dan menjaga jarak dengan Arga yang sudah tertidur membelakangi. Keduanya tidak melakukan apapun seperti yang pengantin baru lakukan saat malam pertama. Arga seolah enggan dan belum siap menjamah wanita tersebut. Meski Alex sudah memberikan imbalan yang cukup besar, tapi pernikahan yang pria itu lakukan dengan Caesa atas dasar terpaksa. Andai bukan karna hutang budi dengan Alex, Ia tidak akan melakukan hal ini.
Tetesan air mata berjatuhan membasahi bantal yang Caesa rebahi. Ia sangat merindukan Alex, Ia ingin Alex tidur bersamanya dan Ia ingin memeluk mantan suaminya tersebut. Tidur satu kasur dengan pria lain membuat Ia benar-benar tidak nyaman dengan perasaan tersiksa.
Pagi mulai menyapa dan matahari kembali memancarkan sinarnya. Alex sudah duduk manis di kursi dekat meja makan. Hari ini Ia ada pertemuan dengan pak David untuk membahas kerjasama yang akan Ia lakukan.
"Mas..." Senyuman manis menghiasi wajah Caesa yang baru saja bangun tidur. Wanita itu langsung mendudukkan dirinya di samping Alex yang menatap mantan istrinya tersebut.
Alex menatap lekat Caesa dari atas sampai bawah. Ia tidak mendapati bercak-cak merah dibagian leher wanita itu atau menemukan tanda-tanda Caesa baru saja bercinta. Sedangkan wanita yang tengah diperhatikan pria itu, sibuk mengolesi roti dengan selai.
"Apa kau sudah melakukannya?" Pertanyaan Alex membuat Caesa menghentikan pergerakannya.
"Maksudnya?" Wanita itu menatap heran.
Alex memejamkan matanya sejenak."Apa kau lupa dengan apa yang aku katakan tadi malam?"
Caesa diam, Ia masih belum mengerti arah pembicaraan mantan suaminya.
Alex mendengus dan mengeratkan rahangnya."Apa kau belum bercinta dengan Arga?"
Raut wajah Caesa langsung berubah.
"Apa seingin itu Mas mendapatkan anak dariku?"
Alex memalingkan wajahnya dan kembali menatap Caesa yang memandang pria itu menuntut balasan atas pertanyaannya.
"Sayang, aku hanya ingin kau segera lepas dari Arga. Jadi wajar aku bertanya seperti itu dan berharap kau segera hamil."
"Tapi itu tidak mudah, Mas! Arga saja tidak mau menyentuhku!"
Alex menghela napas berat. Ia bangkit dari tempat duduknya membuat Caesa mendongak. Tanpa berkata apapun pria itu berlalu pergi dari Caesa.
"Mas! Kau mau ke mana?!" Teriakan Caesa Alex hiraukan. Kaki panjang pria itu melangkah cepat ke arah pintu utama.
Sementara di luar rumah mewah itu, Arga tampak sibuk melap dan membersihkan kaca mobil yang akan dipakai oleh Alex ke perusahaan.
Seseorang tiba-tiba langsung menarik bahu Arga dan tinjuan cukup kenyang menghantam rahang pria itu yang hampir terhuyung jatuh ke tanah. Alex menatap penuh emosi dengan napas yang memburu. Tidak sampai di situ, Alex menarik kerah baju Arga kasar.
"Apa kau sengaja memperlambatnya?" desis Alex menatap bengis pada Arga yang membalas tatapan kilatan tajam Alex.
"Mas! Cukup!" Caesa menarik tubuh Alex menjauh dari Arga hingga cengkraman dikerah baju pria itu terlepas.
Arga mengusap bagian rahangnya yang terasa sakit dan ngilu. Ini pertama kalinya Ia mendapatkan pukulan dari majikannya itu.
Alex berbalik dan menepis kasar tangan Caesa."Kau tidak usah ikut campur Caesa!"
__________
Hei girl! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.
Jangan lupa mampir ke akun tik tok @khazana_va Di sana aku banyak mengupdate visual Arga dan Caesa.
See you di part selanjutnya:)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!