Pagi ini tampak seorang gadis cantik nan masih muda datang ke kampus sangat pagi,lebih tepat nya setelah masa orientasi selesai semangat nya itu kian membara demi bisa menempuh pendidikan di bangku universitas yang dia duduki sekarang.
"Pagi Eli" sapa salah seorang gadis yang tampak masih muda yang usianya hampir sama dengan Eli gadis yang di sapa tadi.
Eli baru memasuki 19 tahun sementara dia baru delapan belas tahun..hanya selisih satu tahun saja usia mereka.
"Ouhh..hay" setelah saling sapa mereka pun mulai berpelukan meski singkat.
"I feel free you know,ourghhh setelah penyiksaan yang senior kita lakukan selama masa orientasi,kini akhir nya kita bisa juga hidup dengan normal kembali" ujar Giena sambil tersenyum lebar karena dia kini tak lagi harus menuruti ucapan gila para senior nya itu.
"Hahaha, kau benar Gi..rasa nya aku juga sudah tidak sabar untuk segera mengikuti mata kuliah pertama kita nanti" kata Elianor penuh dengan semangat karena dia sudah tidak sabar untuk segera memulai pelajaran di hari pertama nya ini.
"Hey apa kau tidak tau,kemarin aku mendengar sebuah rumor yang mengatakan bahwa ada salah satu dosen di fakultas ini yang begitu keren dan tampan..kau tau ternyata dia juga seorang pengusaha yang sangat kaya raya yang ingin mendedikasikan waktu nya demi tetap concern di dunia pendidikan.. bisa di bilang siha dia itu praktisi sekaligus akademisi..bukan kah itulah keren Eli" ujar Giena sambil berbinar-binar menceritakan tentang dosen tampan mereka.
"Woah.. seperti nya kau lebih tau banyak tentang dosen itu?" tanya Eli memicing menatap penuh selidik teman nya itu.
"Hehe,aku bahkan sudah menggogle namanya dan begitu aku melihat profil serta foto-fotonya,oh god..kau tau Eli..arghhhhh dia begitu berkharisma dan juga sangat tampan" ujar Giena dengan wajah nya yang kian berbunga-bunga bahkan kini matanya sudah mulai bersinar menandakan bahwa betapa besar kekaguman nya terhadap sosok dosen mereka.
"Hey,katakan padaku apa alasan mu sama dengan ku hingga kau memilih untuk di fakultas ini?" tanya Giena sangat mendadak hingga membuat Eli menjadi sedikit kikuk tapi pada akhirnya Eli pun menggeleng.
Eli bahkan tidak bisa seenak nya mengakses internet karena dia tidak memiliki ponsel Android..benda satu-satunya atau alat telekomunikasi yang dia miliki adalah sebuah ponsel tua yang hanya bisa untuk berkirim pesan dan bertelepon saja..itu sudah sangat membuat nya benar-benar beruntung.
"Kau tau,kau itu benar-benar gadis pintar" kata Giena dan itu malah membuat kening Eli bertaut mengernyit.
"Aku hanya ingin fokus dengan pendidikan ku dan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik hingga hidup ku bisa berubah jika aku memiliki pendidikan" ujar Eli yang entahlah karena Eli memang tidak pernah memiliki mimpi yang terlalu tinggi.
Eli hanya takut jika suatu saat dia terbangun dari mimpi nya dan menemukan bahwa kenyataan tidak lah se menyenangkan di mimpi dia akan kecewa.
"Oh,emm hey apa kau tau,ternyata banyak sekali hal menarik lainnya yang bisa kita temukan di sini loh" ujar Giena yang tampak mengalihkan pembicaraan agar tak larut dalam hal lain.
"Apa memang nya?" tanya Eli dengan ekspresi wajah bingung.
"Astaga apa kau tak melihat para pria di sana,oh my..they are so cool right..I wanna be her girlfriend" ujar Giena yang memang sangat pas untuk masuk dalam kategori yang benar-benar masih remaja labil.
"Astaga..aku pikir kau hanya tertarik dengan si dosen yang kau ceritakan tadi.. berjuang lah" ujar Eli dengan menggoda teman nya yang kini tengah menatap para pria tampan di ujung lorong.
"Hishh,kalau dia itu seperti nya d sudah terlalu tua untukku..emm..jadi jika ada yang lebih muda tentu saja aku akan memilih opsi kedua..bukan kah begitu?" kata Giena sambil menyengir dan membuat Eli hanya bisa memutar mata nya jengah karena teman nya I memang terlalu banyak berhayal.
Setelah selesai dengan acara bincang gosip nya kini mereka mulai melangkah kan kaki namun d mereka mulai melewati para pria yang tadu di tunjuk oleh Giena,mereka semua menoleh ke arah Eli dan Giena..hal ini tentu saja membuat Giena menjadi benar-benar gila.
Bukan karena apa tapi karena Giena malah semakin berani,lihat dia bahkan sudah mulai berani mengerlingkan matanya pada para pria itu padahal mereka itu jelas-jelas adalah senior mereka di kampus..tampak seorang pria yang entah siapa nama nya Eli juga tidak tau itu malah menatap Eli lekat,wah mungkin sepertinya Eli kini juga mulai tertular oleh sifat Giena yang sering terlalu percaya diri.. Eli hanya bisa menunduk untuk menghindari kontak mata di antara mereka karena dia tampak tidak nyaman di tatap seperti itu.
"Astaga aku lupa bertanya..Eli apa kau akan tinggal di asrama belakang?" tanya Giena karena dia hendak menanyakan hal itu jauh-jauh hari.
"Mmmm..mungkin" jawab Eli sambil mengangguk karena dia tidak mungkin untuk tinggal di tempat lain saat ini juga karena paket beasiswa nya itu juga termasuk biaya hidup dan tinggal di asrama yang telah kampus sediakan.
"Bagus kalau begitu..kau tau aku juga akan tinggal di sana ya walaupun rumah ku juga dekat di tengah kota" balas Giena tampak membuat Eli mengernyitkan dahi.
"Kenapa?" tanya Eli karena dia tau bahwa Giena anak orang kaya lalu kenapa malah memilih tinggal di asrama kampus.
"Ck..aku tidak suka tinggal di rumah..kau tai kan ibu tiriku?" kata Giena dengan berdecak sebal mengingat ibu tiri nya.
"Oh..hey bukan nya kau itu masih jauh lebih bruntung dariku..jangan begitu" ujarku lirih karena merasa hidupnya malah jauh lebih pahit dari hidup Giena.
'Kau bahkan memiliki keluarga lengkap bahkan telepon pintar keluaran terbaru juga mobil yang bisa kau kendarai kemanapun kau inginkan..kau juga punya keluarga yang kaya walaupun sekarang kau harus tinggal bersama ibu tirimu.. lalu nagaimana denganku,aku bahkan tidak pernah mengenal siapa orang tuaku Giena' batin Eli meratapi nasibnya yang kurang beruntung.
***
Setelah acara curhat selama dalam perjalanan menuju kelas kini mereka telah masuk kedalam kelas,di dalam tampak beberapa mahasiswa yang tengah sibuk dengan geng baru mereka,beberapa juga reuni dengan temen SMA mereka dan hanya menyisakan Eli yang kimk sedang duduk sambil membaca buku yang sudah dia pinjam dari perpus beberapa hari lalu,tentu untuk mempersiapkan matakuliah pertama nya.
Lain hal nya dengan si Giena,dia kini malah sedang sibuk menstalking akun instagram sang ketua osis senior yang tadi mereka lewati bahkan sambil cengar-cengir sendiri persis seperti Orgil.
Mereka terpaksa harus menunggu sang dosen baru lebih dari sepuluh menit untuk tahu siapa dosen mereka yang kata nya masih muda dan tampan pula..ya kini setelah mereka menunggu selama sepuluh menitan tentu pasti dengan kegaduhan yang tak teratasi..tampak kini semua mahasiswa malah mendadak diam ketika sang dosen yang dengan memakai kemeja hitam dan celana jeans itu masuk kedalam kelas mereka hingga membuat mata para mahasiswa di sana melotot tak percaya.
Mereka terpaksa harus menunggu sang dosen baru lebih dari sepuluh menit untuk tahu siapa dosen mereka yang kata nya masih muda dan tampan pula..ya kini setelah mereka menunggu selama sepuluh menitan tentu pasti dengan kegaduhan yang tak teratasi..tampak kini semua mahasiswa malah mendadak diam ketika sang dosen yang dengan memakai kemeja hitam dan celana jeans itu masuk kedalam kelas mereka hingga membuat mata para mahasiswa di sana melotot tak percaya.
Semua mata kini hanya tertuju padanya,terutama pada senyum manis nya..oh astaga sungguh dia malah terlihat sangat santai dengan rambut yang di tata sedemikian rupa nya berwarna coklat dan jangaj lupakan juga lesung pipit yang semakin menambah kesan menawan dalam wajah nya.
Tampak tubuh tinggi tegap dan hidung mancung begitu saja di lihat mata.. benar-benar pemandangan yang begitu menyejukkan mata di kelas dan smester ini.. beruntung sekali kelas mereka.
"Good morning guy's..welcome to my class" kalimat pembuka nya bahkan kini seolah mampu untuk menyihir mereka para kaum hawa yang ada di kelas itu.
Sementara anak laki-laki justru tampak biasa saja dengan dosen itu,bahkan beberapa tampak cuek saja mungkin merasa tersaingi oleh ketampanan dosen itu.
"Morning mister" jawab mereka serempak.
"Ok guy's,my name is Rievener Thompson Huges and you can call me Rieve" kata sang dosen memperkenalkan diri nya pada mahasiswa nya yang ada di kelas.
"Hai mr.Rieve" sapa Jevma salah satu mahasiswa paling centil di kelas mereka menyapa dosen itu sambil mengangkat tangannya.
Jevma juga tampak mengenakan gaun pendek berwarna pink yang bahkan lebih cocok untuk dikenakan ke pesta daripada ke kampus..hmm maklum lah karena kampus mer ka itu adalah kampus swasta hadi soal pakaian yang mahasiswa nya kenakan itu tidak menjadi masalah besar.
Tampak Eli yang kini menoleh ke arah Giena dan dia hanya memutar matanya jengah karena dia pikir Giena akan merasa jengah karena ada saingan dirinya yang sama-sama mengidolakan dosen itu tapi sialnya lagi Jevma malah benar-benar sangat menawan dengan rambut blonde nya,bibir pink muda yang sempurna dan juga wajah merona merah jambu di tambah dengan dadanya yang juga berisi bahkan bervolume lebih baik dari milik nya yang semakin menambah kesan sempurna.
"Hai..what's your name?" sapa balik sang dosen dengan ramah.
"I'm Jevma Werhming mr" Jawab nya dengan sikap genit nya.
Tampak sang dosen menaikkan alisnya sambil tersenyum kecil dan berkata.
"Wow..apa kau masih saudaraan dengan Felinca Werhming?" ujar nya.
"Emm.. seperti nya kami memiliki luhur yang sama Mr,itulah mengapa aku jadi secantik dirinya" ujar Jevma sambil tersenyum manis namun dengan tatapan yang jelas sekali mengandung maksud lain.
"Mr..can I aks you something?" kata Jevma bertanya lagi bahkan kini dengan suara manjanya yang membuat buku kuduk berdiri.
"Yes please" ujar si dosen dengan suara berat dan terdengar sangat berwibawa sekali di telinga para kaum hawa bahkan Eli di buat mengusap leher nya karena entah mengapa hanya dengan mendengar suaranya saja mampu membuat nya merinding secara mendadak..horor sekali dosen nya itu.
"Mr..bagaimana cara nya anda bisa menjadi seorang praktisi juga sekaligus akademisi yang tampan,bahkan di usia anda yang masih terbilang mudah?" goda nya dengan sangat genit dan hal itu malah berhasil untuk membuat sedikit senyum di wajah sang dosen dia bahkan tampak menggaruk ujung alisnya mungkin menurutnya pertanyaan itu benar-benar nakal atau sejenisnya.
"Emmm baiklah,saya akan membahas soal mengapa saya bisa menjadi praktisi dan akademisi sekaligus tanpa embel-embel apapun di depan kalian semua dan jawaban nya juga sangat sederhana yaitu saya mencintai kedua-duanya" jawab sang dosen dengan tatapan yang jelas sangat mematikan.
Eli kini jelas merasa tidak nyaman sekali saat tidak sengaja dan entah bagaimana hingga mata kami bisa bertemu tatap seperti ini..si dosen itu bahkan tampak biasa saja saat menatap Eli tapi Eli malah tidak bisa sebiasa itu karena jantung nya kian berdegup kencang.
"Tanyakan saja apa yang ingin kalian tanyakan pada saya,saya siap menjawab nya" kata si dosen tampan itu sambil berjalan ke arah meja nya dan kini dia tengah menyandarkan dirinya di meja dan hal itu malah membuat nya seolah sedang duduk tapi tidak benar-benar sedang duduk di atas meja.
Bahkan tangan nya itu terlipat di dada dan ekspersinya malah seperti membius mata para mahasiswi yang menatap nya juga termasuk Eli,seolah rasanya Eli bahkan tidak sanggup untuk sekedar mengalihkan perhatian dari nya dan entah mengapa si Eli juga malah menjadi kikuk begitu saat tak sengaja lagi dan lagi tatapan mereka bertemu.
"Kau" kata si dosen sambil menunjuk ke arah Eli.
"Sa..saya Mr?" jelas saja Eli langsung gelagapan dibuatnya karena di tunjuk dengan tiba-tiba begini lalu dia berkata.
"Sorry Mr,i have no idea" Eli mwnjawab dengan sedikit bergidik karena sangat jelas sekali bahwa dia tidak siap untuk diajak bicara soal apapun di saat jantung nya tak karuan begini.
"Come on,ask me something..please" ujarnya masih sambil terus menatap Eli intens.
'Oh my god rasanya aku akan mengalami mati suri mendadak dalam hitungan detik jika dia terus menatapku seperti ini..sesak sekali dadaku' batin Eli tak karuan ingin menjerit.
"Em..." kini Eli tengah memutar otak berusaha mencoba untuk bisa menemukan setidak nya satu pertanyaan yang cukup rasional agar tetap terlihat berbobot untuk ditanyakan.
"Em..ba..bagaimana anda bisa membagi waktu antara bisnis dan mengajar Mr?" tanya Eli sangat normative setelah menemukan pertanyaan rasional yang dia temukan di otak nya itu.
Tampak si dosen malah tersenyum saat mendapat pertanyaan dari Eli,dan itu malah membuat jantung Eli semakin di pompa.
"Because i really love my job and I'll do everything about my job with my heart.. saya juga punya jadwal rutin untuk mengajar dan ini juga saya anggap sebagai liburan untuk sejenak meninggalkan dunia bisnis dan bertemu anak-anak muda seperti kalian yang masih sangat innocent..tapi aku sangat yakin dan percaya bahwa one day,one of you or maybe more..will be my partner of business or mybe my enemy..just see" ujarnya masih dengan tatapan yang fokus pada Eli dan malah membuat Eli tertunduk karena dia hanya berani menatap matanya dari balik bulu mata nya saja,dia takut bahwa tatapan nya bisa saja menerkam nya hidup-hidup.
"So what's your name?" tanya si dosen masih sambil menatap tajam ke arah Eli yang kini hanya bisa tertunduk.
"My name is Elianor Hashler Mr" jawab Eli dengan suara lirih sambil sekilas melirik ke arah sang dosen yang masih menatap Eli intens.
"Thank's for your question Elianor Hashler" kata sang dosen dengan senyum sekilas.
"Yes Mr" jawab Eli mengangguk dengan wajah yang sedikit malu.
"Oke next..any other question?" kata si dosen yang kini masih membuka kesempatan lagi untuk mahasiswa nya bertanya dan hal itu tentu saja tidak Jevma sia-siakan,dia bertanya lagi namun sedikit masuk ke ranah pribadi si dosen.
"Emmm mr..apakah anda sudah menikah?" tanya si Jevma masih dengan suara genit khasnya.
Tampak si dosen hanya tersenyum untuk dirinya sendiri..dia terkekeh kecil mendapati pertanyaan seperti ini.
"Wow, what a curious question..sould I answer this one too guy's?" kini si dosen malah melempar ke forum dan semua anak perempuan menjawab dengan serempak dan mereka pasti mengatakan Ya dan hanya Eli yang kini tersenyum menebar pandangan nya ke sekeliling,meski demikian dia juga ikut berteriak namun hanya dalam hati karena dia sangat malu jika mengutarakan nya langsung.
"Okey listen to me..Elianor menurutmu apakah saya sudah terlihat seperti pria yang sudah menikah?" gila,pertanyaan dari Mr Rieve itu malah ditujukan pada Eli dan lagi-lagi Eli juga tidak siap untuk menerimanya.
Tampak Elianor juga menggeleng meski ragu.
"Emmm..may be not yet Mr" Jawab nya asal karena sebenarnya itu lebih kepada si Eli sendiri yang berharap bahwa sang dosen juga belum menikah.
"Bagaimana bisa kau tau itu Eli?" ujar si dosen tampan itu masih menatap lekat Eli yang kian salah tingkah di buat nya.
"Anda tidak mengenakan sebuah cincin di jemari tangan anda Mr" jawab lagi.
"Anda tidak mengenakan sebuah cincin di jemari tangan anda Mr" jawab lagi.
"Analisa yang bagus Eli" kata si dosen tampan itu kemudian dia pun mulai berjalan ke tengah kelas.
"Guy's dalam dunia bisnis,kita juga harus pintar untuk menjadi seorang analisa yang handal tentu dalam membaca segala peluang..karena apa,karena bagi para pebisnis tidak ada peluang yang akan datang dua kali..jadi semua peluang harus bisa untuk kita manfaatkan sebaik mungkin,Analisa dan insting..kedua nya berperan sangat penting untuk bisa menentukan target-target kita kedepan nya dan kau nona Eli, you're good analyzer" jelas sang dosen tampan dengan memuji Eli dan tentu saja membuat Eli memerah wajah nya.
Lihat lah dosen itu..astaga dua sangat cerdas bahkan ketika kelas sedang melenceng jauh dari apa yang dibahas hingga masuk ke ranah yang bisa di katakan sangat pribadi pun dia masih bisa untuk mengembalikan alurnya ke tempat semula,tentu nya tanpa dia menjawab secara langsung pertanyaan dari Jevma itu,bahkan dia bisa membungkam semua pertanyaan yang menjurus ke arah sangat pribadi di kelas itu.
"Ok guy's,I think it's a good warming up..saya hanya ingin membuat kelas jadi terasa lebih santai namun saya juga ingin memastikan bahwa kalian semua bisa mengerti mengapa kalian memilih jurusan ini..mungkin sebagian mahasiswa masuk ke jurusan yang sebenar nya tidak cocok dengan mereka and this is the big mistakes they ever made,nona Jevma bisa berikan alasan mengapa kau memilih masuk kedalam jurusan bisnis?" kata si dosen menjelaskan dan bertanya tujuan mereka masuk kedalam jurusan bisnis.
"So simple Mr,karena ayah ku juga pengusaha dan tentu juga dia butuh penerus untuk meneruskan usaha nya" jawab Jevma dengan nada yang terkesam begitu sombong.
"Hmm begitu,apa semua nya juga begitu guy's?" tanya si dosen tampan itu dan di jawab oleh sebagian anak dengan sedikit berteriak mengiyakan dan hanya menyisakan Eli seorang yang kini hanya mampu tertunduk malu.
"Kalau kamu..apa alasan mu masuk ke jurusan ini?" tanya si dosen pada salah satu mahasiswa yang lain nya.
"Ayah ku seorang bankir dan kurasa juga mungkin aku juga akan meneruskan profesi nya setelah dia pensiun" kata si mahasiswa.
"Good."
"Kalau kamu?" kini giliran si Giena yang di tunjuk.
"Sama seperti Jevma Mr..saya juga harus meneruskan bisnis keluarga karena harapan mereka hanya saya" jawab Giena dengan tegas dan lugas.
"Dan kamu Eli?" tanya sang dosen pada seorang wanita yang ada di sebelah Giena yang tak lain adalah Elianor sendiri.
Kini Eli benar-benar tidak tahu harus menjawab apa,dia hanya bisa tertunduk untuk beberapa detik karena merasa malu dan tak memiliki jawaban lebih tepat nya ragu akan jawaban nya,ingin sekali rasanya dia menghilang saja dari kelas karena kini tatapan semua orang malah tertuju ke arah nya.
"S..saya..saya" sekali lagi tampak Eli menghela nafas nya cukup dalam sebelum menjawab pertanyaan dosen tampan itu, baik cepat atau pun lambat semua orang pasti akan tau siapa Eli sebenar nya dan juga agi pula tidak ada yang harus dia sembunyikan bukan,dia tidak membohongi siapapun jadi tidak usah takut akan di acuhkan anak-anak.
"Saya yatim piatu Mr..saya sudah tidak memiliki orang tua sejak lama,apalagi bisnis keluarga..saya hanya mahasiswa penerima beasiswa di jurusan bisnis dan akan magang setelah selesai kuliah,jika pekerjaan saya baik mungkin saya juga akan diangkat sebagai staf di perusahaan itu tapi jika tidak paling hanya karyawan biasa" ujar nya dengan jujur dan juga Eli berani untuk mengangkat wajah nya menatap sang dosen saat dia mengucapkan kalimat itu.
"It's ok,good choice guy's..jadi di sini semua punya tujuan nya sendiri-sendiri dan juga punya alasan tersendiri untuk mempelajari bisnis..so pertahankan alasan kalian itu hingga kalian bisa menyelesaikan pendidikan dan juga kalian bisa mencapai tujuan yang kalian inginkan" ujar nya menatap semua mahasiswa di kelas sambil berdiri di depan mereka semua.
Lihat lah si dosen itu bahkan tidak menilai setiap jawaban dari masing-masing mahasiswa nya,dia hanya membahas nya tanpa membeda-bedakan dan itu semakin membuat Eli mengagumi nya tiba-tiba,karena sang dosen ternyata tidak memandang berbeda diri nya dari teman-teman di kelas itu.
Pada dasar nya karena memang yang untuk kuliah di tempat ini harus membayar sangat mahal sementara Eli,dia gratis karena dia pandai hingga mendapatkan beasiswa penuh..tak terasa dua jam berlalu begitu cepat hingga akhirnya si dosen tampan itu pun harus berhenti di titik kesimpulan.
"Baiklah guy's sekian pertemuan kali ini,jika kalian memiliki pertanyaan lain yang belum sempat tersampaikan tadi saat kelas berlangsung kalian bisa mengirimkan pertanyaan itu lewat email pada saya..saya juga telah meninggalkan kartu nama saya di atas meja dan kalian bisa bertanya tentang pelajaran yang tidak kalian pahami..oke see you next time guy's" kata sang dosen lalu mengakhiri kelas dan keluar dari. kelas menuju ruangan nya.
"Thank you Mr.Rieve" sahut Jevma dengan mata yang berbinar-binar.
Kini kelas telah usai dan semua mahasiswa juga tampak mulai menghambur keluar kelas setelah sang dosen tampan itu keluar dan meninggalkan ruangan..kini kelas sudah sepi dan hanya menyisakan Giena yang kini tengah berdiri di depan papan pengumuman tentu untuk memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
"Aku ingin ikut kelas seni" kata Giena mantap.
"Good choice..itu sangat keren untuk mu" balas Eli masih mendongak untuk melihat banyak nya pilihan ekstrakurikuler yang terdaftar di papan itu.
"Kau sendiri,apa yang kau pilih Eli?" tanya Giena sambil menoleh ke arah Eli yang hanya menatap tanpa memilih apapun.
"Aku..aku bahkan tidak memiliki hobi apapun Gi,dan juga itu malah akan semakin menyulitkan ku untuk memilih pelajaran ekstrakurikuler yang aku sukai karena aku tak memiliki banyak waktu" jawab Eli tersebut manis.
"Bisa kau ceritakan padaku kenapa kau ingin ikut teater?" tanya Eli karena dia juga butuh contoh untuk nya agar bisa memastikan apa ekstrakurikuler yang tepat untuk nya karena dia juga ingin sebenarnya.
"Ck,ya karena di sana kan ada nama si Nathan" kata Giena berbinar-binar menyebutkan nama pria yang membuat nya berbinar.
"Nathan?" tanya Eli malah jadi bingung.
"Itu loh El,pria berambut pirang yang berdiri di ujung lorong tadi,dia sangat tampan" kata Giena sambil senyum-senyum sendiri seperti orang kesambet.
"Dari mana kau tahu dia nama nya Nathan?" Tanya Eli tak habis pikir karena teman nya itu bahkan sudah tau nama ketua osis tadi.
"Aku kan menstalking medsos nya..lihat lah" ujar Giena sambil menunjukan sebuah akun media sosial yang penuh dengan foto-foto pria yang Giena maksud.
"Astaga..baiklah mungkin aku akan memilih kelas desain atau sejenisnya saja" tampak Eli hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat betapa teman nya sangat menggilai si pria dan menjawab asal mengenai ekskul yang dia pilih.
"Ok, whatever..bagaimana kalau kita ke club saja malam ini itung-itung kan buat merayakan hari pertama kita di kampus.. bagaimana?" saran Giena.
"I'm sorry Gi tapi aku harus bekerja malam ini,kau tahu kan aku bisa jadi mahasiswa di kampus ini karena apa?" tolak Eli karena dia benar-benar tidak bisa karena dia harus bekerja.
"Aku traktir bagaimana?" bujuk Giena berharap Eli mau.
"Thank you Gi,tapi maaf aku tetap tidak bisa karena aku harus bekerja" tolak Eli sekali lagi karena dia benar-benar tidak bisa meski ingin.
"Baiklah,tapi jika kau sedang libur katakan pada ku agar kita bisa ke sana bersama-sama" kata Giena bisa menerima alasan Eli meski dia juga terlihat sedikit kecewa.
"Of course" balas Eli tersenyum.
Dan kini mereka pun berpisah setelah supir pribadi Giena datang untuk membawa nya pergi..meski Eli sempat ditawari tumpangan tapi Eli merasa masih bisa pulang sendiri dengan berjalan kaki..toh lagipula memanjakan diri adalah hal yang paling dilarang dalam seluruh kehidupan nya.
Sesampai nya Eli di asrama, Eli bergegas mandi dan mengganti pakaian nya karena dia sudah tak memiliki banyak waktu tersisa tentu saja karena pekerjaan paruh waktu nya yang sudah menunggu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!