Viola menatap diri nya di pantulan kaca entah apa yang kurang dari nya hingga membuat suami yang ia cintai dan ia banggakan ternyata sama sekali tak pernah mencintai nya,rumah tangga mereka memang terkadang banyak bertengkar karna suami nya selalu bersikap dingin dan menolak nya namun ia pikir itu hanya karna suamia nya banyak pekerjaan saja hingga seperti itu karna selama ini suami nya selalu menuruti apa yang ia inginkan.
Tak terasa air mata nya menetes mengingat pesan suami nya pada sahabat nya yang tak sangaja ia lihat dan baca saat ia berkunjung ke rumah sahabat nya tersebut hingga membuat hati nya terasa hancur.
ceklek
Suara pintu terbuka membuat Viola dengan cepat menghapus air mata nya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya di sana,selesai ia keluar dari dalam tanpa melihat dan menyambut suami nya masuk ke ruang ganti memakai baju nya di sana.
Gavariel suami Viola seperti biasa tak peduli dengan Viola hanya acuh saja dan duduk di sofa menunggu Viola selesai mandi,Viola sendiri di dalam sama kembali menangis di bawah guyuran sower menumpahkan segala rasa sakit dan sesak yang ia rasakan,setelah hampir tiga puluh menit di dalam sana Viola keluar dari kamar mandi langsung menuju ruang ganti untuk berpakaian tanpa menyapa Gava,biasa nya jika Gava pulang ia akan menyambut nya dan menanyakan banyak hal pada Gava.
Gava sendiri memilih membersihkan tubuh nya di kamar mandi setelah Viola selesai,ia keluar dari dalam dengan handuk kecil di tangan nya mengeringkan rambut nya setelah agak kering ia meletak kan nya di atas meja rias Viola dan berjalan ke dalam ruang ganti memakai baju nya.
Viola menghela nafas kasar melihat hal tersebut dan segera mengambil nya lalu meletak kan nya di keranjang kotor tempat pakaian mereka tanpa bicara sepatah kata pun biasa nya ia akan mengomel tak jelas pada Gava.
Setelah itu Viola membaringkan tubuh nya di atas ranjang untuk istirahat tanpa berniat sedikit pun untuk berbicara pada Gava,ia ingin tidur cepat agar rasa lelah dan sakit di hati nya berkurang.
"Kau baik-baik saja"tanya Gava pada Viola yang malam ini tak bicara hanya diam saja.
"Aku baik-baik saja mas"jawab Viola tanpa menatap ke arah Gava karna memejamkan mata nya.
Gava sendiri tak ambil pusing memilih berbaring juga di samping Viola dan memejamkan nya juga.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Pagi hari nya Viola bangun seperti biasa ia akan ke dapur lebih dulu namun kali ini ia hanya mengambil roti dan mengolesi nya dengan selai tak lupa membuat segelas susu untuk nya dan membawa nya ketaman belakang,jika biasa nya ia akan memasak di sana namun kali ini tidak sama sekali karna akan tetap saja Gava tidak akan memakan masakan nya.
Ia menatap hamparan bunga mawar di depan nya dengan tatapan kosong,ia sengaja membuat taman tersebut karna ia menyukai bunga mawar maka dari itu ia membuat taman kecil itu untuk mengurangi kebosanan nya.
Di dalam kamar Gava terbangun dari tidur nya segera ke kamar mandi membersihkan tubuh nya,selesai ia keluar dan memakai baju nya lalu keluar dari sana menuruni tangga keluar rumah tanpa menanyakan Viola sama sekali hingga ia pergi ke perusahaan.
"Non Viola"ucap bik Siti asisten rumah tangga Viola yang di tugas mama nya untuk membantu Viola,meski ada pembantu lain nya namun bik siti orang kepercayaan mama nya yang juga sudah lama bekerja di rumah mereka.
"Ada apa bik"tanya Viola.
"Non baik-baik saja"tanya bik Siti.
"Hmm Vio baik-baik saja bik"ucap Viola.
"Bibik masuk saja ke dalam Viola ingin sendiri di sini"ucap Viola lagi di angguki bik Siti jika Viola mengatakan seperti itu pasti sedang ada masalah yang di hadapi Viola karna ia sudah mengenal Viola dari kecil.
Viola meratapi nasib rumah tangga nya yang entah akan seperti apa kedepan nya,Gava sendiri tak mencintai nya dan malah mencintai sahabat nya. Setelah lelah di sana ia kembali masuk ke dalam rumah namun bukan ke kamar melainkan ke lantai tiga dimana di sana ada kolam renang dan juga tempat untuk bersantai di sana.
Setelah menikah dengan Gava ia memang memilih menjadi ibu rumah tangga saja,ingin menjadi istri yang baik menunggu suami nya pulang dan nanti nya mengurus anak-anak mereka, Viola memang anak yang manja dan sedikit cengeng karna terlahir dari keluarga kaya raya,perusahaan keluarga nya kini juga di tangani oleh Gava namun masih di pantau papa Viola sesekali mengingat Viola adalah anak tunggal jadi Viola adalah pewaris mereka.
"Aku akan meneruskan pendidikan ku lagi agar melupakan semua nya,biar kan semua nya berjalan dengan semesti nya jika ia bercerai dengan ku akan aku terima karna bagaimana pun rumah tangga ini akan hanya berjalan seperti ini saja jika ia sama sekali tak mencintai ku,ia tak bahagia bersama ku maka aku juga yang akan semakin tersakiti"gumam Viola menghapus air mata nya dengan kasar.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Seminggu telah berlalu Viola tetap diam dan tak banyak bicara seperti biasa nya membuat Gava merasa aneh,seminggu pula tak ada pesan atau telpon dari Viola atau pun mama nya karna jika Gava bersikap dingin Viola pasti akan selalu mengadu pada sang mama dan selama seminggu ini juga Viola sama sekali tak ada merengek atau bermanja dengan nya.
"Ini uang untuk keperluan mu"ucap Gava memberikan amplop tebal di depan Gava.
"Tidak perlu mas aku masih mempunyai uang"ucap Viola memakan sarapan nya dengan tenang.
"Sebenar nya kau ini kenapa"tanya Gava sedikit kesal pada Viola.
"Kenapa apa nya"tanya Viola datar.
Viola yang telah selesai sarapan segera mengangkat piring kotor nya dan membawa nya ke dapur dan mencuci nya semakin membuat Gava heran karna tak biasa nya Viola melakukan itu karna di rumah nya banyak pembantu,tak hanya itu Viola juga biasa akan menghambur kan uang yang ia berikan untuk perawatan atau shooping dan meminta lagi pada nya jika kurang kini malah menolak nya dan mengatakan masih ada.
"Kau ini sebenar nya kenapa"ucap Gava sedikit berteriak menggenggam tangan Viola kuat hingga membuat Viola meringis bahkan piring yang di tangan nya tak sengaja terjatuh hingga pecah namun Viola tetap diam saja membuat Gava melepaskan tangan nya dan berlalu pergi dari sana.
Olivia beranjak dari dapur menuju kamar nya,ia membaringkan tubuh nya dan menutup nya dengan selimut,tangisan nya pecah di bawah selimut tersebut ternyata rasa sakit yang ia rasakan tak akan semudah itu sembuh,ia bersikap kuat ternyata tetap saja masih rapuh hingga hanya menangis yang bisa ia lakukan.
tok tok tok
"Non di bawah neng Sintia yang ingin bertemu dengan nona"ucap bik Siti.
"Iya bik sebentar lagi Vio akan ke sana"ucap Viola segera bangkit dari atas ranjang membasuk wajah nya tak lupa ia memakai riasan agar wajah nya tak terlihat habia menangis.
Viola turun ke lantai bawah di mana Sintia berada yang merupakan sahabat nya,Sintia tergolong dari wanita biasa saja ia menjadi sahabat Viola karna mama nya Viola merasa Sintia adalah anak yang baik bahkan mama nya Viola juga yang membantu Sintia untuk pendidikan hingga Sintia lulus sarjana,Sintia juga tidak begitu cantik namun ia wanita yang lembut dan mandiri,sementara Viola memiliki wajah yang cantik namun ia manja dan sedikit cengeng maklum saja ia selalu di manjakan kedua orang tua nya dari kecil.
"Vio"ucap Sintia ternyenyum melihat Viola berjalan ke arah nya.
"Baru datang Tia"tanya Viola di angguki Sintia,ia tak membenci Sintia jika Gava mencintai Sintia karna ia tahu Sintia tak akan menghianati nya,namun sebagai wanita rasa sakit di hati nya jelas ada.
"Ada apa ke sini"tanya Viola lagi karna biasa nya Sintia akan datang karna hal penting karna setelah mereka lulus sarjana Sintia bekerja di butik milik mama nya mengingat Sintia mengambil jurusan Desainer sedangkan ia mengambil jurusan bisnis,walaupun beda jurusan namun kedua nya tetap dekat karna sudah dari sekolah menengah atas mereka jadi sahabat.
"Aku kesini ingin mengatakan jika aku sudah memesan hotel untuk perayaan hari aniversery kalian nanti malam,aku juga mempersiapkan semua nya"ucap Sintia membuat Viola terdiam sebentar.
"Tidak perlu Tia"ucap Viola membuat Sintia heran biasa nya Viola akan sangat senang dan akan ikut menyiapkan semua nya tanpa mau ada kesalahan.
"Malam ini aku hanya ingin di rumah saja"sambung Viola.
"Apa terjadi sesuatu pada mu"tanya Sintia.
"Tidak kok"ucap Viola.
"Lebih baik sekarang batal kan semua nya,jika mas Gava bertanya katakan saja pada nya aku tidak ingin merayakan nya di hotel dan di mana pun aku hanya ingin di rumah saja"ucap Viola lagi.
Sintia mengangguk saja namun ia tahu jika Viola seperti nya merahasiakan sesuatu pada nya.
"Kalau begitu aku pergi dulu"ucap Sintia.
"Iya,hati-hati"ucap Viola.
Setelah kepergian Sintia dari rumah nya Viola kembali ke lantai tiga untuk menangkan diri nya di sana,sementara waktu ia hanya ingin sendiri.
Di perusahaan Gava yang di beritahu Sintia jika Viola menolak membuat nya kesal dan ingin marah,ia segera pulang ke rumah mereka menanyakan apa sebenar nya yang di inginkan Olivia,tiga puluh mengendarai mobil Gava sampai di rumah bergegas masuk ke dalam kamar dan melihat Viola sedang duduk di atas ranjang sambil bersandar.
"Sebenar nya apa yang kau inginkan Viola"tanya Gava datar membuat Viola menoleh.
"Aku hanya tak ingin keluar rumah dan ingin merayakan nya di sini saja"ucap Viola santai.
"Tapi aku ingin meminta dua permintaan apakah boleh"ucap Viola dengan senyum manis nya.
"Katakan saja aku akan menuruti nya"ucap Gava membuat Viola mengangguk.
"Aku akan meminta nya satu malam ini dan akan meminta yang satu nya lagi di lain waktu"ucap Viola.
"Bukan kah sedari awal kita sudah berjanji tidak akan menyembunyikan apapun satu sama lain"tanya Viola.
"Apa maksud mu"tanya Gava.
"Aku seperti wanita bodoh di antara kalian berdua yang tidak tahu apapun dan aku baru mengetahui nya beberapa hari yang lalu,jika aku tahu aku tidak akan mau menikah dengan mu jika hanya akan menyikiti ku"ucap Olivia tersenyum kecut.
"Langsung ke inti nya saja Viola tidak usah basa basi seperti itu"ucap Gava.
"Baik lah jika seperti itu yang kau ingin kan"ucap Viola datar.
"Aku baru tahu ternyata selama ini kau mencintai Sintia bukan"ucap Viola membuat Gava terdiam kaku,bahkan ia tak bisa menjawab apa yang di katakan oleh Viola.
"Malam ini aku akan katakan kejar lah cinta mu sampai kau berhasil mendapatkan nya,aku sama sekali tak akan peduli dengan kalian mau bagaimana namun satu hal yang kau juga harus tahu jika dulu aku mencintai mu namun sekarang tidak lagi,aku seperti wanita bodoh yang kalian bohongi jika seperti ini terus aku tidak akan bahagia dengan mu begitu juga dengan mu yang tak bisa bahagia bersama ku,malam ini aku katakan apapun urusan ku dan apa pun yang aku lakukan tidak perlu ikut campur dengan urusan ku,begitu pun dengan ku yang tak akan pernah ikut campur dalam urusan kalian jika sudah saat nya kita bisa bercerai kau bisa dengan siapa pun begitu juga dengan ku"ucap Olivia lagi.
Setelah mengatakan apa yang ingin ia katakan ia memilih keluar dari dalam kamar itu berjalan menuju lantai atas,ia mengatakan itu agar hati nya semakin tak terluka dan sakit walaupun bagi nya sulit untuk mengatakan nya namun ia tak ingin hidup seperti itu,tak di cintai sama sekali bahkan Gava mencintai orang lain lalu apa arti nya diri nya di dalam rumah itu hanya akan semakin sakit dan sama sekali tak pernah bahagia.
Sementara Gava tak tahu berbicara apa apa lagi karna apa yang di katakan Viola adalah benar ia mencintai Sintia walaupun Sintia tak pernah membalas perasaan nya.
Viola berada di lantai atas menatap bintang-bintang yang bertaburan di atas sana sesekali ia menghapus air mata nya yang tiba-tiba saja keluar tanpa di minta.
"Tahan Viola jangan menangis kau harus belajar menjadi wanita yang kuat jangan cengeng seperti ini,hapus perasaan mu pada nya lupakan dia yang tak mencintai mu banyak lelaki di luar sana yang akan ada menerima mu dengan tulus mencintai mu apa adanya"gumam Viola.
"Non Vio"ucap bik Siti memanggil Viola membuat Viola menoleh dan menghapus air mata nya.
"Ada apa bik"tanya Viola.
"Nona baik-baik saja"tanya bik Siti di jawab anggukan oleh Viola dan senyum manis yang ia miliki,biarkan aku sendiri yanh menyimpan apa yang aku rasakan tanpa harus melibatkan orang lain,pikir Viola.
Setelah malam itu Viola benar-benar memilih menjauh dari Gava,ia hanya akan bicara seperlu nya saja dan hari ini ia berencana akan melanjutkan pendidikan nya kembali seperti dulu saat ia masih kuliah ingin mengerjar pendidikan yang tinggi.
Kedua nya sarapan di meja makan tanpa bicara,namun sesekali Gava melirik ke arah Viola yang sekarang seperti menganggap nya tak ada,ia juga merasa bersalah pada Viola namun semua nya telah terjadi.
"Bik Vio pergi dulu"ucap Viola pada bik Siti,ia telah rapi dengan menggunakan celana jeans dan kaos oblong di padukan dengan kemeja kotak-kotak yang sengaja tak ia kancing serta memakai sepatu cats putih membuat nya terlihat lebih cantik dan imut bahkan orang akan mengira jika ia belum menikah.
"Non jadi mendaptar"tanya bik Siti.
"Iya bik Vio suda menyiapkan semua nya dari semalam"ucap Viola.
"Hati-hati non"ucap bik Siti.
"Iya bik"ucap Viola berlalu pergi dari sana tanpa menatap Gava sedikit pun. Viola masuk ke dalam mobil nya dan melajukan nya menuju universitas ternama di kota tersebut untuk mendaptarkan diri nya.
Masalah uang dan biaya kuliah nya meski boros namun ia masih memiliki uang di atm nya yang cukup untuk biaya diri nya tanpa meminta pada siapa pun termasuk pada Gava.
"Viola mau mendaptar apa bik"tanya Gava penasaran.
"Itu den non Vio mendaptar kan kuliah ingin melanjutkan pendidikan nya lagi"ucap bik Siti di angguki Gava segera berangkat ke kantor.
Viola yang telah sampai di sana memarkirkan mobil nya dan segera mengurus pendaptaran diri nya masuk kuliah lagi,satu jam dia berada di sana akhir nya selesai Viola memutuskan berjalan-jalan mengelilingi kota sendirian sejak menikah ia tak terlalu sering keluar hanya di rumah menunggu Gava pulang dan belajar memasak,jika bosan ia akan ke butik mama nya atau ke perusahaan bertemu dengan Gava yang selalu bersikap dingin pada nya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Tak terasa sebulan telah berlalu kedua nya hanya seperti itu saja,Viola menyibuk kan diri nya untuk kuliah dan Gava sibuk dengan perusahaan yang kini merambat di bidang fasion menjadikan nya dan Sintia terlibat dalam hal tersebut mengingat Sintia mahir dalam hal fasion.
Saat ini Sintia dan Gava sedang berada di cafe tak jauh dari butik tempat Sintia bekerja membahas pekerjaan yang mereka akan lakukan,hingga kedua nya tak menyadari jika Viola masuk ke dalam juga membeli cemilan dan minuman yang ingin ia bawa ke kampus.
Ternyata mereka semakin dekat,batin Viola tersenyum kecut.
Selesai depan pesanan nya Viola membayar nya segera keluar dari sana berjalan santai hingga mata Sintia yang tak sengaja menatap sekitar melihat Viola membuat nya panik takut nya Viola salah sangka.
"Violaaa"ucap Sintia agak berteriak membuat langkah Viola terhenti dan pura-pura mencari asal suara Sintia meski ia sudah tahu.
"Ehh kalian di sini juga"tanya Viola setelah dekat dengan kedua nya.
"Iya kami sedang membahas masalah pekerjaan yang akan segera di lakukan"jelas Sintia agar Viola tak salah paham.
"Ooo,kalian lanjutkan saja aku pergi dulu karna aku juga ada urusan"ucap Sintia membuat kedua nya terdiam.
Viola bergegas berjalan menjauh dari kedua nya sambil menyedot minuman yang ada di tangan nya dengan santai seperti tak ada yang ia curigai ataupun hal lain yang ia rasakan hingga Viola keluar dari dalam cafe berjalan menuju mobil nya tepat di depan Gava dan Sintia duduk hanya terhalang jendela kaca saja.
Sebelum Viola masuk seseorang memanggil Viola dari arah lain yang tak jauh dari nya membuat Viola menoleh.
"Violaaaa"teriak orang tersebut berlari menghampiri Viola dan memeluk nya dengan erat membuat Viola terdiam karna ia seperti mengenal lelaki yang memeluk nya tersebut.
"Lioo"ucap Viola menatap pemuda tampan di depan nya.
"Aku kira kamu gak kenal ku lagi"ucap pemuda yang bernama Lio tersebut pada Viola setelah melepaskan pelukan nya.
"Jadi benar kau Lio"tanya Viola dengan mata berbinar senang seperti anak kecil yang mendapatkan permen.
"Hmm"dehem Lio terkekeh kecil melihat Viola yang tak berubah sama sekali.
"Akhir nya kau kembali"ucap Viola senang melompat ke pelukan Lio beruntung tubuh Viola kecil dan Lio tinggi tegap hingga Lio dapat menahan tubuh mereka hingga tak terjatuh.
"Astaga kau sama sekali tak berubah"ucap Lio terkekeh melihat kelakuan Viola.
"Apa kau tak malu di lihat banyak orang"ucap Lio sedikit berbisik karna banyak orang yang menatap mereka.
"Hehehe aku lupa"ucap Viola cengengesan tak jelas segera turun dari gendongan Lio.
"Ayo pergi dari sini aku masih merindukan mu"ucap Viola menarik tangan Lio masuk ke dalam mobil nya begitu juga dengan nya,hingga mobil milik Viola meninggalkan cafe tersebut ia bahkan melupakan tentang Gava dan Sintia yang berada di dalam dan pasti nya melihat apa yang ia lakukan saking senang nya.
Gava sendiri entah kenapa ia merasa kesal karna kelakukan Viola yang seenak nya saja berpelukan dengan lelaki lain,berbeda dengan Sintia yang heran tak tahu siapa lelaki tersebut karna Viola tak pernah bercerita tentang lelaki mana pun kecuali Gava.
"Mas siapa yang bersama dengan Viola tadi"tanya Sintia penasaran siapa tahu Gava kenal dengan lelaki tersebut.
"Aku tidak tahu"ucap Gava singkat.
"Besok saja kita lanjut membahas nya aku masih ada pekerjaan di kantor"ucap Gava berdiri dari duduk nya.
"Iya mas"ucap Sintia beranjak juga dari duduk nya.
Kedua nya pun keluar dari cafe tersebut setelah Gava membayar nya,Gava masuk ke dalam mobil nya dan melajukan nya kembali ke perusahaan sedangkan Sintia kembali ke butik untuk bekerja juga.
Beda hal nya dengan Viola dan Lio kini berada di rumah Viola karna ia tidak jadi ke kampus,kedua nya berada di taman belakang duduk di atas rumput yang di tata rapi tepat di bawah pohon mangga yang sedang berdaun lebat dengan makanan di depan mereka.
"Kapan kau kembali ke sini dan kenapa kau pergi dulu tak memberi tahu ku sama sekali aku lelah mencari mu dulu kau tahu"ucap Viola mengeluarkan kekesalan nya pada teman kecil nya tersebut.
"Kau ini masih saja tak berubah selalu manja"ejek Lio membuat Viola mengerucutkan bibir nya kesal.
"Ini bibir kenapa kek bebek gitu"ucap Lio gemas menatap Viola yang selalu cantik tak berubah sama sekali namun sayang walaupun Viola cantik ia menganggap Viola sebagai adik nya begitu juga Viola yang menganggap Lio sebagai saudara nya sendiri mengingat mereka berdua anak tunggal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!