NovelToon NovelToon

Menikahi Camelia

Satu

Happy reading... ❤

Davin Ardian Wijaya

* * *

"Maukah kamu menikah denganku.?"

Sontak pertanyaan itu membuat seseorang yang kini tengah bersama dengan dirinya sangat terkejut bukan main, ia tidak pernah mengira jika kekasihnya itu akan melamar dia secepat ini.

"Apa maksud kamu.?"

"Aku bilang, aku ingin menikah denganmu. "

Perempuan itu menatap wajahnya sangat dalam, ia melihat keseriusan dari diri laki-laki yang baru saja telah meminta dirinya untuk menikah dengannya.

"Aku ... Aku ... "

"Kenapa? "

"Maafkan aku Dav ... Kamu taukan aku ingin meniti karirku dulu, lagipula usia kita masih sangat muda. "

"Aku tau itu, asal kamu tau juga aku gak akan larang kamu nantinya. Asalkan kita menikah dan kamu jadi milik aku.. "

Perempuan itu kini menatap dengan wajah yang memelas, dirinya tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Sebenarnya ia sangat mencintai kekasihnya itu, dan dia juga ingin sekali bisa menikah dengan laki-laki yang kini tengah menatapnya dengan sangat inten.

Kalau saja bukan karena cita-cita dan impiannya sekarang, mungkin akan dengan senang hati juga perempuan ini menerima lamarannya. Tetapi apa boleh buat keinginan dia untuk menjadi model yang terkenal dan sukses sudah berhasil ia dapatkan. Ia tidak ingin semuanya merasa sia-sia begitu saja.

Meraih kesuksesan yang baru saja ia raih, tidak semudah kita membalikan telapak tangan. Perempuan ini merintis karirnya sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Karena cita-citanya menjadi seorang model adalah impiannya sejak kecil. Ia sering mengikuti lomba yang selalu di adakan di sekolahnya itu, dan hasilnya pun selalu memuaskan ia selalu mendapatkan juara pertama.

Memiliki wajah cantik, tubuh tinggi, langsing, serta kulit yang putih mulus itu sudah melekat pada dirinya sejak masih kecil. Bahkan kepintaran yang ia miliki-pun menjadi paket sempurna bagi dirinya. Sungguh kesempurnaan itu sangat langka di miliki oleh perempuan lain.

Perempuan itu semakin lebih terlihat sempurna ketika dirinya menyandang sebagai kekasih yang menjadi cassanova di sekolahnya.

Davin Ardian Wijaya adalah nama dari kekasihnya itu, memiliki wajah tampan dengan fostur tubuh yang tinggi dan kulit putih bersih serta otak yang pintar adalah milik dirinya. Dia juga memiliki kelebihan yang paling di gemari semua orang termasuk bagi para wanita adalah karena dia merupakan anak dari pengusaha no satu yang ada di Indonesia.

"Aku mencintaimu, aku hanya ingin kamu menjadi milikku..? "

"Sayang ... Aku mohon dengarkan aku, aku juga sangat mencintaimu. Aku juga ingin menikah denganmu, aku ingin kamu menjadi milikku. Tapi __ Aku tidak bisa jika harus menikah secepat ini, aku ingin mengejar impianku dulu, kamu taukan aku menginginkan ini sejak lama, bahkan kamu tau sendiri bagaimana perjuanganku selama ini. Aku harap kamu bisa mengerti, tunggu aku selama dua tahun. Setelah itu aku berjanji aku akan menikah denganmu.." Pinta gadis itu dengan wajah yang memelas serta mata yang sudah berkaca-kaca.

Davin menatapnya dalam, ia memandang wajah cantik itu dengan sangat inten. Ia tersenyum seraya mengelus lembut pipi kekasihnya itu.

"Baiklah jika itu yang kamu mau, aku tidak akan memaksamu. Aku akan mendukung apapun keputusan kamu. "

Ada sedikit rasa kecewa di hatinya Davin saat ini, tapi ia mencoba untuk menyembunyikannya. Ia tidak ingin jika sampai kekasihnya itu melihat kalau dirinya sedang menyimpan rasa sakit dan kecewa.

Ternyata kamu menolak untuk menikah denganku, padahal jika kamu mau menikah denganku, mungkin saja perjodohan itu tidak akan terjadi.

Davin menatap lurus ke depan dengan tatapan mata yang kosong, ia mengingat kembali dimana sang kakek meminta dirinya untuk menikah dengan perempuan pilihannya. Sebenarnya Davin sudah berusaha untuk menolak keinginan sang kakek, tetapi dengan syarat kalau Davin harus segera mengenalkan perempuan yang akan menjadi istrinya dalam waktu yang singkat.

Dan ternyata impian untuk menikah dengan pujaan hatinya itu harus ia kubur dalam-dalam. Karena sang kekasih menolak untuk menikah dengannya. Tetapi Davin akan terus berusaha untuk membujuk kakeknya itu agar memberikan waktu kepadanya. Ia ingin menunggu waktu selama dua tahun sesuai apa yang di katakan oleh kekasihnya itu.

Davin tidak habis pikir dengan keinginan sang kakek yang ingin agar dirinya segera menikah, padahal kalau di lihat Davin masih sangat muda. Usianya yang baru saja menginjak dua puluh satu tahun, dan ia juga belum menyelesaikan pendidikannya.

Sang kakek meminta Davin untuk segera menikah karena Davin merupakan pewaris kekayaan keluarganya. Sang kakek ingin Davin kelak mengurus dan meneruskan semua bisnisnya. Ia ingin melihat Davin mempunyai keluarga, karena dengan begitu Davin akan mempunyai rasa tanggung jawab.

Siapa wanita yang akan di jodohkan kakek denganku??

* * *

Hallo semuanya, ini aku bikin novel baru dengan judul dan cerita yang berbeda.

Semoga kalian suka ya??

Dan jangan lupa juga untuk tetap setia membaca novel aku yang masih Up ya.

"Ketika Harus Memilih"

Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote buat aku. Dan jadikan cerita keduaku ini sebagai cerita favorit nya kalian. Serta share juga ke teman kalian yang lain ya??

Aku mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan atau kata-katanya yang berantakan.

Oke kalau begitu di tunggu episode selanjutnya ya??

Salam saya untuk kalian semua...

Bye..... ❤

Dua

Balik lagi aku...

Happy reading ya.. ❤

Camelia Tantia

* * *

Bukkk...

Camelia terperanjat kaget saat dirinya dengan tidak sengaja menubruk dada bidang milik seseorang.

"Maaf ... " Ucapnya pelan seraya menundukkan wajahnya.

Orang itu tidak menjawabnya, ia hanya menatap acuh dan datar. Dengan tatapan mata yang tajam dan dingin.

"Aku tidak sengaja, sekali lagi aku minta maaf..! " Lagi-lagi Camelia bicara tapi kali ini dengan memberanikan dirinya menatap wajah laki-laki tersebut yang memiliki mata sangat indah.

"Mel ... Melia. " Teriak seseorang yang sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Kamu kenapa? kamu tidak pa-pa kan? "

Camelia menoleh ia menatap wajah laki-laki yang sekarang berada di hadapannya. Ia tersenyum dengan menampilkan deretan giginya yang putih.

"Aku gak pa-pa Kak. "

Rakha Abimanyu merupakan kakak kelas sekaligus kekasihnya Camelia saat ini. Mereka menjalin hubungan semenjak masih duduk di bangku SMA. Dan sekarang merekapun berada di universitas yang sama.

Rakha merupakan wakil ketua ospek, dia juga sangat mengenal Davin dengan baik. Karena mereka berdua teman satu angkatan dan juga satu kelas bersama Davin. Rakha selalu menjadi saingan terberat buat Davin, karena Rakha tak kalah tampan dan pintar dari Davin.

Mereka berdua selalu jadi incaran para mahasiswi,

Tetapi mereka berdua sama sekali tidak tertarik dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi para kekasihnya saat ini.

Rakha saat ini menatap Davin, Davin adalah orang yang tanpa sengaja di tabrak oleh kekasihnya itu.

"Vin ... Lo gak pa-pa kan? " Tanya Rakha

Davin meliriknya sekilas, "Hmm.. "

"Ya udah, gue minta maaf atas nama pacar gue. " Ucap Rakha kembali sebelum ia dan Camelia pergi meninggalkan tempat itu.

Camelia menatap Davin sekilas, ia tersenyum dan sedikit menundukkan wajahnya. Davin-pun membalas tatapannya dengan alis yang bertaut.

Camelia adalah salah satu mahasiswi yang baru masuk. Usianya saat ini baru menginjak delapan belas tahun. Camelia memiliki wajah cantik dan imut dengan rambut panjang yang indah, tubuh mungil dengan kulit putih mulus. Camelia juga merupakan salah satu murid yang pintar di sekolahnya. Camelia selalu bersikap baik dan ramah, maka tak heran jika dirinya mempunyai banyak teman.

Camelia adalah anak pertama dari dua bersaudara, ia memiliki seorang adik laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Camelia sangat dekat dengan keluarganya apalagi dengan adiknya itu. Camelia bahkan selalu masih bersikap manja pada kedua orangtuanya. Karena buat Camelia keluarga adalah hal yang utama dan segalanya.

"Oo ... Jadi anak baru itu ceweknya si Rakha.?" Ucap Candra salah satu temannya Davin.

"Cantik juga ya? wajahnya juga imut.. " Timpal Ryan.

Davin tidak mendengar ocehan mereka berdua, ia pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya itu. Sekilas Davin mengingat wajah perempuan yang tadi menabrak dirinya. Entah kenapa Davin tiba-tiba saja terbayang dengan senyuman gadis itu. Ia menggelengkan kepalanya pelan, dengan harapan ingatan gadis itu akan segera pergi.

Sekarang seluruh mahasiswa baru sudah berkumpul di lapangan. Mereka akan mengikuti kegiatan ospek seperti biasanya.

Camelia dan teman-temannya yang lain sudah ikut berdiri disana, dan ini adalah hari terakhir mereka mengikuti kegiatan ospek tersebut.

"Haii ... Sayang?" Sapa Rakha.

Camelia tersenyum, ketika orang itu datang menghampirinya. "Kak,"

"Kamu lagi apa disini? "

"Aku lagi nunggu temen aku kak. "

Rakha menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kepada gadisnya itu. "Nanti akan ada pertandingan basket, kamu ikut aku nonton ya?"

"Boleh." Jawab Cemelia cepat.

"Ya udah aku kesana dulu, nanti tunggu aku.? "

"Ya, kak. "

Rakha segera pergi meninggalkan Camelia yang sedang menunggu temannya untuk berganti pakaian di toilet kampus itu. Ia tidak sengaja bertemu dengan kekasihnya, dan kebetulan sekali mereka bertemu disana hingga Rakha dengan segera mengutarakan keinginannya untuk mengajak kekasihnya itu nonton pertandingan basket.

"Nay ... Kita nanti nonton dulu pertandingan basket ya? " Ajak Melia.

"Oke.. " Jawab Nayra singkat.

Nayra adalah sahabat dekatnya Camelia, mereka berteman dari semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Mereka selalu bersama dan kebetulan sekarang juga mereka satu kampus yang sama. Jadi kalau kemana-mana mereka selalu bersama.

Camelia tersenyum ke arah dimana kekasihnya itu sedang berjalan ke arah mereka berdua, Rakha membalas senyuman itu dan sekarang ia sudah berdiri tepat di hadapan sang pujaan hati.

"Ayo." Ajak Rakha pada mereka berdua.

"Mel ... Kayaknya aku jadi obat nyamuk deh.? " Bisik Nayra pada sahabat nya itu.

"Apaan sih, ya enggaklah kita cuma mau nonton basket ja kok.. "

"Aku balik duluan deh.? "

"Jangan dong ... Aku gak ada teman, lagian kak Rakha ikut main basket kok.. "

Nayra Akhirnya menganggukkan kepalanya, "Ya udah deh, kalau bukan karena kamu mana mau aku..!! "

"Nah gitu dong, kamu itu memang sahabatku yang paling baik.. " Ucap Melia senang seraya mencubit gemas kedua pipi sahabat nya itu.

"Sakit Mel.... kebiasaan ya kamu itu? " Pekik Nayra seraya mengelus lembut pipinya.

Camelia tersenyum lebar, ia selalu senang jika sudah menggoda sahabat nya itu. Tiba mereka di dalam gedung lapangan basket yang berada di kampusnya itu. Mereka masuk dan berjalan mencari bangku yang masih kosong. Mereka juga menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak Camelia dan Nayra datang bersama dengan salah satu sang idola kampus.

"Ayo duduk disini? " Ajak Rakha pada mereka berdua.

Camelia dan Nayra-pun langsung duduk di tempat yang Rakha tunjukan tadi.

"Ya udah, kalau gitu aku mau kesana dulu ya sekalian ganti baju. "

"Ya Kak.. " Jawab Camelia cepat.

Suara riuhpun terdengar jelas di dalam gedung itu, banyak sekali orang yang akan menyaksikan pertandingan basket antar sesama Fakultas itu. Banyak teriakan dan suara yel-yel yang mereka lakukan. Terutama dari para kaum perempuan yang menjadi penggemar dari para pemain basket itu.

"DAVIIINNN ..... " Teriak salah satu gadis yang duduk di sebelahnya Camelia. Ketika para pemain basket itu sudah memasuki area pertandingan yang akan segera di mulai.

"Rakha, Candra, Ryan....!! " Teriakan itu kembali menggema.

Camelia dan Nayra hanya saling melempar pandangan dan tersenyum tipis, mereka tidak habis pikir dengan para fans beratnya itu. Demi mendukung sang idola mereka rela mengeluarkan seluruh tenaga untuk berteriak histeris.

Dan suara itupun seketika berhenti ketika mereka melihat seseorang tengah berjalan dengan begitu anggunnya memasuki area pertandingan tersebut. Mereka menatap sempurna ketika perempuan itu duduk di salah satu kursi terdepan.

Yuanita Tanuraharja gadis cantik dengan keadaan sempurna yang sekarang menjadi pusat perhatian seluruh pasang mata yang berada disana.

* * *

Tinggalkan like, komen dan vote buat aku ya??

Salam saya untuk kalian semuanya... bye... ❤

Tiga

Happy reading... ❤

* * *

Davin Ardian Wijaya

Teriakan dari para penggemarnya itu, hanya membuat dirinya melihat sekilas dengan menorehkan sedikit senyuman di bibirnya itu. Dan tatapan matanya berhenti saat ia menangkap wajah cantik yang sedang duduk di antara barisan para penonton yang lain, dengan bibir yang tidak berhenti tersenyum manis kepadanya.

Davin-pun membalas senyuman pada kekasih hatinya itu. Davin melambaikan tangannya, dengan tujuan menyapa gadis cantik yang sedari tadi terus menatap dirinya dan tersenyum dengan begitu manisnya. Tetapi lain dengan para penggemarnya, mereka mengartikan bahwa Davin memberi salam hangat pada mereka semua. Hingga teriakan-pun kembali menggema di dalam gedung tersebut.

Davin hanya menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis. Dirinya tidak habis pikir dengan para perempuan itu, yang berteriak dengan begitu histerisnya. Di saat semuanya terdiam tiba-tiba saja ada sebuah teriakan yang begitu terdengar sangat nyaring sekali hingga sontak membuat semua orang yang berada disana melihat ke arah suara teriakan tersebut.

"DAVINNN.... AKU PADAMU..!!! "

Teriak gadis manis berparas ayu itu kini menjadi pusat perhatian para penonton sekaligus para pemain basket yang akan bertanding hari ini. Mereka semua menatap gadis itu, gadis yang duduk di sebelahnya Camelia, siapa lagi kalau bukan Nayra almira.

"Nay ... !! " Ucap Melia dengan menyikut lengannya.

Nayra menjadi pusat perhatian semua orang, ia mengatup kedua bibirnya seketika. Ia menjadi salah tingkah dan merasa malu sendiri. Nayra sangat risih dengan tatapan mereka semua, termasuk dengan orang yang berada di tengah lapangan itu. Laki-laki itu menatapnya dengan begitu dingin dengan alis yang bertaut.

"Nayra....!! " Ucap Rakha yang berada di samping Davin. "Ada-ada saja dia? " Imbuhnya kembali.

"Wah ... Gila lo Vin... Banyak cewek yang ngefans sama lo..!! " Sewot Candra.

Pertandingan antar fakultas-pun di mulai, mereka sangat antusias menyaksikan siapa yang akan berhasil memenangkan pertandingan itu. Dan teriakan-pun masih terdengar menggema saat pertandingan sedang berlanjut.

Dan akhirnya yang memenangkan pertandingan hari ini adalah dari tim-nya Davin, mereka semua bersorak ria terutama para mahasiswi yang menjadi penggemarnya Davin dan kawan-kawannya.

"Waahh ... Gila man kita yang menang..!!!" Ucap Ryan kala itu.

"Gue kira bakalan kalah tadi, soalnya lo semua lihat sendiri kan tadi saingan kita itu berat, mereka juga jago banget.." Saut Candra dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

Mereka semua masih berada di tengah lapangan basket itu, mereka masih asik ngobrol dan tertawa bersama membahas masalah pertandingan tadi, dan teriakan dari para fansnya mereka. Saat mereka masih asik bercanda tiba-tiba saja datang seseorang menghampiri mereka semua dengan membawa botol minuman di tangannya, mereka datang secara bersamaan.

"Hai sayang..." Sapa hangat dari Yuanita pada kekasihnya itu. Yuan langsung menyodorkan minumannya untuk Davin, dan ia langsung bergelayut manja di lengan kekarnya Davin.

"Jangan gini, aku keringetan nanti kamu kotor.!" Ucap Davin dengan menatap wajah kekasihnya itu.

Yuanita-pun tersenyum. "Gak papa, aku suka kok."

"Hai Kak.?" Suara lembut itu terdengar di telinga Rakha dengan bibir yang tidak berhenti tersenyum dengan sangat manisnya. Camelia datang bersama dengan Nayra sahabatnya itu, ia datang menghampiri Rakha dan membawakan botol minuman dingin untuknya.

"Ini untukmu."

Rakha tersenyum, dengan segera ia mengambil minuman yang di berikan oleh Camelia itu.

"Makasih ya...?"

Mereka berdua saling menatap dalam diam, mereka sangat mengagumi satu sama lain.

"Oh ... ya selamat ya untuk kalian semua?" Ucap Yuan memecah keheningan. Karena kini Yuan melihat ada yang aneh dengan tatapan mereka semua. Baik Davin dan yang lainnya mereka seperti sedang menatap gadis yang sekarang bersama dengan Rakha.

"Makasih ya Yuan... " Balas Candra dan yang lainnya.

Yuanita tersenyum lebar, dengan menampilkan deretan giginya yang rapih dan putih. Yuan selalu menjadi pusat perhatian semua orang yang melihatnya. Ia adalah gadis tercantik yang berada di kampus itu, Yuan selalu menjadi incaran semua laki-laki. Dan beruntunglah bagi seorang Davin yang bisa meluluhkan dan mendapatkan hati Yuanita.

"Kak, aku pulang duluan ya? " Kata Melia pada pada Rakha.

"Kita pulang bareng ya? Aku akan antar kamu pulang. "

"Gak usah kak, aku pulang bareng Nayra ja ya? "

"Kenapa."

"Soalnya aku mau kerumahnya Nay dulu, ada buku yang harus aku ambil. "

"Aku bisa mengantar kalian? tunggu disini ya aku ganti baju dulu. "

Cemelia-pun tidak bisa menolak keinginan kekasihnya itu. Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Gue cabut duluan ya bro.. " Ucap Rakha pada semua temannya itu.

Rakha, Camelia dan Nayra-pun pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Davin dan yang lainnya masih berada di tempat yang sama. Davin melihat kepergian mereka entah ada apa dengan Davin, ia seperti melihat seseorang yang sangat ia kenal pada diri Camelia.

* * *

Setibanya dirumah, Davin sudah di sambut oleh sang Kakek. Davin melihat sang kakek yang sedang duduk dengan tangan memegang sebuah koran yang sedang ia baca. Davin-pun segera menghampiri dan memberi salam pada kakeknya itu.

"Kek, " Sapa Davin seraya mengulurkan tangannya untuk mencium tangan sang kakek.

"Kamu baru pulang?"

"Iya."

"Gimana kuliah kamu Vin?"

"Baik-baik ja kok. "

"Bagus, sebentar lagi kamu akan lulus. Dan ingat kamu harus segera meneruskan perusahaan kakek dan papa mu itu."

Davin tersenyum tipis, sebenarnya ia selalu merasa kesal jika sang kakek sudah membahas masalah itu. Davin mempunyai cita-citanya sendiri, tapi permintaan sang kakek agar dia meneruskan semua usahanya membuat Davin harus mengubur dalam cita-citanya itu.

Davin menatap dalam wajah yang sudah banyak kerutan itu, dengan rambut yang sudah memutih semua. Biarpun usianya sudah tidak muda lagi, tapi sang kakek masih terlihat sehat dan bugar. Dan wajahnya-pun sangat mirip sekali dengan papa dan dirinya. Davin tidak pernah kekurangan kasih sayang, mereka sangat menyayanginya apalagi dengan kakeknya itu.

Maka dari itu Davin selalu menjadi anak yang penurut, ia tidak pernah bisa menolak jika kakeknya itu sudah meminta sesuatu kepada dirinya. Apapun akan Davin lakukan sebisa mungkin untuk melihat kakek dan kedua orang tuanya itu bahagia. Tapi tidak dengan permintaannya yang satu ini, sangat sulit bagi Davin untuk menerimanya.

"Bagaimana keputusanmu nak.? " Tanya sang kakek.

Davin terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Sementara ia mengingat kembali dengan keputusan yang sudah mereka sepakati bersama. Bahwa Davin akan bersedia menunggu kekasihnya selama dua tahun.

* * *

Berikan dukungan kalian untuk aku dengan meninggalkan like, komen dan votenya.

Jangan lupa simpan ke favorit ya??

Salam sayang dari saya... ❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!