NovelToon NovelToon

Reincarnation Of Record

Chapter 1 : Kesepakatan

Pada setiap tiga ratus tahun sekali terdapat Festival bernama Record Of Reincarnation yang diadakan oleh Tiga Dewa Tertinggi Yunani, Zeus, Poseidon dan Hades. Dalam Festival Record Of Reincarnation, manusia yang mati di hari itu akan bereinkarnasi ke dunia lain sebagai kebaikan para Dewa.

Namun tidak semua manusia dapat bereinkarnasi. Syarat utama untuk bereinkarnasi adalah dipilih oleh salah satu Dewa. Kemudian keduanya harus membuat perjanjian/kesepakatan yang saling menguntungkan.

Perjanjian hanya dapat dilakukan satu kali, artinya ketika telah membuat perjanjian dengan salah satu Dewa. Manusia tidak bisa membuat kesepakatan lainnya. Tetapi jika mereka tidak segera menerima perjanjian tersebut, manusia dapat menerima perjanjian dari dewa lain dan kemudian memilihnya.

Ben Secrous seorang manusia dengan julukan Wealth Eaters di pilih oleh seorang Dewa dari dunia bawah. Nama Dewa tersebut ialah Hades, sang Dewa Kematian dan Dewa Dunia Bawah.

Kuil Helmut atau sering di sebut Istana Kematian, merupakan tempat tinggal dari Dewa Hades. Di sanalah Ben bertemu dengannya dan membuat kesepakatan.

Ben Secrous sebelumnya telah bertemu dengan beberapa Dewa atau bahkan Mahluk Legenda, namun pertemuannya dengan Dewa Hades adalah suatu pengalaman yang mungkin tidak akan pernah ia lupakan.

Jika ditanya kenapa? Mungkin karena keberadaan Dewa yang menyandang gelar 'Kematian' begitu mendominasi manusia biasa seperti Ben. Membuatnya berkeringat dingin hanya dengan saling bertatapan.

“Ben Secrous aku tidak begitu menyukai basa-basi jadi akan ku jelaskan langsung perjanjiannya.”

Meskipun tubuhnya ketakutan setengah mati. Ben berusaha untuk setenang mungkin dan mengangguk. Tangannya bahkan bergetar ketakutan, bila saja ia tidak menekannya mungkin itu akan terlihat jelas.

Hermes dewa dari Olympus yang menemani Ben untuk menemui Hades, sangat terkejut akan tindakan Ben. Begitu juga dengan Hades, bila ditanya mengapa? Itu karena dia belum pernah bertemu manusia yang bahkan berani menatap Dewa Hades. Kalaupun ada, mereka akan memasang ekspresi ketakutan alih-alih tersenyum.

Hades seketika memandang Ben Secrous dengan perasaan senang.

“Ben Secrous aku akan memberi mu kesempatan untuk memilih Artefak berharga ku segera setelah membuat kesepakatan. Aku juga akan memberi mu dua skill yang terkait dengan alam kematian, tugasmu hanya membunuh sepuluh Dewa di dunia.”

Seketika senyum memudar dari wajahnya. Membunuh Dewa? Itu mungkin benar-benar hal paling gila yang pernah dia dengar, tetapi itu bukan berarti dia tidak berani. Ben mencoba memikirkannya terlebih dahulu.

Hades mengeluarkan tiga macam artefak, Kerberus Statue, Helmet Of Darkness dan Key Of Hades saat Ben Secrous masih memikirkannya.

[Nama Artefak : Kerberus Statue.

Grade : Legendary Mid-Tier.

Status : Sebuah salinan sempurna dari Artefak Kerberus Statue.

Efek : Ketika memberikan setetes darahmu pada patung, patung akan berubah menjadi Kerberos nyata yang akan mematuhi semua perintahmu dan menjadi mahluk summon dengan level 100.

Efek Terkait : Semakin tinggi level mu, darahmu akan memberikan kekuatan lebih untuk Kerberos]

Dalam Festival Record Of Reincarnation, para Dewa setuju untuk menggunakan elemen dunia nyata yang diketahui/dipahami oleh banyak manusia. Itu adalah sebuah sistem, sebab itulah Ben Secrous bisa melihat fungsi artefak yang diberikan Hades padanya.

Ben Secrous telah melihat layar sistem seperti ini beberapa kali sebelumnya namun ia masih saja terkejut.

[Nama Artefak : Helmet Of Darkness

Grade : Legendary High-Tier

Status : Sebuah salinan sempurna dari Artefak Helmet Of Darkness.

Efek : INT 10+ DEF 10+ STR 10+ MP regeneration 40%

Efek Terkait : Ketika kamu mencapai level tertentu, Helmet Of Darkness akan memberikanmu sebuah skill.

Catatan Khusus : Ketika digunakan Helm tidak dapat dilihat/dideteksi. Helmet tidak dapat dihancurkan]

‘Artefak sebelumnya luar biasa tetapi yang ini tidak kalah bagus, bahkan yang ini memiliki Catatan Khusus...’

[Nama Artefak : Key Of Hades

Grade : Legendary Low-Tier

Status : Sebuah salinan sempurna dari Artefak Key Of Hades

Efek : LUC 100+, Kamu dapat membuka 'The Treasure Room of Death' dan mengambil Harta yang berada di sana.

Efek Terkait : Ketika kamu mencapai level tertentu, Key Of Hades dapat memindahkan mu ke lokasi yang sudah kamu datangi tanpa terkecuali]

‘Artefak ini juga sangat bagus, tetapi jika aku benar-benar ingin membunuh dewa, aku tidak dapat mengambil yang ini.’

Sejujurnya sebagai manusia biasa, ini benar-benar di luar akal sehatnya. Ben tidak pernah membayangkan bahwa setelah kematiannya hal ini akan terjadi.

Ben Secrous menghela napas, kemampuan untuk bertahan hidup memang dibutuhkan tapi untuk menantang maut akan sangat sulit dilakukan, apalagi jika lawannya sesosok Dewa. Namun di sisi lain, Ben Secrous memang sangat tergoda dengan kesepakatan ini, kekuatan untuk menghadapi para Dewa mungkin benar-benar layak untuk sebuah kesepakatan maut.

“Aku baru saja menghubungi Dewa dan Mahluk Legenda yang kau temui sebelumnya. Mereka sepakat untuk tidak memilihmu, ini satu-satunya pilihan yang tersisa bagimu.” Hades menyeringai, dia tahu ada sedikit keraguan dari Ben Secrous sehingga dia segera menyudutkannya.

Ben menggertakan giginya, pandangannya terhadap Hades agak kesal. Namun ia mencoba tetap bersikap tenang. Setelah sejenak berpikir Ben Secrous akhirnya menyetujui kesepakatan itu.

Hades seketika tertawa terbahak-bahak, membuat seisi istana mendengarnya. Ben menatapnya risau namun segera setelah kesepakatan itu terbuat. Ia mendengar Hermes merapal kan suatu kata-kata, dalam beberapa detik kemudian Ben Secrous kehilangan kesadarannya.

**

Ben Secrous perlahan membuka matanya, mendapati dirinya kini terbaring di pelukan seorang wanita muda berambut pirang. Tidak jauh darinya, seorang pria berambut kecoklatan memandangi nya sambil tersenyum hangat.

“Sayang, menurutmu ada yang aneh bukan?" Tanya sang wanita kepada pria.

"Benar, seharusnya anak kita akan menangis segera setelah kelahirannya sayang." Balas pria itu.

Mereka sepasang suami istri yang menjadi orang tua Ben dalam tubuh ini. Tampak mereka seperti keheranan karena bayi kecilnya tidak menangis sama sekali. Itu adalah sesuatu yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

"Apa mungkin aku pukul saja pantat anak ini?" celetuk sang suami kepada istrinya.

Ben menatap ayahnya seolah tak percaya. Bagaimana bisa seorang ayah memikirkan memukul anaknya sendiri agar menangis? Ia menangis sejadi-jadinya karena menolak diperlakukan seperti itu.

Sang ibu mengambil sebuah kipas. Kemudian, ia memukul kepala suaminya dengan keras dengan wajah kesal. Ben yang awalnya menolak kini merasa sangat senang saat ibu memukul kepala ayahnya itu.

“Aku hanya bercanda sayang, kamu tidak boleh terlalu banyak bergerak itu akan membahayakan dirimu dan anak kita...” Pria itu mengelus kepala istrinya dengan lembut, terkekeh kecil tapi sedikit khawatir.

Karena istrinya baru saja melahirkan seorang anak, terlalu banyak bergerak hanya akan membuatnya kesakitan.

“Hmph...” Sang istri membuang muka. Kemudian menatap anaknya, membelai pelan kepala mungil nya.

Ben Secrous yang menangis diam-diam menatap wajah orang tuanya. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan tatapan hangat dari seorang manusia setelah sekian lama berurusan dengan manusia yang mencoba mengambil keuntungan darinya.

Ben Secrous menghela nafas, sulit mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata tapi intinya dia merasa sangat bahagia. Dalam hatinya, Ben Secrous membulatkan tekad untuk menjadikan keluarga ini sangat kaya di masa depan.

Chapter 2 : Perjalanan Ke Ibukota

Lima tahun telah berlalu sejak Ben bereinkarnasi dan hidup menjadi Violeta Gray. Sebagai seorang Bangsawan, dirinya tidak pernah kekurangan dalam hal apapun termasuk buku.

Selama empat tahun ini Gray terus membaca buku untuk menyelidiki dunianya. Marquis Violeta termasuk bagian dari Kerajaan Goryeo yang ada di Benua Bintang Barat. Selain Kerajaan Goryeo, terdapat Kerajaan Oxie, Kekaisaran Tarta dan Kekaisaran Tianyu di Benua ini.

Di dunia ini, Gray juga menemukan adanya Penyihir dan Ksatria. Jumlah penyihir memang tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan ksatria, namun rata-rata penyihir memiliki gaji dua kali lipat.

Dan seperti janji Dewa Kematian sebelumnya, Gray memperoleh dua skill, Death Aura (Active) yang memungkinkan dia untuk mengontrol aura kematian. Skill ini akan semakin kuat jika Gray membunuh banyak makhluk hidup.

Dan Skill lainnya adalah Life Slaves (Aktif), memungkinkan Gray mengikat makhluk hidup untuk menjadi budaknya selamanya. Budak tidak bisa menolak perintahnya apapun yang Gray inginkan.

“Skill ini sangat jahat, tidak heran ini berasal dari Dewa Dunia Bawah.”

Gray saat ini tengah berbaring di atas tempat tidurnya. Selama lima tahun ini, kehidupannya benar-benar sangat nyaman. Tidak ada kekacauan sedikit pun selama ini dalam hidupnya.

Tok.. Tok.. Tok.. Suara ketukan berulang terdengar.

“Masuk saja.” Gray bangkit dan merubah posisinya menjadi duduk menghadap pintu.

Seorang pria tua dengan pakaian pelayan memasuki ruangan. Pria itu menundukkan kepalanya dengan hormat sebelum mulai berbicara.

“Tuan muda, makan malam telah siap. Nyoya menunggu anda di ruang makan.”

“Oh baiklah, terima kasih paman Jeff.”

“Dengan senang hati tuan muda.” Pria tua itu menundukkan kembali kepalanya dengan hormat saat Gray melewatinya dan meninggalkan ruangan.

Tidak lama Gray sampai di ruang makan, di sana ia menemukan ayah dan ibunya. Namun terdapat satu sosok yang begitu mengejutkannya.

“Kak Cherry?!”

“Kenapa dengan matamu itu, seperti melihat hantu saja. Aku masih hidup tau.”

“B-bukan begitu maksud ku, kak Cherry kan seharusnya berada di Heaven Academy. Kenapa bisa di sini?”

Violeta Cherry adalah satu-satunya saudara perempuan Gray. Dia juga anak tertua dari keluarga Marquis Violeta, namun pada saat kelahiran Gray, Cherry mengalami penyakit yang menghalanginya untuk bertemu dengan Gray ketika dia baru saja lahir.

“Heaven Academy memberikan para Bangsawan waktu libur sementara karena akan ada pertemuan yang diselenggarakan Putra Mahkota nanti di ibukota.” Cherry menjelaskan dengan singkat, lalu meminum air dari cangkirnya dengan anggun. Gray duduk ketika Cherry menjelaskan.

“Ohhh begitu.” Gray mengambil pisau dan garpu kemudian mulai menyantap daging di piringnya.

Setelah menghabiskan makanannya, Gray berniat meninggalkan ruang makan namun ayah dan ibunya menghentikannya.

“Acara di ibu kota akan berlangsung lima hari lagi, Gray malam ini kamu tidurlah lebih awal. Kita akan berangkat ke ibukota besok pagi.”

“Benar, tidurlah lebih awal malam ini nak. Ayah dan ibu akan meminta pelayan untuk menyiapkan barang-barang mu malam ini."

“Baiklah, kalau begitu aku pamit ke kamar ayah, ibu dan kak Cherry.”

Gray meninggalkan ruang makan dan kembali ke kamarnya. Setelah mematikan lampu kamarnya Gray dengan cepat tertidur.

**

Pagi hari yang cerah di Kediaman Marquis Violeta, ketika Gray tengah bersiap-siap empat kereta kuda telah bersiap di depan kediaman. Jika diperhatikan terdapat sekitar dua puluh Ksatria dengan kudanya yang mungkin akan menemani dan mengawal keluarga Marquis sampai di ibukota.

Beberapa pelayan juga terlihat tengah memasukkan barang-barang keluarga Marquis ke dalam kereta kuda. Barulah ketika selesai mereka mulai memasukan barang-barang mereka, kemudian barang-barang Ksatria.

Ketika Gray telah selesai bersiap semua aktifitas pelayan dan Ksatria sudah selesai. Rombongan telah siap untuk melakukan perjalanan jauh.

Gray menjadi yang paling terakhir masuk ke dalam kereta kuda.

“Gray, kau lama sekali.” Ucap Cherry.

“Tidak ada pelayan yang membangunkan ku kak.” Gray memberi alibi.

Mendengar itu Cherry hanya diam seribu bahasa. Rombongan Marquis kemudian berangkat, ketika kereta berada di luar kediaman Marquis, Gray melihat ke luar jendela dan merasakan para rakyat jelata memandangi keretanya dengan rasa iri.

‘Mereka sangat iri dengan kehidupan bangsawan sepertinya, yah mereka tidak bisa disalahkan juga sih karena itu.’ Gray hanya menghela nafas, tidak memikirkannya lebih jauh.

Beberapa saat kemudian rombongan Marquis akhirnya melewati gerbang Kota Violet. Menandakan mereka sudah di luar wilayahnya.

“Tuan Nox, sebentar lagi kita akan memasuki wilayah Hutan tanpa nama.” Seorang prajurit berbicara dari luar.

“Gunakan Spirit Stone untuk Detection Tool segera agar perjalanan lebih aman.”

“Dimengerti Tuan.”

TL/N : Gambaran hutan nya.

Spirit Stone, Gray pernah membaca tentang batu tersebut. Kalau tidak salah Spirit Stone pada awalnya merupakan Batu Spirit yang hanya digunakan untuk mengetahui bakat seseorang di elemen-elemen tertentu.

Namun beberapa bulan yang lalu Gray pernah mendengar Kepala keluarga Marquis Violeta yaitu Nox, mengembangkan kemampuan Spirit Stone agar berfungsi sebagai energi untuk Detection Tool.

‘Mungkin karena ini Marquise Violeta akhir-akhir ini di sebut sebagai jajaran Bangsawan terkaya di wilayah Selatan.’ Pikir Gray.

“Gray, Cherry apakah kalian berdua mengetahui Detection tool?” Nox khawatir perjalanan akan membosankan untuk istri dan kedua anaknya, jadi dia memulai pembicaraan.

“Detection Tool adalah alat yang dibuat olehmu ayah.” Cherry menjawab cepat.

“Jawaban ku sama seperti kak Cherry ayah.”

“Kalau begitu apakah kalian tau kenapa Detection Tool ini di buat? Dan kenapa bisa sangat laku di pasar?” Nox tersenyum, mencoba menguji wawasan kedua anaknya.

“Ayah membuat Detection Tool karena benda seperti itu tidak ada sebelumnya, lalu kenapa benda itu bisa laku? Itu karena label keluarga Violeta tercantum pada Detection tool.” Cherry menjelaskan apa yang dirinya pikirkan.

“Bagus namun itu masih setengah, bagaimana dengan mu Gray?”

Gray menghela nafas melihat Cherry tersenyum percaya diri, dia merasa diremehkan oleh kakaknya. Gelar Wealth Eater/Pelahap Kekayaan yang dia miliki bukan sekedar pajangan. Sebelum ia bereinkarnasi Gray merupakan seorang pria yang menduduki peringkat satu kekayaan dunia.

“Ayah menciptakan Detection tool karena melihat peluang bisnis di dalamnya, alasan ayah menciptakan Alat Deteksi kemungkinan karena ayah memiliki target pasar pebisnis, ksatria dan bahkan penyihir. Kalau di tanya kenapa bisa laku? Itu karena skill deteksi kebanyakan hanya di miliki oleh seorang penyihir dan bahkan tidak semua penyihir memilikinya.”

“Menyewa Penyihir dengan skill Deteksi sangat mahal, Ayah melihat peluang itu lalu menciptakan Detection Tool untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Itu sebabnya Detection Tool sangat laku. Kalau ayah mau aku bisa menjelaskannya lebih jauh.”

“Tidak perlu, itu sudah sangat sempurna nak.”

Nox benar-benar sangat terkejut atas jawaban anaknya. ‘Gray benar-benar memiliki wawasan yang sangat luas, anak ini bahkan di umur 1 tahun sudah mulai membaca. Aku yakin darah pebisnis Violeta benar-benar mengalir di tubuhnya.’

Nox tersenyum hangat kemudian mengelus kepala anak laki-lakinya itu.

Chapter 3 : Memasuki Jalan Utama

Setelah berjam-jam melakukan perjalanan Rombongan Marquis Violeta akhirnya melewati Hutan Tanpa nama dan sampai di Jalan Utama. Mereka melanjutkan perjalanan hingga dua jam dan kemudian beristirahat di bawah pohon siang harinya.

Para Ksatria mulai membangunkan kamp untuk peristirahatan, sementara para pelayan mulai menyiapkan alat-alat masak dan piring.

Gray mencoba membantu para pelayan menyiapkan piring namun para pelayan menolaknya secara halus. Akhirnya Gray pun hanya duduk dan bersandar di bawah pohon, menikmati pemandangan di sekitarnya sambil menghirup udara segar.

Ibu dan Cherry menghampiri Gray dan ikut bersandar di bawah pohon bersamanya. Sementara Nox, ayahnya terlihat mengatur keamanan para Ksatria dan membagi tugas.

“Ibu kita akan beristirahat berapa lama?” Gray bertanya.

“Ehm mungkin sekitar satu jam nak, kuda-kuda kita setidaknya harus beristirahat selama itu agar mengembalikan tenaga mereka.” Jawab ibu Gray.

“Begitu...”

Ditengah pembicaraan Gray dan orang tuanya seorang pelayan muda mereka. Menawarkan minuman dingin dan beberapa cemilan.

A : Ilustrasi

“Oh terima kasih.” Gray mengambilnya dengan cepat, meminum dan memakannya.

“Pelan-pelan saja nak.” Ibu Gray mengambilnya bersamaan dengan Cherry, keduanya meminum dengan elegan berbanding terbalik dengan Gray.

Gray terkekeh kecil lalu meletakkan kembali gelas itu di atas nampan kayu yang dibawakan pelayan. Pelayan muda itu menikmati keharmonisan keluarga Marquis sambil tersenyum tipis.

“Ngomong-ngomong ibu berapa lama kemungkinan kita akan sampai di ibukota?” Gray kembali bertanya.

“Hmm mungkin satu setengah hari, seharusnya malam ini kita akan sampai di Kota Tearus yang lokasinya tidak terlalu jauh dari ibukota. Dan akan sampai di Ibukota sore hari besok.” Ibu Gray menjawab sambil menyentuh dagunya. Sebuah kebiasaan unik milik ibunya yang tak jarang dilihat oleh Gray.

Gray mendengarkan dengan seksama, namun matanya melihat ke arah pelayan muda tadi yang sudah pamit undur diri. Menurutnya pelayan tadi hanya dua tahun lebih tua dari Gray, itu membuatnya agak terkejut karena keluarganya memiliki pelayan sekecil itu.

“Baguslah, aku tidak begitu menyukai perjalanan lama ibu.” Ucap Gray tersenyum menatap ibunya.

Ketika Gray baru saja selesai berbicara, seorang pelayan muda yang menawarkan makanan ringan dan minuman tadi kembali.

“Tuan muda, Nona muda dan Nyonya, Tuan Nox menunggu kehadiran kalian di Tenda makan.” Pelayan muda itu menyampaikan informasi dengan menunduk hormat.

“Terima kasih telah memberitahu kami manis.” Cherry mengelus rambut pelayan muda itu kemudian pergi lebih dulu. Ibu dan Gray juga berterimakasih dan kemudian pergi.

**

Makanan disajikan seperti biasa, baik rasa maupun pelayanannya sama ketika di kediaman. Hanya ruangan/tendanya yang kurang nyaman. Setelah Gray selesai makan dia keluar dan berjalan menuju pohon tempat dia bersandar tadi.

Namun sesampainya di sana, Gray menemukan pelayan muda yang membawakan air tadi sedang tidur dengan nyenyak bersandar di bawah pohon.

Gray merasa tidak tega membangunkannya namun karena khawatir pelayan mudanya itu tertinggal ia mau tak mau mencoba membangunkannya. Dalam perjalanan ke pohon tadi, Gray menemukan para Ksatria sedang mengemasi tenda dan para pelayan sedang membersihkan peralatan memasak.

Karena itu ia menduga rombongan Marquis akan kembali melanjutkan perjalanan tidak lama lagi.

Gray mencubit pelan pipi pelayan mudanya, kemudian mengelus rambutnya. Akan tetapi, pelayan muda itu benar-benar tak kunjung bangun. Alhasil Gray meminta seorang Ksatria dan Pelayan untuk menggendongnya ke kereta kuda.

**

Perjalanan kembali dilanjutkan, Rombongan Marquis dengan cepat meninggalkan lokasi tempat peristirahatan sebelumnya.

Sepanjang perjalanan Gray menghabiskan waktunya untuk tidur. Waktu berlalu dengan singkat rombongan Marquis kemudian sampai di Kota Tearus pada malam harinya.

Protokol keamanan di Kota Tearus bisa dibilang sangat ketat, namun liontin pengenal Marquis Violeta membuat Rombongan Marquis dapat masuk bahkan tanpa di periksa.

Rombongan Marquis beristirahat di sebuah Villa yang dimiliki Marquis Violeta di Kota Tearus. Gray melanjutkan tidurnya di kamar Villa karena sepanjang perjalanan rasanya dia ingin muntah karena goyangan kereta yang di rasakan.

Pada pagi harinya keluarga Marquis makan bersama di ruang makan sebelum kembali berangkat.

**

Rombongan Marquis kembali melakukan perjalanan ke Ibukota, tapi perjalanan kali ini lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Kereta kuda juga hanya diberikan waktu istirahat setengah jam dibandingkan sebelumnya pada siang hari, namun sebagai gantinya kuda diberi makanan dengan kualitas terbaik untuk menjaga staminanya.

“Perjalanan kali ini dipercepat, memangnya ada apa?” Cherry bertanya.

“Tidak ada apa-apa, ayah hanya ingin mengecek sesuatu di ibukota.” Nox mengelus kepala putrinya, sambil tertawa kecil.

Kereta kuda keluarga Marquis awalnya berjalan lancar, semua orang di dalam kereta tidur karena tidak memiliki kegiatan lainnya. Tapi tiba-tiba saja kereta kuda yang membawa Gray dan keluarganya berhenti.

Hal itu membuat beberapa anggota keluarga di dalam kereta terjatuh ke lantai akibat goncangan yang tiba-tiba dan terbangun dari tidurnya.

“Ada apa ini? Kenapa kalian menghentikan kereta secara tiba-tiba?” Setelah kembali mengatur posisinya Nox menanyakan tentang apa yang terjadi di luar.

“Tuan Nox, sepertinya ada bandit yang mencoba menghentikan kita.” Jawab seseorang di luar kereta.

“Bandit? Berapa banyak?”

“Kalau dari yang saya perhatikan jumlah mereka mungkin lebih dari dua ratus orang Tuan.”

Nox menelan ludah, sebenarnya ia tidak takut dengan jumlah para bandit. Namun para Ksatria yang dirinya miliki saat ini hanyalah puluhan. Nox khawatir mungkin beberapa Ksatria nya akan mati di sini untuk melindungi keluarganya.

“Ayah?” Cherry menatap Nox ketakutan.

“Tidak apa-apa nak, ayah akan keluar sebentar dan kita akan kembali melanjutkan perjalanan.” Nox mengelus kepala putrinya.

“Apa kau akan keluar sayang?”

“Para Ksatria kita membutuhkan ku, aku akan menempatkan beberapa Ksatria untuk menjaga kalian semua.” Setelah berbicara seperti itu Nox mencium kening istrinya.

Kedua pasangan suami istri itu menempelkan kening mereka, kemudian berbicara.

“Berjanjilah ini akan segera berakhir.”

“Istriku kau tau aku ini adalah pria yang kuat jadi tolong percaya padaku.”

Nox melepaskan kening dari istrinya kemudian menatap putra bungsunya, Gray.

“Jagoan kecil aku percayakan padamu untuk melindungi ibu dan kakakmu, mengerti?”

“Aku mengerti ayah.” Jawab Gray singkat.

Nox mengelus kepala putra bungsunya kemudian keluar dari kereta kuda.

**

Pada dasarnya Keluarga Marquis Violeta memiliki sejarah sebagai bangsawan yang menjaga perbatasan Selatan sejak Kerajaan pertama kali didirikan. Tapi seiring waktu berjalan mereka sekarang lebih dikenal sebagai bangsawan kaya raya yang bergerak dalam bisnis pasar.

Namun mereka juga dikenal karena hubungan baiknya dengan keluarga Kerajaan dan pengaruhnya dalam mengatur atau bahkan menggerakkan arus harga pasar.

Keluarga Marquis Violeta juga sangat terkenal dengan berbagai barang buatannya yang sering memecahkan berbagai masalah. Salah satu produk mereka yang terkenal adalah Detection Tool, sebuah barang dengan fungsi pendeteksi area sekitar.

Namun karena mereka dikenal sebagai keluarga bisnis sejak perang besar puluhan tahun lalu berakhir. Orang-orang mulai melupakan kekuatan tempur Marquis Violeta dan meremehkan kekuatan tempurnya.

Padahal kekayaan mereka juga diikuti dengan prestasi-prestasi hebat. Nox, kepala keluarga Marquis Violeta misalnya. Selain menjadi pengusaha di usia muda, ia juga merupakan lulusan Heaven Academy yang mendapatkan gelar Immortal Ice Witch.

Setelah keluar dari kereta kuda, Nox berjalan lalu berdiri paling depan, menatap dengan berani ke arah ratusan bandit di depannya.

“Apa mau kalian?” Tanya Nox dengan dingin.

Beberapa bandit menatap Nox sambil tertawa. Kemudian salah satu bandit yang menjadi pemimpinnya maju ke depan dan menjawab perkataan Nox.

“Keinginan kami? Tinggalkan semua harta dan wanita kalian, maka aku akan memikirkan untuk membiarkan kalian lewat.” Pemimpin bandit itu menjawab dengan arogan.

“Kau terlalu arogan! Maka aku tidak akan ragu untuk melenyapkan kalian.” Nox menatap sekumpulan bandit itu dingin.

“Aku akan menganggap itu pernyataan perlawanan, semuanya serang!” Bandit itu berteriak memerintahkan.

Karena mereka dalam posisi tidak menguntungkan puluhan Ksatria keluarga Marquis Violeta segera memasang kuda-kuda bertahan.

Sementara itu Nox yang berada di garis depan mulai merapal mantra dari tangannya. Saat para bandit mendekat, sebuah gunung es seukuran ombak kecil menghantam mereka semua, menewaskan puluhan bandit dalam waktu singkat.

Para bandit seketika terdiam karena melihat sihir besar tersebut.

“Bukankah ada rumor bahwa kepala keluarga Marquis Violeta adalah seorang penyihir khusus?” Melihat puluhan dari mereka tewas dalam sekejap mata, membuat hatinya goyah.

“Iya aku juga pernah mendengarnya.”

Sratt... Sratt...

Pemimpin bandit itu tiba-tiba datang dan menebas kedua bandit yang sedang berbicara.

“Kenapa kalian semua diam? Terus serang! Aku yakin dia tidak bisa mengeluarkan sihirnya terus menerus!”

Melihat ratusan Bandit berlari ke arah mereka, beberapa Ksatria mulai panik dan gemetar. Namun mereka saling menguatkan satu sama lain agar tidak goyah dengan banyaknya musuh.

Nox mendengus beberapa kali karena sepertinya gertakannya masih belum cukup untuk menakuti para Bandit. Ia sebenarnya tidak ingin menggunakan Mana lebih dari ini karena luka lamanya, tapi sepertinya ia tidak bisa berkompromi.

Nox mengalirkan seluruh Mana miliknya yang berada di jantung ke kaki kanannya. Kemudian setelah itu dia melepaskan mantra.

“Ice Magic – Eternal Ice!” Nox menghentakkan kakinya, seketika tanah di bawah kakinya mulai berubah menjadi es.

Es kemudian menyebar 50 meter ke tanah di depan Nox, dalam sekejap saat menghantam ratusan Bandit yang sedang menyerang. Mereka semua berubah menjadi sekumpulan patung es utuh. Meskipun tidak semua Bandit terkena karena jarak, itu telah membunuh 8/10 dari total mereka.

“Eukkk.”

Tentu saja karena itu para bandit yang tersisa lari ketakutan. Mereka saat ini hanya bersyukur karena tidak berada di garis depan, jika tidak, mereka mungkin akan ikut mati beku oleh sihir Nox.

“Kita berhasil...” Nox tersenyum melihat semua Ksatria di belakangnya, tetapi tidak lama kemudian ia kehilangan kesadarannya.

Melihat hal tersebut, para Ksatria segera membawa Nox untuk mendapatkan pengobatan pertama dan memberinya waktu istirahat.

Perjalanan kemudian dilanjutkan setelah para Ksatria membersihkan patung es yang menghalangi jalan.

**

Setelah satu jam perjalanan rombongan Marquis Violeta akhirnya tiba di Ibukota. Berbeda dengan kota-kota sebelumnya, suasana di ibu kota sangat ramai dan padat. Marquis Violeta bukan satu-satunya bangsawan yang tiba hari ini, pada saat yang sama bangsawan lain yaitu Duke Harsela tiba di ibu kota.

Kedua keluarga Bangsawan bertemu dan saling bertukar sapa, meskipun secara gelar Marquis Violeta di bawah Duke Harsela. Namun kekuatan tempur keduanya tidak begitu jauh, membuat Duke Harsela pun tidak begitu berani meremehkan apalagi menyinggung Marquis Violeta sembarangan.

Kedua keluarga kemudian memutuskan untuk makan bersama di sebuah Restoran ibu kota. Karena hal itu, rombongan keduanya bergabung sehingga membuat orang-orang terpaksa menyingkir dari jalan. Tidak sedikit juga orang yang menatap rombongan gabungan antara dua bangsawan itu.

Tidak sedikit juga yang beranggapan aneh tentang Duke Harsela dan Marquis Violeta yang memiliki suatu hubungan khusus terkait pertunangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!