Ceklek!!!
Mata Yoona terbelalak ketika melihat suaminya bersama dengan wanita lain di dalam kamarnya tanpa sehelai benangpun dengan posisi si wanita sedang memainkan aksinya di atas tubuh Dimas.
"Dasar kau wanita j*lang! berani sekali kalian berbuat zinah di rumahku!!" Dimas terperanjat kaget ketika melihat Yoona mendapati dirinya sedang berduaan dengan wanita lain tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya.
"Yoona, ka-kamu sudah pulang?" tanya Dimas gugup, dengan cepat Dimas menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan wanita selingkuhannya itu. Ia tak menyangka Yoona akan pulang malam ini.
"Iya!! kenapa kamu kaget, karena aku nggak jadi menginap di rumah papa malam ini!! kamu senang kalau aku nggak pulang, supaya kamu bisa bercinta dengan wanita j*lang ini, IYA KAN!!!" Yoona melangkahkan kakinya mendekati Dimas dan wanita selingkuhannya itu yang masih duduk di atas ranjang berbalut selimut.
"Ehmm..Bu-bukan begitu Yoon, A-ku..."
Plaaakkk!!
"Diam kamu, mas!! aku nggak butuh penjelasan dari kamu lagi!!" aku sudah lihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang sudah kamu dan wanita j*alangmu itu lakukan. "Aku minta kalian pergi dari rumahku, sekarang juga!!!"
"Tunggu Yoona, tolong maafkan aku, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi, aku janji aku akan berubah!" ucap Dimas memohon dengan menyatukan kedua telapak tangannya
"Aku nggak sudi maafin kamu, mas! bagiku sekali suamiku berkhianat akan selamanya menjadi pengkhianat! Besok aku akan ke pengadilan untuk menggugat cerai kamu." Jadi, sekarang aku minta kamu dan wanita j*lang mu ini pergi sekarang juga dari rumahku!!
"Ha..ha...ha...Yoona..Yoona, kamu tuh terlalu bodoh, yang harusnya pergi dari rumah ini bukan aku, tapi kamu! karena rumah ini sudah aku ganti nama, menjadi atas namaku," ucap Dimas tersenyum licik, ia mengambil pakaiannya dan wanita selingkuhannya itu yang berserakan di lantai dan segera mereka memakainya.
"Akhh...benarkah?" ucap Yoona santai
"Yah...apa kamu tidak percaya? baik akan aku buktikan padamu! aku pastikan kamu jadi gelandangan di luar sana! karena seluruh hartamu sudah aku ambil alih!" Dimas segera turun dari ranjang dan berjalan menuju lemari brankas. Ia mulai menekan kode brankas setelah berhasil, ia segera membuka lari brankas itu. Namun, matanya membulat ketika melihat isi brankas itu kosong. Ia beranjak menuju lemari pakaian dan membuka laci tak di temukan apapun juga di sana. Dimas mulai panik, ia menyugar rambutnya, "Aarrggghh!!! kok bisa nggak ada semuanya!!" teriak Dimas kesal.
Yoona tersenyum menyeringai ke arah Dimas, "Apa yang ingin kau buktikan, mas?"
"Ehmm...Apakah kau sedang mencari ini?" Yoona mengambil sebuah map berisi sertifikat Rumah, perhiasan dan juga uang
"Ke-kenapa semua itu ada padamu?"
"Ha...ha...ha...kenapa kamu tanyakan hal bodoh itu? semua ini adalah milikku, sudah pasti ada padaku lah!" Jawab Yoona santai
"Ta-tapi itu..."
"Sudah kamu rampok dari ku, begitu maksudmu mas?" potong Yoona. Dimas terdiam, ia seperti sedang memikirkan sesuatu..
"Bagaimana ia bisa mengambil semuanya itu? bahkan kode brankas nya saja sudah aku ubah, sejak aku mengubah nama yang ada di sertifikat Rumah itu menjadi atas nama ku," batin Dimas
"Kenapa kamu bingung ya mas, kok aku bisa mengambilnya dari brankas itu, padahal kode brankas nya sudah kamu ubah!" Dimas terdiam menahan kesal
"Loh kok dia tau apa yang ada di pikiranku ya? apa dia itu cenanyang?" batin Dimas
"Kamu kira aku bodoh, nggak tau apa-apa gitu!!!" aku tau semua rencana busukmu dengan wanita j*lang ini. Kamu dan mantan pacarmu ini yang sudah berencana mengambil semua hartaku lalu kalian berdua menikah, bukan begitu Pak Dimas Anggara?Yoona menghampiri Dimas, mengitari tubuh Dimas dan berdiri di hadapannya dengan senyum seringai.
"Kenapa kau diam saja bapak Dimas Anggara?! Mana gaya sok mu tadi, yang mengatakan akan mengusir ku dari rumahku sendiri dan membuatku jadi gembel di jalanan! Bentak Yoona yang mulai kehilangan kesabaran
"Da-dari mana kamu tau semuanya itu?" tanya Dimas gugup
"Aku tau dari mana itu bukan urusanmu!! yang aku ingin tanyakan benar bukan semua yang ku katakan padamu barusan!!"
"Ya, itu semua benar!!" kami memang sudah merencanakan dari awal untuk mengambil semua hartamu, bahkan kami lah yang sudah membuat papa mu mengalami kecelakaan, menyabotase mobilnya dengan membuat remnya blong, agar ia mati!! supaya Mas Dimas bisa menguasai perusahaan papa mu juga! Namun sayang, ia masih selamat!"
Plak...plak...plakk
tamparan keras mendarat di pipi mulus Putri, hingga membuatnya seketika terdiam, sambil memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan yang di terimanya.
"Diam kau j*lang!!" Kau...
"Cukup Yoona!! jangan coba-coba menyentuhnya lagi! aku dan Putri memang sudah merencanakan semuanya itu! Sejak pertama kali kamu datang ke kantor, aku sengaja mendekatimu karena aku tau kamu anak pak Handoko, pemilik perusahaan tempat aku bekerja. Putri adalah tunanganku, aku pura-pura putus dengan nya agar lebih mudah menjalankan rencanaku untuk mendekatimu dan menikahi mu, itu semua kulakukan agar aku bisa meraup semua hartamu dan perusahaan papa mertuaku yang bodoh itu. Dimas menghampiri Putri dan memeluknya, membuat Putri tersenyum mengejek pada Yoona
"Ciiihh!!!" Yoona menatap sinis kedua pasangan selingkuh itu
"Kalian berdua memang cocok sama-sama busuk!" Tadinya, aku berniat baik memintamu pergi baik-baik dari rumahku. Tapi, sepertinya aku berubah pikiran, aku akan mengirimkan kalian ke penjara karena telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap papaku!" ucap Yoona tegas
"Ha-ha-ha kamu mau mengirim kami ke penjara? mana mungkin bisa mengirim kami ke penjara tanpa bukti! polisi itu tidak bodoh, mereka tak akan menangkap sembarangan tanpa ada bukti apa pun!" ejek Dimas
Yoona hanya tersenyum melihat pasangan selingkuh itu mengejeknya, ia melipat kedua tangannya di dada
"Kalian tertawalah sepuasnya, aku pastikan kalian tidak akan bisa tertawa lagi setelah dari sini!" ucap Yoona santai namun penuh penekanan
"Putri Ayu Ningsih bekerja sebagai Office Girl di PT. Mac Jaya, perusahaan milik papaku. Jabatanmu naik pesat menjadi sekertaris suamiku ketika Bapak Dimas Anggara menikahiku dan ia mendapat jabatan sebagai Manajer perusahaan." Kamu kira aku tidak tau semua yang kalian lakukan di kantor? aku sudah mengatakan pada kalian dari awal bahwa aku sudah tau semuanya.
"Ha...ha...ha..." ngomong apa istri bodohmu itu mas?" ejak Putri
"Entah lah sayang, mungkin dia sudah mulai gila karena perusahaan milik papa nya hampir bangkrut dan ia juga sudah mengetahui hubungan kita, tapi dia nggak punya bukti apapun untuk penjarakan kita, karena buktinya sudah aku buang!" Ha...ha...ha..
"Iih..kamu memang pintar banget sih mas, aku makin sayang sama kamu, muaacchh" puji Putri
Yoona tersenyum melihat dua pasang penghianat itu
"Sudah mesra-mesranya?" Kalian bilang aku bodohkan, karena nggak punya bukti? Ok, sekarang giliran aku ya, yang tertawa setelah ini." ucap Yoona tersenyum menyeringai. Aku tidak sebodoh itu
Putri dan Dimas beradu pandang, mencoba mencerna perkataan Yoona, "Apa maksudnya?" bisik Putri pelan, Dimas hanya menaikkan kedua bahunya
"Nggak usah kalian bingung!" coba kalian lihat ke arah Tv yang ada di atas sana, katakan "Cherrs!"
"A-apa!" Dimas dan Putri melihat ke arah Tv yang di tunjuk oleh Yoona. Mata mereka membulat ketika melihat ada sebuah kamera cctv yang sedang memantau mereka disitu.
"Loh mas, I-itu bukannya cctv ya?" tanya Putri yang baru saja menyadari jika ada kamera cctv di rak pajangan dekat atas Tv.
"Iya, kamu benar sayang!"
"Itu berarti..." Putri tak meneruskan perkataan nya, ia menoleh ke arah Yoona "Kau!!"
"Binggo!! ha...ha...ha..."
Yoona tertawa puas. Wajah Putri seketika memerah bak tomat matang, terlihat kedua tangannya mengepal.
"Sial...siall..siaall! ternyata aku salah, Yoona tidak sebodoh dan sepolos yang aku kira! tamat sudah riwayat ku, Aaarrgghh!!" batin Dimas kesal
"Wah, kenapa tiba-tiba sepi ya nih kamar? kemana ya suara tawa s*tan l*knat tadi?" Yoona balas mengejek Dimas dan Putri, kini gantian mereka yang diam tak bisa lagi tertawa. Dimas dan putri memandang Yoona dengan tatapan penuh kebencian.
"Ternyata kau sudah merencanakan semua ini, untuk menjebak kami!" ucap Dimas yang akhirnya buka suara
"Ehmm...Yup, betul sekali!"
"Aku kira kau wanita yang bodoh dan mudah di bohongi, ternyata aku salah! kau tidak bisa dianggap remeh!" ucap Dimas merutuki kebodohannya. Niat hati ingin membodohi Yoona, justru dirinya lah yang kini terlihat bodoh saat ini.
"Ha...ha...ha...kamu suami yang nggak tau diri! aku kira kau tulus mencintaiku, tapi aku salah besar!! kau hanya menginginkan hartaku saja! sekarang aku akan mengembalikanmu seperti semula, jadi gembel!" ucap Yoona pelan namun penuh penekanan.
"Kamu..."
"Ssttt..., diamlah!! sudah cukup drama nya, aku capek dan mau tidur!" Yoona mengambil ponselnya dari dalam saku celana, ia langsung menghubungi seseorang. Tak lama setelah mematikan ponselnya, terdengar pintu kamar di ketuk
"Tok...tok..Tokk.."
"Silahkan masuk pak!" ucap Yoona.
Dimas dan Putri saling pandang, lalu melihat ke arah pintu secara bersamaan, mereka penasaran siapa yang datang. Mata keduanya membulat, ketika melihat pengawal Yoona datang bersama polisi.
"Selamat malam ibu Yoona, kami dari pihak kepolisian telah mendapat laporan bahwa ibu Yoona telah menangkap pelaku percobaan pembunuhan atas nama pak Handoko selaku ayah kandung ibu Yoona, apakah benar ibu?"
"Benar sekali, pak! mereka inilah pelaku nya dan saya juga punya bukti bahwa mereka telah mengakui perbuatannya itu. Jadi, silahkan tangkap saja mereka pak!" jawab Yoona
"Baiklah Bu Yoona, terimakasih karena telah membantu pihak kepolisian untuk mengungkap para pelakunya," jawab pak polisi yang bernama Anton.
Polisi menghampiri Dimas dan putri, tangan keduanya langsung di borgol. Tanpa menunggu waktu lama, polisi yang bernama Anton itu membawa keduanya keluar dari kamar.
"Awas kau Yoona, kau akan menyesal nanti!!" ancam Dimas ketika hendak melewati Yoona
"Huhh..sudah di tangkap aja masih berani ngancam aku! Kamu nikmati saja hotel prodeo mu itu, dasar suami tak tau diri!! jawab Yoona dengan lantang.
Setelah polisi menangkap Dimas dan putri, membawa mereka pergi menikmati hotel prodeo. Yoona masih termangu memandangi kamarnya. Tanpa terasa butiran bening itu lolos dari pelupuk matanya yang indah. Penghianatan yang dilakukan Dimas sungguh menyakiti hatinya. Ia yang begitu tulus mencintai Dimas, tak menyangka jika suaminya itu tega berbuat jahat padanya dan juga orangtuanya.
____________________
Flashback On
Yoona Florence Ivanka putri tunggal dari bapak Handoko Atmajaya pemilik perusahaan terbesar di kota nya. Yoona memiliki paras yang cantik, hidung mancung, kulit putih, dan bola mata yang berwarna coklat membuatnya semakin terlihat seperti wanita sempurna.
Banyak pria tergila-gila padanya, namun tak ada satupun diantara mereka mampu menaklukkan hati Yoona. Hingga suatu hari ia, bertemu dengan Dimas yang bekerja di kantor perusahaan milik orangtuanya.
Pertama kali bertemu, wajah Dimas mampu menghipnotis Yoona, membuat wanita bermata coklat itu terpesona akan ketampanan dan sikap lembutnya Dimas. Ia pun menerima lamaran Dimas, tanpa tau niat buruk yang sudah di rencanakannya.
Sikap lugu dan polosnya Yoona, di manfaatkan oleh Dimas untuk menjalankan aksinya bersama Putri, menguasai seluruh harta milik Yoona termasuk perusahaan papa mertuanya. Namun, tanpa sengaja rencana mereka di dengar dan langsung direkam oleh Rere sahabat Yoona yang bekerja di perusahaan milik orangtuanya Yoona.
Setelah mendapatkan banyak bukti perselingkuhan Dimas dan Putri, Rere pun mendatangi Yoona di kediamannya. Namun, bukti yang sudah di perlihatkan Rere tak mudah membuat Yoona langsung percaya begitu saja. Rere dan Yoona sepakat untuk membuntuti Dimas sesuai dengan usulan Rere, agar Yoona dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri.
Bak di sambar petir, ternyata apa yang di katakan Rere semuanya benar. Dengan mata kepalanya sendiri, Yoona melihat perselingkuhan yang dilakukan Dimas dan Putri.
"Apa yang harus aku lakukan, Re?" tanya Yoona yang terisak di pelukan Rere
"Kamu harus rebut kembali apa yang sudah mereka rampok darimu, Yun! buat mereka jera, jebloskan mereka ke penjara!" jawab Rere tegas
"Tapi...gimana caranya?"
"Akkhh...gimana sih kamu Yoon, untuk urusan mata pelajaran kamu juaranya. Tapi, kenapa urusan begini kamu bodohnya bukan main!" ejek Rere
"Sialan kamu, Re! cepat kasih tau aku, gimana caranya?"
Melihat Yoona yang sudah tidak sabaran, Rere pun memberikan sebuah rencana untuk menjebak Dimas dan Putri. Yoona manggut-manggut mendengar ucapan Rere.
"Gimana dah ngerti kan?" tanya Rere
"Iya, aku ngerti kok! kapan kita mulai rencananya?"
"Besok, semakin cepat lebih baik. Jangan sampai kamu terlambat, bisa-bisa kamu akan kehilangan semua, Yoon!"
Keesokan harinya..
Rere dan Yoona pergi membeli beberapa perlengkapan cctv untuk di pasang di rumah dan di kantor. Handoko mendukung rencana Yoona dan Rere saat tau perbuatan Dimas dan Putri. Tanpa sepengetahuan Dimas, beberapa cctv pun sudah terpasang di rumah dan juga di kantor.
"Aaakkhhh...akhirnya selesai juga, semuanya telah terpasang, Yoon! kamu tinggal pantau aja ya," ucap Rere di ponsel, ketika cctv di kantor sudah terpasang semuanya
"Ok Re, makasih ya" jawab Luna
"Kalau di sana, gimana?" tanya Rere
"Di rumah juga sudah, Re"
"Ok, kalau sudah dapat bukti lainnya, kita jalankan rencana selanjutnya," ucap Rere
"Iya Re. Makasih banyak ya, kamu sudah banyak membantuku, Re" ucap Yoona
"Sama-sama Yoon, aku hanya membantu sebisa ku, karena kamu sahabatku. Aku juga nggak mau perusahaan pak Handoko bangkrut karena ulah manusia tak tahu diri itu. Kasihan karyawan lainnya, jika harus di PHK. Mereka sudah mengabdi pada perusahaan pak Handoko cukup lama, Yoon. Maka dari itu, kita harus gerak cepat sebelum mereka mengambil semuanya," ucap Rere antusias
"Baiklah Re, semoga kita bisa cepat mendapatkan bukti lebih banyak lagi dan mengambil kembali apa yang sudah mereka rampok. Aku pastikan mereka akan kembali menjadi gembel!" ucap Yoona tegas
Sudah hampir seminggu Yoona memantau Dimas dan Putri melalui cctv, sudah banyak bukti yang di dapatnya.
"Ya ampun, ini sih benar-benar gila banget si Dimas, sudah ngambil uang perusahaan, sekarang dia ambil sertifikat rumah, perhiasan, uang juga! dasar nggak tau diri, di kasih hati minta ampela!" decak Rere ketika melihat rekaman cctv yang di perlihatkan Yoona.
"Iya kamu benar, Re!"
"Ya, sudah kalau begitu, kita jalankan rencana selanjutnya. Malam ini kamu ambil sertifikat rumah, perhiasan dan uang juga yang ada di brankas. Besok pagi kita pergi ke kantor notaris untuk mengubah kembali nama di sertifikat rumah mu. Aku bingung, bagaimana bisa mereka merubah nama yang ada di sertifikat itu. "Apakah kamu pernah menandatangani perjanjian atau kertas kosong?" tanya Rere
Yoona terdiam, mencoba mengingat-ingat apakah ia pernah menandatangani surat perjanjian atau kertas kosong seperti yang barusan di katakan Rere.
"Ehhm...aku nggak pernah menandatangani surat apapun kok, Re!"
"Wah berarti ini namanya pemalsuan tanda tangan juga, Parah banget tuh Dimas! Ot*k nya sudah gesrek kayanya!" ucap Rere geram
"Iya, niat banget dia ngerampoknya!" sambung Yoona yang semakin kesal dengan Dimas
"Ya sudah kalau begitu, kita kasih pelajaran saja buat mereka semua yang terlibat, supaya mereka tau apa akibatnya jika berurusan denganmu, Yoon!"
Pada malam hari, Yoona menjalankan rencananya, ketika mendapat kabar dari Dimas bahwa ia tidak pulang dengan alasan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi terpaksa lembur.
"Dasar laki-laki br*ngsek!, kamu pikir aku ini bodoh, nggak tau kamu ada dimana sekarang!"
"Gimana mas, bisa kan buka?" tanya Yoona pada seorang ahli buka brankas
"Ehmm..tenang aja Bu Yoona, ini sangat mudah sekali Bu,"
"Baiklah kalau begitu, tolong segera di selesaikan dengan cepat dan serapih mungkin, jangan sampai ada kerusakan ya mas!" pinta Yoona
"Siap bu,"
Sudah sepuluh menit berlalu, Yoona berdiri memperhatikan sang juru kunci brankas dengan harap-harap cemas sambil memegang jari jemari tangannya secara bergantian
"ceklek, akkkhh akhirnya, sudah terbuka Bu Yoona!"
Senyum Yoona mengembang, ketika melihat pintu brankas itu terbuka. Yoona, segera mengambil kembali sertifikat rumah, perhiasan dan uang dari dalam brankas.
"Aku yakin, kamu pasti akan terkejut nanti, saat tau aku sudah mengambil kembali harta milikku! kamu menganggap aku bodoh, tapi kita akan liat siapa yang terlihat bodoh!!" geram Yoona.
***
"Cepat katakan, berapa kau di bayar Dimas? Jika, kau tidak mau bekerjasama dengan ku, aku akan pastikan kau akan ikut bersama Dimas hidup di hotel prodeo!!"
"Maaf bu Yoona, aku nggak ngerti dengan yang ibu bicarakan!" ucap Notaris yang bernama Yudhi Wijaya berbohong.
"Benarkah? Ehmm...baiklah, mungkin Bapa Yudhi Wijaya yang terhormat ini lebih memilih tinggal di hotel prodeo ketimbang di rumah mewahnya yang nyaman," ucap Yoona santai namun penuh penekanan.
Yoona mengambil ponsel dari tasnya, ia mulai mengutak-atik ponselnya dan tak lama ia memperlihatkan pada notaris tersebut
"Coba perhatikan baik-baik bukti video rekaman ini, Anda pasti kenal siapa yang ada di video ini!" ucap Yoona tersenyum smirk
Notaris tersebut mendekatkan diri untuk melihat lebih jelas video apa yang di perlihatkan Yoona padanya. Yudhi memicingkan matanya, tiba-tiba matanya membulat, ia melihat ke arah Yoona yang tersenyum smirk
"Anda mengancam saya?" ucap Notaris itu sedikit meninggikan suaranya
"Ya, bisa di bilang seperti itu! kenapa, anda tidak suka? Anda sudah bekerja sama dengan suami saya untuk merampok semua harta saya! berapa banyak anda di bayar, heum?
Notaris itu terdiam membisu, seperti sedang berpikir sesuatu.
"Bagaimana ini, jika aku menerima tawaran Bu Yoona, Dimas akan memerintahkan anak buahnya untuk membunuhku dan keluargaku. Tapi..."
"Anda nggak usah khawatir, Dimas nggak akan bisa mencelakai anda dan keluarga anda!" ucap Yoona membuyarkan lamunan notaris tersebut, seolah tau apa yang di khawatirkan nya.
"Dari mana..." belum selesai notaris itu bicara, Yoona sudah potong ucapan si notaris itu lagi
"Nggak usah bingung dari mana saya tau, disini saya yang punya uang dan punya kuasa. Saya bisa mengubah musuh menjadi sekutu," ucap Yoona tegas
Hampir sejam Yoona, Rere dan Notaris itu melakukan perbincangan dan negosiasi yang cukup alot, akhirnya notaris itu pun bersedia untuk bekerjasama dengan Yoona, begitupun orang-orang yang tadinya berpihak pada Dimas dan Putri, kini sudah berpihak pada Yoona. Ternyata uang mampu mengubah segalanya, termasuk hati seseorang.
Semua bukti dan saksi sudah berada dalam genggamannya, hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menjebak Dimas dan Putri untuk masuk ke dalam perangkap yang sudah di rencanakan oleh Yoona dan Rere.
"Kita tinggal atur strategi nih Yoon, supaya dua curut itu tidak bisa mengelak dan kabur dari perangkap yang kita buat!" ucap Rere geram
_______________
Flashback Off
"Selamat pagi Bu Yoona, kami senang akhirnya ibu mau menjadi pemimpin perusahaan ini," ucap seluruh karyawan menyambut kedatangan Yoona
"Pagi juga, terimakasih buat sambutan kalian semua"
"Wah, akhirnya kamu datang juga Yoon, selamat datang ibu CEO," ucap Rere menggoda sahabat sekaligus kini telah menjadi assisten pribadinya
"Iihh apaan sih kamu, godain aku terus deh" ucap Yoona cemberut
"Aku senang kalau kamu nggak larut dalam kesedihan memikirkan masalah suamimu yang nggak tau diri itu,"
"Tapi Re, aku..." belum selesai ngomong, Rere sudah potong ucapan Yoona
"Nggak ada tapi-tapian, tindakan kamu sudah benar Yoon. Orang seperti Dimas dan Putri itu harus di kasih hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Kamu nggak boleh lemah Yoon!!" ucap Rere mengingatkan
"Benarkah, apakah ini nggak terlalu kejam buat mereka, Re?"
"Nggak Yoon! kamu tuh ya, hatimu kok selembut kapas sih, udah di sakitin separah itu masih aja merasa nggak enak hati! pantesan mereka berbuat semena-mena sama kamu Yoon. Bodoh sekali tuh Dimas, menyia-nyiakan bidadari sepertimu," ucap Rere geram melihat sahabatnya itu terlalu baik
"Apaan sih, lebay deh!"
"Udah pokoknya, mulai sekarang aku mau kamu bisa bersikap berani dan tegas. Oh ya, bagaimana nasib manager keuangan kita itu, apa yang akan kamu lakukan padanya yang telah bekerjasama dengan Dimas, aku harap kamu bisa bertindak dengan tegas, Yoon"
"Ehmm...aku akan pecat dia, nggak mungkin aku pertahankan orang seperti itu di perusahaan ku, bisa bangkrut nanti perusahaan ku ini," ucap Yoona tegas
"Baguslah, aku kira kamu akan pertahankan dia di perusahaan ini, aku suka dengan pemikiran mu saat ini," puji Rere
"Aku berharap bisa kembali memulihkan kembali perusahaan ini,"
"Tolong kamu atur seluruh karyawan, kita akan adakan rapat sekarang"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!