NovelToon NovelToon

Kembali

Awal

"kring"

"kring"

"kring"

Mataku seketika terbelalak, suara alarm dari handphone membangunkan ku dari tidurku. Dengan langkah yang berat aku memcoba bangun dari tempat tidurku. Pikiranku masih belum sadar sepenuhnya dari tidurku. Mataku melihat kearah sekitarku

"melirik ke kanan dan ke kiri"

tanpa sadar kuulangi beberapa kali.

Aku berhenti dan berfikir sejenak.

"Ada yang aneh dengan tempat tidurku"

Seketika aku kaget bukan kepalang.

Ini kan kamar yang aku tinggali 10 tahun yang lalu. Lebih tepatnya kamar kos yang aku sewa saat aku masih kuliah dulu. Apa yang terjadi? Apa semua ini mimpi karena saking rindunya dengan kehidupanku waktu aku masih bersekolah.

Pertanyaan-pertanyaan mula muncul dalam benakku. Tanganku bergerak memegang beberapa benda yang ada dikamarku. "Ini terasa nyata"

tanganku kembali bergerak dan mencubit pipiku perlahan. "Au! Aduh sakit" Aduh kok sakit padahal aku cuma memcubitnya perlahan-lahan."Sambil memasang wajah konyol." Tapi ini sakit apa berarti ini semua bukanlah sebuah mimpi. Tapi mengapa aku bisa ada disini sekarang, apa yang terjadi sebenarnya. Aku mencoba menenangkan diriku dan perlahan duduk ditempat tidurku.

Seketika aku berlari ke arah cermin dan menatap wajahku. Aku kembali duduk lagi ketempat tidur, sampai beberapa kali ku ulangi tanpa sadar karena aku saking bingungnya. "Tapi wajahku tampak lebih muda dari sebelumnya sebelum aku tidur kemarin."

"Apa jangan-jangan ini adalah mimpi semua wanita yang saat tidur menjadi lebih awet muda?" "Huf."aku menghela nafas. "Tapi kalau cuma awet muda kenapa aku berada kamarku dulu saat aku masih kuliah? Hahahaha aku tertawa sambil memasang wajah bingung dan penuh tekanan. Apa yang sebenarnya terjadi Tuhan?

Beberapa saat kemudian aku mulai menenangkan pikiranku. Perlahan tanganku bergerak mengambil handphone yang ada di sebelahku. Kubuka dan kulihat tanggal yang tertera disana "14 Juli 2013" ini tepat 10 tahun lalu saat aku mulai pindah ke tempat kos dimana aku mulai hidup mandiri. Aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Aku tidak bisa berdiam diri disini saja. Hanya dengan memikirkannya disini tidak akan merubah apapun.

Aku bangkit dari tempat tidurku dan meraih jaket yang ada di sampingku. Aku bergegas untuk keluar dari kamar tidurku dan membuka pintu. "kriet." Pintu terbuka dan aku keluar dari kamar. Aku berjalan-jalan disekitar rumah dan melihat sekililing. Tidak ada yang berubah dari 10 tahun lalu semuanya masih tetap sama. Tidak ada juga keanehan dari tempat ini semua orang juga masih bersikap dan beraktifitas seperti biasa. Dalam hati aku berkata"Siapa tahu aku diculik alien. "Tapi ini semua normal tidak berbeda dengan kehidupanku yang lalu.

Aku kembali ke kamar kos setelah berjalan cukup lama. Karena aku tidak menemukan keanehan apapun dengan semua orang dan tempat-tempat yang aku kunjungi.

"Kruyuk!" perutku berbunyi. "Ah ini perut ngak tau situasi banget, orang lagi bingung masih sempat-sempatnya lapar segala."

"Bodo amat lah yang namanya lapar ya lapar mending cari makan dulu"

Akupun keluar kembali, kubuka pintu dan "wus" suara angin terdengar dan seketika angin kencang meniup jaket dan tubuhku. "Kenapa dingin banget sih." aku bergumam sambil memeluk badanku. "Lagian ini perut kenapa laparnya ngak dari tadi aja pas aku belum balik ke tempat kos kan jadi repot deh." Aku berjalan keluar untuk mengisi perut yang kosong.

Beberapa pedagang kaki lima tampak berjajar diarea sekitar. Banyak yang menjual makanan yang terlihat enak. Bau semerbak dari berbagai jenis makanan bercampur menjadi satu. Aku berjalan menyusuri jalan sambil melihat dan memilih apa yang akan aku makan nanti. Semua makanan terlihat lezat dimataku apa mungkin semua karena perutku yang terasa sangat lapar.

Tak lama setelah berkeliling aku memutuskan untuk memesan salah satu makanan dan minuman hangat. Aku memesan mie kuah dan wedang jahe. Memang cocok rasanya menikmati makanan berkuah ditambah dengan minuman hangat dicuaca seperti ini.

Setelah makanan yang kupesan habis aku tidak langsung pulang, aku duduk disana sebentar sambil menikmati suasana, mungkin ini bisa sedikit menjernihkan pikiran ku. Pemandangan disini terasa sangat nyaman. Ramai orang berlalu-lalang tidak terasa menganggu. Lampu yang menghiasi sepanjang jalan menambah suasana indah malam ini.

Kembali ke kampus

Keesokan pagi aku bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Ya, aku sampai lupa dengan namaku sendiri. Namaku adalah Alexia umurku yang sebenarnya adalah 27 tahun, tapi entah kenapa aku kembali ke masa sekarang saat aku berusia 17 tahun. Aku seorang mahasiswa baru di universitas Nada angkasa. Aku mengambil fakultas ekonomi saat ini. Kampus ku bukanlah kampus ternama tetapi hanya kampus ini yang bisa aku masuki dengan keadaan keluarga ku saat ini. Aku bukanlah berasal dari keluarga kaya, lebih tepatnya keluarga biasa-biasa saja. Ayahku seorang pekerja disebuah pabrik sepatu dan ibuku seorang ibu rumah tangga tapi beliau juga kadang suka membuka jasa penjahit dirumah sebagai sambilan.Ya, aku harus tetap bersyukur atas apa yang ada saat ini bagaimanapun ini lebih dari cukup karena semua yang aku impikan tercapai. Bisa tetap melanjutkan pendidikan walaupun tak berada di universitas ternama.

Aku berjalan cukup jauh dari tempat kos ke kampus, mungkin sekitar 15 menit. Aku memilih kos ini karena cukup terjangkau tidak seperti tempat kos yang ada disekitar kampus yang cukup mahal. Aku berjalan beriringan dengan padatnya kendaraan dijalan. Sesampainya di kampus aku langsung mengarah ke kelas yang aku tempati. "Benar tidak ada yang berubah sama sekali dengan tempat ini." dalam benakku berkata. Aku duduk kursi paling belakang untuk mengamati wajah-wajah orang yang ku kenal dulu, ya teman-teman kuliahku dulu. Satu per satu teman-temanku memasuki ruangan kelas tidak ada yang berubah dari meraka. Mulai dari sikap mereka saat bercanda, cara mereka berjalan, keusilan merekapun tidak berubah.

"Hei Alexia kenapa kamu duduk dibelakang!" Seru temanku.

"Ya?"

"Biasanya kan kamu duduk didepan bersama Tari, Dika, Fara dan Fenti."

"Oh iya lagi bosen aja duduk didepan dekat dosen"

"Bisa juga ya anak pinter duduk dibelakang."

"Aku ngak pinter yang pinter tuh mereka"Tari, Dika, Fara, Fenti" aku mah suka nimbrung aja."

Teng! Teng! Teng!

Suara bel untuk pindah mata kuliah berbunyi. Aku bergegas untuk pindah ke kelas selanjutnya. Aku duduk disebelah Tari.

"Tumben tadi kamu duduk dibelakang Xi? tanya Tari.

"Iya tadi ngantuk banget aku jadi males mau duduk didepan"

"Kamu itu paling juga kebanyakan main game jadi ngantuk kan." Saut teman-temanku yang lain.

"Hehehe" jawabku sambil tercengir.

Dalam hati aku berkata" ngak tahu aja mereka apa yang aku alami saat ini sungguh membingung kan sampai-sampai tadi malam aku tidak bisa tidur."

"Ya sampai mana terakhir kita kemaren!" Saut dosen sambil berjalan memasuki ruang kelas. Kelas berjalan seperti biasanya. Ya teman-teman ku yang ada disampingku saat ini mereka cukup terkenal sebagai anak-anak pintar didalam kelas ini. Dan seperti biasa aku hanyalah sosok anak bawang yang tidak mencolok, aku hanya anak biasanya saja, tidak cantik, pintar ataupun kaya.

Kelas berakhir seperti biasa, aku berjalan keluar kelas beriringan dengan teman-teman ku.

"Alexia kamu mau ikut kita ngak ketempat kosnya Fara?" kata Fenti.

"Mau ngapain kan ngak ada tugas, kelas juga udah selesai." Sautku perlahan. "Belajarlah Xi masak cuma pas ada tugas sama ujian aja." Kata Dika. "Ow iya ya anak pinter emang beda." 'Suara pelan sambil bibir manyung.' "Apa tadi kamu ngomongin apa Xi?" "Ah enggak salah denger kali" jawabku sambil memalingkan muka dan memcoba mengalihkan perhatian. "Aku kapan-kapan aja ya belajarnya hahaha nunggu kalau ada ujian." sambil kabur perlahan meninggalkan mereka.

Sah

Aku kembali lagi ke kamar kos ini. Aku duduk perlahan dan mengambil segelas air putih untuk kuminum. Pikiranku masih belum tenang saat ini. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Hari kemarin berlalu begitu saja tanpa hasil apapun dan sekarang aku harus mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku saat ini.

Terakhir kali saat sebelum aku kembali ke masa sekarang aku sedang tidur dipojokkan ruangan sambil menahan rasa sakit dan dingin disekujur tubuhku. Aku masih ingat betul apa yang terjadi sampai-sampai aku merasakan semua penderitaan itu. Semua berawal ketika aku masih bekerja disebuah kantor disalah satu hotel yang cukup terkenal. Semua berjalan dengan nyaman saat itu. Aku yang memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup untuk semua kebutuhan ku dan keluargaku. Tapi setelah 4 tahun aku bekerja dia tiba-tiba muncul. Laki-laki itu yang membuat kehidupan ku berputar 180 derajat. Namanya Tio dia laki-laki yang cukup biasa tidak terlalu tampan dengan warna kulit coklat matang.

Saat pertama kali dia masuk ke kantorku dia terlihat baik. Semua pekerjaan yang dia tangani juga selesai dengan pujian yang baik dari atasan saat itu. Tidak ada penilaian yang buruk dari dirinya. Pekerjaan, sikapnya dan latar belakang keluarga yang baik semua melekat pada dirinya. Sehingga saat dia mencoba mendekati ku secara pribadi aku tidak merasa keberatan sama sakali.

Tak terasa aku dan Tio sudah cukup dekat 2 tahun ini. Sikap dia yang selalu perhatian membuat aku nyaman bersama dia. Dia yang selalu ada saat aku mengalami masalah membuat ku semakin jatuh cinta padanya. Keluarga nya yang baik dan sangat perhatian membuat aku semakin merasa nyaman bersama. Saat itu dia melamar ku didepan seluruh keluarga besar kami. Tanpa berpikir panjang aku menerima lamaran Tio dan menjadi wanita yang sangat bahagia saat itu.

Karena aku berencana menikah dengan Tio aku mengatakan padanya bahwa setelah menikah nanti aku akan menjadi ibu rumah tangga sampai nanti kita punya anak. Dan setelah anak kita sudah cukup besar baru aku akan memulai berkarir kembali karena aku tidak mau kehilangan momen dengan anak kita nantinya. Dengan lembut Tio menjawab "tentu saja sayang, apapun yang membuat kamu bahagia aku akan setuju dengan pendapat mu, apalagi ini semua demi kebaikan kita nantinya." aku menatap Tio dengan hangat dan berkaca-kaca karena terharu dengan kata-kata nya. Itu membuatku merasa sangat bahagia.

Tak lama setelah itu kami mulai mempersiapkan acara untuk pernikahan kami. Hari demi hari berlalu begitu saja. Semua yang kita rencanakan dan yang kita harapkan berjalan dengan mulus tanpa adanya kendala apapun. Keluargaku dan keluarga Tio selalu mendukung dan membantu semua persiapan untuk acara pernikahan.

Satu hari menjelang hari pernikahan aku menyerahkan surat pengunduran diri pada pihak kantor. Mereka semua kaget dengan ini dan mengucapkan selamat pada kami. Mereka tidak tahu karena aku dan Tio saat dikantor selalu bersikap biasa saja.

Hari yang dinanti telah tiba. Rasa deg-degan tidak terkira menghampiri ku. Aku dan Tio saling menatap kami tersenyum tipis. Seperti nya kami sama-sama gugup berlebihan. Penghulu sudah datang, kami perlahan berjalan ke tempat ijab Kabul bersama diiringi dengan keluarga kami.

"Sah!" Seru penghulu setelah mengucapkan ijab kabul. Kami semua merasa lega dan sangat bahagia. Hari ini sangat melelahkan sekaligus membahagiakan bagi kami.

Keesokan hari aku dan suamiku Tio bersiap-siap untuk pindah ke rumah kecil kami yang sudah kita siapkan sebelumnya. Rumah yang kita beli bersama saat kita masih berpacaran. Kubuka pintu perlahan dan menatap dengan percaya. Dalam hati "Ini adalah awal yang baru dan bahagia untukku dan Tio suamiku."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!