NovelToon NovelToon

Dokter Cinta Specialis Hati

Kita Putus!!

Seorang gadis terlihat mematut dirinya di depan cermin, sesekali ia berputar memastikan tidak ada yang kurang pada penampilannya. Sang kekasih menghubunginya, dan mengajaknya untuk bertemu. Dan Gadis itu ingin terlihat sempurna di depan orang yang dicintainya.

Dan setelah dirasa tak ada yang kurang, iya pun segera menyambar tasnya yang ada di atas tempat tidur Queen Size miliknya, dan melenggang keluar.

Dia tidak ingin sampai terlambat dan membuat kekasihnya terlalu lama menunggu.

"Sayang, kau mau pergi kemana? Kenapa buru-buru sekali?" seru seorang wanita akhir 40 tahunan saat melihat kedatangan putrinya.

"Edo, mengajakku bertemu, Ma. Aku sudah terlambat, ya sudah aku pergi dulu." gadis itu mencium pipi Ibunya stelah berpamitan.

Dua puluh lima menit berkendara, akhirnya Jesslyn tiba di cafe tempatnya dan Edo janjian untuk bertemu.

Awalnya dia yang begitu antusias, menjadi sedikit tak bersemangat saat melihat Edo tak hanya sendirian. Dia bersama seorang perempuan, yang terlihat Tak asing baginya.

Jesslyn mendekati mereka berdua. "Anna, kenapa kau bersama Edo? Apa kalian berdua tidak sengaja bertemu di jalan?" tanya Jesslyn pada sahabatnya itu. Lalu pandangan gadis itu bergulir pada kekasihnya. "Edo, bisakah kau memberikan penjelasan padaku?"

Kemudian Edo berdiri dari kursinya dan mendekati Anna. Edo menggenggam tangan Anna dan hal itu membuat hati Jesslyn semakin tak karuan. "Jelaskan padaku, apa maksudnya semua ini?" Jesslyn menatap keduanya bergantian. Dia butuh penjelasan sekarang.

Edo mengambil nafas panjang dan menghelanya. "Jess, aku rasa sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku sudah tidak nyaman denganmu, dan aku ingin kita akhiri saja hubungan ini. Aku dan Anna saling mencintai, dan kami berdua memutuskan untuk bersama." Ucap Edo dengan gamblangnya.

Kedua mata Jesslyn tampak berkaca-kaca, setelah mendengar apa yang Edo katakan. Dengan gamblang dia mengatakan ingin mengakhiri hubungan mereka yang telah berjalan selama tiga tahun,

Jesslyn tersenyum hambar. Dia menunjuk Edo dengan mata penuh amarah. "Kau bilang sudah tidak nyaman denganku, lalu memutuskan hubungan kita berdua yang sudah berjalan selama tiga tahun. Dan sekarang kau mengatakan, jika dirimu dan Anna saling mencintai lalu memutuskan untuk bersama. Kau benar-benar tidak waras, Edo. Kalian berdua sangat KETERLALUAN!! BRENGSE*!!"

Dan teriakan Jesslyn menyita perhatian pengunjung lain. Mereka sedikit terkejut dengan suara Gadis itu yang meninggi.

"Kalian berdua benar-benar b*jingan, br*ngsek!! Sebenarnya kau ini sahabat macam apa, huh?! Kau benar-benar sahabat yang baik, sampai-sampai menusuk sahabatmu sendiri dari belakang?! Kau sangat munafik, Anna. Ternyata di balik wajah polosmu itu u, kau adalah perempuan yang memalukan!! KALIAN BERDUA BENAR-BENAR KETERLALUAN!!"

Edo memperhatikan sekelilingnya, dan orang-orang tengah membicarakannya dan Anna. Pandangan mereka ketika menatapnya dan Anna menyiratkan rasa jijik dan tak percaya. Sedangkan Anna hanya bisa menunduk, menahan malu.

Jesslyn menyeka air matanya. "Oke jika itu keinginanmu. Fine, kita putus!! Tapi sebelum aku pergi, lepaskan Semua barang-barang mewah yang melekat di tubuhmu. Karena semua yang kau pakai dari ujung rambut sampai ujung kaki itu, adalah hadiah dariku!! Dan aku ingin semua barang-barang itu kembali padaku!!" pinta Jesslyn menuntut.

"Kau sudah gila ya?! Bagaimana bisa kau meminta kembali barang yang telah kau berikan padaku?! Jika aku melepas semuanya, lalu aku harus pakai apa?!"

"Itu bukan urusanku!!" Jesslyn menyela cepat.

"Jesslyn, jangan keterlaluan!! Aku tidak mungkin tellanjang di depan umum seperti ini!!"

"Aku tidak peduli kau mau berpakaian ataupun tidak, bahkan kau tel*njang sekalipun aku tidak peduli!!" balas gadis itu menimpali. Jadi sekarang cepat lepaskan semua barang-barang itu, dan kembalikan padaku!! CEPAT!!"

Lagi-lagi Edo memperhatikan sekelilingnya, orang-orang masih menatapnya dengan pandangan meremehkan. Sepertinya mereka berpihak pada Jesslyn, dan menaruh simpati padanya.

"Hey, anak muda!! Apa kau, tuli?! Gadis itu memintamu untuk melepaskan semua barang-barang mahal yang kau pakai, jadi cepat lepaskan!!" minta seorang pria akhir 30-an pada Edo. Disusul pria lainnya.

"Sebagai pria, Apa kau tidak merasa malu, memakai barang-barang pemberian Kekasihmu. Dasar laki-laki tidak mau modal!!"

Edo pun semakin tersudut, orang-orang membela Jesslyn dan melemparkan kalimat-kalimat yang tidak pantas padanya. Dan dengan terpaksa, dia pun melepaskan semua barang-barang mewah yang dipakainya.

Mulai dari pakaian, jam tangan, sampai sepatu yang dia pakai adalah pemberian Jesslyn. Dan hanya menyisakan celana pendek bermotif hello Kitty serta singlet hitam. Seketika suara gelak tawa memenuhi penjuru cafe.

"Hahaha!! Ini aku melihat pria memakai Boxer Hello Kitty, benar-benar menggelikan!!"

"Bagus, Nak!! Kau gadis yang pemberani, sampah masyarakat seperti dia memang harus diberi pelajaran, agar tidak meresahkan!! Dasar pria tidak bermodal!!"

Dengan marah Edo menunjuk Jesslyn. "Kau benar-benar keterlaluan, awas saja kau!! Aku pasti akan membalasmu. Anna, kita pergi dari sini!!" Edo meraih tangan Anna dan membawanya meninggalkan cafe.

Jesslyn tersenyum lebar. Kenapa juga dia harus menangisi penghianat seperti Edo, karena jika dia menangis. Itu hanya akan membuktikan jika dirinya lemah, dan Jesslyn tidak akan membiarkan mereka berdua tertawa diatas sakit hatinya.

Kemudian Gadis itu meninggalkan cafe, dan dan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan hatinya yang telah patah karena penghianatan mereka berdua.

.

.

Seorang laki-laki berkacamata baru saja meninggalkan ruang operasi. Dia baru saja selesai melakukan operasi besar, dan ini yang kedua kalinya. Laki-laki itu melepas masker lalu membuangnya ke tempat sampah, dia berjalan ke arah toilet untuk mengganti pakaiannya.

Saat keluar, dia bertemu dengan Seorang perawat yang sudah menunggunya dari tadi. "Ada apa, suster Kim?" tanya Dokter muda itu ada perempuan di depannya.

"Ini adalah daftar nama-nama pasien yang harus Anda periksa hari ini, Dokter,"

"Hn, baiklah." tanpa mengatakan apapun lagi, dokter tampan yang selalu memasang muka datar dan dingin itu melenggang pergi. Membuat suster tersebut menghela napas berat.

Dia menatap punggung dokter tampan itu dengan pandangan nanar. "Devan, kenapa sulit sekali mendapatkan hatimu?! Bagaimana lagi caranya agar aku bisa mendapatkan hatimu, setidaknya kau menyadari jika diriku disini!!"

.

.

Devan membuka pintu ruang prakteknya dan mendapati seorang perempuan duduk menunggunya. Tak terlihat seperti apa rupanya, namun dari postur tubuhnya, dia adalah gadis berusia antara 20-25 tahunan.

Penasaran dengan kedatangan gadis itu diruang prakteknya, Devan pun segera menghampirinya. Dan kedatangannya mengalihkan perhatian gadis yang awalnya sibuk dengan ponselnya tersebut.

"Dokter, akhirnya kau datang juga. Aku hampir lumutan menunggumu disini!!" ucap gadis itu tanpa basa-basi.

Devan menatap gadis itu sekilas kemudian duduk di kursi kerjanya. "Katakan, apa keperluanmu datang kemari? Dan keluhan apa yang kau rasakan?!" tanya Devan dengan suara dingin dan datar, dia tak menatap gadis di depannya tersebut.

"Dokter, aku baru saja patah hati. Bisakah kau menyembuhkan hatiku dan menyambungnya kembali?!"

.

.

Bersambung.

Aku Patah Hati!!

"Dokter, aku baru saja patah hati. Bisakah kau menyembuhkan hatiku dan menyambungnya kembali?!"

Sontak Devan mengangkat wajahnya dan menatap gadis itu dengan pandangan yang sama, datar. "Anda salah tempat, Nona. Ini bukan tempat reparasi hati. Jadi pergilah dan cari tempat lain saja!!"

"Maksudku sembuhkan lukaku dengan wajah tampanmu itu!!"

Devan menghela napas panjang. "Kau semakin tidak jelas. Pergilah, kau menggangguku bekerja!!" dan akhirnya dia mengusir gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Jesslyn.

Bukannya pergi seperti yang Devan minta. Jesslyn malah tetap Stay di sana. Dia menatap dokter muda itu dengan kesal.

"Bukanlah kau itu seorang, Dokter. Dan apakah menurutmu mengusir pergi seorang pasien yang datang untuk berobat itu pantas?!" ucap Jesslyn dengan tatapan menantang.

Devan mengangkat kembali wajahnya dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sama, datar. "Selagi kesabaranku masih normal, sebaiknya kau pergi sekarang!! Jangan memaksaku untuk mengusirmu pergi dari sini dengan cara yang tidak sopan!!"

Kedua mata Jesslyn tiba-tiba berkaca-kaca."Hiks, kenapa hari ini semua orang begitu jahat padaku. Sahabat dan Kekasihku mengkhianatiku, padahal aku ini adalah orang yang setia. Aku tidak pernah mendua, dan selalu bersikap baik padanya. Tetapi dengan entengnya dia mengatakan jika sudah tidak nyaman lagi denganku. Dan sekarang, ketika aku ingin menyembuhkan hatiku yang patah, malah diusir pergi. Kenapa begini amat nasibku?!"

Devan menghela nafas. "Jika ingin curhat, kau salah memasuki ruangan. Harusnya kau pergi bagian psikolog!!"

Jesslyn menggeleng. "Aku tidak mau!! Bukankah kau dokter spesial hati, jadi bukannya sudah benar Aku datang padamu?! Karena Aku memiliki masalah dengan hati, Jadi hanya kau yang bisa membantuku!! Dokter, sembuhkan penyakit hatiku ini!!"

Devan menghela napas. Sebenarnya Mimpi Buruk apa yang dia alami semalam, sampai-sampai dia harus bertemu dengan perempuan aneh dan tidak jelas seperti Jesslyn. Dan dia berhasil membuat Devan kesal setengah mati.

"Pekerjaanku masih banyak, sebaiknya kau pergi sekarang juga, atau aku akan memanggil security untuk mengusirmu!!" ancam Devan bersungguh-sungguh.

Jesslyn menatap Devan dengan pandangan memelas. "Kau benar-benar Dokter yang sangat kejam dan tidak berhati. Mana ada dokter sepertimu, yang membiarkan pasiennya kesakitan?!"

"Tapi kau bukan pasienku!!" Devan menyela cepat.

"Tapi mulai hari ini aku akan menjadi pasienmu!!"

"Memangnya siapa yang menyetujui keputusanmu itu?! Disini aku adalah hakimnya, dan aku yang berhak menentukan kau diterima atau tidak!! Dan aku memutuskan untuk tidak meladeni pasien aneh sepertimu!!"

"Tapi aku adalah, Ratu!!" Jesslyn menyela cepat. Dia tak mau kalah dari Devan. "Dan seorang Ratu tentu saja lebih berkuasa dari, hakim!! Bukankah pasien adalah Ratu? Dan tugasmu adalah melayaniku dengan baik!!"

Devan mengusap wajahnya dengan kasar. Kesabarannya benar-benar diuji sekarang. Jesslyn tak hanya menguji kesabarannya saja, tetapi mentalnya juga.

kemudian pria itu mengambil napas panjang.

"Baiklah, kau boleh datang lagi esok hari. Dan sebaiknya sekarang kau pulang dulu, karena aku masih harus melayani pasien-pasienku yang lain!!" ucap Devan dengan berat hati.

Jesslyn tersenyum lebar. "Kenapa tidak dari tadi saja mengambil keputusan yang benar. Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tapi besok aku akan kembali, sampai bertemu lagi dokter tampan!!" Jesslyn menyambar tasnya dan pergi begitu saja.

Devan pun menghela napas lega. Sebenarnya kesialan apa yang dia alami hari ini, sampai-sampai kedatangan pasien tidak waras seperti itu. Jesslyn benar-benar mampu menguji mentalnya. Ya, baru kali ini ada pasien yang membuatnya kena mental.

.

.

Jesslyn menghampiri ibunya yang sedang menyusun bunga-bunga segar di ruang keluarga lalu memeluknya.

Dan apa yang dilakukan oleh Jesslyn, membuat nyonya Elina kebingungan.

Nyonya Elina menggenggam tangan putrinya, dan bertanya dengan bingung. "Ada apa, Sayang? Baru pulang berkencan kenapa tidak semangat sama sekali?" tanya Nyonya Elina penasaran.

Jesslyn menenggelamkan wajahnya di bahu ibunya. Dia mulai terisak. "Kami telah putus, Ma. B*jingan itu mengkhianatiku, dan berselingkuh dengan sahabatku!! Aku Patah Hati, Ma. Mereka telah menghancurkan hatiku!!" ujar Jesslyn dengan suara serak khas orang yang sedang menangis.

Hanya di depan ibunya, dia tidak bisa berpura-pura. Apalagi berpura-pura kuat. Karena sebenarnya, Jesslyn adalah gadis yang sangat rapuh. Tetapi dia tidak pernah menunjukkannya pada orang lain, dan selalu bersikap ceria di depan mereka untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Nyonya Elina melepaskan pelukan putrinya, kemudian dia berbalik lalu membawa Jesslyn ke dalam pelukannya, dan memeluknya dengan erat. Dan di dalam pelukan Ibunya, akhirnya tangis Jesslyn pun pecah. Dia menangis sejadi-jadinya untuk melepaskan kesedihannya.

Mendengar isakan yang keluar dari bibir putrinya, membuat Nyonya Elina merasa sakit juga. Dan sebagai seorang ibu, tentu saja dia bisa ikut merasakan kesedihannya. Bahkan Nyonya Elina terlihat menitihkan air mata.

"Menangislah sepuasnya, Sayang. Dan keluarkan semua rasa sakit yang kau rasakan saat ini. Mama, selalu disini bersamamu. Ada Mama yang akan selalu mendengarkan kesedihanmu, jadi jangan ragu. Keluarkan semua sakit yang kau rasakan ini!!"

"MAMA!!"

Memangnya perempuan mana yang tak akan patah hati dan terluka, ketika dikhianati oleh seseorang yang sangat dicintainya.

Begitu pula dengan Jesslyn. Namun dia tak pernah mau menunjukkannya di depan orang lain, karena tak ingin dianggap lemah. Dia hanya akan menunjukkan kesedihan itu pada orang yang tepat, yakni Ibunya.

Kemudian Nyonya Elina melepaskan pelukannya. Dengan lembut dia menghapus jejak-jejak air mata di pipi putrinya.

"Sekarang jangan menangis lagi, sebaiknya kau pergi istirahat. Dan jangan pergi kemana-mana lagi, malam ini Papa akan mengajak kita untuk makan malam di rumah sahabat mendiang, Kakekmu. Mereka mengundang kita bertiga untuk makan malam disana."

Jesslyn mengangguk. "Baiklah, Ma. Kalau begitu aku ke kamar dulu."

.

.

Suara bising pada ponselnya mengalihkan perhatian Devan dari dokumen-dokumen yang melelahkan tersebut.

Alih-alih langsung menerima panggilan itu, terlihat Devan malah menghela nafas.

Dengan enggan, akhirnya Devan menerima panggilan tersebut. "Aku tahu, Kakek!! Dan aku masih belum pikun!!" ucapnya dan memutuskan sambungan telepon itu begitu saja. Devan tidak peduli, omelan-omelan kakeknya di seberang sana.

Dokter tampan itu melepas kacamatanya, dan memijat pelipisnya. Sebenarnya dia Paling malas mengikuti acara jamuan semacam itu, tetapi kakeknya selalu mendesaknya dan memaksanya untuk ikut. Dia bilang, akan ada tamu yang sangat penting malam ini.

Dan Devan tidak memiliki alasan untuk menolaknya, karena Kakeknya telah mengosongkan semua jadwalnya malam ini.

Padahal Devan bisa beralasan jika dia sedang ada operasii besar untuk mengelabuhi kakeknya. Sayangnya dia tidak bisa melakukannya.

"Dasar menyebalkan!! Jika saja kau bukan kakek kandunganku, dan aku sangat menghargaimu. Pasti aku sudah menukar dirimu di pasar loak!! Arrkkhh!! Sial!! Kali ini aku benar-benar tidak bisa menghindar!!"

.

.

Bersambung.

.

.

Aneh Dan Menggelikan

"Ya Tuhan, Jesslyn!! Apa-apaan kau ini?!"

Elina tak bisa menahan keterkejutannya, saat melihat Jesslyn datang dengan penampilan yang sangat-sangat luar biasa menggelikan.

Dia berdandan ala Gothik, dengan balutan gaun hitam panjang seperti orang yang hendak menghadiri acara pemakaman. Padahal malam ini mereka pergi untuk makan malam. Bukan menghadiri acara pemakaman.

Jesslyn menatap ibunya dengan bingung."Kenapa Mama berteriak, memangnya ada yang salah ya dengan penampilanku?!" ucap Gadis itu tanpa dosa.

"Dasar gadis ini!! Sahabat mendiang Kakekmu dan keluarganya, bisa-bisa mengira jika Mama dan Papa memiliki Putri yang baru saja bangkit dari allam kubbur. Lihat saja Penampilanmu ini, Jess. Yang akan kita hadiri bukanlah acara hallowe*n , tetapi jamuan makan malam. Pergi ke kamarmu sekarang juga, hapus make up-mu dan ganti gaunmu!!"

Jesslyn menggeleng. "Tidak mau!! Kenapa aku harus merubah penampilanku? Padahal ini sudah oke!! Lihat saja penampilanku, sangat modern bukan. Dan dandanan seperti ini sedang trend loh," ujarnya menuturkan.

"Trend bagaimana, jelas-jelas dandanamu seperti Dewi kematiian!!"

"Dewi Kematiian yang cantik jelita," Jesslyn tak mau kalah.

"Sudah, sudah. Kenapa kalian berdua malah berdebat? Kita sudah hampir terlambat!! Hanya penampilan saja, tidak perlu diperdebatkan lagi. Yang penting penampilannya sopan dan tidak urakan. Ayo kita berangkat," ujar Tuan Jung menengahi perdebatan antara istri dan putrinya.

Jesslyn tersenyum lebar. "Nah, Papa saja mendukungku. Jadi kenapa Mama malah mempermasalahkannya?! Sudah ayo berangkat, kita bisa terlambat." gadis itu mendahului ibu dan ayahnya, kemudian duduk di jok belakang.

Nyonya Elina hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya. Sepertinya dia memang harus mengalah, berdebat dengan Jesslyn memang tidak ada gunanya. Sedangkan Jesslyn melebarkan senyum penuh kemenangannya.

Jesslyn sengaja berpenampilan aneh untuk berjaga-jaga. Karena bisa saja makan malam kali ini adalah sebuah konspirasi dari kedua orang tuanya, apalagi dia mendengar jika keluarga Zhang memiliki dua Tuan Muda yang sama-sama masih lajang. Bisa saja mereka berniat menjodohkan dirinya dengan salah satu dari kedua Tuan Muda tersebut.

.

.

Dan sementara itu, di kediaman Zhang. Seorang pria yang telah beruban terlihat mondar-mandir di depan pintu, sambil sesekali menatap keluar. Masih belum ada tanda-tanda kepulangan cucu bungsunya. Padahal dia sudah berpesan pada Devan, supaya dia tidak datang terlambat. Tapi ini sudah terlambat lebih dari 10 menit.

Dan tingkat pria tua itu, mengganggu seseorang yang sedang asik menonton Video laknat di ponselnya. "Kakek!! Sampai kapan kau akan terus mondar-mandir seperti setrikaan?! Hentikan aksi konyolmu itu, kau membuatku pusing!!" ujar orang itu melayangkan protesnya.

"Diamlah kau, Kris!! Apa kau tidak tahu jika Kakek sedang panik. Ini sudah hampir jam tujuh, tapi Devan belum juga pulang. Sedangkan sebentar lagi keluarga Jung tiba."

"Lalu kenapa tidak Kakek hubungi saja, dan tanyakan dimana dia sekarang, gampang kan!!"

"Gampang gundulmu!! Jika memang bisa dihubungi, sudah Kakek hubungi dari tadi!! Tapi ponselnya tidak aktif, jadi bagaimana Kakek bisa menghubunginya?! Aiss, bocah ini benar-benar membuat Kakek frustasi!!" Ujar Kakek Zhang. Dan ini bukan pertama kalinya, Devan membuatnya panik.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Dan sekarang kakek Zhang bisa menghela nafas lega. Namun dia terkejut bukan main begitu Devan keluar dari mobilnya, ada perban yang membebat keningnya dengan bercak darah tepat diatas alis kirinya. Juga ada luka lain di tulang pipinya.

Buru-buru kakek Zhang menghampiri cucu bungsunya tersebut. "Omo!! Devan, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa sampai terluka seperti ini?" tanya Kakek Zhang penasaran.

"Terjadi insiden tadi. Aku masuk dulu," Devan melewati kakeknya begitu saja.

Kakek Zhang menghela nafas panjang. Pria tua itu sungguh tidak tahu, saat hamil dulu, menantunya ngidam apa sampai-sampai dia melahirkan sepasang anak kembar namun dengan sifat yang bertolak belakang. Dan jika diibaratkan, mereka seperti siang dan malam. Musim panas dan musim dingin. Api dan salju, benar-benar sifat yang bersebrangan.

Kris memiliki sifat yang ceria, konyol dan hangat. Sedangkan adiknya dingin, tenang namun tertutup. Dan tak jarang Kakek Zhang sampai terkena mental ketika menghadapi cucu bungsunya tersebut.

.

.

Devan menanggalkan semua kain yang melekat di t*buhnya, kemudian masuk ke kamar mandi. Sekujur tubuhnya terasa lengket oleh keringat. Belum lagi aroma besi berkarat yang berasal dari noda dar"h di pakaiannya, juga dari beberapa luka yang dia alami saat terjadi kecelak*an tadi.

Saat dalam perjalanan pulang, Devan mengalami kecellakaan tunggal ketika dia berusaha menghindari seorang Nenek yang hendak menyebrang. Akibatnya, mobil Devan menabrak pohon, supaya tidak terjadi kecelakaan yang lebih fatal, Devan banting stir ke arah kanan hingga dia mengalami kecellakaan tunggal. Devan terlluka diatas alis dan tulang pipinya.

"Sttt," rintih kesakitan terdengar pelan keluar dari sela-sela bibirnya, saat dinginnya air mulai mengguyur badannya.

Lukanya terasa perih, ketika air merembes ke dalam perban yang menutup luka-lukanya. Kemudian Devan membuka lilitan perban yang membebat keningnya, dan menjatuhkannya begitu saja. Luka itu sedikit menyiksanya, memang tidak terlalu parah, tapi tetap saja perih ketika tersiram air.

Sepuluh menit kemudian, Devan keluar dari kamar mandi dan pergi ke walk on closed. Dia mengambil sebuah kemeja hitam lengan panjang dan celana abu-abu gelap yang senada dengan warna Vest V-neck-nya.

Dan setelah berpakaian lengkap serta membebat luka-lukanya dengan perban yang baru, Devan bergegas keluar karena sebentar lagi tamu kakeknya akan segara datang.

.

.

Sebuah sedan hitam dan mewah berhenti di halaman luas kediaman Zhang. Satu persatu penumpangnya keluar, dua perempuan dan satu laki-laki. Mereka adalah satu keluarga, yang tak lain dan tak bukan Jesslyn dan orang tuanya.

Nyonya Elina menatap putrinya untuk kesekian kaliannya, dan menghela napas panjang. Dia tidak tahu bagaimana keluarga Zhang akan berkomentar nantinya, saat melihat penampilan Jesslyn yang benar-benar sangat mengerikan ini.

"Wow, ternyata sahabat mendiang kakek kaya juga ya. Lihat saja rumahnya yang sangat besar, bagus dan mewah." Ucap Jesslyn menunjukkan kekagumannya.

Tempat tinggalnya memang besar, tetapi rumah keluarga Zhang jauh lebih besar. Tuan Jung segera mengajak Jesslyn dan Nyonya Elina untuk masuk ke dalam. Karena kedatangan mereka sudah ditunggu oleh kakak Zhang sedari tapi...

Jesslyn tiba-tiba menghentikan langkahnya, saat melihat wajah seseorang yang begitu familiar ada di antara para tuan rumah. Hingga dia berpikir, jika dia adalah salah satu Tuan Muda di rumah ini.

"Ya Tuhan, bukankah itu adalah dokter tampan yang aku temui siang tadi. Huwaa...!! Bisa kacau jika dia melihatku berpenampilan mengerikan seperti ini!!" Jerit Jesslyn membatin.

Nyonya Elina kebingungan melihat putrinya yang tiba-tiba berhenti dan tidak jadi masuk ke dalam. "Jess, ada apa? Ayo cepat masuk, mereka sudah menunggu kita."

Jesslyn menggeleng. "Mama, aku tidak bisa masuk dengan penampilan seperti ini!! Aku, harus menghapus make up sialan ini dulu,dan juga mengganti pakaianku!!"

"Apa?!"

.

.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!