NovelToon NovelToon

Lingkaran Masa Lalu

Prolog

PROLOG

Nama ku Mikayla. Aku terlahir dari keluarga yg sederhana yg penuh dengan lika liku kehidupan sedari masa sekolah dasar aku sudah hidup di tengah lingkaran masa sulit sehingga membuat ku dewasa belum pada waktunya. orang tua ku bisa dibilang hampir setiap hari selalu cekcok dan beda pendapat, yang membuat ku kadang muak untuk berada dirumah. aku hampir tidak punya masa kecil yang menyenangkan bersama teman teman sepantaran ku, karena ibu ku seorang yg sangat fanatik cerewet dan tegas sedangkan ayah ku seorang yg selalu cuek dengan keadaan. Aku typikal orang yang mudah bergaul dan sedikit cerewet, hehe

saat ini aku berusia 28 tahun dan memiliki seorang putri usia 2 tahun.

Terlalu banyak yang terjadi, yg kesekian kalinya selalu ingin berbagi cerita hanya saja aku menutupi semua nya karena masih berat rasanya, Bagaimana tidak???

Aku seorang wanita yang sudah menikah, dan memiliki seorang putri yang kini berusia 2 tahun. Aku menikah dengan seorang pria lugu, sederhana, apa adanya, cuek, dia tidak pandai berkata dan romantis tapi aku tau dalam lubuk hatinya dia selalu ingin membyat ku bahagia. Tapi tidak pernah sekalipun aku merasa Dia lah cinta terakhit ku, egois bukan???

yah. . . aku tau, bahkan kau akan sangat memaki ku pada setiap cerita ku nanti di episode/episode nya, Hingga pernah ketika itu. . . terjadi suatu pertengkaran hebat antara aku dan suami, yang membuat ku dengan nekat ambil keputusan akhir harus bercerai padahal ini salah ku, tapi ego ku tetap berdiketas menyalahkan suami ku yang berkata benar adanya. sangat tidak ingin aku ajui, jika jauh di dalam hati ini, aku masih menyimpan sejuta rasa ah tidak mungkin berjuta miliyaran rasa yang sulit aku terima, hingga kini aku tak lagi punyai rasa respect dengan semua sikap suami terhadap ku, aku tidak lagi peduli akan sakit dan hancurnya hati suami ku ketika dia selalu ku bandingkan dengan semua yang pernah ku cintai sebelumnya, meski ku tau betapa beruntungnya aku memiliki suami penyabar sepettinya ,yang tidak pernah sekalipun membantah dengan apa yang akan aku lakukan asal itu membuat ku bahagia.

"Pergi lah, pergi saja kau cari Dia yang selalu kau bandingkan dengan ku, yang selalu kau panggil ebeb di tengah percakapan kalian di pesan singkat, aku tak pernah sebaik dia bukan???" Ini lah kalimat yang pertama kali suami ku katakan setelah beberapa tahun kami menikah dia hanya terdiam dengan segala amarah dan ocehan ku pada nya. Kau tau, ini sangat sakit saangat sakit hingga ku rasa tak mampu menopang tubuh ku di atas tanah yang ku pijak. meski itu benar kenyataan nya, tapi aku tidak ingin menerima nya, jika dalam hati ini aku masih memikirkannya, kepo dengan kehidupan nya meski nyatanya ,kami sudah masing-masing berkeluarga. Tuhan, Kau tau aku masih belum pernah sekalipun mencoba mengkhianati suami ku, aku masih menghargai dan menghormati nya aku selalu tetap ingin dia yang menjadi Pendamping dunia akhirat ku, bagaimana bida dia memberikan pernyataan se sadis itu terhadap ku, di hadapan putri kecil ku, meski dia belum mengerti pertengkaran kami, tapi ku lihat dia menatap kami penuh tanda tanya setelah aku dengan reflek menampar nya.

Semua berawal dari hidup ku yang tidak pernah bisa beranjak dari lingkaran masa lalu yang begitu kelam dan keji bagi ku, cinta yang tak pernah sampai, suatu hubungan yang beda agama, jika bukan aku yang di tinggal kan, aku yang selalu meninggalkan tanpa kepastian, dan sebuah penantian yang sia-sia. Bisa kau bayangkan menjadi diri ku yang sudah terlalu lama terjerat dalam lingkaran masa lalu ku yang tak pernah usai hingga kini, tapi nanti aku ceritakan semua dsini semoga para readers berkenan bagi jempol dan membaca nya ya

jangan lupa komen nya, maklum masih tahap awal.

Selamat membaca 😌

Cinta Monyet

CINTA MONYET

Iya. . . Dia Cinta monyet ku semasa di sekolah dasar yg tak lain adalah saudara sepupu ku. namanya Ali, kalian bahkan akan tertawa bukan, bagaimana bisa??? Tapi itu lah kenyataannya. masih sangat lekat dalam ingatan ketika itu bagaimana kami yang selalu mendapat ledekan dari teman-teman sekelas ku. tanpa peduli kami hanyalah saudara sepupu, dia memanggil ku dengan sebutan bibik.

oh malu nya aku ketika itu, tapi semakin kami di ledekin kami semakin saling canggung, kami salting bahkan kabur-kaburan untuk menghindar satu sama lain. pernah suatu ketika aku dengan ali berpapasan karena kami memang berada dalam satu kelas saat itu. Ledekan berbagai ledekan terus saja menghujani kami yang entah apa yang merasuki mereka ini, bahkan kami hanya anak bau kencur yang tidak mengerti apa kata pacaran apa itu cinta apa itu suatu hubungan. lalu tiba-tiba ali memeluk bahu ku di depan seluruh teman kelas saat itu

"Bik, sini. hehe" Dengan tanpa rasa canggung sekalipun, lalu ku tepis tangan ali "apaan sih ali, mulai berani kamu ni ya" sambil cetus ku tepis tangan ali.

"ayo lah bik, kenapa sih?" dengan senyum nyengirnya yang sok cool itu.

Beruntung pak guru segera tiba, lalu kami kembali pada bangku masing-masing. Ali masih saja dengan ganjennya memandangi ku seraya meledekku, aku benar-benar tak tahan dengan sikapnya yang tiba-tiba itu. panas dingin jantung ku berdegub kencang layaknya suara kereta api berjalan, grejek greduk tuuut tuuut

aaah ayo lah aku ini kenapa sih, aku malu dibuatnya.

waktu terus berjalan hingga tiba waktunya perpisahan.

entah kenapa, ada rasa senang ada rasa sedih namun juga bertanya tanya dalam hati.

aku dengan Ali akan berpisah, kami tidak akan 1 sekolah lagi, kami tidak akan 1 bangku lagi, kami tidak akan saling bertatap muka lagi, kami akan saling sibuk dengan sekolah baru, teman baru, dan suasana baru yang akhirnya akan saling melupakan. ada rasa perih di hati.

Ali melanjutkan sekolah Menengah pertama di Negeri, sedangkan aku memilih sekolah Menengah pertama di swasta karena peringkat ku yg selalu mendapat juara dalam perlombaan bidang agama.

Di acara perpisahan, Ali masih tersenyum manis pada ku. dia menghampiri ku,

"Bi, jadi bibi lanjut sekolah swasta? yakin gak mau bareng aku Bi??? tanya Ali sembari menatap ku dengan melas.

"Enggak Li, aku sudah mantap akan melanjutkan sekolah di swasta saja yang mendukung bidang agama lebih utama karena aku ingib terus berjuang dengan kemampuan ku di bidang ini"

ku lihat Ali menghela nafas panjang lalu menunduk,

"tapi bi, kita tidak lagi bisa bercanda dan main bareng dong" Ali masih menghela nafas panjang.

"kamu apaan sih Li, kita kan masih 1 kampung toh. jangan sok manja deh ya, kita sudah mau beranjak dewasa kita harus fokus belajar kan" jawab ku dengan nada tegas.

kau tau, bukan itu yang aku inginkan ali. aku masih ingin merasakan hari-hari sekolah bersama mu, hari dimana aku bisa terus menatap senyum manis mu itu.

woey woey woey, Chella. ini pemikiran jelek, belum waktu nya, kamu masih bau kencuuurrrrr.

dan kami berjanji akan sukses bersama nanti nya saat kami sudah mengenal dunia kerja. dengan berat ku lepas jabatan tangan Ali hari ini. Ntah kenapa aku berpikir ini benar-benar suatu perpisahan.

Tesss. . . . mengalir deras sudah ini air mata.

Ali, semoga kau tidak melupakan ku di sekolah baru mu.

Next episode jangan lupa like dan koment nya ya readers.

selamat membaca 😘

Indahnya masa SMP

INDAHNYA MASA SMP

Aaah akhirnya aku sudah berada di sekolah baru, suasana baru, teman baru, dan wajah-wajah baru di lingkungan baru. Aku sudah SMP, waktu dan hari-hari yang akan ku lalui tentunya akan lebih aktif dan sibuk.

Ali, seketika ku mengingat nya. bagaimana dengan ali, aku rindu masa-masa sekolah dengan mu Ali.

lalu ku berjalan mencari kelas yg sudah di tentukan ketika mendaftar sekolah. Di dalam kelas sudah ramai dengan berbagai canda tawa saling ejek saling berkenalan dan rebutan kursi untuk duduk paling belakang.

aku bingung clingak clinguk melihat sekitaran, enaknya duduk dimana ya semua udah saling kenal harusnya aku cari kenalan aja kali ya, pikirku.

Bersyukur, bagi orang yg mudah bergaul sepertiku ini tidak sulit mencari teman lalu berkenalan.

Selang beberapa menit, semua teman sekelas sontak tertawa terbahak bahak melihat salah satu anak cowok yang salah memakai kostum. karena kami di sekolah swasta otomatis baju semua serba panjang sedangkan dia memakai celana dan baju pendek dengan gayanya yang sok ganteng sok cuek pula. Dalam hati ku berpikir, Ih gak banged deh ni cowok. Salah masuk sekolah atau gimana sih, main nylonong gak liat apa ya kita ini sekolah swasta. ah sudah lah bukan urusan ku.

---------

Di dalam kelas, ku lihat dia selalu bertingkah semau nya. judes, jahil, suka menggoda tapi pemarah. aku sumpek melihat nya saja. sesekali kami saling menatap tapi dia selalu memalingkan wajah dengan senyuman sinis,

rasanya ingin ku lempar dengan sepatu. Dan terus saja dia berulah di dalam kelas, tapi ku akui dia memang pintar dengan semua mata pelajaran di sekolah. semua kegiatan ekstra di sekolah dia ikuti, bahkan dia di tunjuk sebagai ketua kelas kami.

aku banyak memiliki teman baru disini, ada beberapa juga teman-teman yang 1 sekolah dasar dengan ku.

para teman kelas cewek, semua cantik-cantik dan berlagak seolah bukan anak SMP. hanya aku yang tampak kekanak-kanakan disini,

ku lihat di barisan meja depan ku cewek dengan postur tubuh tinggi, kira-kira 160cm, berkulit bersih sedang asyk menulis yang ntah apa di tulisnya.

"hai, sedang apa?" sapa ku menghampirinya.

"oh hai juga, lagi corat coret aja sih hehe" dia tersenyum ramah pada ku, ya ampun dia punya ciri khas di pipinya. lesung pipi yang sangat dalam, bisa kau bayangkan bukan betapa manisnya makhluk tuhan di depan ku ini.

"sini duduk, Guwe Maulida" sembari menyodorkan tangan nya pada ku.

"Guwe Michella, panggil aja Chella" ku balas dengan senyum lalu duduk di sampingnya.

"Ehm. . . Lida, itu cowok elu kenal gak??? soalnya guee perhatiin daritadi ellu cuma geleng-geleng aja ngeliat nya" sembari ku tunjuk cowok judes dan nyebelin tadi.

"Oh. . . dia, haha kenapa??? elu ilfil ngeliat nya? ga usah di masukin ke hati. emang kek gitu sifat nya, tapi dia baik kok cuma rada narsis dan kekanak-kanakan" bisik maulida dengan tawa geli.

"ih pantes aja, gak banged deh ya cowok kek dia itu. ngeliat tingkah nya aja gue enneg, gerah" imbuh ku, yang terus membuat Maulida tertawa geli dan geleng-geleng kepala.

dan tiba-tiba muncul seorang cewek menyapa Maulida dengan akrab.

"Lida, elu gak jadi duduk ma guwe nih??? wah parah lu ngelupain janji kita" cetusnya dengan suara nyaring.

"eh. . . jadi dung. . . ini bukan temen duduk guwe. kita cuma saling kenalan tadi tauk. dia duduk di belakang kita" jawab Maulida.

"Oh hai. . . guwe Lucy"

"Guwe chella" kami berkenalan lalu tertawa bareng dan berbagi cerita bersama.

Masa SMP ku. . . sepertinya aku mulai menyukainya. . .

Next episode jangan lupa like dan koment nya ya, semoga berkenan.

selamat membaca 😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!