NovelToon NovelToon

Cinta Si Culun Dan Si Bisu

Bab 1. Makanan sehari-hari

"Dasar gadis bisu! "

"Kok gadis bisu bisa sekolah disini ya?! "

"Sayang cantik-cantik bisu! "

"Cantik sih, tapi bisu! "

Beginilah kata-kata yang kerap kali di dengar seorang gadis cantik tapi bisu. Masih banyak lagi yang lainnya, yang tidak di pedulikan oleh Isabella.

Isabella Osmond terlahir dari keluarga yang terpandang dan kaya, tapi sedari lahir Isabella mengalami cacat atau cacat bawaan dari lahir. Ya, Isabella dari lahir sudah bisu.

David Osmond, sang kakak yang berbadan tegap dengan wajah ganteng nya selalu menjaga adik kesayangan nya itu.

David sangat menyayangi Isabella sedari mereka kecil. Umur mereka hanya terpaut empat tahun saja.

Saat bersekolah dulu, David selalu menjadi tameng untuk Isabella. Dia tidak akan membiarkan orang-orang mengganggu adiknya.

Apalagi adiknya ini tergolong anak yang pintar sehingga tidak harus sekolah di tempat anak yang berkebutuhan khusus. Isabella sekolah di sekolah umum bersama anak-anak sebaya lainnya.

Dan karena Isabella bisu, maka banyak teman-teman nya yang tidak bisa menerima dirinya.

Bagusnya Isabella tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Walaupun sedari kecil banyak yang tidak menyukai nya, banyak yang menggoda dan mengejek nya, hal itu tidak membuat seorang Isabella berkecil hati.

Justru semua hal yang dialami nya membuat Isabella menjadi gadis yang kuat, mandiri, pintar dan tentu saja kecantikan nya semakin terlihat.

Isabella yang biasa akrab dipanggil Bella selalu memakai kalung tali yang berisi notes kecil. Bella tak pernah malu memakai di lehernya dari kecil sewaktu sekolah dulu hingga sekarang menjadi seorang gadis kuliahan.

Jika dibutuhkan maka Bella akan menulis di notes yang tergantung di lehernya itu dan memperlihatkan pada lawan bicaranya.

Walaupun David sangat menyayangi adiknya, tapi dia tidak bisa selama dua puluh empat jam menjaga Bella, adiknya. Apalagi sekarang David yang sudah lulus kuliah ini harus belajar di perusahaan ayahnya yang akan membina dirinya untuk jadi penerus perusahaan Osmond group.

**

Sementara di kampus, Bella baru saja menyelesaikan mata kuliah terakhirnya.

Hari ini kakaknya, David akan menjemputnya sore hari. Dan untuk mengisi kekosongan nya Bella bermaksud untuk pergi belanja ke supermarket A, yang letaknya dua gang dari kampusnya.

Kalau Bella berjalan kaki lewat depan, itu akan memakan waktu tiga puluh menit, tapi kalau lewat jalan pintas yaitu gang panjang maka dalam sepuluh atau lima belas menit sudah sampai di supermarket itu.

Sebenarnya Bella agak ragu juga untuk melewati gang panjang itu sebab banyak terdengar sering terjadi penggangguan terhadap gadis-gadis yang lewat, terkadang beberapa kali juga ada penodongan.

Tapi Bella memberanikan dirinya untuk melewati gang panjang tersebut dan berharap tidak ada kejadian yang menimpa dirinya.

Harapan hanya tinggal harapan, sekarang di hadapan Bella berdiri dua orang lelaki, yang satu bertampang sangar dan yang satu lagi banyak tatto di lengannya.

Kedua lelaki ini menghadang Bella dan berusaha memegang lengan Bella. Kedua tangan Bella memeluk buku-buku yang dipegang nya ke dadanya dengan kuat.

Lelaki bertatto berhasil memegang lengan Bella. Secara reflex Bella memberontak terus dengan mendekap buku-bukunya.

"Brengsek! Nih cewek kaga bisa diam! " maki si tatto.

Lelaki bertatto itu berusaha menyeret Bella ke suatu tempat. Hal ini membuat Bella ketakutan. Badannya memberontak terus untuk dilepaskan. Sayangnya cekalan si tatto pada lengannya terlalu kuat sehingga menimbulkan rasa sakit pada lengan Bella. Bella meringis menahan sakit nya.

"Plakk!! "

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Bella. Bella meringis kesakitan dan memegang pipinya yang terasa perih.

Lelaki yang sangar itu sehabis menampar Bella supaya diam, langsung menyeret Bella.

Bella walaupun hatinya takut tapi tetap berusaha berontak. Bella menghentakkan kakinya menginjak kedua kaki lelaki itu. Si tatto mengerang kesakitan dan tanpa sadar cekalan pada lengan Bella mengendur. Hal itu membuat Bella bisa melepaskan dirinya. Bella berlari sekuat tenaganya.

"Brengsek! Jangan diam aja, kejar! " teriak si sangar pada teman nya si tatto yang masih terdiam karena kesakitan. Si tatto dengan kaki masih sakit berusaha mengejar Bella.

Bella berlari tanpa memperhatikan sekitarnya. Sampai akhirnya Bella menabrak sesuatu.

"Bruukk!! "

Bella merasakan kepala nya menabrak sesuatu yang kekar. Ternyata itu dada seorang lelaki yang sedang berjalan berlawanan arah dengan Bella.

Bella menghaturkan kedua tangan ke depan dada nya untuk meminta maaf dan kembali melanjutkan perjalanan nya dengan berjalan cepat.

Setelah berjalan agak jauh, Bella menghentikan langkah kakinya dan memutar badan nya ke belakang untuk melihat kedua orang jahat itu.

Kedua orang yang jahat itu sudah tidak ada, juga orang yang di tabrak nya tadi juga sudah tidak ada. Tapi Bella punya keyakinan jika orang yang ditabrak nya itu yang menolong nya dari dua orang jahat itu.

Mungkin di lain waktu jika bertemu lagi Bella pasti akan mengucapkan terimakasih atas pertolongannya.

Bella berjalan kembali menuju supermarket A. Begitu dia keluar dari gang panjang, tampak sudah supermarket A yang ramai pengunjung.

Bella memasuki supermarket tersebut dan mengambil keranjang kecil untuk meletakkan barang belanjaan nanti.

Bella berjalan ke bagian sabun dan shampoo. Dia mengambil sabun dan shampoo yang biasa dipakainya dan memasukkannya dalam keranjang kecilnya.

Drrttt...... Drrttt......

Ponsel Bella bergetar menandakan message masuk. Bella membuka dan membacanya. Ternyata kakaknya, David.

"Ada dimana, Bella? Sudah pulang kuliah? " tanya David di message nya.

"Sudah pulang kuliah, kak. Sekarang di supermarket A. " tulis Bella yang tersenyum. Kakaknya selalu perhatian.

"Oke. Nanti kakak jemput kesana ya! Supermarket A yang dekat dari kampus kan? " tanya David lagi di message Bella.

"Iya betul, kak! Bella tunggu ya! " tulis Bella menjawab message David. David tersenyum membaca message adiknya.

Kemudian dia membereskan mejanya dan bersiap-siap untuk menjemput Bella di supermarket yang berada tidak jauh dari kampusnya.

David selalu meluangkan waktu untuk menjemput ataupun mengantar Bella. Adiknya masih menjadi prioritas dirinya, sebab David belum mempunyai pacar. Sifat dingin dan diam nya itu membuat mahluk yang namanya perempuan malas untuk mendekatinya. Tetapi jika sudah melihat atau mengetahui wajahnya yang tampan, badan tinggi dan sekarang ditambah sebagai calon penerus keluarga Osmond, pasti banyak gadis-gadis ataupun wanita-wanita yang tergoda dengan dirinya.

Bella kembali melanjutkan belanjaan nya yang tertunda sambil menunggu message kakaknya. Dia memasukkan susu cair, coklat, biscuit wafer dan kacang mete, camilan kesukaan nya.

Sepasang mata elang memperhatikan Bella dari kejauhan. Lelaki yang menolongnya di gang panjang itu.

Bella tidak menyadari nya. Matanya sibuk melihat-lihat dan membaca tulisan-tulisan pada kemasan.

"Drrttt...... Drrttt..... "

Ponsel Bella kembali bergetar. Bella tersenyum karena sudah menduga pasti itu kakaknya.

Bella membaca message dari kakaknya.

"Kakak tunggu di depan ya, Dek! " tulis message David.

"Oke, kak! Bella bayar dulu ke kasir ya! " Bella menulis message menjawab kakaknya.

Kemudian Bella langsung antri di kasir.

*

*

bersambung....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Bab 2. Mau dijodohkan

Kemudian Bella langsung antri di kasir. Bella membayar belanjanya menggunakan credit card nya. Setelah selesai, Bella mengangkat dua buah kantong asoy nya, berjalan keluar supermarket.

Mobil David berada di parkiran depan supermarket. David tersenyum melihat adik kesayangan nya keluar dari supermarket dengan menenteng kantong asoy.

Bella meletakkan belanjanya di jok belakang mobil, kemudian membuka pintu depan dan duduk di sebelah kemudi.

"Sudah selesai semua, Bella? Gak ada yang tertinggal? " tanya David penuh perhatian.

"Gak ada, kak! " jawab Bella bukan dengan suara tapi dengan instruksi di tangannya. David mengelus rambut Bella dengan rasa sayang nya.

Sepasang mata elang yang memperhatikan Bella di dalam supermarket tadi, kini memperhatikan juga ke arah David.

"Oh.... David Osmond! Lalu siapa gadis itu? " gumam dan tanya lelaki itu dalam hatinya.

Nama dan wajah David Osmond banyak dikenal di kalangan muda kaum elite. Nama dan wajahnya yang tampan mulai ramai jadi perbincangan ketika diputuskan bahwa David akan menjadi penerus atau ahli waris dari Osmond group.

David melajukan mobil sedan nya keluar dari parkiran supermarket, dan menuju arah pulang.

Tak lama kemudian mobil David memasuki halaman mansion keluarga Osmond yang luas dengan bangunan yang megah bak istana berdiri di tengah-tengah halaman tersebut.

David mematikan mesin mobilnya, lalu membuka pintu dan keluar. Bella juga sama, membuka pintu dan keluar. Tak lupa dia mengambil dua kantong asoy yang berada di jok belakang.

Bik Darmi tergopoh-gopoh datang menghampiri Bella. Dia ingin mengambil kantong asoy yang dibawa Bella tapi Bella menolak nya. Bella menggelengkan kepalanya pada Bik Darmi. Bik Darmi mengerti akan kemauan Bella karena Bik Darmi sudah mengurus Bella dari Bella masih bayi.

Bik Darmi memang sudah mengabdi pada keluarga Osmond berpuluh-puluh tahun lamanya. Selagi Bik Darmi masih muda hingga kini sudah tua. Tuan muda David juga masih kecil sewaktu Bik Darmi mulai masuk kerja.

David dan Bella memasuki mansion dengan beriringan. Dilihatnya Papa dan Mama nya sedang duduk di ruang keluarga yang berada di tengah ruangan.

"Sore Pa..... Ma....! " ucap David memberi dalam pada kedua orang tua nya.

Sedangkan Bella langsung memberikan ciuman di pipi pada Papa dan Mama nya.

"Sini duduk dulu sayang! " titah Katie Agnesia, Mama Bella.

Bella langsung duduk di sebelah Mama nya. David juga langsung duduk di sofa yang masih kosong.

Keluarga Osmond selain kaya dan terpandang, mereka juga terkenal dengan keharmonisan dalam rumah tangga mereka.

Mereka saling menyayangi satu dengan yang lainnya. Apalagi sejak kelahiran Bella, kasih sayang kedua orang tuanya berlimpah. Malah boleh dikatakan terlalu protek. Semua itu disebabkan karena Bella bisu dari lahir.

"Tumben nih! Ada apa sih, Pa? " tanya David pada Papa nya, Richard Osmond. Rambut Richard sudah putih semua, tapi raut wajahnya yang tampan masih jelas terlihat. Ya walaupun Richard sudah hampir memasuki kepala enam tapi badan nya masih segar bugar, wajahnya berseri.

"Entahlah, Papa juga gak tahu ini! " sahut Richard dengan mengangkat bahunya.

Katie Agnesia adalah sosok seorang ibu yang lembut tapi tegas. Terutama dalam hal mendidik kedua anaknya.

"Bella, kamu kapan kuliahnya selesai? " tanya Katie lembut pada Bella yang duduk di sebelah nya.

"Ya ampun Mama..... Bella kan baru setahun lebih kuliahnya jadi masih ada dua setengah tahun lagi, Ma! Kenapa nanya kuliah sih, Ma? " tulis Bella dalam notes nya yang diperlihatkan pada Mama nya untuk dibaca.

"Gini lho sayang.... Mama sama Papa mau menjodohkan kamu sama anaknya teman Papa, sayang! " tutur Mama Katie dengan suara pelan dan berhati-hati.

Bella yang mendengar ucapan Mama nya melotot ke arah Mama nya.

Papa Richard yang mendengar ucapan istrinya walaupun pelan tapi jelas terdengar langsung menghela nafasnya.

Demikian juga David, yang lagi minum sampai tersedak.

"Uhuk...... uhuk..... uhuk..... " sedak David.

"Jangan bawa-bawa Papa ya, Ma! Papa sama sekali gak tahu-menahu urusan perjodohan ini lho! " jelas Richard tegas.

"Apa-apaan sih, Mama! Bella gak mau, Ma! " tulis Bella dalam notes nya dengan mimik muka sebalnya.

"Lho! Kok langsung ditolak?! Kan kamu belum lihat anaknya kaya gimana..... ganteng lho, sayang! " bujuk Katie tetap dengan lembut.

"Gak mau! Pokoknya Bella gak mau dijodohin! Bella bisa cari sendiri! " tulis Bella dalam notes nya yang dia perlihatkan pada Mama nya.

Dengan muka kesal dan cemberut Bella bangkit dari duduknya dan mau berjalan masuk ke kamarnya.

"Mama belum selesai bicara, Bella! " ucap Katie dengan nada tinggi.

Tapi Bella yang sudah kesal dan sebal sama Mama nya tidak menggubris sama sekali omongan Mama nya.

"Bodo amat! " kesal Bella dalam hatinya. Dia tetap berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Mama apa-apaan, sih! Pake acara jodoh-jodohan gini! Umur Bella tuh baru berapa, Ma! Belum waktunya nikah, kuliah aja belum selesai! " tukas David yang sedikit kesal dengan ulah Mama nya ini.

"Iya maksudnya Mama tuh kenalan dulu, gak harus buru-buru nikah, Vid! " tukas Katie tidak mau disalahkan.

"Tapi Mama gak usah ngomong ngejodohin gitu! Hari gini.... siapa sih yang masih mau dijodohin?! " kesal David pada Mama nya.

"Memang nya Mama mau jodohin sama siapa? Teman Papa yang mana? " tanya Richard menatap Katie, istrinya.

"Itu lho.... si William teman Papa! Istrinya yang nelpon Mama, Pa! " jawab Katie antusias.

"Ohh.... William Addison! Emang dia punya anak cowok, Ma? " tanya Richard lagi.

"Ada, Pa! Seumuran dengan David! " sahut Katie menjelaskan.

"Papa cuma tahunya dia punya anak perempuan, sekarang stay di luar negri! " ujar Richard.

"Ada yang cowok, anak bungsunya. Mereka sama kaya kita, Pa, anaknya dua! " jelas Katie lagi.

"Kamu juga Vid, buruan cari pacar! Apa perlu Mama jodohin juga?! " tanya Katie mendelik kan matanya ke arah David.

"Ah Mama! David juga sama dengan Bella, menolak perjodohan! Emang nya jaman Siti Nurbaya kali! " kesal David kembali.

"Udah ah! David mau ke kamar dulu, pusing lama-lama deket Mama! " celetuk David dengan wajahnya yang sudah tidak sedap dipandang.

Richard tertawa melihat anaknya yang udah gerah dengan omongan Katie, istrinya.

David bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya yg berada di lantai atas, bersebrangan dengan kamar Bella.

Ketika melewati kamar Bella terdengar sedikit suara erangan yang seperti tercekat.

"Pasti Bella lagi nangis! " gumam David dalam hatinya.

David mendekati kamar adiknya itu dan membuka pintu kamar nya yang tidak terkunci.

"Ceklek...."

David melihat Bella yang sesungukan di atas ranjang nya dengan tengkurap. Dikarenakan suara yang tidak keluar hanya sedikit seperti erangan yang tercekat di leher.

David duduk di tepi ranjang, lalu mengelus rambut indahnya Bella dengan sayang.

"Sudah jangan nangis lagi ya! Nanti leher kamu luka, jika dipaksa bersuara gitu! " ucap David sambil tetap tangannya mengelus rambut Bella.

Bella duduk di ranjang, lalu memeluk David dengan erat. Kemudian Bella menulis sesuatu di notes nya.

"Bella gak mau dijodohin, kak! Bella mau cari sendiri lelaki yang sayang dan bisa terima Bella, bukan dijodohin! " tulisan Bella.

David membaca nya. Dia tahu Bella sangat sedih dan tetap mengelus rambut Bella dengan sayang.

"Iya.... nanti kakak bilang sama Mama ya! Sudah jangan nangis lagi! Nanti cantiknya hilang lho! " canda David supaya adiknya berhenti menangis.

Bella menganggukkan kepalanya.

"Bella mau mandi dulu, kak! " tulis Bella.

David menganggukkan kepalanya. Kemudian dia sendiri berjalan keluar kamar Bella dan masuk dalam kamar nya sendiri.

Sementara Bella mengambil handuknya dan menuju kamar mandi nya. Setiap kamar di mansion ini sudah komplit dengan kamar mandi masing-masing.

*

*

bersambung....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Bab 3. Ketemu penolong dan Mode ngambek

Sementara Bella mengambil handuknya dan menuju kamar mandi nya. Setiap kamar di mansion ini sudah komplit dengan kamar mandi masing-masing.

Setelah mandi sore selesai, Bella keluar dari kamar nya. Dia menuju teras samping yang menjadi tempat favorit nya untuk duduk-duduk santai.

Teras ini menghubungkan dengan kebun mawar yang beraneka ragam warnanya. Bella sangat menyukai nya.

Koleksi mawar nya ada yang wangi dan ada yang tidak wangi. Harumnya sampai ke teras samping jika lagi bermekaran. Makanya Bella sangat suka duduk di teras samping.

Tempat favoritnya untuk melepaskan lelah dan untuk bersantai. Juga tempat menenangkan hatinya jika kesal dan gundah gulana menyerang.

Bella melepaskan kegundahan nya di teras ini. Dia duduk santai dengan melonjorkan kakinya.

Bella memandang seorang lelaki yang berada di kebun mawar nya.

Bella baru pernah melihat nya. Biasanya tidak pernah ada yang mengurus kebunnya.

Perawakan tinggi, tubuhnya boleh dikatakan tegap. Tapi kok tampang wajahnya culun banget ya, apalagi model rambutnya seperti gaya tahun enam puluhan di belah pinggir gitu.

Bella menatap nya tak berkedip.

"Lho?! Bukankah lelaki itu yang tadi sudah menolong nya di gang panjang itu? " tanya Bella dalam hatinya.

"Ah ya.....aku harus berterima kasih pada nya! " ucap Bella dalam hati nya.

Bella bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah kebun mawar. Dia sengaja tidak memakai sandal nya jadi bisa berjalan tanpa bersuara.

Bella sekarang berdiri tidak jauh dari lelaki yang sedang jongkok membelakangi Bella. Lelaki itu hanya memakai kaos putih tipis dan celana pendek selutut. Dan dia tidak menyadari jika ada Bella yang berdiri tidak jauh di belakang nya.

Bella menyodorkan kertas notes yang sudah ditulis dan disobek nya itu ke samping pipi lelaki itu.

Lelaki itu terkejut karena merasa pipi nya menyentuh sesuatu. Tangan nya mengambil kertas notes tersebut.

Dia membacanya.

"Kamu lelaki yang menolongku di gang panjang tadi kan? Terimakasih sudah mau menolongku. " inilah isi kertas yang ditulis Bella.

Lelaki itu berdiri dan memutar badan nya. Dilihatnya Bella tersenyum menatap dirinya.

Antonio memandang wajah cantik Bella yang tersenyum. Hatinya berdesir.

"Sama-sama! " jawab Antonio pelan dengan menunduk sopan.

"Kamu siapa? Nama kamu siapa? Kok bisa ada disini? " tanya Bella dalam buku notes nya yang diperlihatkan pada Antonio.

"Nama saya Antonio, nona! Saya tukang kebun disini! Saya baru bekerja seminggu disini, nona! " jawab Antonio sopan.

Bella memperhatikan lelaki yang berdiri di depannya. Tubuhnya ternyata lebih tinggi dari Bella sedikit. Badannya tegap dan berotot. Ups!! Detak jantung Bella berdenyut makin kencang.

"Kenapa ya jantung ku? " tanya Bella dalam hatinya. Dia heran sendiri.

"Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, saya mau kerja lagi, nona! " pamit Antonio sopan.

Bella menganggukkan kepalanya.

"Bella..... Bella...... " samar-samar terdengar suara David memanggil nama adiknya.

David yang melihat Bella ada di teras samping, berlari kecil menghampirinya.

"Ternyata kamu disini, Bella! " ucap David begitu sampai di samping Bella.

"Siapa dia? " tanya David lagi ketika melihat Bella sedang memandangi lelaki yang berada di kebun itu.

"Namanya Antonio, kak. Tukang kebun kita yang baru! Dia yang sudah menolong Bella tadi, kak! " tulis Bella yang dibaca kakaknya, David.

David menatap Bella. Dia baru melihat ada bekas merah di pipi mulusnya Bella, walau sudah tersamar tapi masih sedikit kelihatan.

"Maafkan kakak ya, kamu diganggu orang ya tadi? Di kampus ya, sayang? " tanya David sambil mengelus pipi Bella.

"Bukan, kak. Di jalan gang panjang yang pintasan untuk ke supermarket itu ada dua orang menghadang Bella dan sempat menampar Bella karena Bella berontak terus! Ada Antonio lewat dan menolong Bella, kak! " cerita Bella yang memegang buku notes nya supaya David bisa jelas membacanya.

David manggut-manggut tanda mengerti.

"Hei kamu, Antonio! Nama kamu Antonio, kan? Terimakasih ya sudah menolong adik saya! " teriak David pada Antonio yang terlihat sudah agak jauh ke depan.

Antonio yang mendengar teriakan David pun berdiri dan membalikkan badan nya menghadap arah David.

"Sama-sama, Tuan Muda! " teriak Antonio dengan diikuti sedikit membungkukkan badannya.

Antonio tersenyum dalam hatinya. Dia melihat David sangat menyayangi adiknya.

"Ternyata gadis cantik itu adiknya David Osmond! Berarti yang bernama Isabella Osmond! " gumam Antonio dalam hatinya.

"Yuk masuk ke dalam, Bella! Papa dan Mama udah nunggu kita di meja makan! " ajak David pada adiknya, Bella.

"Aku masih kesal sama Mama, kak! " ucap Bella di notes nya. David membacanya dan mengusap lembut kepala adiknya.

Mereka berdua masuk ke ruang tengah dimana ruang keluarga dan ruang makan menjadi satu karena ruangannya besar.

Papa masih membaca koran di meja makan. Sedangkan Mama dibantu Bik Darmi masih sibuk mengatur meja makan.

David dan Bella duduk bersebelahan di meja makan. Mereka menunggu hingga makanan sudah semua dihidangkan.

Mereka semua sudah duduk di meja makan. Mama menyendokkan nasi ke piring Papa, kemudian ke piring Bella juga.

"Biar David sendok sendiri, Ma! " tukas David cepat sebelum Mama nya menyendokkan untuk dirinya.

"Ahh sudah tanggung, sekalian aja ini! " sahut Mama Katie yang langsung memasukkan nasi ke piring David. Lalu Mama menyendok nasi untuk diisi ke piringnya sendiri.

Katie memasukkan sayur ke dalam piring Richard, suaminya.

Bella mengambil ayam goreng kesukaannya dan sayur pakcoy. Bella menyendokkan ayam goreng ke piring kakak nya.

"Makasih, Bel! " ucap David tersenyum.

Bella tersenyum.

"Buat Papa gak ada ya? " tanya Papa diiringi tawanya. Bella tertawa tanpa bersuara. Dia langsung memberikan ayam goreng pada Papa nya, kemudian dikasih juga buat Mama nya.

"Makasih ya anak Papa yang cantik! " Papa tersenyum menatap Bella.

"Makasih, Bella sayang! " Mama pun tidak mau kalah dengan Papa.

Mereka sibuk dengan makanan masing-masing.

"Bella, jadi gimana dengan perjodohan kamu ini? Kamu setuju kan? " tanya Mama Katie memecahkan kesunyian. Yang terdengar hanya suara piring dan sendok.

Sedangkan Bella yang ditanya hanya diam saja, tidak memberikan komentar lewat notes nya.

Bella masih kesal dengan Mama nya. Gak ada hujan gak ada angin, malah pulang kuliah ngomongin perjodohan.

"Huh Mama! Bella bisa cari sendirilah jodoh buat diri Bella! Gak perlu dijodohin kaya jaman masih Siti Nurbaya aja! " sungut Bella dalam hatinya.

"Sudahlah, Ma! Lagi makan gak usah bahas begituan, nanti mood jadi jelek! " tegur Papa karena melihat Bella yang tidak memberi tanggapan.

"Baiklah! Nanti sesudah makan, kamu jangan pergi dulu ya, Bella! " ucap Mama Katie tegas sambil menatap Bella.

Bella yang ditatap Mama nya hanya mendengus kesal.

Akhirnya mereka sekeluarga sudah selesai makan. Bella membantu Bik Darmi membersihkan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke dapur.

"Sudah Non, gak usah! Biar Bibi aja! Non istirahat saja ya! " ucap Bik Darmi sambil mengambil alih piring-piring yang sedang dibawa Bella.

Papa, Mama sudah duduk di ruang keluarga. Mama sibuk dengan ponselnya, sedangkan Papa melanjutkan baca koran nya yang tertunda.

Kak David juga sama sibuk dengan ponselnya. Akhirnya Bella menjatuhkan bokongnya di samping kakak nya, David.

*

*

bersambung.....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!