NovelToon NovelToon

Love A Handsome Ceo

episode 1: Pertemuan Pertama

Aku Dae hwa wanita yang suka simple. Aku bekerja di sebuah perusahaan barang teknologi. Aku sudah bekerja selama 4 tahun dan tak pernah naik jabatan. Aku hanya bekerja sebagai karyawan biasa dalam perusahaan tersebut.

Saat pagi harinya. Dae hwa yang masih tertidur tiba tiba hpnya berdering menandakan jam pagi.

Terbangun.” Huamm. Jam berapa ini.” Menguap sambil mengambil hpnya dalam keadaan mata masih sedikit tertutup.

Melihat hpnya dan betapa kagetnya Dae hwa, karena jam menandakan sudah lewat jam 7 dan dia terlambat.

“Astaga makkk. Aku terlambat, mati aku, bisa bisa aku dimarahin lagi sama pak manager.” Ucap kaget Dae hwa langsung buru buru ke kamar mandi.

Dae hwa adalah sesosok wanita yang sangat bekerja keras demi dirinya sendiri, karena kedua orang tuanya sudah meninggal, sejak ia kecil. Dan kini ia bekerja di Perusahaan besar dan ternama.

Saat sedang berlari menuju Perusahaannya karena Perusahaannya dekat dengan rumahnya. Dae hwa tidak melihat kanan kiri dan saat sedang berlari dia tidak sengaja menabrak seorang lelaki yang sedang menuju ke sisi lain.

Bersamaan terjatuh.”Aduh, maaf banget maaf.” Meminta maaf sambil melihat ke bawah lalu menaikkan kepalanya melihat ke arah orang yang ditabrak ya.

Pria tersebut hanya terdiam dan mengelap kemeja ya. Dae hwa yang melihatnya memegang baju lelaki tersebut dan meminta maaf.” Maaf pak, apa ada yang sakit?.” Tanya Dae hwa sedang terburu buru.

Lelaki tersebut berdiri.” Dasar orang orang, selalu saja bersikap buruk, dasar ceroboh.” Ucap pria tersebut.

“Maksud bapak apa ya, jangan mengatakan saya ceroboh, lagian bapak yang tidak melihat lihat.” Ucap tegas Dae hwa.

“Sudahlah, tidak ada untungnya saya mengobrol dengan kamu, jadinya kemeja saya kotor karena terkena tanganmu itu.” Jawab pria tersebut langsung pergi meninggalkan Dae hwa di tempat tersebut.

Dikejauhan.” Dasar gila kebersihan, bodoh kau, lihat saja nanti, wle.” Ucap Dae hwa kesal berkata keras dari kejauhan langsung pergi ke perusahaan.

Sesampai Perusahaan." Maaf pak manager saya telat, saya tadi terlambat bangun." Ucap Dae hwa membungkukkan badannya.

"Kenapa kau terlambat, kau tau kan kita akan melakukan rapat penting hari ini. Karena kau sudah terlambat kau harus saya beri hukuman!." Tegas pak managernya yang bernama pak Rangga.

"Maaf pak, maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya lagi." Ucap maaf Dae hwa terus membungkukkan badannya.

"Sudahlah, kerjakan berkas ini semua dan siapkan hari juga dan kau tidak usah ikut rapat dengan kami. Berkas ini siapkan hari ini juga dan antar ke ruangan saya agar bisa di chek oleh pak bos." Ucap pak Rangga menyuruhnya.

"Baik pak, saya akan menyiapkannya malam ini juga." Jawab Dae hwa mengangkat berkas yang sudah menumpuk banyak dan harus disiapkannya hari ini juga.

Saat Dae hwa membawa berkas berkasnya yang sudah menumpuk bahkan wajahnya tertutup oleh berkas tersebut dan saat dia mau ke mejanya tiba tiba ada yang menyenggol kakinya dan ternyata itu adalah wanita wanita yang sudah biasa membully Dae hwa.

"Arghhh." Ucap kesakitan Dae hwa dan berkas kertasnya berserakan dimana mana.

"Ups, maaf, sengaja." Ucap wanita yang tidak lain lagi ialah Ana wanita yang selalu membully Dae hwa karena penampilannya yang kuno.

"Tidak apa apa." Jawab Dae hwa langsung merapikan berkas berkas yang terjatuh.

"Lain kali aku akan memberi pelajaran lagi kepadamu karena berani menyaingi ku." Ucap Ana ditelinga Dae hwa langsung pergi meninggalkan Dae hwa yang sedang merapikan kertas yang terjatuh dan berserakan.

Setelah Ana pergi dan Dae hwa sedang merapikan kertas yang berserakan. Tiba tiba sahabat Dae hwa yang bernama Eun ji dan menghampirinya.

"Dae hwa, kau kenapa. Kenapa berkas berkas ini berserakan. Aku tahu ini ulah siapa, pasti ini ulah Ana gila itu kan?." Ucap marah Eun ji.

"Kalau sudah tahu, biarkan saja deh, lagian aku sudah biasa dengan hal ini." Jawab Dae hwa sambil mengambil berkas berkas yang berserakan tersebut.

"Kenapa kau selalu diam saja si sayangku Dae hwa. Lain kali kau harus melawannya dong." Ucap Eun ji membantu mengambil berkas yang berserakan.

"Aku tidak ingin membesarkan masalah hanya gara gara ini saja. Biarkan saja deh." Jawab Dae hwa berdiri setelah membereskan berkas berkas tersebut.

"Lain kali aku tidak akan diam kalau melihat sahabat ku di ginikan lagi." Ucap Eun ji kesal.

"Kau memang sahabat ku yang terbaik Eun ji. Aku harus banyak banyak berterima kasih kepadamu." Ucap Dae hwa tersenyum.

"Namanya juga sahabat, dan sahabat harus saling mensupport sesama sahabatnya, lain kali jangan di pendam pendam ya sayang." Memegang pipi Dae hwa untuk menenangkannya.

"Terima kasih banyak Eun ji. Oh ya, omong omong dimana Hana?." Tanya Dae hwa.

"Tadi dia sedang mengerjakan berkasnya jadi sepertinya dia sibuk dan Hana akan melakukan rapat nanti siang, jadi dia sibuk deh." Jawab Eun ji.

"Ooo."

"Omong omong Dae hwa, kenapa kau membawa berkas sebanyak ini. Baru ini aku melihatmu membawa berkas sebanyak ini, sampai sampai wajahmu tertutup?." Tanya Eun ji heran.

"Tadi aku terlambat bangun dan aku di beri hukuman sama pak manager, untuk menyelesaikan berkas ini semua dalam sehari." Jawab Dae hwa.

"Apa kau butuh bantuan ku. Soalnya sebanyak ini apa kau bisa menyelesaikannya dalam sehari?." Tanya Eun ji lagi.

"Sebisa mungkin aku bisakan, lagian ini hukuman karena aku sering terlambat, jadi jangan membuat dirimu terbebani Eun ji." Tersenyum.

"Jika kau butuh bantuan ku, hubungi saja aku ok." Ucap Eun ji tersenyum.

"Baiklah, terima kasih banyak Eun ji, kalau begitu aku pergi dulu ya, untuk menyelesaikan berkas berkas ini." Ucap Dae hwa.

"Kau hati hati ya sayang." Ujar Eun ji.

Dae hwa pun pergi ke meja ya untuk menyelesaikan berkas berkasnya.

Di meja Dae hwa."Astaga, apa aku bisa menyelesaikan berkas sebanyak ini ya. Seharusnya tadi aku minta eun ji untuk menyelesaikannya juga, kenapa malah aku malu ya, sudahlah. Aku harus menyiapkannya hari ini juga, agar pak manager tidak marah lagi." Ucap batin Dae hwa memulai mengerjakan berkas berkas tersebut.

Saat beberapa menit mengerjakan, Hana pun datang sambil membawa secangkir kopi dingin, karena hana tahu kalau Dae hwa sedang kesusahan.

"Halo sayang." Panggil Hana sambil membawa secangkir kopi dingin.

"Eh Hana, ada apa Hana?." Tanya Dae hwa.

"Aku tau kalau kau sedang kesusahan, jadi aku bawa kopi dingin nih buat kamu, agar memudahkan dirimu. Kan kamu suka yang dingin dingin." Jawab Hana sambil meletakkan kopi tersebut diatas meja Dae hwa.

"Terima kasih banyak Hana sayang, kau memang yang terbaik deh. Omong omong apa kau sudah mengerjakan berkas untuk rapat nanti?." Tanya Dae hwa.

"Sudah nih, oh ya kata pak manager kau tidak ikut rapat karena mengerjakan berkas berkas ini ya. Dan kenapa kau selalu terlambat bangun dae hwa.?" Tanya Hana.

"Sudah jadi kebiasaan ku seperti ini, jadinya begini deh. Apa ini menyangkut pria juga kah?." Jawab Dae hwa sekaligus bertanya.

"Ehm, soal itu

episode 2: Pertemuan Kedua

" Ehm, soal itu memang sudah saatnya kau mempunyai pacar Dae hwa, lain kali aku akan mengajakmu untuk berkencan." Jawab Hana tersenyum.

"Aku tidak punya waktu untuk berkencan Hana. Kau tau kan aku selalu disibukkan dengan pekerjaan ini semua. Mana sempat aku berkencan." Ucap lelah Dae hwa.

"Sabarlah sayang. Kalau begitu aku pergi dulu ya, soalnya masih ada urusan lain." Ucap Hana menepuk nepuk pundak Dae hwa.

"Baiklah, aku baik baik saja, kau pergilah."

"Aku pergi dulu, dah sayang." Ucap Hana pergi meninggalkan Dae hwa tersenyum.

"Astaga, sahabat sahabat ku selalu saja memaksa ku untuk berkencan. Mana mungkin ada yang mau dengan ku yang seperti ini." Ucap batin Dae hwa meminum kopi pemberian Hana.

"hah, lelahnya, untung Hana membawakan kopi dingin ini, jadinya lebih enakan. Tapi masih banyak berkas yang harus ku siapkan, hari ini sungguh hari menyiapkan bagiku."

"Mana aku tadi berjumpa dengan orang yang aneh dan gila kebersihan itu. Sungguh menganehkan." Ujar batin Dae hwa kembali mengerjakan berkasnya.

Malam pun tiba. Dimana Dae hwa belum menyiapkan berkasnya dan masih beberapa lagi yang harus diselesaikannya.

Sahabat dae hwa datang ke mejanya untuk memeriksa kondisinya." Halo Dae hwa, apa kau sudah siap?." Tanya Eun ji.

"Eh, kalian berdua. Belum nih, masih sedikit lagi, kalau kalian mau pulang duluan, kalian pulang aja." Jawab Dae hwa.

"Apa kau tidak apa apa?." Tanya khawatir Hana.

"Tidak apa apa. Kalian tau kan aku orang yang kuat, jadi kalian tidak usah khawatir denganku, kalian cukup kirimkan aku ayam panggang saja nanti, sebagai kesalahan kalian karena tidak menemaniku." Ucap Dae hwa tertawa tipis.

"Kau selalu saja seperti itu Dae hwa. Baiklah kalau begitu, kami akan kirim ayam sebagai tanda permintaan maaf kami karena tidak menemanimu, yakan Hana." Ucap Eun ji tersenyum.

"Tentu saja dong, Dae hwa kan suka tuh yang ayam ayam. Jangan makan banyak banyak, nanti kamu gendut lagi, kamu kan udah kurus cantik." Ujar Hana mencubit pipi Dae hwa karena lucu.

"Aduhh, sakit tau Hana, Aku kan memang suka ayam, jadi ga masalah dong, yang terpenting aku makan enak." Jawab Dae hwa memegang perutnya.

"Ya, ya, sayang. Kalau begitu kami pulang dulu ya,ayamnya sudah kami pesan nih. Dan akan diantarkan nanti setelah kau siap menyiapkan berkas mu." Ucap Eun ji menunjukkan hp ya.

"Terima kasih banyak kalian berdua, padahal aku tadi hanya berpura pura saja. Kalian malah memesankannya, terima kasih banyak sayang." Berdiri lalu memeluk Eun ji dan Hana.

"Aku juga sayang padamu." Jawab Eun ji dan hana memeluk Dae hwa dengan bahagia.

Melepaskan pelukan." Kalau begitu kami pulang dulu ya, kalau ada apa apa, langsung hubungi kami saja ya." Ujar Hana tersenyum.

"Ok, kalian hati hati juga."

"Iya." Eun ji dan hana pun meninggalkan Dae hwa.

Setelah Eun ji dan Hana pergi." Aku harus secepatnya menyiapkan berkas ini, agar aku bisa makan ayam panggang sepulang nanti." Membayangkan ayam panggang.

Dae hwa pun langsung fokus kembali untuk menyiapkan berkas tersebut. Setelah beberapa menit menyiapkan berkas berkas tersebut, akhirnya Dae hwa menyiapkannya.

"Argh, siap juga nih berkas, dasar pak manager, sudah tidak mau menaikkan jabatan, malah menyuruh pekerjaan atasan, aneh." Ucap batin Dae hwa kesal.

"Aku harus merapikannya dulu, setelah itu aku pulang dan makan ayam panggang panas. Itu pasti akan sangat enak." Kembali membayangkan ayam panggang.

Setelah merapikan berkas berkas tersebut."Mari pulang." Teriak Dae hwa sudah tidak sabar.

Saat berjalan kaki menuju rumahnya. Tiba tiba Dae hwa menemukan seekor kucing kecil lucu yang bersembunyi di sebuah pohon besar dan terus mengeong.

"Meong, meong, meong." Ucap suara kucing mungil tersebut.

Terhenti."Ehh, itu suara apa ya, sepertinya suara kucing. Dimana ya?." Mencari sumber suara kucing tersebut.

Mencari cari dan akhirnya menemukannya di sebuah pohon besar." Wahhh, cantiknya dirimu kucing kecil, kemana pemilikmu. Apa dia tidak sayang padamu, mari ikut denganku ya." Mengelus elus badan kucing mungil tersebut.

"Meong." Ucap manis kucing mungil tersebut.

"Kau sangat lucu kucing manis, aku akan membawa mu sementara tuan mu mencarimu. Kau pasti kelaparan kan, aku akan memberi ayam panggang yang enak untukmu." Ucap Dae hwa merasa ingin terus memeluk kucing tersebut karena lucu dan dae hwa pun menggendongnya lalu membawanya pulang.

Sesampai rumah Dae hwa." Sementara kau disini dulu ya, kucing manis."

"Utut, utut, utut." Ucap Dae hwa terus mengelus badan kucing tersebut.

Kucing tersebut terus bermanja kepada Dae hwa karena tangan Dae hwa begitu hangat dan membuat kucing tersebut merasa hangat.

"Aku mandi dulu ya, kau disini dulu dan jangan kemana mana sayang." Ucap lembut Dae hwa lalu menuju ke kamar mandi untuk mandi karena badannya sudah berkeringat.

Selesai mandi dan sudah berpakaian harum." Mandi memang menyenangkan." Mengeringkan rambutnya yang basah.

Menghampiri lagi kucing mungil tersebut." Kau memang anak baik ya, mau menurut apa yang kakak bilang. Sebentar lagi ayam panggang ya akan datang dan kita akan makan enak malam ini." Ucap Dae hwa mengelus kepala kucing tersebut karena sangat kiyowo.

Bunyi bel rumah."Ting, tong." Bunyi bel rumah Dae hwa.

"Wah, ayamnya sudah datang, sebentar ya sayang. Aku akan mengambil dulu." Berdiri dan membukakan pintu.

Saat membukakan pintu, Dae hwa terkejut karena bukan pengantar makanan tersebut tapi orang yang menabrak ya tadi pagi.

"Eh, kau si gila kebersihan tadi kan. Yang menabrak ku tadi kan. Kenapa berada di rumah ku?." Tanya Dae hwa bingung sekaligus kaget.

"Aku dengar, kau membawa seekor kucing kecil kan. Apa itu benar?." Tanya Jung woo kembali.

"Benar. Apa kau pemiliknya?." Jawab Dae hwa sekaligus bertanya.

"Jika bukan saya pemiliknya, kenapa saya harus datang kemari. Tentu saja saya pemiliknya." Jawab Jung woo dengan muka datarnya.

"Baiklah sebentar, aku akan mengambil kucing mungil tersebut." Masuk ke dalam untuk mengambil kucing tersebut.

Setelah membawa kucing itu ke hadapan Jung woo tapi Dae hwa masih memegangnya.

"Kucing mungil, apa kita bisa bertemu lagi, jadinya kita tidak bisa makan ayam panggang bersama deh karena tuan mu sudah datang. Lain kali kita akan makan bersama ya sayang." Memegang hidung kucing tersebut karena lucu sambil tersenyum bahagia.

Dae hwa pun memberikan kucing tersebut kepada Kung woo." Ini kucing ya saya kembalikan." Ucap Dae hwa memberikan kucing tersebut ke tangan Jung woo.

"Terima kasih banyak, dan ini bayaran karena kau sudah menemukan kucing saya." Ujar Jung woo memberikan uang dari kantongnya.

"Tidak usah pak, saya menolongnya dengan ikhlas kok." Tersenyum.

"Ambillah, aku tidak ingin berhutang budi pada seseorang, ambillah." Memaksa Dae hwa untuk mengambilnya dengan wajah datarnya itu.

"Lebih baik aku terima saja deh, lumayan, bisa buat beli ayam panggang banyak." Ucap batin Dae hwa.

"Baiklah pak, terima kasih banyak." Jawab Dae hwa menunduk.

"Kalau begitu saya pergi dulu." Ucap Jung woo berbalik badan.

"Hei, gila kebersihan, siapa namamu." Teriak Dae hwa dari kejauhan karena Jung woo sudah agak jauh.

Berbalik badan." Nama saya Jung woo dan jangan panggil saya dengan sebutan aneh mu itu karena kau sudah cukup aneh." Jawab Jung woo dengan dinginnya lalu berbalik badan lagi dan pergi meninggalkan Dae hwa.

Jung woo adalah pria dingin, dan tidak pernah berpacaran. Ia sangat fokus dengan Perusahaan nya. Dan ia adalah bos besar di Perusahaan tersebut. Umurnya sudah dibilang 30 tahun sekarang, dengan identitas masih single mulus.

Setelah Jung woo pergi." Dasar gila kebersihan. Kenapa dia,

episode 3: Kucing Lucu

Setelah Jung woo pergi." Dasar gila kebersihan. Kenapa dia, mengatakan aku aneh, kau tu yang aneh!." Kesal Dae hwa masuk lalu menghentakkan kakinya karena kesal.

Duduk di ruang tamu." Dia pikir dia siapa, seenaknya saja mengatakan aku seperti itu. Mana ayamnya lama datang lagi." Ucap batin Dae hwa terus kesal.

Ditengah kekesalannya, pengantar makanan pun akhirnya datang." Ting, tong." Bunyi bel rumah.

"Apa itu pengantar makanan, smoga saja deh, aku sudah sangat lapar nih." Berdiri lalu memperbaiki kacamatanya dan membukakan pintunya.

"Permisi, apa benar anda nona Dae hwa?." Tanya pengantar makanan tersebut.

"Benar." Jawab Dae hwa.

"Ini pesanan ayam panggang anda." Memberikan ayam panggang tersebut kepada dae hwa.

Mengambilnya." Terima kasih banyak pak." Ucap Dae hwa berterima kasih.

"Sama sama, saya permisi dulu." Langsung pergi meninggalkan tempat.

Ia pun langsung masuk." Akhirnya ayam panggang ini sudah datang, cocok banget sambil minum pakai soju nih. Kebetulan aku masih punya stok Soju sisa bulan lalu. Aku akan menikmatinya." Mengambil soju di kulkasnya.

"Abang, banting dede bang." Nyanyi Dae hwa bahagia sambil membawa soju ya dari kulkas.

Duduk dan menyalakan televisi." Aku harus menikmatinya." Mulai memakan ayam panggang tersebut.

"Hemm, enaknya ya tuhan." Ucap bahagia Dae hwa menikmati makanannya.

Ditengah tengah keenakannya menikmati ayam panggangnya. Tiba tiba ponselnya berdering.

"Drrt, drrt." Bunyi ponsel Dae hwa.

"Siapa lagi yang berani menghubungiku di kenikmatan makananku ini. Mengganggu saja." Ucap Dae hwa mengangkat telponnya dan ternyata itu vc(video call).

Menghidupkan video call tersebut."Eh, ternyata kalian Hana, Eun ji. Ada apa?." Tanya Dae hwa.

"Apa kau sedang memakan ayam panggangnya?." Tanya Eun ji kembali bertanya.

"Tentu saja, kau tidak lihat nih, aku makan ayam panggang ini."Jawab Dae hwa menunjukkan paha ayamnya.

"Wahh, enak banget tu." Ucap Hana selera melihat Dae hwa makan ayam panggang.

"Kau pengen, sini lah, atau kapan kapan aku yang akan mentraktir kalian." Ucap Dae hwa menggoda Hana yang sudah sangat selera.

"Baiklah, kau janji ya." Ucap Hana menunjukkan jari kelingking ya lewat hp sebagai tanda dapat di percaya.

"Ok, tenang saja deh." Ikut menunjukkan jari kelingking ya.

"Omong omong, bagaimana dengan berkas mu, apa kau sudah menyelesaikannya?." Tanya Eun ji.

"Sudah dong, akibatnya aku sangat lelah. Tapi ada yang lebih mengejutkan yang baru saja terjadi, kalian mau tau apa." Mengkompori Eun ji dan Hana.

"Apa tuh?." Tanya Eun ji dan hana penasaran.

"Sepulang kerja tadi, kan aku sedang berjalan nih menuju ke rumahku. Pas aku mau ke rumahku, aku lihat ada kucing mungil yang bersembunyi di pohon besar dan terus mengeong, karena aku mendengar suara tersebut, otomatis aku menghampiri kucing tersebut, pas aku samperin"

"Kenapa, kenapa?." Penasaran Eun ji.

"Iya tuh, kenapa, kenapa. Apa kucing itu ternyata jelmaan hantu, apa kucing tersebut berubah menjadi pria tampan." Tanya Hana penasaran.

"Kau pikir seperti di novel, ada ada saja." Ucap Dae hwa memegang kepalanya karena kelakuan sahabat nya yang tergila gila dengan anime.

"Heheheh. Kan mana tau." Jawab Hana mengelus lehernya.

"Sudahlah, jangan di permasalahkan soal itu, sekarang gimana kelanjutannya, lanjutkan." Ucap Eun ji tidak sabaran.

"Setelah aku menghampiri anak kucing tersebut ternyata, anak kucing itu sangat lucu dan kiyowo." Jawab Dae hwa kembali membayangkan kelucuan kucing tersebut.

"Jadinya aku bawa pulang deh."

Terkejut."Hah, hanya itu?." Tanya Eun ji kecewa dengan jawaban Dae hwa.

"Tau tu Dae hwa, aku kira kucing itu kenapa, eh ga taunya cuma karena kelucuannya." Kecewa Hana juga.

"Ga sampai di situ saja tau, pas aku bawa pulang dan aku juga sudah mandi setelah menaruhnya di ruang tamu dan kalian sudah memesankan ayam panggang tersebut, jadinya aku menunggu agar bisa memakannya bareng kucing imut yang ku temukan itu."

"Tapi, pas aku sedang menunggu, tiba tiba bel rumah ku berbunyi dan aku positif thinking mungkin itu pengantar makanan tersebut, jadinya aku membiarkannya, eh, pas aku buka ternyata bukan pengantar makanan tersebut." Fokus Dae hwa menjelaskan.

"Siapa siapa.?." Ucap penasaran kembali Eun ji.

Dan ternyata itu bukan pengantar makanan tapi si pemilik kucing tersebut,si gila kebersihan itu." Jawab kesal Dae hwa.

"Gila kebersihan?." Tanya Hana bingung.

"Oh ya aku juga lupa mengatakan kepada kalian bahwa tadi pagi, saat aku terlambat. Aku bertemu dengan seorang pria yang gila kebersihan, masa dia mengatakan aku orang yang tidak bersih dan kotoran dan semacamnya."

"Tentu aku marah dong saat diriku di gitukan, siapa juga yang tidak marah kalau dirinya di jelek jelekkan." Ucap kesal Dae hwa mengingat peristiwa mengesalkan tersebut sambil memakan ayam panggangnya.

"Wah, siapa namanya Dae hwa?." Tanya Hana penasaran.

"Karena aku sudah menemukan kucingnya dia memberikan ku uang tau, nih." Menunjukkan uang tersebut.

"Wih, enak banget tu, bagi bagi dong." Ucap Eun ji.

"Aman sayang, besok makan siang aku traktir." Jawab Dae hwa tersenyum.

"Omong omong jawab dulu pertanyaan ku tadi Dae hwa, siapa nama pria gila kebersihan itu?." Tanya Hana menanyakan kembali.

"Oh ya aku lupa, namanya ialah Jung woo. Nama yang menganehkan, persis seperti orang ya." Jawab ejek Dae hwa.

Tertawa."Hahahaah, kau ada ada saja Dae hwa, nama sebagus itu kau bilang jelek." Ucap hana tertawa.

"Kau tidak tahu Dae hwa saja, setiap dia tidak menyukai orang, dia selalu menjelekkan orang tersebut di sisi manapun." Jawab Eun ji tersenyum.

"Ya, ya, ya, terserah kalian saja, pokoknya dia aneh." Ucap Dae hwa meminum sojunya.

"Kau minum soju ya Dae hwa." Tanya khawatir Eun ji.

"Kenapa emangnya, lagi pula aku lagi masalah dan banyak beban pikiran tau, kau selalu saja merusaknya, aku ini baru juga siap mengerjakan berkas yang menumpuk seperti harapan ku ke seseorang." Jawab Dae hwa kembali meminum sojunya.

"Baiklah sahabat ku yang paling cantik, omong omong bagaimana dengan si pembully itu." Tanya Eun ji kembali.

"Biarkan saja deh, mau dia bilang ini kek begitu kek, biarkan saja sampai mulut ya lemes seperti mulut ikan pari tu. Aku tetap tidak peduli." Jawab santai Dae hwa memang tidak peduli omongan yang membully ya.

"Sahabat ku yang satu ini memang hebat plus berani deh, walaupun penampilan kurang menyakinkan, tapi bagi kami kau sudah cukup hebat sayang, betul kan Hana." Ucap Eun ji tersenyum dan mensupport Dae hwa.

"Benar banget, siapa lagi kalau bukan Dae hwa, yihah." Sorak Hana bahagia.

"Sudahlah, ini sudah malam dan kita sudah vc selama berjam jam. Kalau begitu telponnya ku tutup ya Dae hwa."

"Baiklah, selamat malam buat kalian sayang." Ucap Dae hwa melambaikan tangannya sambil memegang sepaha ayam.

"Selamat malam juga sayang." Jawab Eun ji dan Hana bersamaan langsung menutupi video call tersebut.

Setelah mematikan telponnya. Dae hwa langsung berhenti minum karena sudah meminum banyak botol soju.

"Arghh, enaknya ayam panggang disatukan dengan soju, lebih nikmat jos menembus ginjal ku." Ucap bahagia Dae hwa memegang dadanya.

"Tapi kebahagian ini hanya sementara, mana besok aku harus sibuk di Perusahaan lagi karena aku masih di hukum oleh pak manager. Bisa bisa aku di pecat lagi karena si tua manager itu."

"Smoga,

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!