NovelToon NovelToon

Kehidupan Kedua Dengan Sistem

Bab 01 : RYU!

Seorang lelaki berbadan tegap dan berbahu lebar baru saja selesai mandi, badannya masih belum terbalut apapun, hanya tubuh bagian bawahnya yang tertutup handuk.

Tahun 2023 ini lelaki itu berumur tiga puluh lima tahun itu bernama Nayaka Ryu, atau sering disapa dengan Ryu. Dia bekerja di perusahaan bernama Equalitsm sebagai kepala penasehat bisnis. Ryu adalah orang kepercayaan bos besar perusahaan itu, Hans Berlin.

Namun belakangan ini Ryu sering dihubungi oleh perusahan pesaing Equalitsm bernama Corela. Ryu ditawari pekerjaan sebagai Co-CEO. Awalnya Ryu menolak namun pihak Corela terus menawarkan benefit yang menggiurkan, namun tujuannya datang ke kantor Corela bukan untuk berkhianat dia hanya merasa tidak enak pada orang-orang itu

Hari ini Ryu bersedia mendatangi kantor Corela tanpa sepengetahuan bosnya.

Drrt.. drrt..

Sebuah pesan masuk ke ponselnya.

( Pesan dari Hans Berlin : Aku masih di Hongkong, ada urusan mendadak. Aku pulang besok! Datanglah ke pertemuan dengan perusahaan pemasok prosesor bersama Felix.)

“Hah..” Ryu membanting ponselnya setelah menjawab mandat dari bosnya itu.

“Paling-paling juga urusan wanita. Kapan dia bakal tobat, ckck..” Ryu tahu persis bagaimana tabiat bosnya itu.

Ryu sudah bekerja selama delapan tahun, pahit manis perjuangan telah dirasakan. 

“Maaf ya bapak Hans, saya pergi ke perusahaan lain bukan untuk mengkhianati bapak tapi karena merasa nggak enak dengan founder dan CEO Corela yang terkesan memohon denganku.” Ryu segera berpakaian lalu bersiap menuju kantor Corela.

Corela adalah perusahaan pembuat game, sedangkan Equalitsm adalah perusahaan pembuat berbagai macam aplikasi yang viral di negara ini. Equalitsm juga perusahaan import barang elektronik terbesar di negara ini.

Namun Ryu diberi tanggung jawab untuk pengembangan aplikasi hiburan, seperti aplikasi kanal video pendek, game anak dan aplikasi yang menyediakan video dan resep masakan.

Ryu masuk ke gedung perusahan Corela, dia disambut oleh beberapa staf yang langsung mengawalnya bertemu dengan CEO dan juga founder perusahaan itu.

“Silahkan duduk Mr. Ryu.” sapa Jerry, founder Corela.

Ryu duduk di sofa menghadap Gilang, CEO Corela.

“Senang akhirnya anda mau datang ke gubuk kami.” Jerry membuat kiasan yang berlebihan.

“Jangan senang dulu bapak Gilang, saya hanya ingin ngobrol saja kok.” 

“Yakin? Saya kira bapak Ryu datang karena mau jadi partner saya loh.” sindir Gilang.

Ryu hanya tersenyum, “Saya hanya ingin mendengar motivasi bapak mengundang saya ke perusahaan bapak.”

Pembicaraan semakin serius hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepat, Ryu masih setia pada Hans, tawaran yang begitu tinggi dia tinggalkan demi Equalitsm. 

Ryu undur diri, dia berangkat ke kantor, jadwalnya hari ini adalah meeting dengan pihak produsen prosesor untuk membuat konsol permainan. Equalitsm berencana membuat konsol permainan yang akan menyaingi merek konsol permainan asal Jepang, Playstation.

“Tumben hari ini berangkat telat?” tanya Felix, dia adalah Co-CEO Equalitsm.

“Emm.. iya ada keperluan mendadak.” jawab Ryu singkat. Kedua masih berada di ruang meeting walau meeting telah usai beberapa waktu lalu, keduanya masih membahas banyak hal.

“Saya keruangan dulu pak.” Ryu undur diri.

“Ryu!” Felix memanggil Ryu.

Ryu menengok.

“Hans dan aku banyak mempercayakan hal kepadamu, aku harap kamu nggak akan mengkhianati kami.” Felix duduk di kursi putar.

“Baik pak.”

“Hmm.. oke silahkan lanjut kerja.” 

Ryu benar-benar undur diri kali ini.

......................

TING!

Ryu keluar dari lift di basement, dia berjalan menuju mobilnya, namun tiba-tiba pelipis kanannya terasa dingin, sebuah pistol menempel di pelipisnya, Ryu kaget, dia menoleh.

“Ba.. pak Hans?” katanya terbata.

Hans menodongkan sebuah pistol pada Ryu. “Masuk ke mobilmu! Semua CCTV di basement sudah aku atur tidak aktif, nyawamu ada di tanganku Ryu.” Hans tersenyum bengis.

Ryu masuk ke mobil, duduk di kursi kemudi. Hans duduk di sebelahnya, pistol di todong ke paha Ryu agar tidak terlihat dari luar mobil.

Hans mengetik sebuah tujuan pada layar navigasi mobil, ‘Hutan Prapandu’. Ryu menelan ludahnya melihat tujuan mereka adalah sebuah hutan yang jarang dijamah manusia.

“Jalan.” Hans memerintah Ryu dan mesin navigasi mulai memperlihatkan peta.

Ryu sangat tegang, dia menuruti saja, baru kali ini dia di todong pistol, dia tidak menyangka Hans akan melakukan hal nekat ini.

“Jangan kamu kira aku nggak tau ya Ryu.” Hans memulai pembicaraan. “Aku mempercayakan banyak hal kepadamu dan sekarang kamu mau berkhianat?”

“Saya nggak paham pak apa yang anda maksud.” 

“DIAM! Fokus menyetir gobl*k!” Hans marah.

Sampai di tempat tujuan mereka tidak berbicara apa pun. 

......................

Sesampainya di hutan Prapandu, Hans turun lalu menodongkan pistolnya ke arah kaca mobil, Ryu masih di dalam, dia benar-benar ketakutan. Beberapa algojo datang mendekati Hans.

“KELUAR NAYAKA RYU!” Perintah Hans.

Ryu keluar dari mobil, “Pak, saya bisa jelaskan jadi beri saya waktu.”

Hans berjalan mendekat ke Ryu. Semakin Hans mendekat Ryu semakin mundur hingga mentok ke mobilnya, Ryu tidak bisa kemana-mana lagi.

Hans menodongkan pistol tepat ditengah dahi Ryu.

“Waktu? Haha.. Nggak ada! Kamu udah harus aku kirim ke neraka! Kalau kamu mati nggak akan ada yang mencari kamu karena kamu nggak punya keluarga atau pacar, haha.. Gampang ternyata menyingkirkan penghianat satu ini.” Mata Hans penuh kebencian.

“A.. pa ini soal Corela?” tanya Ryu terbata.

Hans mengangguk.

“Saya tidak menerima tawaran dari mereka pak, sungguh! Jadi mohon ampuni saya pak.” Ryu benar-benar ketakutan.

“Cuhh..” Hans meludah di wajah Ryu. “Nggak sudi! Kamu datang ke kantor mereka artinya kamu berniat berkhianat dan aku nggak terima soal itu. Kalau aku biarkan kamu hidup kamu bisa aja berkhianat beneran.” 

“Saya janji pak, saya akan….”

DOR!🔫

Satu tembakan membuat Ryu ‘game over’ di kehidupannya kali ini.

Hans melempar pistolnya, mengambil sapu tangan dari saku celananya, dia mengelap tangannya. “Selamat jalan Nayaka Ryu, semoga di kehidupan yang akan datang kita nggak akan bertemu lagi.” Hans menendang tubuh Ryu yang sudah tidak bernyawa.

“Urus may*tnya, aku pulang dulu.” Hans memerintah anak buahnya untuk mengurus may*t Ryu, sedangkan dia pergi begitu saja seolah tidak pernah terjadi sesuatu.

......................

...NGIIIIIIING!...

“Haaaaah.” Ryu terbangun, dia merasakan kepalanya sangat sakit, nafasnya terengah-engah. Ryu mengingat kejadian mengerikan yang baru saja dia alami, Ryu memegang dahinya, dia berdiri lalu bercermin.

“Haaaah.” Ryu kaget saat melihat pantulan dirinya di cermin, dia kembali menjadi Ryu yang berusia dua puluh tahun.

Ryu melihat sekitar, dia baru sadar bahwa dia berada di tempat yang asing namun tidak asing.

“Kamarku? Rumah ibu?” Ryu berada di kamarnya saat masih tinggal bersama orang tuanya. Ryu berbalik badan dia melihat sebuah kalender menggantung di tembok kamarnya. Ryu menutup mulutnya, dia berada di tahun 2008.

“Gimana bisa aku ada disini? Bukannya aku baru aja mati? Atau jangan-jangan ini di alam baka?”

...TING!...

Sebuah layar hologram muncul di depan mata Ryu.

...[ Selamat hidup kembali Nayaka Ryu! Selamat datang di sistem kehidupan kedua! Anda berkesempatan hidup kembali. Anda diberi misi untuk membalas dendam pada orang yang telah membunuh anda di masa lalu! Waktu anda hanya sepuluh tahun!]...

Ryu membelalakkan mata, dia masih tidak paham dengan keadaan ini.

“Jadi aku udah mati dan sekarang aku hidup lagi di tahun 2008? Dan selama sepuluh tahun aku harus jadi orang yang lebih sukses dan membalas dendam pada Hans Berlin?” Ryu berbicara pada sistem.

...[ Benar sekali! ]...

Tok.. tok..

“Ryu, udah siang kenapa belum bangun? Katanya mau ke kampus!” suara sang ibu membuat Ryu benar-benar sadar bahwa kini dia berada di tahun 2008.

“Masih ada ibu?”

...[ Benar! Kamu kembali ke tahun 2008, misi di mulai!]...

Bersambung...

Bismillah novel baru, novel ini adalah novel lomba Super Sistem, mohon dukungannya semua, terima kasih🙏

Bab 02 : Misi pertama!

Ryu memberanikan diri membuka pintu kamarnya, tepat di depan matanya sang ibu berdiri. “Ibu?” Ryu hampir meneteskan air mata karena dia sangat merindukan ibunya.

Di masa lalu ibu Ryu pergi meninggalkannya pada tahun 2012 karena kecewa terhadap ayah Ryu yang ketahuan selingkuh.

“Kenapa kamu lihat ibu begitu? Ryu?” Anita melambai-lambaikan tangan di depan wajah anak semata wayangnya itu.

Ryu memeluk sang ibu erat, dia tidak percaya bisa memeluk ibunya lagi, memeluk orang yang paling dia sayangi.

“Ryu? Kamu kenapa sih? Nanti kaos kamu kotor loh, ini ibu masih pakai celemek bekas cipratan minyak goreng.” Anita berusaha melepaskan diri dari pelukan Ryu.

“Hehe.. nggak apa bu, Ryu senang bisa lihat ibu lagi.” 

“Berlebihan banget sih, padahal setiap hari juga ketemu. Mandi sana, nanti telat berangkat ke kampus. Katanya hari ini adalah hari pendaftaran magang kan? Nanti kalau telat dapat perusahaan yang jelek loh.” Anita mengomel sambil berjalan menuju dapur.

“Magang?” Ryu mengingat-ingat kejadian hari ini.

Papan hologram muncul.

...[Misi pertama : Mendaftar magang di perusahan Equalitsm. Reward : Uang sebesar dua juta rupiah.]...

“Daftar magang di Equalitsm? Hmm.. waktu itu aku gagal mendaftar karena kehabisan formulirnya jadi aku terpaksa daftar di perusahaan lain.” Ryu melihat jam dinding 05:40.

“Aku harus cepat-cepat mandi nih.” Ryu berlari menuju kamar mandi.

BRUUUK!

Dia bertabrakan dengan Toni, ayahnya.

“Ryu hati-hati dong.” kata Toni.

Ryu melihat ayahnya, rasa bencinya menyeruak.

“Ryu? Hey! Kenapa melamun begitu sih? Mau mandi? Ya sudah sana, ayah nanti aja habis kamu.” Toni berjalan keluar rumah.

Ryu masuk ke kamar mandi, dia cepat-cepat mandi lalu bersiap berangkat ke kampus.

Ryu menggendong tas punggungnya, cepat-cepat memakai sepatu.

“Eh.. Ryu mau kemana? Sini makan dulu, ayah udah nungguin di meja makan.” ajak Anita.

“Tapi Ryu buru-buru bu, penting ini! Aku harus berhasil daftar magang di perusahaan Equalitsm dan merubah takdir kita.”

Anita memiringkan kepalanya, sedikit bingung dengan kata-kata Ryu.

“Ya sudah ayo ayah antar kalau gitu.” Toni bersiap untuk pergi.

“Eh? Terus masakan ibu gimana? Masa nggak ada yang makan?” protes Anita.

“Nanti ayah pulang lagi bu setelah antar Ryu.”

Ryu hanya diam, dia sebenarnya tidak ingin menerima bantuan dari ayahnya tapi apa boleh buat dia harus cepat-cepat sampai di kampus.

“Yuk Ryu.” Toni keluar rumah.

“Maaf ya bu, nanti malam Ryu makan di rumah kok, dah ibu.” Ryu bersalaman dan mencium tangan ibunya lalu buru-buru keluar rumah, dia masuk ke taksi yang dikendarai ayahnya.

Toni adalah seorang supir taksi yang menggantungkan hidup dari hasil setoran. Sedangkan Anita adalah seorang pembantu rumah tangga.

Ryu bisa kuliah karena dia menerima beasiswa penuh karena prestasinya memenangkan olimpiade administrasi bisnis saat masih SMK. 

Ryu menyalakan radio yang ada di taksi untuk mengusir suasana canggung antara dirinya dan Toni.

“Kamu grogi ya sampai jadi pendiam gitu? Tenang aja Ryu ayah bakal ngebut, kamu pasti berhasil kebagian formulir magang di perusahaan yang kamu inginkan.” kata Toni sambil fokus mengemudi.

Ryu hanya diam dia masih belum terbiasa untuk bicara pada ayahnya. Di masa lampau Ryu sudah memutus hubungan dengan ayahnya sejak menikah lagi dengan wanita pelakor yang membuat keluarga Ryu terpecah.

Taksi yang dikendarai Toni berhenti di gerbang kampus Universitas Nusa Bangsa. Ryu hendak turun dari taksi tapi dia ingat bahwa kebiasaannya dulu adalah bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuanya.

Ryu menarik nafas panjang, dia meraih tangan sang ayah lalu menciumnya. “Ryu pergi dulu ya Yah.” Ryu keluar dari taksi.

“Ada apa dengan Ryu? Kok seperti ada yang aneh? Apa dia marah sama aku? Tapi semalam kita baik-baik aja, bahkan main kartu bareng.” Toni bingung kenapa sikap Ryu menjadi berbeda.

......................

Ryu berlari menyusuri jalan utama masuk ke kampusnya, dia menikmati energi mudanya kembali, menghirup udara tahun 2008 membuatnya bersemangat 2.000 kali lipat.

“Huft.. untung aja masih ingat jalan menuju Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.” Ryu sampai di gedung kampus utama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sudah lumayan banyak mahasiswa yang datang untuk antri pengambilan formulir. Ryu antri di deretan mahasiswa yang mendaftar magang di perusahaan Equalitsm.

Pada tahun 2008 ini, Equalitsm masih menjadi perusahaan yang bergerak di bidang impor barang elektronik dan menjadi hulu distribusinya.

Ryu menggerak-gerakan kakinya, dia masih antri untuk mendapatkan formulir pendaftaran magang. Beberapa mahasiswa sudah mendapat formulir, 'Duh.. gimana ini kalau aku gagal dapat formulir? Apa misinya dianggap gagal begitu saja lalu aku langsung mati?' ujar Ryu dalam hati.

Tinggal lima orang lagi, Ryu semakin risau karena dia melihat tumpukan lembar formulir sudah terlihat sangat tipis.

"Ini formulir terakhir, maaf untuk formulir pendaftaran magang di perusahaan Equalitsm sudah habis." seru petugas pembagi formulir.

Ryu menerima formulir terakhir, dia merasa sangat bersyukur.

Ryu langsung mengisi formulir tersebut dengan semangat.

"Hmm.. sebaiknya diisi apa ya supaya pihak Equalitsm melirik aku untuk menjadi anak magang?" Ryu berpikir sejenak untuk mengisi kolom alasan mengapa ingin mendaftar magang di Equalistm.

Ryu teringat di kehidupan sebelumnya Hans pernah menceritakan bahwa ayahnya, founder Equalistm sangat menyukai orang yang suka berinovasi dan memiliki ide out of the box.

Ryu memakainya untuk menulis kolom alasan.

"Kalau bapak Tan Berlin membacanya pasti aku langsung dipilih!" Ryu merasa sangat percaya diri karena memang sejatinya dia tahu banyak mengenai Equalitsm.

Papan hologram muncul, 

...[Selamat reward misi pertama sudah masuk ke akun anda!]...

Ryu tersenyum senang. Ryu membuka tasnya, mencari jadwal kuliah.

"Huft.. mau ngapain nih? Kuliah masih mulai satu jam lagi." Ryu berjalan mengelilingi kampusnya, dia serasa bernostalgia namun ini nyata.

Ryu berjalan tanpa arah hingga sampai di kantin fakultas hukum, dia melihat sosok yang tak asing.

Celine! Wanita yang pernah memacarinya, namun dia membuat Ryu terpuruk di kehidupan sebelumnya karena ternyata Celine hanya memanfaatkannya saja.

Ryu berjalan mendekati Celine yang sedang asik mengobrol dengan beberapa temannya.

Ryu akan mengubah takdirnya, dia tidak ingin diputuskan oleh Celine, melainkan dialah yang akan memutuskan Celine di depan teman-temannya.

"Kamu masih pacaran dengan si anak FISIP itu?" tanya seorang teman pada Celine.

"Masih, tapi sebentar lagi mau aku buang! Nggak level sih sama dia, miskin gitu, nggak bisa traktir makan enak, nggak bisa beliin tas mahal, buat apa coba? Iya nggak?" Celine dengan bangganya menjelek-jelekan Ryu di depan teman-temannya.

Ryu mendekati Celine.

"Eh.. Ryu? Aku SMS semalam kenapa nggak dibalas sih?" tanya Celine, pura-pura sok baik. Teman-temannya menahan tawa melihat Ryu.

"Emm.. Cel, maaf ya kayaknya aku nggak bisa melanjutkan hubungan ini." kata-kata Ryu bak petir di siang bolong bagi Celine, pasalnya dia belum pernah diputus oleh pacar-pacarnya sebelumnya. Apalagi di depan teman-temannya, sungguh tamparan yang memalukan bagi Celine.

"Ryu? Kamu ngomong apa sih?" Celine memegang pundak Ryu tapi di tepis.

"Kamu cuman mau manfaatin aku buat urusan KKN kan? Sekarang udah selesai Cel, jadi kamu udah nggak perlu pura-pura baik lagi sama aku. Aku tau kamu dan lelaki itu punya hubungan terlarang."

"Apa sih Ryu? Lelaki? Siapa maksud kamu?" Celine berpura-pura tidak mengerti apa yang Ryu katakan.

"Semoga Dominic bisa selalu kasih makan enak dan tas mahal ke kamu ya Cel." setelah puas mencampakan Celine, Ryu pergi begitu saja.

Celine tidak percaya Ryu menyebut nama teman satu jurusan sekaligus selingkuhannya. Padahal kedekatannya dan Dominic tidak diketahui siapapun karena saat ini Dominic juga masih memiliki pacar.

Ryu menyeringai, selangkah demi selangkah Ryu lalui untuk mengubah takdirnya!

Bersambung...

Jangan lupa subscribe, like, komen, vote dan jejak lainnya, terima kasih🙏

Bab 03 : Membeli saham murah!

Ryu duduk di kursi paling belakang di dalam bus kota.

Kepalanya menyandar pada kaca bus, pandangannya kosong melihat pemandangan kota yang belum sepadat tahun 2023.

Gedung apartemen masih belum begitu banyak, hotel-hotel kecil masih belum ada.

Bus kota masih mondar-mandir menghiasi jalan, mobil-mobil belum terlalu banyak. Masih ada orang-orang yang bersepeda bukan untuk mengikuti trend melainkan memang dipakai untuk alat transportasi sehari-hari.

'Ternyata dalam waktu lima belas tahun aja kota dan negara ini mengalami perubahan yang cukup signifikan.' batin Ryu.

Ryu turun dari bus kota, dia masih harus berjalan sekitar dua kilometer untuk sampai ke rumahnya. Terik matahari sudah condong ke barat, angin berhembus cukup kencang menyapu dedaunan yang jatuh ke tanah. Ryu menyusuri jalanan yang penuh kenangan itu, ada kenangan suka ada juga kenangan duka yang terjadi di jalan itu.

Ryu masuk ke rumah, ada sang ayah sedang duduk di sofa ruang keluarga sedang membaca koran. “Gimana Ryu? Berhasil daftar di perusahaan yang kamu mau?” tanya Toni.

Ryu menanggung canggung.

“Syukurlah, ayah ikut senang dengarnya. Semoga kamu terpilih ya dan bisa magang di perusahaan yang kamu mau itu.” Toni tampak senang.

“Emm.. iya Yah. Ryu masuk kamar dulu.” Ryu masuk ke kamarnya meninggalkan Toni yang semakin cemas karena perubahan sikap Ryu yang mendadak menjadi dingin.

“Hahh..” Ryu membanting badan di atas kasur. Dia masih bingung bagaimana harus bersikap pada ayahnya. Hatinya sudah terlanjur merasakan luka.

“Bisa jadi saat ini ayah belum selingkuh, mungkin aja aku bisa mencegahnya buat selingkuh!” tiba-tiba saja Ryu memiliki ide untuk tetap dekat dengan ayahnya agar ayahnya tidak selingkuh.

Ryu keluar dari kamar, dia menghampiri Toni. “Yah.. main badminton yuk!” ajak Ryu.

“Oke, yuk.” Toni sangat senang akhirnya Ryu kembali bersikap hangat padanya.

Ryu dan Toni pergi ke lapangan badminton yang berada di depan balai warga di kampungnya. Mereka berdua bermain badminton dengan semangat, Ryu tertawa lepas bersama ayahnya. 

Ryu dan Toni berjalan pulang ke rumah, matahari sudah mulai tenggelam. Langit senja terlihat sangat indah.

“Yah.. ada yang mau aku tanyakan pada ayah.” Ryu memberanikan diri untuk memulai pembicaraan serius.

“Apa Ryu? Tanya aja!”

“Apa ayah pernah merasa menyesal menikah dengan ibu?”

“Kamu ini ada-ada aja Ryu, nggak ada dong! Ayah sangat mencintai ibumu, apalagi Tuhan melalui rahimnya menitipkan anak baik ini.” Toni mengelus rambut Ryu.

“Janji ya Yah jangan berkhianat. Ayah jangan khawatir soal uang, Ryu bakal menghasilkan banyak uang dan mengangkat derajat keluarga kita. Tugas ayah hanya terus setia kepada ibu.” Di kehidupan sebelumnya Toni selingkuh dengan janda kaya.

Toni menghentikan langkahnya, dia menatap Ryu penuh tanda tanya.

“Ryu, ayah berjanji nggak bakal berkhianat pada kalian.” 

Ryu tahu bahwa ayahnya berkata jujur kali ini, dia semakin tidak tahu mengapa di kehidupan lalu ayahnya memilih untuk selingkuh.

“Ryu! Ayah!” Anita melambaikan tangan dari kejauhan.

“Hati-hati Bu, jangan lari.” seru Ryu dan Toni melihat Anita lari menghampiri mereka.

“Kalian habis main badminton ya?” tanya Anita.

“Iya Bu.” jawab Ryu, dia mengambil tas kresek yang dibawa Anita.

“Gimana kamu berhasil daftar di perusahaan yang kamu inginkan?” tanya Anita.

“Iya Bu berkat Ayah. Kalau aku terlambat satu menit aja pasti gagal, karena kau dapat formulir terakhir.” jelas Ryu.

“Hebat dong! Kalau gitu ibu bakal masak yang enak buat kalian berdua.”

“Asik nih.” kata Toni.

Ryu merasa senang dia bisa merasakan lagi memiliki keluarga yang utuh.

......................

Malam hari Ryu menulis semua informasi yang dia ingat tentang Equlitsm pada tahun 2008. Pada tahun ini CEO yang menjabat adalah Tan Berlin, ayah Hans. Tan Berlin membangun Equalitsm pada tahun 1999, dengan kegigihannya dia berhasil menjadikan Equalitsm masuk jajaran perusahaan dengan pertumbuhan di atas rata-rata.

“Hans kembali ke negara ini saat dia lulus S2 pada tahun 2012. Artinya tahun ini dia masih berada di Inggris, aku harus pakai peluang ini untuk menarik hati Tan Berlin.” 

Ryu menulis beberapa rencana bisnis untuk menarik hati Tan Berlin.

......................

Keesokan harinya Ryu datang ke kampus untuk melihat hasil penerimaan karyawan magang.

Daftar nama mahasiswa yang diterima magang di perusahaan Equalitsm.

xxx

xxx

xxx

xxx

Nayaka Ryu ( Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Administrasi Bisnis )

Ryu tersenyum bangga namanya ada dalam daftar mahasiswa yang diterima untuk magang di Equalitsm.

Ryu berjalan ke lorong tempat koran di tempel. Dia membaca headline berita.

Harga saham Bank Masyarakat Sejahtera anjlok!

'Benar juga! Tahun ini BMS dilanda kerugian besar karena masalah penggelapan dana komisarisnya. Kalau aku membeli saham mereka kali ini aku bisa kaya raya di kemudian hari karena BMS akan bangkit lagi dan menjadi bank dengan harga saham termahal!' batin Ryu

Ryu berlari keluar kampus, di otaknya terhitung secara otomatis keuntungan yang akan didapat di kemudian hari.

'Artinya kalau aku membeli seratus lot saham BMS hari ini maka uang yang akan aku lepaskan satu juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah. Kalau aku membiarkannya selama lima tahun ditambah dividen yang akan aku terima bisa lima belas kali lipat uang yang akan aku terima' Ryu membayangkan betapa kayanya dia jika berhasil membeli saham dengan jumlah yang banyak.

“Tunggu! Apa aku harus membelinya langsung ke gedung bursa efek?” Ryu berhenti sejenak di pinggir jalan raya.

Papan hologram muncul.

...[Benar sekali! Karena pembelian saham saat ini masih dilakukan secara manual belum memasuki era digitalisasi.]...

Ryu menepuk jidatnya.

"Tapi aku belum pernah melakukannya." gumam Ryu.

[Tenang saja sistem akan memandu alur pembelian saham.]

"Oke, mari kita coba."

...[Sebelumnya Ryu harus mengambil uang terlebih dahulu karena pembelian saham menggunakan uang cash!]...

"Astaga.. susah ya!" Ryu harus menyesuaikan diri dengan keadaan dimana digitalisasi masih belum berkembang.

Ryu pergi ke mesin ATM untuk mengambil uang, dia lalu pergi ke gedung bursa efek.

Papan hologram membantu Ryu untuk membeli saham.

Tidak seperti tahun 2023, pada tahun 2008 pembelian saham masih secara manual dan terbilang ribet.

Calon investor berbondong-bondong memantau harga saham di layar super besar. Jika sudah mantap maka calon investor akan bertatap muka dengan sales, setelah itu investor harus antri untuk mendapatkan sertifikat kepemilikan saham secara fisik.

Ryu melihat nomor antriannya '47' sedangkan di loket pengambilan sertifikat kepemilikan saham baru sampai nomor tiga puluh delapan.

"Huft.. melelahkan beli saham pada tahun ini, padahal kalau di tahun 2023 tinggal duduk manis aja." gumam Ryu.

Seseorang menepuk pundak Ryu, membuatnya terperanjat kaget.

"Anak muda membeli saham?" kata seorang lelaki paruh baya.

"Iya pak untuk praktik mata kuliah." Ryu berbohong agar tidak terlihat aneh.

"Wah.. keren, kuliah jurusan apa?"

"Administrasi Bisnis pak."

"Saham perusahaan mana yang kamu beli?"

"BMS pak." jawab Ryu dengan percayadiri.

"Hahaha.. Ya.. ya.. namanya juga baru belajar. Tapi sebagai pemain lama di bursa efek paman akan beri nasihat ya anak muda! Jangan beli saham BMS, memang hari ini harga sahamnya murah, tapi harganya akan terus turun di kemudian hari. Kamu akan rugi kalau membeli saham mereka." Lelaki paruh baya itu merangkul Ryu sok akrab.

Ryu menyeringai, "Kita lihat saja paman bagaimana ke depannya, paman si pemain lama di bursa efek atau si anak muda ini yang akan memiliki keuntungan yang mencengangkan." Ryu melepaskan rangkulan lelaki paruh baya itu lalu pergi begitu saja.

......................

Malam hari Ryu makan malam bersama ibunya karena ayahnya belum pulang. Ryu menoleh ke arah jam dinding sudah pukul sembilan malam namun Ayahnya masih belum juga terlihat pulang ke rumah.

"Ayah belum pulang Bu?" tanya Ryu.

"Belum, tadi pagi ayahmu pamit pulang telat karena ada acara makan malam sesama pengemudi taksi di kantor." kata Anita sambil menghidangkan lauk di meja makan.

"Tumben sekali biasanya tidak ada acara seperti itu." Ryu menaruh curiga pada ayahnya.

"Mungkin karena bulan lalu target terpenuhi hingga seratus delapan puluh persen makanya mereka makan-makan. Yuk kita juga mulai makan." Anita dan Ryu mulai makan dengan tenang.

"Biar aku aja bu yang mencuci piringnya." Ryu mencuci piring sedangkan Anita mulai membuka mesin jahitnya, menjahit baju adalah pekerjaan sampingannya.

"Emm.. bu, apa ibu nggak pernah curiga sama ayah?" Ryu masih mencuci piring.

"Apa yang mau dicurigai dari ayahmu Ryu? Ganteng? Nggak! Kaya? Nggak! Jadi ya ibu nggak ada curiga sama sekali. Kenapa memang?"

"Tapi kan ada bu wanita yang memang suka merebut lelaki lain walau nggak ganteng dan nggak kaya."

"Hehe.. tapi banyak lelaki yang lebih dari ayahmu buat dijadikan simpanan." Anita tertawa kecil.

"Udah selesai bu, Ryu masuk kamar dulu." Ryu masuk ke kamar.

"Ada ada aja Ryu ini, hehe.." gumam Anita sambil mulai menjahit. 

Bersambung..

Jangan lupa like, komen, subscribe, vote dan jejak lainnya, terima kasih🙇‍♀️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!