NovelToon NovelToon

NODA DI BALIK CADAR ISTRI KONTRAK

Kontrak Pernikahan

Saran author jangan baca cerita ini, ayo baca di kisah Mak comblang dan Mafia saja😘😘

“Pernikahanmu 1 minggu lagi. Sementara mempelai wanita telah diusir da—”

“Dia melarikan diri, Andre” potong pria yang sudah lama menahan marah dengan meremat kuat cincin pernikahannya.

“Ayolah Alex, sebelumnya kau telah mengusir Natania, jadi dia pergi membawa uangmu dan kekasih diam-diamnya” kata Andre dengan nada rendah. Ia tahu temannya ini akan menembak dengan mata tajamnya.

Alexo Hedwin Moa, dia adalah seorang pemimpin perusahaan diberbagai cabang milik Ayahnya. Memiliki segalanya membuat Alex tidak pernah merasakan rasanya sebuah cinta yang tulus. Ia selalu putus menjelang hari pernikahannya, dikarenakan mereka hanya mengejar hartanya saja.

Namun hal itu tidak membuatnya kesusahan untuk memuaskan hasratnya, dimana hampir semua wanita yang pernah menjadi kekasihnya, telah ia sentuh.

“Aku tidak boleh mengecewakan orang tuaku lagi. Terlebih, martabatku sedang dipertaruhkan disini” kata Alex sudah cukup membuat kedua orang tuanya down karena pernikahannya yang selalu gagal.

“Lalu, kau mau aku bagaimana? Mau aku kenalkan teman-temanku saja?” tanya Andre menawarkan bantuan.

“Iya boleh. Aku akan melakukan kontrak pernikahan dengan mereka” Alex bangkit dari kursi kantornya, “Begini, carikan aku wanita yang mau aku ajak menikah kontrak selama 1 tahun”

“Pasti banyak yang mau! Kau mau seperti apa? Body, face, Language, attitude?” tanya Andre blak-blakan. Ia sudah membuka lembaran buku untuk mencatatnya.

“Apa saja! terserah, yang penting dia mau menikah kontrak denganku. Aku akan memberinya uang bulanan senilai 500 juta. Setelah kontrak selesai akan aku beri tambahan sebagai pesangon senilai 1 Milyar” kata Alex begitu enteng.

‘Jika mengenai uang dia memang royal. Mungkin itulah sebabnya banyak wanita hanya mengejar uangnya saja’ monolog Andre menggelengkan kepala.

“Ehem, ok. Tidak penting masalah wajah, body kan… mudah kalau begitu”

Tanpa berlama-lama pria yang merupakan temannya itu segera pergi ke kantor cabangnya.

_____

Di tempat lain.

Sebuah tempat dimana banyak sekali pelanggan berdatangan memasuki restoran cepat saji milik pengusaha wanita muda yang memiliki wajah cantik. Namun, bukan itu perhatian para pelanggan disana, melainkan seorang wanita bercadar yang mondar-mandir menghidangkan makanan.

Wanita bercadar itu memakai syar’i tebal serta panjang, membuat dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang. Wanita itu memilih untuk mengabaikan demi sejumput uang digenggaman tangan.

“Meja no 21 dengan pesanan steak, kentang goreng dan minumannya jus mangga dan jus apel. Betul?” tanya wanita bercadar itu untuk memastikan saja.

Pasangan itu hanya mengangguk, membiarkan wanita bercadar itu menghidangkan pesanan mereka.

“Besok lagi ya mbak kalau emang niat kerja itu pakai baju yang nyaman dikit. Iya sih situ emang nutupin aurat, cuma nempatin pekerjaan dong. Mbak kan tahu sebagai pelayan sering mondar-mandir, kalau kesandung rok terus nampannya jatuh gimana? Bisa dimintai ganti rugi kamu Mbak” tegur si pelanggan kepada wanita itu.

“Terimakasih sudah diingatkan kak. Saya pekerja baru, jadi belum memiliki seragam” jawab wanita itu dengan halus.

Namun salah satu pelanggan yang dengar juga ingin menegurnya, “Seragam pekerja disini kalau buat mbak kayak apa, masak iya syar’i juga?”

“Saya jawab ya mbak” kata wanita bercadar itu melihat si pelanggan, “Seragam untuk apapun akan saya pakai. Jika saya diberi seragam dengan lengan pendek, saya masih bisa memakai dalaman yang lebih panjang, tetap menutup aurat juga. Jadi untuk mbak, terimakasih sudah memperhatikan saya”

“Dih” maki si pelanggan.

Tidak lama wanita bercadar itu memutuskan untuk berlalu pergi kembali ke dapur.

Disana wanita bercadar itu segera menaruh kembali nampan itu dan duduk di kursi. Ia merasa susah mencari uang dengan pakaian seperti ini, namun harus bagaimana lagi.

“Almira” panggil wanita tanpa hijab dengan pakaian seragam restoran.

Wanita bercadar ini memiliki nama Almira Maheswara, wanita bercadar yang memiliki kehidupan masa lalu yang pahit, bahkan hidupnya saat ini pun juga tetap sama pahitnya.

“Iya, Andin” balas Almira bangkit dari kursinya.

“Kamu dipanggil sama atasan” kata Andin mengambil nampan Almira.

“Kenapa tiba-tiba aku dipanggil sama atasan ya? Apa beliau mau memecat diriku?” Almira merasa agak cemas karena baru kerja tapi atasan malah memanggilnya.

“Nggak tahu juga aku! Kalau mau tahu ya datang aja kesana sendiri” kata Andin mengabaikan Almira.

Karena penasaran Almira benar-benar menemui atasannya itu.

“Assalamualaikum, nyonya Cintia”

“Walaikumsalam Al, duduk sini” kata Tia mempersilahkan Almira duduk disatu meja.

Tidak lama Almira duduk.

“Kamu baca itu” titah Tia memperlihatkan layar ponselnya.

“Ini… surat—”

“Dibuka lowongan seorang istri” kata Tia menyeringai membuka kedua tangannya. “Almira, kau tahu kenapa aku memberitahumu masalah ini, karena aku rasa kau memang pantas menjadi seorang istri daripada bekerja keras seperti ini”

“Ini pernikahan kontrak”

“Bukankah kau membutuhkan uang yang banyak untuk anakmu! Dia harus dirawat di rumah sakit dan itu tidak membutuhkan uang yang sedikit” Tia menunjuk nominal bayaran, “Disini tertulis, kau akan mendapatkan bulanan senilai 500 juta dan pesangon selesai kontrak 1 M. Anakmu akan sembuh dan kau bisa membuka usaha”

“Tapi ini nggak baik, nyonya Tia”

“Almira! Ini kesempatan yang bagus. Aku ngasih tahu kamu karena aku rasa ini cocok untuk kamu. Tenang aja Al, dia temen aku dan dia orang yang baik” bujuk Tia.

Almira masih mempertimbangkannya.

“Al, lagian itu halal kok… kamu niat aja nikah, menjalin rumah tangga dengan dia”

“Aku nggak tahu, nyonya. Maaf aku harus bekerja lagi” kata Almira melenggang pergi.

_____

Sore harinya Almira ada di rumah sakit, ia segera menemui sang anak. Ia kembali teringat dengan perkataan Cintia, dimana wanita itu menawarkan surat kontrak pernikahan dengan seorang pria kaya.

“Ibu Almira” panggil perawat kepada Almira yang duduk di koridor sana.

Almira segera berdiri tanda hormat, “Iya, suster”

“Ibu Almira… ini ada tagihan yang harus dibayar untuk pasien Ronald Maheswara. Silahkan bawa surat nya ke bidang administrasi ya ibu” kata suster dengan lembut.

“Baik” setelah Almira mengangguk, barulah ia mengecek biaya pengobatan Ronald selama di rumah sakit ini, dan totalnya sungguh mengejutkan. “31 juta? Dapat uang darimana?”

Setelah membacanya, Almira pergi ke bidang administrasi untuk mengurus biaya pengobatan Ronald dengan suster tersebut.

“Ada yang bisa saya bantu, ibu?” tanya suster tersebut saat melihat kedatangan Almira.

“Begini suster. Saya dari ibu pasien bernama Ronald Maheswara… biaya pengobatan putra saya kan 31 juta, bagaimana kalau kasih saya waktu lagi untuk membayarnya! Saya belum memiliki uang sebanyak itu” kata Almira memohon.

Suter itu mengangguk mengerti setelah membaca surat tagihan yang dibawa Almira, “Pasien tersebut sudah menjalani kemoterapi selama 5 kali dan juga perawatan intensif di rumah sakit ini. Untuk meringankan itu kami sudah memberikan ibu keringanan untuk mencicil biaya nya selama 3 bulan. Namun ibu, tadi saya sudah dihubungi oleh atasan dan beliau tidak bisa membantu lagi. Mohon maaf ibu”

Almira menelan ludahnya sedih. Ia tahu hal ini akan terjadi mengingat jika sudah kesekian kali dirinya meminta keringanan dan mereka pasti menolaknya.

Lalu ia harus bagaimana?

_____

Selang beberapa hari akhirnya Alex bertemu dengan seorang wanita yang bersedia melakukan perjanjian pernikahan selama 1 tahun. Mata Alex nampak intens memperhatikan penampilan wanita yang bersedia menikah kontrak dengannya.

“Ehem” Alex berdeham meraih surat perjanjian dan memberikannya ke wanita itu, “Kau bisa tandatangani di pojok kiri bagian bawah. Namun sebelum itu, kau sudah membaca syarat-syarat nya kan?”

Wanita itu mengangguk.

“Aku memiliki syarat tambahan setelah melihat penampilanmu yang tertutup seperti ini” kata Alex bersandar.

“Apa itu?”

“Aku bisa kelepasan melakukan sek secara tiba-tiba. Kau harus siap jika kapan-kapan aku memintanya. Sebenarnya itu bukanlah syarat, melainkan hal yang biasa aku lakukan” kata Alex membuat wanita itu membulatkan kedua mata sempurna.

Namun Almira akhirnya mengangguk.

“Tandatangani” perintah Alex.

Wanita itu akhirnya menandatangani surat perjanjian menjadi istri kontrak Alexo Hedwin Moa selama 1 tahun. Lalu ia mengembalikan berkas itu kepada Alex.

“Almira Maheswara” ucap Alex setelah membaca nama tersebut.

Sebenarnya Alex penasaran dengan wanita bercadar yang mau bekerja sama dengannya. Ia tidak akan menyangka memiliki hubungan dengan wanita bercadar. Ia pikir hanya wanita berpakaian sexy dan matre yang mau melakukannya.

“Sebelum kita menikah, apa ada yang ingin kau tanyakan terhadap diriku?” tanya Alex.

“Pertanyaan sepertinya tidak ada. Namun, aku ingin memberimu sebuah permintaan”

“Sure” jawab Alex menerima.

“Dalam masa pernikahan kita. Tidak jadi masalah jika tiba-tiba saya keluar dari rumah, bahkan saat malam hari sekalipun tolong jangan larang saya. Demi allah, tujuan saya bukan ingin bermain-main dan mencoba menjadi kupu-kupu dimalam hari”

“Its ok”

Alex tidak peduli dengan permintaan wanita itu. Semua tidak jadi masalah asal pernikahannya berlangsung dengan lancar dan martabatnya tidak turun.

Begitupun juga dengan Almira. Semua tidak menjadi masalah asal ia memiliki uang untuk biaya pengobatan anaknya. Ia menandatangani perjanjian pernikahan selama 1 tahun setelah lama mempertimbangkannya. Ucapan Cintia terus membayang di otak hingga berakhir tinta diatas materai bersama Alexo Hedwin Moa.

Inilah kisah : Noda Di Balik Cadar Istri Kontrak

Status Untuk Almira

“Saya terima nikah dan kawinnya Almira Maheswara binti Adijaya Maheswara dengan maskawin tersebut, tunai” ucap Alex dengan lantang.

“Bagaimana para saksi, sah?”

“Sah” sahut para tamu bersama-sama. Mereka semua mengikuti doa yang telah penghulu lantunkan untuk pengantin yang baru mengucapkan ijab Kabulnya.

Almira Maheswara sudah sah menjadi istri Alex Hedwin Moa dan juga menantu keluarga terkemuka Hedwin Moa. Atas keterpaksaan dan demi anaknya ia rela menjadi pengantin kontrak sekaligus pengantin pengganti untuk orang yang baru ia kenal, begitu juga dengan Alex.

Almira mencium punggung tangan Alex dan pria itu membalas dengan mencium dahinya. Selepas itu Alex membawa Almira menemui kedua orang tuanya.

“Sayang, perkenalkan mereka berdua ini adalah mamah dan papah ku” ucap Alex meraih pinggang Almira merapat tubuhnya.

“Assalamualaikum” Almira mencoba mengucapkan salam namun kedua orang tua Alex hanya diam mengalihkan pandangan.

Bagi mereka, Almira tidak jauh beda dengan wanita-wanita Alex yang lain. Mereka hanya mengincar harta dan kekuasaan saja.

“Heii jeng Ina, apa kabar?” ibu Alex yang bernama Vara itu melakukan cipika-cipiki dengan tamu dan mengabaikan menantu barunya.

“Hei jeng Vara. Selamat untuk menantu barunya ya jeng!! Akhirnya setelah banyak perempuan yang melarikan diri, Alex nikah juga” gurau Inama Cella.

Vara mengernyitkan dahinya malu. Niatnya mau membuat menantunya malu malah dia yang kena lebih dulu.

“Menantumu kayaknya juga sholehah ya! Dia pake kerudung, pake cadar, menundukkan pandangan. Aku harap itu nggak didepan orang-orang aja” kata Inama nyaris membuat Almira kurang terima.

Almira maju beberapa Langkah, “Maaf ya ibu. Saya ingin meluruskan… kami memang melakukan itu saat didepan orang saja, karena bagi kami memperlihatkan pandangan dan membuka aurat itu adalah milik mahram atau suami kita”

Inama menelan ludahnya kasar dan bibirnya bergetar seperti sedang nyinyir tanpa suara.

“Jangan sok jadi wanita baik kamu. Lihat saja! satu tahun dua tahun kamu pasti sudah memperlihatkan wajah burung gagak” maki Vara melenggang pergi.

Almira membuang nafasnya dengan pelan dan teratur.

‘Hanya satu tahun saja Al, kamu akan pergi setelah satu tahun menjalin pernikahan’ mantra Almira menguatkan diri.

Ia mencoba mencari Alex, namun suaminya itu tidak ada semenjak ia melawan Inama. Pria itu mengabaikan Almira dan memilih bercanda dengan temannya.

Tidak lama Almira melihat Alex memberikan isyarat dirinya untuk datang. Karena merasa terpanggil, ia pun segera kesana.

“Perkenalkan ini Almira, istriku” Alex kembali meraih pinggang Almira dengan begitu intim.

“Hai Almira” sapa mereka semua. Teman-teman Alex memang orang-orang yang berkelas dan penampilannya begitu glamor serta sexy.

“Hai”

“Kamu nanti jangan kaget ya! Alex suka melakukan *** dengan kasar. Jadi kamu jangan sampai kewalahan dan tumbang duluan. Bisa dihajar kamu” ucap salah satu teman Alex dengan berbisik di telinga Almira.

Almira hanya diam. Mau membalas dengan senyuman toh mereka tidak akan melihatnya. Tidak ada Alex disana karena pria itu kembali menyapa koleganya.

Berjam-jam kemudian.

Setelah acara resepsi selesai, Almira dan Alex menaiki mobil menuju Villa mereka yang ada di Surabaya. Sedari tadi wanita bercadar ini sibuk dengan ponselnya, membalas pesan dan mengirim pesan.

“Nanti sampai di villa kau bisa langsung istirahat. Disana hanya ada satu kamar dan kau bisa memakainya” ucap Alex menatap jalanan dari jendelanya.

“Lalu, bagaimana dengan anda?” tanya Almira merasa sungkan jika tidur di kamar orang jika pemiliknya tidak disana.

“Aku juga akan tidur disana” Alex berganti melihat Mira, “Kita akan berbagi ranjang bersama serta ruangan yang sama. Bagaimanapun kita ini suami istri”

Almira mengalihkan pandangan. Kepalanya mengangguk menerima semuanya dengan lapang dada. Selagi pria ini bersikap baik, maka Mira akan menerimanya.

Kata Cintia memang benar, dia orang yang baik. Syukurlah!.

Beberapa jam berlalu akhirnya Mira sampai di villa milik keluarga Moa. Mira turun disusul Alex yang segera masuk tanpa memperdulikan istri barunya.

Melihat Alex masuk, Mira pun juga menyusul.

Sesampainya di ruang tengah, Alex memberikan kunci kepada Almira. “Ini kunci untukmu… kunci kamar, almari, mobil. Apa kau juga mau Villa?”

Almira yang melongo segera menggelengkan kepala, “Semua ini sudah lebih dari cukup”

“Jika kau mau Villa, bisa hubungi diriku” Alex menengadahkan telapak tangannya, “Mana ponselmu”

Dengan polos Almira memberikan ponselnya, tidak lama Alex mengembalikannya lagi.

“Aku sudah tulis nomorku jadi kau bisa tenang menikmati waktu 1 tahun mu menjadi istriku dan… aku juga sudah mentransfer setengah milyar ke rekeningmu” ucap Alex melenggang pergi.

Almira masih tercengang. Ia masih tidak habis pikir dengan pria yang mendadak menjadi suaminya itu. Pria ini sangat royal memberikan hartanya.

“Mari, nyonya”

Akhirnya Almira memutuskan untuk ikut dengan kepala pelayan itu. Ia memasuki ruangan berisi kamar king size yang memiliki jendela kaca menghadap langsung dengan indahnya pantai.

Namun karena ini sudah malam, membuat pelayan itu segera menutup tirai jendelanya.

“Anda bisa istirahat disini. Kamar ini merupakan kamar tuan Alex untuk beristirahat setelah bekerja. Namun beliau jarang kembali ke villa karena pekerjaan yang banyak” pelayan itu menjelaskan sambil menaikan suhu penghangat di ruangan ini.

“Kamar mandi disana” pelayan itu menunjuk dan Almira mengikutinya, “Dan itu ruangan khusus barang-barang milik Tuan Alex yang tidak diperbolehkan untuk ada yang membukanya”

“Baiklah” jawab Almira menerima.

Pelayan itu kembali berjalan mendekati almari besar dan membukanya, “Pakaian untuk anda”

“Tapi sepertinya itu pakaian yang tipis”

“Semua ini Tuan Alex yang memberikannya. Jadi, anda sebagai istri harus menurutinya dan memakai apa yang Tuan Alex berikan” kata pelayan itu dan Almira pun mengangguk pasrah.

Terlebih, pria itu terbilang baik untuk status mereka yang baru berkenalan.

“Ada yang ingin anda tanyakan?” tanya pelayan itu sebelum pergi.

Almira diam sejenak. Ia memikirkan pertanyaan apa yang harus ia lemparkan untuk pelayan ini, “Aku harus memanggilmu siapa?”

“Kiran” balasnya dengan senyuman. “Jika anda mencari saya, tidak usah kuatir atau hal lainnya karena saya ada di dapur menyiapkan makanan”

“Baiklah, terimakasih kiran” ucap Almira menundukkan kepala yang segera dibalas senyuman oleh kiran.

Pelayan itu pun pergi, membiarkan Almira melepas hijab dan cadarnya hampir masuk ke kamar mandi.

Drettt

Namun ponsel Almira tiba-tiba berdering. Ia pun bergegas mengambilnya dan menempelkannya di telinga.

“Hallo”

“Al… Ronald Al…” wanita itu menangis di telpon.

“Ronald kenapa? Kau… kau tenang dulu…aku akan segera kesana” gugup Almira mengusap air matanya.

Almira yang sudah memakai cadarnya lagi itu turun dari mobil lalu berlari memasuki rumah sakit. Tidak peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya asal ia cepat sampai disana.

“Irene, ada apa dengan Ronald Ren?” Almira semakin cemas melihat sahabatnya ini menangis tersedu-sedu.

“Al… Ronald kritis Al… “

“Ronald” Almira berlari mendekati ruangan putranya yang berusia 5 tahun tersebut. Ia mengintip di kaca pintu.

Mata nanar Almira menangkap sosok anak kecil terbaring diatas ranjang dengan keadaan tangan di infus, hidung dan mulut dimasukan selang dan kepalanya yang sudah botak akibat operasi. Ronald Maheswara mengidap kanker otak.

“Ronald… bertahanlah sayang… ibu menunggumu… i-ibu sangat menantikan kesehatanmu” tangis Almira pecah di koridor tersebut.

Setelah Ronald melewati masa kritisnya, Almira menunggu berjam-jam di rumah sakit ini sampai ketiduran. Namun ia tidak boleh lupa dengan kewajibannya sebagai istri Alex.

“Irene, aku minta tolong sama kamu lagi boleh?”

“Tentu saja Al, ada apa?” tanya Irene siap menolong sahabatnya ini.

“Kamu kan tahu aku udah nikah. Kamulah orang pertama yang tahu tentang pernikahanku... jadi aku nggak bisa lama-lama” ucap Almira dengan kedua mata masih sembab.

“Iya Al… kamu tenang aja. Aku akan jagain Ronald” Irene memeluk Almira dan membiarkannya pergi setelah mengucapkan salam.

To be continued

Hadiah Dari Mama

Di tempat lain

Tempat minim pencahayaan serta dinginnya angin malam, ditemani kopi hangat menghangatkan kerongkongannya. Alex duduk didekat pesisir pantai dengan pandangan langsung menghadap lautan.

“Hai Alex” Andre menepuk bahu kekar Alex dan duduk disebelahnya, menikmati kopinya bersama-sama.

Andre melihat Alex sejenak, “Kenapa kau tidak menikmati malam pertamamu?”

“Tidak begitu penting. Lebih menenangkan jika aku menikmati tubuhku sendiri mendingin disini” Alex menyandarkan tubuhnya hingga wajahnya menengadah.

Drettt

Dering ponsel Alex berbunyi, membuat si pemilik segera merogohnya serta mengangkat.

“Video Call” Alex memukul Andre untuk ikut gabung di layarnya, “Hallo tante!!”

Keduanya menyapa wanita setengah baya yang terlihat ditampilan layar ponsel.

“Haiii Alex dan Andre jangan lupa dateng ya minggu depan untuk menghadiri peringatan kematian Roberto, Tante mengharapkan kehadiran kalian” kata Mimilia ibu dari Roberto.

"Iya Tante, kami tidak lupa" balas Andre.

"Lalu, bagaimana dengan Arsenio? Apa ada perkembangan darinya?" tanya Alex, mengingat jika Arsenio temannya itu koma dengan waktu yang lama.

"Belum, Alex. Tante hanya berharap Arsenio bisa sadar dari komanya" balas Mimilia sendu.

Wanita ini telah kehilangan putra pertamanya setelah insiden di Indo 6 tahun lalu, dan di waktu yang bersamaan putra keduanya koma sampai saat ini.

“Baiklah Tante! Kami akan ke Australia besok” Andre ingin mengalihkan pembicaraan, “Tapi sepertinya, pengantin baru ini tidak bisa terpisah dari istrinya”

“Oh!! Iya benar… tante juga udah lihat di media sosial kalau Alex udah mengumumkan pernikahannya” kata Mimilia.

Andre segera mengecek media sosial milik Alex, dan benar saja jika pria ini sudah mengkonfirmasi ke seluruh pengikutnya.

“Luar biasa!” puji Andre saat dirinya sendiri tidak pernah melihat Alex memosting wanita di media sosialnya. Bisa dibilang foto Almira adalah wanita satu-satunya yang bersarang di media sosial pria itu.

“Baiklah Tante. Alex tutup dulu karena harus pulang. Tante tenang aja, karena Alex akan datang ke acara tersebut” janji Alex.

“Baiklah bye”

Setelah itu Alex menutup telponnya dan segera bangkit. Ia merasa Andre akan menghadangnya dengan berbagai pertanyaan tentang foto itu.

“Sepertinya aku tidak perlu bertanya. Kau harus menjelaskan itu semua! Apa kau tertarik dengan wanita itu? Sayangnya, kau akan masuk ke dunianya dan melupakan kehidupanmu sekarang jika hal itu terjadi. Ingat Alex, pernikahan kalian hanya 1 tahun”

“Tidak ada niatan diriku untuk menjadikan dia istri seutuhnya. Penampilannya yang terbilang aneh menjadi kesempatan untuk membuat public figure percaya dengan pernikahanku. Jika aku tidak mempostingnya, maka mereka kira pernikahan ini hanya sebuah rencana” kata Alex dengan santai.

“Bagaimana dengan Marsenio? Bagaimana dengan nasib wanita itu setelah pernikahan ini usai? dia akan diincar oleh para musuhmu, Alex” ucap Andre mengingatkan jika banyak orang yang mengincar kelemahan seorang Alexco Hedwin Moa.

“Bukankah itu bagus. Setidaknya aku bisa tahu keberadaannya. Terlebih, hal itu sebanding dengan nominal yang aku tawarkan”

“Crazy” maki Andre terkekeh memijat kepalanya. Andre menyadari pikiran Alex yang terbilang gila.

_____

Pagi harinya. Almira membersihkan diri dan seluruh ruangan kamar ini. Seperti yang Kiran bilang tadi malam jika Alex jarang kembali ke villa, dan pagi ini Almira tidak melihat pria itu.

Karena ini didalam ruangan maka Almira tidak memakai cadarnya, bahkan wanita ini hanya memakai pakaian tipis yang Kiran bilang dari Alex untuknya. Sebenarnya Almira risih memakai pakaian seperti ini, tapi syar’i yang ia punya sudah sangat bau. Lagipula, jika ada Alex, toh dia suaminya.

Saat ini wanita itu sedang membersihkan kamarnya. Menata perlengkapan tidur, menurunkan suhu Ac, namun masih menutup tirai kamarnya.

Cklek

Seketika Almira menutup dadanya dengan kedua tangan saat pintu kamar itu telah dibuka tanpa permisi. Tubuh Almira terpaku melihat Alex yang membeku diambang pintu.

Keduanya tidak berkata apa-apa.

Alex yang melihat pemandangan itu tidak bisa berpaling sedikitpun. Tidak ia sadari jika tubuh serta wajah wanita tertutup cadar itu terlihat sangat menawan.

Perlahan Alex mendekati Almira yang masih menutupi dadanya dengan pandangan menunduk kebawah. Wanita itu masih diam bahkan saat Alex menuntunnya menuju samping ranjang.

Bruk

Tubuh Almira terlempar kala Alex mendorongnya. Ia tidak menyangka jika Alex akan melakukannya secepat ini, bahkan ini masih pagi. Almira terus menelan salivanya, dadanya naik turun seiring pergerakan Alex yang melonggarkan dasinya.

“Kau masih ingat syarat tambahan yang kuberikan waktu itu kan? Kau harus siap” Alex mulai merangkak hingga mengungkung tubuh kecil wanita itu.

Almira tidak bersuara, namun ia membalas dengan mengangguk kecil. Detik berikutnya Alex langsung membungkam bibir Almira dengan bibir miliknya. Menyalurkan rasa tembakau rokok hingga wanita ini dapat mencicipinya.

Selang beberapa detik Alex melepas ciumannya, lalu ia melihat mata, bibir hidung, semuanya. Entah mengapa Alex begitu terlena. Itupun hanya beberapa detik, selepas itu Alex menghujam jenjang leher Almira dengan berbagai kecupan hingga meninggalkan bekas kemerahan tanda kepemilikan.

Almira hanya diam. Ia tidak merasakan apa-apa selain nafsu sang suami yang ia salurkan kepadanya. Semua seakan memantul tanpa Almira suka.

Drettttt

Alex memaki dering telpon yang berani mengusik kegiatannya. Sungguh, jika itu manusia maka Alex pastikan nyawanya hilang. Mungkin Alex akan membiarkan jika itu ponsel Almira, namun sayangnya itu ponsel miliknya sendiri. Pasti penting.

Dengan terpaksa Alex segera bangkit untuk mengangkat ponsel tersebut.

“Hm” jawab Alex memasuki kamar mandi, meninggalkan Almira begitu saja.

Sejenak Almira tidak mengubah posisi. Ia masih telentang seperti terakhir kali Alex menciumnya. Air matanya tumpah mengalir begitu saja.

‘Apa kau menyesal Al? Jangan menyesal dengan apa yang sudah kau tetapkan! Untuk putramu Al, kau harus kuat. Ini baru awal Al. Ada banyak rintangan yang akan kau lalui’ ucap Almira dalam hati.

Walaupun Almira menerima jika seandainya Alex meminta hak nya, namun itu terlalu terburu-buru, mengingat jika mereka baru bertemu. Tidak mungkin dia semudah itu memberikan tubuhnya untuk pria yang baru ditemuinya bahkan ia belum kenal seluk belum Alex.

Beberapa menit setelah Alex selesai dengan urusan kamar mandinya, pria itu keluar memakai handuk sepinggang saja, menemui Almira yang sudah menyiapkan pakaiannya.

“Aku tidak tahu pakaian apa yang biasanya kau pakai. Jadi aku hanya menyiapkan dirimu pakaian formal” kata Almira masih menunduk.

“Thank you” Alex mengambil kemeja merah maroon yang ada diatas ranjang. “Oh iya. Pagi ini aku akan berangkat ke Australia dan kau tetap tinggal disini”

Lagi-lagi Almira tidak menjawab dan mengangguk.

Tok Tok

Alex membuka pintu kamarnya saat Kiran datang memberikan apa yang telah Alex minta. Tidak lama pintu kembali tertutup.

“Pakailah” Alex mengulurkannya kepada Almira yang segera menerima, “Itu pakaian dengan model yang sama seperti pakaian hitammu. Nanti siang akan ada orang yang mengirimkan pakaian seperti itu lagi”

“Terimakasih” balas Almira masih menunduk.

“Jika aku pulang. Jangan sekali-kali kau memakai pakaian hitam itu, melainkan pakaian berwarna yang sudah aku siapkan”

“Baik” jawab Almira.

____

Saat Almira ada di ruang tamu dan Alex sudah berangkat ke Australia, wanita ini kedatangan tamu special dari keluarga sang suami. Dia adalah kedua orang tua Alex, Vara Hedwin Moa dan Stevano Hedwin Moa.

“Hai!!” tanpa mengucapkan salam Vara main nyelonong masuk lalu duduk di sofa tengah. Begitu juga dengan suaminya.

“Assalamualaikum, Ma” tutur Almira ingin mencium punggung tangan Vara yang segera ditepis.

“Kiran! Aku haus berikan aku minum” seru Vara mengipas-ngipas lehernya. “Kau tahu tidak tadi aku habis berbelanja ke pasar”

“Mamah pergi ke pasar?” tanya Almira menanggapi cerita Vara.

“Aku membelikan hadiah untukmu. Iya kan pah?” tanya Vara dan suaminya mengangguk, “Aku memberikan hadiah special yang membuatku mengelilingi seisi pasar karena barang yang susah”

Almira merasa tersanjung. Diam-diam mertuanya ini perhatian juga, pikirnya.

Tidak lama setelah itu datanglah beberapa orang berbadan besar membawa kotak yang besar pula. Almira tidak tahu isinya karena tertutup kain merah.

“Coba buka sana. Hargai pemberian kami ya” kata Vara membuat kedua kaki Almira terulur mendekati kotak itu.

Sedikit was-was namun rasa penasaran mendominasi, karena itu membuat Almira bergegas membukanya. Dan…

Damn

Keluarlah burung gagak hitam berterbangan ke udara, seakan mereka telah lepas dari sangkarnya. Burung gagak hitam itu terbang memenuhi villa ini hingga membuat Almira jantungan.

“Hadiah dariku. Burung gagak hitam sesuai dengan penampilanmu”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!