NovelToon NovelToon

Jangan Sakiti Aku

Hari pertama bertemu kekasih.

Hari ini hari yang begitu sangat Hasan Sandigo tunggu-tunggu. Di karenakan hari ini sang kekasih Melani tiba di Indonesia dan Ia sedang bersiap-siap berangkat menjemputnya ke bandara sambil melihat penampilannya di depan cermin.

"Sempurna" gumam Hasan keluar dari dalam kamar. Kemudian ia melihat saudara perempuannya yang hendak berangkat ke kampus menunggunya di bawah tangga.

"Wah, kak Hasan terlihat begitu sangat tampan sekali. Kak Hasan mau kemana?" tanya Rati Sandigo melihat penampilan Hasan begitu terlihat sangat tampan.

"Hari ini calon kakak ipar kamu tiba di Indonesia" jawab Hasan membuat Rati tersenyum menggoda kepadanya. "Kenapa? Kenapa kamu melihat ku seperti itu?".

"Ciee... Yang kedatangan kekasih setelah 3 bulan jarak jauh. Terus kak Melani ya sekarang udah dimana kak?".

"Dia belum tiba. Aku pergi dulu".

"Akh tunggu kak!".

"Ada apa?" Hasan menghentikan langkah kakinya melihat Rati yang tersenyum menggoda lagi kepadanya. Dan itu membuat Hasan langsung tau kalau adiknya itu pasti sedang meminta uang kepadanya. "Berapa yang kamu inginkan?".

"Benarkah kak?" Rati tertawa gembira menyodorkan kesepuluh jari tangannya di hadapan Hasan. "Hehehehe... Berikan aku uang 10 juta kak please".

"10 juta?" Hasan sedikit kaget.

"Mmmm, habisnya papa sama mama masih menghukum ku kak. Masak sih kak Hasan tega membiarkan aku tidak memiliki uang? Sedangkan aku ini seorang mahasiswi. Dan teman-teman aku di kampus selalu mengajak aku pergi ke mall" Rati memayungkan kedua bibirnya ke depan dengan wajah sedih.

Namun ia malah mendapatkan jitakan dari sang kakak membuat ia merengek kesakitan.

"Kamu bilang uang 10 juga? Rati, kamu pikir uang itu daun bisa kamu dapatkan begitu saja setelah aku berikan kepada mu 2 hari yang lalu uang sebanyak 7 juta?".

Rati terdiam, ia pura-pura sedih lagi dihadapan sang kakak membuat Hasan tidak bisa berbuat apa-apa selain terpaksa memberikan uang tersebut kepadanya.

Dengan senyum mengembang di wajah Rati, ia langsung memeluk Hasan dan juga memberikan ciuman di pipi kanannya.

"Terima kasih kakak ku yang paling tampan sedunia. Akhirnya aku bisa juga ke mall hari ini. Dah, aku pergi dulu".

Begitu Rati pergi meninggalkannya, tidak lama setelah itu Nadila sang ibu melihat kepadanya dengan sorot mata tajam.

"Oh, jadi kamu Hasan yang membuat adik kamu seperti ini makannya anak itu terus-menerus melawan perintah mama?".

Mendengar itu Hasan langsung membuang nafas kasar. Jika seperti ini ia akan ikutan juga terkena semprotan Nadila hingga tiba-tiba ponselnya berdering mendapatkan panggilan dari sang kekasih.

"Maaf mah, aku harus pergi. Kekasih aku Melani sudah tiba di bandara" ucap Hasan pergi begitu juga dari hadapan Nadila.

Kemudian Nadila mendengus kesal, ia tau kalau Hasan juga sedang menghindarinya.

Hingga kini Hasan telah tiba di bandara internasional, ia pun keluar dari dalam mobil mencari keberadaan sang kekasih. Dan dengan kedua mata berseri-seri Melani langsung melihat kepadanya membuat Hasan tersenyum lebar.

"Maafkan aku sayang membuat mu menunggu lama" penuh kerinduan Hasan membawa Melani ke dalam pelukannya.

"Mmmm, tidak apa-apa Hasan. Akunya juga yang tidak sabar lagi ingin bertemu dengan mu setelah 3 bulan lamanya kita tidak bertemu" keduanya tertawa bersama.

"Ayo, aku akan membawa mu pulang".

"Tunggu Hasan".

"Ada apa Lani?".

Melani tersenyum, "Kamu sudah lupa hari ini hari apa hhhmm?".

Hasan tampak berpikir, "Aku tidak tau sayang. Maafkan aku, katakan saja hari ini hari apa?".

"Ikh, masa sih kamu lupa kalau hari ini hari anniversary kita yang ke 7 tahun? Kamu menyebalkan sekali tau".

Mendengar itu, Hasan langsung memeluk tubuh sang kekasih dengan sangat erat tanpa perduli dengan mereka yang melihat kepada keduanya.

"Maafkan aku sayang. Maafkan aku sampai melupakan kalau hari ini hari tanggal jadian kita" lalu Hasan mencium bibirnya dengan lembut. "Kamu mau kan sayang memaafkan kelalaian aku?".

"Hey, ck. Ya sudahlah. Kali ini aku akan memaafkan kamu. Tapi tidak untuk lain kali".

"Terima kasih Melani ku".

"Mmmmm" angguk Melani tersenyum lebar di balas oleh Hasan. Setelah itu keduanya masuk ke dalam mobil, dan Melani tak henti-hentinya memandangi wajah tampan Hasan yang begitu sangat sempurna bagaikan seorang pangeran yang turun dari langit.

"Kamu sangat tampan sekali!" Melani memujinya membuat Hasan seketika melihat kepadanya. "Fokuslah ke jalan, aku sangat ingin memandangi wajah mu yang begitu sangat tampan".

Hasan tertawa, "Jangan memuji ku terlalu berlebihan seperti ini sayang. Kamu membuat ku tidak bisa fokus menyetir" Hasan hendak menggenggam jemari tangannya, tetapi Melani dengan cepat langsung menarik tangannya.

"Hasan, jangan seperti itu akh. Kamu membuat kita dalam bahaya".

"Bahaya gimana sayang? Aku akan selalu melindungi mu".

"Iya, tapi fokuslah menyetir mobil mu. Sekarang aku ingin mendengar musik".

"Baiklah sayang. Tolong maafkan aku".

Fallin' In Love Lagu J-Rocks

Kurasakan ku jatuh cinta

Sejak pertama berjumpa

Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku

Kau ciptaan-Nya yang terindah

Yang menghanyutkan hatiku

Semua telah terjadi

Aku tak bisa berhenti memikirkanmu

Dan kuharapkan engkau tahu

Kau yang kuinginkan

Meski tak kuungkapkan (ungkapkan)

Kau yang kubayangkan

Yang s'lalu kuimpikan

Aku jatuh cinta

T'lah jatuh cinta

Cinta kepadamu

Ku jatuh cinta

I am falling in love

I'm falling in love with you

Kau ciptaan-Nya yang terindah

Yang menghanyutkan hatiku

Semua telah terjadi

Aku tak bisa berhenti memikirkanmu

Dan kuharapkan engkau tahu

Kau yang kuinginkan

Meski tak kuungkapkan (ungkapkan)

Kau yang kubayangkan

Kuimpikan (inginkan)

Aku jatuh cinta

T'lah jatuh cinta

Cinta kepadamu

Ku jatuh cinta

I am falling in love

I'm falling in love with you

Aku jatuh cinta

T'lah jatuh cinta

Cinta kepadamu

Ku jatuh cinta

I am falling in love

I'm falling in love with you

With you

Sambil bernyanyi, Melani tak henti-hentinya tersenyum menggoda kepada Hasan yang fokus menyetir.

"Kamu selalu memutar lagi itu" ucap Hasan.

"Ya, aku sangat menyukai lagu ini. Karna lagu ini selalu mengingatkan aku dengan kamu Hasan. I love you".

"I love you too sayang ku".

Dan sekarang keduanya tiba di sebuah hotel, Melani yang melihatnya dengan kening mengerut membuat ia bertanya kenapa mereka malah berada disana. Lalu Hasan membawanya masuk, dan Hasan hanya menjawab nanti Melani akan tau sendiri hingga mereka berada di lantai atas.

"Silahkan masuk tuan, kami sudah mempersiapkan sesuai dengan perintah tuan" ucap si pelayan hotel memberikan kartu member ditangan Hasan.

Kemudian Hasan menerimanya dan tidak lupa mengucapkan terimakasih banyak kepada mereka karna sudah repot-repot mempersiapkan semuanya dalam waktu singkat.

Melani tersenyum, "Hey, apa yang sedang kamu persiapkan di belakang ku Hasan?".

Hasan melamar sang kekasih.

Hasan membuka pintu, ia lalu berkata kepada sang kekasih. "Silahkan masuk tuan putri".

"OMG Hasan!" di perlakukan seperti itu oleh Hasan, Melani tak henti-hentinya tersenyum bahagia sambil berjalan masuk ke dalam kamar hotel yang Hasan pesan untuk mereka berdua membuat Melani seketika menghentikan langkah kakinya. "Ya Tuhan ku! Ini apa Hasan?" kedua matanya berbinar-binar tak karuan.

Hasan mencium keningnya dan Melani kembali melangkahkan kaki sampai ia berada di tengah-tengah bunga mawar berbentuk love tersebut.

Kemudian Hasan membawa setangkai bunga dan langsung memberikan di tangan sang kekasih, "Aniverseriy sayang yang ke 7 tahun kita".

"Mmmmm, terima kasih banyak Hasan sudah mempersiapkan ini semua untuk ku. Aku tidak menyangka kalau kamu... OMG!" tiba-tiba Hasan berjongkok di hadapannya sembari mengeluarkan sebuah kotak cincin dari dalam jasnya. "OMG! Ini apa Hasan?".

"Will you marry me honey?" kata-kata yang baru saja Hasan ucapkan membuat air mata Melani seketika meneteskan. "Sshhuueettt... Jangan menangis seperti ini sayang?" Hasan menggenggam jemari tangannya.

"A-aku.. Aarrkkhhh.. Aku tidak tau harus berkata apa Hasan hiks.. hiks.. Aku sangat bahagia sekali. Aku sangat bahagia sekali".

"Kalau kamu bahagia. Mau kamu menerima lamaran ku sayang?".

"Mmmm, aku mau Hasan. Aku mau menikah dengan mu".

Dengan senang hati, Hasan segera memasukkan cincin tersebut di jemari manis Melani sambil menciumnya dengan lembut.

"Terima kasih sayang".

Melani lalu melihat cincin ya begitu sangat indah setelah terpasang di jemari tangannya membuat ia benar-benar sangat bahagia sekali.

"Cincin ini sangat cantik sekali Hasan. Terima kasih sudah memberikan kepada ku".

"Iya sayang, semoga kamu menyukainya".

"Aku sangat suka Hasan, sangat suka".

Keduanya lalu duduk, diatas meja beberapa menu telah terhidang disana dan itu membuat perut Melani tiba-tiba terasa lapar.

"Kamu tau saja aku sedang lapar Hasan".

Mereka tertawa bersama.

"Terus, kapan rencana mu menikahi aku Hasan? Aku jadi tidak sabar ingin menjadi istri mu".

"Secepatnya, aku akan segera menikahi mu Lani. Tapi, sepertinya tidak bisa dalam tahun ini".

Melani melihatnya, "Kenapa tidak bisa tahun ini Hasan?".

FLASHBACK.

Selesai mereka keluar dari ruangan meeting, Beni Sandigo menyuruh Hasan masuk ke dalam ruangannya dan langsung memberikan sebuah dokumen tepat dihadapannya membuat ia bertanya dokumen apa yang baru saja Beni berikan itu. Tetapi Beni malah menyuruhnya untuk segera membuka dokumen tersebut hingga seketika Hasan terbelanga begitu ia membukanya.

"Kamu sudah membacanya? Kalau kamu sudah membacanya papa langsung ke intinya saja. Mulai minggu depan, kamu akan papa tugaskan membangun properti yang kemarin kita bicarakan. Apa kamu bersedia?".

Hasan terdiam.

"Kenapa kamu tidak menjawab papa?".

Hasan lalu berkata, "Papa yakin memberikan ini kepada ku? Bagaimana jika aku gagal membangun seperti yang papa inginkan?".

"Papa yakin kepada mu. Pergilah mulai minggu depan kesana. Tapi ingat Hasan, kamu tidak boleh kembali sebelum kamu berhasil. Lakukan segala cara agar property kita bisa berdiri disana".

"Hhhmmss" Hasan menarik nafas. "Apa yang membuat papa begitu sangat tertarik dengan wilayah tersebut? Sedangkan wilayah itu begitu sangat pelosok dan.. Pengunjung juga kesana begitu sangat jarang mengunjungi tempat itu".

"Kamu lihat saja nanti Hasan, begitu property itu berdiri. Cepat atau lambat wilayah tersebut akan banyak di kunjungi wisatawan. Sekarang yang harus kamu pikirkan, bagaimana caranya kamu mendapatkan tanah di tempat tersebut. Papa ingin kamu melakukan segala cara".

"Baiklah kalau itu mau papa, minggu depan aku akan kesana".

"Mmmm.. bagus".

**************

"Oh jadi begitu ceritanya? Tidak apa-apa Hasan, aku siap kok menunggu kamu sampai tahun depan. Asalkan kamu tidak bertolak belakang dari ku, aku tidak akan pernah mengizinkan wanita manapun merebut kamu dari aku Hasan".

Hasan tersenyum, "Tidak akan sayang. Aku juga tidak akan pernah membiarkan wanita cantik yang berada di hadapan ku ini dimiliki pria lain. Tidak akan pernah".

"Hahahaha" Melani tertawa. Lalu ia mengangguk kalau ia tidak akan pernah berlain hati darinya. "Terus kapan kamu jadinya perginya Hasan? Kamu benar-benar akan pergi minggu depan?".

"Mmmm, Minggu depan aku akan pergi. Lalu bagaimana dengan mu? Apakah kamu tidak pemotretan lagi di Amerika?".

Melani Tabila, dia wanita cantik dan anggun yang memiliki paras seperti tuan putri dalam bentuk kerajaan.

Melani Tabila terlahir dari pasangan suami istri yaitu Marlon dan Zafani. Dan kedua sepasang suami istri ini hanya memiliki seorang putri yaitu Melani. Namun meskipun mereka hanya memiliki seorang putri, kedua orang tua Melani sudah mendidik dia dengan keras sejak dari kecil sehingga Melani tidak punya waktu untuk bermanja-manja dengan mereka.

Hingga suatu saat Melani membuat keputusan dengan mereka, ia ingin sekali menjadi seorang modelling yang diakui seluruh dunia. Tetapi semua itu tidaklah hal yang mudah untuk Melani lakukan dan semua itu sama sekali tidak ada ikut campur tangan kedua orang tuanya, semua itu hasil dari jerih paya Melani bisa sampai di titik puncak.

Namun itu semua hanyalah untuk sementara, jika sudah saatnya Melani juga akan meninggalkan pekerjaan yang ia suka dan melanjutkan mewarisi perusahaan sang orang tua.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Apa yang sedang kamu pikirkan?".

Melani tersenyum, "Tidak apa-apa Hasan, aku hanya....

"Tidak usah berpikir aneh-aneh, cinta ku hanya untuk mu seorang dan aku tidak akan pernah berpaling dari mu dan aku hanya akan menikahi mu" dengan lembut Hasan menarik pergelangan tangan Melani memberikan ciuman.

"Terima kasih Hasan, aku akan menjaga hati ini hanya untuk mu".

.

Sekarang Melani sudah kembali pulang kerumah diantar oleh sang kekasih, namun karna ada sesuatu yang membuat ia harus pergi, Hasan pun tidak bisa singgah dirumahnya membuat ia pergi begitu saja setelah melihat Melani masuk ke dalam rumah.

Kemudian Melani tak henti-hentinya tersenyum bahagia, ia terus menerus asik memandangi cincin tersebut melingkar di jemari manisnya.

"Indah sekali cincin ini".

Zefani lalu melihat putrinya itu sudah datang seorang diri, dan ia melihat Melani terus menerus memperhatikan cincin yang melingkar di jemari tangan manisnya membuat Zefani tau kalau cincin tersebut pasti dari kekasihnya Hasan Sandigo.

"Oh, jadi kelakuan putri mama sekarang jadi seperti ini yah?".

Melani langsung melihatnya dan berlari kedalam pelukannya.

"Mama, aku sangat merindukan mama" ucapnya memberikan ciuman di pipi kanan dan juga kiri Zefani. "Papa mana mah?".

Zefani melepaskan pelukan putrinya, lalu melihat wajah Melani yang tah henti-hentinya berseri. "Wah, sepertinya ada sesuatu nih yang kamu sembunyikan dari mama yah?".

"Hehehehe.... Tidak mah".

"Terus, kenapa dari tadi mama memperhatikan kamu tak henti-hentinya tersenyum seperti itu. Ada apa? Ayo beritahu mama".

"Mmmmm.. Kasih tau enggak yah?".

Aku pergi

1 minggu kemudian, kini saatnya Hasan pergi. Dan keduanya sekarang berada di bandara. Ia lalu melihat kekasihnya Melani dengan wajah kesedihan. "Aku pergi ya sayang".

Tidak menjawab Hasan, Melani malah menarik nafas panjang sembari menatap Hasan. "Mmmm, pergilah. Beritahu aku begitu kamu tiba disana".

"Iya sayang, aku akan memberitahu mu begitu aku tiba disana".

"Sekarang pergilah, sebentar lagi pesawat kamu akan terbang".

Setelah mengatakan hal tersebut, Hasan pun segera memasuki pintu satu pergi meninggalkan sang kekasih yang masih setia berdiri disana. Hingga sekarang Hasan telah berada di dalam pesawat, ia lalu menutup kedua mata dan membiarkan dirinya tertidur.

Sedangkan Melani, begitu ia meninggalkan bandara, ia langsung menuju perusahaan kedua orang tuanya yang berada di pusat kota. Kemudian karyawan yang melihat kepadanya melemparkan senyuman yang begitu sangat Melani sukai. Dan ia juga mendengar apa yang mereka katakan.

"OMG! Ternyata nona Melani di Indonesia" bisik salah satunya.

"Iya, lihatlah betapa cantiknya dia. Astaga! Bahkan kecantikannya terlihat seperti bidadari".

"Mmmm, kira-kira nona Melani sudah memiliki kekasih tidak yah? Tapi seperti yang aku lihat, cincin yang melingkar di jemari tangan beliau seperti... Kalian bisa tebak enggak sih kalau cincin itu seperti cincin lamaran?".

"Iya yah, cincin itu seperti cincin lamaran. Atau jangan-jangan nona Melani sudah bertunangan?".

"Sepertinya".

"Wah, pantas saja nona Melani tak henti-hentinya tersenyum seperti itu kepada kita sedari tadi. Ternyata nona Melani sudah bertunangan".

"Aku yakin tunangan nona Melani pasti bukan orang sembarangan. Iya kan?".

"Ya pastinya, tidak mungkin tunangan nona Melani masih seperti kita ini. Aku sangat yakin, tunangan nona Melani pasti salah satu orang terkaya di dunia. OMG!".

Dan sekarang Melani sudah berada di lantai atas, ia lalu keluar dari dalam lift melihat para karyawan itu lagi terheran-heran kepadanya dan ia hanya melemparkan senyuman seperti yang tadi ia tunjukkan di lantai bawah(Loby).

"Hallo! Selamat siang" ucapnya menyapa.

"Selamat siang nona. Senang melihat nona siang hari ini. Kapan nona tiba di Indonesia?".

"Sudah satu minggu lamanya. Saya permisi dulu yah".

"Iya nona" mereka sampai melihat Melani masuk ke dalam ruangan sang Presdir yang pastinya ayahnya sendiri. "Wah! semakin tahun nona Melani semakin cantik saja yah".

"Iya, beliau bahkan terlihat lebih mudah lagi. Bahagia sekali hidupnya".

"Jelas dong, nona Melani kan seorang model go internasional. Ya pastinya nona Melani semakin cantik dan semakin awet muda tidak seperti kita ini" mereka tertawa bersama dan kembali fokus bekerja.

Ceklek!

Marlon melihat kepadanya, "Sepertinya aku terlihat sedang menganggu pekerjaan papa".

"Tidak! Ada apa kamu kemari?".

Melani mendudukkan diri, ia lalu memperhatikan seisi dalam ruangan Marlon dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Mulai dari kakek ruangan ini tidak pernah berubah. Kenapa?".

Marlon kemudian ikutan melihat seisi dalam ruangannya, dan tersenyum bangkit dari kursi kebesarannya menghampiri Melani yang duduk di sofa.

"Papa menyukainya".

"Benarkah? Tapi ruangan ini terlihat begitu sangat kuno sekali".

"Tidak apa-apa. Terus, apa Hasan sudah berangkat sehingga kamu datang kemari?".

"Mmmm, begitu Hasan berangkat aku langsung kemari. Habisnya aku bosan kalau dirumah saja, mana Hasan sudah pergi lagi" jawab Melani sedih. "Tolong berikan aku pekerjaan pah. Aku ingin mencoba menghibur diri".

Marlon tertawa kecil, "Kenapa kamu tidak membantu mama mu saja? Papa yakin sekarang mama mu pasti lagi sibuk".

"Aku malas bagian mall pah. Karna itu aku kemari".

"Baiklah kalau begitu, sebentar lagi papa mau ada meeting. Tolong kamu kerjakan dokumen yang ada di dalamnya" Marlon memberikan sebuah flashdisk di hadapannya. Dan dengan senang hati Melani langsung menerimanya dan menyuruh Marlon untuk segera meninggalkan ruangan tersebut.

.

Hari semakin sore, cuaca terlihat seperti sedang mendung. Sedangkan Hasan baru saja keluar dari dalam pesawat setelah ia tiba di bandara tempat tujuannya. Kemudian ia melihat tempat tersebut begitu sangat sejuk dan juga tempat tersebut begitu sangat indah.

"Seandainya aku kemari bersama dengan Melani, aku sangat yakin perjalanan bisnis ku tidak akan membosankan" gumam Hasan melihat salah satu bus menuju tempat yang hendak ia tujuh berhenti disana. Ia pun segera memasuki bus tersebut.

Kemudian salah satu dari penumpang di dalamnya melihat kepada Hasan yang begitu sangat tampan membuat ia menyuruh Hasan duduk disebelahnya. Tanpa menolak, Hasan pun mendudukkan diri disana melihat si pria itu tersenyum kepadanya.

"Kamu sangat tampan sekali. Sepertinya kamu orang baru di kota ini. Dari mana asal mu nak?".

Hasan membalas senyumannya dengan tipis, "Saya dari kota xx".

"Oh, pantas saja. Lalu siapa nama mu? Maaf kalau saya terlalu banyak bertanya".

"Tidak apa-apa. Nama saya Hasan pak".

"Mmmmm, Hasan! Nama yang begitu sangat bagus. Kalau saya Maman, panggil saja dengan sebutan itu. Terus, nak Hasan ini mau kemana?".

Hasan terdiam menatap pak Maman sambil berpikir, "Siapa orang ini? Dia terlalu banyak bertanya. Tapi kalau di pikir-pikir, sepertinya aku bisa memaafkan orang ini" batin Hasan.

"Kenapa nak Hasan terdiam seperti ini?" tanya pak Maman heran.

"Saya tidak punya tempat tujuan".

"Loh" pak Maman sedikit terkejut bagaimana bisa seseorang datang ke daerah mereka tanpa punya tempat tujuan. "Jadi nak Hasan kenapa datang kemari kalau Nak Hasan tidak punya tempat tujuan?".

"Saya... Saya ingin mencari suasana baru. Karna itu saya datang kemari tanpa ada tujuan".

"Oh begitu. Kasihan sekali kamu nak Hasan. Kalau begitu, sebelum nak Hasan mendapatkan tempat tinggal. Bagaimana kalau nak Hasan tinggal dirumah saya saja? Tidak apa-apa kok, nak Hasan tidak usah merasa segan seperti itu karna saya hanya memiliki seorang putri yang masih sekolah tingkat SMA. Jadi nak Hasan tidak akan terganggu tinggal dirumah saya".

Hasan kembali tersenyum, "Anda ini yakin?".

"Hey, tentu saja" pak Maman tertawa begitu sangat bahagia sekali. Hingga bus tersebut berjalan meninggalkan bandara. Dan setibanya mereka di terminal, pak Maman membawa Hasan menaiki angkot menuju rumahnya. "Sepertinya kamu terlihat sangat tidak nyaman sekali".

Hasan menggeleng kepala, "Tidak apa-apa" jawabnya meskipun yang sebenarnya ia ingin sekali turun dari dalam angkot tersebut.

Lalu penumpang yang berada di sebelah pak Maman bertanya, "Siapa pria tampan itu Maman?" tanyanya dengan senyum mengembang di wajahnya. "Apa dia keponakan kamu yang dulu pernah kamu ceritakan?".

Pak Maman tertawa kecil, "Tidak, dia hanya orang baru disini. Dan aku baru saja mengenalnya. Tapi karna dia tidak memiliki tempat tujuan, aku bawa saja di kerumah ku. Istri ku pasti sangat senang sekali".

"Iya yah. Terus, mau sampai kapan nanti di dirumah mu?".

"Tidak tau, itu semua terserah dia saja".

"Mmmm, aku sangat menyukai pria ini" dan mereka pun tertawa bersama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!