NovelToon NovelToon

Gairah Satu Malam Wanita Dewasa

BAB 1

Keluarga Tiffany dan Xander akhirnya bisa pindah kembali ke negara asal mereka setelah lama tinggal di Jerman! Mereka membawa serta putri semata wayang mereka yang bernama Claire Van Xander.

Gadis cantik berlesung pipi dan bertubuh ideal itu sudah dua tahun lalu lulus kuliah, usianya 25 tahun dan telah bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di Jerman, akan tetapi karena orangtuanya memutuskan untuk pindah kembali ke negara asal mereka.

Claire terpaksa harus resign dari tempat kerja lamanya, rencananya Claire diminta oleh orangtuanya untuk melamar di salah satu perusahaan group Limson milik teman momynya.

Mereka baru saja tiba di rumah yang telah mereka beli via daring sebelumnya, dan dibantu survei juga oleh teman lama mereka yaitu Liam dan Ameera. Karena mengetahui teman lamanya itu akan pindah kesini, Liam dan Ameera pun memesan sebuah lukisan dari pelukis terkenal asal Jerman pada Tiffany dan Xander.

Akhirnya Tiffany dan Xander pun membawakan lukisan tersebut untuk mereka berikan pada Liam dan Ameera.

"Dad, itu lukisan diantar kapan ya? Sekarang momy masih capek nih, belum lagi beres-beres rumah juga kan," kata momy Tifanny.

"Ya sudah nanti-nanti saja, lagipula Liam dan Ameera juga kan belum menghubungi kita mereka masih sibuk sepertinya,"

"Ngomong dimana Claire?" tanya Dady Xander.

"Didalam kamar barunya keliatannya Dad, coba momy lihat dulu!"

Tok.

Tok.

Tok.

"Claire, kau didalam?"

"Ya mom, masuk saja!"

Claire sedang berada diatas ranjangnya sembari membuka laptop miliknya.

"Kau sibuk?"

"Tidak juga, lihat mom banyak sekali perusahaan besar yang meminta aku untuk interview di perusahaan mereka, padahal aku hanya iseng saja mengirim CV!"

"Apa momy bilang, gadis pintar dan Miss perfect sepertimu, pasti akan banyak dicari oleh perusahaan besar! Tapi, momy hanya setuju jika kau bekerja di perusahaan Paman Liam, jadi sabarlah sampai mereka membalas CVmu,"

"Ya, ya, ya, oke mom!"

Lukisan pesanan Liam dan Ameera itu ditaruh didalam kamar Claire, melihat lukisan tersebut Claire pun jadi berpikir ingin mengantarnya sendiri sambil jalan-jalan agar cepat betah di lingkungan barunya ini.

"Mom, bagaimana kalau nanti malam aku saja yang antar lukisan itu ke rumah Bibi Ameera dan Paman Liam?"

"Kau tidak keberatan memang?"

"Tidak kok, sambil jalan-jalan,"

"Sebenarnya Bibi Ameera belum memberikan kabar sama momy, tapi jika memang kau mau antarkan nanti malam, momy rasa Bibi Ameera akan sangat senang!"

"Oke, berikan aku alamat rumah Bibi Ameera," kata Claire sambil menyiapkan ponselnya untuk mencatat.

Momy Tiffany pun memberitahukan alamat lengkap kediaman Ameera.

"Nanti jika mereka tidak ada di rumah, berikan saja pada Mateo, kau masih ingat kan? Kalian cukup sering bertemu bukan?"

"Oh anak tengil itu? Ya aku ingat,"

"Dia bukan tengil Claire, hanya saja usianya kan masih lebih muda daripada kau,"

"Tetap saja mom, laki-laki tapi banyak tingkah padahal otaknya nol besar, aku masih ingat Bibi Ameera pernah marah-marah pada Mateo saat nilai raport kelas tiga SMPnya dulu merah semua!"

"Ya itukan dulu, sekarang Mateo itu mahasiswa jadi dia pasti sudah lebih pintar lagi!"

Hahahaha...

"Mom, laki-laki tengil seperti itu mana mungkin bisa jadi pintar, pokoknya aku selalu berdoa pada Tuhan agar kelak jodohku laki-laki berwibawa, bijaksana, pintar, tidak urakan seperti bocah itu!"

"Huss, jodoh mana ada ya tau! Mateo itu bukan bocah lagi, dia hanya berbeda tiga tahun darimu! Ya sudah, pokoknya ingat pesan momy, berikan pada Bibi atau Paman jika tidak ada berikan pada Mateo langsung!"

"Siap mom!"

Malam harinya, Claire sudah bersiap-siap untuk berkunjung ke alamat rumah Ameera dan Liam, tujuannya hanya satu memberikan lukisan yang mereka inginkan. Setelah memakai riasan tipis-tipis diwajahnya, Claire pun berpamitan pada orangtuanya dengan menaiki taxi ke alamat rumah Liam dan Ameera.

Saat tiba di alamat tujuan, rumah dengan halaman luas dan tampak mewah itu terlihat sangat sepi! Claire pun turun dari taxi sambil membawa lukisan tersebut lalu menghampiri security yang sedang berdiri didekat gerbang.

"Nona mencari siapa?"

"Apa benar ini rumah Bibi Ameera dan Paman Liam?"

"Iya benar, anda mencari Tuan dan Nyonya? Tapi sayang, mereka sedang tidak ada di rumah sejak beberapa hari lalu,"

"Kalau anaknya?"

"Tuan muda Mateo?"

"Iya itu dia,"

"Ada didalam, mau kedalam menemui Tuan muda?"

"Apa boleh?"

"Silahkan tapi nanti nona jangan kaget karena berisik didalam sedang ada pesta!"

Akhirnya Claire pun diantar oleh security sampai ke depan pintu rumah, saat pintu rumah dibuka, rumah yang dari luar nampak sepi senyap itu rupanya seperti disulap menjadi sebuah diskotik yang sangat berisik oleh musik disko dan orang-orang yang sedang pesta didalamnya.

Claire melangkah masuk sambil sesekali menutupi gendang telinganya dengan satu tangan, sementara satu tangannya yang lain memegangi lukisan tersebut. Tiba-tiba laki-laki muda menghampiri Claire.

"Hai nona, kau mencari siapa?"

"Apa Mateo ada didalam?"

"Ada dong, ini kan rumahnya ayo masuk-masuk," ujar pria muda bernama Tom yang merupakan sahabat Mateo.

Sumpah demi apapun didalam rumah ini sudah seperti kapal pecah dan sangat berisik, orang-orang didalamnya sibuk menari-nari sambil meminum minuman beralkohol, bagia wanita cerdas yang tidak pernah menyia-nyiakan masa mudanya untuk hal tidak penting, jelas Claire sangat terganggu berada didalam sini.

"Nona, Mateo ada dibelakang nanti aku akan panggilkan dia, sekarang lebih baik kau minum dulu pasti haus kan?" tanya Tom.

Diberikannya satu gelas minuman oleh Tom, meskipun sempat menolah akan tetapi akhirnya karena haus, Claire pun meminum minuman itu.

"Nona, aku kebelakang dulu untuk mencari Mateo, kau tunggulah disini jangan kemana-mana,"

"Iya, terimakasih ya,"

"Tom, namaku Tom,"

"Ya, terimakasih Tom,"

Tom kemudian pergi meninggalkan Claire untuk mencari Mateo karena kasihan jika Claire menunggu terlalu lama, Tom merasa Claire sangat terganggu oleh keadaan rumah yang berisik seperti di dalam sebuah diskotik.

Karena cukup lama menunggu, Claire pun kembali meminum meminuman yang diberikan oleh Tom hingga habis.

Akan tetapi setelah beberapa saat kemudian Claire merasakan kedua matanya sangat ngantuk, kepalanya juga sedikit pusing. Karena tidak tahan dengan suara berisik dan rasa kantuk yang sangat parah, Claire pun meninggalkan tempat duduknya semula untuk mencari tempat yang bisa sedikit tentram.

Dengan berjalan sempoyongan, Claire membawa lukisan ditangannya hingga membuka sebuah pintu kamar, didalamnya Claire melihat sosok pria yang baru saja membetulkan resleting celananya, sepertinya pria tersebut baru selesai ke toilet kamar. Hanya saja, penglihatan Claire sangat buruk saking ngantuk dan pusingnya saat ini, sampai-sampai Claire pun tidak bisa melihat jelas siapa sosok laki-laki yang ada dihadapannya.

Brugh..

Tubuh Claire jatuh ke lantai, kedua mata Claire masih sedikit bisa melihat bayang-bayang laki-laki itu yang perlahan menghampiri dirinya. Kemudian Claire merasakan tubuhnya diangkat keatas ranjang oleh pria yang entah siapa itu.

Kedua pandangan Claire sudah gelap seluruhnya, tapi dia bisa merasakan laki-laki itu menaiki tubuhnya.

Bab 2

Meskipun pandangannya sudah sepenuhnya gelap dan matanya sudah terpejam, tapi Claire masih bisa merasakan ada yang mencoba melepaskan pakaiannya, mau melawan tapi akibat rasa kantuk yang sangat luar biasa itu, Claire tidak ada kuasa untuk melawan.

Tubuh Claire hanya merespon dengan menggerakkan tangannya ke kiri dan ke kanan, detik selanjutnya Claire merasakan perih dibagian bawah miliknya! Rasanya sangat perih sehingga Claire pun memiliki untuk tidur sepenuhnya.

Tubuh laki-laki itu dengan leluasa bergerak menghentak-hentakkan miliknya pada Claire yang sudah tidak berdaya! Terlihat raut wajah kemenangan pada laki-laki yang telah berhasil merenggut kesucian Claire malam ini, dia begitu puas dan terus menikmati tubuh Claire tanpa henti.

Malam yang sangat beruntung bagi laki-laki yang saat ini sudah berhasil memasuki tubuh Claire, tapi juga malam yang sangat sial bagi Claire karena niat baiknya untuk mengantarkan lukisan pada teman orangtuanya, justru membuatnya dihadiahi oleh terenggutnya kesucian yang selama ini dia jaga baik-baik.

Setelah bergerak dengan sangat cepat hingga sampai pada puncak kenikmatannya, laki-laki itu menanamkan benih didalam rahim Claire yang sudah tidak sadarkan diri.

Kemudian laki-laki itu keluar dari dalam kamar yang saat ini ditempati oleh Claire, karena merasa haus dan lapar setelah energinya terkuras habis.

Keesokan harinya!

Sorot mentari pagi yang masuk lewat celah jendela kamar tersebut, membuat Claire membuka perlahan pelupuk matanya. Hari ternyata sudah siang, terlihat dijam dinding waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Claire pun mengucek-ngucek kedua matanya merasa tidurnya sangat nyenyak, namun saat bergerak untuk duduk bersandar! Claire merasakan jika bagian bawahnya sedikit perih.

"Awww ssth kenapa perih?" dalam hatinya.

Dan saat menatap tubuhnya yang ternyata tidak mengenakan sehelai benangpun, Claire langsung panik bukan kepalang! Nafasnya terengah-engah dan pikirannya seketika kacau balau, belum cukup sampai disitu saja.

Claire dikejutkan dengan sekeliling kamar yang nampak asing bagi dirinya! Sambil meremat kepalanya sendiri, Claire mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya.

Setelah beberapa saat mengingat tentang semalam, mulai dari turun dari taxi kemudian masuk kedalam rumah Paman Liam, suasana rumah yang seperti diskotik, bertemu dengan Tom yang merupakan teman Mateo, dan terkahir minum.

"Kenapa bisa ini semua terjadi? Apa yang terjadi semalam padaku? Kenapa bisa begini?" Claire sangat panik menghadapi situasi saat ini.

Setelah itu Claire tidak dapat lagi mengingat peristiwa yang menyebabkan dirinya dalam kondisi seperti ini, asumsinya saat ini adalah semalam Claire mengalami tindakan yang merenggut kesuciannya.

Malapetaka yang sungguh menyerang mental Claire hingga dirinya langsung merasa down seketika!

"Pelayan!" teriak seseorang didalam selimut yang sama dengan yang dikenakan oleh Claire.

Laki-laki itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut sampai-sampai Claire tidak menyadari jika ada orang lain selain dirinya didalam kamar ini! Dibukanya selimut yang menyelimuti wajah laki-laki itu oleh Claire secara perlahan.

Dan sebuah wajah yang tidak asing lagi bagi Claire muncul ketika selimut berwarna putih itu tersingkap. Disaat yang sama Mateo, laki-laki yang berada didalam selimut yang sama dengan Claire pun membuka kedua matanya dan mendapati wajah Claire tepat didepan wajahnya.

Aaaa...

Keduanya sama-sama berteriak kencang, Mateo benar-benar terkejut mendapati dirinya tanpa sehelai benangpun dan berada dalam satu ranjang yang sama dengan gadis yang sudah dia kenal sebetulnya.

Hanya saja keduanya tidak akrab, Mateo langsung beringsut menjauh dari Claire.

"Kau, kenapa kau bisa ada didalam kamar ini?"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau melakukan ini padaku?"

"Oh Tuhan, kak Claire tolong! Melakukan apa yang kakak maksud? Yang ada aku yang seharusnya bertanya padamu! Kenapa kau bisa ada didalam kamar tamu di rumahku ini?"

"A-aku, semalam a-aku tidak ingat apa-apa dan tau-tau sudah seperti ini!"

"Kau pasti ingin menjebakku kan?" tanya Mateo.

"Menjebakmu? Apa tidak ada laki-laki lain yang lebih waras yang bisa aku jebak selain laki-laki macam kau?"

Keduanya saling menatap tajam dan rasanya ingin saling memakan.

"Memang aku laki-laki macam apa hah?"

"Segala tanya, kau itu laki-laki masa depan suram! Kerjaanmu hanya mabuk-mabukan, menghabiskan uang orangtua, dan nilai-nilai sekolahmu sungguh memalukan!"

"Berani sekali kakak berkata begitu padaku, kakak pikir Kakak lebih baik dariku? Dasar perawan tua!"

"Uhh menyebalkan!"

Karena kesal Claire pun memukul-mukul tubuh Mateo dengan bantal, tidak ingin kalah Mateo pun berusaha menangkis serangan Claire.

Ceklek.

Sebuah suara pintu dibuka membuat aksi saling serang itu berhenti. Claire dan Mateo sama-sama menatap kearah pintu yang dibuka.

Rupanya Paman Liam dan Bibi Ameera sudah pulang ke rumah dan mendapati putra semata wayangnya tanpa sehelai benangpun berada dalam satu ranjang bersama dengan putri sahabat mereka sendiri.

Tas yang sedang dipegang oleh Bibi Ameera pun langsung terjatuh kelantai saat mendapati kondisi Mateo dan Claire.

"Mom, dad, aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku terbangun dalam keadaan seperti ini, aku yakin ini ulah kak Claire,"

"Sialan, berandal satu ini benar-benar menguji kesabaranku! Tidak Bi, ini pasti salah Mateo, dia telah melakukannya padaku!"

"Mom, dad, tidak mungkin aku melakukan hal seperti itu apalagi pada perawan tua sepertinya, memang tidak ada gadis muda di kampusku sampai aku harus melakukan itu padanya?"

"Kau pikir aku sudi melakukan hal itu dengan berandal sepertimu?"

"Buktinya kakak kan yang masuk kedalam rumahku dan aku tidak mengerti apa yang kakak lakukan padaku sampai aku tidak mengingat apapun lagi!"

"Mana mungkin aku,"

"Kenapa tidak mungkin? Kenyataannya!"

"Stop!" teriak Momy Ameera.

"Kalian apa tidak bisa pakai pakaian kalian dulu, baru kita bicara?" tanya Momy Ameera sambil menggelengkan kepalanya.

"Teo, Dady tunggu lima menit dari sekarang!" kata Dady Liam.

"****!!! Kenapa nasibku sial sekali,"

"Kau pikir hanya kau yang sial? Aku yang lebih sial, masa depanku hancur ditangan laki-laki manja payah sepertimu!"

"Kau mulai lagi?" tanya Mateo.

Akhirnya Claire pun mengalah dia tidak lagi meneruskan perdebatan dan buru-buru memakai kembali pakaiannya, daripada meladeni ABG labil macam Mateo, bisa-bisa dia gila sungguhan.

Dengan situasi dan kondisi yang seperti ini, rumah sudah seperti kapal pecah! Putra satu-satunya meniduri putri sahabatnya sendiri,. membuat Liam dan Ameera sama-sama memijit-mijit kepalanya sendiri.

"Aku akan telepon Fany dan Xander, aku tidak mau mereka sampai salah paham pada kita!"

"Ya sayang, sebaiknya memang segera hubungi mereka untuk menyelesaikan permasalahan ini!"

Bab 3

Claire dan Mateo memang sejak dulu tidak pernah saling akur, kepribadian keduanya jelas sangat berbeda! Claire yang pintar dan Mateo yang bodoh, Claire yang rajin, akan tetapi Mateo yang jorok.

Pokoknya mereka tidak pernah akur ketika bertemu, sialnya lagi malah terjadi hal seperti ini! Mau tidak mau Miss perfect dan Mr pemalas harus bersatu mempertanggungjawabkan perbuatan keduanya.

Setelah mendapatkan telepon dari Ameera, Tiffany dan Xander buru-buru datang ke kediaman rumah Liam. Mereka tidak menyangka akan ada kejadian seperti ini, sebab mereka mengira semalam setelah Claire mengantar lukisan ke sini, Claire langsung pulang dan tidur didalam kamarnya.

Sama sekali tidak menyangka jika ada kejadian Claire dan Mateo tidur dalam satu ranjang.

"Claire, coba ceritakan pada kami apa yang terjadi padamu semalam, kenapa bisa tidur didalam kamar itu?" tanya Momy Tiffany.

"Aku tidak tau mom, pokoknya aku merasa sangat ngantuk dan karena disini sangat berisik aku masuk ke kamar tamu itu!"

"Lalu kau Teo? Kenapa kau bisa tidur di kamar tamu, padahal memiliki kamar sendiri?" tanya Momy Ameera.

"Aku juga tidak tau mom, sepertinya ada yang menjebakku sampai aku tidak ingat apapun lagi!" terlihat jelas kepanikan diwajah Mateo, maklum saja anak malas yang masih hidup didalam ketek orangtuanya, tiba-tiba menghadapi situasi sulit seperti ini.

"Claire, maaf bibi harus mempertanyakan ini padamu! Apa kesucianmu hilang?" tanya Momy Ameera.

Membuat Mateo dan semua orang menatap kearah Claire untuk menantikan jawaban darinya! Apalagi Mateo sangat berharap Claire tidak mengatakan iya, karena dia tidak merasa melakukan itu pada Claire ditambah lagi usianya yang baru menginjak 22 tahun.

Masa depan Mateo masih sangat panjang karena usianya juga masih muda dan lulus kuliah saja belum.

Claire pun jujur dengan menganggukkan kepalanya, membuat Mateo mengusap kasar wajahnya.

"Kali begitu tidak ada cara lain, kalian berdua harus menikah!" kata Dady Liam.

Membuat Claire dan Mateo sama-sama melotot tajam mendengar keputusan Dady Liam. Tidak bisa Claire bayangkan jika memiliki suami kekanak-kanakan seperti Mateo, yang apa-apa masih mengandalkan orangtua, doyan dugem dan mabuk-mabukan.

Bisa jadi apa masa depannya, sementara Mateo tak kalah frustasinya dengan Claire. Masa depannya masih panjang tetapi harus menikahi wanita yang lebih tua darinya ditambah lagi bawel dan tukang marah-marah, tidak dapat Mateo bayangkan akan menjadi apa hidup dia kedepannya.

"Tidak!" serempak Mateo dan Claire.

"Loh kok begitu?" tanya Dady Liam.

"Aku rasa tidak perlu sampai menikah segala, anggap saja ini musibah Paman aku tidak berniat menambah musibah lebih besar lagi dengan menikah dengannya!" tunjuk Claire kedepan wajah Mateo.

Membuat Mateo yang mendengar seolah-olah dia adalah musibah yang sangat besar bagi Claire, langsung melotot kearah Claire.

"Kakak pikir aku mau menikah dengan kakak? Hantu saja takut mendengar kakak yang tukang marah-marah terus, bawel dan so sempurna!" ujar Mateo.

Keadaan keduanya kembali memanas, membuat kedua orangtua Mateo dan Claire sama-sama menyerah membuat keduanya akur.

"Haduh Teo, sudah dong momy pusing sekali dengan kalian berdua, Teo kau ini kan anak laki-laki masa hanya mau enaknya saja!"

Mendengar ucapan momy Ameera membuat Dady Liam langsung menyoleknya karena kata-kata hanya mau enaknya saja terlalu frontal.

Ekhem..

"Maksud momy, kau itu harus belajar menjadi laki-laki yang bertanggungjawab!"

"Tanggungjawab untuk apa mom? Aku tidak melakukan apapun pada kak Claire, aku juga tidak merasakan enak seperti yang momy katakan!"

Membuat kedua orangtuanya menyerah menasihati Mateo maupun Claire. Karena keduanya bersikukuh untuk tetap tidak adanya pernikahan dan melupakan kejadian malam ini, akhirnya Claire dibawa pulang oleh orangtuanya tanpa adanya penyesalan.

Baik Claire dan Mateo sepakat untuk tidak membahas lagi masalah ini dan menganggap jika tidak ada yang terjadi malam itu!

Hari-hari dilalui dengan ceria oleh Claire apalagi saat ini dia sudah bekerja di perusahaan Dady Liam, perusahaan kosmetik yang memang sudah menjadi makanan sehari-harinya saat dulu di Jerman.

Meskipun ini perusahaan milik teman orangtuanya, tapi Claire bekerja di perusahaan ini murni karena kepintarannya dan juga pengalaman kerjanya di perusahaan besar di Jerman.

Begitu juga dengan Mateo, sejak kejadian hari itu dirinya dan Claire tak lagi bertemu, meskipun kedua orangtua mereka saling mengunjungi akan tetapi baik Mateo ataupun Claire sama-sama menghindari untuk tidak saling bertemu lagi.

Mateo kembali pada rutinitasnya yang asik dan penuh kesenangan, foya-foya menghabiskan uang jajan, nongkrong-nongkrong di cafe dan malamnya pesta di club' malam.

Sudah satu bulan lebih keduanya sudah sama-sama bahagia dengan pilihan yang mereka anggap tepat untuk tidak menikah akibat kejadian itu.

Pagi harinya, tumben sekali Claire sangat sulit dibangunkan! Berkali-kali momy Tiffany membangunkan Claire tapi gadis itu hanya meringis memegangi kepalanya.

"Claire kau kenapa? Sakit?"

"Iya mom, sejak semalam kepalaku pusing,"

Tiba-tiba Claire beringsut dari tempat tidurnya lalu berlari menuju wastafel didalam kamar mandi.

Oee, oee, oee.

"Claire kau kenapa? Ya Tuhan sampai muntah-muntah begini," kata momy Tifanny yang khawatir.

"Mom, sepertinya hari ini Claire engga kerja dulu deh, tubuh Claire lemes dan mual banget,"

"Ya sudah, kita ke Dokter sekarang ya sayang!"

"Iya mom,"

Akhirnya Claire dan momy Tiffany pun berangkat ke Dokter, semula Dokter mengira jika Claire mengalami masalah dilambungkannya, hingga meminta Claire untuk di USG saja untuk melihat apakah ini gerd atau bukan. Akan tetapi saat dilakukan pemeriksaan Dokter tersenyum manis, membuat Claire dan momy Tiffany merasakan firasat lain.

"Selamat ya nyonya, putri anda tengah mengandung!"

Bagaikan tersambar petir yang menyambar sampai ke ulu hatinya, Claire dan Tiffany sangat shock bukan kepalang. Apalagi Claire, shock, panik, sedih dan kecewa itulah yang dia rasakan saat ini.

Sepanjang jalan menuju rumah, Claire terus menerus menangis didalam pelukan Tiffany. Dia tidak menyangka kejadian malam itu membuatnya hamil.

Tiba di rumah, Claire langsung mengurung diri didalam kamarnya! Sementara Tiffany segera menghubungi Xander yang saat ini sedang bekerja di salah satu perusahaan milik temannya, dan Tiffany pun menghubungi Liam serta Ameera.

Mereka bertiga tiba di rumah Tiffany secara bersamaan, Tiffany pun memberikan print hasil USG Claire yang menyatakan jika Claire hamil.

Ameera pun buru-buru menghubungi Mateo yang saat ini sedang bolos kuliah dan memilih untuk nongkrong-nongkrong di cafe.

"Teo, ke rumah Bibi Fany sekarang!"

"Memang ada apa?"

"Sudah jangan banyak tanya, cepat temui momy dan Dady di rumah bibi Fany!"

"Iya iya," dengan nada bermalas-malasan, pasalnya sedang enak-enaknya nongkrong malah diminta untuk datang ke rumah Tiffany.

Setibanya Mateo di kediaman Bibi Tiffany, baru saja Mateo duduk disofa! Momy Ameera sudah menyodorkan hasil USG Claire.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!