NovelToon NovelToon

Nona Mudaku Canduku

Bab Satu

...Hay gess, ketemu lagi sama Penulis Amatir yang enggak jelas ini, akooh mau lanjut cerita Alexa sama Bintang sampai tamat, bagi yang sudi, tolong dukung sampai akhir yaaa, ... Penulis Amatir, love you all, ... Seperti karya ku di sini yang lain, Ini karya duet sama maypren yaaa, ......

Namanya Alexa Naeyandra, gadis berusia 17 tahun itu putri dari pasangan Farrell Naeyandra dan Molly Arkana.

Ayahnya pemilik perusahaan tekstil yang kini berkembang dan beranak pinak melahirkan perusahaan susulan untuk produk selain tekstil.

Ayahnya tak terkalahkan jika bicara mengenai kekayaan. Alexa Naeyandra memiliki saudara kembar laki-laki bernama Axel Naeyandra.

Jelas kekayaan ayahnya akan berpindah tangan pada Axel dua bagian, sedang Alexa hanya satu bagian sesuai aturan.

Sebagai pewaris tahta sejati, Axel saudara kembarnya sangat di kagumi para gadis di sekolah mereka, dari yang kaya hingga yang biasa saja, mereka memuja-muji berlebihan seakan-akan mendewakan kembarannya.

Ya begitulah para gadis, jika ada pemuda kaya, tampan, dingin, mereka tiba-tiba menggerumut bagaikan semut.

Namun sepertinya Alexa tidak termasuk dari jajaran gadis-gadis itu, sebab Alexa justru kagum dengan sosok pemuda yang sangat sederhana, ....

Namanya Bintang Ndaru, ia ketua OSIS di SMA elitnya, sudah sekitar lima tahun tahun lamanya Alexa memendam rasa tulus pada putra dari asisten rumah tangganya.

Senyum manis Bintang, lirikan mata Bintang, gestur tubuh Bintang, cara jalan Bintang, semua yang melekat pada Bintang Alexa menyukainya, Bintang memang begitu memesona tanpa harta orang tuanya.

Tuntutan hidup membuat mbok Dewi sang janda beranak satu itu mengabdikan diri pada keluarga Alexa.

Mau tidak mau Bintang juga harus ikut tinggal di rumah Farrel Naeyandra.

Terlebih ayah Alexa juga menyekolahkan Bintang di sekolah elit yang sama seperti anak-anaknya sendiri, begitulah Farrell Naeyandra, CEO alim yang begitu dermawan pada anak yatim.

Dari semenjak saat itu cinta Alexa mulai tumbuh sebegitu suburnya, semakin berganti hari, semakin ia mendamba Bintang-nya.

...****************...

Di malam yang sudah selarut ini, langkah gontai Alexa sedang terayun menuju kamar yang sedikit terpisah dari rumah utamanya.

Kamar milik Bintang yang terletak di sudut taman bunga halaman belakang rumahnya.

Setiap kali Alexa ke kamar Bintang, aroma serbuk sari tercium begitu menusuk penciumannya.

Dilihatnya pijar lampu masih menerangi jendela kamar Bintang, itu tandanya Bintang masih belum memejamkan mata.

Ulasan senyum manis Alexa mengembang, kakinya melanjutkan langkah bersemangat menuju pintu kamar Bintang.

Ceklek....

Kebiasaan Alexa memang tak pernah mau mengetuk pintu dahulu dan seperti biasa pula Bintang berjingkrak terkejut.

"Nona!" Bintang yang semula bersandar pada kepala ranjang kini menegakkan duduknya dengan posisi sempurna.

Alexa tersenyum. "Hai, Kakak belum tidur?" tanyanya. Bintang hanya menjawab dengan kedataran wajah tampannya.

"Kak Bintang ngapain?" tanya Lexa kembali, ia duduk di ranjang kecil milik Bintang yang hanya muat untuk satu orang.

Bintang menggeser duduknya, untuk segera menjauh dari sang Nona. "Nona ngapain ke sini? Ini sudah malam," katanya.

"Lexa mau mengatakan sesuatu padamu," kata Lexa dan Bintang berkerut kening. "Lexa, sudah harus mengatakannya sekarang juga, atau, Lexa tidak akan bisa tidur lagi malam ini," terangnya.

"Mengatakan apa? Katakan saja, lalu segera Nona kembali ke kamar Nona, sebelum Tuan besar dan Nyonya besar mencari Nona," sahut Bintang.

Alexa tergelak. "Tidak akan, mereka sudah tidur, Lexa sengaja ke sini tepat di jam Papi Mami sudah tertidur," tampiknya.

Bintang terdiam lalu menunduk. "Jadi apa yang akan Nona katakan?" tanyanya.

Alexa mengikis jarak kembali, hal yang membuat Bintang gugup tak tertahankan, bagaimana pun Alexa gadis cantik dan dirinya seorang pemuda normal.

"M-mau bicara a-apa Nona?" gemetar Bintang.

Alexa meraih telapak tangan Bintang untuk ditempatkan pada dadanya. "Rasakan debar jantung ini," ucapnya.

Bintang membulat matanya. "Maaf, tapi, ini tidak sopan Nona," tepisnya. Lantas, Alexa kembali meraih tangan itu.

"Dengar dulu pengakuan Lexa, Lexa menyukai mu Kak Bintang, Lexa jatuh cinta pada mu, Lexa mau Kakak jadi pacar Lexa, Lexa nyaman ada di dekat Kakak, Lexa mau kedekatan kita bukan hanya sekedar hubungan antara bodyguard dengan putri majikannya saja," kata Alexa yang disusul dengan kecupan manis di bibir Bintang.

Sudah lama sekali Alexa mengumpulkan keberanian dan menguatkan nyali untuk mengutarakan perasaan itu.

Mata Bintang masih membulat, sejatinya ia shock mensapati kecupan singkat dari nona mudanya.

"Apa Nona tidak salah? Barusan Nona mencium ku? Nona menyukai ku? Jangan bicara sembarangan, atau orang bisa salah paham mendengar ucapan mu Nona!" Bintang memekik.

Alexa menggeleng. "Lexa serius, Lexa jatuh cinta pada mu, yah, benar, jatuh cinta pada pandangan pertama, sudah lima tahun Lexa pendam sendiri perasaan suka Lexa, semakin lama semakin sakit kalau terus Lexa pendam, tolong jawab, apa Kakak juga menyukai Lexa?" cecarnya.

Bintang berpaling pandangan. "Tapi, aku tidak menyukai mu Nona, selama ini, aku sudah menganggap mu seperti adikku sendiri, aku tidak mungkin menyukai mu lebih dari itu."

Alexa hening menyimak kata-kata Bintang, sebuah kejujuran yang tidak terkesan dibuat-buat.

Menyadari hal itu, Alexa mundur dan berdiri, tatapan yang semula lembut menajam seketika itu juga.

"Kakak menolak Lexa?" Anggukan kepala Bintang membuat Alexa menitihkan air matanya.

"Kalo begitu, siap-siap pergi dari sini, aku tidak mau terus tersiksa karena terus menginginkan mu, ajak juga mbok Dewi pergi dari sini, kamu jauh-jauh dari hidupku!" usirnya.

Entah kenapa hati Alexa hancur mendapati penolakan Bintang hingga meledak-ledak kata-kata penuh tekanannya.

Sedari kecil Alexa terbiasa hidup serba ada, sakit sekali rasanya saat seseorang menolak keinginannya.

Baru saja Alexa berpalis arah Bintang kembali meraih lengannya. Dari lengan, tangan Bintang berpindah ke tengkuk.

Cup!

Entah angin dari arah mana yang membisikkan perintah itu, Bintang mendaratkan kecupan pada bibir Alexa.

Tak berapa lama Bintang melepas bibirnya lalu menatap Alexa dari jarak yang sangat dekat.

Alexa melihat dada pemuda itu berfluktuasi dengan deru napas yang terdengar memburu, mungkin beginilah ekspresi laki-laki saat mencium seorang gadis.

"Jangan pergi, aku mau menjadi kekasih mu Nona, asal dengan syarat," pintanya setelah itu.

"Apa syaratnya?"

"Pertama, jangan sampai kedua orang tua Nona tau hubungan kita," kata Bintang dan Alexa perlahan mengangguk menatapnya setia.

"Kedua. Jangan pecat ibuku Nona, jangan suruh ibuku meninggalkan tempat ini, kami tidak punya tempat tinggal lagi selain di sini."

Senyum Alexa mengembang seketika itu juga. "Tentu saja, itu syarat yang mudah! Jadi sekarang Kakak pacar ku hum?" tanyanya memastikan.

"Em em." Bintang mengangguk pelan, tapi, masih bertahan dengan raut datarnya.

Secuil pun Alexa tak peduli dengan ekspresi wajah Bintang, terpenting dia dan Bintang sudah memiliki hubungan spesial.

Alexa yakin, dengan perlahan-lahan Alexa akan membuat Bintang jatuh cinta dengan setulus hati.

Bab Dua

Hari-hari Alexa lalui menjadi kekasih diam-diamnya Bintang Ndaru, Alexa bahagia meski sampai detik ini Bintang masih belum menunjukkan tanda-tanda menyukainya.

Yah begitulah, Bintang masih sering acuh padanya, ditanya di jawab tidak pun diam, Alexa masih merasa mencintai Bintang secara sebelah tangan.

Malam sudah semakin larut tapi mata Alexa masih setia terjaga, di otaknya masih banyak pikiran yang membuatnya enggan terpejam.

Oh Tuhan, gadis senior bernama Nikita benar-benar membuatnya tak bisa tenang, sebenarnya apa hubungan Nikita dengan Bintang?

Kenapa siang tadi mereka mencurigakan sekali? Ah, Alexa tidak kuat terus menerus begini, Alexa harus mencari tahu sekarang juga!

Dilangkahkanya sang kaki, mengedap-ngedap ia keluar dari rumah utama menuju kamar kekasih diam-diamnya.

Angin malam yang begitu mencekam membuat dirinya bergidik kedinginan, suara jangkrik terdengar riuh dari sisi kanan taman bunganya.

Di selingan rasa takutnya, rupanya Alexa masih bisa tersenyum saat menangkapi lampu kamar Bintang masih menyala.

Seperti biasanya tanpa mengetuk pintu Alexa berusaha menyelonong masuk, namun kali ini sudah terkunci.

Tok tok....

Alexa ketuk pintu itu, tak lama kemudian Bintang membukanya dengan ekspresi wajah mengantuk.

"Nona, ngapain lagi hm?" tanyanya, Bintang lantas menoleh ke arah kiri demi memeriksa jam dinding di kamarnya. "Ini sudah jam satu Nona," imbuhnya memperingati.

"Lexa, cuma mau tanya sesuatu."

"Tanya apa?"

"Sebenarnya apa hubungan mu dengan Nikita?"

Bintang memutar bola matanya. "Ya Tuhan, jadi Nona ke sini cuma mau bertanya itu saja?"

Alexa berpikir, Bintang meremehkan perasaan cemburunya. "Jadi menurut Kakak, Lexa lebay?"

"Sumpah, nggak ada hubungan apapun selain teman sekolah, sekarang Nona pergilah, sudah malam, dingin, lebih baik Nona kembali ke kamar, aku antar yah?"

"Ck!" Alexa berdecak seraya menepis tangan Bintang. "Kakak belum menyukai ku, iyakan? Gosip di sekolah meluas, katanya Kakak punya hubungan sama Nikita, akui saja kalo memang kalian punya hubungan, Lexa ikhlas."

Bintang mendengus kemudian pandangannya diturunkan sekilas. "Apa yang bisa membuat Nona percaya padaku?" tanyanya.

Alexa membaca bahasa tubuh pemuda tampan itu, sepertinya Bintang mulai bosan meladeni pertanyaannya.

"Jangan tanya itu, Lexa juga nggak tahu apa yang membuat ku percaya pada mu, sekarang masuk lah, maaf, sudah mengganggu istirahat mu malam-malam begini!"

Menyandang raut kesal Alexa membalikkan badannya. Setelah raut murka tergores di wajah cantik Alexa, lagi-lagi tangan Bintang menghalangi niat gadis itu.

"Tolong jangan begini."

Bintang menarik Alexa masuk kedalam kamar lalu menutup pintu tanpa menguncinya. Alexa berpaling, sepertinya ia masih tak sudi menatap kekasihnya.

"Aku minta maaf sudah membuat mu marah Nona, tapi, aku dan Nikita benar-benar sudah tidak ada hubungan lagi. Tolong jangan terus datang ke sini di jam begini, aku takut Tuan dan Nyonya tahu hubungan kita, lalu mereka menghukum Nona," jelas Bintang.

Alexa tersentuh hingga menoleh pelan, dari kata-kata Bintang barusan, agaknya pemuda itu benar-benar mencemaskan dirinya.

"Benar begitu?" tanya Alexa. Yah, hanya dengan anggukan kecil Bintang saja ia sudah sangat percaya pada kekasihnya.

Kembali Alexa mendekat, mata yang saling mengikat membuat angan melayang serampangan.

Entah dari mana datangnya keberanian itu, lagi dan lagi Alexa yang lebih dulu mengecup lembut bibir Bintang.

Bintang membawa tangannya menyentuh punggung kekasihnya. "Nona dingin hmm?" ia lalu memeluk hangat gadis itu.

"Aku sangat mencintaimu Kak," bisik Alexa. Entah siapa yang memulainya, perlahan mereka bergumul di atas ranjang yang sama.

"Lexa!" Suara pekikan yang terdengar dari ambang pintu memberhentikan pagutan terakhir Bintang.

Secara bersamaan keduanya menoleh ke arah pintu. Dilihatnya wanita paruh baya berdiri melotot di ambang pintu sana.

"Mami!" Alexa bangkit dari tubuh Bintang lalu berdiri gemetar di sisi ranjang, rasa takut membuatnya menunduk.

"Nyonya!" Bintang pun bangkit lalu berdiri menundukkan wajah di sisi Alexa. "Maafkan saya Nyonya," ucapnya.

Molly sang ibunda Alexa terdiam pilu, lantas langkah kaki suaminya juga menyusul masuk.

"Kalian di sini?" Farrell sang ayah bertanya bingung. Terlebih, kediaman dingin Molly membuat CEO tampan itu berkerut kening.

"Ada apa ini Yank?" tanya Farrell. Sekejap ia mengedarkan pandangannya ke pada Molly, Alexa dan Bintang.

"Apa yang kalian lakukan barusan?" Molly tak menjawab pertanyaan suaminya, dia justru bertanya pada Bintang dan Alexa.

Molly terlihat kecewa. "Sejak kapan kalian begini? Jadi selama ini kalian berhubungan?" pekiknya.

Farrell mengernyit. "Berhubungan?" tanyanya kebingungan. "Apa maksud mu Yank, hm?"

Farrell menatap bingung isterinya lalu menatap Alexa. "Ada apa ini Lexa?" cecarnya.

"Maafkan Bintang Tuan, Bintang salah, Bintang sudah kurang ajar pada putri Tuan."

Suara lantang nan gagah berani itu berasal dari pemuda yang berdiri di sisi Alexa.

Gadis itu menoleh heran. "Kak Bintang, apa yang Kakak lakukan hah? Gimana kalo Kakak dihukum sama Papi?" bisiknya ketus.

Bintang menyela. "Itu lebih baik, dari pada Nona yang dihukum," bisiknya kembali.

Farrell terlihat bingung, tapi setelah bisa mencerna kejadian ini, ia mulai menunjukkan emosi. "Kurang ajar bagaimana?" tanyanya.

"Jelaskan!" teriaknya.

Bintang mendongak. "Baru saja Bintang mencium putri mu Tuan," jelasnya.

"Apa!" Farrell menarik lengan putrinya lalu menatap wajah mungil itu dengan wajah murka.

Alexa justru tertegun menatap wajah kekasihnya, dalam pikir ia mengumpat, kenapa Bintang bisa seberani itu mengakui hubungan ini?

Bukankah Bintang yang mewanti-wanti, supaya jangan sampai kedua orang tua Alexa tahu, lalu kenapa Bintang sendiri yang mengaku?

Ada apa ini? Alexa berkecamuk.

"Ini salah Bintang, Tuan, maafkan Bintang sudah sangat lancang," ucap Bintang kembali.

Farrell mengerut bibirnya. "Apa benar begitu Lexa?" sudutnya. Alexa hanya terdiam takut dan menunduk.

Molly sang ibunda juga hanya bisa hening dengan rasa kecewanya.

Kembali Farrell menguatkan cengkraman tangannya. "Sejak kapan kalian berhubungan? Kamu sadar Lexa, tengah malam begini kamu masuk ke kamar laki-laki, kalian hanya berdua, berciuman!" sungutnya.

Smirk Farrell terbit. "Yang benar saja kamu Lexa!! Apa tidak cukup selama ini Papi mengajari mu?" tanyanya ketus.

Bab Tiga

"Maaf Pi, Lexa menyukai Bintang," sahut Alexa mengaku, jika Bintang saja mau berani mengakui lalu kenapa dirinya tidak?

"Kamu masih kecil Lexa, umur mu masih tujuh belas tahun, beberapa bulan lagi baru lulus SMA, kamu tahu dari mana zina berawal Lexa? Dari menyukai, lalu ingin memiliki, ingin menyentuh dan seterusnya, kamu mau menambah dosa mu, dosa Papi, sama Mami juga hah?" timpal Farrell keras.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan?" tanya Farrell lagi, ia menatap wajah Bintang dan putrinya secara bergantian.

Namun kedua remaja itu sama-sama menunduk, mereka tak berani menjawab sepatah pun kata.

"Jawab!" sentak Farrell, CEO tampan itu sudah mulai kehilangan kontrol emosinya.

"Hiks hiks, ..." Alexay melepaskan tangisan, rasanya begitu menakutkan melihat ayah yang selama ini hangat tiba-tiba membentak.

"Nona."

Seketika itu juga Alexa merasakan dekapan hangat dari pemuda yang sekarang menjadi kekasihnya.

Seperti yang dilakukannya selama ini, Bintang mengelus lembut puncak kepala Alexa jika mendapati tangisan gadis itu.

Farrell semakin naik pitam. "Sini kamu!"

Lengan Alexa di rebut paksa oleh tangan besar Farrell, mau tak mau Alexa terlepas dari dekapan Bintang Ndaru.

Farrell menyeret putrinya keluar dari kamar, langkahnya berlanjut menuju rumah utama.

Farrell terus mempererat cengkeraman tangannya, sedang di belakang Bintang dan Molly mengekori Alexa.

"Maaf Tuan, tolong jangan hukum Nona, hukum saja Bintang," bujuk Bintang mengiba.

Alexa tak heran, sebab selama ini siapapun yang bersalah di antara Alexa dan Axel, Bintang selalu menjadi penengah bagi mereka.

Bahkan, tak jarang Bintang mengambil alih hukuman dari kesalahan yang telah Alexa buat. Yah, itulah yang membuat Alexa semakin tergila-gila pada anak pembantunya.

Namun sekeras apapun usaha Bintang, Farrell terus mengukuhkan langkah, menyeret Alexa tanpa ampun.

BRAK!

Sampai di dalam rumah utama, Farrell menghempas tubuh Alexa lalu menutup pintu, ia sengaja tak membiarkan Bintang masuk.

"Masuk kamar!" Farrell menunjuk tangga yang mengarah ke kamar Alexa dengan suara keras dan mata yang terus melotot.

Masih dengan tangisan, Alexa menurut, ia berlari menaiki anak tangga menuju kamar di lantai atas. "Hiks hiks."

Farrell membalikkan tubuh menghadap ke arah isterinya, Molly yang sedari tadi hanya diam saja kini menghela napas berat.

"Jangan terlalu keras Pi." Tak mungkin Molly ikut menimpali kemurkaan suaminya, sebab bagaimana pun Alexa putri satu-satunya.

"Kurang apa aku selama ini? Aku gagal mendidik putri ku!" Farrell mengusap wajah dengan pandangan yang entah kemana.

Molly menggeleng. "Kamu sudah menjadi Papi yang baik Pi, yang namanya perasaan, khususnya yang namanya cinta, tidak pernah bisa di cegah, kamu lihat saja, Lexa mulai beranjak dewasa, menyukai lawan jenis sudah pasti akan terjadi, putra-putri kita sudah tentu akan melewati fase itu bukan?"

Berusaha meredam emosi, Molly mengusap punggung bidang suaminya. "Jangan menyalahkan diri sendiri begitu," ucapnya lembut.

Farrell menatap istrinya. "Bagaimana kalo ternyata mereka sudah melakukan hubungan yang lebih jauh dari yang kita pikirkan?" tanyanya.

"Persetan dengan pandangan orang lain, aku tidak pernah takut nama keluarga ku tercoreng, tapi, yang dilakukan Alexa dan Bintang itu perbuatan yang paling di benci Tuhan Yank," timpal Farrell kecewa.

"Mereka sudah berbuat sejauh ini, kita nikahkan saja mereka!" cetus Farrell.

"Rell," terkejut, Molly sampai lupa memanggil suaminya dengan sebutan sayang.

"Yang benar saja kamu, mereka masih kecil! Mereka masih sekolah! Menikah? Kamu gila hah?" tampik Molly.

Apa pun itu, Farrel tak ingin putrinya terjerumus ke dalam jurang kenistaan.

"Kita bisa tutupi berita pernikahan mereka, biar mereka sekolah seperti biasanya, yang penting mereka tidak berbuat zina! Mereka sudah berbuat sejauh ini, tengah malam Lexa datang ke kamar Bintang, lihatlah dia seakan menyerahkan dirinya sendiri! Kamu mau itu terus terjadi hmm?" tanyanya.

"Kenapa tidak kamu pisahkan saja mereka Rell, biar Bintang tinggal di tempat lain, jangan di sini!" sambung Molly keras.

"Apa itu menjamin?" Farrell melepas smirk.

"Apa kau bisa menjamin mereka tidak akan pernah bertemu lagi? Mereka bisa saja bertemu secara sembunyi sembunyi di mana mana, lalu, melakukan hal yang di luar jalur, kamu yang bilang sendiri tadi, perasaan, apa lagi yang namanya cinta tidak pernah bisa di cegah, semakin rindu mereka, akan semakin tidak terkendali bahasa tubuh mereka, aku tidak mau putriku menjadi pendosa!"

Molly menggeleng. "Tapi Rell, menikah juga bukan solusi, gimana dengan masa depan mereka? Gimana kalo Lexa hamil di usia muda? Apa kamu mau melihat putri kecil mu menjadi ibu seperti ibumu dulu hm? Lalu nanti anaknya sama besarnya dengan ibunya?" sungutnya.

"Kita suruh Lexa tidak hamil dulu, mereka masih harus sekolah seperti biasanya, aku cuma mau putri ku tidak menjadi pendosa, itu saja Molly!" Mengusung rahang tegasnya Farrell melangkah pergi memasuki kamar miliknya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!