NovelToon NovelToon

Transmigrasi Pembunuh Berdarah Dingin

Bab 1 : Gadis gendut.

Transmigrasi pembunuh berdarah dingin.

...🦢🦢🦢...

Riuh ...

Terlihat di salah satu gazebo dekat danau, banyak orang orang berkerumunan melihat sesuatu yang sangat menarik untuk di tonton. Dan beberapa orang tengah menindas seorang gadis yang sudah tidak bernyawa di lantai.

BUGH!

''Dasar tidak tau diri! Sudah aku perjelas jika aku tidak sudi menjadi suami mu. Dasar gadis gendut tidak tau malu!'' Teriak seorang pemuda tampan sambil menendang tubuh yang sudah tidak bernyawa.

'Ahh ... siapa itu yang berani menendangku.' Gumamnya dalam hati, namun kedua matanya masih terpenjam.

''APA!''

Gadis yang tadi sudah tidak bernyawa itu segera membuka kedua matanya, lalu bangun terduduk untuk melihat semua orang yang sedang menatapnya dengan heran.

'Apa yang sudah terjadi,' Cicitnya melihat sekitar lalu melihat kaki dan tanganya membengkak.

'Bagaimana bisa aku bertransmigrasi ke tubuh gadis lain! Bukankah aku meminta pada Dewa langit jika aku ingin ber'reinkarnasi' Gumamnya dalam hati dengan heran.

Karna ... di kehidupan sebelumnya aku adalah seorang pembunuh berdarah dingin. Siapapun yang berani membayarku dengan mahal untuk membunuh seseorang, maka aku akan membunuh tanpa pandang bulu.

Suatu keteledoran membuat nyawaku melayang dan di panggil oleh para Dewa untuk di adili di dunia fana, dan aku meminta pada Dewa untuk ber'reinkarnasi menjadi bayi yang tidak memiliki ingatan masalalu agar aku bisa menjadi gadis baik di masa depan.

Namun apa ini? aku menjelajah waktu di kehidupan sekarang, dan aku menjadi Nona pertama dari kediaman mentri Long yang gendut dan tidak menarik. Dan naasnya ... Nona pertama mati karna di pukul oleh tunangan nya sendiri, yang tidak lain adalah Putra kedua dari jenderal Song.

JLEEB!

Bagikan ada anak panah yang menusuk tepat di jantungnya. 'Dewa, kau sudah menghianatiku.'

Dewa berkata, ''Hukuman untuk mu karna telah membunuh banyak orang di masalalu.''

Orang orang merasa heran dengan tingkah Nona pertama Long Ziang'er yang seakan tengah berbicara sendiri dalam kebingungan.

''Cih, sampai kapan kau akan terus berpura-pura! Sampai kapan pun aku tidak sudi walau kau berlutut di bawah kakiku. Pertunangan kita aku batalkan hari ini juga,'' Hardik TianMo.

Ziang'er langsung mendongkak-kan kepalanya melihat pemuda yang sedari tadi berteriak padanya dengan tatapan dingin. Seolah ia bertanya siapa pemuda yang tidak tau aturan di depannya ini.

''Tuan Muda TianMo, apa yang sedang terjadi.'' Tanya wanita paruh baya, yang baru saja datang dengan tergesa-gesa. Yang tidak lain adalah Nyonya Chumei (Ibu tiri Ziang'er)

''Putri pertama mu sudah mempermalukan ku di depan semua orang! Aku tidak ingin menikah dengannya, karna aku mencintai Putri kedua mu.''

Nyonya Chumei melihat Ziang'er dan Putri kesayangnnya, yang mana membuat ia menggertakkan kedua giginya. ''Bagaimana kau bisa seceroboh ini! Bangun dan minta maaflah pada Tuan Muda TianMo agar dia bisa mengampuni mu,'' ujar Nyonya Chumei menginjak tangan Ziang'er.

Ziang'er menatap TianMo, lalu menatap wanita paruh baya yang sudah berani menginjaknya.

'Apa ... kenapa aku haus meminta maaf? Bukankah seharusnya dia yang harus meminta maaf padaku! Dan apa ini, wanita tua bangka ini apakah Ibu dari gadis pemilik tubuh?

'Jika memang benar, dia adalah Ibu yang buruk.'

Berbicara tentang bertubuh gemuk, awalnya Ziang'er tidaklah gemuk dan TianMo pun pada awalnya sangat mencintainya. Namun kedua sodarinya yang iri terhadap Ziang'er, membuat mereka selalu memberikan racun agar Ziang'er selalu bernafsu untuk makan. Dan lama kelamaan racun itu tidak bisa terkontrol ... hingga Ziang'er tidak bisa mengendalikan nafsu makannya yang membuat bobotnya kini mencapai 100kg lebih.

''Tuan Muda TianMo, jangan terlalu di ambil pusing tentang Kakak pertama. Dia memang seperti itu, di minum teh hangat ini yang bisa membuat mood mu kembali lagi.'' Ucap Zizi, dengan lemah lembut

Tuan Muda TianMo mengambil cangkir teh yang di berikan Zizi dan meminumnya. ''Teh ini sangat manis, sama seperti gadis yang memberikannya padaku.'' goda TianMo.

Terlihat jika Zizi menutup mukanya dengan malu-malu, sedangkan Ziang'er memutar matanya dengan malas. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah, bagaimana cara ia dia bisa berdiri.

'Ya ampun, berapa bobot gadis ini! Kenapa rasanya untuk bangun saja susah! Ini sangat menyebalkan.'

''Tuan Muda TianMo, mohon jangan berbicara seperti itu ... aku menjadi malu.''

''Ha ha ha ... lihatlah kau sangat manis dan anggun. Tidak seperti Kakak mu yang tidak sedap untuk di pandang!''

Semua orang berbisik bisik tentang kedekatan Nona kedua dengan Tuan Muda TianMo.

'*TianMo tidak tau malu bermesraan di depan tunangannya sendiri, apa lagi Zizi yang sudah berani menggoda calon suami dari kakaknya sendiri.'

'Mereka berdua memalukan! Jika aku menjadi Ziang'er, aku mungkin sudah mati bunuh diri karna malu.'

'Tapi, pria mana yang sudi menjadi suami dari wanita gemuk seperti Ziang'er? Aku pun jika seorang pria, tidak sudi menjadikannya seorang istri* .'

Ziang'er yang mendengarnya hanya berdecih, kenapa ia harus malu dan harus mati hanya karna seorang pria brengsek yang sudah mencampakkan dirinya karna ia gendut.

''Karna aku sudah menempati tubuh gendut ini, maka siapapun yang menghina diriku, aku tidak akan bisa menahannya.'' Cicit Ziang'er, yang bersusah payah untuk bangun.

Ziang'er menatap satu persatu orang yang memusuhi dirinya, lalu ingin pergi karna ia tidak mau banyak bicara dan di permalukan lagi. Ia akan membalas perbuatan mereka lain kali saja.

Namun baru saja Ziang'er melangkah, kaki adik ketiga sengaja di julurkan hingga Ziang'er terjatuh dan menjadi bahan tertawaan semua orang.

Ha ha ha ha ha ...

''Tenang Ziang'er, tenang ... kau bisa mengatasinya.'' geramnya sambil menghela nafas, namun ketika ia melihat kedua telapak tangannya yang berdarah ... ia sudah tidak bisa menahan kesabaran yang hanya setipis tissu.

Ziang'er berdiri dan mendorong orang yang menghalanginya.

''Minggir! Minggir!''

Kini, kedua kakak beradik saling berhadapan. Namun seketika Ziang'er tertawa terbahak bahak membuat semua orang bingung.

''Hei ya! Kenapa kau tertawa? Apa kau sudah gila.'' Teriak ZiLien adik ketiga.

''Ha ha ha ... Adik ketiga, kau bertanya kenapa aku tertawa? Cih, karna aku menertawakan riasan Kakak mu yang tebal dengan alis seperti arang yang hitam!'' Ledek Ziang'er, sambir memperagakan pada alisnya.

''Hei!'' Zizi tidak terima.

''Apa? Kau tidak terima ... bahkan aku berbicara kenyataan jika riasan mu tidak rata, bahkan bisa di bandingkan dengan badut! Ha ha ha ... Apa kau berdandan untuk melawak adik?''

''APA! KA--''

Zizi mengangkat tangannya untuk menampar Ziang'er, namun Ziang'er menahannya dengan sekuat tenaga hingga Zizi merasa kesakitan.

''Sakit. Lepaskan!'' Zizi memberontak, namun tenaganya kalah jauh dari Ziang'er. ''Lepaskan! Kenapa kau tidak mau melepaskannya?''

''Adik, apa kau sudah makan? Hah, tenaga mu sangat lemah.''

SREET!

Ziang'er menarik tangan Zizi hingga Zizi menubruk bahu Ziang'er, namun tubuh Ziang'er bisa menahannya bukan tidak merasakan sakit. Ziang'er langsung berbisik dengan cengkraman yang semakin kuat.

''Mulai hari ini, jangan bermain-main denganku! Biarkan aku hidup tenang.''

''Lepaskan tangan Ziziku! Kenapa kau menyakitinya.'' TianMo tidak tahan melihat pujaan nya di sakiti, lalu berdiri di depan Ziang'er.

SREET!

Ziang'er melepaskan cengkramannya dengan kasar.

''TianMo, dia menyakitiku.'' Keluhnya dengan nada yang manja.

Sedangkan Ziang'er berdecih tak suka, melihat kedua orang di depannya.

''Ziang'er, sepertinya kau merubah strategi mu. Kalau kau melakukan ini pada Zizi, kau pikir aku akan menyu--''

''Apa kau pikir aku menyukaimu?'' Sela Ziang'er, dengan tatapan angkuh. ''Ha ha ... kalau kau berpikir seperti itu, aku minta maaf. Tapi tidak ada alasan aku untuk menyukai pria jelek seperti dirimu,'' Ujar Ziang'er melipatkan kedua tangannya di dada.

''APA!'' TianMo melotot tidak terima.

...🦢🦢🦢...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

Bab 2 : Sedikit pelajaran.

Transmigrasi pembunuh berdarah dingin.

...🦢🦢🦢...

''Apa katamu! Apa kau sudah lupa jika aku pria ke lima yang tertampan di Kekaisaran ini!'' Bentak TianMo.

''Bbbuuaha ha ha ha, benarkah? Mahluk jelek seperti dirimu adalah pria tertampan ke lima di Kekaisaran ini ... apa kau tidak memiliki kaca di kediaman mu?''

''Hei Yaa!''

''Oh, maafkan aku. Apa kau tersinggung dengan ucapanku? Tapi aku ini berkata jujur, karna pria seperti mu pantas di tendang jauh dari Kekaisaran ini.''

''Hei Ziang'er, apa kau sudah gila! Jangan menguji kesabaranku. Karna gadis gendut seperti dirimu tidak pantas mengomentari penampilanku! Lihatlah penampilan mu terlebih dahulu sebelum mengomentari orang lain.''

''Hah! Wajah dan tubuhku akan terlihat cantik jika aku kehilangan berat badanku ... itu berarti, aku ini seperti berlian yang belum di gosok! Cih, lihat saja jika aku sudah menghilangkan berat badanku ... kau pasti akan menyesal.''

''Kau benar-benar sudah gila!''

''Cih, lihat saja nanti! Minggir.''

Ziang'er menubruk Zizi dan TianMo yang menghalangi jalannya, lalu ia pergi dengan perasaan puas di hatinya karna sudah memberi pelajaran untuk mereka berdua.

Sedangkan tak jauh dari arah mereka, ada dua sosok pria tampan yang sedari tadi memperhatikan perkelahian antara Ziang'er dan mantan tunangannya.

Mereka adalah pangeran Mahkota ChenHua dan Pangeran ke tiga TinHua

''Woah ... Kakak, akubtidak menyangka jika Nona pertama Long bisa membalas perlakuan mereka dengan tegas.''

Pangeran Mahkota menyunggingkan bibirnya. ''Benar, dia tidak sama dengan isu yang tersebar di kalangan masyarakat.''

''Hmm ... kalau saja dia tidak gendut, mungkin banyak pria yang akan mengantri untuk melamarnya.''

''Adik ketiga, gadis ini begitu, spesial untuk pria yang biasa saja.''

''Hah?'' Pangeran ketiga TinHua diam, lalu melirik sang Kakak dengan muka horor. Ia merasa heran karna ini kali pertama Kakak nya yang dingin bisa memuji seorang wanita.

''Kakak, jangan bilang kau tertarik padanya.''

Pangeran Mahkota menyunggingkan bibirnya, ''Selama aku menyukainya, tidak masalah dia mau gendut atau kurus. Jika pun badannya tidak bisa kurus, aku rela menjadi gendut asal dia percaya diri.''

''Apa!!'' Pangeran ketiga sangat terkejut. ''Kakak, kau tidak sedang bercanda 'kan?

Pangeran Mahkota terkekeh, ''Apa aku mengatakan jika aku tertarik padanya? tidak 'kan. Oh iya, kirim beberapa pengawal bayangan untuk memperhatikan gerak gerik Ziang'er. Aku yakin jika ada sesuatu hal yang besar akan terjadi,'' Ujar Pangeran Mahkota.

'Kakak, kau memang tidak mengatakan! Tapi dari gerakan mu, kau sudah mulai tertarik dengan gadis gendut itu."

Kediaman Mentri Long.

Terlihat seorang gadis berpakaian lusuh tengah menunggu seseorang di gerbang belakang. Dia adalah pelayan dari Nona pertama Ziang'er yang sampai saat ini masih setia bersama Ziang'er dalam susah mau pun senang.

''Kemana Nona Ziang'er? Kenapa dia belum kembali ... isshh, sudah aku katakan jika jangan menyusul tunangannya yang brengsek itu!''

Taklama ... samar samar ia melihat seseorang yang sangat dia kenal tengah berjalan ke arahnya. Pelayan Ning langsung berlari menghampiri sang Nona.

''Nona, kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja.''

''Aku baik-baik saja, siapa kau?''

''Nona ... kenapa kau melupakan pelayan mu sendiri? Apa yang sudah terjadi padamu.''

''Ah, kau pelayanku? aku haus dan ingin minum, tubuh ini sangat berat hingga aku tidak bisa berlari cepat. Haaah ... haaa.'' Terlihat Ziang'er merasa kelelahan dengan nafas naik turun tidak teratur.

''Tunggu di sini Nona, Ning akan mengambil air untuk Nona minum.''

Ziang'er duduk di anak tangga sambil mengibaskan tanganya karna merasa gerah, tiba-tiba satu cangkir gelas melayang tepat di depannya.

KLONTRANG!

''Gadis gendut tidak berguna! Kau di panggil oleh Tuan dan Nyonya di ruangan utama.''

Ziang'er menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan dingin, sungguh ... sang pemilik tubuh begitu memprihatinkan, sampai-sampai Pelayan pun tidak menghormati dirinya sebagai Nona pertama di kediaman Long.

Ziang'er terus memperhatikan pelayan itu sampai pelayan itu tidak terlihat, taklama Ning datang membawa secangkir air untuk sang Nona minum.

''Ini Nona, minumlah terlebih dahulu.''

Ziang'er melirik sejenak dan meminum air itu dengan satu tegukan lalu berdiri, ''Ayo kita temui Ayah di ruang utama.''

Mereka berdua berjalan menuju ruang utama, namun pelayan Ning merasa khawatir dalam hatinya karna ia sudah yakin jika sang Nona pasti akan mendapatkan hukuman dari Nyonya Chumei.

Tidak lama, mereka berdua masuk ke ruang utama dan memberi salam pada Ayah nya yang sudah duduk di kursi bersama Nyonya Chumei di sampingnya. Terlihat juga sudah ada kedua adik tirinya yang sudah tersenyum di belakang sana.

''Salam Ayah.''

''Putriku, apa yang kau alami hari ini?'' Tanya sang Ayah dengan lembut, dan itu membuat Nyonya Chumei dan kedua anaknya menoleh secara bersamaan.

'Pria ini tidak memarahiku? Apa dia menyayangi si pemilik tubuh ini."

''Ayah, aku ...''

''Tuan, bukankah sudah aku bilang jika Nona pertama Ziang'er sudah membuat keributan dan mempermalukan Tuan Muda TianMo di depan umum. Bahkan dia memutuskan pertunangannya dengan sepihak tanpa mau berpikir panjang.''

''Aku ingin mendengar sendiri penjelasan Putri pertamaku.'' Jelasnya dengan dingin.

Tangan Nyonya Chumei mengepal di balik hanfu, sudah sejak dulu ia selalu memfitnah Ziang'er di depan Mentri Long. Namun sampai sekarang pria tua di depannya ini masih menyayangi Ziang'er.

''Ayah, apa yang perlu di perjelas lagi! Kakak pertama sudah mengejek dan mempermalukan Tuan Muda TianMo di depan umum, aku sangat khawatir jika kemarahan Tuan Muda TianMo akan berdampak buruk bagi keluarga kita.'' Ujar Nona ketiga.

''DIAMLAH! BIAR KAKAK KALIAN YANG MENJELASKAN.''

Semua orang terdiam, namun Ziang'er tersenyum dalam hatinya. Ia tidak menyangka jika sang Ayah begitu menyayangi dirinya, untuk itu ia tidak akan mengecewakan sang Ayah.

''Ayah, aku melakukan ini semua demi kebaikan Tuan Muda TianMo sendiri ... Ayah, aku sangat terluka semua orang mencemo'oh dirinya karna bertunangan denganku karna aku jelek dan bertubuh gendut.'' Ucap Ziang'er menitikan air mata buaya.

''Untuk itu, aku merelakan orang yang aku cintai pada adikku sendiri ... agar semua orang tidak mengira jika adikku sengaja merebut tunangan Kakak nya sendiri. Itu tidak akan baik Ayah, itu akan merusak citra keluarga Long.''

DHUK.

Ziang'er berlutut.

''Jika aku memang bersalah, maka hukumlah putrimu ini Ayah.''

''Oh, Putriku ... aku tidak tau kau berkorban sebegitu besar untuk keluarga kita.'' Mentri Long membantu Ziang'er berdiri dan memeluknya dengan sayang.

Di sela senyumannya, Ziang'er melihat tatapan tidak suka dari ketika parasit di ujung sana.

'Lihatlah, mulai sekarang hidup kalian tidak akan tenang."

...🦢🦢🦢...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

Bab 3 : Dingin dan tidak tersentuh.

Transmigrasi pembunuh berdarah dingin.

...🦢🦢🦢...

Kediaman Ziang'er.

''Pelayan Ning, siapkan aku air.''

''Baik, Nona.'' Pelayan Ning menunduk, namun dalam hati ia merasa heran dengan sikap dingin sang Nona. Tidak biasanya sang Nona irit bicara.

Sedangkan Ziang'er masuk kedalam kamarnya yang lumayan rapih, dengan barang-barang menata pada tempatnya. Lalu ia berjalan ke arah lemari pakaian di mana di sana ia melihat hanfu yang berukuran dobel xl.

'Astaga! Aku harus menurunkan berat badan gadis ini. Bagaimana bisa dia segendut ini! Lihatlah perut ini ada tiga lipatan.' Gumam Ziang'er menggerakkan perutnya yang buncit.

''Nona, airnya sudah saya siapkan.''

''Baiklah, kau boleh pergi.''

''Apa Nona tidak ingin saya membantu Nona?''

''Tidak, aku bisa sendiri.'' 'Apakah orang kaya selalu di layanani ketika mereka akan mandi? heisss ... memalukan, aku bisa melakukannya sendiri walau aku tidak yakin dengan bentuk tubuhku yang berisi.'

''Baik Nona, saya akan menunggu di luar.''

Ziang'er melangkah ke arah pemandian, lalu melepaskan hanfunya satu persatu dan masuk kedalam pemandian. Ziang'er merasakan kenyamanan saat tubuhnya di rendam oleh air hangat bersamaan dengan wangi bunga mawar.

Namun ... baru saja Ziang'er merasakan kenyamanan, para pelayan dan kepala pelayan di kediaman Long tengah membuat kegaduhan di luar kediamannya.

''Kenapa mereka tidak bisa membiarkan aku hidup dengan tenang! Apa mereka harus aku beri pelajaran terlebih dahulu, baru mereka akan menurut.''

Sementara di luar, kepala pelayan Huanie dan beberapa pelayan tengah mencari hewan periharaan dari Nona kedua Zizi yang kabur.

''Periksa lagi, jangan sampai terlewatkan! Cari mulmul sampai ketemu, jika perlu geledah kediaman Ziang'er.'' Titah sang kepalanya pelayan Huanie.

Ziang'er memutar kedua matanya dengan malas.

Tak lama, teriakan dari kepala pelayan Huanie menggema di luar kediaman, ''Nona Ziang'er, aku di tugaskan oleh Nona kedua Zizi untuk memeriksa semua kediaman untuk mencari hewan kedayangannya!'' Teriak Huanie.

Ziang'er tidak merespon, ia asik memejamkan kedua matanya.

''Nona Ziang'er, apa kau tidak mendengarkan aku! Aku akan menerobos masuk jika kau tidak berbicara. Beraninya kau berlagak bak nyonya besar di sini.'' Teriaknya lagi, yang mana membuat Ziang'er membuka kedua matanya.

Dengan perasaan kesal, kepala pelayan Huanie langsung menerobos masuk kedalam dan memeriksa semuanya.

''Astaga, pelayan Huanie ... apa kau tidak memiliki aturan dan tatakrama? bagaimana bisa seorang pelayan seperti dirimu berani menggeledah Nona pertama di kediaman Long ini?''

''Peliharaan nona kedua Zizi kabur, dan saya di perintahkan untuk mencari peliharaan kesayangan nona Zizi. Termasuk hak untuk menggeledah kediaman anda, Nona.''

Ziang'er benar-benar muak melihat pelayan yang tidak memiliki aturan, apa lagi membantah dirinya yang notabennya adalah nona pertama di kediaman mentri Long.

Ziang'er berdiri dan turun dari pemandian, memakai kain tipis dan melangkah kedepan pelayan Huanie dengan tatapan dingin.

'Astaga Dewa, apa ini benar-benar Nona Ziang'er ... kenapa hanya menatapnya saja bulu kudukku merinding. Tidak, aura yang di pancarkan begitu dingin dan sa-sangat menyeramkan.'

''No-nona.'' Gugup kepala pelayan Huanie, melangkah kebelakang.

''Pelayan Huanie, jika aku melihat peliharaan adik kedua di sini ... akan aku kabari. Sekarang yang aku inginkan kau pergi dari sini sebelum aku mencabik wajahmu!'' Ucap Ziang'er, dengan nada menekan.

Walau takut dengan nada bicara Ziang'er yang begitu dingin, tapi pelayan Huanie tetap bersikeras akan menggeledah kediaman Ziang'er ... yang mana Ziang'er yang berhati dingin langsung mencengkram rahang pelayan Huanie yang keras kepala.

''Kau benar-benar pelayan yang tidak tau diri!''

BRAAAK!

Ziang'er membanting pelayan Huanie hingga tembok pemandian yang terbuat dari kayu itu rusak tak berbentuk, membuat semua pelayan terkejut melihat betapa sadisnya Nona pertama Ziang'er.

''Aku adalah Long Ziang'er, nona pertama di kediaman mentri Long yang di sayangi oleh ayahku! Dan kalian hanya seorang pelayan yang harus tunduk di bawah perintahku!'' Teriak Ziang'er, membuat semua pelayan langsung berlutut.

''Ampuni kami Nona Ziang'er.''

''Pergi dan bawa pelayan itu! Jangan sampai aku melihatnya lagi.''

''Baik, Nona Ziang'er.''

Semua pelayan pun pergi dengan rasa takut di hati mereka, karna tidak biasanya nona pertama yang selalu mereka remehkan kini menjadi singa betina yang galak dan dingin.

Setelah semua orang pergi, Ziang'er mengganti hanfunya dan melangkah ke arah kamarnya untuk beristirahat. Namun ia mendengar suara cicitan yang sangat aneh dari bawah peraduannya. Ziang'er pun langsung memeriksa dan melihat ada seekor Babi yang ketakutan.

''Apakah ini periharaan adik kedua, seekor babi? Ha ha aha ... peliharaannya sama persis seperti majikannya.'' Ejek Ziang'er, lalu menangkap babi itu dengan sebuah rencana yang akan membuat sang adik geger di pagi hari.

''Baiklah adik, kau kehilangan peliharaan mu bukan? Kenapa tidak kehilangan untuk selamanya saja.'' Ziang'er tersenyum jahat.

Sedangkan di luar, tak jauh dari arah pohon besar. Ada sosok bayangan hitam baru saja pergi setelah mengamati apa yang sudah terjadi di kediaman Long.

...🍀🍀🍀...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!