NovelToon NovelToon

My Love Defense

MLD Bab 1

Lunara Rehema Malayeka. Panggil saja dia Luna. Gadis cantik dan ceria dibalik niqab yang selalu ia kenakan. Luna berprofesi sebagai dokter muda di Ankara-Turki. Ia lahir di Negara kebanggaannya, yaitu Turki. Sama seperti Ibunya juga sang kakak yang juga lahir di Turki. Tapi tidak dengan Ayah dan adiknya yang lahir di Kairo-Mesir.

"Assalamualaikum. Anne ne yapıyorsun?" (Assalamualaikum. Lagi ngapain Mama?) tanya Lunara yang baru saja turun dari kamarnya.

"Waalaikumsalam. Annem yemek yapıyor, anneme yardım edelim" (Waalaikumsalam. Mama lagi masak, ayo bantu mamah) balas Emira Feriha Gona-Ibu dari Derya, Lunara dan Harika. Derya Evren Malayeka-kakak laki laki Lunara dan Harika Nefertari Malayeka-adik Lunara.

"Hazır Anne" (Siap, Mama) Lunara mengikuti apa yang Emira katakan, yaitu membantunya memasak.

"Eve ne zaman gideceksin, Lunara?" (Kamu akan pulang jam berapa nanti, Lunara?) tanya Jabare yang baru datang kepada Lunara yang sedang mencuci sayuran. Jabare Malayeka-Ayah, Derya, Lunara dan Harika.

"Normal gibi, gece 7" (kayak biasa, jam 7 malam) balas Lunara.

"Ne olmuş Ba?" (emangnya kenapa, Pa?) lanjut Lunara.

"Hiçbir şey değil. Sadece sor" (Gak apa apa. Papa cuma tanya) balas Jabare seraya duduk di meja makan, menunggu makanan dihidangkan.

Lunara hanya memanggut. "Anne, Baba, yukarı çıkmak istiyorum, evet. Harika uyanmak istiyorum" (Mama, Papa, aku mau ke atas, ya. Mau bangunin Harika) izin Lunara. Emira dan Jabare mengangguk mengiyakan ucapan putri pertama mereka.

Lunara berjalan menuju ke lantai dua sebelah kamarnya, yaitu kamar adiknya. "Temel alışkanlıklar, sabah namazından sonra tekrar uyudu" (dasar kebiasaan, sehabis sholat subuh dia tidur lagi) gerutu Lunara karena kesal dengan adiknya yang selalu tidur sehabis sholat subuh.

Tok ... Tok ... Tok ...

Lunara mengetuk kamar adiknya. "Harika, cepat bangun" panggil Lunara. Jika ia berbicara dengan adiknya, ia akan berbicara menggunakan bahasa Indonesia.

Kenapa Lunara bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia? Karena ia mempunyai sepupu keturunan Indonesia-Turki dan ia tinggal di Indonesia. Saat ia kuliah, ia diajak untuk kuliah di Indonesia bersama sepupu dan juga sahabat pena-nya. Aneh bukan? Kenapa ia harus ke Indonesia sedangkan di Turki juga sangat banyak sekali kampus-kampus yang baik dan bagus. Itu karena Lunara ingin mendekatkan diri dengan keluarga dari Ibunya itu dan sekaligus mengenal secara langsung sahabatnya yang selama ini hanya ia kenal lewat aplikasi. Sedangkan Harika-adiknya belajar darinya.

"Harika ...." panggil Lunara kembali.

"Kakak buka ya ...." izin Lunara yang lagi-lagi tak dapat jawaban dari adiknya.

Karena tak dapat jawaban, Lunara membuka pintu kamar adiknya yang memang tak pernah dikunci.

Lunara masuk dan melihat adiknya yang masih tidur dibalik selimutnya. "Harika ...." geram Lunara. Ia berjalan menghampiri adiknya lalu menyibakkan selimut yang adiknya gunakan.

Lunara mengambil remot AC yang berada di kamar Harika, setelah itu ia mematikan AC-nya.

"HARIKA BANGUN ...." teriak Lunara sekencang mungkin sampai Ibu dan Ayahnya yang berada di lantai satu terlonjak kaget dan setelahnya mereka pun beristigfar karena sikap anaknya.

Tetapi teriakkan itu tak berpengaruh pada Harika yang masih saja nyaman dengan alam mimpinya itu.

"Astagfirullah .... Kalau kamu udah masuk kuliah, kakak yakin selalu terlambat kalau seperti ini" Lunara beristigfar karena tingkah adiknya. Lunara dan Harika hanya berbeda tiga tahun. Lunara berumur 23 tahun, sedangkan Harika berumur 20 tahun. Saat ini, Harika tidak ada mata kuliah, jadi ia bermalas-malasan seperti ini.

"HARIKA NEFERTARI MALAYEKA, BANGUN ...." Lunara berteriak kembali memanggilkan nama lengkap adiknya.

Harika terlonjak kaget karena kakaknya itu. "Apaan 'sih kak?!" kesal Harika.

"Bangun, mandi, dan setelah itu turun ke bawah untuk sarapan bersama" suruh Lunara.

"Iya .... Udah sana pergi!" Usir Harika.

"Gak. Kamu masuk ke dalam kamar mandi dulu, baru kakak akan keluar dari dalam kamar kamu"

"Iya-iya, Rika mandi" Harika mengalah.

"Pintar"

__________

 

"Anne, Baba, gidiyorum. Assalamualaikum" (Mama, Papa, aku berangkat. Assalamualaikum) pamit Lunara yang hendak menuju rumah sakit setelah selesai sarapan bersama. Lunara menyalami tangan Ibu dan Ayahnya lalu Harika berdiri dari duduknya untuk meraih tangan sang kakak agar ia bisa menyalaminya setelah Ibunya.

"Waalaikumsalam" balas mereka serempak.

Lunara berangkat menuju tempat kerjanya, yaitu rumah sakit.

_________

 

Di Indonesia, tepatnya di Jakarta, empat jam lebih cepat daripada Turki, yang berarti sekarang menunjukkan jam makan siang disebuah perusahaan terkenal, yaitu MZK Company.

Seorang pria tampan dan gagah sedang berjalan menuju kantin yang ada di dalam perusahaan itu. Banyak orang yang menundukkan kepalanya, tanda menghormati orang itu. Pria itu adalah Ghifari Ardi Muzakki-anak dari pemilik perusahaan MZK Company. Ayahnya adalah pemilik perusahaan MZK Company yang bernama Farhan Muzakki.

Ghifari berjalan berdua bersama perempuan disampingnya menuju kantin. Perempuan itu adalah Resya-kekasihnya Ghifari.

"Sayang, kita makan di luar aja ya. Aku bosan disini mulu" pinta Resya dengan manja bergelayut manja ditangan kekar milik Ghifari.

Ghifari tersenyum. Senyuman yang jarang ia tunjukkan kepada orang-orang kecuali orang terdekat dan keluarganya, yaitu senyum manisnya. "Oke, sayang" balas Ghifari berjalan menuju pintu keluar dan mengurungkan niatnya yang hendak melangkahkan kakinya menuju kantin.

"Makasih, sayangku" ucap Resya mencubit gemas pipi Ghifari.

"Tidak jadi masalah, kalau kamu yang minta, sayang" balas Ghifari tersenyum.

Ghifari dan Resya keluar pada jam makan siang menuju restoran pilihan kekasihnya.

Ghifari tentu tak menyadari kalau Farhan-Ayahnya memerhatikannya dari tadi. Farhan sangat geram melihat kelakuan anaknya. Farhan sangat tak suka melihat hubungan antara Ghifari dengan Resya, karena Resya adalah seorang model yang selalu mengekspos lekuk tubuhnya itu. Sedangkan Farhan ingin calon menantunya tidak memperlihatkan lekuk yang ada pada tubuhnya atau lebih tepatnya yang menggunakan pakaian tertutup.

"Bagaimanapun Ayah tidak akan merestui hubungan kalian" gumam Farhan.

__________

HAI, GIMANA NIH CERITANYA? SERU GAK?

KALAU SUKA JGN LUPA TINGGAL JEJAK YA😁😉

Tangerang, 1 Juli 2020.

MLD Bab 2

Jam delapan malam, di Jakarta. Pria bertubuh kekar, gagah dan tampan berjalan menuju kediamannya yang dihuni oleh dirinya dan beberapa asisten rumah tangga saja. Pria itu adalah Ghifari. Ghifari membuka pintu rumahnya dan tampaklah dua orang telah menunggu kepulangannya.

"Ayah, Bunda, kapan sampainya?" Tanya Ghifari menghampiri keduanya. Ya, mereka adalah Ayah dan Ibunya Ghifari. Alisya Reanita-Bunda Ghifari.

"Ucapkan salam ketika memasuki rumah, Ghifari!" Perintah Farhan tegas.

"Oh, iya. Assalamualaikum, Ayah, Bunda" Ghifari menuruti dan menyalami tangan keduanya.

"Waalaikumsalam" balasnya serempak.

"Jadi, sejak kapan Ayah dan Bunda menungguku disini?" Ulang Ghifari seraya duduk di sofa yang ada di depan orang tuanya.

"Sejak Ayah melihat kamu berjalan berdua dengan wanita tak berpakaian itu!" Sindir Farhan.

"Yah .... Gak baik kayak gitu" ucap Alisya mengingatkan.

"Resya, Yah! Nama dia Resya!" Kesal Ghifari.

"Terserah siapa namanya. Ayah gak peduli. Lagipula namanya tak seindah sikap dan gaya pakaiannya" Farhan menyindir kembali.

"Akh ...." Ghifari memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening.

"Ayah dan Bunda ada apa kesini?!" Ghifari mengganti topik pembicaraan.

"Cepatlah menikah!" Suruh Farhan.

Ghifari terkejut. "Tolong diulang, Yah"

"Cepatlah menikah, Fari!" Ulang Farhan dengan penuh penekanan. Ghifari juga kadang dipanggil dengan panggilan Fari, jika berada di rumahnya.

"Kenapa?"

"Kenapa? Karena kau sudah berumur 26 tahun Fari!" Peringat Farhan.

"And then?"

"Umurmu sudah sangat pantas untuk menikah, Fari. Ayah menikahi Bundamu saat Ayah berumur 25 tahun"

"Baru selisih satu tahun, Yah"

"Tapi sudah lebih 12 bulan, Ghifari!"

"Yah ...." Alisya mengusap pelan tangan suaminya agar bisa menurunkan emosinya. Farhan menoleh ke arah Alisya yang sedang tersenyum kepadanya agar emosinya menurun.

"Baiklah. Jika kamu belum siap, Ayah akan memberikan waktu selama tiga bulan kepada kamu. Jika kamu belum juga siap, maka Ayah yang akan mencarinya untuk kamu. Jika kamu membantah Ayah, kamu tak akan mendapatkan apa-apa dari Ayah. Fasilitas ataupun akses yang kamu punya, akan Ayah ambil kembali" lanjut Farhan dengan tenang dan tegas saat ia berbicara.

Ghifari menghela nafas. Ia sungguh tak ingin harta yang sudah menjadi miliknya, diambil kembali "Oke. Jika boleh, besok pun aku siap untuk menikah" setuju Ghifari.

"Kamu sudah menemukan calonnya?" Sekarang Alisya-sang Bunda yang berbicara.

"Apa maksud Bunda? Tentu saja sudah ada, Bun"

"Siapa nak?" Tanya Alisya.

Saat Ghifari ingin menjawab pertanyaan Ibunya, dengan cepat Farhan menyela "Jangan bilang yang kamu maksud adalah cewek tak berpakaian itu!"

"Namanya Resya, Yah .... Harus berapa kali aku bilang?"

"Terserah. Apa dia, yang kamu maksud?" tanya Farhan.

"Tentu saja, Yah"

"Ayah gak akan merestuinya!" Ucap Farhan menolak.

"Lalu siapa yang akan aku nikahi, Yah?" Tanya Ghifari frustrasi.

"Wanita yang taat pada agama dan pakaiannya yang selalu tertutup. Akhlak yang baik dan taat pada suami selagi permintaannya bisa ia sanggupi."

Ghifari speechless. Semua yang Farhan ucapkan tak semuanya Resya lakukan, fikir Ghifari. Resya jarang beribadah, selalu menggunakan pakaian yang terbuka, selalu saja Ghifari yang mengalah jika permintaannya tak dituruti oleh Resya. Itu yang ada dalam fikiran Ghifari saat ini.

"Ghifari!" Panggil Farhan karena Ghifari hanya melamun.

"Iya, Yah?"

"Apa kamu udah menemukannya?" Tanya Farhan.

"Kalau misalnya aku suruh Resya berubah, apakah kalian akan merestuinya?" Ghifari bertanya balik.

"Tentu, nak" Alisya membalas cepat.

"Jika kau bisa mengubahnya menjadi lebih baik, Ayah dan Bunda pasti akan setuju. Iya, kan, Yah?" Lanjut Alisya menatap Farhan. Farhan mengangguk setuju.

"Baiklah, akan aku coba" ucap Ghifari pada akhirnya.

__________

TURKI.

"Luna!"

"Lunara!"

Lunara yang tengah berjalan menuju ruangannya pun terhenti. Lunara memutar tubuhnya, mencari orang yang memanggil namanya.

"Sana iyi haberler getiriyorum" (Aku membawa kabar baik untuk mu) orang yang memanggil Lunara berlari kecil menghampirinya.

"Assalamualaikum" ucap Lunara saat orang itu sudah berada di depannya.

"Waalaikumsalam" balas orang itu.

"Sana iyi haberler getiriyorum" (Aku membawa kabar baik untuk mu) ulang orang itu.

"O nedir?" (Apa itu?)

"Hala hasta var mı?" (Apa kau masih ada pasien?) Tanyanya memastikan.

"Değil. Yanlış olan ne?" (Tidak. Ada apa?) Lunara bertanya balik.

"Tamam o zaman. Odana gel doktor!" (Baiklah, kalau begitu. Ayo ke ruangan mu, dokter!) Ucap orang itu menarik pergelangan tangan Lunara menuju ruangan kerja milik Lunara. Lunara mengikuti langkahnya dari belakang menuju ruangan kerjanya.

"Ne söylemek istiyorsun Selyn?" (Apa yang ingin kamu katakan, Selyn?) Tanya Lunara saat sudah berada di dalam ruangannya. Selyn Ayse-sahabat kecil Lunara hingga sekarang.

"Eminim, kesinlikle duyduğun için mutlusun" (Aku yakin, pasti kamu ikut bahagia mendengarnya) ucapnya dengan wajah yang berbinar-binar.

"O nedir? Acele et ve beni bilgilendir" (Apa itu? Cepat beritau aku) Lunara tampak tak sabar menunggu jawaban dari sahabat dari kecil-nya itu.

"Bir dakika bekle " (Tunggu sebentar) suruh Selyn seraya mencari-cari barang yang ada di dalam tas selempang mini yang ia kenakan.

"Ini dia ...." teriak selyn menggunakan bahasa Indonesia.

Lunara mengerutkan keningnya. "Apa itu?" Tanya Lunara yang juga ikut menggunakan bahasa Indonesia.

"Baca aja" suruhnya seraya menyarahkan kartu besar kepada Lunara.

Lunara menerimanya, kemudian membaca tulisan yang tertera di atas kartu itu. Lunara membulatkan matanya, terkejut sekaligus senang. "Kamu akan menikah dengan Rizal?" Tanya Lunara antusias.

"Tentu saja. Memangnya siapa lagi?"

Lunara mengerucutkan bibirnya dari balik niqabnya "Kapan kamu lamarannya? Kok gak mengundang aku ataupun kabari aku?" Lunara merajuk.

"Maaf. Mas Rizal jauh-jauh dari Indonesia datang ke rumah aku dan langsung melamarku. Dia lengkap membawa kedua orang tuanya" Selyn menjelaskan. Rizal-calon suami Selyn adalah orang Indonesia yang pertama kali bertemu di dekat kampus kuliahnya. Saat itu juga hubungan Selyn dan Rizal semakin dekat. Selyn mengajarkan Rizal berbahasa Turki dan begitu pula sebaliknya.

Lunara tertawa dan membalas perkataan sahabatnya "Iya, gak apa apa. Santai aja. Aku gak marah kok "

"Datang ya ...."

"Pasti. Kamu sahabat aku, Selyn" balas Lunara setelahnya membaca kembali kartu undangan yang di berikan kepadanya.

"Kamu menikahnya seminggu lagi?!" Lunara terkejut.

"Iya"

"Lalu kenapa kamu masih berkeliaran keluar rumah? Kamu harusnya menetap di dalam kamar, Selyn" suruh Lunara.

"Aku tau, Luna. Maka dari itu, ini spesial aku langsung kasih ke kamu" Selyn menjelaskan.

"Baiklah. Terima kasih, aku pasti datang" balasnya seraya tersenyum dari balik niqab yang ia kenakan.

__________

LANJUTIN TERUS YA, CERITANYA...

KALAU SUKA JGN LUPA TINGGALKAN JEJAK, OKE😆

Tangerang, 1 Juli 2020.

MLD Bab 3

INDONESIA

Jam 9 pagi, di Jakarta.

Tok... T**ok... Tok...

Pintu ruangan COO atau bisa juga di sebut dengan wakil direktur, diketuk dari luar.

"Masuk" titah orang yang ada di dalam ruangan itu.

Ceklek...

Pintu ruangan dibuka dan orang yang masuk tersebut langsung menghampiri pemilik ruangan dan berhenti tepat di depannya yang terhalang oleh meja kerja.

"Ada apa?" tanya pemilik ruangan tersebut tanpa menoleh kepada orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan nya.

"Assalamualaikum" orang itu memberi salam.

Orang itu menghentikan pekerjaannya sesaat karena seperti mengenali pemilik suara tersebut.

"Waalaikumsalam" balas pemilik ruangan itu lalu ia kembali melakukan pekerjaannya.

Setelah menjawab salam, terjadi keheningan beberapa saat, hanya suara jari-jemari yang mengetik laptop terdengar.

"Apa yang ingin kamu katakan, hah?!" tanya pemilik ruangan tersebut dengan kesal tetapi matanya masih tetap menatap laptop yang berada di depannya.

''Kamu berbicara dengan siapa, Ghifari?" tanya balik orang itu.

Ghifari-pemilik ruangan tersebut menoleh kepada orang yang menyebutkan namanya seraya berbicara "Tentu saja dengan kamu ...."

"Rizal?" Ghifari terkejut.

''Itu lo, Rizal?" Ulang Ghifari.

"Ya, tentu saja. Apa kabar, bro?" Tanya Rizal seraya menjabat tangan Ghifari.

"Gue baik. Lo sendiri?" Ghifari bertanya balik.

"Alhamdulillah gue baik. Kalo nggak, ngapain gue kesini" Rizal terkekeh. Ghifari tertawa, ada benarnya juga dengan apa yang dikatakan Rizal.

"Lama gak ketemu, bro. Udah makin keren aja, lo" Ghifari memuji.

"Teşekkürler" (makasih) balas Rizal.

"Lo juga makin keren, kok. Tapi, ya tetep aja gue yang paling keren" lanjut Rizal terkekeh dengan ucapannya sendiri.

"Gaya lo, kuliah di Turki sampe dibawa-bawa ke Indonesia. Apa lagi yang lo bawa dari Turki?" ledek Ghifari.

"Nih buat lo"

"Gak usah. Gue cuma bercanda, gak usah dianggap serius. Lo kenal gue udah lama, Zal, malahan dari bayi" tolak Ghifari tanpa melihat apa yang diberikan oleh Rizal. Fahrizal Al-Faruq-teman kecil Ghifari.

"Kalo gue kasih, diliat dulu, kalo lo gak mau baru boleh lo tolak" suruh Rizal.

Ghifari menunduk, melihat apa yang diberikan oleh teman bahkan sahabatnya dari kecil.

Ghifari melihat sebuah kartu undangan ditangan Rizal. "Apa-an nih?" tanya Ghifari.

"Diterima, dong" suruh Rizal.

"Yeh .... Gue kira lo kasih gue oleh-oleh" ucap Ghifari.

"Kepede-an lo" Rizal tertawa.

"Udah, cepet diambil" lanjut Rizal

Ghifari hanya mengangguk lalu ia mengambil apa yang diberikan oleh Rizal kepadanya.

"Wah, dah dapet calon aja, lo" ucap Ghifari setelah membaca isinya. Rizal hanya tersenyum.

"Widih .... Di Turki nikahannya. Dapet orang Turki, lo?"

"Iya dong" balas Rizal seraya menaik turunkan alisnya.

"Siapa namanya?"

"Di situ ada, kok, namanya"

"Selyn Ayse..." ucap Ghifari membaca apa yang ada dikartu undangan tersebut.

"Ini namanya?" Tanya Ghifari.

"Iya, lah. Menurut lo apa emang?" Sinis Rizal.

"Ya elah .... Gue cuma tanya kali ...."

"By the way, selamat ya, bro" lanjut Ghifari seraya menjabat tangan Rizal.

"Thanks"

"Lo nikah seminggu lagi, bro?" Ghifari terkejut.

"Iya"

"Lah, lo kenapa masih keliaran di Indonesia? Nikahan lo, kan di Turki?" heran Ghifari.

"Ya, emang kenapa? Lagian ke Turki kan gak sampe seminggu"

"Bukan itu maksud gue. Lo kok masih keliaran disini? Bukannya ngurus apa yang diperlu-in dinikahan lo" Ghifari menjelaskan.

"Udah kelar, tinggal tunggu tamu sama ucap ijab qobulnya aje" balas Rizal santai.

"Terserah lo, deh"

"Oh iya, hampir lupa. Nih ...." Rizal memberikan sesuatu lagi kepada Ghifari.

"Kagak usah. Satu undangan cukup kok. Ngapain banyak-banyak" tolak Ghifari tanpa melihat kembali apa yang diberikan oleh Rizal.

"Lo, tuh, ya .... Udah gue bilang diliat dulu apa yang gue kasih, baru lo boleh tolak" Rizal sedikit geram.

Ghifari kembali menunduk melihat apa yang di berikan oleh Rizal. Terdapat shopping bag besar ditangan Rizal.

"Udah kagak usah" tolak Ghifari.

"Jeh .... Main tolak tolak bae. Ini tuh buat keluarga lo, bukan buat lo doang"

"Ya udah langsung kasih ke rumah aja" titah Ghifari.

"Lo, tuh, ya, bener-bener .... Dari dulu sampe sekarang gak berubah-berubah, tetep bikin gue kesel, tau gak?"

"Nggak" balas Ghifari cuek.

"Darah tinggi gue, kalo lama-lama debat sama lo, kagak ada kelarnya. Gue yang waras ngalah aja" ucap Rizal santai.

"Apa lo bilang?"

"Kagak, tadi kucing lewat naik sepeda"

"Gila lo, mana ada kucing bisa naik sepeda. Lagian kagak ada kucing di ruangan gue. Aneh banget lo"

"Ada, kucing sirkus bisa naik sepeda"

"Emang ada kucing di sirkus?" Ghifari tertawa meremehkan.

"Ada" kekeh Rizal.

"Di mana?"

"Ntar gue yang bikin, lah, sirkusnya"

Ghifari kembali tertawa meremehkan "Lo mau jadi tukang sirkus? Lagian lo sama kucing aja takut" sindir Ghifari.

"Dih .... Gue bukan takut, tapi trauma" elak Rizal.

"Sama aja. Takut sama trauma, kan, sodara-an" kekeh Ghifari.

"Tau, ah .... Pokoknya, dateng ya, lo ke pernikahan gue. Gue aja jauh-jauh dari Turki ke Indonesia cuma untuk ngasih undangan, serasa rumah gue di sini aja" Rizal mengingatkan.

"Emang rumah lo di sini!" Kesal Ghifari.

Rizal cengengesan "Tapi gak tau nanti. Tergantung istri gue mau tinggal dimana" ucap Rizal.

"Pokoknya dateng lo, ya. Lebih bagus ajak sekeluarga sekalian. Gue cabut ya, salam buat tante Alisya, om Farhan sama adek-adek lo. Assalamualaikum" pamit Rizal.

"Waalaikumsalam. Iya ntar gue sampe-in ke mereka"

__________

Seminggu kemudian.

TURKI.

Lunara beserta keluarganya datang lebih cepat ke pernikahan Selyn-sahabat kecilnya daripada waktu yang ditentukan. Fatma-ibu dari Selyn juga sahabat dari Emira-Mamah Lunara dan Harika semasa kuliah mereka.

"Tebrikler Fatma, kızınız evleniyor" (Selamat ya, Fatma, putri mu akan menikah) ucap Emira kepada sahabatnya-Fatma.

"Teşekkürler. Umarım Luna çabucak

yetişir" (Makasih. Semoga Luna cepat menyusul, ya) balas Fatma.

"Aamiin"

"Ne, bakın Sis Luna, değil mi?" (Ma, lihat kak Luna, gak?) tanya Harika setelah menyalimi Fatma.

"Teyzem önce Selyn'in odasına gitmemi söyledi, böylece daha sonra çok gergin olmayacaktı" (Tadi Tante suruh masuk duluan ke kamarnya Selyn supaya tidak terlalu gugup nantinya) balas Fatma.

"İsterseniz Selyn'in odasına gitmeniz yeterlidir. Biliyor musun, oda nerede?" (Kalau mau, langsung aja masuk ke kamar Selyn. Kamu tau kan, dimana kamarnya?) lanjut Fatma.

"Evet, biliyorsun teyze. Rika girdi?" (Iya, tau kok, Tante. Rika masuk ya?) izin Harika dan diangguki oleh Fatma.

"Teşekkürler, teyze. Ne, içeri giriyorum?" (Makasih, Tante. Ma, aku masuk ya? ) Emira dan Fatma mengangguk menjawabnya.

Harika berjalan menuju kamar Selyn. Tanpa diketuk, Harika langsung main masuk begitu saja dan menyebabkan orang yang di dalam kaget, begitupula dengan Lunara yang sempat melepas niqabnya. Ia takut orang lain akan melihat wajahnya.

"Rika, kalau mau masuk, pintunya harus di ketuk dulu" suruh Lunara yang sudah memakai niqabnya.

"Hehe .... Maaf, aku lupa"

"Kak Selyn, selamat, ya" lanjut Harika seraya memeluk tubuh Selyn yang sudah memakai pakaian pengantin.

"Makasih, adik-ku" balas Selyn kepada Harika. Selyn sudah menganggap adik dari sahabatnya itu adalah adiknya juga, karena dirinya tidak punya adik perempuan.

Lunara dan Aigul-sepupu Selyn hanya tersenyum melihat keduanya begitu akrab.

__________

GIMANA BAB YG INI? MASIH PENASARAN? TUNGGU BESOK YA, UPDATE LAGI, KOK😁

JANGAN LUPA TINGGAL JEJAK TEMAN2😉

Tangerang, 1 Juli 2020.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!