Prollog
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terlihat matahari sudah mulai menyembunyikan dirinya dibalik gunung dan orang-orang mulai membereskan barang-barang mereka untuk bersiap pulang kerumah masing-masing tapi tidak dengan gadis berambut panjang itu dia tengah asik mengetik sesuatu dilaptopnya
"Hey, berhentilah dan bereskan barang-barangmu ini sudah waktunya untuk pulang" kata seorang gadis berambut pirang sambil menutup laptop gadis berambut hitam tersebut
"Aku akan pupang sebentar lagi, aku harus menyelesaikan ini hari ini juga karena besok kita sudah mulai bekerja untuk menyiapkan pernikahannya" kata gadis berambut panjang itu lalu kembali membuka laptopnya tenggelam dalam dunia pekerjaannya
"Kau bisa mengerjakannya dirumahkan Shasa" kata gadis berambut pirang itu lalu mengambil laptop itu dan memasukkannya kedalam tas kerja Shasa
Gadis berambut panjang itu adalah Shasa Saputri ia berusia 25 tahun. Dia bekerja sebagai WO ( Wedding Organizer) tepatnya sebagai boss tapi ia memiliki sifat pekerja keras sehingga ia juga ikut bekerja bersama para pegawainya
"Baiklah Rani,, kau selalu saja mengganggu konsentrasiku" kata Shasa lalu bangkit berdiri dari kusinya dan membereskan barang-barangnya yang lain. Rani tersenyum melihat sahabatnya kesal seperti itu, ia senang sekali mengganggu sahabatnya ini. Mereka berjalan beriringan keluar kantor dan masuk kedalam sebuah mobil berwarna hitam
Rani Safitri adalah sahabat terdekat Shasa sekaligus asistennya dikantor. Rani berusia 26 tahun, memang lebih tua dari Shasa tapi keakraban mereka membuat mereka terlihat seumur. Rani dan Shasa berteman sejak mereka satu universitas diAmerika
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Disisi lain terlihat seorang pria sedang memandang kekasihnya yang tertidur lelap, ia terus memperhatikan wajah kekasihnya itu lalu menyentuh dengan lembut wajah putih dan mulus itu sehingga membuat sang empunya wajah menggerakkan matanya tanda ia terganggu dengan sentuhan itu
"Maaf aku mengganggumu ya honey" kata pria bermata biru tersebut
"Engghhh,,, Arkan sejak kapan kau disini??" tanya seorang gadis berambut pendek itu
Arkan Putra Pradipta adalah pria berusia 27 tahun pemilik perusahaan PRADIPTA GROUP. Ia yang memiliki sifat dingin dan arogan bisa bertindak kejam kepada orang yang berani mengusik hidupnya dan keluarganya, sifatnya ini merupakan turunan dari sifat sang ayah yaitu Mario Pradipta
"Baru saja Karla, maaf aku mengganggu tidurmu" ucap Arkan kepada kekasihnya yaitu Karla sambil menyelipkan rambut ketelinga Karla
Karla Syavira seorang model berusia 27 tahun. Ia telah menjadi model sejak ia lulus kuliah. Karla dan Arkan telah bertunangan 2 bulan lalu dan akan menikah 2 hari lagi
"Hmm...maaf aku tak bisa ikut bersamamu tadi,, apa rencana kita besok Arkan??" tanya Karla sambil menyenderkan kepalanya kebahu Arkan
"Kita akan memilih baju pengantin besok jadi aku harap kau tak sibuk honey" ucap Arkan sambil memegang tangan Karla
"Akan kuusahakan honey, tapi aku tak bisa janji aku bisa pergi bersamamu besok jadwalku sangat padat minggu ini" kata Karla lalu mengangkat kepalanya dan menatap Arkan
"Aku harap kau bisa membatalkan semua jadwalmu untuk minggu ini Karla, ini untuk pernikahan kita" kata Arkan mengelus rambut pendek Karla
"Kau taukan kalau pekerjaanku ini adalah impianku Arkan, jadi aku mohon agar kau mengerti diriku Arkan" ucap Karla
"Kau selalu saja sibuk dan aku selalu sabar selama ini,, ini untuk pernikahan kita Karla seharusnya kau yang mengerti disini. Aku sudah lelah dengan sikapmu yang selalu mementingkan pekerjaanmu, sekarang terserah kau saja aku sudah lelah" kata Arkan kesal lalu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar meninggalkan Karla yang termenung
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Disebuah kamar terlihat seorang wanita sedang termenung dia adalah Karla. Karla termenung memikirkan perkataan Arkan tadi terbesit rasa bersalah dihatinya pada lelaki itu
Karla beranjak dari duduknya dan mengambil handphonenya diatas meja "aku harus menelponnya dan meminta maaf padanya" ucap Karla lalu menekan nomor telepon Arkan
Didalam mobil Arkan terlihat sangat kesal karena Karla tak pernah peduli lagi padanya semenjak gadis itu menjadi seorang model. Arkan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas batas normal dia tidak peduli umpatan yang diucapkan oleh pengendara lain.
Arkan menepikan mobilnya dipinggir jalan yanv terlihat sedikit sepi. Suara dering ponsel membuat lamunan Arkan buyar dan segera meraih handphonenya, ketika melihat siapa yang menelepon Arkan langsung mengangkatnya
"Halo" ucap Arkan menyapa sang penelepon
"Halo Arkan" ucap sang penelepon terdengar sedikit ragu
"Ya Karla ada apa?" tanya Arkan berusaha berbicara selembut mungkin
"Maaf soal yang tadi, aku akan pergi bersamamu besok untuk memilih baju pengantin kita. aku janji akan membatalkan jadwalku besok. Aku mohon kau jangan padaku" ucap Karla merasa bersalah
Arkan menghembuskan nafasnya pelan "Aku memaafkanmu Karla tapi aku mohon jangan ulangi lagi kesalahanmu ini" kata Arkan
Karla tersenyum dan bisa bernafas lega karena Arkan telah memaafkannya "terimakasih Arkan, aku janji aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi" ucap Karla
"Baiklah, aku mencintaimu Karla" ucap arkan
"Aku juga mencintaimu Arkan" kata Karla lalu memutuskan sambungan telepon. Karla menaruh kembali handphonenya duatas meja lalu berbaring diranjangnya dan tertidur
Setelah menerima telepon dari Karla, Arkan menaruh handphonenya kembli lalu menjalankan mobilnya menuju rumah
__________________________
Seorang gadis sedang mengetik sesuatu dilaptopnya dia adalah Shasa. Shasa sedang mengetik tentang rencana pernikahan yang akan dia atur besok.
Shasa terlihat sangat serius dengan pekerjaannya. Ditemani dengan segelas kopi dia terus mengerjakan pekerjaannya sesekali ia melihat kearah luar jendela menatap bintang yang begitu indah.
Drttt...Drrrtttt.....
Suara dering ponsel memecah konsentrasi Shasa sehingga ia berdecak kesal. Siapa yang mengganggunya saat ia sedang serius seperti ini.
Shasa mengangkat ponselnya tanpa mau melihat siapa yang meneleponnya
"Halo" Sapa Shasa dengab kesal
"Halo, hey kenap kau terdengar kesal, apa salahku padamu Shasa?" tanya si penelepon kebingungan
Shasa menjauhkan handphonenya laku melihat siapa yang meneleponnya ternyata sahabatnya Rani
"Ada apa Rani, kau mengganggu konsentrasku saja" kata Shasa sedikit kesal
"Maaf, aku hanya ingin menyampaikan kalau kita melupakan acara pernikahan yang harus kita kerjakan" kata Rani sedikit panik
Shasa terkejut dia tidak pernah melupakan jadwal pekerjaan yang harus ia tangani
"Tidak mungkin kita melakukan kesalahan seperti itu Rani, aku sudah mengecek jadwal tidak ada yang kita lupakan" kata Shasa berusaha untuk tenang
"aku lupa menulisnya dijadwal Shasa, bagaimana ini pernikahannya akan dilaksanakan dua hari lagi" kata Rani semakin panik
"Astaga kenapa kau bisa ceroboh seperti itu Rani, tenanglah aku akan mengatasi masalahnya, aku akan mengerjakannya malam ini juga kau jangan khawatir" kata Shasa menenangkan Rani
"Baiklah aku percaya padamu Shasa,, kau memang selalu bisa diandalkan, aku tutup teleponnya aku juga mau mengurus hal yang lainnya" kata Rani lalu menutup panggilannya
"Hahhh..." Shasa mengembuskan nafasnya. dia tak habis fikir kenapa Rani bisa seceroboh itu
"Aku harua menyelesaikannya malam ini juga" kata Shasa meyakinkan dirinya sendiri
Shasa kembali fokus pada laptopnya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Gimana readers??? Semoga kalian suka
Maaf ya kalau gaje. Jangan lupa vote dan komennya ya 😍😍
Shasa masih saja setia duduk berhadapan dengan laptopnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 subuh. Dengan ditemani secangkir kopi ia masih terus melanjutkan pekerjaannya.
Pada pukul 5 pagi akhirnya pekerjaan telah selesai. Shasa mematikan laptopnya lalu beranjak dari duduknya menuju ke kasur kesayangannya.
Baru saja ia ingin memejamkan matanya handponenya bebunyi dan itu berhasil mengganggu tidurnya. ****!! Siapa yang mengganggunya pagi-pagi begini. Dengan keadaan malas ia mengambil handphonenya diatas nakas
"Halo?" sapa Shasa dengan nada yang malas
"Halo Sha, apakah kau sudah selesai mengerjakan semua rencana kita untuk pernikahan besok? Aku harap kau sudah menyelesaikannya" Tanya orang diseberang sana
"Ya ampun Rani kenapa kau meneleponku jam segini. Kau tau kau mengganggu waktu istirahatku." kata Shasa sedikit kesal
"Maafkan aku, tapi aku sangat panik karena pernikahan itu akan dilaksanakan besok. Kau tau andai saja aku punya penyakit yang parah mungkin sekarang aku akan masuk rumah sakit karena stress" ucap Rani yang lebaynya sejagat
"Kau sangat lebay Rani. Aku sudah menyelesaikan semuanya. Kita akan berangkat nanti siang untuk mendekor pernikahan itu digedung yang telah ditentukan. Kau tenang saja, oke?" ucap Shasa
Rani menghembuskan nafas lega. Dia sangat beruntung mempunyai bos sekaligus sahabat seperti Shasa "Hahh..syukurlah, tapi apa kau yakin kita bisa menyelesaikan semua dalam sehari. Kau tau aku dengar orang yang akan menikah sangatlah kejam. Kalau sampai dia tau tentang hal ini maka habislah kita" ucap Rani
"Tenanglah tidak akan terjadi apa-apa pada kita. Sebaiknya kau tutup teleponnya aku butuh istirahat sekarang" kata Shasa yang sudah dihinggapi rasa ngantuk sedari tadi
"Baiklah sampai jumpa nanti siang. Istirahatlah yang cukup, bye" Rani memutuskannya teleponnya
Shasa menaruh kembali ponselnya diatas nakas. Lalu ia memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya
_________________________
Sinar matahari menembus masuk melalui celah jendela sehingga membuat seisi kamar terkena sinarnya. Arkan mengerjapkan matanya karena sinar matahari tepat mengenai wajahnya. Dia bangun dari tidurnya lalu turun dari tempat tidur. Dia menuju kekamar mandi.
Setelah beberapa menit ia keluar dari kamar lalu menuju lemarinya dan mengambil pakaiannya. Sekarang Arkan terlihat sangat tampan dengan menggunakan pakaian formal. Ia berjalan menuju nakas lalu mengambil handphonenya, ia mencari nomor seseorang lalu meneleponnya.
Setelah dering ketiga akhirnya telepon tersebut diangkat.
"Halo Arkan, ada apa??" tanya orang diseberang sana dengan suara khas bangun tidur
"Halo sayang, aku akan menjemputmu sebentar lagi jadi bersiaplah" kata Arkan dengan senyum menawannya
"Oke, aku akan segera bersiap" ucap orang tersebut yang tak lain adalah Karla
"Oke, bye sayang" kata Arkan lalu memutuskan sambungan telepon setelah mendengar balasan dari Karla
Kini Arkan ada didalam mobilnya. Ia menuju rumah Karla untuk menjemput sang kekasih. Tak butuh waktu lama Arkan telah tiba didepan rumah Karla. Ia turun dari mobil lalu menuju kedepan pintu rumah Karla.
Didalam kamar Karla telah selesai bersiap dan ia mendengar suara bel berbunyi. Ia tau siapa yang datang, ia segera keluar kamar lalu menuju pintu utama.
Karla membuka pintu rumahnya dan sudah ada Arkan berdiri disitu untuk menjemputnya. Karla memeluk Arkan begitupula dengan Arkan.
Mereka melepaskan pelukan mereka. "Ayo kita berangkat sekarang sayang" kata Arkan
"Tunggu sebentar aku mengambil tasku dulu dikamar" kata Karla lalu berjalan meunuju kamarnya
Beberapa menit kemudian Karla kembali. Mereka memasuki mobil lalu Arkan menjalankan mobilnya.
Mereka sampai disebuah butik ternama. Mereka turun dari mobil dan memasuki butik tersebut. Mereka berjalan beriringan.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu Tuan" kata seorang pegawai butik itu
"Saya ingin mencari baju pengantin" kata Arkan terkesan dingin dan tegas
"Baiklah lewat sebelah sini Tuan" ucap pegawai itu menunjukkan jalan menuju kearah area khusus baju pengantin
"Silahkan di lihat-lihat dulu Tuan" kata Pegawai tersebut
"Sayang pilihlah gaunmu, aku akan melihat jas dibagian sana" kata Arkan seraya mengelus lembut rambut Karla
"Baiklah, mbak bisa bantu saya untuk mencobanya nanti" ucap Karla
"Bisa Nona, mari ikuti saya" kata pegawai tersebut
______________________________________________
Hari yang cerah cukup bagus digunakan untuk beristirahat dan bersantai. Tapi bagi Shasa hari yang cerah adalah hari tersibuk dalam hidupnya. Lihat saja sekarang dia sudah duduk didepan laptopnya untuk mengerjakan pekerjaan yang belum tuntas.
Dia duduk dikursi depan rumahnya menunggu Rani untuk datang menjemput tapi walaupun hanya untuk menunggu Shasa tak pernah membuang waktunya, dia pasti bekerja terlebih dahulu.
Yap itulah yang dia lakukan semenjak perceraian kedua orang tua sewaktu ia duduk dibangku kuliahan, selalu menyibukkan dirinya. Sekarang pun ia enggan untuk menemui kedua orang tuanya itu ia lebih memilih untuk tinggal sendiri dan menjauh dari keluarganya. Karena alasan yang begitu menyakitkan ia tak mau melihat wajah kedua orang tuanya.
Shasa menepis semua pikirannya itu jauh-jauh. Dia tidak ingin mengingat itu lagi karena itu terlalu menyakitkan baginya. Dia kembali fokus dalam pekerjaannya.
Tak lama terdengar suara klakson mobil. Itulah jemputannya, dia adlah orang yang selalu ada untuknya siapa lagi kalau bukan sahabatnya itu.
"HEY,, AYO CEPAT NAIK KITA AKAN TERLAMBAT NANTI" teriak Rani dari dalam mobilnya itu
"TUNGGU SEBENTAR AKU MENGUNCI RUMAH DULU " balas Shasa lalu beranjak dari duduknya untuk mengunci pintu rumahnya.
Shasa mengambil perlengkapan WOnya yang terletak diatas meja terasnya. Ia sedikit berlari saat menuju mobil Rani.
"Kau lama sekali " ucap Rani saat Shasa telah masuk kedalam mobilnya
"Bukankah kau yang lama untuk menjemputku. Aku sudah bersiap daritadi bahkan aku sudah menyelesaikan berkas-berkas ini tadi " kata Shasa sambil menunjukkan berkas-berkas yang ada ditangannya.
"Baiklah..baiklah.. Aku yang salah. Jadi daripada kita berdebat disini sebaiknya kita langsung berangkat saja ketempat gedung yang akan kita rancang dan dekor" kata Rani. Ia menjalankan mobilnya menuju gedung ******(maaf ya ngertiin ajalah tanda itu, soalnya aku nggak tau nama2 gedung yang sering dijadiin buat acara nikahan😁😁)
Sekitar 45 menit akhirnya Rani menepikan mobilnya didepan sebuah gedung yang kalau dilihat sacara teliti pasti harga sangatlah mahal
"Wowww.... Apakah kita akan menyiapkan pernikahan anak presiden. Aku saja walaupun bekerja selama berpuluh-puluh tahun tidak akan sanggup untuk menyewa gedung sebesar ini " ucap Rani.
Shasa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap sahabatnya ini. Terlalu peduli pada hal sekitarnya.
"Mungkin walaupun kau menjual tubuhmu sekalipun kau tidak akan dapat menyewa gedung seperti Rani " kata Shasa dan membuat Rani menatapnya tajam
"Aku hanya menambahkan saja, jangan menatapku seperti itu " kata Shasa mengangkat tangannya tanda bahwa dia hanya membantu
"Tapi itu tidak lucu bagiku. Kau tau bagaimanapun miskinnya aku, aku takkan pernah menjual tubuhku" ucap Rani kesal. Bisanya sahabatnya menjadikan tubuhnya sebagai lelucon
"Oke..oke kau tidak perlu semarah dan sekesal itu. Aku minta maaf, sebaiknya kita masuk dan memulai pekerjaan kita " kata Shasa mencoba mengalihkan pembicaraan yang tadi agak sedikit memanas.
"Hey tunggu dulu aku rasa kita melupakan sesuatu " tanya Rani menghentikan langkah Shasa
"Kita tidak melupakan apapun. Semua perlangkapannya sudah ada padaku dan ini lengkap" kata Shasa sambil menunjukkan tas yang ia bawa
"Astaga bukankah kita juga akan mempersiapkan pernikahan lain hari ini" kata Rani ketika ia mengingatnya
Astaga kecerobohan apalagi ini. Tidak cukupkah dengan melupakan pernikahan ini. Ya tuhan kenapa semuanya bisa begini rutuk Shasa dalam hati.
"Begini saja kau yang urus pernikahan itu dan aku mengurus penikahan ini. Kita memiliki cukup banyak pegawai lalu kita bagi mereka menjadi dua tim. Sebagian ikut denganmu dan yang sebagian membantuku disini, oke? " Shasa mengungkapkan ide yang ada dipikirannya
"Baiklah, tapi kau sudah menyiapkan konsep untuk pernikahan itukan?" tanya Rani. Karena kalau konsep ith belun disiapkan maka matilah mereka.
"Aku sudah menyiapkannya. Aku akan mengirimkannya ke emailmu. Sebaiknya kau pergi sekarang aku mau mengurus yang disini" kata Shasa
"Oke" Rani mengacungkan jempolnya.
Rani bergegas masuk kedalam mobil lalu melajukannya ketempat lainnya. Kenapa nasib mereka hari ini begitu buruk.
Shasa melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut dengan sedikit terburu-buru.
____________________________
Arkan duduk disofa yang disediakan dalam butik tersebut. Ia memainkan handphone sambil menunggu Karla selesai memilih gaun pengantin yang diinginkannya.
"Honey bagaimana menurutmu dengan gaun ini?" tanya Karla pada Arkan
Arkan mendongak melihat Karla dengan balutan gaun pengantin berwarna biru muda yang cantik sedikit terbuka bagian punggung tapi bagian belahan dadanya tidak terlalu rendah
"Kau menyukainya?" tanya Arkan
"Iya aku menyukainya" Jawab Karla begitu antusias
"Baiklah kita ambil gaun itu" kata Arkan lalu beranjak dari duduknya. Arkan mendekat ke Karla lalu mengusap rambutnya pelan
"Mari nona keruang ganti" kata si pegawai wanita itu
Sepeninggal Karla, ponsel Arkan yang ada digenggamannya bergetar. Arkan mengangkat teleponya setelah melihat bahwa suruhannyalah yang menelepon.
"Halo Tuan" kata Willi suruhan Arkan
"Ya Willi ada apa?" tanya Arkan yang terkesan dingin dan tegas. Begitulah Arkan dia hanya berbicara lembut pada Karla dan Ibunya.
"Tuan rancangan pernikahan anda belum siap. Gedung ini pun baru akan didekor hari ini " kata Willi sedikit gugup karena takut bossnya ini akan marah besar.
"APA!! kenapa bisa seperti itu bukankah aku sudah menyewa WO yang bisa diandalkan " kata Arkan kesal
"Maaf Tuan tapi sa-" belum sempat Willi akan menjelaskan. Teleponnya sudah terputus
Arkan menggenggam ponselnya begitu erat akibat dari menahan emosinya. Karla keluar dari ruang ganti dan heran melihat Arkan seperti itu
"Honey ada apa denganmu kenapa kau terlihat sangat marah seperti ini" kata Karla sambil menggambit lengan Arkan dan mengusapnya untuk menenangkan amarah Arkan
"Kita bayar gaun kamu, setelah itu kita akan kegedung dimana acara pernikahan kita akan digelar" kata Arkan
"Ada apa disana Arkan, bukankah kau sudah menyerahkan semuanya kepada orang suruhanmu dan WO yang bertanggung jawab?" Karla merebahkan kepalanya kebahu Arkan
"Ada sedikit masalah, jadi kita hrus melihatnya. Sebaiknya kita pergi sekarang" kata Arkan sambil menarik tangan Karla menuju kasir lalu membayar gaun itu
Tak berapa lama mereka tiba di depan sebuah gedung megah. Arkan memarkirkan mobilnya setelah itu dia keluar dari mobil dan berjalan kesisi lain mobil untuk membukakan pintu bagi Karla.
Arkan dan Karla memasuki gedung tersebut. Arkan begitu kesal saat melihat gedung itu belum selesai untuk didekor bahkan mereka baru mempersiapkan peralatannya.
Arkan melihat seorang wanita sedang menelpon. Ia semakin kesal bukankah mereka dibayar untuk bekerja.
Arkan berjalan kearah wanita itu lalu mengambil ponsel wanita itu membjta wanita itu terkejut.
_____________________
Shasa POV
Aku menyuruh semua pegawaiku untuk mempersiapkan segala peralatan dan mulai melakukan tugas mereka. Saat aku ingin membantu ponselku tiba-tiba berdering. Aku melihat ponselku ternyata Rani yang menelepon.
"Halo, ada apa Rani?" aku meminta izin pada semua pegawaiku untuk berbicara Rani. Aku berjalan menjauh dari mereka.
"Aku ingin bertanya tentang konsep yang akan digunakan pada altar pernikahan disini. Aku sedikit bingung saat ini" kata Rani. Memang suara terdengar sedikit panik. Teman ah bukan teman tapi sahabatku ini memang selalu panik apabila ada masalah yang tidak bisa ia selesaikan sendiri
"Hmm... Aku akan mengirimkan konsepnya lewat email dan disitu aku akan memberikan penjelasan detailnya" kataku mencoba untuk mengurangi kepanikan sahabatku itu
"Aku harap kau segera mengirimkannya, karena disini aku sedang sibuk dan sebentar lagi calon pengantinnya akan mengecek kemari" Rani menegaskan
"Baiklah aku ak-" belum saja aku akan menjawab ponsel direbut oleh seseorang dan ith membuatku terkejut.
Siapa yang berani-beraninya mengambil ponselku. Aku membalikkan badanku dan aku langsung bertatapan dengan orang yang memiliki mata berwarna biru.
"Apa aku membayarmu untuk menelepon" kata laki bermata biru itu dengan nada yang dingin dan tegas
"Saya menelepon karena ada urusan penting " jawabku dengan tegas juga
"Bukankah aku sudah menyuruh kalian untuk segera menyelesaikan pernikahanku dan apa ini mendekor saja belum kalian lakukan. Kau malah asik menelepon disini" katanya tegas dan melempar ponselku kelantai.
Tunggu...
Ponselku dilempar kelantai. Astaga ponsel berhargaku yang kubeli saat aku mendapat gaji pertamaku. Sialan! Pria ini benar-benar keterlaluan
"Hey, mengapa anda melempar ponselku. Kuberitahu padamu masih untung aku masih mau mendekor untuk pernikahanmu ini. Bisa saja saya membatalkan semua ini dan anda bisa mendekor gedung ini sendiri" Aku sudah tidak sanggup lagi menahan emosiku saat ini. Aku benci pria ini. Pria yang sok berkuasa ini benar-benar membuatku naik darah
"Aku bisa saja membawa hal ini kejalur hukum karena kamu telah melanggar kesepakatan kontrak kerja" katanya dengan nada yang angkuh
"Aku tidak ingin berdebat dengan anda lebih lama lagi. Jadi saya mohon izinkan saya bekerja T.U.A.N" kataku dengan menekankan kata Tuan
Aku berjalan melewatinya tanpa sedikitpun melihat kearahnya.
Tunggu..
Ponselku. Aku berbalik kembali untuk mengambil ponselku yang sudah tak berbentuk itu. Dasar pria arogan. Dia berjalan melewatiku yang sedang membereskan ponselku.
Arkan's POV
Apa dia kira aku membayarnya hanya untuk menelepon saja. Mereka benar-benar tidak profesional.
"Hey kau kenapa honey? " tanya Karla saat aku menghampiri dirinya.
" Aku sedang kesal saja. Mereka semua tidak bekerja secara profesional. Lihat ini mereka belum mendekor untuk pernikahan kita, padahal pernikahan kita akan dilaksanakan besok " aku mendudukkan diriku disofa dekat tangga gedung ini
" Tenanglah, aku yakin mereka akan menyelesaikan semua ini sebelum acara pernikahan kita. Mereka adalah WO yang hebat. Mereka pasti punya alasan mengapa mereka bisa seperti. Jadi sekarang tenangkan dirimu, oke? " Karla memang selalu bisa menenangkanku. Aku sangat beruntung mendapatkan dia.
Ddrrrtt...drrtt..drrtt....
Ponsel Karla berbunyi. Siapa yang menelepon disaat seperti ini. Dasar pengganggu.
" Aku angkat telepon dulu. Kau tunggu disini, oke? " ucap Karla lalu ia berjalan menjauh dariku. Kenapa tidak disini saja menerima teleponnya. Hahhh.....
____________________________
Author's POV
Karla berjalan menjauh dari Arkan untuk mengangkat teleponnya. Dia melihat layar ponselnya. Nomor tidak dikenal batin Karla. Karla mengangkat teleponnya
" Hallo " Sapa Karla pada si penelepon
" Hallo nona Karla Syavira " ucap dipenelepon dengan nada formal
" Iya, ada apa ya? " Tanya Karla bingung
" Begini kami dari agensi model ingin menawarkan pada anda agar bisa mengikuti seleksi model internasional " ucap si penelepon
" Hmmm.... Kapan itu akan diadakan? " Tanya Karla sedikit antusias
" Acara ini akan diadakan 3 hari lagi nona. Tapi anda harus berangkat besok karena perjalanan ini sedikit lama dan sebelum acara itu nona harus mengisi beberapa formulir pendaftaran serta mengikuti beberapa persyaratan. Apakah anda tertarik nona? " tanya si penelepon
" Aku sangat tertarik. Kalau begitu aku akan berangkat besok " ucap Karla begitu antusias.
" Baiklah agensi kami akan mengirimkan tiket pesawat ke rumah anda hari ini nona " Kata si penelepon
" Baiklah " kata Karla lalu menutup panggilannya.
Karla tersenyum bahagia. Inilah impiannya menjadi model internasional. Dia akan berangkat besok, tapi bagaimana dengan pernikahannya. Dia sangat ingin pergi tapi dia juga berat untuk membatalkan pernikahannya.
Apakah dia rela membatalkan pernikahannya? Tidak dia tidak akan membatalkannya tapi ia akan meminta Arkan menunda pernikahannya. Ya itu lebih baik.
Karla berjalan kembali ketempat dimana Arkan duduk tadi. Ia melihat Arkan duduk disofa dekat tangga dan ia sedang memainkan ponselnya. Karla duduk disebelah Arkan.
Karla menarik hapasnya dalam-dalam. Ia harus memberitahu Arkan soal ini.
" Arkan " panggil Karla tapi Arkan tak merespon
" Arkan " panggilnya lagi sambil menyentuh lengan Arkan. Kali ini barulah Arkan menolehkan kepalanya pada Karla
" Ada apa honey? " tanya Arkan sambil menyelipkan anak rambut Karla ke samping
" Aku ingin berbicara padamu " kata Karla terlihat serius
" Bukankah sekarang kau sudah bicara honey " kata Arkan tersenyum.
" Aku serius Arkan " kata Karla sedikit kesal
" Baiklah...baiklah.. Kau ingin bicara apa? " tanya Arkan berubah serius
" Aku mendapat tawaran untuk mengikuti acara seleksi model internasional " kata Karla sambil menarik napas dalam
" Bukankah itu bagus, lalu masalahnya apa? Aku mengizinkan kau pergi, kau taukan aku tak akan melarangmu melakukan pekerjaanmu walaupun kita sudah menikah " kata Arkan sambil menggenggam tangan Karla
Karla menunduk. Ia takut mengatakan hal yang selanjutnya. Ia takut Arkan akan marah padanya. Tapi kalau ia tak mengatakan ini maka ia tak dapat menggapai impiannya. Karla menarik napas lalu mendongakkan kepalanya menatap Arkan
" Acara itu akan dilaksanakan 3 hari lagi dan aku harus berangkat besok. Aku harus mengisi formulir pendaftaran dan mengikuti beberapa persyaratan disana " kata Karla sambil menatap Arkan.
Senyum diwajah Arkan menghilang setelah mendengar hal itu.
" Tapi besok kita akan menikah Karla. Pernikahan ini lebih penting daripada acara itu. Kau tidak akan mengikuti acara itu kita akan menikah besok " Kata Arkan tegas
" Aku mohon mengertilah Arkan. Aku sudah lama menginginkan hal ini. Aku tidak mau kehilangan kesempatan itu. Aku sangat ingin menjadi model internasional " Kata Karla menggenggam tangan Arkan
" TIDAK!! AKU TAK AKAN MENGIZINKAN KAU PERGI KARLA " Teriak Arkan. Dia melepas genggaman tangan karla lalu berdiri.
" Arkan ini impianku aku mohon padamu izinkan aku pergi " mohon Karla mencoba meraih tangan Arkan lalu menggenggamnya.
" AKU BILANG TIDAK YA TIDAK KARLA. Besok adalah pernikahan kita. Itu lebih penting Karla " kata Arkan. Ia memegang bahu Karla.
" Kita bisa menunda pernikahan ini. Kita menikah setelah aku pulang dari sana, oke? " Karla masih berusaha membujuk
" Tidak bisa Karla. Pernikahan ini sangatlah penting tidak bisa kita menundanya. Aku mohon padamu dengarkan aku sekali ini saja. Pernikahan ini tetap terlaksana besok dan kau tak akan pergi kemana-mana " kata Arkan. Ia tetap tidak akan mengizinkan Karla pergi karena pernikahan lebih penting baginya.
" Arkan, aku mohon ini impian dari kecil. Aku mohon padamu. Aku mohon Arkan " kata Karla memeluk Arkan. Karla menangis dalam pelukan Arkan.
" Kau bisa wujudkan impian itu saat kita telah menikah. Aku akan membantumu Karla. Jadi kita akan tetap menikah besok, oke? " Arkan berusaha membujuk Karla
" Tapi Arkan ak- " baru saja Karla akan bicara Arkan memotong ucapan Karla
" Aku mohon Karla turuti aku sekali ini saja demi kita " Ucap Arkan. Arkan mencium puncak kepala Karla
" Baiklah, kita akan tetap menikah besok demi kita " ucap Karla melepaskan pelukannya dan menatap Arkan. Karla tersenyum
" Terimakasih " ucap Arkan lalu memeluk Karla
Karla mengangguk dalam pelukan Arkan.
_______________________
Shasa's POV
Aku masih kesal dengan pria angkuh itu. Moodku hari ini hancur karena pria itu. Aku kembali berjalan kearah para pegawaiku. Mereka telah mendekor beberapa bagian didalam gedung ini.
Aku mengambil beberapa hiasan bunga lalu membawanya kearah dekat tangga. Bunga-bunga ini akan terlihat cantik jika dipajang disekitar tangga.
Disaat aku akan mendekat kearah tangga aku mendengar suara orang berteriak
" TIDAK!! AKU TAK AKAN MENGIZINKAN KAU PERGI KARLA " astaga sepertinya mereka sedang bertengkar. Aku berjalan lebih mendekat.
Aku melihat si pria angkuh itu sedang berteriak kepada wanita yang duduk disofa. Sebenarnya mereka kenapa? Aku semakin penasaran.
" Arkan ini impianku aku mohon padamu izinkan aku pergi " kata Wanita yang tadi kalau tidak salah namanya Karla. Lembut sekali wanita itu. Dia bahkan tidak membalasnya dengan teriakan juga.
" AKU BILANG TIDAK YA TIDAK KARLA. Besok adalah pernikahan kita. Itu lebih penting Karla " Apa dia tidak bisa berbicara lembut sedikit saja pada Karla. Hmm... Sebaiknya aku tak mendengarkan perdebatan ini. Ini akan membuang waktuku.
Kalau mereka ingin berdebat terserah mereka yang mereka tak mengganggu pekerjaanku. Aku menaruh hiasan bunga-bunga ini disekitar tangga.
Aku berjalan kembali kearah dimana hiasan lain yang belum terpasang. Aneh bukankah mereka akan menikah lalu mengapa mereka berdebat seperti itu. Hey.. Sejak kapan aku peduli pada hal seperti itu.
Biarkanlah mereka. Aku mengawasi semua pegawaiku dengan teliti karena aku tak mau berurusan lagi dengan pria angkuh itu hanya karena kesalahan kecil.
Hufftttt..... Aku menghembuskan napas lelah. Akhirnya semua telah selesai. Gedung ini sudah siap untuk acara pernikahan besok. Segera aku menyuruh semua pegawaiku untuk membereskan sisa-sisa perlengkapan yang tak terpakai.
Kulihat jam tanganku ini sudah pukul 11 malam. Aku ingin cepat-cepat sampai rumah lalu tidur dikasur kesayanganku. Ya tuhan badanku sakit semua karena bekerja terlalu keras hari ini. Hari yang melelahkan.
" Nona semua sudah selesai. Perlengkapannya juga sudah kami bereskan " kata salah satu pegawaiku
" Baiklah kita pulang sekarang " aku berjalan keluar sambil membawa sebagian peralatan dan juga berkas-berkas. Pegawaiku sudah keluar terlebih dahulu.
Aku berjalan keluar gedung. Semoga saja masih ada taksi yang lewat supaya aku bisa pupang dengan segera. Aku tak bisa menghubungi Rani untuk menjemputku karena ponselku telah hancur dan tak bisa digunakan lagi. Ini semua karena si pria angkuh itu.
Sial! Diluar sudah begitu gelap jangankan taksi kendaraan saja sudah mulai sepi. Aku harus bagaimana sekarang. Pegawaiku sudah pulang duluan.
Rumahku sangat jauh dari sini. Tidak mungkin aku akan jalan kaki. Ya tuhan bagaimana ini? Aku harus apa sekarang. Niatku untuk segera tidur dikasur kesayanganku pupus sudah.
Andai saja ada orang yang mau memberiku tumpangan. Aku mohon ya tuhan bantu aku. Aku sangat lelah hari ini.
Sudah 30 menit aku berdiri dipinggir jalan ini. Jam sudah menunjukkan pukul 11:30. Kendaraan yang lewat sudah semakin sepi. Tak ada pilihan lain sebaiknya aku jalan saja daripada aku mati kedinginan disini. Ya ampun kakiku, sakit sekali rasanya.
Aku melihat kebelakang dan terimakasih Tuhan. Aku melihat ada taksi yang melihat. Aku memberhentikan taksi itu dan masuk kedalamnya. Aku menyebutkan alamatku lalu taksinya pun jalan.
Sekitar 45 menit aku sampai dirumahku. Aku membayar ongkos lalu masuk kedalam rumah.
Aku menuju kamarku. Setelah masuk kamar, aku menaruh perlengkapanku dan berkas-berkasku dimeja kamarku. Aku berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diriku.
Aku keluar kamar mandi lalu berjalan menuju arah ranjang dan merebahkan tubuhku disana. Hmm... Nyamannya. Aku memejamkan mataku tak lama kemudian aku telah masuk kedalam alam mimpiku.
_________________________
Arkan's POV
Setelah perdebatan tadi aku langsung mengantarkan Karla kerumahnya. Sekarang disinilah aku dikamarku sendiri.
Aku memikirkan perkataan Karla tentang impiannya itu. Aku tau dia orang yang keras kepala dan akan berbuat sangat nekad. Aku harus mengawasi dirinya.
" Hallo Willi, aku minta kau utus kawan-kawanmu untuk mengawasi Karla. Aku tak ingin dia berbuat nekad " Kataku tegas. Aku sangat khawatir Karla akan berbuat nekad.
" Baik Tuan " Setelah mendengar jawaban dari Willi aku mengakhiri panggilannya.
Aku merebahkan tubuhku dikasur lalu memejamkan mataku. Tak lama aku telah masuk kealam mimpi.
Aku terbangun karena mataku terkena sinar matahari dari celah tirai kamarku.
Aku turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan diri aku langsung memakai tuxedo yanv telah aku beli kemarin. Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku akan menjemput Karla dirumahnya.
Oh ya hari ini ibuku akan datang kehari pernikahanku. Selama ini ibuku tinggal dinegara kelahirannya yaitu New York. Ibuku memang bukan orang Indonesia. Ayahku yang negara kelahirannya di Indonesia. Tapi ayahku sudah meninggal 1 tahun yang lalu karena penyakit jantungnya. Ibuku lebih memilih tinggal di New York daripada tinggal bersamaku.
Ibuku bernama Bethrys Pradipta. Sebenarnya nama aslinya Bethrys Smith hanya ia tak pernah mau memakai nama keluarganya lagi karena bagi Ibuku suaminya adalah segalanya sehingga ia tetap memakai nama keluarga ayahku.
Setelah kurasa diriku sudah rapi aku keluar rumah. Didepan rumahku sudah terpakir mobil dengan hiasan khas pernikahan. Supirku sudah menungguku didalam mobil. Aku masuk kemobil dan mobil pun jalan menuju rumah Karla.
Sesampainya dirumah Karla. Aku langsung menyuruh bodygard yang telah ku utus untuk memanggil Karla.
Tak berapa lama Karla keluar dengan menggunakan pakaian pengantin berwarna biru dan sedikit polesan make up diwajahnya. Sangat cantik
" Hai honey kau terlihat sangat cantik " kataku saat Karla telah masuk kedalam mobil dan duduk disebelahku.
" Kau juga terlihat tampan " Katanya sambil tersenyum padaku
Mobil pun jalan kegedung dimana acara pernikahan akan dilaksanakan.
Kami sampai digedung itu sekitar 1 jam perjalanan. Kami turun dari mobil. Karla menggandeng tanganku.
Kami masuk kegedung itu. Masih terlihat sepi. Ada beberapa prang yang sedang mempersiapkan acara ini. Aku membawa Karla ke sebuah kamar.
" Kau tunggu disini saja sampai aku menjemputmu nanti. Aku ada urusan, jadi tunggulah aku dikamar ini " kataku lalu membuka pintu kamar itu untuk Karla
" Baiklah " Katanya. Aku mencium puncak kepalanya lalu pergi
Karla masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya.
" Awasi kamar ini. Berikan apapun yang ia butuhkan. Ingat jangan biarka dia kabur " ucapku tegas pada bodygard suruhanku
" Baik Tuan " jawabnya. Lalu aku pergi
_______________________
Shasa's POV
Aku mengerjapkan mataku begitu sinar matahari menerpa wajahku melalui celah jendela kamarku.
Aku bangun dan turun dari tempat tidur. Aku berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri aku bersiap-siap.
Hari ini aku akan pergi kepernikahan pria angkuh itu. Kalau bukan karena pekerjaan aku tak akan pernah mau datang kesana.
Sepertinya Rani tak bisa menemaniku. Karena dia bilang dia ada acara keluarga hari ini. Aku sudah membeli ponsel baru. Sebenarnya bukan aku yang beli tapi Rani, ia yang mengirimkanku ponsel itu kesini.
Setelah bersiap aku keluar rumah dan menunggu taksi. Untunglah tak cukup lama ada taksi yang datang. Aku memberhentikannya lalu masuk dan taksi itupun jalan.
Sekitar 45 menit aku sampai digedung pernikahan itu. Aku membayar ongkos lalu masuk. Hmm... Sangat mewah sekali baru beberapa orang tamu yang datang. Sebentar lagi pasti acara akan dimulai. Aku berjalan mencari keberadaan para pegawaiku.
Aku melewati sebuah kamar. Sepertinya kamar pengantin karena disana aku melihat ada si pria angkuh itu. Tanpa mempedulikannya aku berjalan melewatinya.
" Hey, kau " panggilnya pada seseorang. Aku tak peduli aku tetap melanjutkan langkahku.
" Aku berbicara padamu " katanya sekali lagi. Wait! Dia berbicara padaku. Aku menghentikan langkahku lalu berbalik menatapnya.
" Kau berbicara padaku? " tanyaku untuk memastikan
" Ya aku berbicara padamu, aku ingin pergi kesana sebentar jadi aku ingin kau menjaga kamar ini dulu sampai bodygardku kembali " katanya. Dia kira aku ini satpam apa.
" Aku bukan bodygardmu atau satpammu, aku disini bekerja sebagai WO. Cari saja orang lain " kataku. Enak saja menyuruh untuk menjaga kamar
" Aku ada urusan penting jadi aku hanya meminta tolong. Ini urusan penting jadi tolong jaga kamar ini " katanya lalu pergi begitu saja
Dasar pria angkuh. Kau kira aku mau menolongmu. Lagipula ini kamar apa. Sudahlah sebaiknya aku kerjakan saja tugasku. Aku pergi mencari para pegawaiku.
____________________
Author's POV
Didalam kamar, Karla terlihat bingung. Apakah ia akan meneruskan pernikahan ini atau menggapai impiannya?
Karla memikirkan semua itu berulang-ulang. Ia harus mengambil keputusan sebelum semuanya terlambat.
Karla mengambil buku dan pulpen yang ada dimeja. Ia menulis didalam buku itu setelah selesai ia merobek kertasnya dan menaruhnya diatas meja.
" Maafkan aku Arkan " katanya sambil meneteskan air mata. Ia menghapus air matanya.
Disisi lain Arkan sedang berjalan menuju kamar tempat Karla berada. Ia menghentikan langkahnya saat melihat wanita yang sedang berbicara pada seseorang. Ia menghampiri wanita itu
" Bukankah aku menyuruhmu untu menjaga kamar itu " kata Arkan kesal
" Sudah kubilang tugasku disini sebagai WO bukan sebagai satpammu " kata wanita itu. Yap dia adalah Shasa
" Kau ini benar-benar. Ak- " belum selesai Arkan akan berbicara ucapannya dipotong oleh bodygardnya
" Tuan! Nona Karla tak ada dikamar " Dam!! Arkan begitu terkejut. Ia segera berlari kearah kamar itu
Ia masuk kekamar itu dan melihat keseluruh penjuru kamar. Kamar itu kosong tak ada Karla. Ia melihat ada kertas diatas meja dekat tempat tidur.
Arkan mengambil kertas itu lalu membacanya
AKU MEMILIH IMPIANKU ARKAN
MAAFKAN AKU
Setelelah membaca itu. Arkan meremas kertas itu dengan kuat.
" WILLI CARI KEBERADAAN KARLA SEKARANG. BAWA DIA KEMARI SEBELUM PERNIKAHAN DIMULAI. CEPAT!!!!! " teriak Arkan membuat semua terkejut. Bahkan Shasa yang ikut menyeksikan itupun terkejut.
Semua bodygard dan suruhan Arkan bergerak mencari keberadaan Karla.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!