NovelToon NovelToon

Polisi Muda Tetanggaku

PERTEMUAN

Di antara semua makhluk hidup di bumi ini, entah di tanah air, luar negeri, laut, atau daratan. Kecuali mungkin di ruang angkasa (karena aku belum pernah ke sana), pasti punya yang namanya tetangga.

Apalagi yang tinggalnya di tempat umum, seperti kontrakan, kos campuran, kompleks, apartemen, dan rumah di pemukiman, pasti ada saja tetangga yang mencuri perhatian kita.

Itulah yang dialami oleh mahasiswi cantik Queeneira Wijaya karena semua fasilitas ada. Kecuali kolam renang, dan kontrakan itu jauh dari pasar.

Kontrakan Queen bersebelahan dengan kontrakan pemuda lulusan Akpol yang sekarang berpangkat IpDa, yang baru saja pindah kemarin. Kenapa ya dia mau ngontrak, di tempat umum begini pula? pikir Queen.

Singkat cerita.

Satu pagi saat Queen hendak berangkat tergesa ke kampusnya, langkahnya terhalang oleh jasa pindahan yang sibuk angkat barang.

Berjalan dengan benda berat di tangan tentu saja membuat langkahnya pelan dan hati-hati.

Diliriknya rumah bernomor 7 di pintu itu. Terlihat seorang pemuda tampan, berbadan tinggi tegap, dengan rambut cepak namun tidak pendek-pendek amat, dan benar-benar atletis.

Pasti nih orang rajin olahraga, apa dia guru olah raga? pikir Queen. Saat ingin menyapanya, Queen ingat bahwa dirinya sudah hampir telat kelas pertama.

"Astaga," sambil berlari, Queen menghampiri ojek online pesanannya tadi.

Tapi suaranya sukses membuat Aska Prayoga melirik ke arahnya. Sekilas.

Dengan ekspresi yang datar, cowok itu kembali sibuk mengatur perabotan yang tak banyak namun penting, seperti lemari, meja, TV, dan lainnya. Llayak nya cowok kebanyakan.

***

Di kampus Queen.

"Sebelah gue udah ada yang ngisi," celetuk Queen dengan napas yang tak beraturan setelah berlari menuju kelas. Dia duduk di samping sahabatnya Rindi. "Seriusan?" jawab Rindi kaget

"Iya. Telat lu. Lu sih lama ngambil keputusannya," sahut Queen sambil mengeluarkan buku dari tas.

"Ck… yah... udah gua bilang nanti hari Jum'at gua ke situ," dengan nada pasrah bibir Rindi mencebik.

"Makanya panjerin dulu. Siapa cepat di dapat, cuy," kali ini Queen meledek Rindi yang di lihat nya tengah manyun.

Tak lama, datang dosen yang akan mengajar di pagi Queen yang melelahkan.

Setelah kelas selesai. Queen dan Rindi segera keluar dari kelas dan pulang karna ingin cepat melihat tetangga baru Queen.

"Hari ini cuma dua mata kuliah doang kam Rin?" Tanya Queen. Mereka berjalan beriringan.

"He'em" Rindi menjawab yakin.

Tapi langkah mereka terhenti oleh suara panggilan cowok.

"Queen... " Teriak cowok dari kejauhan. Membuat Queen dan Rindi menoleh.

"Ya sayang..." Jawab queen, saat cowok itu mendekat. "Kamu mau kemana?" tanya nya lagi.

"Mau langsung balik yang, lagi banyak tugas" Jawab Queen bohong.

"Em... Yaudah tadinya aku mau ngajakin makan, sambil tunggu masuk kelas" suaranya terdengar kecewa, lantas Queen menggenggam tangan cowok itu.

"Arya, nanti malem kan masih bisa ketemu.." Queen membujuk .

"yaudah ati ati ya.. Rin, jagain cewek gue. Jangan lu ajak yang kaga kaga ya" Cowok yang bernama Arya itu memperingati.

"Apa banget sih lu.. Bagusin aja dulu nilai kuliah lu. Baru pacaran" Dengan nada mengejek suara Rindi terdengar ketus.

Setelah melambaikan tangan, Queen dan Rindi berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sudah penasaran dengan cowok baru tetangga Queen tadi.

Rasanya ingin cepat-cepat sampai di kontrakan tempat Queen tinggal.

NAMA NYA

Queen dan Rindi sangat antusias, mereka tak sabar ingin segera berkenalan dan menjadi tetangga yang baik. Ya.. Mereka pikir semua tetangga baru pasti ramah, karna biasa nya memang seperti itu. Terlebih yang mengajak berkenalan adalah cewek-cewek muda yang cantik dan anggun.

Sampai nya di depan gerbang tempat tinggal queen, tiba tiba detak jantung Queen berpacu tak seperti biasa nya.

"Rileks...", gumam queen sambil mengusapkan tangan di dada nya.

"Gila.. Udah kaya mau ketemu pejabat aja lu." Timpal Rindi yang heran melihat tingkah Queen tak seperti biasanya.

"Ganteng cuy... Wajarlah... Gua kan cewek normal." Balas Queen.

Mereka berjalan santai. Jarak antara gerbang dan deretan kontrakan queen sekitar 200 meter.

Memang lahan yang sangat luas.

Setelah melewati 4 pintu ruko kecil, di sebelah kanan, dan 2 pintu ruko besar di sebelah kiri. Kini Queen berjalan melewati 5 pintu kontrakan berbaris memanjang.

Ya. Tempat tinggal Queen berbentuk leter L. Dengan 15 pintu melebar dan 5 memanjang.

Sedikit melewati lahan kosong yang teruntukkan parkir kendaraan bersebrangan untuk jemur pakaian. Tempat kecil tersudut untuk sampah.

Benar benar tatanan yang di pikirkan masak masak oleh si empu nya kontrakan.

Berjalan di atas bata blok yang memisahkan antara tempat parkir dan lahan jemuran membuat Queen semakin tak bisa menahan senyum di wajahnya, ketika melihat pintu bernomor 7 itu terbuka lebar.

"Dia masih ada di dalam Rin.. Ehem ehem." Gumam Queen seraya menyenggol lengan sahabat nya itu

"Santai mba... Ntar kalo dia udah punya bini, jangan terjun bebas lu ya." Ejek Rindi.

Sesampainya mereka di depan pintu tetangga barunya itu queen menoleh , melirik ke dalam kamar itu. Dilihat nya cowok tadi masih sibuk menggantungkan semacam piagam di dinding.

"Masih belom beres mas..?" Sapa Queen saat menghentikan langkahnya. Lelaki itu pun menoleh.

"Iya mba.." Jawab nya datar dan berbalik lagi merapihkan pajangan dindingnya yang miring

Mereka terkejut dengan sikap cowok itu. Alhasil membuat Rindi berdecak sebal. "Sombong!" Ucap nya sebal, menarik tangan Queen untuk masuk ke pintu nomor 6 milik Queen.

Lelaki itu bukannya tak mendengar, tapi ia masih sibuk untuk merapikan segala perabotannya yang masih berantakan, membuat kepalanya berdenyut nyeri.

Setelah semua beres, barulah ia memesan makanan melaluli aplikasi online.. Cacing di perut nya sudah berdemo untuk di beri makan. Di ingat nya tetangga baru di sebelah nya itu yang tadi ia acuhkan, membuat ia memesan lebih, sebagi bentuk permintaan maaf.

Tiga paket makanan siap saji sudah datang. Di letakkan satu di atas meja dekat tv, dan dua lainnya di bawa untuk tetangga sebelah.

"Permisi..." Ujar nya , tanpa ketukan karna pintu nya sudah terbuka.

"Ya...." Rindi menyahut, berjalan ke arah pintu.

"Maaf ganggu. Salam kenal mba.. Saya yang baru pindah di sebelah." Jelas cowok itu.

"Oh iya mas... Maaf juga saya bukan yang punya kamar ini..." Belom sempat Rindi menyelesaikan kalimat nya sudah dipotong oleh suara Queen yang baru saja selesai mandi.

"Siapa Rin?" Tanya Queen yang masih menggunakan handuk, dari batas dada hingga ke paha. Dan rambut yang masih di gulung handuk kecil.

Melihat siapa tamu nya Queen segera bergeser di balik tembok. Pipi nya merah merona. Malu. Lelaki itu berbalik seketika memunggungi Rindi yang masih memegangi daun pintu.

Senyum di bibirnya jelas bahagia melihat momen langka itu.

"Dia mas yang punya, saya mah cuma tamu." Ucap Rindi memecah keheningan. Lelaki itu berbalik lagi menghadap Rindi dan memberikan dua kantong kertas yang sedari tadi di pegang.

"Ini... Salam perkenalan." Senyum tipis di wajah nya dan ingin segera melangkah pergi.

"Mas... Tunggu. " Pekik Rindi yang membuat lelaki tadi melihatnya kembali.

"Salam perkenalan... Belum kenalan nama nih." Rindi mengulurkan tangan untuk berjabat.

"Oh ya.. Nama saya Aska. Aska Prayoga." Jawab nya.

"Oke. Saya Rindi. mahasiswi jurusan psikologi semester 2" Jelas Rindi. Dan mereka bersalaman.

Queen yang hanya bisa mendengarkan perkenalan itu, masih mematung dengan handuk yang belum di ganti. Tangannya berada di dada. Menahan ngilu yang sedang dia rasakan. "Sial" Ucap nya lirih.

"Gua yang semangat, rindi yang dapet" merutukki nasib nya sendiri.

MAKAN MALAM

Kejadian tadi benar benar membuat Queen hilang semangat untuk melakukan apapun. Termasuk kencannya sama sang pacar.

Bibir nya masih manyun, di atas tempat tidur singlenya, rambut masih kusut, dan wajah yang masih belom di rias... Padahal sebentar lagi dia akan di jemput.

"Duileh... Queen nya gua. Yang masih ngambek." Ledek Rindi sambil asik memainkan gadget di tangannya.

"Bentar lagi kakang prabu dateng, masih belom siap aja." Sambung nya.

"Berisik lo." Jawab Wueen ketus.

Di pandangi nya wajah Queen, masih muram ngambek. Bibir yang di maju majuin hampir balapan sama hidung nya yang mancung.

Tapi tak melunturkan kecantik kan alami nya.

Karena Queen campuran jawa dan jerman.. Membuat muka setengah bule nya itu menjadi wajah yang gampang di ingat. Katakanlah mirip Olivia Jensen (aktris tanah air). Membuat hampir semua cowok menginginkannya. Tapi tidak tau deh sama tetangga sebelah.

"Queen lu tau nggak. Si aska itu tangannya muluus banget. Padahal kan dia cowok keker ya. Perawatan apaan dia ya?" Rindi masih asik meledek Queen. Membuat Queen menoleh dengan muka jutek.

"Terus dia pegang tangan gua lama banget tadi. Mata nya juga... Aduhai... Meleleh coklat di mulut." Sambung Rindi dengan tawa yang memecah di akhir kalimat.

Alih alih menyerang Rindi, Queen lebih tertarik dengan ketukan di daun pintu nya." Tuh, si Aska balik lagi" Ujar Queen sombong.

Namun, setelah di buka pintu, yang ada di hadapannya adalah cowok terdekat nya.

"Makan tuh si Aska. hahaha....." Tawa Rindi memenuhi kamar dengan tiga ruangan, tanpa pintu, yang hanya di sekat sekat tembok. Di tambah satu pintu di belakang untuk dapur, dan kamar mandi kecil.

"Siapa Aska?" Tanya Arya bingung.

"Temennya sih Rindi." Jawab Queen asal.

Queen masuk kedalam untuk berdandan. Sedangakan Arya duduk di sofa depan tv.

Tak butuh waktu lama untuk Queen merapikan rambutnya dan mengusap bedak tabur di wajah, mengoles lipstik soft pink di bibir nya dan kemudian selesai. Memang malas malas rasanya untuk menepati janji temu dengan Arya.

"Ayolah." ajak Queen, menaikkan tali tas kecil di pundak nya.

Arya berdiri sambil menatap kagum perempuannya itu. Bagaimanapun Queen berdandan. Semua terlihat indah. Dia memang sudah jadi bucin saat melihat Queen pertama kali di kampus.

"Rin.. Kita jalan dulu ya.." Pamit Arya,

diam-diam ada yang melirik dari balik jendela kamar nya. Ya Aska mendengar semua percakapan antara Queen dan Arya. Dan satu teriakan Rindi tadi.

Matanya menatap lekat Queen dan Arya yang menaiki motor, sampai mereka tidak terlihat.

***

Baru sekitar dua jam yang lalu Queen dan Arya pergi, tapi kini sudah kembali. Rindi berjalan membuka pintu untuk menyambut sahabat nya

"Cepet amat..." Tutur Rindi.

Queen sudah turun dari motor dan di susul Arya, setelah memarkirkan motor sport nya.

"Queen nya lagi bad mood." Jawab Arya lirih.

"Ooh...." Rindi tau apa penyebab bad moodnya Queen.

"Arya lu mau balik, apa masih mau disini?" Tanya Rindi .

"Balik aja lah... Biar Queen bisa istirahat." Arya memang cowok yang paling pengertian untuk Queen.

"gua nebeng." Sahut Rindi. Di balas dengan anggukan Arya.

"Yank... Aku balik dulu ya, kamu istirahat." Tutur arya, mengusap lembut pipi Queen yang masih berdiri di sebelah nya.

"iya... Kamu hati hati ya." Jawab Queen dengan senyum manis nya.

"Iya sayang..." Tapi malah Rindi yang menjawab. Sambil membawa tas kampus nya tadi.

"Udah lo masuk sana.." Dorong Rindi menyuruh Queen masuk ke dalam. Sambil menunggu Arya memutar motor nya, Rindi dengan jahil nya mengetuk pintu kamar Aska. Tidak butuh waktu lama, Aska membuka pintunya." Ada yang ngajakin makan malam mas... Dari tetangga sebelah." Ucapnya kemudian berlari menghampiri Arya.

Aska terdiam mengerti maksud rindi tadi. Dilirik nya jam dinding pukul 9. Tapi tadi dia abis jalan. Pikir Aska.

"Yasudahlah..." Aska mengambil keputusan.

Diambil nya kunci mobil tak lupa dompet masuk ke dalam saku celana.

Kemudian mengetuk pintu Queen yang sudah tertutup tadi.

Tok.. Tok.. Tok.. Mendengar ketukan di pintu, Queen beranjak lesu. Namun matanya terbuka lebar saat melihat pria di hadapannya.

"Mmm... Maaf mbak... Tadi, temannya bilang mau makan malam bareng." Terdengar naif sekali ucapan Aska di telinga Queen.

"Em... Saya tetangga sebelah, itung-itung permintaan maaf saya sebelumnya. Mbak nya mau makan malam bareng saya?" Sambungnya, Queen masih diam melongo.

"Atau mbak nya udah makan?" Sergah nya kembali.

"Ah.. Em.. Belom ko belom.." Jawab Queen kelabakan. Baru sadar dari kaget nya.

"Em... mbak nya udah siap atau..." Belum habis kalimat Aska.

"Udah ko... Udah.. Gini aja ga papa kan?" Queen semangat.

"Ga masalah.." Aska tersenyum meyakini, kemudian mereka berangkat dengan mobil Aska yang tadi terparkir.

"Rindi.. Gua ngutang ni sama lu." Ucap nya dalam hati

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!