Seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul menghampiri ketiga nya dengan tas belanjaan berisi sayur dan buah segar.

Tiba-tiba Eric c , Carl l dan Kalvin n langsung kaget dan menoleh ke arah nya secara bersamaan.

“Permisi pak, kami datang ke sini untuk melihat seseorang bernama George,” kata Kalvin n .

"George? Bagaimana kamu tahu namaku?" dia menjawab dan melihat ketiganya. "Jadi ayah nya adalah George?" Kalvin n menyeringai.

"Apa yang kamu butuhkan, apa yang kamu cari untukku?"

“Aku ingin menanyakan sesuatu tentang buku ini,” kata Kalvin n sambil mengeluarkan buku itu dari saku nya lalu menunjukkan nya pada pria itu.

Saat Kalvin n menunjukkan buku itu, pria itu terlihat sangat terkejut. Kemudian dia melihat ke bawah dan mengalihkan pandangan nya dari buku itu, pupil mata nya berputar secepat dia memikirkan sesuatu yang terlintas di benak nya begitu dia melihat buku itu.

Dia mengangkat kepala nya dan berkata:

"Dari mana kamu mendapatkan buku itu?"

"Dari perpustakaan sekolahku!"

"Aku tidak ada hubungan nya dengan buku ini!" teriak nya saat melepaskan diri dari Eric c yang menghalangi pintu masuk nya. "Jika ayah tidak ada hubungan nya dengan buku ini, mengapa kamu terlihat sangat terkejut ketika aku menunjukkan buku itu?"

“Aku sangat membutuhkan informasi tentang penulis buku ini,” lanjut Kalvin n .

"Jang Seonbi!"

"Apakah kamu tahu sesuatu tentang dia?" menyela pidato Eric c .

"Aku tidak tahu!" dia cepat menjawab.

"Kamu sudah menjadi pustakawan di sekolah kami selama 20 tahun, jadi aku yakin kamu pasti ada di sana saat buku ini pertama kali muncul di perpustakaan!"

"Aku benar-benar tidak tahu!!! Kalian bertiga cepat keluar!" kejar pria tengah sambil mencoba menutup pintu.

"Saya berta nya… Saya butuh bantuan Anda, Tuan!” Eric c , berjuang untuk menjaga pintu tetap terbuka.

"Dia harus kembali ke tempat asal nya!" seru Carl l .

"Aku tidak peduli! Semuanya cepat keluar dan jangan pernah kembali ke sini!" George mengklik dan segera menutup pintu.

Knock Knock...

"Pak...!"

"Maukah kamu membuka pintunya!"

"Kami menuntut..."

Knock Knock... Kalvin n mengetuk pintu.

"Ayo, kita pergi dari sini!" ambil A-Rheum.

"Tidak mungkin! Pokoknya, sebelum dia membuka pintu, aku akan ada di sini!" Kalvin n menolak.

“Seonbae…” panggil Carl l .

Tapi Kalvin n mengabaikan teriakan Carl l dan tetap mencoba membuka pintu yang terkunci. "Seonbae...!!!" Teriak Carl l .

"Aishh!" Kalvin n akhirnya berhenti dan perlahan mundur.

"Dia tidak akan membuka pintu! Ayo pergi besok..." Eric c meninggalkan jalan.

Setelah 15 menit berlalu dan dia tidak lagi mendengar seseorang berteriak di pintu, dia berkata:

"Apakah kamu sudah pergi?" George berpikir sambil melihat ke luar jendela.

"Apa maksud gadis itu?"

"Apakah beberapa dari mereka berasal dari dunia paralel?"

"Kalau begitu, kenapa kamu mencari Jang Seon-Bi?" konflik yang tiba-tiba membengkak di benaknya. ***

Hari-hari berlalu begitu cepat, tetapi masih belum ada ide yang dapat memberikan solusi yang paling tepat untuk rematik.

Hari pertama pukul 19:22

Knock Knock...

Suara ketukan di pintu.

Tidak ingin membuang waktu berharga mereka lagi, Eric c , Carl l dan Kalvin n kembali ke rumah keesokan harinya.

15 menit... 30 menit...

1 jam...

Tidak ada jawaban sama sekali dari rumah itu.

Keesokan pagi nya, pamannya berencana memberi tahu Kalvin dan Eric c bahwa kalung perak itu ternyata palsu dan jika dia melewati portal dengan kalung itu, itu bisa membahayakan Eric c .

Namun, ketika pamannya pergi untuk mengambil kalung itu dari ruang rahasianya, kalung berhiaskan berlian itu sudah tidak ada lagi.

"Oh?! di mana rantai ini? Aku pasti menaruh nya di kotak tadi malam!" katanya panik, masih mencari kalung perak itu.

Sebelum pamannya terbangun, terungkap bahwa Kalvin telah mengambil kalung berhiaskan berlian dari ruang rahasia pamannya tanpa sepengetahuan nya. "Kalvin?! Apa dia sudah mengambil rantai nya?" pikir pamannya, yang langsung terpaku pada Kalvin.

"Yeo Reum!!! Yeo Reum...!" teriak paman nya, yang memanggil Kalvin dan menggeledah seluruh rumah untuknya.

"Kemana dia pergi?!" Paman nya melanjutkan.

Pamannya langsung menelepon Kalvin.

Drrrtt... Ponsel Kalvin, tertinggal di ruang tamu, berdering.

"Duhhh... teleponnya tidak diangkat lagi!" Kata pamannya, yang juga mencoba menelepon Eric c , tetapi dia juga tidak menjawab telepon.

"Ke mana mereka berdua pergi sepagi ini?!"

"Siapa lagi yang harus kuhubungi??? Ia? Saya akan mencoba menelepon Ia jika dia mengangkat telepon saya."

"Halo? Ada apa, Paman?" Kata Ia yang mengambil telepon dari pamannya Eric c .

"Syukurlah kau mengambil ponselku! Ia, aku butuh bantuanmu." Pamannya Eric c menjawab.

"Apa yang terjadi, paman?"

"Eric c akan pergi malam ini."

"Malam ini?!"

"Ya! Tapi ternyata kalung perak yang dibawa Kalvin itu palsu dan bisa membahayakan Eric c jika dia melewati portal dan tadi pagi aku ingin memberitahu mereka tapi kalung itu menghilang dan tidak ada yang tahu keberadaannya. Dimana sekarang."

"Aku sedang mencari kedua paman ini sekarang!" Ia menjawab dengan cepat dan langsung mematikan ponselnya untuk mencari Kalvin dan Eric c .

***

"Hari ini kamu pergi... Tapi aku tidak bisa melihat wajahmu lagi Eric c ! Aku tidak bisa bersamamu untuk yang terakhir kalinya karena aku khawatir aku akan menghentikanmu pergi,” kata Sun-Hee sambil melihat pemandangan dari jendela kamar tidurnya.

“Apakah ini terakhir kalinya kau melihatku, Sun-Hee? Setelah aku pergi, aku benar-benar akan pergi dari hidupmu selamanya. Bisakah aku melihat air matamu mengalir di hadapanku?” Eric c berkata dalam hati sambil duduk di bawah pohon pagi itu.

Jam menunjukkan 12:45.

Kalvin baru saja pulang sore itu. "Kalvin, kemana saja kamu?! Dimana kalung itu?" Tanyakan langsung pada pamannya siapa yang melihat Kalvin datang.

"Kalung perak Tindakanmu adalah Kalvin Palsu!"

"Apa?!"

"Kamu tidak bisa pergi dengan Eric c malam ini!"

"Aku masih pacaran dengan Eric c malam ini!"

"Apa yang kamu maksud dengan Kalvin? Kamu ingin menyakiti Eric c ???"

"Mengapa Paman selalu menghentikan Eric c untuk kembali?"

"Dan kamu selalu membiarkan dia memenuhi semua keinginanmu juga!"

"Apa maksudmu paman?! Aku selalu memikirkan yang terbaik untuk mereka."

"Apakah kamu benar-benar mencintainya sebagai saudara perempuanmu sendiri?"

"Aku tidak tahu apa yang kamu maksud ketika kamu berbicara denganku tentang hal itu!"

"Jika kamu benar-benar mencintainya, kamu tidak akan pernah ..."

"Nggak pernah apa???!!!"

"Kamu tidak akan menjauhkannya dari keluarganya."

"Aku keluarganya! Dan aku kakaknya, bukan Ia!!!"

"Apa yang kamu pikirkan??!!" sela Eric c , yang tiba-tiba datang dan mendengar percakapan keduanya.

"Eric c ?! Sudah berapa lama kamu di sini?" tanya Kalvin.

Seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul menghampiri ketiga nya dengan tas belanjaan berisi sayur dan buah segar.

Tiba-tiba Eric c , Carl l dan Kalvin n langsung kaget dan menoleh ke arah nya secara bersamaan.

“Permisi pak, kami datang ke sini untuk melihat seseorang bernama George,” kata Kalvin n .

"George? Bagaimana kamu tahu namaku?" dia menjawab dan melihat ketiganya. "Jadi ayah nya adalah George?" Kalvin n menyeringai.

"Apa yang kamu butuhkan, apa yang kamu cari untukku?"

“Aku ingin menanyakan sesuatu tentang buku ini,” kata Kalvin n sambil mengeluarkan buku itu dari saku nya lalu menunjukkan nya pada pria itu.

Saat Kalvin n menunjukkan buku itu, pria itu terlihat sangat terkejut. Kemudian dia melihat ke bawah dan mengalihkan pandangan nya dari buku itu, pupil mata nya berputar secepat dia memikirkan sesuatu yang terlintas di benak nya begitu dia melihat buku itu.

Dia mengangkat kepala nya dan berkata:

"Dari mana kamu mendapatkan buku itu?"

"Dari perpustakaan sekolahku!"

"Aku tidak ada hubungan nya dengan buku ini!" teriak nya saat melepaskan diri dari Eric c yang menghalangi pintu masuk nya. "Jika ayah tidak ada hubungan nya dengan buku ini, mengapa kamu terlihat sangat terkejut ketika aku menunjukkan buku itu?"

“Aku sangat membutuhkan informasi tentang penulis buku ini,” lanjut Kalvin n .

"Jang Seonbi!"

"Apakah kamu tahu sesuatu tentang dia?" menyela pidato Eric c .

"Aku tidak tahu!" dia cepat menjawab.

"Kamu sudah menjadi pustakawan di sekolah kami selama 20 tahun, jadi aku yakin kamu pasti ada di sana saat buku ini pertama kali muncul di perpustakaan!"

"Aku benar-benar tidak tahu!!! Kalian bertiga cepat keluar!" kejar pria tengah sambil mencoba menutup pintu.

"Saya berta nya… Saya butuh bantuan Anda, Tuan!” Eric c , berjuang untuk menjaga pintu tetap terbuka.

"Dia harus kembali ke tempat asal nya!" seru Carl l .

"Aku tidak peduli! Semuanya cepat keluar dan jangan pernah kembali ke sini!" George mengklik dan segera menutup pintu.

Knock Knock...

"Pak...!"

"Maukah kamu membuka pintunya!"

"Kami menuntut..."

Knock Knock... Kalvin n mengetuk pintu.

"Ayo, kita pergi dari sini!" ambil A-Rheum.

"Tidak mungkin! Pokoknya, sebelum dia membuka pintu, aku akan ada di sini!" Kalvin n menolak.

“Seonbae…” panggil Carl l .

Tapi Kalvin n mengabaikan teriakan Carl l dan tetap mencoba membuka pintu yang terkunci. "Seonbae...!!!" Teriak Carl l .

"Aishh!" Kalvin n akhirnya berhenti dan perlahan mundur.

"Dia tidak akan membuka pintu! Ayo pergi besok..." Eric c meninggalkan jalan.

Setelah 15 menit berlalu dan dia tidak lagi mendengar seseorang berteriak di pintu, dia berkata:

"Apakah kamu sudah pergi?" George berpikir sambil melihat ke luar jendela.

"Apa maksud gadis itu?"

"Apakah beberapa dari mereka berasal dari dunia paralel?"

"Kalau begitu, kenapa kamu mencari Jang Seon-Bi?" konflik yang tiba-tiba membengkak di benaknya. ***

Hari-hari berlalu begitu cepat, tetapi masih belum ada ide yang dapat memberikan solusi yang paling tepat untuk rematik.

Hari pertama pukul 19:22

Knock Knock...

Suara ketukan di pintu.

Tidak ingin membuang waktu berharga mereka lagi, Eric c , Carl l dan Kalvin n kembali ke rumah keesokan harinya.

15 menit... 30 menit...

1 jam...

Tidak ada jawaban sama sekali dari rumah itu.