My Love Vampire
MLV 1
Githa Soraya
"Haii Fanya, kau mau ikut??".
Tiffanya Diandra Xperia
"Kemana??".
*menatap ke belakang terlihat 3 gadis yang sedang menatap dirinya dengan intens.
Jihan Fahira
"Ketempat biasa".
Tiffanya Diandra Xperia
*menutup loker.
"Tidak, terima kasih. aku ada janji".
Lalu pergi meninggalkan ketiga gadis itu.
Elma Theana
"hei hei hei, ayolah. ini sudah ketiga kalinya kamu menolak kami. kamu selalu bilang janji".
*merangkul Fanya.
Tiffanya Diandra Xperia
*Menghela nafas pelan.
"sungguh, aku tidak bisa. aku benar benar ada janji dengan dosen. ini sangat penting dan tidak bisa dibatalkan".
*melepas rangkulan Elma.
Githa Soraya
"ayolah Fany. kamu tidak bisa menghindar dari kami".
Tiffanya Diandra Xperia
"Baiklah baiklah!! aku ikut!!".
Githa Soraya
"Bagus, malam ini, jam 10".
Githa, Elma dan Jihan meninggalkan Tiffanya.
Gadis itu hanya bisa menghela nafas kasar sebelum melanjutkan langkahnya menuju ruang dosen. Sungguh, dia ingin menghindari Githa CS yang sangat menyebalkan.
Alunan musik yang cukup memekikan telinga bergama di tempat itu.
Sudah 2 jam Fanya hanya duduk diam tanpa melakukan apapun. sedangkan ketiga gadis disampingnya sudah mabuk dan bermain dengan pria penggoda itu.
Tiffanya Diandra Xperia
"Lebih baik aku pulang dan mengerjakan skripsiku".
Tiffanya Diandra Xperia
"Dan ini untuk yang terakhir kalinya".
Tiffanya membayar minuman yang dipesan Githa CS. lalu keluar meninggalkan tempat laknat itu.
Tiffanya Diandra Xperia
"Sialan, seandainya aku membawa mobilku. ini semua salah mereka yang membawaku dengan paksa".
Tiffanya Diandra Xperia
"Apa yang harus aku lakukan sekarang??".
Gadis itu berjalan kaki dengan kesal sambil menendang sebuah kerikil ke sembarang arah.
Tiffanya Diandra Xperia
"Oh tidak".
Githa segera berlari, namun dia kalah cepat. Dirinya terkepung oleh sekelompok preman.
Tiffanya Diandra Xperia
"maaf, aku tidak sengaja".
???
"Maaf saja tidak mengembalikan minumanku yang tumpah bodoh".
Tiffanya Diandra Xperia
"Gawat, mereka semua mabuk".
*Batinnya.
Dengan sekuat tenaga, tiffanya terus menghindar dimana mereka membawa balok kayu.
Salah satu dari mereka juga membawa pisau. untung saja dia tidak ditusuk dan dilukai karena Fanya terus menghindar dan ingin menyebarang jalan untuk mencari tempat aman.
Tapi, tiba tiba cahaya silau muncul di samping kanan. sebuah mobil yang melaju cepat akan menabrak tubuhnya yang ntah kenapa tidak bisa bergerak.
Tinn , , , tinnn, , ,tinnnn
MLV 2
Jika, sesuatu yang cepat tidak menariknya dan menghindar dari jalanan. Gadis itu mungkin sudah terbaring di rumah sakit.
Tiffanya mendongak dan tatapannya bertemu pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Pemuda itu juga tengah menatapnya.
Tiffanya Diandra Xperia
"Terima kasih".
Tiffanya berusaha untuk berdiri, Namun, , ,
Gadis itu terjatuh tak sadarkan diri ditahan oleh pemuda itu.
Daffandra Alexander Louis
"Merepotkan,!!!!".
Daffandra Alexander Louis
"Sialan".
Sedetik kemudian, mereka menghilang.
Tiffanya membuka matanya perlahan, cukup lama terdiam akhirnya gadis itu menyadari sesuatu.
Tiffanya Diandra Xperia
"sial,!! aku terlambat!".
Tiffanya Diandra Xperia
*Berlari dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk bersiap siap.
Setelah siap untuk berangkat langkah kakinya terhenti menatap ke arah cermin yang ada di dalam kamar.
Terlihat pantulan wajahnya, tanpa luka sedikitpun. Padahal semalam dia bertarung dengan preman di jalan.
Tiffanya Diandra Xperia
"kenapa lukaku bisa menghilang dengan cepat??".
*gumamnya heran.
Tiffanya Diandra Xperia
"akh, nanti saja kupikirkan. aku bisa terlambat".
*pergi meninggalkan mansion menuju kampus.
Dibelakang kampus yang sepi, terlihat seorang pemuda tampan sedang duduk santai di bangku.
Disana sangat sepi, jarang sekali ada orang yang kesana karena banyak rumor yang beredar tentang taman itu yang dijadikan tempat bunuh diri banyak mahasiswa. entahlah apa masalahnya.
Daun daun saling bergesekan karena tiupan angin. suasana ini, benar benar nyaman dan sejuk.
earphone terpasang di kedua telinganya, musik mengalun lembut. inilah susunan yang disukai pemuda itu saat di kampus. bahkan disitulah tempat favorit pemuda yang bernama Daffandra Alexander Louis yang terbilang sangat misterius di seluruh kampus.
Kafetaria kampus terlihat sepi. mungkin banyak mahasiswa yang masih mengikuti mata kuliah.
Berbeda dengan Tiffanya, setelah bimbingan dosen tidak ada mata kuliah lain. jadi gadis itu memilih pergi mengisi perut yang sudah lapar.
Ditengah asik makan, tiba tiba Githa CS datang menghampiri.
Tiffanya Diandra Xperia
"jangan pedulikan mereka Fanya".
*Batinnya.
Setelah makan, dia berniat untuk pergi ke perpustakaan mencari buku untuk referensi.
Githa Soraya
"hei Fany, tadi malam kamu meninggalkan kami??".
Tiffanya Diandra Xperia
*Tidak menjawab, hanya asik memakan makanan yang belum habis.
Jihan Fahira
"tapi tak masalah, karena kamu sudah mentraktir kami. jadi dimaafkan".
Tiffanya Diandra Xperia
"hm, aku pergi dulu".
Elma Theana
"mau kemana?? kami bahkan belum pesan".
Tiffanya Diandra Xperia
"apa peduliku??".
*segera meninggalkan kantin sebelum ketiga gadis itu menahannya.
Githa Soraya
"Sialan, awas kamu Tiffanya".
*Batinnya dengan tatapan tajam.
MLV 3
Di perpustakaan campus, Tiffanya duduk di meja kosong sambil membuka laptop dan buku yang baru dia dapatkan untuk referensi skripsi yang sedang dikerjakan.
Gadis itu duduk di tempat yang paling ujung agar tidak terganggu siapapun yang baru masuk.
Dia mencari tempat yang paling nyaman untuk menghabiskan waktu lama.
Dosen
"Sekian untuk hari ini. sampai ketemu minggu depan".
Sang dosen keluar dari ruangan.
Sementara para mahasiswa membereskan alat tulis dan juga buku sebelum keluar.
Termasuk pria tampan yang duduk di bangku paling pojok belakang.
Daffandra Alexander Louis
*Berjalan keluar kelas menuju tempat pavorit nya.
Daffandra Alexander Louis
*Tapi sebelum itu dia pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli susu kotak coklat.
Jangan salah, dia itu salah satu pencinta coklat.
Sampai di taman belakang, keningnya berkerut mendapati seseorang yang tengah duduk di bangku yang biasanya dia tempati.
Daffandra Alexander Louis
"Siapa kamu??".
Tiffanya Diandra Xperia
*Terkejut mendengar suara yang sangat dingin.
Daffandra Alexander Louis
"oh?? bukannya dia??".
*batinnya.
Tiffanya Diandra Xperia
"oh maaf, kamu mau duduk??".
Daffandra Alexander Louis
*Tidak menjawab, melainkan menatapnya dengan tatapan intens.
Tiffanya yang ditatap seperti itu menjadi kikuk.
Tiffanya Diandra Xperia
*membereskan barang barangnya yang ada di atas bangku.
Tiffanya Diandra Xperia
"maaf, mengambil tempatmu".
*pergi meninggalkan taman belakang.
Meninggalkan Daffandra yang mengerejep bingung.
Sedetik kemudian, pemuda itu mengirup aroma yang harum.
Daffandra Alexander Louis
*netranya berubah berwarna merah, lalu menatap punggung gadis yang baru melewatinya sampai menghilang dari pandangan.
Tiffanya Diandra Xperia
"kenapa aku merasa familiar dengan wajahnya??".
Tiffanya Diandra Xperia
"apa aku pernah bertemu dengannya??".
*berpikir dengan keras
Tiffanya Diandra Xperia
"keliatannya dia baik, aku akan mencoba berteman dengannya".
Tiffanya tidak mengetahui kabar mengenai seorang Daffandra Alexander Louis yang dingin.
Gadis itu berjalan menuju palkiran dimana mobilnya biasa terpalkir.
Githa Soraya
"mau kemana kamu??".
Tiffanya Diandra Xperia
"apa urusanmu??".
Githa Soraya
"hei, kamu itu kenapa huh?? kamu tampak menghindari kami. kamu tidak ingin berteman lagi dengan kami??".
Tiffanya Diandra Xperia
"jujur saja, aku muak dengan kalian. bersikap seolah oleh kita adalah teman. tapi tetap saja, aku tahu niat busuk dibalik kata teman darimu".
Githa Soraya
*Terkekeh.
"hai Tiffanya Diandra Xperia, aku katakan padamu. kamu tidak bisa melakukan apapun tanpa kami bertiga. ditambah lagi mana ada yang mau berteman denganmu kecuali kami bertiga".
Tiffanya Diandra Xperia
"aku memang tidak memiliki teman. tapi sepertinya kata katamu itu salah Githa Soraya".
Tiffanya Diandra Xperia
"tanpa bantuan kalian pun aku bisa melakukan apapun sendirian. lagi pula saat bersama kalian, aku tidak pernah merasa terbantu malahan kalian sangat menyulitkan ku".
Setelah berkata demikian, Tiffanya pergi meninggalkan Githa yang tengah menahan amarah.
Namun, ada satu hal yang tidak tiffanya ketahui, Githa menatapnya dengan tajam sampai netra matanya berubah menjadi kuning keemasan selama beberapa detik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!