NovelToon NovelToon

( Tersesat ) Di Desa Nakampe Gading

Bab 01

Bella
Bella
Sudah siap berangkat, Cel ?
Cella / aku
Cella / aku
Sudah. Tinggal menunggu Pedro, Ikbal, Parto dan Akhmad.
Bianca
Bianca
Pastinya, mereka bakal terlambat lagi. Padahal mobil kita sebentar lagi datang.
Cella / aku
Cella / aku
Terus, kemana Joan ?
Hudi
Hudi
Tuh, lagi makan
Joan
Joan
Hai, Cella ... Kemarilah...
Joan
Joan
Kau belum makan, bukan ? Ini kebetulan aku memesan lauk pauk dan minuman kesukaanmu. Mereka sudah kutawari makan, tapi, menolak.
Cella / aku
Cella / aku
Terima kasih, Joan. Tadi, kesiangan jadi tidak sempat makan.
***
Cella / aku
Cella / aku
Lho... dimana kita sekarang berada ?
Joan
Joan
Kau sudah sadar rupanya. Kau pingsan selama dua hari.
Yulia
Yulia
Pak Dadung Kuwi kurang ajar. ( Pak Dadung itu kurang ajar ).
Cella / aku
Cella / aku
Apa maksudnya, Yul ?
Yulia
Yulia
Aku wes ngomong... lek nyetir Ojo banter-banter, dalane ora apik, akeh cublangan, menggak-menggok... mung, pancet wae... ( Saya sudah bilang... kalau berkendara jangan cepat-cepat, jalannya kurang bagus, banyak lubang dan berliku-liku. Tapi, bandel... )
Cella / aku
Cella / aku
Sebentar.... sebentar... kalian ini bicara apa ? Aku kok tidak mengerti ?
Bella
Bella
Tidurmu pulas sekali, pantas saja tidak sadar kalau mobil kita masuk ke jurang...
Joan
Joan
Jaga ucapanmu, Bel... kau tahu sendiri, dia pingsan cukup lama. Kelihatannya, mengalami gegar otak lumayan parah. Andai aku tahu dimana Pak Dadung sekarang berada...
Yulia
Yulia
Kita mengalami kecelakaan, Cel...
Cella / aku
Cella / aku
Hah, benarkah ?! Lalu, dimana kini kita berada ?
Joan
Joan
Di rumah Bi Midar, salah satu penduduk Nakampe Gading ini.
Cella / aku
Cella / aku
Bi Midar ? Nakampe Gading ? Aku masih belum mengerti.
Yulia
Yulia
Sudahlah, kau istirahat dulu. Nanti setelah kesehatanmu pulih kami akan menceritakannya.
***
Midar
Midar
Kau sudah bangun, Nduk ?
Cella / aku
Cella / aku
Siapakah, anda ? Dimana saya berada sekarang ?
Midar
Midar
Midar, Nduk... Penduduk desa ini juga teman-temanmu, memanggilku Bi Midar dan kau sekarang berada di rumahku.
Midar
Midar
Oya... kau tentunya sudah lapar, bukan ? Pagi ini Bibi membuat daging kecap untukmu.
Memang, perutku serasa bergemuruh. Kelaparan. Angin berhembus perlahan memainkan kepulan asap yang berasal dari atas meja tak jauh dengan tempatku berbaring, seakan berlomba-lomba untuk menembusi rongga hidung. Harum, gurih dan nikmat. Membuat penasaran dan membangkitkan selera makan. Terlebih saat wanita berumur 45 tahunan itu menyodorkan piring berisi daging merah kehitaman di depan hidung.
Midar
Midar
Karena, kau belum sehat betul... maka, sini biarkan Bibi menyuapimu. Daging kecap ini, enak dimakan selagi hangat-hangat begini. Ayo buka mulutmu...
Aku menurut, perlahan-lahan potongan daging itu menyentuh bibir terlebih saat gigi-gigiku mulai mencabik dan mengunyahnya. Gurih sekali.
Midar
Midar
Bagaimana, Nduk ... rasanya, enak tidak ?
Cella / aku
Cella / aku
Enak, Bi.... kalau boleh saya tahu, apa nama masakan ini dan siap yang membuatnya ?
Midar
Midar
Oh, orang-orang di desa ini, suka sekali memasak krengsengan daging. Semua orang bisa membuatnya, tapi, tak seenak Bi Midar. Kalau kau sudah sembuh, Bibi akan mengajarkannya padamu. Makanya, cepat sehat, ya ?
Cella / aku
Cella / aku
Tentu saja saya mau, Bi
Midar
Midar
Lho... lho... lho.... kenapa kau menangis, Nduk ? Apa ada ucapan Bibi yang salah ?
Cella / aku
Cella / aku
Tidak, Bi... Saya hanya teringat para almarhum ibu.
Midar
Midar
Oalah... Kalau begitu, kau bisa menganggap Bi Midar sebagai ibumu, Ndu...
Cella / aku
Cella / aku
Terima kasih, Bi... Masakan ini benar-benar lezat.
Midar
Midar
Mau nambah, ya ?
Aku termenung. Malu sekali bagiku untuk mengatakan 'Ya'. Akan tetapi, Bi Midar seakan tahu apa yang kupikirkan. Ia tersenyum, tangannya dengan cekatan mengambil nasi dan lauk pauknya lalu kembali menyuapiku.
***

Bab 02

Cella / aku
Cella / aku
Kecelakaan ?!
Yulia
Yulia
Iya. Gara-gara sopir bodoh dan keras kepala itu, kegiatan KKN kita tertahan di tempat ini.
Bella
Bella
Mulai biyen nganti saiki... aku ora seneng Karo Dadung. Aku wes ngomong Karo bapak... masih pinter lan pengalaman, mung Dadung Kuwi ora iso dikandani. Harusnya, dipecat saja. ( Dari dulu sampai sekarang ... saya tidak suka dengan Dadung. Saya sudah mengatakannya pada Ayah... sekalipun dia pintar dan berpengalaman tapi, tidak bisa dikasih tahu ).
Joan
Joan
Sudahlah, Bel... tak perlu kau sesali... tidak akan bisa mengembalikan keadaan. Yang penting, mereka harus segera ditemukan.
Pada saat itulah, Hudi dan Akhmad muncul dan segera duduk di lantai. Peluh membasahi wajah dan pakaian mereka. Tampaknya, mereka baru saja melakukan perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Yulia segera ke dapur untuk kemudian mengambil minuman untuk mereka.
Cella / aku
Cella / aku
Apakah kalian sudah menemukan keberadaan Pedro, Parto, Ikbal dan Bianca ?
Hudi
Hudi
Belum ketemu, Cel.
Yulia
Yulia
Sebenarnya, mereka semua pergi kemana ? Sudah seminggu ini tidak ada kabar, aku khawatir, ada sesuatu yang buruk menimpanya.
Bella
Bella
Tampaknya, kita harus menemui Pak Sujar. Kepala desa ini.
Akhmad
Akhmad
Lebih baik begitu... sebab, kita adalah tamu di tempat ini. Tidak tahu apa-apa tentang desa ini.
Joan
Joan
Apa kau sudah mencari di lokasi tempat kita kecelakaan ?
Hudi
Hudi
Kami belum kesana, Jo... menurut beberapa warga... lokasi kecelakaan itu jauh dari tempat ini. Selain itu, medannya agak sulit dijangkau apabila tidak membawa apa-apa.
Cella / aku
Cella / aku
Maksud kalian, bagaimana ?
Hudi
Hudi
Untuk menuju kesana, kita harus melewati jalan setapak yang ditumbuhi oleh tanaman-tanaman liar merambat. Tanpa golok, sabit, parang dan tongkat, mustahil kita bisa melaluinya tanpa perambah jalan.
Joan
Joan
Malam nanti Kau ikut dengan kami menuju rumah Pak Sujar. Kita akan minta pendapatnya.
***
Pak Sujar
Pak Sujar
Selamat malam, Mbak Joan, Mbak Cella... ada yang bisa saya bantu ?
Joan
Joan
Iya, pak... Kami ingin mencari keempat teman kami yang menghilang setelah kecelakaan itu.
Cella / aku
Cella / aku
Sebelumnya, kami minta maaf karena telah mengganggu waktu santai Bapak.
Pak Sujar
Pak Sujar
Ah, tidak apa-apa, Mbak... lagipula, sekarang saya sedang santai, kok.
Joan
Joan
Saya berterima kasih sekali atas kesediaan para warga mendirikan tempat tinggal untuk kami...
Pak Sujar
Pak Sujar
Itu sudah selayaknya, Mbak Joan... kalian adalah tamu di desa ini, maka, hanya itulah yang bisa kami lakukan.
Cella / aku
Cella / aku
Ngapunten, pak... Kalau saya lancang terlalu banyak bertanya.
Pak Sujar
Pak Sujar
Tak perlu sungkan, Mbak Cella. itu wajar. Malah kalau banyak bertanya, kami justru akan senang sekali.
Cella / aku
Cella / aku
Baiklah, pak. Mungkin kami akan melakukan pencarian ke-4 orang teman kami yang menghilang besok.
Joan
Joan
Mungkin bapak bisa memberikan petunjuk tentang dimana kami harus memulainya. Tapi, yang jelas kami tidak tahu menahu seluk beluk desa ini. Jadi, bisakah kami minta bantuan beberapa warga untuk mendampingi kami ?
Pak Sujar
Pak Sujar
Hmm... baiklah, Mbak Joan, Mbak Cella...
Pak Sujar
Pak Sujar
Disini ada beberapa tempat atau daerah yang tidak sembarangan orang boleh keluar masuk seenaknya.... kalau dilanggar, bencana akan menimpa desa ini.
Pak Sujar
Pak Sujar
Sebelah Utara. Itu adalah makam leluhur. Hanya boleh dimasuki oleh para panatua desa. Tempat kedua, adalah Sebelah Barat. Kami menamai tempat itu Bajang.
Cella / aku
Cella / aku
Bajang ? Apa itu, pak ?
Pak Sujar
Pak Sujar
Disana adalah makam Bajang. Bajang adalah sebutan warga pada bayi-bayi yang terlahir cacat juga korban aborsi. Dulu ada seorang penduduk tersesat di tempat itu, saat ditemukan ia dalam keadaan linglung.
Joan
Joan
Bagaimana bisa demikian, pak ?
Pak Sujar
Pak Sujar
Kami meyakini, sekalipun bayi-bayi itu sudah dikuburkan disana secara layak... namun, arwah mereka penasaran dan menghantui orang-orang yang tanpa sengaja memasuki daerah itu.
Pak Sujar
Pak Sujar
Bapak hanya mengingatkan, kalau bisa kalian jangan sekali-kali menginjakkan kaki di tempat itu. Sosok Bajang bisa menipu. Mereka adalah jin. Sekilas terlihat lucu dan menggemaskan, namun, sebenarnya, mereka berwujud bayi prematur. Cacat dan mengerikan.
Aku dan Joan bergidik mendengarnya. Harapan kami adalah segera menemukan Pedro dan yang lain, setelah itu pergi dari desa ini.
***
Destinasi pertama lokasi pencarian adalah lokasi dimana kami mengalami kecelakaan. 5 orang bertubuh tinggi, tegap dan kekar ditugaskan oleh Pak Sujar menjadi perambah jalan. Dengan peralatan SAR yang lengkap, mereka bekerja cekatan. Membabat ilalang, menebas kayu-kayu melintang di atas kepala, menyingkirkan semak-semak. Hingga akhirnya...
Pak Rusli
Pak Rusli
Kita sudah tiba di lokasi, Mbak.
Cella / aku
Cella / aku
Aku tak bisa membayangkan, tanpa adanya para perambah jalan... belum tentu kami bisa tiba di lokasi dalam waktu singkat
Joan
Joan
Hmm... tampaknya, mobil kita dibiarkan terbengkalai di situ dan mulai ditumbuhi semak belukar dan tanaman liar merambat
Pak Rusli
Pak Rusli
Kami sengaja tidak memindahkan mobil itu karena khawatir kena tulah.
Hudi
Hudi
Tulah ? Apa itu, paman ?
Pak Rusli
Pak Rusli
Setiap barang yang terkena percikan darah, kami dilarang menyentuhnya, karena bisa menimbulkan bencana atau malapetaka.
Pak Udin
Pak Udin
Kecelakaan yang kalian alami beberapa hari yang lalu, memakan korban jiwa. Sopir kalian tewas.
Pak Rusli
Pak Rusli
Menurut adat-istiadat di desa kami, jika ada seseorang yang meninggal, entah karena kecelakaan, dibunuh ataupun bunuh diri... kami hanya diperkenankan membantu mereka selama 24 jam. Lebih dari itu, kami tidak boleh menyentuh barang-barangnya. Jadi, kami harus mempersiapkan segala-galanya termasuk upacara pemakaman. Saat kalian mengalami kecelakaan, Kamilah yang mengeluarkan kalian dari dalam mobil termasuk jasad sopir itu. Dia kami makamkan di tempat yang agak jauh. Apakah kalian hendak melihat makamnya ?
Pak Udin
Pak Udin
Selain kalian bertubuh, kami tidak menemukan siapa-siapa lagi. Makanya, kami heran saat kalian mengatakan ada 4 orang teman kalian yang menghilang.
Cella / aku
Cella / aku
Kami harus menemukan teman-teman kami dulu. Bolehkah kami memeriksa mobil kami. Siapa tahu ada barang yang tertinggal di dalam mobil.
Pak Rusli
Pak Rusli
Ta... tapi, itu...
Pak Yunus
Pak Yunus
Kami harus merundingkannya dulu dengan Pak Sujar.
Akhmad
Akhmad
Haduh biyung... mau memeriksa barang kami sendiri kesulitan.
Bella
Bella
Ojo ngomong sembarangan, Mad...
Joan
Joan
Kita ini tamu... tidak bisa seenaknya sendiri.
Pandangan mata Joan menyapu ke sekeliling dan terhenti pada sesuatu yang jaraknya 10 meter dari tempat kami berdiri.
Joan
Joan
Pak Yunus, boleh pinjam galahnya ? Sepertinya, disana ... di balik semak-semak dan tumpukan kayu ada sesuatu.
Pak Yunus
Pak Yunus
Tunggu. Biar saya saja yang memeriksanya, Mbak
Sambil berkata demikian, ia melangkah ke arah yang ditunjuk oleh Joan. Tangannya bekerja cekatan menyingkirkan rimbunan semak belukar dan tumpukan kayu. Dan, sesuatu menyeruak keluar.
Pak Yunus
Pak Yunus
A... A... apakah ini salah satu teman kalian ?
Pak Toni
Pak Toni
mohon maaf... jika kalian ingin memeriksanya, gunakan kaos tangan ini, setelah itu... buanglah.
Bella
Bella
Aahh !!!
Sebuah kerangka manusia. Mengenakan jas almamater kampus dan kota kami. Sekalipun warna ungunya memudar, kami yakin itu adalah seragam kami. Berjenis kelamin laki-laki dengan tulang kepalanya retak. Di sisi kanan jas, terdapat label nama bertuliskan "IKBAL".
Cella / aku
Cella / aku
Bagaimana mungkin ia bisa terseret sejauh 10 meter dari lokasi kecelakaan ? Apakah binatang buas yang menyeretnya ?
Joan
Joan
Entahlah. Dia memang Ikbal.
Para perambah jalan kembali bekerja, membuka jalan untuk kami, tapi... Medan semakin sulit dilalui, ditambah lagi matahari mulai condong ke arah Barat.
Pak Rusli
Pak Rusli
Sebaiknya, kita segera pergi dari sini sebelum malam tiba. Besok kita lanjutkan lagi.
Malam itu, kami duduk di teras. Joan tampak gelisah. Aku tahu apa yang berkecamuk di dalam benaknya.
***
Bu Ikbal
Bu Ikbal
Joan, Cella... kalau kalian berangkat KKN... titip Mas Ikbal, ya.
Ikbal
Ikbal
Ah, ibu... Ikbal, kan bukan anak kecil lagi... bisa jaga diri.
Bu Ikbal
Bu Ikbal
Iki ibu seng ngomong... Ojo mbalelo ( Ini ibu yang bicara, jangan bandel )
Joan
Joan
Iya, Bu... Kami sudah menganggap Ikbal sebagai adik. Kami akan menjaganya.
Ikbal
Ikbal
Hei, Jo... Umurmu luwih enom saka aku. Wayahe, Kowe sing dadi adikku ( Hei, Jo... kau lebih muda dariku, seharusnya, kaulah yang jadi adikku )
Bu Ikbal
Bu Ikbal
Masio Kowe wes umur 19, mung isih koyok arek cilik. ( Sekalipun kau sudah berumur 19 tahun, tapi cara berpikirmu masih seperti anak kecil )
Aku, Joan dan yang lain tertawa
Ikbal
Ikbal
Bu, Kulo budhal riyin, njih... ( Bu, saya berangkat dulu, ya )
Bu Ikbal
Bu Ikbal
Iyo, le... Ati-ati neng dalan ( Iya, nak... Hati-hati di jalan )
Bu Ikbal menatap ke arah Joan.
Bu Ikbal
Bu Ikbal
Nduk... ibu nitip Ikbal, ya. Selama KKN, tolong jaga Ikbal. Segera selesaikan KKN kalian.
Joan
Joan
Terima kasih, bu
Sepasang tatap sayu wanita paruh baya itu mengiringi kepergian kami. Saat mobil berjalan, beliau masih berdiri memandangi mobil yang kami tumpangi.
Cella / aku
Cella / aku
Jo, aku turut menyesal atas apa yang menimpa Ikbal
Joan
Joan
Yang penting, teman-teman harus segera ditemukan dan segera enyah dari desa ini.
Bella
Bella
Hei... kalian tidak mendengar sesuatu ?
Cella / aku
Cella / aku
Mendengar apa, Bel ?
Bella
Bella
Dengarkanlah dengan seksama. Suaranya jelas banget
Hudi
Hudi
Kok aku tak mendengar apa-apa ?
Cella / aku
Cella / aku
Sebenarnya, kau mendengar apa, Bel ?
Bella
Bella
Aku... aku...aku mendengar suara... seperti... bayi menangis
Akhmad
Akhmad
Haduh biyung... mbok Ojo ngomong nggedabrus, Bel...
Bella
Bella
Benarkah, kalian tidak mendengarnya ? Sepertinya, suara itu tak jauh dari sini...
Cella / aku
Cella / aku
Jangan kau pedulikan, Bel... ingat kata-kata Pak Sujar. Abaikan saja...
Bella
Bella
Ta... tapi, sepertinya ... bayi itu butuh pertolongan
Joan
Joan
Sudah ! Tutup telingamu, abaikan saja !!
Yulia
Yulia
Ibu pernah bilang... jin bisa mempengaruhi pikiran kita saat kosong... jadi, jangan biarkan pikiran kita kosong atau kita celaka.
***

Bab 03

"Srok... srok... srok..."
Cella / aku
Cella / aku
Jo... Jo... Joan, bangun
Joan menggeliat, ia merubah posisi tidurnya.
Cella / aku
Cella / aku
Joan ! Bangun !
Panggilan kedua masih gagal.
"Srok... srok... srokk..."
Suara itu makin jelas terdengar.
Cella / aku
Cella / aku
Joan !! Bangun !!
Joan melompat kaget
Joan
Joan
A... ada apa, Cell ?!
Cella / aku
Cella / aku
Sstt, tenanglah. Apa kau tidak mendengar sesuatu ?
"Srok... srok... srok..."
Joan
Joan
Suara apa itu ?
Cella / aku
Cella / aku
Entahlah, sepertinya berasal dari halaman tepat di dekat kamar ini.
Joan
Joan
Kenapa kau selalu mendengar suara yang aneh-aneh, sich ?
Cella / aku
Cella / aku
Ayo, kita lihat. Jika kau tak mau menemaniku, biar aku melihatnya sendiri
Joan
Joan
Baiklah... Baiklah, ayo...
Perlahan-lahan, kami turun dari pembaringan melangkah menuju pintu kamar.
Ruangan hanya diterangi beberapa lampu minyak, cahayanya terbatas. Suara itu makin terdengar jelas. Membuat bulu kuduk kami merinding.
Rasa penasaran mengalahkan segala-galanya. Aku meraih sebuah lampu minyak yang tergantung pada dinding.
Begitu tiba di dekat pintu, aku mengintip.
Cella / aku
Cella / aku
Sepertinya... ada seseorang mengais-ngais tanah.
Joan
Joan
Untung dinding ini terbuat dari anyaman bambu sehingga bisa digunakan untuk mengintip.
Joan ikut mengintip
Seorang wanita...
Duduk membelakangi kami
Tubuhnya kurus
pakaiannya berwarna biru tua, compang-camping dan kumal
Joan
Joan
Lho... bukankah pakaian yang dikenakan itu adalah seragam khas Universitas kita... Universitas L ?!
Cella / aku
Cella / aku
Benar. Perawakan tubuhnya mirip dengan.... Bianca
Joan
Joan
Jangan gegabah, Cel... Tidak mungkin Bianca datang kemari selarut ini. Kau tahu sendiri... dia itu penakut
Cella / aku
Cella / aku
Itu Bianca, Jo... haruskah kita biarkan saja di luar sana
Joan
Joan
Coba kau pikir, Cel... Teman-teman sudah menghilang seminggu... Kalau itu Bianca, okelah... tapi kalau bukan ?
Cella / aku
Cella / aku
Memangnya, siapa ? Jin, setan atau demit ?
Aku memaksa keluar. Joan hanya bisa menghela nafas berat dan panjang
Ya, itu benar-benar Bianca.
Mengais-ngais tanah,
Badannya penuh debu dan bau.
Rambutnya acak-acakan... ia seperti orang linglung tak peduli dengan kehadiranku.
Cella / aku
Cella / aku
Bi... Bianca, kemana saja kau selama ini...
Tak ada jawaban... ia terus mengais dan mengais, tidak peduli tangannya menghitam dan penuh luka
Cella / aku
Cella / aku
Hentikan, Bi... Kenapa kau ini ?!
Pandangan mata Bianca tampak kosong... ia benar-benar tak mengenaliku
Cella / aku
Cella / aku
Jo... Kemarilah, dia benar-benar Bianca
Keributan itu membangunkan teman-teman yang lain.
Mereka mengajukan pertanyaan bertubi-tubi pada Bianca. Tapi, Bianca seakan kehilangan sukmanya.
Diam membisu
Cella / aku
Cella / aku
Kalian, diamlah !! Apakah kalian tak bisa melihat kondisi Bianca ?!
Yulia
Yulia
Cel... Bianca tampak kusut sekali, tubuhnya kotor dan bau... basuhlah dia terlebih dahulu
Cella / aku
Cella / aku
Kau benar, Yul... Bantu aku memasak air, ya ?
***
Cella / aku
Cella / aku
Jo... saat aku memandikan Bianca... tubuhnya banyak sekali bekas sayatan.
Yulia
Yulia
Aku tak habis pikir, apa yang membuatnya jadi seperti orang tolol dan linglung
Bella
Bella
Padahal selama ini, dia terkenal sebagai siswa yang cerdas dan penuh ide-ide kreatif.
Joan
Joan
Semula aku hendak mencari tahu apa yang sudah terjadi... tapi, melihat kondisinya seperti ini ? Sulit sekali.
Yulia
Yulia
Aku kok jadi teringat dengan cerita Pak Sujar tentang Bajang. Apakah makhluk seperti itu memang benar-benar ada di tempat ini ?
Joan
Joan
Jangan bodoh, Yul... itu hanya mitos
Bella
Bella
Ehmm... Bisa iya, bisa tidak, Jo...
Joan
Joan
Apa maksudmu?
Bella
Bella
Aku ceritakan, belum tentu kalian percaya...
Cella / aku
Cella / aku
Iya, aku ingat. Kau pernah menyebut-nyebut tentang suara. Aku percaya padamu, Bella...
Bella
Bella
Semenjak aku mendengar suara tangis bayi... kemanapun aku pergi... sepertinya, ada yang mengikutiku...
Akhmad
Akhmad
Seng bener wae, Bel... ojo ngarang ..
Bella
Bella
Aku ora ngarang... iku beneran kedaden... Cella saksine... ( Saya tidak berbohong, ini nyata... Cella saksinya ... )
Cella / aku
Cella / aku
Terus terang... aku juga mendengar suara itu, Bel... hanya saja tak ingin membuat kalian cemas.
Joan
Joan
Mengapa kau tak menceritakannya padaku, Cel ?
Cella / aku
Cella / aku
Kau selalu berpikir rasional dan main logika, Joan... itulah sebabnya, kau tidak percaya akan hal-hal tersebut.
Joan
Joan
Hmm... Aku memang harus logis dalam setiap hal... tapi, tak ada salahnya jika kalian menceritakannya padaku.
Yulia
Yulia
Ibu pernah berkata, Tidak semua, apa yang ada di dunia ini diterima oleh akal sehat. Namun, ada sisi dimana kita harus melihat segala sesuatu dengan mata batin.
Joan
Joan
Memangnya, kau bisa melakukan hal itu, Yul ?
Yulia
Yulia
Tidak... Tapi, aku yakin Cella bisa.
Cella / aku
Cella / aku
Darimana, kau tahu, Yul .. aku sendiri tidak yakin.
Yulia menatapku dalam-dalam,
Membuatku salah tingkah
Cella / aku
Cella / aku
Patut kalian tahu... semenjak pertama kali aku berjalan-jalan di sekitar desa ini, aku merasa aneh.
Joan
Joan
Aneh, bagaimana ?
Cella / aku
Cella / aku
Di tempat-tempat tertentu, selalu ada barang aneh diletakkan di setiap sudut. Itu membuat tubuh bagian belakangku serasa berat dan kebas
Yulia
Yulia
Itu namanya, sajen, Cel
Yulia
Yulia
Mungkin warga desa ini masih memegang teguh budaya leluhur. Penganut Kapitaian ( kepercayaan ).
Yulia
Yulia
Sajen dimaksudkan untuk sesembahan bagi leluhur atau nenek moyang yang telah mendirikan desa ini. Tujuannya untuk bersyukur atas berkat yang telah mereka berikan. Juga harapan bagi para penduduk, harapan untuk menuju masa .depan yang lebih baik juga dimaksudkan untuk menghindarkan desa ini dari bahaya atau bencana.
Yulia
Yulia
Sayangnya, kebudayaan ini terkadang disalah gunakan untuk hal-hal yang negatif.
Bella
Bella
Beberapa waktu lalu...
Bella
Bella
Cella pernah bercerita tentang pertemuannya dengan seorang wanita tua misterius.
Joan
Joan
Siapa dia, Cel ? Kapan ?
Cella / aku
Cella / aku
Aku tidak yakin itu benar-benar terjadi. Itulah sebabnya, aku memilih diam.
Joan
Joan
Aku tak habis pikir... Sejak berada di desa ini... kau sepertinya banyak rahasia yang tidak boleh kami ketahui.
Cella / aku
Cella / aku
Maafkan, aku, Joan... Aku sendiri tidak yakin... tidak bisa lagi membedakan mana mimpi, mana kenyataan
Cella / aku
Cella / aku
Aku seperti orang gila.
Yulia
Yulia
Hmm... yang perlu kau lakukan adalah tetap bersikap tenang, Cel.
Joan
Joan
Ceritakanlah, Cel... Aku akan coba mendengarkannya dengan baik.
Cella / aku
Cella / aku
Maafkan, aku, Jo...
Cella / aku
Cella / aku
Aku bertemu dengan wanita itu beberapa waktu lalu...
Cella / aku
Cella / aku
Tubuhnya bongkok, sepasang matanya yang putih tanpa bola mata, aku tak tahu ia sedang marah, senang atau apa. Kedua tangannya diletakkan di punggung. Ia hanya meninggalkan pesan....
Mbah Abang
Mbah Abang
Nduk, mumpung isih ana wektu... Kowe lan kanca-kancamu, kudu enggal lungo saka papan Iki. Mbebayani... ( Nak, selagi masih ada waktu, kalian segeralah pergi dari tempat ini. Berbahaya ... )
Cella / aku
Cella / aku
Setelah itu dia menghilang begitu saja.
Joan
Joan
Apa kau tahu siapa wanita itu ?
Cella / aku
Cella / aku
Aku sama sekali tidak mengenal nya.
Joan
Joan
Hmm, Baiklah, kita akan membagi tugas. Aku, Cella, Hudi dan Akhmad besok akan memulai pencarian lagi di daerah Selatan.
Joan
Joan
Kalian, Bella dan Yulia ... kurasa lebih baik menjaga Bianca
Yulia
Yulia
Semoga kalian bisa secepatnya menemukan Pedro dan yang lain.
Suasana kembali tenang... Saat aku hendak tidur, mendadak terdengar suara aneh dari halaman depan. Tampaknya, Joan masih terjaga, ia juga mendengarnya.
Dengan gerakan perlahan sekali nyaris tak terdengar, kami mengintip dari celah-celah dinding...
Cella / aku
Cella / aku
Lo, bukankah itu Bianca ? Apa yang dia lakukan malam-malam begini.
Joan
Joan
Tubuhnya berlenggak lenggok kesana-kemari, seperti sedang menari. Hei... apakah kau tak mendengar suara gamelan ?
Cella / aku
Cella / aku
I... iya, suara tersebut sepertinya berasal dari....
Joan
Joan
Dari arah Barat. Hei, Bianca menari sambil berjalan menjauh.
Cella / aku
Cella / aku
Kita susul saja dia. Ayo...
Kami menyalakan dua buah obor lalu bergegas mengikuti kemana Bianca berjalan.
Cella / aku
Cella / aku
Lo, kemana dia ?
Joan
Joan
Bukankah, dia tadi tepat berada di depan kita ?
Cella / aku
Cella / aku
Mungkinkah kita salah lihat ?
Joan
Joan
Tidak mungkin, Cel... jelas itu Bianca lalu kemana dia sekarang
Terdengar suara aneh, tepatnya 15 meter di depan kami. Suara Geraman...
Cella / aku
Cella / aku
Hei, apa itu ?
Joan
Joan
Sebuah bayangan... Tinggi dan kurus sekali. Ayo, kita lihat.
Mata kami terbelalak.
Bayangan itu bertubuh jangkung kurus.
Hanya berupa tulang dibungkus kulit
Tulang dahinya seperti menonjol ke atas,
sepasang matanya kecil ...
mulutnya menganga lebar, memperlihatkan deretan gigi-giginya yang panjang, tajam dan runcing
Joan
Joan
Hei ! Siapa itu ?!
Kami berdua segera berlari menghampiri ke tempat dimana sosok itu berdiri...
Tapi, tidak kelihatan apa-apa, hanya Bianca yang menari kesana-kemari, sepasang matanya terpejam.
Cella / aku
Cella / aku
Bianca.... Bianca... apa yang kau lakukan ?!
Saat aku sudah berada di dekatnya... aku berseru ngeri
Joan
Joan
Ada apa, Cel ?
Cella / aku
Cella / aku
Bianca... Urat-uratnya bertonjolan keluar, matanya memerah dan mulutnya mengeluarkan suara Geraman dan desisan.
Joan
Joan
Cepat bawa pulang!
Begitu sampai di rumah, aku dan Joan terkejut, manakala melihat Bianca masih tertidur pulas di pembaringannya.
Aku dan Joan saling pandang
Joan
Joan
Apa yang terjadi dengan kita, Cel... bukankah td jelas-jelas melihat dan membawa Bianca pulang... tapi...
Cella / aku
Cella / aku
iya... ini aneh... kita membawa pulang sebuah kayu
Joan
Joan
Lalu... siapa yang menari di luar tadi ? Padahal Bianca masih tertidur pulas...
***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!