NovelToon NovelToon

Kimi To Boku No Koi(Our Love Story)

Episode 1: Pencarian Yuji

Yuji berjalan di koridor sekolah dengan kepala tertunduk, mencoba menghindari pandangan orang lain. Ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran murid baru di sekolah dan tidak ingin terlibat dalam masalah apapun.

Namun, tiba-tiba ada seorang gadis yang menerobos masuk ke dalam ruang kelas tempat Yuji berada. Gadis itu, Akira, dengan ceria menyapa teman-teman sekelas Yuji dan memberikan kue sebagai tanda salam perkenalan.

Yuji merasa terganggu oleh kehadiran Akira dan berusaha untuk tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang melibatkan gadis itu. Namun, Akira terus mendekatinya, mencoba untuk menjadi teman baiknya.

"Apa kabar, Yuji-kun? Kamu selalu sendirian ya di sini?" tanya Akira.

Yuji mengangguk dan merasa sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan itu.

"Tidak apa-apa, aku suka sendirian," jawab Yuji.

Akira merasa tertantang untuk mendekati Yuji, meskipun dia merasa bahwa Yuji sangat sulit untuk didekati.

"Sudahlah, ayo kita berteman. Kita bisa belajar bersama-sama!" Ajak Akira dengan penuh semangat.

Yuji merasa terkejut dengan ajakan Akira, tetapi juga merasa senang mendapatkan teman baru di sekolah. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama dan saling membantu dalam tugas-tugas sekolah.

Tak lama kemudian, Yuji mulai merasakan perasaan yang berbeda terhadap Akira. Dia merasa terusik dengan senyum Akira dan keceriaannya yang menular. Namun, Yuji tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya kepada Akira.

Suatu hari, Akira mengajak Yuji ke sebuah acara musik lokal yang diadakan di kota kecil mereka. Keduanya menikmati konser tersebut dan Akira menangkap perasaan yang berbeda dari Yuji saat berada di sana.

"Yuji-kun, kau tidak terlihat seperti biasanya hari ini. Apa yang terjadi?" tanya Akira.

Yuji merasa ragu untuk mengungkapkan perasaannya, namun ia tidak bisa menahannya lagi.

"Akira-chan, aku...aku suka padamu," ujar Yuji dengan perasaan gugup.

Akira terkejut dengan pengakuan itu, namun dia juga merasa senang. Akira meraih tangan Yuji dan menggenggamnya erat-erat.

"Aku juga suka padamu, Yuji-kun. Kita bisa mencoba untuk menjalani hubungan yang lebih serius," jawab Akira dengan penuh kepercayaan.

Yuji merasa senang dan lega mendengar jawaban dari Akira, ia merasa semakin yakin bahwa hubungan mereka bisa bertahan lama dan bahagia bersama.

Namun, mereka juga menghadapi berbagai masalah yang menguji hubungan mereka.

Suatu hari, Akira merencanakan sebuah acara piknik bersama teman-teman mereka. Namun, saat acara tersebut berlangsung, Yuji merasa tidak nyaman dengan pergaulan Akira dengan teman-teman laki-lakinya yang cenderung terlalu mesra.

"Kenapa kamu harus terus berpelukan dengan teman laki-laki itu? Aku tidak suka," ujar Yuji dengan nada cemburu.

Akira merasa terkejut dengan reaksi Yuji. Dia tidak menyangka bahwa Yuji akan merespon dengan cemburu seperti itu. Akira mencoba menjelaskan bahwa dia hanya bersikap mesra dengan teman-temannya sebagai bentuk persahabatan.

"Aku hanya bersikap mesra dengan mereka sebagai teman. Aku tidak ada maksud lain, Yuji-kun," jelas Akira.

Yuji merasa lega mendengar penjelasan Akira, namun dia juga merasa tidak nyaman dengan pergaulan Akira dengan teman-teman laki-lakinya. Yuji mulai mempertanyakan kepercayaannya terhadap Akira.

Akira merasa sedih dengan reaksi Yuji dan merasa bahwa kepercayaannya terhadapnya mulai dipertanyakan. Dia mencoba untuk membuktikan kesetiaannya kepada Yuji dengan menunjukkan bahwa dia hanya mencintai Yuji.

Namun, hubungan mereka semakin rumit ketika seorang teman laki-laki Akira, Hiro, mengungkapkan perasaannya kepada Akira. Akira menolak perasaan Hiro dan mengatakan bahwa dia sudah memilih Yuji sebagai pacarnya.

Namun, Yuji merasa tidak nyaman dengan kehadiran Hiro dan cemburu melihat Akira sering berbicara dengan Hiro. Dia mulai meragukan kesetiaan Akira dan mempertanyakan hubungan mereka.

"Sudahkah kau benar-benar memilihku sebagai pacarmu? Apa kau masih memikirkan perasaan Hiro?" tanya Yuji dengan nada khawatir.

Akira merasa sedih dengan reaksi Yuji. Dia tidak tahu harus bagaimana untuk membuktikan kesetiaannya kepada Yuji.

"Ya, aku sudah memilihmu sebagai pacarku. Aku mencintaimu, Yuji-kun," jawab Akira dengan tulus.

Namun, Yuji masih merasa tidak nyaman dengan kehadiran Hiro dan tidak yakin apakah dia bisa mempercayai Akira sepenuhnya.

Mereka berdua saling berbicara dan berusaha untuk mencari solusi terbaik untuk masalah mereka. Akira menunjukkan bahwa dia sangat mencintai Yuji dan tidak ada yang bisa mengganggu hubungan mereka.

Setelah berbicara dengan Akira, Yuji merasa lega dan merasa lebih yakin dengan hubungan mereka. Dia sadar bahwa hubungan yang sehat membutuhkan kepercayaan dan komitmen dari kedua belah pihak.

Dari saat itu, hubungan mereka semakin kuat dan bahagia. Mereka belajar bahwa kepercayaan dan komitmen adalah kunci dari sebuah hubungan yang sehat dan bahagia. Meskipun mereka masih menghadapi berbagai masalah, namun mereka selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan saling mendukung dan memahami satu sama lain.

Beberapa bulan kemudian, saat mereka duduk di taman sambil menikmati matahari terbenam, Akira mengambil tangan Yuji dan berkata, "Yuji-kun, aku sangat mencintaimu. Aku ingin kita selalu bersama-sama, apa pun yang terjadi."

Yuji tersenyum dan membalas, "Aku juga mencintaimu, Akira-chan. Aku berjanji untuk selalu ada di sisimu dan mencintaimu dengan sepenuh hatiku."

Mereka berdua saling tersenyum dan berpelukan dengan erat, merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Cinta mereka semakin dalam dan kuat, dan mereka merasa bersyukur bahwa mereka telah menemukan satu sama lain.

Malam itu, mereka mengakhiri hari dengan mengatakan satu sama lain bahwa mereka selalu akan berusaha untuk membuat hubungan mereka tetap kuat dan bahagia. Dan meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, mereka yakin bahwa cinta mereka akan selalu bertahan dan menjadi kisah cinta yang indah dan menginspirasi.

Episode 2 - Bertemu Akira

Yuji sedang duduk di perpustakaan dan membaca buku ketika tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya. "Hai, apa kabar?" kata seorang gadis yang tersenyum ramah. "Namaku Akira. Aku murid baru di sini."

Yuji terkejut dan merasa tidak nyaman. Ia tidak suka diperhatikan dan lebih suka sendirian. Namun, ada sesuatu pada Akira yang membuatnya tertarik. Ia tidak bisa menjelaskan perasaannya, tetapi ia merasa nyaman saat berada di sekitar Akira.

"Ah, hai. Aku Yuji," jawabnya singkat.

Akira duduk di meja sebelahnya dan mulai membaca buku. Namun, ia terus menatap Yuji dengan senyumnya yang lebar dan ceria.

Yuji merasa tidak nyaman dengan perhatian Akira dan segera meninggalkan perpustakaan. Namun, ia terus berpikir tentang Akira dan merasa bahwa ada sesuatu yang menarik pada dirinya. Ia mulai mengikuti Akira di media sosial dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang dirinya.

Beberapa hari kemudian, Akira menghampiri Yuji di koridor sekolah dan bertanya, "Yuji-kun, apakah kamu ingin bergabung dengan klub teater? Aku mendengar kamu sangat pandai berbicara di depan umum dan kamu pasti akan sangat baik di sana."

Yuji kaget dan sedikit terkejut. Ia tidak pernah terpikir untuk bergabung dengan klub teater dan tidak suka menjadi sorotan perhatian. Namun, ia juga tidak ingin mengecewakan Akira.

"Aku akan berpikir-pikir tentang itu," kata Yuji dengan ragu.

Akira mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu. Aku yakin kamu akan menjadi anggota yang hebat di klub teater."

Yuji merasa campur aduk. Ia tidak tahu harus merespons apa, tetapi ia tahu bahwa perasaannya pada Akira semakin kuat. Ia mulai mengerti bahwa cinta adalah tentang melepaskan ketakutan dan mempercayai orang lain. Dan meskipun ia merasa takut dan tidak nyaman, ia tahu bahwa ia ingin mengikuti Akira ke mana pun dia pergi.

"Umm... i-iya, saya baik-baik saja," jawab Yuji yang masih agak tercengang.

"Aku senang mendengarnya!" ucap Akira dengan semangat. "Kamu kelihatannya cukup tertutup, jadi aku senang bisa mengobrol denganmu."

Yuji merasa malu dan tidak tahu harus berkata apa. Ia belum pernah berbicara dengan orang lain sebanyak ini sejak lama. Namun, ada sesuatu pada Akira yang membuatnya merasa nyaman dan lebih terbuka.

"Apa kamu baru saja pindah ke sini?" tanya Yuji mencoba memulai obrolan.

"Iya, benar," jawab Akira. "Aku pindah dari kota besar untuk tinggal bersama kakekku di sini. Tapi, aku suka kota kecil ini. Semua orang terlihat begitu ramah."

Yuji merasa sedikit iri dengan keceriaan Akira. Baginya, dunia terasa gelap dan suram, tapi Akira tampaknya bisa menemukan kebahagiaan di mana saja.

"Maksudku, ya, kota ini memang kecil, tapi... ada keindahan tersendiri di sini," kata Yuji dengan suara pelan. "Tapi aku yakin kamu bisa menemukan tempat yang lebih menarik dari tempat ini."

"Tapi, aku tidak ingin meninggalkan tempat ini," kata Akira dengan tegas. "Kamu juga tidak, kan?"

Yuji diam sejenak. Sebenarnya, dia ingin menjawab ya, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkannya.

"Kamu tahu, Yuji, aku merasa bahwa kita memiliki banyak kesamaan," kata Akira tiba-tiba. "Aku juga merasa kesepian di sini. Tapi, setelah bertemu denganmu, aku merasa tidak sendirian lagi."

Yuji merasa terharu mendengar kata-kata itu. Ia merasa bahwa ia menemukan seseorang yang bisa memahami dirinya. Dan, pada saat itulah, ia merasa sesuatu yang aneh dan aneh, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Maksudmu?" tanya Yuji dengan wajah yang memerah.

"Aku merasa seperti... aku suka padamu, Yuji," kata Akira dengan wajah yang bersemangat.

Yuji tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa seperti dia telah menemukan seseorang yang dia cari selama ini. Tapi, ia juga merasa takut dan khawatir. Bagaimana jika dia tidak bisa menjaga hati Akira? Bagaimana jika dia tidak bisa membuatnya bahagia?

"S-saya tidak tahu apa yang harus dikatakan," kata Yuji dengan suara pelan.

"Itu baik-baik saja, Yuji," kata Akira dengan senyum. "Aku hanya ingin kamu tahu bagaimana perasaanku. Aku ingin kita bisa menjadi lebih dekat dari ini."

Yuji merasa hatinya berdebar kencang. Dia tahu bahwa ia juga menyukai Akira. Ia merasa bahwa ia ingin menjaga hubungan mereka dan membuatnya bahagia. Dan, pada saat itulah, ia menyadari bahwa ia siap untuk mengambil risiko dan menjalin hubungan dengan Akira.

Yuji: "Hai, Akira. Aku senang kamu menemukanku di sini. Jadi, apa yang kamu cari?"

Akira: "Hai, Yuji! Aku sedang mencari klub literatur. Apa kamu tahu di mana lokasinya?"

Yuji: "Oh, iya, aku tahu. Club literatur berada di lantai dua, di sebelah ruang musik."

Akira: "Terima kasih, Yuji! Kamu selalu tahu segalanya. Aku senang bisa berteman denganmu."

Yuji: "Haha, aku tidak tahu segalanya, tapi aku senang bisa membantumu. Dan, aku juga senang bisa berteman denganmu, Akira."

Dalam hatinya, Yuji merasakan denyut yang lebih cepat saat ia berbicara dengan Akira. Ia merasa bahwa ia benar-benar menikmati kehadirannya dan ingin lebih dekat dengan Akira.

Yuji: "Akira, apa kamu punya waktu untuk makan siang bersamaku?"

Akira: "Tentu saja! Aku senang bisa makan siang bersamamu, Yuji."

Setelah itu, Yuji dan Akira pergi bersama untuk makan siang dan mulai mengenal satu sama lain lebih dalam. Mereka menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan dan minat yang sama. Saat itu, Yuji merasa seperti Akira adalah orang yang benar-benar memahaminya dan membuatnya merasa nyaman untuk membuka diri. Dari saat itulah, perasaan Yuji untuk Akira semakin kuat dan ia memutuskan untuk mengambil risiko untuk mengungkapkan perasaannya.

Episode 3 - Pertemanan dengan Akira

Yuji terkejut dengan perubahan yang terjadi setelah ia bertemu dengan Akira. Gadis itu memiliki sifat yang berbeda dengan orang-orang di sekitarnya dan cepat memenangkan hati Yuji dengan sifat ceria dan bersemangatnya. Meski awalnya Yuji enggan untuk terbuka dan mendekati Akira, tapi lama kelamaan ia merasa nyaman dan menikmati waktunya bersama Akira.

"Yuji-kun! Ayo bergabung dengan klub musik," ajak Akira.

"Ah, maaf, aku tidak terlalu suka musik," jawab Yuji sambil menggeleng.

"Apa? Kok begitu? Ayo coba, pasti seru," kata Akira dengan semangat.

Yuji tertawa kecil. Dia belum pernah bergabung dengan klub apapun dan merasa tidak terlalu tertarik dengan kegiatan di sekolah. Tapi, ia melihat keceriaan Akira dan memutuskan untuk mencoba.

"Baiklah, aku akan mencobanya," kata Yuji.

Akira tersenyum lebar, "Yay! Aku senang!"

Bersama-sama, mereka bergabung dengan klub musik dan Yuji mulai menemukan minat barunya. Kegiatan klub membuat mereka semakin dekat dan membantu Yuji untuk merasa lebih percaya diri.

Setelah latihan klub musik, mereka berjalan pulang bersama.

"Akira, terima kasih ya. Aku merasa menyenangkan hari ini," ujar Yuji.

"Sama-sama, Yuji-kun. Aku senang bisa bermain musik bersamamu," balas Akira dengan senyumnya yang manis.

Mereka terus berjalan dan berbicara tentang berbagai hal. Yuji merasa nyaman dengan Akira dan senang bisa memiliki teman seperti dia. Dia tahu bahwa sekarang, hidupnya tidak akan pernah sama lagi tanpa Akira di sisinya.

"Mungkin, aku bisa membantumu belajar piano nanti," kata Akira.

Yuji merasa senang dan tersenyum, "Iya, aku akan senang bisa belajar darimu."

Tiba-tiba, hujan mulai turun. Mereka berdua berlari mencari tempat berteduh.

"Ayo, kita cari tempat berteduh dulu," ajak Yuji.

Mereka akhirnya menemukan payung yang tergeletak di tepi jalan dan berteduh di bawahnya.

"Yuji-kun, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Akira.

Yuji mengangguk, "Tentu saja, apa itu?"

"Apa kau suka padaku?" tanya Akira dengan perasaan canggung.

Yuji merasa tersipu malu dan diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Iya, aku suka padamu."

Akira tersenyum bahagia dan mencubit lengan Yuji, "Horee! Aku juga suka padamu, Yuji-kun."

Yuji merasa senang dan lega mendengar jawaban dari Akira, ia merasa semakin yakin bahwa hubungan mereka bisa bertahan lama dan bahagia bersama.

Saat mereka memasuki kelas, Akira mengambil tempat duduk di samping Yuji. Awalnya Yuji merasa sedikit gugup dan canggung, tapi kemudian mereka mulai berbicara dan tertawa bersama. Walaupun Yuji masih introvert dan cenderung tenang, dia merasa nyaman dengan kehadiran Akira.

Mereka mulai menghabiskan waktu bersama di luar sekolah, mengunjungi kafe atau perpustakaan untuk belajar bersama atau hanya mengobrol. Akira membantu Yuji membuka diri dan lebih percaya diri, sementara Yuji membantu Akira menjadi lebih teratur dan fokus pada pelajarannya.

Pertemanan mereka semakin erat, dan mereka saling mendukung dalam segala hal. Yuji mulai merasa bahwa Akira adalah orang yang sangat istimewa dan ia tidak bisa membayangkan hidup tanpa kehadirannya. Namun, dia masih belum yakin apakah perasaannya pada Akira adalah cinta atau hanya persahabatan.

Yuji memang merasa lebih nyaman saat bersama Akira, namun ia masih merasa tidak bisa sepenuhnya terbuka pada Akira. Ia merasa khawatir bahwa jika Akira mengetahui segala hal tentang dirinya, Akira akan menganggapnya sebagai orang yang aneh dan menghindarinya. Karena itu, Yuji terus menyembunyikan sisi-sisi kecil dari dirinya saat bersama Akira.

Namun, Akira merasa bahwa Yuji tidak benar-benar terbuka padanya. Ia mencoba mengajak Yuji berbicara tentang hal-hal yang ia rasakan, tetapi Yuji selalu menolak. Akira merasa sedih dan merasa bahwa Yuji tidak mempercayainya.

Suatu hari, ketika Yuji dan Akira sedang duduk di taman sekolah, Akira memulai percakapan.

"Yuji, aku merasa seperti kamu tidak benar-benar terbuka padaku. Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu, tapi kamu selalu menolak untuk berbicara padaku," kata Akira dengan lembut.

Yuji merasa terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memberitahu Akira segala hal tentang dirinya, tetapi ia juga takut akan penilaian Akira.

"Aku... aku khawatir kamu akan menganggapku aneh jika kamu tahu semuanya tentang diriku," kata Yuji, dengan suara yang lembut.

"Yuji, aku tidak pernah akan menghakimi kamu. Aku mencintaimu apa adanya, dan aku ingin tahu lebih banyak tentangmu," kata Akira dengan tegas.

Yuji merasa lega mendengar kata-kata itu dan memutuskan untuk membuka diri pada Akira. Ia bercerita tentang rasa takutnya dan kekhawatirannya tentang bagaimana orang lain memandangnya. Akira mendengarkan dengan teliti dan memberikan dukungan yang dibutuhkan Yuji.

Setelah itu, hubungan mereka semakin erat dan Yuji merasa bahwa ia dapat mempercayai Akira sepenuhnya. Mereka belajar bahwa kepercayaan dan komitmen adalah kunci dari sebuah hubungan yang sehat dan bahagia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!