Revisi
Gedung tinggi ARGO Group yang menjulang di pusat kota dipenuhi dengan antusiasme. Para pegawai kantor telah berbaris rapi di lobi utama, menantikan kehadiran CEO baru, pewaris perusahaan, yang akan menggantikan ayahnya dalam memimpin perusahaan terbesar di kota tersebut.
Ketika pintu lift terbuka, suasana menjadi hening seketika. Sang pewaris, dengan langkah penuh percaya diri, berjalan keluar diiringi oleh para eksekutif perusahaan.
Dengan senyum ramah, ia menyapa para pegawai yang berjejer di sepanjang koridor. Para pegawai, yang telah lama mendengar tentang reputasinya, kini dapat merasakan aura kepemimpinan yang kuat.
"CEO baru kita sangat tampan ya ... juga maskulin. Dia anak tunggal juga masih muda, tapi sudah mewarisi kekayaan yang berlimpah."
Sebagian besar dari karyawan perempuan terkagum-kagum dan tak segan memuji calon bos baru mereka.
"Ingat ...! dia itu sudah menikah lho ...." Ucap salah satu dari para gadis yang sedang membicarakan CEO baru tersebut.
"Aku mau kok jadi istri kedua nya atau ... wanita simpanan nya." Ucap Dina, wanita yang selalu berambisi ketika melihat laki-laki tampan. Dina Menatap genit dan penuh ambisi melihat pria yang ada di depannya.
"Kamu jangan bicara sembarangan dia itu pria yang baik!"
Gubrakk ....!!
Salah satu karyawan yang bernama Rena jatuh tepat di hadapan sang CEO karna di dorong teman nya. "Maaf pak Arga! saya tidak sengaja!." Ucap Rena, gadis yang jatuh karna di dorong temannya tersebut.
Arga Wijaya, adalah seorang CEO muda dan ambisius, pewaris tunggal dari sebuah keluarga yang terpandang dan berpengaruh di Indonesia.
Ayahnya, yang merupakan pendiri kerajaan bisnis keluarga, telah membangun imperium ini dari nol, dan memiliki pengaruh besar dalam politik dan ekonomi negara.
Sebagai satu-satunya anak, Arga dibesarkan dengan tekanan untuk melanjutkan warisan keluarga dan memperluas bisnis mereka. Dalam dunia bisnis, ia di kenal sebagai seorang yang angkuh.
"Kamu sangat ceroboh!!! cepat berdiri! " Ucap pak Daniel sang asisten.
Dengan terburu-buru Rena bangun dan segera mundur ke posisi sebelumnya. Sementara itu, nampak seorang gadis di samping Rena yang juga karyawan di kantor tersebut, dia memperhatikan kejadian itu dan merasa kesal.
Gadis itu bernama Tiara, dia berasal dari sebuah pedesaan. Tiara bertekad berangkat ke kota untuk melanjutkan hidup setelah kepergian kakak tercintanya.
Kini dia hidup sendiri karena selain kakaknya yang sudah meninggal kedua orang tua nya pun sudah tiada ketika Tiara masih kecil. Dan hanya kakak nya lah yang selama ini mengurusinya hingga sang kakak pergi untuk selamanya.
ARGO grup adalah perusahaan fashion yang produk nya sudah menyebar ke seluruh kota Indonesia bahkan ke luar negeri.
Karna perusahaan ini memproduksi berbagai fashion branded yang selalu membuat para pelanggan merasa puas.
"Pekan ini ... kita akan meluncurkan produk terbaru kita. Yang pastinya ini akan menjadi best seller! karna produk yang kita buat adalah yang terbaik," semangat bu Mira sang menejer.
"Tiara, Rena, selamat!! Setiap ide brilian yang kalian dapatkan selalu The best, terutama kamu Tiara." Lanjutnya sambil tersenyum sumringah, merasa puas atas hasil kerja bawahan nya itu.
"Tiara! Tiara ! , selalu saja Tiara! . Apa hebatnya, lebih unggul juga aku! dia hanya mengandalkan kasih sayang bu Mira saja!." Umpat Dina, orang yang selalu sirik dan tidak ingin kalah dari Tiara.
"Tiara, Dina, kalian pergi ke divisi bahan, Kalian cek apakah warna dan corak yang di pesan pelanggan VIP kita sudah lengkap, Jangan sampai ada kekurangan sedikit pun, agar mereka tidak kecewa."
"Baik Bu". Sahut Tiara dan Dina.
Ruang penyimpanan bahan berada di lantai 4 beda 3 lantai dari tempat mereka bekerja.
Keduanya berjalan menuju lift berbarengan dengan pegawai yang sedang asyik menggosip.
"Jarang sekali kan dia datang kemari, sekalinya datang pasti di kerumuni banyak perempuan." Ucap salah satu karyawan wanita.
"Aku ingin cepat-cepat kesana agar bisa melihat wajahnya yang tampan itu. Hmmm mimpi apa aku semalam."
Merasa penasaran, Dina yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka lalu bertanya, "Siapa yang datang?" tanyanya.
Kedua gadis di hadapannya itu menoleh dan menjawab, "Pak Reyhan, adik ipar pak Arga."
"Apa?!" kaget Dina. Karena selama ini Dina sangat mengagumi Reyhan dan banyak berkhayal tentang nya. Seperti sekarang pun dia mengkhayalkan pertemuan itu hingga khayalannya itu terhenti ketika suara lift berbunyi.
Tingngng!
lift berhenti di lantai empat. Dina, dengan napas yang cepat dan bersemangat, buru-buru keluar dari lift dan segera memberikan buku catatan kepada Tiara.
"Tiara aku titip dulu ya! kamu duluan saja nanti aku menyusul." Semangat Dina sambil berlari mencari keberadaan Reyhan.
"Din! kita harus cek dulu bahan!." teriak Tiara.
"Kamu duluan saja nanti aku menyusul!."
"Dia kenapa," gumam Tiara. Ia keheranan dengan tingkah Dina yang menurutnya sangat konyol. "Reyhan?? Setampan itukah??" tanyanya, mengernyitkan alisnya.
*****
Jangan lupa kasih like, vote, favorit dan komen nya ya kak... Terima kasih atas dukungannya 🙏
Revisi 2
Tap... Tap... Tap!
Suara langkah kaki terdengar di koridor kantor yang sunyi. Seorang pemuda berbadan tinggi dan kekar, dengan wajah tampan dan karismatik, berjalan dengan penuh percaya diri.
Namanya adalah Reyhan, adik ipar dari pemilik perusahaan. Reyhan segera menarik perhatian banyak orang karena penampilannya yang menawan dan sikapnya yang ramah.
Ketika dia berjalan, wibawanya memancar dengan kuat, membuat hati banyak wanita berdebar-debar. Bahkan tidak sedikit kaum wanita yang di buat terpana bahkan terjatuh ketika melihatnya.
Bruk!!
Dina dengan sengaja menjatuhkan dirinya, berharap Reyhan akan berhenti dan membantunya. Namun, meskipun jatuh dengan dramatis, Reyhan hanya sekilas melihatnya dan terus berjalan tanpa menghiraukan nya.
"Aduh! aduh...! sakit!!! Aku terjatuh terlalu kencang! sakitnya ... duh ...! tidak apa-apa, ini semua demi mendapatkan perhatian Reyhan, Semangat Dina!," pekik Dina seraya bangkit dan menyusul langkah Reyhan kemudian pura-pura jatuh lagi.
"Aduh!."
Dina menjatuhkan dirinya lagi dan berpura-pura memekik dengan suara yang lebih keras agar terdengar oleh Reyhan yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Tiba-tiba, Tiara datang dan membantu Dina agar segera berdiri dan menariknya ke sebuah ruangan.
"Lepaskan! Apa sih kamu Tiara, hampir saja aku bertemu dengan Reyhan."
Dina merasa kesal, rencananya gagal lagi karena tiba-tiba saja Tiara datang menolongnya sehingga ia tidak sempat bertemu dengan Reyhan.
Tidak ingin menyerah, Dina kemudian mengintip di balik pintu untuk melihat keberadaan Reyhan.
Menyaksikan tingkah Dina, Tiara pun berkata, "Kamu yang kurang kerjaan, Kita ini disuruh bu Mira mengecek bahan, kamu malah kabur mengejar orang yang bahkan, dia tidak peduli sama kamu , ck ck ck ha ha ha."
Dina tidak peduli pada apa yang dikatakan Tiara. Dia hanya terus mengintip sambil berdelik kesal atas ledekan dan tertawaan Tiara.
"Laki-laki, yang kata orang tampan dan berasal dari keluarga kaya, biasanya seorang playboy lho... Kamu mau jadi korban selanjutnya??," tanya Tiara.
"Aku tidak peduli!! yang penting aku bisa bersama dengan laki-laki yang aku suka." jawab Dina kegirangan.
"Dia gak cocok sama kamu, siapa tau kamu akan dapat laki-laki yang lebih baik darinya," Tiara meyakinkan.
"Terserah aku saja!! Kamu urus saja diri kamu sendiri."
Setelah itu, Dina beranjak pergi meninggalkan Tiara tanpa menghiraukan nya. Tiara pun hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan sendiri menuju ruangan penyimpanan bahan.
Tiba-tiba, sebuah tangan membentang di hadapan wajah Tiara hingga menghalangi langkahnya. Penasaran, Tiara melirik sejenak pada orang yang tidak ia kenal itu dan bergeser ke kiri hendak pergi lagi, namun di halau kembali.
"Maaf Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Tiara.
Bukannya menjawab, laki-laki yang berada di depan Tiara itu malah berkata, "Laki-laki yang berasal dari keluarga kaya dan tampan semuanya playboy dan tidak baik, benarkah begitu?."
Reyhan menghadang perjalanan Tiara dan mengulangi perkataan Tiara mengenai dirinya yang sempat dia dengar. Ternyata, ketika Tiara berbicara dengan Dina, Reyhan ada di balik tembok dan mendengar semua pembicaraan mereka.
" Maaf pak, apa maksud Bapak?," tanya Tiara pura-pura tidak tau.
"Aku sarankan padamu, jangan menilai semua laki-laki sama. Dan jangan memberi penilaian hanya dengan melihatnya sebelum mengenalnya," jelas Reyhan.
"Memang anda tidak salah. Kita memang harus lebih mengenal seseorang, tapi aku tidak mau mengenal laki-laki manapun."
Tiara berkata dengan begitu tegas dan sinis lalu melihat ke arah Reyhan dan melemparkan satu senyuman untuk meyakinkan orang yang dia ajak bicara kemudian berlalu pergi.
Reyhan menatap kepergian Tiara sampai gadis itu tidak terlihat lagi dari pandangannya. "Siapa gadis itu?." batin Reyhan.
Dengan langkah yang tergesa-gesa, akhirnya Tiara bertemu lagi dengan Dina di divisi bahan dan menyerahkan catatan milik Dina. "Ini catatan mu, lain kali aku tidak akan membantumu untuk hal seperti tadi, buang waktu saja." omel Tiara.
"Awas kamu ya!!." jawab Dina kesal.
Tiara hanya tersenyum dan menggeleng - gelengkan kepala melihat tingkah Dina.
Setelah tugas mereka berdua selesai, mereka segera kembali ke tempat kerja di lantai bawah.
\=\=\=
"Tiara, nanti makan siang bareng yuk!." ajak Rena.
"Boleh ... tapi giliran kamu yang traktir ya," kata Tiara sambil tersenyum.
Tiara dan Rena berteman semenjak mereka masuk bekerja, awalnya Tiara tidak ingin dekat atau berteman dengan siapapun. Tapi, melihat kepolosan dan kebaikan Rena, akhirnya dia mengecualikannya. Hanya saja Tiara tidak terlalu menampakkan kepedulian nya pada siapapun.
*******
Arga Wijaya
Tiara
Reyhan
Jangan lupa kasih like, vote, favorit dan komen nya ya kak... Terima kasih atas dukungannya 🙏
Revisi 3
Layung senja menyelimuti langit menandakan hari sudah sore dan tanda malam akan segera tiba. "Huammmm... akhirnya selesai juga. Pekerjaan ini sangat menguras tenagaku." ucap Tiara meregangkan tangannya.
Setelah pekerjaannya selesai, Tiara segera membereskan perlengkapan kerjanya dan bersiap untuk pulang. Rena yang juga akan pulang menyapa Tiara dan mengajaknya untuk pulang bersama karena motornya harus di simpen di bengkel.
Tidak merasa keberatan, Tiara pun setuju membawa Rena numpang di motornya. Tiara mengantarkan Rena pulang ke rumahnya, kemudian berlalu menuju rumah kontrakan nya.
Selama ini Tiara tinggal di sebuah rumah kontrakan yang standar, cukup untuk dia tinggal sendiri. Kontrakan di daerah tempat yang nyaman dan strategis juga murah.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Tiara sampai di rumah. Ia langsung membersihkan diri dan siap-siap untuk tidur setelah makan malam terlebih dahulu.
Sebelum tidur, Tiara menatap sedih sebuah bingkai foto dirinya beserta kakak nya. Di foto itu dia dan kakak nya tersenyum sangat bahagia. Tidak terasa, air mata pun menetes jatuh di pipinya. Tiara segera menghapus air matanya dan mengepalkan kedua tangannya dengan penuh amarah.
"Kakak, Aku berjanji, aku akan menemukan orang yang telah membunuh kakak. Orang yang telah menghancurkan kebahagiaan kita. Aku akan membuat hidup orang itu menderita dan menerima balasan yang setimpal atas apa yang dia lakukan pada kakak."
Flashback...
Tiga tahun yang lalu...
Tiara dan kakaknya yang bernama Tina hidup dalam kebahagian. Kakaknya adalah tulang punggung keluarga karna waktu itu Tiara masih sekolah di jenjang SMA. Jadi semua kebutuhan dan biaya hidup di tanggung oleh Tina.
Tina bekerja di kota dan dia pulang ke rumah tempat tinggalnya beserta Tiara yang berada di desa satu minggu sekali. Tina bekerja di perusahaan yang kini Tiara bekerja disana yaitu ARGO grup.
Tina merupakan seorang karyawan yang rajin di perusahaan itu. Dia baik kepada setiap orang dan orang pun memperlakukan nya dengan baik juga.
Hingga suatu saat... Tiba-tiba Tiara mendengar kabar dari perusahaan bahwa kakaknya itu sudah meninggal karena bunuh diri.
Bagai tersambar petir di siang bolong, Tiara harus menerima kenyataan kematian kakaknya nya yang tidak wajar. Dia tidak bisa menerima kalau kakaknya itu dikatakan meninggal karena bunuh diri setelah di ketahui bahwa kakaknya itu hamil di luar nikah.
Satu hari setelah kabar itu polisi datang ke rumah Tiara di desa dengan membawa jenazah kakak nya untuk di kebumikan.
Hati nya hancur, kini keluarga satu-satunya telah meninggalkan nya untuk selamanya.
"Kakak...! Kenapa kakak meninggalkan aku? Kakak....!!!!" Tiara menangis sejadi-jadinya.
Waktu sekarang...
Dengan banyaknya kejanggalan Tiara tetap pada prasangka nya kalau kakak nya itu meninggal karena di bunuh. Dan semenjak itu dia bertekad akan mencari kebenaran nya. Hingga tibalah di kota yang dia tinggali sekarang.
" Tiara...! Tiara... ayo kejar kakak... Ayo Tiara...!"
"Kakak tunggu aku, aku akan mendapatkan kakak ya..."
"Tiara..."
"Kakak... Kakak dimana? Aku tidak bisa melihat kakak... Kakak..."
Tiara melihat kakaknya sedang berdiri di tepi jurang. Tiara ingin lebih mendekati Tina tapi kakinya tidak bisa bergerak. "Kakak apa yang sedang kakak lakukan? Kenapa kakak berdiri di sana? Kakak ... Kakak...!."
Tiara terus memanggil manggil kakak nya, akan tetapi Tina tidak menjawab bahkan tidak menoleh sedikit pun. "Kakak kemari nanti kakak bisa jatuh... Kakkakkkkkkk....!!!!" Tiara berteriak dan terbangun dari tidurnya.
Gubrak!
"Hah... Hah... Hah...! Ini hanya mimpi!."
Tiara segera mengambil air dan meminumnya lalu mengusap keringat yang membasahi wajahnya. Sejenak ia tertegun memikirkan mimpi buruknya barusan. Lalu, ia melihat ke jam dinding dna terkejut.
"Waduh! sudah pagi, kenapa alarm nya tidak berbunyi ya??"
Agar tidak terlambat bekerja, Tiara langsung bergegas mandi dan siap-siap pergi bekerja.
*****
Jangan lupa kasih like, vote, favorit dan komen nya ya kak... Terima kasih atas dukungannya 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!