NovelToon NovelToon

Pena Hitam

1

Bandung, 2011

Orang bilang masa SMA adalah masa-masa paling menyenangkan, dan masa-masa paling menyenangkan dalam hidup adalah masa ketika duduk di bangku SMA.

Yap, itu benar sekali. Aku sangat menikmati masa remajaku dimana ketenaran, persahabatan dan juga cinta adalah hal yang wajib di miliki.

Dan kau tau? hal paling menyakitkan di masa itu adalah putus cinta, yaa.. hanya putus cinta ! sederhana sekali bukan?

Dan, inilah kisahku, kisah yang menurutku cukup menyenangkan meskipun pada akhirnya terjebak dalam dunia yang kelam yang telah menghancurkan masa depanku.

Oh ya, Ketika menulis ini aku sedang duduk termenung di kamar, malam jum'at dan sendirian. Sedang si kecil kesayanganku, ia fokus dengan acara kesayangannya yakni Nusa dan Rara di depan TV.

***

Oke baik, perkenalkan namaku Naura Calista Maulana , usiaku 16 tahun, aku adalah keturunan sunda dan betawi. Papaku betawi asli yang masih berpegang teguh pada tradisinya yang selalu ia banggakan di hadapan anak-anaknya. Sedangkan mama lahir dan tumbuh di tanah sunda yakni orang biasa menyebut tanah kami sebagai kota kembang, tapi menurutku lebih tepat kalo aku menyebutnya Green Land atau tanah hijau, karena di sisi kanan dan kiri rumahku terdapat hamparan pohon teh dengan warna hijau yang mencolok.

Aku tinggal di daerah perkebunan , dimana semua mayoritas masyarakatnya adalah para petani dan pedagang sayuran, tak banyak orang yang tinggal di daerahku hanya beberapa rumah dengan letak antara rumah satu dengan rumah yang lainnya sedikit berjauhan, dulu di daerah tempat aku tinggal masih sangat asri dimana pohon-pohon rindang masih bertebaran di sepanjang jalan, berbeda dengan sekarang sudah lumayan banyak penduduk yang tinggal di daerahku, selain itu pohon-pohon rindangpun sudah hampir tidak ku temui.

Aku ingat betul ketika berusia 5 tahun aku pernah bercita-cita ingin menjadi Cinderella, tapi setelah ku pikir-pikir lagi apa bagusnya Cinderella hanya seorang gadis malang yang menunggu pangerannya datang. Jelas itu akan sangat merepotkan. Lalu ketika SD kelas 3 aku, Yeyen dan Fitri sahabat kecilku pernah tertangkap basah maling jambu biji milik Bah Onod, ia yang kesal dengan hilangnya jambu biji putih kesayangannya langsung mengambil beberapa sapu lidi dan mengacungkannya ke arah kami seolah akan memukul kami, kami lari terbirit-birit hingga keringat bercucuran. Haha masa kecil yang menyenangkan.

Aku terlahir sebagai satu-satunya anak perempuan sekaligus anak terakhir di keluarga Maulana, ketiga saudaraku berjenis kelamin laki-laki. Papaku bernama Doel Maulana, aku biasa memanggilnya dengan sebutan Be atau Babe ia sangat tegas dan berwibawa, ia juga sosok yang religius. Walaupun terkesan galak, ia memiliki sisi humoris yang tinggi. Tak jarang ia membuat seisi rumah tertawa berjamaah. Papa juga sangat baik kepada semua orang.

Mamaku bernama Siti Aisyah, ia sosok yang sangat lembut dan hangat, ia malaikat tak bersayap yang ku miliki. Aku sangat mencintainya.

Aku memiliki tiga kakak laki-laki, sebut saja namanya Wildan Maulana, Zuki maulana, dan Muhammad Alfa Maulana. Jarak usia mereka hanya berbeda tiga tahun, sedangkan Alfi dan aku berbeda usia 6 tahun. Sebelum aku lahir, mama sempat keguguran, itulah kenapa hanya usiaku dan Alfi yang terbilang cukup jauh.

Aku tidak terlahir dari orang tua yang kaya, hanya saja Babe di kenal sebagai juragan tanah di kampungku. Ku rasa itu cukup membuatku percaya diri. Hehe

Hidupku benar-benar terasa sempurna jika ku ingat-ingat lagi, selain keluarga yang utuh. Aku punya sahabat perempuan bernama Annisa Azmia dia orang yang baik, humoris dan menyenangkan. Kami berteman dari sejak MTS kelas 1 hingga sekarang , bagi kalian yang belum tau apa itu MTS? yakni singkatan dari Madrasah Tsanawiyah, setara dengan SMP, bedanya kalo MTS mata pelajaran agamanya di pecah artinya lebih dari satu tidak seperti SMP yang di satukan menjadi PAI saja. Tapi, sepertinya sekarang MTS sudah ada di mana-mana ya, hehe kalo dulu MTS kurang di gemari di kalangan para ABG , karena terlalu religius mungkin ? .

Saking dekatnya, kami sering bertukar nomor hanphone mantan ataupun saling mengenalkan pasangan masing-masing. Walau begitu, sebuah pantrangan bagi kami bertengkar atau memperebutkan laki-laki , setiap hari kemana-mana kami slalu bersama, aku menyayangi Annisa lebih dari diriku sendiri, yaa layaknya upin dan ipin dimana ada Naura di sana juga ada Annisa.

Ada banyak kesamaan antara aku dan Annisa, salah satunya adalah kita pernah menyandang gelar "SANTRI PUTRI TERNAKAL" di pondok pesantren yang pernah kita tinggali selama 3 tahun waktu duduk di bangku MTS. Ya, Annisa bukan hanya tetangga atau teman kecil ia juga teman satu perjuangan bagiku, kita pernah tinggal di satu pondok yang sama, bahkan ibunya adalah teman dari ibuku.

Tentu, gelar yang ku dapatkan bukanlah hal yang patut di tiru, yang jelas di usia kami saat ini, kami tumbuh menjadi remaja yang memiliki rasa ingin tau yang tinggi juga rasa penasaran untuk mencoba hal-hal baru. Namun, lepas dari itu semua kami berkomitmen pada diri sendiri bahwa senakal apapun pelajaran tetaplah nomor satu.

Selain kesamaan aku dan Annisa juga memiliki banyak perbedaan, Annisa yang memiliki tubuh ideal dengan bokong dan payudara yang besar, serta perut yang rata, tinggi badan yang sesuai dengan berat tubuhnya serta kulit yang putih bersih membuatnya tenar di kelasku, ia siswa populer di kelasku. Belum lagi sikapnya yang periang dan humoris membuatnya memiliki banyak teman, ia di sukai banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, ia juga sangat pintar di hampir semua mata pelajaran. Ia selalu menjadi juara di kelasku, ia juga supel dan baik kepada semua orang, walaupun terkadang bicaranya yang terkesan nyablak namun tak membuat orang di sekitarnya menjauh darinya.

Annisa adalah keponakan dari guru besarku di pesantren, tak heran jika ia sangat pintar dan selalu menjadi juara, berbeda denganku yang biasa-biasa saja dalam mencerna setiap pelajaran, jika Annisa populer di kelas karena pintar , aku cukup populer hanya dengan berbekal keingin tauan saja, seperti aktif ketika guru menyuruh kami bertanya, atau sekedar mengikuti eskul di sekolah.

Tak hanya itu, perbedaan aku dengan Annisa adalah aku memiliki sikap yang cuek, dan masa bodoh, tidak mudah bergaul, pasif dan lebih jelasnya seorang introvert. Aku tidak memiliki banyak teman, hanya beberapa saja itupun harus mereka yang mendekatiku lebih dulu. Annisa telah membuatku berubah dalam banyak hal, pola pikir, cara pandang serta keberanian.

Keberanian untuk menunjukan jati diri kita yang berbeda, aku yang terkesan pendiam menjadi berani untuk berbicara, berpendapat atau sekedar bergaul. Sejak saat kedekatanku dengan Annisa,  semua orang mengenal kita sebagai siswa populer di kelas 7 MTSN 10 ketika itu .

2

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah setelah beberapa bulan lalu di nyatakan lulus dari MTSN 10. Sekolah yang sudah Mama tentukan jauh-jauh hari, yakni Madrasah Aliyah Al-Latif. Mama memilih sekolah ini karena letaknya tak begitu jauh dari rumah, selain itu keluargaku sangat lekat dengan agama, itulah kenapa ia memilih MA-AL Latif sebagai pilihan pertamanya.

Sebenarnya aku tak berniat masuk ke sekolah ini, aku lebih suka masuk SMA umum atau SMK karena di masa itu MA kurang begitu di minati dan lagi aku sangat menyukai seragam salah satu SMK di daerahku yang seperti di film anime Japan, dimana seragamnya sangat lucu menurutku dengan rok pendek kotak-kotak berwarna biru terang dan kemeja putih juga dasi panjang berwarna selaras dengan rok. Sayang sekali, mama tidak mengijinkanku masuk ke SMK yang ku maksud, katanya di SMK itu murid-murid nya nakal terlebih jika jam pelajaran, mereka lebih banyak main di luar daripada belajar.

Ya, namanya juga orang tua, slalu ingin yang terbaik buat anak-anaknya, meskipun kenyataannya aku tak sebaik yang mereka kira.

Rasanya malas sekali harus bersosialisasi dengan orang-orang baru, meskipun yang masuk ke sekolah ini sebagian besar adalah alumni dari sekolahku dulu .

" Kring kring.." Suara telpon berbunyi.

" Siapa yang menelpon sepagi ini?" Pikirku dalam hati.

Waktu itu tidak ada Watsapp, Instagram, Telegram atau apapun itu. Kami hanya mengandalkan SMS dan Telpon biasa saja. Bahkan, ponsel terbaik dengan kamera yang cukup bagus hanya merek NOK*A, itupun tak semua orang memilikinya, kebanyakan dari teman-temanku mengenakan ponsel dengan merek Mi*o kalo tidak salah, aku tidak begitu mengingatnya, yang pasti ketika aku duduk di bangku kelas 3 MA, barulah bermunculan ponsel dengan model Qwerty , saat itu Black*erry mulai tenar di kalangan orang-orang berada, walau begitu di kelasku hanya dua orang saja yang memiliki Black*erry lalu tak lama di susul dengan beberapa merek keluaran Cina yang menyerupai Black*erry seperti Nex*an, HT, Blue*erry dan masih banyak lagi.

Tidak ada android ataupun yang lainnya, bahkan aplikasi yang terkenal saat itu hanya Facebook, Eskimi dan Nex*an (serupa dengan BBM) , bahkan jika ingin menjadi seorang penulis kami hanya mengandalkan Blog**r, tidak seperti sekarang, banyak aplikasi yang memudahkan kita untuk mencapai sebuah tujuan, seperti Noveltoon, Mangatoon dan lain sebagainya. Dulu menjadi penulis cukup sulit bahkan hampir tidak ada yang berminat.

" Ya Nis?.. " Aku memencet tombol dengan gambar telpon berwarna hijau dengan mata yang masih tertutup rapat.

" Ra bangun. Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, kita harus berangkat lebih awal, karena hari ini pemilihan kelas.." Kata Annisa. Ia begitu bersemangat kali ini.

" Harus sepagi ini apa?" Aku mengeluh dengan mata yang sulit ku buka, setelah semalam bergadang menonton film bergenre horor yang di bintangi oleh artis senior Suzanna dengan judul Sundel Bolong .

" Ini udah jam 5 Ra, kamu ini ya masih aja malas malasan , ayo cepat bangun.."  Annisa sedikit membentak. Ia yang terkesan cuek kali ini begitu bersemangat.

" Hei , ada apa denganmu? kau terlihat begitu bersemangat pagi ini" Ku coba buka kedua mataku yang masih terasa berat, tubuhku seakan kaku, menolak berpisah dengan ranjang berwarna Pink muda kesayanganku.

"Haha, benarkah aku terlihat seperti itu?"

Suara tawa Annissa menimbulkan kebisingan tersendiri di telingaku.

"Menurut kamu?"  Tanyaku yang mulai kesal padanya.

" Haha, ya sudah mandi sana, aku tidak suka menunggu, dasar pemalas ! ".

" Apa-apaan perempuan satu ini, membangunkan ku pagi-pagi buta hanya untuk berbicara tidak penting seperti itu " Aku menggerutu kesal.

"Hahaha, sok buruken ih lain ngadumel" Yang dalam bahasa sunda artinya "Ayo cepat jangan menggerutu".

"Hih, dasar jelema teh riweuuuh !!" Aku menggerutu, tanganku membanting ponsel perlahan di samping kepalaku yang masih betah bermanja dengan bantal guling bergambar hello kity kesayanganku itu.

"Kenapa malas sekali hari ini, aku yakin akan sangat membosankan di hari pertama sekolah" Protesku dalam hati.

Aku segera bangun dari tempat tidur, ku bereskan tas sekolahku, dengan seragam putih abu lengkap dengan kerudung dan buku yang masih baru, lalu setelah semua siap aku bergegas untuk segera mandi.

Cuaca pagi di Desaku sangat dingin, di kiri dan kanan rumah adalah hamparan kebun milik Babe, di sana tertata dengan rapi pepohonan besar seperti pohon sengon laut atau biasa kami sebagai orang sunda menyebutnya tangkal jeungjing, pohon mangga, pohon rambutan juga pohon kelapa, tak lupa pohon teh yang bertebaran dengan warna hijau yang mencolok.

Babe menanamnya sudah sangat lama bahkan sebelum aku lahir, eh bukan begitu, sebenarnya aku tinggal di daerah ini sejak usiaku 5 tahun, waktu itu Babe sakit keras akhirnya ia memutuskan untuk pindah dari Jakarta ke Bandung, nah tanah yang sekarang menjadi rumahku dulunya kebun yang hampir mirip dengan hutan tidak begitu terawat, hanya saja sesekali Babe mengunjungi kebunnya dan menanam beberapa pohon dan tanaman yang menghasilkan buah.

Selain itu di depan rumah juga Babe menanam pohon jambu air yang slalu berbuah setiap tahunnya, Babe bukan seorang petani tapi ia sangat menyukai bercocok tanam terutama menanam pohon yang menghasilkan buah-buah yang manis.

Sedangkan di kamar mandi sudah tersedia air yang masih panas, mama terlalu memanjakanku, bahkan ia lupa kalo aku sudah masuk MA sekarang. Ia masih saja memperlakukanku layaknya seorang bayi.

Setelah selesai mandi aku segera berhias, mama mengetuk pintu kamarku. Ia berdiri tepat di sana dengan sepiring nasi goreng di campur telor mata sapi yang di buat setengah matang. Mama sangat tau makanan kesukaanku termasuk telor setengah matang dan balado terong ungu.

Mama masuk ke dalam kamarku dengan senyuman terindah yang menghiasi bibirnya.

"Aaaaaaa, ayo buka mulutnya" Perintah mama dengan nada yang lembut.

Aku membuka lebar mulutku, mama memasukan satu sendok nasi dengan campuran telor mata sapi setengah matangnya, ia tau pasti jika tak di suapi tentu aku tidak akan sarapan pagi, alhasil jajanan sembarangan yang masuk ke dalam mulutku yang akan mengakibatkanku sakit.

Itulah mama, mamaku yang tercantik. Malaikat tak bersayap yang slalu memperlakukanku seperti anak kecil.

Mama terus menyuapiku hingga suapan terakhir sebelum akhirnya aku mencium  punggung tangan kanannya dan pamit untuk pergi ke sekolah.

3

Teeeeeet

Suara bel sekolah berbunyi, tanda belajar segera di mulai.

'' Ramai sekali hari ini, apa suasana sekolah ini memang selalu seperti ini ? entahlah ! tapi aku merasa sangat tidak nyaman ''  Aku memandang sekeliling.

Sekolah baruku adalah Swasta, di tempatku Swasta tidak begitu di minati, sekolah favorit adalah sekolah Negeri, maka tidak heran jika hanya ada beberapa kelas saja.

Kelas X terdiri dari 3 kelas yaitu XA , XB dan XC , kelas XI juga sama terdiri dari 3 kelas XI ips 1 , XI ips 2 dan XI ipa, begitu juga kelas XII terdiri dari 3 kelas sama seperti kelas XI , jadi seluruhnya adalah 9 kelas, 1 ruang Pramuka, 1 kantor kesiswaan , 1 ruangan PMR, dan 1 kantor guru. Jadi kebayangkan gimana kecilnya sekolah baruku?

Aku mengamati stiap ruangan kelas, mencari dimana namaku tertulis.

'' Gimana? kamu masuk kelas yang mana? " Annisa tiba-tiba berdiri di sampingku, ia menatapku dengan rasa penasaran.

" Aku belum tau" Aku memainkan ponsel , membalas satu persatu pesan yang masuk di akun FaceBook milikku. Dulu rasanya Facebook pun tidak berbentuk aplikasi melainkan website yang hanya dapat di akses melalui google.

" Aku di kelas XC tapi ngga ada nama kamu di sana" Annisa dengan nada kecewa, ia menggandeng tanganku memperlihatkan nama-nama murid yang tertera di kelas barunya.

Kelas XC adalah kelas pilihan, isinya adalah orang-orang yang IQ nya di atas rata-rata mereka di khususkan untuk masuk ke jurusan IPA, sedangkan kelas XA dan XB  adalah orang-orang dengan IQ standar dan akan di masukan ke kelas IPS nantinya.

" Hah, apa iya? jadi kita ngga sekelas dong. Yah padahal aku berharap banget bisa masuk jurusan IPA " Kataku merasa kecewa.

" Kamu mau masuk IPA ? serius ? aku sih ogah ! ya udah kan masih bisa istirahat bareng, atau kita ke wali kelas aku aja, minta tolong biar kamu di masukin ke kelas aku, yuk ?" Ajak Annisa.

Entah kenapa aku tidak mau di pisahkan dengan Annisa, mungkin karena kita sudah sangat dekat dan kemana-mana selalu bersama.

Aku kembali berjalan menuju kelas kedua yang cukup dekat dengan kantor BK yakni kelas XA , mencari-cari dimana namaku tertera. Namun tidak di temukan. Aku kembali berjalan menuju kelas terakhir yakni kelas XB , kelas yang berdampingan langsung dengan kelas XI IPS A, yakni kelas para senior yang isinya hampir semua anak-anak nakal.

" Nah ini namaku, aku di kelas XB ternyata , yah kita jauhan deh.." Aku kembali mengeluh dengan menarik nafas dan membuangnya kasar.

" Ya udah kamu masuk , aku juga mau masuk kelas nih, nanti istirahat ke kelas aku " Annisa berlalu pergi masuk ke kelas barunya, meninggalkanku sendiri di depan kelas yang penghuninya sama sekali tak ku kenali seorangpun.

Sedangkan aku sendirian di depan kelas baruku, Aku  masuk ke dalam kelas, kelas yang sangat ramai . Rupanya hanya aku murid terakhir yang masuk ke kelas ini . Aku melihat ke sana kemari sambil berjalan, tidak ada satupun orang yang aku kenali di kelas ini. Hingga aku menemukan satu kursi yang masih kosong di meja barisan paling ujung.

" Boleh aku duduk di sini?" Aku mencoba menyapa seseorang, ia duduk seorang diri , matanya melirik ke sana kemari tampak kebingungan.

" Oh iya silahkan".. Ia menatapku dengan lembut, menggeser tubuhnya, lalu mempersilahkan aku duduk di sampingnya.

" Kayanya kita pernah ketemu deh" Aku duduk di sampingnya dan  mencoba membuka percakapan.

" Emang kamu dari SMP mana? oh ya namaku Fini " Ia menyodorkan tangannya, mengajakku bersalaman.

" Aku dari MTS Negeri 10, kamu? Namaku Naura '' Kamipun bersalaman.

" Oh ya, aku juga sama  loh dari MTS Negeri 10 , kebetulan sekali ya kita satu meja" Kata Fini.

Sebenarnya Fini anak yang pintar, dulu pun ketika di MTS dia termasuk anggota OSIS, tapi karena sifatnya yang pendiam dan cuek, jadinya tak semua orang mengenalnya, termasuk aku. Dulupun beberapa kali di waktu yang berbeda rasanya kita pernah berpapasan hanya saja aku tak begitu yakin kalo orang itu benar-benar Fini.

Dan sekarang Fini menjadi teman pertamaku, orang pertama yang ku ajak bicara di kelas yang serba asing ini.

" Selamat pagi anak anak" Wali kelas masuk ke kelasku dan mulai memperkenalkan diri.

" Pagi Buuu" Para murid menjawab serentak.

"Perkenalkan nama Ibu Tuti, selamat datang di MA AL LATIF, ibu akan menjadi wali kelas kalian , husus hari ini perkenalan saja jadi kalian tidak akan belajar.."

" Horeeeeee !! "Kami menjawab serentak.

Bu Tuti ini terkenal baik, ia seorang guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ia pula yang secara tidak langsung mengajarkanku untuk menjadi seorang penulis.

Untunglah hanya bu Tuti yang masuk hari ini, hari yang membosankan dan bikin sumpek, dengan teman dan kelas yang kaku.

Memang benar, sekolah hanyalah ajang mencari bakat, mengusir kegabutan juga sebuah pekerjaan dimana jika aku pergi ke sekolah aku akan mendapat uang saku dari mama. Ya setidaknya, itulah yang aku pikirkan.

Dan tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan selain menunggu bel istirahat atau bel pulang berbunyi. Benar, bahagia itu sederhana hanya dengan mendengar suara bel saja rasanya sudah sangat senang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!