NovelToon NovelToon

The Second Life

The Second Life

Hai Teman-teman pembaca sekalian. Semoga kita selalu diberkati kesehatan dan kebahagiaan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pembaca sekalian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membaca karya-karya saya. Sejauh ini saya memiliki total tiga karya dan novel berjudul "The Second Life" ini adalah karya keempat saya.

"The Second Life" adalah karya lanjutan dari novel saya yang berjudul "Farewell". Dimana pada novel " Farewell " berkisah tentang kehidupan pertama sang protagonis wanita (Felice) yang mulai berubah semenjak kematian adiknya (Feline).

Novel "Farewell" berkisar pada tema balas dendam dimana sang protagonis wanita rela melakukan apapun untuk membalaskan dendam adiknya.

Nah, di novel "The Second Life" ini menceritakan kehidupan kedua sang protagonis wanita yang mana menceritakan tentang usaha sang protagonis wanita (Felice) untuk merakit masa depan yang berbeda dari kehidupan lampaunya.

Begitulah kira-kira inti utama dari novel ini. Saya sangat berharap semoga para pembaca bisa menyukai karya ini dan semoga para pembaca sekalian bersedia membantu mempromosikan karya ini kepada keluarga atau teman-teman.

Tentu saja saya juga sangat berharap apabila ada kata-kata yang kurang mengenakkan di novel ini atau ada kesalahan dalam penulisan novel ini, semoga para pembaca bisa memakluminya. Sekian dari saya, terima kasih atas perhatiannya.

Salam sehat 🙏🏻

Bab 1: Kembali ke Masa Lalu

Seorang gadis kecil berusia 10 tahun sedang duduk di depan cermin dalam diam. Gadis kecil itu mengenakan gaun biru cerah dengan rambut yang diikat ekor kuda dan berhias pita merah muda. Meskipun gadis kecil itu sedang memandang cermin, namun pandangan matanya terlihat tidak fokus. Wajah mungilnya tampak penuh kebingungan.

"Kakak!"

Suara teriakan yang familiar membuat pupil gadis kecil itu menyusut seketika.

Suara ini...

"Kakak sudah selesai belum? Kok siap-siapnya lama kali! Mama sama Papa sudah di jalan loh!"

Seorang gadis kecil dengan gaun merah muda berdiri di depan pintu kamar dan menggembungkan pipinya sambil menatap cemberut pada Felice.

Feline...

Felice bisa merasakan perih menyelimuti hati dan pikirannya. Bayangan gadis kecil kesayangannya sekarang berdiri di dekatnya, gadis yang selalu didukakannya selama tujuh tahun. Mungkinkah dia akhirnya benar-benar menjadi gila? Pandangan Felice memburam seiring dengan rasa perih yang semakin menyengat mata dan hidungnya.

Feline tertegun ketika melihat kakak kesayangannya menangis dalam diam. Kepanikan menerpanya seketika. Dia langsung berlari ke sisi Felice dan dengan cemas mengambil setumpuk tisu di atas meja.

"Kakak ada apa? Jangan menangis, Feline minta maaf karena tadi membentak kakak. Jangan sedih, Kak..."

Sentuhan akrab menghangatkan hati Felice yang telah beku selama bertahun-tahun. Dia memeluk adik kesayangannya dengan erat seolah hidupnya bergantung padanya. Jika ini mimpi, maka biarlah dia menikmatinya walau hanya sejenak.

Feline memeluk kakaknya dan dengan hati-hati memanggilnya, "Kakak...?"

"Feline... Matahari kecil kakak..."

Kebingungan terpampang di wajah Feline. Kenapa kakaknya aneh sekali hari ini...

Kedua gadis kecil itu berpelukan erat seolah tidak ada hari esok lagi. Meskipun Feline tidak paham apa yang ada di pikiran kakaknya sekarang, tetapi dia tetap patuh membalas erat pelukan tiba-tiba Felice.

Setelah beberapa waktu Felice melepas pelukannya. Dia memandang adiknya dengan emosi rumit yang tidak dimengerti Feline. Sekarang pikiran Felice sudah memulihkan kejernihannya. Sentuhan ini, suara ini, semuanya terlalu nyata. Memandang kalender di meja rias, jantung Felice mengepal seketika.

Tahun di kalender menunjukkan kalau dia sekarang berada di usia 7 tahun. Felice tidak pernah percaya pada hal-hal gaib dan pembalikan waktu jelas-jelas di luar akal sehat manusia, tapi inilah kenyataannya. Dia kembali ke masa sebelum semuanya terjadi, Feline masih di sini. Semuanya belum dimulai.

"Kakak...," panggil Feline dengan kekhawatiran yang terpampang jelas di wajah kecilnya. Kondisi Felice membuatnya agak gugup. Menangis lalu melamun dengan ekspresi yang tidak bisa dia uraikan, kakaknya sangat aneh sekarang...

"Maaf Feline. Kakak cuma lagi badmood."

Feline tidak percaya, tapi dia tidak menusuk kebohongan kakaknya. Kalau kakaknya tidak ingin bicara, dia tidak akan memaksanya. Jangan sampai kakaknya menangis lagi.

Felice sebenarnya tidak begitu ingat lagi apa yang terjadi saat dia berusia 7 tahun, tapi dia berusaha menutupinya dengan sempurna dan mengajak adiknya turun dengan ekspresi ceria.

Mengingat apa yang dikatakan Feline tadi, orang tua mereka pasti sedang dalam perjalanan pulang. Hubungan kedua orang tuanya sudah mulai merenggang dan ini adalah fase dimana mereka menjadikan pekerjaan sebagai prioritas pertama mereka.

Perasaan Felice sekarang agak rumit. Dia senang karena telah kembali ke saat dimana Feline masih hidup, tetapi itu artinya dia harus menghadapi kedua orang tua mereka yang masih acuh tak acuh di timeline ini. Sikap ini tidak menjadi masalah untuknya, tapi kalau ingin merubah masa depan buruk mereka dia perlu memperbaiki situasi ini. Kali ini dia bertekad untuk melakukan apa pun untuk memastikan nasib Feline tidak terulang lagi.

Kedua gadis kecil itu menunggu di sofa ruang tamu dengan antisipasi yang riang, tapi nyatanya hanya Feline, sang adik seorang yang serius menunggu kepulangan orang tua mereka.

Felice samar-samar menatap sekelilingnya, ruangan ini memberinya suasana yang familiar namun juga tidak. Setelah Feline meninggal beberapa dekorasi telah diganti dan ditambah, bahkan ketika dia kembali dari Amerika banyak hal yang diubah. Tapi saat itu Felice tidak terlalu memperhatikannya karena tidak peduli berapa banyak yang berubah, sudah tidak ada lagi kehangatan dan keharmonisan murni di rumah keluarga mereka.

Ingatan kehidupan lampau Felice kembali berputar di benaknya. Kebencian yang selalu dibawanya kemana-mana, orang-orang yang pernah melintas dalam kehidupannya, segala perbuatan luar biasa yang pernah dilakukannya, dan masih ada banyak lagi. Semuanya seperti film dokumenter yang tersimpan di memorinya.

Kilasan memori itu mandek saat berhenti di gambar kedua orang tuanya. Selama dua tahun setelah kematian Feline, orang tuanya berusaha menembus kepedihan mereka dengan mencurahkan semua kasih sayang mereka untuknya. Kedua orang tuanya berharap membangun kastil mimpi untuk mulai merakit kata 'harmonis' dalam keluarga mereka. Harapan itu sudah serapuh serpihan es retak, tapi dirinya mengambil jalan berduri yang memukul hancur ilusi keluarga harmonis yang dibangun orang tuanya.

Felice memandang adiknya yang selalu memandang jam dinding dengan gelisah setiap beberapa menit. Tidak seperti Feline yang tidak sabar menunggu kepulangan orang tua mereka, Felice ragu ayah dan ibu mereka bisa pulang. Dalam kenangannya, sudah tidak terhitung berapa kali orang tua mereka melanggar janji manis yang mereka kait. Dalam periode ini, hubungan ayah dan ibu mereka tampaknya sudah mulai merenggang. Keduanya lebih betah menghabiskan pikiran mereka pada pekerjaan dibandingkan keluarga.

Hari ini mereka mungkin juga tidak akan pulang sama seperti biasa-

Klik

Suara pintu terbuka membuat renungan Felice buyar.

"Papa Mama akhirnya pulang!"

Kicauan riang adiknya menembus jauh ke hatinya menimbulkan sedikit riak jauh di kedamaian pikirannya saat seutas kebingungan terjalin bersama. Papa dan Mama pulang?

Felice menatap punggung adiknya yang berlari ke pintu dan memeluk dua sosok yang dikenalnya. Punggungnya kaku seolah dirantai ke kursi ketika melihat adegan kasih sayang di depannya.

Papa dan Mama tersenyum?

Ini berbeda dari sosok orang tua yang dikenalnya. Senyuman itu sangat tulus tanpa deteksi kepalsuan seolah memang sudah seharusnya seperti itu. Ekspresi tulus kedua sosok itu tumpang tindih dengan senyuman palsu yang melekat di benak Felice.

Ayah mereka mengalihkan pandangannya dari Feline dan menatap Felice yang duduk di sofa dengan pandangan tanya yang sayang seolah sedang menanyakan apa yang mengganggu pikiran sang kakak. Ibu mereka juga mengalihkan perhatiannya pada sang putri sulung dan dengan lembut bertanya, "Felice, kenapa kamu diam saja di sana? Ayo kemari, Nak. Beri Papa sama Mama pelukan selamat datang kembali."

Nafas Felice tertahan sedetik sebelum dia turun dari sofa dan berjalan menuju ketiga anggota keluarganya dengan perlahan. Setiap langkah serasa menarik kakinya jatuh lebih berat ke lantai hingga akhirnya dia berhenti di depan kedua orang dewasa itu sebelum pasangan itu memeluk lembut putri sulung mereka.

Hangat.

Itulah perasaan pertama Felice. Kehangatan kedua yang dirasakannya setelah kembali ke dunia ini. Memejamkan matanya, Felice membalas pelukan itu dengan senyuman tulus yang entah kapan terakhir kalinya dia lakukan. Semuanya memang berbeda yang agak di luar dugaan, tapi mungkin ini tidak terlalu buruk.

Aku kembali Pa, Ma.

Bab 2: Kehangatan Mama

Namaku Felice. Aku sekarang berusia tujuh tahun, namun faktanya usia mentalku jauh lebih dewasa dari yang ditunjukkan penampilanku. Jiwa di tubuh kecil ini adalah jiwa orang dewasa yang telah melalui berbagai cobaan dan penderitaan karena aku ini sebenarnya adalah jiwa yang berasal dari masa depan.

Aku memiliki seorang adik perempuan seusiaku yang sangat imut dan sangat kucintai, namanya adalah Feline dan sekarang sedang berlarian di tengah hamparan bunga mengejar seekor kupu-kupu biru yang mungil. Wanita cantik dan pria berjas di sampingku adalah ayah dan ibu kami.

Huh...

Untuk kesekian kalinya Felice menghela nafas secara mental. Sudah ada dua minggu semenjak kelahiran kembalinya di masa ini dan dalam dua minggu ini semua yang dia lihat dan alami agak berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Contohnya seperti hubungan kedua orang tuanya sekarang. Ibunya menyiapkan makan siang mereka dan ayahnya dengan senang hati membantu di sisi ibunya tanpa diminta. Pasangan ini terlihat sama harmonisnya seperti pasangan pada umumnya yang jelas berbeda dari kesan yang selalu melekat erat di benaknya. Seharusnya tidak seperti ini, jelas-jelas hubungan kedua orang tuanya sudah berada di titik keretakan hingga bahkan kasih sayang sederhana pun mereka palsukan.

"Felice ayo panggil adikmu untuk makan siang," ujar ibunya dengan lembut.

Felice mengangguk dengan patuh sebelum berlari ke sisi Feline. Melihat punggung putri sulungnya, senyuman sang ibu perlahan memudar dan sekilas keraguan terlihat di wajahnya. 

"Ada apa?" tanya sang ayah ketika menyadari perubahan suasana hati istrinya.

"Semenjak kita pulang ke rumah dua minggu lalu, entah mengapa aku selalu merasa kalau putri sulung kita agak berbeda dari biasanya. Rasanya dia lebih sering termenung sendiri dan sepertinya juga agak sedih," jawab sang ibu.

Pria itu terdiam sejenak sebelum ikut mengamati Felice dan berkata, "Aku juga merasa janggal. Sebelumnya Feline pernah mengatakan padaku kalau Felice menangis di pelukannya sebelum kita pulang saat itu."

"Mengapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?" tanya sang ibu dengan seutas kecemasan dan ketidaksenangan pada suaminya.

"Awalnya kupikir ini bukan masalah besar dan aku tidak ingin menambah beban pikiranmu, tapi tampaknya keputusanku salah. Mungkin kamu harus meluangkan waktu untuk berbicara dengan Felice secara pribadi," balas sang ayah dengan pelan saat melihat kedua putrinya mendekati mereka.

......................

Seorang gadis kecil sedang berbaring di kasur lembut dan tertidur nyenyak, namun tidak lama kemudian kedamaian itu pecah saat keringat dingin mulai terbentuk di dahi sang anak. Keningnya berkerut dalam dan bibirnya ikut bergetar seakan sedang terjebak dalam sebuah teror yang mendebarkan. Tak lama kemudian gadis kecil itu membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya dengan kilatan ngeri yang tak ketara.

Felice menghela nafas berat setelah mengenali langit-langit kamarnya sendiri. Dia menggosok keningnya sebelum menutup matanya dengan kedua tangannya.

Ternyata hanya mimpi...

Kenangan di masa lalu kembali menghantui Felice. Dia memimpikan kematian Feline yang menjadi awal dari kegelapan dalam hidupnya. Dia memimpikan bagaimana kehidupannya di Amerika, bagaimana dia kembali ke Indonesia dan memulai rencana balas dendamnya. Dan dia juga memimpikan orang itu...

Entah bagaimana keadaannya di dunia itu. Semoga dia menemukan solusi untuk kesehatannya...

Felice tersenyum miris mengingat pemuda yang usianya hanya terpaut 4 tahun dari dirinya. Sosok yang masih begitu muda, namun telah mampu mengambil peran sebagai seorang guru baginya. Dia tidak mengharapkan orang itu untuk mengingatnya setelah dia memutuskan untuk meninggalkan segalanya demi balas dendam. Mungkin orang itu juga telah menemukan pengganti dirinya, tapi Felice masih enggan. Dia tidak tahu apakah penggantinya mampu melakukan semuanya sebaik dirinya, dia tidak tahu apakah penggantinya itu bisa setia pada orang itu sama seperti dirinya.

Dan yang terpenting, Felice selalu berharap gurunya bisa kembali menjalani kehidupan seperti orang normal. Mengingat pemuda yang sakit-sakitan itu membuat hatinya merasa tidak nyaman seperti sesuatu tersangkut di dalamnya.

Tok tok tok

Ketukan pintu mengalihkan perhatian Felice. Dia turun dari kasurnya dan pergi membuka pintu untuk pengunjung di depan.

"Mama"

Wanita yang dipanggil 'mama' oleh Felice tersenyum lembut sambil memasuki kamar anaknya. Felice menutup pintu sebelum kembali ke kasurnya tempat ibunya duduk. Dia menatap ibunya dengan tanda tanya samar sambil menunggu ibunya menjelaskan alasan kunjungan di pagi buta ini.

Sang ibu mengambil kedua tangan mungil putrinya di telapak tangannya dan dengan lembut bertanya, "Mimpi buruk?"

Felice terdiam. Mungkin wajahnya saat ini masih pucat atau mungkin karena keringat di tubuhnya yang membuat ibunya sampai pada kesimpulan ini. Diamnya Felice menegaskan tebakan ibunya. Wanita itu menarik putrinya yang berusia 7 tahun itu ke pangkuannya dan membelai sayang rambut berantakan putrinya.

"Mau cerita sama Mama soal mimpi buruk kakak pintar kita?"

Felice masih diam. Ceritakan soal masa lalu kelamnya? Mana mungkin...

Kalau di hari-hari biasanya, Felice pasti akan memikirkan cara untuk merangkai kebohongan kecil yang senyata mungkin untuk menyembunyikan rahasianya. Tidak sulit untuk mengelabui orang lain setelah semua pelatihan yang diterimanya, bahkan kalau pun itu adalah ibunya yang merupakan seorang psikiater. Tapi sekarang dia benar-benar tidak mood untuk memikirkan pendapat orang lain, terserah bagaimana ibunya akan menebak.

Wanita itu menunggu selama beberapa menit diam, setelah memastikan kalau Felice tidak berniat membuka hatinya wanita itu tidak marah. Dia memeluk putrinya dan tersenyum, "Mama tidak tahu mimpi buruk apa yang menghantuimu, tapi Mama tahu kalau putri Mama sedang terganggu akan sesuatu selama dua minggu ini. Kalau Felice tidak mau cerita tidak masalah, Mama cuma mau bilang kalau kita sebagai manusia tidak bisa mengatur apa yang terjadi di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha untuk mengatasi atau mungkin memperbaiki masalah kita. Jadi Sayang, kalau ada sesuatu yang tidak bisa kamu selesaikan sendirian kamu bebas mencari Papa dan Mama kapanpun. Papa sama Mama akan selalu siap menjadi pendengar yang baik untuk kamu dan Feline."

Felice membalas pelukan ibunya. Hangat... Setidaknya sekarang tidak terlalu dingin seperti sebelumnya. Selama dua minggu observasi, dia bisa melihat perbedaan hubungan kedua orang tuanya dengan ingatan kehidupan sebelumnya. Tidak ada keretakan dalam hubungan orang tuanya di tahun ini dan keluarga mereka masih sama tanpa tanda-tanda keterasingan.

Ibunya benar, semua yang terjadi di masa lalu tidak bisa diubah. Semua kenangan buruk itu tetap akan merekat di pikirannya, tapi itu adalah masa lalu. Di dunia ini semuanya masih belum terjadi. Dia memiliki kesempatan untuk memicu akhirnya cerita yang lebih baik.

Felice memejamkan matanya dan tersenyum tipis. Mungkin dia seharusnya melepaskan masa lalu dan hanya fokus pada apa yang dimilikinya sekarang.

Semuanya telah menjadi masa lalu. Aku juga seharusnya mulai move on...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!