NovelToon NovelToon

Teleportasi Kedunia Kerajaan

Bab 1 : sebuah kalung liontin

Seorang gadis yang sedang berdiri merentangkan tangannya menikmati terpaan air hujan yang membasahi tubuhnya.

“Arggghhh” teriak sang gadis yang mulai jatuh bersimpuh lemas.

“Dunia memang tak adil, semua berpihak pada yang lebih tinggi” lirihnya yang mulai meneteskan air mata.

Audrey Lestari gadis yang kini menangis meratapi hidupnya. Dia lelah dengan semuanya, semua orang tak pernah menghargai kehadirannya. Bahkan keluarganya pun tak pernah mengganggapnya ada.

Ibu tirinya nya dan kaka tirinya yang selalu mencemoohnya, dan ayah nya orang satu-satunya yang menyayanginya entah pergi kemana tak pernah kembali.

Audrey mulai bangkit dan mulai menelusuri jalanan yang sepi dengan langkah gontai.

“Andai aku seperti seorang putri di sebuah dongeng, pasti hidupku bahagia” lirihnya.

Brukk

Tak sengaja dia menabrak seorang nenek tua.

“Oh ya ampun, maafkan saya, saya tak sengaja menabrak anda” ucap Audrey.

Sang nenek hanya tersenyum saja. “Kalung anda jatuh, biar saya ambilkan” ucap Audrey dan mengambil sebuah kalung liontin yang terjatuh cukup jauh dari tempatnya.

Ketika akan memberikan kalung liontin pada nenek, nenek tersebut sudah tak ada di tempat semula ia berdiri.

“Dimana nenek yang tadi, kalungnya tertinggal” gumam Audrey melihat kanan dan kiri nya tapi tak ada seorang pun di situ kecuali dirinya.

“Pakailah kalung itu nak, kau berhak bahagia” tiba-tiba ada suara yang entah dari mana.

Audrey mencari sumber suara tapi nihil dia tak menemukan sang nenek.

Tiba-tiba kalung lionting tersebut memancarkan cahaya yang sangat silau.

Audrey menutup matanya. Ketika dia membuka matanya betapa kagetnya dia sudah berada di tempat yang berbeda.

Tempat ini sangat asing baginya, bagaimana tak asing tempat ini seperti jaman dulu, semua orang memakai pakaian kuno.

“Hei siapa kau?” tanya seorang pria berperawakan tinggi besar dengan membawa tombak tak lupa pakaiannya yang seperti akan berperang.

“Kau penyusup ya?” tanya nya lagi.

Audrey hanya diam saja, “Aku dimana? Tempat apa ini? Dan kau siapa?” begitu banyak pertanyaan yang di lontarkan Audrey.

Pria itu hanya bengong, dia melihat kalung liontin yang dipakai oleh Audrey dan lansung meyeret Audrey pergi.

“Hey kau mau bawa aku kemana? Lepaskan aku, aku ingin pulang” Audrey berteriak cukup keras hingga semua mata menatapnya aneh.

***

“Yang mulia raja saya menemukan gadis aneh ini di ujung perairan kerajaan, dan dia menggunakan kalung liontin kerajaan” ucap lelaki yang tadi membawa Audrey.

Sang raja menatap kalung yang dipakai Audrey, lalu menatap Audrey dengan tatapan yang dingin.

Setelah membawa Audrey kehadapan sang raja dia segera pergi untuk melanjutkan tugasnya.

Audrey menatap sekelilingnya dia begitu kagum dengan bangunan tersebut, sederhana tapi begitu elegant, sepertinya dia berada di sebuah istana yang seperti di dongeng yang dia baca.

“Siapa kau? Mengapa kau ada di sini?” suara dingin itu membuat Audrey menoleh pada pria paruhbaya yang duduk di depannya.

Audrey mengerutkan keningnya, “Seharusnya aku yang bertanya padamu tuan, aku sedang berada dimana?” tanya Audrey.

“Kau sedang berada di kerajaan ku, Kerajaan Magixion” ucap pria tersebut yang di ketahui bahwa dia adalah seorang raja kerajaan.

“Kerajaan Magixion?” beo Audrey bingung.

Laksamana Zanxavier, sang raja mengangguk, “Iya, dan siapa kau? Kenapa pakaian mu seperti itu?” tanya raja melihat Audrey dari atas hingga bawah.

Audrey tak menjawab dia mengeluarkan ponsel nya, “Astaga kenapa tak ada sinyal” ketika membuka ponselnya dia tak bisa melihat keberadaan dirinya di google maps.

“Kau tidak akan menemukannya di benda aneh mu itu, karena ini dunia kerajaan” saut sang raja saat Audrey mencari di ponselnya.

“APA?!”

“Kenapa kau keget seperti itu?”

“Aku harus pulang, ini bukan tempatku” ketika Audrey akan pergi dia segera di tahan dan ditarik agar duduk kembali.

“Kau sudah masuk ke dalam kerajaan ku dan kau tidak bisa keluar begitu saja” ucap sang raja menatap Audrey tajam.

“Tapi aku harus pulang” lirih Audrey

“Aku dari dunia masa depan, dan aku harus kembali kedunia ku, dan ini bukan dunia ku” lanjut Audrey dan menatap lekat mata sang raja.

“Rupanya kau dari dunia jahat” ucap sang raja.

“Yang mulia tahu tentang dunia ku?” tanya Audrey melihat sang raja seperti menahan marah.

“Ya, aku mengetahuinya, semua orang di duniamu lebih kejam dari pada di duniaku” jawabnya tegas.

“Iya mereka sangatlah jahat” lirih Audrey.

“Apakah kau termasuk orang jahat juga?” tanya sang raja menatap Audrey menyelidik

“bukan, aku hanya lah orang yang lemah dan tidak bisa melakukan kejahatan, tapi mereka melakukannya padaku” gumam Audrey menunduk.

“Maksudmu?”

“Ah tidak, aku bukan lah orang yang jahat tenang saja” ucap Audrey tersenyum simpul.

Raja menatap Audrey tak percaya, “Pengawal segera bawa gadis ini” ucap sang raja pada pengawalnya.

Pengawal itu segera membawa Audrey pergi, “Lepaskan aku, aku memang tak jahat, yang mulia raja aku mohon lepaskan aku” Audrey mencoba memberontak tapi dengan tubuhnya yang kecil tak bisa melawan dua pengawal yang tubuhnya lebih besar darinya.

“Aku mohon lepaskan aku” Audrey menatap sang raja dengan mata memelas.

“Segera bawa dia” ucap sang raja dingin.

“Baik yang mulia”

“Laksamana lepaskan dia......

***

maaf ya kalau ceritanya kurang seru, baru permulaan soalnya.

minta kritikan dan saran yang mendukung ya ka, biar tambah semangat ngetiknya.

selamat membaca semoga suka, tunggu bab selanjutnya. ☺️

Bab 2 : dua pangeran tampan

Semua menoleh pada orang tersebut, “Ibu apa yang kau katakan, dia adalah penyusup, dia juga yang telah mencuri kalung milik ibu, dia pasti orang jahat ibu” ucap sang raja menghampiri ibunda nya.

“Laksamana aku bilang lepaskan dia” ucapnya menatap tajam anak semata wayangnya.

Raja menghela nafas kasar, “Baiklah, pengawal lepaskan dia” ucapnya memerintahkan pengawalnya, dan segera berlalu pergi.

Para pengawalnya segera melepaskan Audrey. Audrey memegang tangan nya yang sedikit sakit.

“Maafkan anak nenek ya, dia memang seperti itu orangnya, nak kemarilah” ucap sang nenek tersenyum hangat pada Audrey.

Audrey membalas senyuman nenek dan segera menghampiri sang nenek.

“Hmm, kau bukan kah nenek yang tadi tak sengaja ku tabrak?” ucap Audrey.

Nek Cheyom tersenyum pada Audrey, “Iya, siapa nama mu nak?” tanya nya lembut dan menuntun Audrey untuk duduk.

“Audrey Lestari nek” jawabnya tersenyum.

“Nama yang cantik seperti orang nya” Nenek membelai surai hitam Audrey lembut.

“Oh iya, ini bukankah kalung milik anda” Audrey memberikan kalung liontin tersebut pada nenek.

Nenek menerima kalung tersebut dan tersenyum, “Tapi ini sudah menjadi milikmu sekarang” lalu nenek memasangkan kalung tersebut pada Audrey.

“Tapi nek-” ucapan Audrey terpotong.

“Terimalah saja ini hadiah untukmu, kau adalah orang terpilih” ucapnya cepat seraya tersenyum hangat, Audrey membalas senyuman nenek.

“Terimakasih nek” ucap Audrey.

“Pelayan antarkan Audrey untuk membersihkan diri dan beristirahat” Nenek memerintahkan para pelayan.

“Baik ibunda ratu” ucapnya dan menunduk hormat.

“Mari nona”

Audrey mentap nenek, nenek hanya mengaguk dan tersenyum. Audrey lalu mengikuti dua pelayan yang akan mengantar kan nya.

Selama perjalanan ke tempat pemandian Audrey menatap sekitarnya yang begitu asri dan netra matanya tak sengaja menatap seorang pria tampan yang sedang memanah.

Tatapan mereka saling beradu, Audrey tersenyum manis pada pria tersebut. Pria itu memalingkan wajahnya dan fokus kembali pada panahannya.

Bruk

Saking fokusnya pada pria tersebut Audrey tak memperhatikan jalannya hingga ia tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh.

“Apakah kau tak apa?” tanya orang tersebut mengulurkan tangan nya pada Audrey.

Audrey menatap uluran tangan tersebut, ada perasaan senang di hatinya saat ada yang mau menolong nya ketika dia terjatuh, biasanya semua orang akan acuh saja dan tak ada yang menolong nya.

Audrey menerima uluran tangan tersebut, “Ah iya aku tak apa, mm maaf aku tak sengaja menabrak anda” ucap Audrey.

Pria tersebut hanya tersenyum. “Nona” Audrey mengalihkan tatapan pada pelayan tersebut.

“Pangeran, kami permisi” ucapnya menunduk hormat lalu segera pergi di susul Audrey di belakangnya.

“Hmm apa kah yang tadi adalah pangeran disini?” tanya Audrey penasaran pada pelayan.

“Iya nona dia pangeran pertama namanya adalah Cleo Zanxavier, dan pangeran yang ke dua adalah Xelo Zanxavier, dia adalah adiknya pangeran Cleo” jelas salah satu pelayan.

Audrey hanya memangut-mangut mengerti, “Oh ya dimana pangeran yang kedua?” tanya Audrey lagi.

“Yang tadi sedang memanah nona” jawabnya.

‘Oh ternyata yang itu, tak jauh berbeda dengan pangeran pertama, tampan hehe’ Audrey membatin sembari tersenyum-senyum sendiri.

“Nona kita sudah sampai, biar saya siapkan pemandian untuk anda” ucap salah satu pelayan yang lain dan akan menyiapkan nya untuk Audrey.

Audrey menahan pelayan tersebut, “Tidak usah, tidak papa biar aku saja yang siapkan, aku bisa sendiri ko” Audrey tak enak jika dia merepotkan orang lain.

“Tak apa nona, ini perintah dari ibunda ratu” jawabnya dan langsung menyiapkan tanpa mendapat persetujuan lagi dari Audrey.

“Terimakasih banyak” ucap Audrey tulus.

“Sama-sama, ya sudah kalau begitu kami pamit keluar” sautnya dan menunduk tanda hormat.

Ketika pelayan tersebut sudah keluar Audrey melihat sekeliling tempat pemandian tersebut yang tidak terlalu tertutup.

“Apakah tidak ada yang melihatku mandi?” gumam Audrey bertanya pada dirinya sendiri.

“Ah mungkin tidak ada”

Setelah memastikan bahwa aman dia segera melucuti pakaiannya dan mulai berendam di dalam kolam pemandian tersebut.

“Apakah seperti ini rasanya orang kaya ketika mandi, berendam di dalam kolam yang hangat, hmm nyamannya” gumamnya.

Audrey merasakan sensasi yang berbeda dia memejamkan matanya untuk merileks kan pikirannya yang sangat rumit.

Setelah selesai Audrey segera keluar kolam dan mengambil handuk yang sudah di sediakan.

“Aku harus memakai pakaian apa? Pakaian ku yang ini sudah kotor sekali” ucap Audrey sembari melihat pakaiannya yang sangat kotor dan lusuh.

Tok tok tok

“Permisi nona, apakah anda sudah selesai?” tanya pelayan dari luar.

“Ah iya aku sudah selesai”

Pelayan tersebut masuk dan menghampiri Audrey yang sedang menatapnya.

“Ini nona pakaian dari ibunda ratu” pelayan tersebut memberikan sebuah pakaian yang kuno, persis yang di pakai oleh nenek tadi.

Audrey melihat pakaian tersebut lalu menerimanya, “Terimakasih” ucapnya tersenyum.

“Iya nona, kalau begitu saya tunggu nona di luar” lalu pelayan tersebut pamit untuk menunggu Audrey di luar.

Audrey melihat pakaian tersebut dengan bingung, “Bagaimana cara memakainya? Apakah sama saja cara memakai nya?” Audrey terus saja bertanya pada dirinya sendiri.

“Ah mungkin seperti ini” Audrey mencoba memakai nya.

“Nah benarkan, ternyata aku tidak begitu bodoh” ucapnya dan merapihkan nya.

Audrey melihat dirinya di pantulan cermin, “Ternyata aku cantik juga, apakah aku sudah seperti seorang putri yang ada di sebuah dongeng?” Audrey menatap sendu dirinya sendiri.

“Seperti ini kah perlakuan mereka padaku ketika aku lebih tinggi darinya?”

“Ternyata sangat menyenangkan” sendunya tak terasa air mata mulai membasahi pipinya

“Nona, apakah anda sudah selesai” suara pelayan membuyarkan lamunan Audrey.

Audrey segera menghapus air matanya, “Ah iya aku sudah selesai tunggu sebentar” Audrey merapihkan kembali penampilannya lalu dia segera keluar menemui sang pelayan.

Para pelayan melihat Audrey menghampirinya, “Nona kau sangat cantik” pujinya pada Audrey.

Audrey hanya tersenyum, “Terimakasih, tapi kalian berdua juga cantik, semua wanita cantik tidak ada yang tampan bukan?” tanya Audrey terkekeh.

kedua pelayan tersebut tersenyum dan mengangguk, “Nona mari anda sudah di tunggu oleh ibunda ratu” ucap salah satu pelayan lalu menunjuk kan jalan pada Audrey.

***

Terimakasih sudah membaca, dan selamat membaca di bab selanjutnya, Bye Bye.....

Bab 3 : sebuah lukisan

Nenek melihat Audrey yang sedang menghampirinya, “Kemarilah nak, duduk” saut nenek menyurh Audrey duduk di sampingnya.

Audrey tersenyum lalu duduk di samping nenek.

“Kau sangat cantik nak memakai pakaian ini” ucap nenek yang melihat penampilan Audrey yang berbeda dari sebelumnya.

“Terimaksih nek”

Nenek tersenyum, “Ayo makan lah dulu, kau pasti laparkan” nenek menyodorkan makanan di atas meja.

Audrey melihat begitu banyak hidangan makanan di hadapannya saat ini.

“Kenapa hanya kau lihat, makan lah ini sangat enak” ucap nenek yang melihat Audrey hanya menatapnya tanpa menyentuhnya sedikitpun.

“I-iya” saut Audrey gugup.

Audrey bingung dengan makanan yang ada di hadapannya saat ini, makanan ini sangat berbeda dengan yang biasa ia makan. Dia pun bingung bagaimana cara memakan nya.

“Walaupun makanan di dunia mu dan di dunia ini berbeda tapi rasanya tak kalah enaknya dengan makanan mu”

Audrey tersenyum canggung, “Nenek makanlah terlebih dahulu, tak enak jika aku mendahulukan anda makan” Audrey mempersilahkan agar nenek makan terlebih dahulu.

“Tidak, aku sudah makan kau saja makanlah nak”

“Kalau nenek tak mau makan aku pun tak mau makan”

“hmm baiklah kalau begitu nenek makan ya nak” nenek mengambil salah satu makanan yang ada di atas meja lalu memakannya.

Audrey memperhatikan nenek lalu tersenyum saat tau cara memakannya.

“Sekarang kau makan lah, pasti kau sangatlah lapar” ucap nenek.

Audrey pun mengambil salah satu makanan dan mulai memakannya, “Bagaimana enak kan?” tanya nenek.

Audrey mengangguk, “Iya nek” jawabnya tersenyum.

“Oh ya apakah kau mau melihat sekeliling kerajaan ini?” tanya nenek.

“Bolehkah aku melihatnya?”

“Tentu saja boleh dong sayang, biar kau hafal letak setiap tempat di kerajaan ini” ucap nenek tersenyum.

Audrey mengaguk antusias, dia tak sabar ingin segera berkeliling kerajaan, dia ingin tau ada hal baru apa yang dia temukan nantinya.

Setelah selesai makan, seperti janji nenek pada Audrey untuk berkeliling kerajaan. Dan sekarang mereka sedang berjalan di sebuah taman yang indah.

“Ini tempat favorit pangeran kedua” ucap nenek.

Audrey melihat sekelilingnya, ya tempat ini sanagat lah nyaman dan damai. Pantas saja jika ini menjadi tempat fovorit pangeran.

“Kita duduk dulu nak nenek sangatlah lelah” ucap nenek dan duduk di bangku yang tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

“Nek boleh kah aku bertanya?” Audrey menatap sang nenek.

“Boleh sayang, kau mau bertanya apa?”

“Kenapa Audrey adalah orang terpilih nek? Orang terpilih untuk apa nek?” tanya Audrey.

Nenek tersenyum, “Nanti kau juga akan mengetahuinya sayang” saut nenek menatap ke arah depan.

Tiba-tiba ada salah satu pengawal menghampiri mereka, “Permisi ibunda ratu” pengawal menunduk hormat.

“Ada apa?”

“Saya di perintahkan oleh yang mulia raja untuk memanggil ibunda ratu”

“Kenapa Laksamana memanggil ku?”

“Saya tidak tau ibunda ratu, tapi sepertinya ada hal penting yang akan di sampaikan oleh yang mulia raja pada ibunda ratu”

Nenek menghela nafas pelan, “Audrey, tak apa kan jika nenek meninggalkan mu sendiri?” nenek memegang tangan Audrey.

Audrey tersenyum, “Tak apa nek, mungkin ini hal yang sangat penting” ucap Audrey.

“Baiklah kalau begitu nenek tinggal”

Audrey mengaguk, nenek bangkit dan pergi di ikuti para pelayan dan pengawal di belakangnya.

Seperginya nenek, Audrey melihat sekelilingnya dan ada beberapa pengawal yang menjaganya, mungkin pengawal tersebut utusan dari yang mulia raja.

Tapi Audrey tak menghiraukannya dan memutuskan untuk menuju kolam ikan dan duduk di tepian kolam.

Audrey melihat ikan yang indah sedang berenang, Audrey memasukan tangannya untuk memegang ikan tersebut.

Tapi Audrey di kagetkan oleh suara seseorang, “Apakah kau ingin membuat ikan nya mabok dan mati” ucapnya dingin.

Audrey kaget dan melihat pada sumber suara, Audrey segera berdiri dan menunduk hormat.

Ketika siapa yang berbicara padanya adalah pangeran, “Maafkan aku, aku tak bermaksud” ucapnya menunduk.

“Siapa kau? Mengapa kau berkeliaran di kerajaan ku” ucapnya menatap Audrey sinis.

“Aku Audrey dari dunia masa depan, apakah kau adalah pangeran kedua?” tanya Audrey.

Karena setau dia pangeran pertama auranya hangat sedangkan pangeran yang ada dihadapannya saat ini memiliki aura yang dingin.

“Bukan urusan mu” ucapnya lalu pergi.

“Tunggu sebentar”

Perkataan Audrey menghentikan langkah pangeran, “Siapa namamu?” Audrey berbasa-basi agar dia bisa lebih lama mengobrol dengan pangeran.

Pangeran hanya berdecak kesal, “Ck, kubilang bukan urusanmu” ucapnya lalu melanjutka langkahnya.

‘Dia begitu dingin dan cuek’ batin Audrey melihat punggung pangeran yang mulai menjauh.

***

Audrey kembali mengelilingi kerajaan yang cukup luas.

“Hey lukisan apa ini?” gumam Audrey ketika melihat sebuah lukisan yang unik tapi terkesan indah.

Audrey terus saja memperhatikan sebuah lukisan itu hingga deheman seseorang mengagetkan nya, “Ekhemm”

Audrey menoleh lalu tersenyum dan menunduk hormat, “Pangeran” ucapnya.

“Kau mengetahui aku adalah pangeran?” tanya nya.

“Iya” jawabnya tersenyum.

“Siapa kau, mengapa kau ada di sini?” tanyanya lagi.

“Aku Audrey dari dunia masa depan” Audrey memperkenalkan dirinya.

“Ohh begitu, kalau begitu perkenalkan saya Cleo” ucapnya tersenyum.

Audrey mebalas senyumannya, “Ah iya kalau boleh tau ini lukisan apa?” tanya Audrey.

“Ini adalah subuah lukisan yang memiliki sebuah arti yang mendalam” jawabnya sembari menatap lukisan tersebut.

“Memang ini lukisan apa?”

“Apakah kau melihat wanita ini?” tanya nya sembari menujuk seorang wanita yang sedang terbaring.

“Iya aku melihatnya, kenapa dia?”

“Dia sedang tidur, menjelajahi alam mimpinya sangat lah lama”

“Dan kau melihat sebuah cahaya itu” lanjutnya lagi.

“Iya” Audrey mengangguk.

“Cahaya inilah yang nantinya akan menolong wanita tersebut untuk terbangun dari mimpinya”

“Dan apakah kau melihat orang-orang ini yang melingkari wanita tersebut dan satu wanita di pinggir wanita yang sedang tertidur?” tanya nya lagi.

“Iya, ada apa dengan mereka semua?”

“Orang yang melingkarinya adalah orang yang sedang menunggu wanita ini agar terbangun mereka sangatlah cemas dan khawatir, dan wanita satu ini adalah wanita yang akan membawa cahaya tersebut” jelasnya.

Audrey melihat pangeran yang terus menatap Lukisan tersebut dengan penuh harap.

“Pangeran mengapa kau begitu mengetahui setiap detail nya dari lukisan ini?” tanya Audrey.

“Karena aku yang melukisnya” jawabnya cepat.

“Benarkah? Pangeran lukisan mu sangat indah, kau pandai melukis” ucap Audrey tersenyum.

“Kenapa kau melukis gambar tersebut?” tanya Audrey menatap pangeran Cleo.

“Karena lukisan ini menggambarkan sebuah kejadian yang akan terjadi suatu saat nanti” ucapnya.

“Mengapa kau begitu yakin pangeran?” tanya Audrey ketika melihat keyakinan di mata pangeran.

“Aku yakin dan itu pasti akan terjadi” jawabnya yakin sangat yakin.

Audrey mengaguk paham, “Pangerah bolehkah aku bertanya padamu?” tanya Audrey.

***

**Jangan lupa kasih like ya guys dan kasih kritikan serta saran untuk author.

Kalau ada kata yang typo maaf maklumi saja hehe😃.

Terimakasih, selamat membaca di bab selanjutnya, Bye Bye👋😊**.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!