NovelToon NovelToon

The Devil Tears : Lord of The Night

Arc 1 Chapter 1 : Kota Elea

Benua Asgardia tempat dimana ras manusia, dwarf elf, iblis dan demihuman hidup. Pada masa lalu, benua Asgardia hanya dihuni oleh manusia manusia dan dwarf, namun 700 tahun yang lalu, ras iblis menginvasi benua Asgardia.

Sehingga para manusia dan dwarf harus meminta bantuan kepada bangsa elf yang tinggal benua Elkina untuk mencegah bangsa iblis menguasai benua Asgardia. Setelah sekian lama bertarung, Aliansi Manusia, Dwarf dan elf memojokkan pasukan raja iblis dan 8 pahlawan dari aliansi berhasil menyegel raja iblis.

Pada saat ini, segel sihir raja iblis dijaga ketat oleh kesatria suci Dewi Juliana. Sisa – sisa iblis dan monster pengikut raja iblis sekarang menyebar dan bersembunyi.

Diantara para iblis yang tersebar, ada yang berencana membangkitkan kembali raja iblis kembali untuk membalas kekalahan yang mereka alami.

Setelah perang berakhir para pahlawan mendirikan masing – masing sebuah negeri berdasarkan dari tempat mereka berasal. Namun setelah berabad – abad melalui masa damai, konflik tetap muncul yang mengakibatkan beberapa negeri terpecah.

Pada tahun 732, Federasi Nordland mendeklarasikan perang terhadap kerajaan Bavaria yang dipicu karena terbunuhnya seorang anak dari pemimpin Federasi Nordland didalam wilayah Kerajaan Bavaria. Saksi mata yang selamat dari insiden itu mengatakan bahwa 100 Ksatria Kerajaan tiba – tiba menyerbu mereka ketika hendak kembali dari perjalanan diplomasi dari Kekaisaran Suci Isenburg.

Federasi Nordland meminta Kompensasi 100.000 Gulden kepada Kerajaan Bavaria agar peperangan tidak pecah. Namun Raja Konrad II menolak permintaan tersebut.

Peristiwa ini yang mana akan memicu aksi berantai yang akan membuat kehidupan di benua menjadi kacau dan akan dimanfaatkan para iblis untuk membangkitkan raja iblis kembali.

Ditengah peperangan yang terjadi antara Federasi Nordland dan Kerajaan Bavaria disebuah kota kecil bernama Elea pertempuran baru saja terjadi yang mengakibatkan banyak penduduk mengungsi dan kehilangan rumah.

......................

Tepat 3 Km arah timur dari kota seorang anak laki - laki berumur 12 tahun berambut coklat sedang mengumpulkan besi – besi dan senjata yang berserakan setelah pertempuran.

“Pertempuran kali ini sangat besar, banyak sekali mayat – mayat kesatria kerajaan dan pejuang Nordland.“

Luciel mengangkat mayat dari seorang pejuang dan mulai melepaskan baju zirah seorang pejuang Nordland.

“Dengan jarahan sebanyak ini aku bisa mendapatkan uang yang cukup untuk bekal pergi nanti.“

Luciel adalah anak yatim piatu dan seorang murid pandai besi di Kota Elea, namun gurunya meninggal akibat pertempuran 2 bulan lalu.

Para bangsawan memerintahkan untuk merekrut warga kota untuk ikut berperang dalam serangan Federasi Nordland.

Luciel adalah seorang yang pacifist dan tidak menyukai konflik dan hanya ingin menjalani hidupnya dan orang - orang disekitarnya dengan tenang, namun dunia tidak seindah itu perang mengakibatkan penderitaan.

Sekarang Luciel hanya sendiri dan harus mencari uang untuk memenuhi kehidupannya dan dia menyadari sebagai bocah rakyat biasa, hanya sedikit pilihan untuk bertahan hidup jika kerajaan Bavaria masih berperang dengan federasi Nordland.

Luciel pergi ke sebuah pos militer menyeret karung jarahannya dan menghampiri seorang prajurit yang berjaga.

“Kau dapat banyak hari ini?” seorang prajurit membawa kantung jarahan untuk menimbang hasil jarahan Luciel.

“Lumayan cukup buat bekal perjalananku nanti“ balas Luciel sambil meregangkan otot – ototnya.

“40 kilo, dan ini imbalanmu,“ prajurit memberikan 2 keping uang perak kepada Luciel.

Benua Asgardia mempunyai 3 mata uang koin, obor, ral dan Gulden. Obor terbuat dari tembaga dan setiap 100 obor bernilai 1 Koin perak ral, setiap 100 koin perak ral bernilai 1 koin emas Gulden.

“Terima kasih dan ini terakhir kalinya aku melakukan pekerjaan ini,“ ucap Luciel.

“Oh kau mau pergi dari kota ini? Kota Rhine yang berada dibawah kekuasaan Duke Lambert von Rhine sangat bagus untuk mengungsi karena pengaruh peperangan tidak terlalu terasa di sana. “

Rhine Duchy, Wilayah bangsawan Kerajaan di bagian Barat yang memiliki 4 kota kecil dan beribukota di Kota Rhine.

Kerajaan Bavaria memiliki 1 Grand duchy, 3 Duchy yang dipimpin oleh seorang Duke dan 4 Margraviate yang dipimpin oleh seorang Marquis. Namun setelah perang saudara memperebutkan mahkota kerajaan 120 tahun lalu Grand Duchy Bradenburg memisahkan diri dari kerajaan.

“Ok terima kasih atas sarannya.“

Untuk biaya perjalan ke bagian barat kerajaan, membutuhkan 20 keping ral untuk mengikuti rombongan caravan yang menuju kearah Rhine Duchy dan lebih baik mengikuti Caravan yang memiliki pengawalan daripada mengambil resiko pergi hanya dengan beberapa orang. Kejahatan sedang bertambah diwaktu perang kali ini karena prajurit banyak yang dimobilisasi ke medan perang.

Luciel lalu pergi ke arah reruntuhan bagian barat kota Elea dimana dia tinggal. Kota Elea adalah kota yang berada di bagian utara kerajaan yang dikuasai oleh Count Rudger von Kansten dan memiliki populasi sekitar 40.000 orang.

Sebelum perang pusat kota selalu penuh dengan penduduk namun sekarang hampir setengah dari para penduduk mengungsi ke kota yang lebih aman. setelah berjalan melewati pusat kota luciel menghampiri sebuah stall yang menjual roti.

“2 Roti gandumnya Pak,“ ucap Luciel.

“Ini, 10 obor.“

“Naik lagi harganya?“ tanya Luciel.

“Iya dalam situasi perang harga makanan naik karena pajak yang diminta bangsawan naik untuk membiayai prajurit dalam berperang, bahkan 2 anakku ikut direkrut untuk berperang. “

Harga makanan naik drastis semenjak perang mengakibatkan banyak orang mati kelaparan bahkan tidak sedikit dari mereka menjual diri ke perbudakan. Walaupun perbudakan illegal di negeri manusia tetapi masih banyak bangsawan membeli budak di acara lelang illegal.

Ketika Luciel sampai di reruntuhan kota bagian barat dia melihat seorang pemuda sedang mencekik seorang gadis.

“Hey kau bocah tengik jangan melawan lagi atau ku bunuh kau.“

“gggrhhh.. lee..paskan grrrr“ gadis itu menendang – nendang tubuh pria yang mencekiknya berusaha untuk melepaskan diri.

“Kau akan ku jual ke pelelangan, dengan wajah mu yang lumayan para bangsawan pasti banyak yang ingin membelimu hehe.. Plakkkk.“ Sebuah batu menghantam kepala pria tersebut.

Dimana kau! Siapa yang melempariku! Ouch ouch“ pria tersebut melepaskan cekikannya ke gadis tersebut.

“uhuukk uhukkk,“ gadis tersebut jatuh dan terbatuk batuk.

“Pergilah tuan dia tidak ingin ikut dengan mu“

“Kau beraninya mencampuri urusanku bocah! kubunuh kau! “ dia mulai berlari ke arah Luciel

Pria itu mengejar Luciel yang mulai berlari kearah puing – puing reruntuhan. Dia lalu bersembunyi menunggu waktu yang tepat untuk menyerangnya.

“Sialan, anak itu larinya cepat sekali,“ umpat Pria yang mengejarnya.

Luciel lalu mengendap - endap sambil membawa sebuah batu. Pria itu masih mencari Luciel di sekitar puing - puing reruntuhan bangunan.

“Hei dimana kau bocahh!" pria itu terlihat kesal mencari Luciel yang tak kunjung muncul.

"Hey! di atas mu!" pria itu lalu menengok ke atas dan melihat sebuah batu sedang jatuh akan menimpa mukanya.

"Aghhhh!" teriak pria itu kesakitan.

Luciel lalu melompat ke punggung pria tersebut dan mencoba mencekiknya hingga tak sadarkan diri.

"Hmm?" setelah di rasa dia telah pingsan, Luciel baru melepaskan kunciannya di leher pria tersebut.

"Hah...coba kita cek apakah kamu punya barang berharga“ Luciel menggeladahi baju pria tersebut.

“Wew lumayan 20 obor. Ok kembali buat cek gadis tadi.“ Luciel lalu meninggalkan tubuh pria itu dan keluar area reruntuhan.

Ketika Luciel kembali gadis tersebut sedang terduduk sambil memandang ke tanah, kaki kirinya bengkak dan terdapat luka di sekujur tubuhnya.

Rambut merah menyala wajah putih mulus. ‘ apakah keturunan bangsawan?’ pikir Luciel

Bangsawan yang sangat berpengaruh memiliki genetik yang kuat sehingga keturunan mereka memiliki ciri khusus pada fisiknya baik itu keturunan 8 pahlawan ataupun karena perubahan magis.

“Kamu membunuhnya?” tanya gadis berambut merah ke Luciel dengan tatapan kosong.

“Tidak, dia Cuma tak sadarkan diri “ jawab Luciel.

Luciel kemudian duduk disebelah gadis tersebut

“Terima kasih,“ ucap gadis tersebut.

“Kamu terluka,“ ucap Luciel.

Terdapat bekas luka benda tumpul disekitar kakinya.

“Kamu mau ikut denganku? setidaknya sampai kamu bisa berjalan kembali,“ ajak Luciel.

Gadis berambut merah terdiam memikirkan tawaran Luciel.

“Baiklah,“ jawabnya.

“Baiklah, aku akan menggendongmu.“

Luciel membungkuk dan membiarkan gadis berambut merah naik ke punggungnya.

Arc 1 Chapter 2 : Caravan

...Caravan...

...Author Note : Illustrasi Luciel...

( Jika ada yang tanya mengapa illustrasi MC sama di cover beda. ikutin aja ceritanya sampai Arc 3 )

Setelah tiba di kediamannya Luciel membaringkan gadis berambut merah di Kasur yang terbuat dari jerami dan membersihkan luka – lukanya dengan air hangat dan menaburinya dengan ramuan tumbuhan tertentu.

Setelah selesai memberikan perawatan luciel lalu membawakan bubur gandum dan segelas air.

"Setelah makan, beristirahatlah," ucap Luciel.

"Umm, terima kasih emm."

"Namaku Luciel."

Gadis berambut merah sedikit ragu – ragu lalu

"Terima kasih Luciel, kau bisa memanggilku liz."

" Oke selamat beristirahat liz. "

Seorang gadis dengan usia sama seperti Luciel, tanpa keahlian nasibnya hanya akan dijual di pelelangan dan berakhir ditangan penguasa - penguasa kejam. Luciel beruntung dapat direkrut oleh gurunya dan dapat pelajaran dasar saat di panti asuhan.

...----------------...

...Author Note : Illustrasi Liz...

Paginya Luciel yang sedang menyiapkan pesanan terakhirnya di kota Elea sebagai pandai besi.

“Apa yang kamu lakukan Ciel?” tanya Liz.

“Ciel? Ah aku akan keluar sebentar untuk mengantarkan pesanan pedang terakhirku disini, seperti yang kamu lihat aku seorang pandai besi.“

Liz mendekat untuk melihat pedang yang sedang Luciel poles.

“Kamu tertarik dengan pedang?“ tanya Luciel.

“Aku tidak tahu, pedang alat untuk membunuh bukan?” Luciel berhenti sejenak.

“Ya pedang alat untuk membunuh, namun itu pilihan kita untuk membunuh demi melindungi sesuatu ataupun mengambil sesuatu,“ ucap Luciel.

“Apakah ciel pernah membunuh?“ tanya Liz.

“Aku belum pernah membunuh manusia. Di Benua ini tidak hanya ada manusia saja, adapun monster dan iblis yang sering menyerang manusia dan mereka lebih kuat daripada manusia, itulah sebabnya kita membuat senjata,“ jelas Luciel.

Luciel lalu berdiri dan mengambil sebuah pedang di sebuah rak.

“Pedang itu seperti lebih berbeda dari pada yang tadi.“

“Ini pedang terbaik buatan guruku, dan ini diperkuat dengan magis. Senjata atau artifak yang diperkuat dengan magis bisa memperkuat kekuatan magis penggunanya, dan kita juga bisa menyimpan magis di sebuah artifak. namun sangat sulit untuk membuatnya jika pandai besi tidak memiliki talenta magis juga."

Liz coba memegang pedang tersebut dan mengamatinya.

“Apakah aku bisa menggunakan magis?“ Tanya Liz.

“Itu tergantung talenta dari masing – masing orang, di masing – masing negari memiliki menara magis dimana mereka melatih para magician. Adapun seorang ksatria atau seorang hunter yang memiliki fisik dan talenta magis yang bagus dapat mengkombinasikannya dengan teknik bela diri yang mereka miliki. Makanya permintaan untuk senjata magis sangat banyak di benua ini." Luciel menjelaskan dengan detail kepada Liz.

“Jadi, aku tidak akan pernah bisa mempelajari magis jika tidak pergi ke manara magis?“ tanya Liz.

“Kamu masih bisa mempelajari magis – magis dasar tanpa harus kesana? Apa kamu bisa membaca?“ tanya balik Luciel.

Mendengar pertanyaan Luciel, Liz hanya menggelengkan kepalanya.

“Banyak gulungan magis yang berisi tentang magis – magis dasar dan kita dapat membelinya dan aku akan mengajarimu nanti untuk membaca“

“Bagaimana Ciel mengetahui semua ini?“

“Sebelum aku direkrut guruku, aku tinggal di panti asuhan dan ada seorang suster yang mengajariku disana. Aku berangkat mengirim pesanan terlebih dahulu.“

...----------------...

Sesudah Luciel mengantarkan pesanan pedangnya, Luciel mencari sebuah rombongan caravan di pusat kota yang akan pergi ke Rhine Duchy untuk perjalanan nanti. Di pusat kota luciel menghampiri kumpulan pedagang.

“Tuan maaf apakah tuan tahu rombongan caravan yang hendak pergi ke Rhine Duchy?“

Para pedagang ini datang dengan caravan dan mendiami sementara sebuah kota untuk berdagang, caravan biasanya dimiliki oleh serikat dagang agar anggota serikatnya dapat dengan mudah membeli dan menjual barang dibeberapa daerah.

Mereka juga menerima seorang pengembara sebagai pemasukan tambahan dalam perjalanan mereka.

“Kau bisa bertanya ke master Thomas di kantor pasar kota, dia adalah pemimpin caravan serikat dagang Maburg,“ jawab seorang pedagang.

Maburg adalah salah satu kota di Rhine Duchy yang dikuasai oleh seorang Count.

“Ok terima kasih,“ Luciel memberikan sekeping ral terhadap pedagang tersebut

Di Benua ini informasi sangat penting dan sangat berharga, agar informan memberikan informasi yang sesuai kita harus mengapresiasi bantuannya.

Luciel menghampiri sebuah kantor di pusat pasar kota Elea

“Permisi, apakah disini ada Master Thomas dari serikat dagang Maburg?“ tanya Luciel.

Seorang pria paruh baya lalu menghampiri Luciel.

“Ya, ada perlu apa denganku anak muda?“ tanya Thomas.

“Apakah benar caravan yang anda pimpin akan pergi ke Rhine Duchy? “ tanya Luciel.

“Ya, kita akan pergi meninggalkan kota ini dan pergi ke Rhine besok pagi, kamu mau ikut anak muda?” tanya Master Thomas.

“Iya, berapa tarifnya?“

“Berapa orang yang akan ikut?“

Luciel lalu berpikir sebentar.

“2 orang tuan,“ jawab Luciel

“Oke 2 orang tarifnya 20 ral.“

Luciel sekarang memiliki 50 ral setelah mendapatkan 4 ral dari menjual pedang tadi dan sisa 30 ral jika dibayarkan tariff perjalanan hanya bisa bertahan kira – kira 1 bulan. ‘ mungkin aku harus melakukan sesuatu ketika berhenti di kota nanti.‘

“Baiklah,“ Luciel memberikan 20 keping koin perak ke caravan master

“Berikanlah ini ke caravan guard besok, kita akan pergi setelah lonceng pertama berbunyi.“

Di benua ini para penduduk tidak semuanya memiliki jam maka biasanya jam 7 pagi di kerajaan Bavaria dibunyikan untuk menandakan dimulainya beraktifitas, dan jam 1 lonceng kedua berbunyi dan jam 7 petang lonceng ketiga berbunyi.

Sesampainya di kediaman Luciel menemukan Liz yang sedang mencoba memainkan pedang. Luciel lalu duduk dan menaruh beberapa roti di meja.

“Hey Liz kemari lah kita makan,“ ucap Luciel.

“Oh kau sudah pulang.“

Liz meletakan pedangnya lalu menghampiri Luciel ke meja.

“Apakah kau tertarik menjadi ksatria?“ tanya Luciel.

“Apa itu seorang ksatria?”

“Aku sudah memberitahumu tentang magis dan seorang ksatria dapat mengkombinasikannya dengan bela dirinya, ksatria berbeda dengan prajurit biasa. Mereka dilatih menggunakan bela diri tertentu. Untuk para bangsawan biasanya mereka mempunyai teknik turun temurun dari pendahulunya. makanya setiap daerah mempunya ksatria - ksatria yang memiliki gaya bertarung yang berbeda - beda,“ Jelas Luciel.

Liz mendengarkan penjelasan luciel sambil memakan roti.

“Tapi untuk rakyat biasa kerajaan juga mendirikan sebuah sekolah ksatria, mereka meminta para bangsawan untuk mengirim ksatria mereka untuk mengajari mereka dasar - dasar dari teknik bertarung mereka. Namun pelatihan fokus mereka adalah teknik - teknik bertarung ksatria kerajaan yang mana setiap ksatria harus kuasai jika ingin menjadi ksaria,“ tambahnya.

Liz mendengarkan penjelasan Luciel dengan ekspresi yang tertarik

“Setahuku ada 3 dasar gaya bertarung ksatria pada umumnya, Kekaisaran Suci Isenburg, Kerajaan Bavaria, Grand Duchy Bradenburg dan Kerajaan Swabia memiliki gaya bertarung yang sama karena mereka masih berada di kultur yang sama, ” jelas Luciel.

“Darimana kamu tahu semua itu ciel? “ tanya Liz.

“Aku sering berinteraksi dengan prajurit garis depan ketika menjarah setelah pertempuran berakhir, namun untuk gaya bertarung daerah lain aku tidak tahu apa – apa, “ jawab Luciel.

Luciel berhenti sejenak ketika akan menanyakan sesuatu ke liz

“Besok aku akan pergi dari kota ini untuk pergi ke Rhine Duchy,“ ungkap Luciel.

“Mengapa?“

“Kurasa aku tidak bisa lebih mengembangkan potensiku disini, tujuan ku adalah untuk pergi ke kekaisaran suci Isenburg.“

Liz lalu menatap Luciel dan berkata

“Boleh kah aku ikut dengan mu Ciel?“

Luciel lalu tersenyum dan berkata

“Tentu saja kita akan pergi besok setelah lonceng pertama.“

...----------------...

...Author Note :...

Revisi untuk Novel ini sudah ada silahkan baca versi itu saja soalnya lebih enak buat dibaca dan lebih mudah dipahami di Novel versi revisiannya. Novel revisiannya cari aja yang di bawah ini ya.

Arc 1 Chapter 3 : Pergi meninggalkan kota

...Pergi meninggalkan Kota...

Keesokan paginya Luciel dan Liz pergi ke arah Selatan Kota Elea sesuai arahan yang berikan Caravan Master Thomas di secarik kertas yang diberikannya kepada Luciel. Mereka lalu menghampiri dua orang Caravan Guard.

“Ada perlu apa kalian berdua kesini?“ seorang Caravan Guard bertanya kepada Luciel.

“Kami ingin mengikuti Caravan yang anda kawal tuan.“Luciel lalu memberikan secarik kertas kepada Caravan Guard.

“Hmm... Kota Rhine, Ludwig antar mereka ke kereta kudanya.“

“Oke, ikuti aku“ Luciel dan Liz lalu mengikuti seorang Caravan Guard yang kira – kira masih remaja.

“Tuan kira – kira berapa lama perjalanan dari Kota Elea ke Kota Rhine?“ tanya Luciel.

Caravan Guard lalu menoleh agak marah.

“Hey aku tidak setua itu dan tahun ini aku baru berumur 16, kalian bisa memanggilku Ludwig,“ ucapnya.

“Maaf tapi suster ku di panti asuhan selalu bilang padaku agar selalu sopan terhadap orang yang lebih tua, Ludwig,“ balas Luciel.

“Kau memiliki pengajar yang baik sedangkan aku semenjak kecil hanya belajar dari bapak – bapak pemabuk itu.“ Ludwig menunjuk kearah para Caravan Guard yang sedang sarapan di dekat kereta kuda.

"Dan untuk menjawab pertanyaan mu, biasanya dalam perjalanan kita akan beristirahat sebanyak 2 kali siang kita beristirahat selama 3 jam dan malam hari dan dilanjutkan ketika matahari terbit lagi, kita juga akan melewati kota untuk berhenti sejenak untuk para pedagang membeli suplai dan berdagang, kira - kira kita akan sampai di kota Rhine pada hari ke 11 bulan ke empat,” jelas Ludwig.

Kalender pada benua Asgardia dimulai ketika Aliansi menyegel Raja Iblis 732 tahun lalu, dan mempunyai 12 bulan yang setiap bulannya memiliki 30 hari dan manusia di benua Asgardia tidak mempunyai konsep minggu.

“Ini kereta kuda kalian, taruhlah barang – barang kalian disini dan jika ada yang hilang berbicaralah ke Kapten Caravan Guard dia memiliki perawakan tinggi dan berkumis aneh,“ ucap Ludwig.

Setelah Luciel dan Liz menaruh barang – barang mereka lonceng pertama pun berbunyi dan para rombongan caravan pun bersiap meninggalkan Kota Elea.

...----------------...

Caravan yang diikuti oleh Luciel dan Liz mempunyai rombongan sekitar 60 orang pedagang, 30 supir dan memiliki pengawal 50 orang. Beberapa serikat dagang yang besar bisa memiliki prajurit pribadi sendiri untuk menjaga para caravan mereka, namun serikat dagang Maburg hanya Serikat dagang biasa dan hanya mampu menyewa prajurit bayaran.

Para prajurit bayaran memiliki sebuah perkumpulan yang bernama Merc. Merc menyediakan para kelompok prajurit bayaran permintaan – permintaan dari bangsawan maupun pedagang, namun berbeda dari Guild yang merupakan organisasi perkumpulan para hunter yang mempunyai persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota karena hunter banyak berurusan dengan monster.

“Jadi kita berada di benua yang bernama Asgardia. lebih tepatnya di Kerajaan Bavaria yang dikuasai oleh dinatsi Bavaria yang mana, didirikan oleh Seorang paladin Bavaria yang memakai senjata suci bernama Perisai Aegis yang bahkan Raja Iblis pun sulit menembus pertahannya.“

Senjata suci adalah senjata yang digunakan oleh pahlawan yang mempunyai berkah Dewi Juliana, seorang dewi tertinggi bagi mayoritas manusia di benua Asgardia.

“Penduduk kerajaan termasuk dalam ras Aryan yang memiliki karakteristik rambut coklat, pirang dan merah, mereka menggunakan Bahasa Aryan dimana orang – orang Kerajaan Bavaria, Grand Duchy Bradenburg, Kerajaan Swabia, dan Kekaisaran Suci Isenburg gunakan.“

Luciel menjelaskan kepada Liz tentang bahasa dan mengajari membaca bahasa Aryan kepada Liz selama perjalan.

“Lalu setiap rakyat ketika memasuki umur 16 dimana seseorang dianggap dewasa, mereka harus memiliki kependudukan, jika tidak mereka akan dianggap sebagai orang illegal dan akan ditempatkan oleh bangsawan – bangsawan sebagai setengah budak yang mana para bangsawan yang akan memilihkan apa saja pekerjaan mereka.”

Wajah Liz menjadi muram ketika mendengar penjelasan Luciel

“Bagaimana kita mendapatkan kependudukan Ciel? “

“ Kita harus membayar 1 Gulden dan membayar pajak pertahunnya sebanyak 80 ral untuk penduduk Kerajaan Bavaria,“ jelas Luciel.

Setelah 3 jam perjalanan, rombongan caravan akan melewati sebuah jembatan penghubung antara kota Elea dan Alemania. Di Jembatan terdapat post militer dan terdapat jasa – jasa transportasi sungai. Kerajaan sangat menjaga ketat titik – titik penting penghubung kota – kota kerajaan.

“Ini adalah sungai Kuffstein, sungai ini mengalir dari danau Kuffstein 20 km dari arah barat Kota Elea. Sungai ini mengalir ke Kota Baden hinga Ibu Kota Bavaria dan berakhir sampai Laut Emerald.“

“Aku dulu tinggal di Baden bersama Ibuku,“ ujar Liz.

“Namun ketika ibuku meninggal, Para sindikat pengumpul budak mengambilku dan memaksaku untuk bekerja kepada mereka.“ Liz mengingat masa – masa suram saat di penampungan.

Mendengar itu lalu Luciel mengganti topik

Setelah melewati jembatan rombongan Caravan lalu melanjutkan perjalanan menuju Hutan Alema

“Hey Liz cobalah sering tersenyum ketika berbicara dengan seseorang nanti.“

“ Kenapa? “ Liz tidak mengerti kenapa Luciel tiba – tiba memintanya.

"Itu yang suster ajarkan pada gadis – gadis di panti asuhan, dia mengatakan jika kau memberi senyuman tulus kepada orang lain, maka akan membuat orang yang menerimanya lebih bersemangat dalam melakukan sesuatu. Kita akan sering berinteraksi dengan banyak orang karena kita membutuhkan orang lain juga untuk berkembang.“

“Baiklah, akan kucoba," ucap Liz.

Setelah 3 jam perjalanan, mereka tiba disebuah Hutan besar.

“Ini adalah hutan Alema, hutan terbesar yang ada di kerajaan Bavaria “

“Bukankah hutan itu tempat berbahaya Ciel? “ Tanya Liz seakan mengingat kejadian yang buruk

“ Bersiagalah kita memasuki Hutan Alema, banyak monster bersarang disini “ supir kereta kuda mengingatkan Luciel dan Liz.

Ekspresi para Caravan Guard terlihat lebih serius dari biasanya. Tempat – tempat seperti hutan, lembah dan lorong banyak sekali dihuni oleh monster dikarenakan jauh dengan pemukiman manusia. Monster adalah mahkluk yang dibawa oleh iblis dari benua iblis ketika menyerang Asgardia dan tidak sedikit dari mereka yang bereksperimen dengan manusia dan elf yang menciptakan DemiHuman dan Dark Elf.

Setelah dua jam memasuki Hutan seorang Scout menghampiri Pemimpin Caravan Guard

“ Kapten sepertinya ada segerombolan goblin disekitar sini, aku menemukan mayat perempuan ketika melakukan pengawasan disekitar Caravan dan dilihat dari luka – lukanya kemungkinan besar dia dibunuh oleh goblin “ Scout itu melaporkan penemuannya kepada Kapten Caravan berkumis aneh.

Goblin merupakan Monster berbadan seperti anak manusia namun beberapa ada yang memiliki badan seperti manusia dewasa. Mereka biasanya menculik manusia dan memakan tangkapannya. Mereka bersarang di gua – gua, hutan, dan lembah yang jarang dihuni oleh manusia.

Jika mereka menangkap perempuan maka mereka akan menyekapnya dan memaksa perempuan – perempuan untuk melahirkan anak – anak mereka. Goblin biasanya berburu di malam hari namun jika kita mendekati sarang mereka maka mereka tidak akan segan – segan untuk menyerang.

“sepertinya kita mendekati sarang goblin, kita akan bergerak maju dan membuat perimeter pertahanan sekitar 20 meter dari rombongan “ Kapten Caravan Guard memerintahkan anak buahnya.

Ketika Caravan memasuki lebih dalam wilayah hutan, tiba - tiba terdengar bunyi – bunyi aneh di daerah semak – semak hutan. Muncul lah 3 makhluk berkulit hijau dan abu dari semak – semak dan menyeringai.

“agubugugbu.“

“grrraaa… aghhrrhhahr.“

Lalu mulai lah bermunculan banyak goblin di sekeliling Caravan.

“Bersiaplah, kita pancing mereka keluar dan jangan terpisah dari anggota,“ perintah Roland

Goblin kebanyakan menggunakan cakar mereka sebagai senjata namun tidak sedikit juga dari mereka yang mempelajari menggunakan senjata tajam yang mereka dapat dari manusia.

“ grrrrhh raaaa! “ para goblin mulai menyerbu rombongan Caravan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!