Di sebuah gedung hotel, hotel itu penuh dengan hiasan warna putih, bunga-bunga dimana-mana, makanan mewah tertata rapih, dan kursi-kursi yang tersusun rapih.
Hari ini akan ada pernikahan dihotel itu, pernikahan dari anak pengusaha terkenal mancan negara, Tuan Andree Aditama. Tuan Andree akan menikahkan putranya dengan putri pembisnis hebat sepertinya.
Saat ini masih pukul 8 pagi, mempelai perempuan sedang bersiap-siap diruangannya sedangkan mempelai laki-lakinya sudah siap.
Sean Putra Aditama adalah putra tunggal dari Tuan Andree Aditama, Sean tengah duduk memandangi ponselnya dengan pakaian rapih. Dari raut wajahnya Sean nampak murung dan sedih, ia terus memandangi Ponselnya.
Saat Sean tengah memandangi ponselnya, seorang laki-laki datang menemuinya.
"Sean acaran akan dimulai jam 9"ucap laki-laki itu yang tak lain adalah Tuan Andree ayah Sean.
Sean pun hanya diam lalu menyembunyikan hpnya. Setelah memberitahu hal itu Tuan Andree pun pergi meninggalkan Sean sendiri.
Sean menatap ayahnya yang keluar itu, "Papah bilang jam 9 acaranya, itu berarti aku masih punya waktu untuk menemui Winda"ucap Sean yang menatap ayah berjalan keluar.
Sean pun bangun dan langsung pergi keluar dari hotel itu. di luar hotel ia pun langsung masuk kedalam mobilnya lalu pergi, tidak ada yang melihat kepergian Sean itu.
20 menit kemudian, mobil yang Sean tumpangi turun disebuah rumah kecil yang berada di sebelah hutan. Sean pun keluar dari mobilnya lalu masuk kedalam rumah itu.
Tok tok tok . . .
Sean mengetuk pintu itu tetapi tidak ada yang membukanya.
Tok tok tok . . .
Kedua kalinya Sean mengetuk pintu itu.
"Kenapa Winda tidak membukan pintu, apa dia tidak ada dirumah"ucap Sean pada dirinya.
Sean pun terus mengetuk pintu sambil berteriak memanggil nama Winda.
Beberapa saat kemudian, Sean pun tak mendapatkan jawaban dari pemilik rumah dan jauh di belakang Sean ada seorang wanita muda yang melihat kearah Sean, Wanita itu pun mendekati Sean.
"Sean"ucap wanita itu.
Sean pun melihat kearah wanita itu, "Winda kamu kemana aja, kenapa kamu diluar rumah"ucap Sean dengan nada paniknya.
Wanita itu pun menatap Sean, "Aku dari makam"ucap wanita itu yang tak lain adalah Winda.
"Ngapain ke makam, siapa yang meninggal"tanya Sean.
Winda pun menatap Sean dengan mata berkaca-kaca, "Mamah yang pergi Sean"ucap
Winda yang kemudian menangis.
Sean pun langsung memeluk Winda dan Winda pun menangis dipeluk Sean.
Karna Winda yang tak kunjung berhenti menangis Sean pun membawa Winda masuk kedalam rumah. Di dalam mereka pun duduk disofa.
"Kenapa Tante pergi secepat itu, kemarin Tante sehat-sehat saja"tanya Sean.
"Hiks . . hiks mamah kena serangan jantung Sean, kemarin aku liat mamah membaca sesuatu lalu membakarnya setelah itu mamah kena serangan jantung dan sekarang mamah sudah ikut dengan papah"jawab Winda yang masih menangis.
Sean pun menatap Winda, Apa yang dibaca Tante itu surat undangan pernikahanku, tante kan pernah kerja di perusahaan papah"batin Sean.
Sean pun menghapus air mata Winda lalu berlutut di hadapan Winda.
"Winda aku minta maaf denganmu"ucap Sean yang kemudian menangis.
"Kenapa kamu minta maaf denganku"tanya Winda.
"Winda Tante pergi untuk selamanya itu pasti karna ulahku, Winda aku minta maaf"
"Apa maksudmu Sean"
"Maaf Winda maaf, kamu sedang berduka saat ini tapi aku harus pergi meninggalkanmu untuk selamanya"ucap Sean.
"Maksudmu?"
"Winda mamah dan papah ku memaksaku untuk menikah dengan pilihan mereka, dan Tante terkena serangan jantung pasti karna membaca undangan pernikahanku"jawab Sean yang memegangi tangan Winda dengan kuat.
Winda pun terkejut dan menatap Sean.
"Maafkan aku Winda aku tidak bisa menepati janjiku untuk selalu bersamamu aku minta maaf"
"Sebentar lagi pernikahan akan dimulai, aku sempatkan kesini untuk menemuimu dan meminta maaf, aku tidak bisa apa-apa Winda mereka memaksaku"jelas Sean dengan menangis.
Winda pun lemas tak berdaya, bagaimana tidak Sean adalah cinta pertamanya mereka selalu bersama dari mereka duduk di bangku SMP.
Kisah cinta mereka sangatlah indah, Sean sangat mencintai Winda begitu juga Winda Sean juga berjanji akan menikahi Winda di masa depan, tetapi janji itu sudah berakhir sekarang.
"Winda aku tahu kamu pasti kecewa denganku, aku minta maaf"ucap Sean yang berlutut di kaki Winda.
Winda pun menatap Sean dengan penuh air mata, ia pun menarik Sean untuk berdiri.
"Aku tau ini semua bukan keinginanmu, tetapi pilihan orang tua pastilah terbaik dari yang lain, . . . . aku akan berusaha ikhlah Sean, kamu bisa melanjutkan hidupmu dengan wanita pilih orang tuamu, dia pasti lebih baik dariku dan maaf aku tidak bisa hadir di acaramu, aku tidak kuat melihatnya tapi aku akan mendoakan yang terbaik untukmu dan istrimu nanti, semoga kalian selalu bahagia dan dikaruniai anak-anak yang cantik dan tampak serta pintar, jaga keluargamu nanti Sean jangan pikirkan tentangku aku akan baik-baik saja disini"jawab Winda dengan menahan air matanya.
Gredd...
Sean pun langsung memeluk Winda lalu mencium kepalanya.
"Aku minta maaf Winda, aku salah karnaku kamu menderita sekarang"ucap Sean.
"Sudahlah Sean kamu tidak salah kok, aku yang salah harus berada diantaramu dan calon istrimu itu"
"Sean lebih baik kamu kembali ke pernikahanmu itu, semua orang pasti mencarimu, kamu harus segera menikah jangan seperti ini terus, pergilah"
"Tapi . . . "
"Jangan pikirkan aku Sean, aku bisa menjaga diriku sendiri aku sudah ikhlas kok, pergilah sebelum terlambat"
Sean pun menatap Winda lalu mencium kening Winda.
"Maafkan aku Winda, aku pergi dulu"ucap Sean dan Winda pun mengangguk.
Sean pun pergi meninggalkan meninggalkan Winda yang kembali menangis. Setelah Sean pergi, Winda pun terduduk lemas dan tak berdaya.
"Mamah sekarang sudah bertemu dengan papah disurga, kalian berdua meninggalkanku sendirian dan Sean dia juga pergi meninggalkanku, kenapa mamah tidak bilang kalau itu undangan pernikahan Sean, jika aku yang membacanya pasti mamah masih ada disini, mah Winda tidak kuat seperti ini, Winda capek, Winda pikir Winda akan bahagia bersama Sean tetapi nyatanya tidak"keluh Winda yang menatap foto kedua orangtuanya.
Disisi lain, setelah pergi meninggalkan Winda, Sean pun menjadi merasa bersalah dan tidak tenang.
Saat ini ia sedang menyetir mobilnya menuju hotel tempatnya menikah. Sean masih saja teringat dengan Winda, bagaimana tidak dia ingin menikah tetapi bukan dengan Winda sedangkan mereka sudah bersama dari mereka kecil ditambah lagi dengan keadaan Winda yang sedang berduka atas kepergian ibunya Karna kesalahannya juga. Sean pun menangis di dalam mobilnya.
Dalam situasi itu, tanpa Sean sadari ada sebuah truk besar datang dari arah berlawanan dengan kencang. Sean pun terkejut dan langsung banting setir untuk menghindarinya.
BRAKKK...
Kecelakaan besar pun terjadi, Karna posisi mobil Sean dan truk itu sangat dekat Sean pun tak bisa menghindar dari truk itu dan kecelakaan pun terjadi.
Truk itu menabrak mobil Sean dan kemudian masuk ke dalam juran disebelah kanan jalan sedangkan mobil Sean hancur lebur di jalan dengan Sean yang pingsan didalam mobil dengan posisi tubuh Sean terhimpit reruntuhan mobilnya yang rumah.
Para warga disekitar pun langsung berhamburan menghampiri kecelakaan itu. Warga pun langsung melihat kemobil Sean dan terkejut dengan keadaan Sean yang berlumuran darah.
Warga pun menolong Sean dengan mengeluarkannya dari himpitan reruntuhan mobilnya itu dan setelah itu warga pun menelpon polisi dan ambulan serta mengabari keluarga Sean dari hp miliknya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Setelah kejadian itu, keluarga sean pun mendapat telepon mengenai Sean lalu bergegas menuju rumah sakit bersama mempelai wanitanya.
Sesampainya dirumah sakit, Sean masih diberikan di dalam ruangan semua orang pun menunggu diluar.
10 menit kemudian, dokter pun keluar dari ruangan Sean.
"Dokter saya ibunya, bagaimana keadaan anak saya"ucap Nyonya Selina Aditama ibunda Sean.
"Maaf nyonya, kecelakaan yang dialami putra anda sangatlah parah, tubuh putra anda terhimpit reruntuhan kecelakaan itu hingga mengakibatkan saraf-sarafnya rusak dan mengakibatkan kelumpuhan"jawab dokter itu.
Nyonya Selina pun terkejut lalu jatuh di lantai.
"Apa putraku bisa disembuhkan dokter"ucap tuan Andree.
"Maaf tuan, tulang belakang dan saraf kepala sampai kaki putra anda rusak total, putra anda hanya memiliki kemungkinan sembuh sekitar 10% saja dan jika ingin menjalankan operasi itu akan membahayakan keselamatan putra anda"jawab dokter itu.
Nyonya Selina pun menangis dengan sangat kencang dan tuan Andree pun berusaha menenangkannya.
Di tengah kesedihan itu
"Mah pah kita batalkan saja pernikahan itu, aku gak mau menikah dengan pria lumpuh"ucap Luna calon istri Sean.
"Iya Luna, kita batalkan saja lagian dia pasti hanya akan menyusahkan saja nantinya"jawab tuan Arga ayah Luna.
"Maksud anda apa tuan, anda ingin membatalkan pernikahan ini secepatnya itu"ucap tuan Andree
"Tentu saja, lagian putramu itu sudah cacat dan jika putriku menikah dengan putraku maka kehidupan putriku pasti akan menderita, mulai sekarang pernikahan itu saya batalkan"ucap tuan arga yang kemudian pergi meninggalkan keluarga Sean yang tengah menangis itu.
"Pah bagaimana, Sean sedang lumpuh dan Luna pergi begitu saja, kita pasti akan malu pah bagaimana dengan pesta pernikahan ini"tanya nyonya Selina dengan menangis.
"Tenanglah mah, papah akan mencari solusinya"jawab tuan Andree menenangkan istrinya.
1 jam berlalu, di kediaman Winda. Winda tertidur di sofa dengan mata lebam.
"Astaga aku ketiduran"ucap Winda yang kemudian bangun.
"Aku harus mengecek rumah sakit papah sekarang, lebih baik aku mandi sekarang."ucap Winda yang kemudian pergi ke kamar mandi.
Winda pun pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap, setelah siap ia pun pergi menggunakan mobil menuju rumah sakit milik ayahnya.
Setelah sampai, Winda pun masuk kedalam lalu disapa oleh beberapa suster disana. Winda pun berhenti di bagian resepsionis.
"Suster bagaimana keadaan rumah sakit apakah aman"tanya Winda.
"Semua aman nona tetapi 1 jam lalu ada Pasien kecelakaan yang mengalami kelumpuhan total nona"jawab suster itu.
"Lumpuh total siapa nama pasien itu"tanya Winda.
"Namanya Sean Putra Aditama nona"
Deg
Seketika jantung Winda pun berhenti berdetak, Winda kaget bukan main.
"Di Ruangan mana sekarang"tanya Winda dengan panik.
"Di ruang ICU nona"
Winda pun langsung berlari menuju ruang ICU, sampai di ruang ICU Winda pun langsung masuk begitu saja lalu melihat Sean yang tengah terbaring lemah dengan di penuhi alat-alat medis.
Mendengar suara pintu, nyonya Selina yang berada di dekat Sean pun melihat kearahnya.
"Siapa kamu"Tanya nyonya Selina. Winda pun hanya diam dan mulai menangis.
Ceklek
Pintu ICU pun terbuka dan masuklah Tuan Andree lalu menatap kearah Winda.
"Kamu Winda"Tanya tuan Andree.
"Iya tuan"jawab Winda dengan suara lirik.
PLAKK
Tuan Andree pun menampar Winda dengan sangat keras hingga membuat Winda terjatuh ke lantai.
"Berani-beraninya kamu datang kemari, kau sudah berani membuat Sean seperti ini dan sekarang kau menemuinya"ucap tuan Andree dengan keras.
"Maksud tuan apa, saya tidak melakukan apa-apa terhadap Sean"jawab Winda dengan menangis.
"Kau bilang kau tidak melakukan apa-apa, SEAN MENGALAMI KECELAKAAN KARNA DIA MENEMUIMU"
Winda pun terkejut bukan main, mendengar perkataan Tuan Andree nyonya Selina pun langsung bangun dari posisi duduk lalu berjalan kearah Winda.
"Jadi kamu penyebab Sean kecelakaan, KENAPA KAMU LAKUKAN ITU KEPADA SEAN KAU MENGHANCURKAN MASA DEPANNYA SEKARANG"teriak Nyonya Selina.
"Tuan nyonya saya minta maaf, saya tidak tau jika Sean kecelakaan setelah menemui saya saya minta maaf tuan nyonya"ucap Winda dengan berlutut di kaki kedua orang tua Sean.
"Dengan begitu mudah kau meminta maaf ha, Sean lumpuh total karna mu dan dia gagal menikah juga karena mu sekarang kami harus menanggung rasa malu karna ulahmu itu"Ucap nyonya Selina.
"Kau harus bertanggungjawab sekarang, kau harus menjadi suster Sean dan merawatnya sampai dia sembuh jika tidak kau akan kumasukkan kedalam penjara"ucap nyonya Selina.
"Tapi nyonya tidak bisa memasukan ku kedalam penjara karna kalian tidak memiliki bukti"bela Winda.
"Ya kami memang tidak memiliki bukti tetapi kami bisa saja memasukan mu begitu mudah"jawab tuan Andree.
Winda pun terdiam sejenak lalu menatap kearah Sean yang terbaring lemah itu. Sean aku minta maaf karnaku kamu jadi seperti itu, tapi aku janji aku akan merawatmu sampai sembuh"batin Winda.
"Jangan diam saja, tanda tanganni berkas itu"ucap tuan Andree yang melempar sebuah berkas ke wajah Winda. Winda pun membuka surat itu lalu membacanya.
"Tanda tanganni segera dan kau harus menjaga Sean sampai sembuh"ucap tuan Andree.
Winda pun bangun lalu menatap kearah mereka.
"Tuan nyonya, saya bersedia menjaga Sean hingga sembuh dan saya juga bersedia menikah dengan Sean"ucap Winda.
"Untuk apa kau menikah dengan Sean ha, tugasmu hanya untuk menjaga Sean bukan menjadi istrinya"jawab nyonya Selina.
"Tetapi saya tidak bisa menjaga Sean begitu saja, dalam agama juga tidak diperbolehkan laki-laki dan perempuan tanpa hubungan bersama di satu tempat"jelas Winda.
"Tidak kam. . . "ucap nyonya Selina yang terpotong oleh tuan Andree.
"Biarkan saja mereka menikah, kita sudah membuat pesta itu dengan meriah dan menghabiskan banyak uang tetapi Sean tidak jadi menikah, biarkan dia menikah dengan Sean mereka akan menikah saat Sean sudah sadar tetapi pestanya akan diadakan sekarang."ucap tuan andree yang memotong berkata Nyonya Selina. Nyonya Selina pun hanya diam.
"Ayo kita pergi, kau kau jaga Sean baik-baik"ucap tuan Andree kepada Winda. Winda pun mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan Winda.
Setelah mereka pergi, Winda pun melihat kearah Sean dan langsung menghampiri Sean.
"Sean aku minta maaf, gara-gara aku kamu menjadi seperti ini Sean aku janji aku akan merawat mu hingga sembuh"ucap Winda
sambil memegangi tangan Sean dan menangis, sementara Sean dia tak menjawab sama sekali dan hanya diam tetapi di hatinya di mendengar setiap perkataan Winda bahkan kejadian saat Winda di tampar oleh ayahnya.
Malam harinya, Winda masih berada di sebelah Sean untuk menjaganya. saat ini Winda sedang membasuh wajah Sean dengan tisu basah dan saat itu juga kedua orang tua Sean masuk kedalam ruangan itu.
"Apa yang kau lakukan pada Sean"ucap nyonya Selina yang langsung menempis tangan Winda dari wajah Sean.
"Aku hanya membersihkan wajah Sean nyonya."Jawab Winda.
Nyonya Selina pun hanya diam, "Pesta pernikahan kalian sudah berakhir, kau akan menikah dengan Sean setelah Sean sadar dan selama Sean belum sadar kau harus selalu menjaganya, ambil semua barang-barangmu dan jaga Sean dengan baik jika kau berani melakukan sesuatu kepada Sean kau akan mendapatkan hukuman yang paling berat"ucap tuan Andree.
"Baik tuan saya akan menjaga Sean"jawab Winda.
Kedua orang Sean pun duduk di samping Sean, Winda pun meminta izin kepada mereka untuk pulang sejenak mengambil barang-barangnya setelah itu ia kembali ke rumah sakit untuk merawat Sean.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Malam harinya, Winda sudah kembali dari rumahnya dan saat ini ia sedang membasuh seluruh tubuh Sean dengan air hangat, sementara kedua orang tua Sean mereka sudah kembali ke kediaman mereka untuk mengurus perusahaan mereka.
Saat sedang membasuh bagian muka, Winda menatap wajah Sean.
"Sean, kapan kamu bangun apa kamu akan tidur seperti ini terus, aku merindukanmu aku merindukan suaramu, Sean cepatlah bangun"ucap Winda kepada Sean tetapi Sean hanya diam tak tak menjawab. Winda pun melanjutkan membasuh tubuh Sean sambil mengungkapkan isi hatinya kepada Sean.
Jam 9 malam, Winda sudah membersihkan tubuh Sean dan kini Sean seharusnya sudah merasa nyaman karna tubuhnya yang sudah bersih itu. Winda pun memutuskan untuk makan makanan yang ia beli dijalan.
"Sean apa kamu tidak laper, kamu tidur saja dari tadi ayo bangunlah"ucap Winda sambil makan.
"Sean aku kangen saat kamu menyuapiku dulu, kamu selalu memaksaku untuk makan walaupun aku menolaknya"
Winda pun berhenti makan lalu menatap kearah Sean yang terbaring itu, Winda pun menatap Sean dengan sangat dalam lalu menangis singkat setalah itu melanjutkan makannya.
Selesai makan, Winda pun duduk di sebelah Sean sambil memainkan tangannya. Winda memainkan tangan Sean dengan menggelitik dan mencubitnya agar saraf bagian tangan Sean bisa pulih kembali. Winda adalah seorang dokter sama seperti ayahnya, dia adalah seorang dokter ahli saraf sedangkan ayahnya adalah dokter spesialis jantung, ayah Winda memiliki rumah sakit besar di kota itu dan sekarang rumah sakit itu sudah menjadi milik Winda karna ayahnya yang sudah pergi sedangkan ibu Winda, semasa hidupnya dia juga bekerja sebagai sekertaris di perusahaan ayah Sean tetapi setelah Winda lahir ibunya pun berhenti dari pekerjaannya itu lalu membangun sebuah butik untuk pekerjaan sampingannya sambil merawat Winda kecil dan ayahnya.
Winda pun terus memainkan tangan Sean dan Sean pun masih saja diam dan menutup matanya itu. Winda pun memutuskan untuk menyudahi aktivitas itu lalu memutuskan untuk tidur di kasur sebelah Sean.
Pagi berikutnya, Winda terbangun pukul 04.30 pagi ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk berwudhu lalu sholat, saat sholat Winda tak lupa mendoakan Sean agar cepat sadar dan pulih.
Selesai sholat, Winda pun memutuskan untuk mandi lalu setelah itu mengambil air hangat untuk memandikan Sean.
Pukul 07.00 pagi, Winda duduk di sebelah Sean sambil memainkan tangan Sean.
Ceklek
Nyonya Selina ibunda Sean masuk kedalam ruang Sean.
"Winda hari ini kamu akan memilih baju untuk pernikahanmu nanti"ucap Nyonya Selina.
"Iya nyonya"jawab Winda. Nyonya Selina pun memanggil beberapa pelayan untuk membawakan gaun pernikahan untuk dipilih oleh Winda. Nyonya Selina pun menyuruh Winda untuk memilih salah satu.
"Yang mana pilihanmu"tanya nyonya Selina.
"Yang ini saja nyonya"jawab Winda sambil memberikan gaun itu ke nyonya Selina.
"Baiklah jika ini pilihanmu, jaga Sean aku akan kembali beberapa jam lagi"ucap nyonya Selina lalu dibalas anggukan oleh Winda. Nyonya Selina pun pergi bersama pelayan-pelayan itu dan Winda pun kembali duduk di sebelah Sean dan memainkan tangannya kembali.
Siang harinya, Winda tertidur di samping Sean. saat Winda tertidur kedua orang tua Sean pun masuk ke ruang itu.
"Dia disuruh untuk menjaga Sean kenapa dia malah tidur"ucap Tuan Andree.
"Aku akan membangunkannya"ucap nyonya Selina. Nyonya Selina pun mendekat ke Winda lalu membangunkannya.
"Winda bangunlah kenapa kamu tidur tugasmu adalah untuk menjaga Sean bukan tidur, Winda bangun"ucap nyonya Selina membangunkan Winda.
Winda pun terbangun lalu melihat Tuan Andree dan Nyonya Selina menatapnya.
"Maaf nyonya Tuan saya ketiduran"ucap Winda.
"Jangan kebiasaan tertidur seperti itu ingat itu, bagaimana dengan Sean"jawab nyonya Selina.
"Maaf nyonya, Sean sudah saya mandikan dengan kain nyonya Sean juga sudah diberi obat oleh dokter"ucap Winda.
"Baiklah, kami akan menemui dokter dulu jaga Sean jangan tertidur lagi"
"Baik nyonya"
Nyonya Selina dan Tuan Andree pun pergi dari ruangan Sean, dan Winda pun duduk kembali ke sebelah Sean.
Di ruangan dokter, kedua orang tua Sean masuk ke dalam ruangan itu.
"Dokter apakah ada cara untuk menyembuhkan putraku"ucap tuan Andree.
"Untuk saat ini tidak ada tuan, kita harus menunggu putra anda untuk sadar dulu setelah itu anda bisa membawa putra anda untuk terapi saraf"jawab dokter itu.
"Apa terapi itu bisa menyembuhkan putraku dokter"tanya nyonya Selina.
"Maaf nyonya, putra anda mengalami lumpuh total dan juga bagian tangan, kepada, bahkan suaranya sudah tidak berfungsi dan kemungkinan terapi ini bisa menyembuhkan saraf bagian tangan, kepala, dan suaranya saja, untuk kaki dan tulang bagikan belakang itu sangat sulit karna rusak yang sangat parah"jelas dokter itu
Mereka pun terus mengobrol mengenai kesehatan Sean hingga waktu yang tidak tentu.
Sementara diruangan Sean, Winda sedang memainkan tangan Sean sedari tadi.
Ceklek
Seseorang masuk dan melihat kearah Winda dan Sean, Winda pun melihat orang itu.
"Maaf anda siapa"tanya Winda.
"Aku Luna kekasihnya Sean"Jawab seseorang itu yang tak lain adalah Luna.
Deg
Hati Winda seakan sakit melihat kedatangan Luna yang pastinya untuk menemui Sean. Luna pun mendekati Sean dan Winda pun bangun lalu menjauh dari Sean.
"Ternyata kamu belum sadar juga, oh ya Sean aku kesini mau memberikanmu kalau pernikahan kita sudah dibatalkan dan sebentar lagi aku akan menikah dengan anak rekan bisnis papahku yang tak kalah tampan dan kaya darimu tetapi sebenarnya masih mending kamu sih, tapi aku gak mau menikah denganmu karna kau lumpuh"ucap Luna kepada Sean. Sean pun tak memberikan respon sama sekali sedangkan Winda ia begitu kaget dengan ucapan Luna kepada Sean.
"Jika aku menikah denganmu, kamu akan sangat merepotkanku nantinya, ah sudahlah lagian kamu akan sadar saja tidak mungkin kenapa juga aku harus berbicara denganmu yang tak merespon sama sekali, aku akan pergi sekarang dan bay aku akan pergi dengan calon suamiku sekarang."ucap Luna lalu menyentuh tangan Sean dan pergi. Tetapi, saat ia ingin pergi ia menatap kearah Winda.
"Siapa kamu kenapa kamu disini"tanya Luna pada Winda.
"Sa. . . saya suster Tuan muda Sean"jawab Winda dengan gugup.
"Oh"jawab Luna singkat.
Ceklek
Saat Luna tengah mengobrol dengan Winda, kedua orang tua Sean masuk kedalam ruangan itu lalu menatap tajam kearah Luna.
"Untuk apa kau datang kemari"tanya nyonya Selina dengan nada marah.
"Hanya untuk menemui Sean dan memberitahu kalau pernikahan kami gagal, serta memberitahunya kalau aku akan menikah dengan orang lain"jawab Luna dengan bangganya.
"Cih, berani sekali kamu membatalkan pernikahan ini dan sekarang ingin menikah kembali secepat itu, dasar perempuan munafik"ucap nyonya Selina dengan sangat marah.
"Suka-suka akulah kenapa juga kau marah, ingin ini baik-baik Tante, tidak ada satupun wanita yang mau menikah dengan Sean karna dia lumpuh dan untuk apa juga aku menikah dengannya"ucap Luna dengan bangganya.
"Berani sekali kau berkata begitu, dengar ini baik-baik Sean juga akan menikahi sebentar lagi dan wanita yang akan dinikahi Sean bukan kau dan itu wanita lain, dan jika suatu saat nanti Sean sembuh aku tak akan mengizinkannya untuk kembali ataupun memaafkan kesalahanmu sampai kapanpun"teriak nyonya Selina. Luna pun meremehkan ucap nyonya Selina lalu menatap kearah Winda.
"Pasti kau kan yang akan menikah dengan Sean"tanya Luna kepada Winda. Winda pun hanya diam lalu menunduk.
"Cih wanita busuk dan kampungan sepertinya, Tante salah memilih dia sebagai istri Sean tapi ya sudahlah lagian tidak ada yang mau sama Sean juga"ucap Luna dengan lancang.
"DIAM KAU LUNA, PERGI DARI SINI SEKARANG JUGA"teriak Tuan Andree. Luna pun tak menanggapi ucapan itu lalu pergi meninggalkan ruangan itu. Setelah Luna pergi nyonya Selina pun langsung menghampiri Sean dan memeluknya sambil menangis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!