NovelToon NovelToon

Gadis Idiot Dokter Rangga

GIDR 1

Prolog

Nasya Zilvana Rafasha adalah gadis cerdas yang memiliki IQ di atas rata-rata. Karena kcerdasannya itu pula dia mendapok kelas akselerasi pada jenjang menengah pertama dan menengah atas. Sehingga saat usianya 18 tahun dia sudah menginjak semester 2 di jurusan Desainer. Jurusan yang paling di minati gadis-gadis. Saat ini dia telah memiliki butik dengan hasil jerih payahnya. Barang- barang mewah di dalamnya adalah desain Nasya. Meskipun dalam keseharian gadis kecil itu sangatlah manis manja group tapi itulah Nasya yang selalu apa adanya.

Dr. Rangga Azhof Khan adalah pemilik rumah sakit Medika Sehat. Dia pemuda yang dingin namun perhatian. Ketampanannya tak membuat banyak perempuan menyukainya. Dia menyukai dua wanita yang ternyata kakak- adik namun cintanya kandas karena kedua perempuan menyukai sahabatnya dr. Ahmad Izzudin Al Qassam sahabat baiknya mulai dari sekolah hingga saat ini. Rangga tetaplah suportif meskipun perempuan yanh dia cintai menyukai izdi dia tetap menjadi sahabat yang baik. Tidak seperti di sinetron-sinetron yang kemudian jahat pada sahabatnya.

Dr. Rubiah Annisa Putri adalah seorang dokter spesialis Radiologi. Berperawakan tinggi, putih, cantik tapi idealisnya tak mengizinkan dirinya untuk memakai hijab. Rubi tidak begitu menyukai hijab. Dia adalah putri dari sahabat orang tua rangga yang memiliki bisnis di USA. Namun sayang sekali rangga tidak tertarik dengan gadis ini. Sesungguhnya Rubi adalah gadis perfeksionis serta tak mudah menyerah ketika menginginkan sesuatu.

Dr. Fatimah El khumairoh adalah dokter spesialis Kulit dan kelamin di rumah sakit medika sehat. Dia adalah gadis yang di cintai oleh rangga tapi tidak dengan fatimah dia sangat tergila-gila pada seorang izdi. Fatimah adalah gadis yang pandai merawat kecantikannya. Sehingga meskipun di usianya yang dewasa dia tetap terlihat imut dan cantik.

Kala itu pertemuan di rumah sakit bersama seorang gadis polos prediksi rangga, hal itu membuatnya naik pitam. Gadis itu meninggalkan baju dan jilbabnya di kamar mandi ruang pribadi rumah sakitnya. Serta membuat dokter rahman mencurigai dirinya melakukan sesuatu yang tidak senonoh dengan wanita cilik itu. ( baca novel sebelumnya cinta dalam sujudku)

" Gadis idiot sialan !!!! Aarrgggghhhh ..." teriak rangga saat di dalam kamar mandinya. Dia melihat krudung dan baju putih itu bergelantungan di kamar mandinya. Dengan marah-marah rangga yang seorang pemilik rumah sakit mencucikan baju dan kerudung gadis kecil itu.

" Anak sialan ... Ngapain tadi aku nolong dia segala. Kurang ajar bener awas kalau ketemu lagi," omel rangga di dalam kamar mandi. Dia tak suka jika kamar mandinya berantakan.

Setelah rangga mencuci dan menjemurnya di balkon ruang kerjanya. Rangga kemudian menghampiri dokter rahman di ruang prakteknya.

" Aku masuk !" seru dokter rangga dengan sangat kesal. Rahman yang menoleh jadi mengerutkan dahinya. Dia tersenyum mendekati rangga yang sudah duduk di ruangannya.

" Bagaimana sudah selesai?" tanya rahman menelisik ke arah rangga. Pemuda itu pun jadi menatap rahman dengan penuh emosi.

" Sudah apa mas rahman? Yang bener dong," jawab rangga sangat kesal. Rahman jadi tertawa.

" Bukankah tadi bersama gadis muda? Sejak kapan jadi pedofil tuan Rangga Azhof khan?" tanya rahman sambil meledek temannya ini. Di suasana duka seperti ini membuat rahman butuh hiburan. Karena saat ini izdi terkulai lemah tak sadarkan diri.

" Sialan ! Aku hanya menolongnya mas rahman. Baju sialannya menampilkan keelokan tubuhnya. Jika banyak yang melihat gimana?" ucap rangga mendetail. Dia tak ingin di curigai oleh rahman. Cukup satu kali dia melakukan kesalahan pada rubi.

" Tumben pemilik rumah sakit ini sangat perhatian pada orang yang tidak di kenal?" tanya Rahman dengan keheranan.

" Entahlah mas rahman kasihan saja melihatnya. Tapi dia benqr-benar membuatku marah di pertemuan pertama!" geram Rangga saat bercerita pada rahman. Rahman kali ini mengerutkan alisnya saat rangga mengatakan pertemuan pertama.

" Berarti akan ada pertemuan kedua dan selanjutnya? Begitukah rangga," tanya mas rahman mulai menggoda dan jawaban rangga membuat rahman tersenyum di balik tangannya.

" Tentu saja mas, aku harus membuat perhitungan dengannya karena membuatku mencuci jilbab dan bajunya yang sudah di tinggal di kamar mandiku. Itu sangat tidak terhormat dasar gadis sialan," oceh rangga tanpa hentinya.

" Wait rangga ... Sedari tadi kamu menceritakan tentang dia. Sebenarnya dia sudah mulai berani memasuki pikiranmu loh!" seru dokter rahman.

" Aku tidak akan menikahinya mas rahman. Saat ini aku sedang bersiap menikah dengan rubi," jawab rangga dengan serius. Rahman manggut-manggut.

" Semoga di lancarkan rangga dan semoga kalian bahagia. Saat ini aku sedang iba karena tidak bisa membantu izdi," sesal rahman. Kali ini rangga menatap temannya itu.

" Oh gimana dengan khumairahku dengan izdiku mas rahman?" tanya rangga kali ini lebih serius.

" Mereka akan terpisah jika izdi tidak bangun. Karena maria mengatakan bahwa mereka masih suami istri dan karena wardah izdi sampai celaka seperti ini. Aku sedih mereka semua tak membantu wardah. Namun ada gadis pemberani yang membela wardah," jawab rahman dengan sedih. Rangga mengacak-acak rambutnya dengan marahnya.

" Tapi bukankah izdi sudah menalak maria 3 kali mas rahman?" tanya rangga dengan sangat kesal.

" Tapi izdi belum mengatakannya pada umik atau keluarganya. Tadi kulihat wardah pergi dari rumah sakit. Aku sedih saat tak bisa membantu temanku," sesal rahman dengan menghela nafas berat. Rangga kemudian berdiri seperti ingin mengamuk pada keluarga izdi.

" Aku akan ke sana mas!" seru rangga dengan menggebu.

" Tidak rangga jangan lakukan itu kita harus mencoba tenang demi izdi. Kita perbaiki semuanya pelan-pelan saat ini teman kita butuh pengobatan," ucap rahman sambil memegang tangan rangga.

" Aaarrgggghhhh .... " rangga menjotos tembok ruangan rahman. Dia hanya menatap rangga dengan sedih izdi dan rangga seperti adiknya sendiri. Mereka berdua sangatlah dekat. Saat ini mungkin rangga ingin marah pada keluarganya tapi semua itu tidaklah baik. Hal itu bisa merenggangkan hubungannya dengan keluarga izdi.

" Maria sialan. Gadis licik!" seru rangga dengan nanar. " Bangunlah iz ... Bukankah kamu mencintai khumairahku jangan biarkan dia hidup susah iz. Kasihanilah aku yang tak bisa berbuat apa-apa untuk istrimu itu," ucap rangga sambil menangis. Laki-laki memang jiwa rangga namun saat ini dia sedang terpukul sahabatnya tak sadarkan diri. Istrinya terusir di rumah sakitnya dan dia akan menikah namun tak ada sahabatnya.

" Bersabarlah rangga kita akan mengupayakan kesembuahn izdi. Kita doakan wardah tak mengambil tindakan apapun untuk menjauhkan dirinya dari izdi," ucap rahman sambil memeluk rangga layaknya seorang adik kandung. Rangga pun menangis tanpa malu di pundak mas rahman.

" Tenanglah semua kan baik-baik saja rangga," ucap mas rahman.

.

.

.

Like,gift,komen,votenya ya makasihhhh

GIDR 2

Hari ini tibalah saat bagi Rangga Azhof menikahi Rubiah Annisa untuk mengikrarkan janji suci mereka. Untuk berkawan sehidup semati bersama. Berbagi suka dan duka serta saling mendukung satu sama lain untuk menggapai keluarga sakinah, mawaddah, warrohmah bersama.

Pagi ini dekorasi pernikahan diantara mereka sangatlah cantik. Rangga pun nampak tampan dan gagah sedang Rubiah nampak sangat cantik. Kedua sejoli itu memang ditakdirkan untuk saling bersatu sama lain. Meskipun pada awalnya rangga menolak kehadiran rubi namun karena sebuah kecelakaan akhirnya mereka berdua di persatukan dalam ikatan di pagi hari ini.

" Sudah siap nak rangga?" tanya pak penghulu pada rangga.

" Siap pak," jawab rangga dengan mantap. Rubi yang mendengar sangat bahagia.

" Saya Nikahkan/ kawinkah engkau Rangga Azhof Khan dengan Rubiah Annisa Putri binti Reinaldi dengan mas kawin Berlian eberat 500gr dan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"

" Saya terima nikah dan kawinnya Rubiah Annisa Putri binti Reinaldi dengan seperangkat mas kawin tersebut di atas di bayar tunai," ucap rangga dengan lancar dan mantap

" Bagaimana saksi sah ..." ujar pak penghulu.

" Sah .... " jawab semua orang yang hadir di pernikahan rangga.

" Barokallahulakuma ...... " di lantunkanlah doa oleh pak penghulu untuk rangga dan rubi. Gadia itu nampak menangis di hadapan Rangga. Pak penghulu mengarahkan agar mereka bertanda tangan dan Rubi mengambil telapak tangan rangga untuk di cium dengan takdzim sedang rangga mencium kening istrinya dengan penuh sayang.

Setelah rangkaian akad nikah selesai mereka pun melanjutkan dengan acara ramah tamah. Semua tamu di persilahkan untuk menikmati hidangan. Rangga duduk bersama mas rahman. Acara hari ini outdoor pengantin pun menemui tamu mereka .

" Mas ... Bagaimana izdi?" tanya rangga di tengah-tengah kebahagiaannya. Rahman menggeleng menandakan belum ada perubahan pada sahabatnya itu.

" Doakan yang terbaik untuk mereka Rangga," jawab rahman sambil menepuk tangan rangga yang masih mengkhawatirkan sahabatnya di dalam kebahagiaannya saat ini.

Nampak dari jauh si cantik Fatimah datang bersama seorang pemuda. Mereka menghampiri rangga dan mas rahman.

" Selamat dokter rangga semoga bahagia selalu," ucap fatimah pada seseorang yang pernah menaruh hati padanya. Rangga pun tersenyum pada fatimah dengan ramah.

" Makasih fatimah ... Ngomong-ngomong siapa di sebelahmu ini?" tanya mas rahman pada fatimah. Azzam pun memperkenalkan dirinya.

" Azzam ... Dokter," jawab azzam sambil menyalami dokter rangga dan dokter rahman. Mereka berempat nampak sangat akrab. Fatimah nampak mencari rubi setelah menemukan rubi.

" Mas ikut? Saya mau ke rubi dulu," ucap fatimah dengan sopan. Ketika mendengar dia begitu lemah lembut pada pemuda di hadapan ini rangga dan rahman ikut tersenyum. Namun azzam menggeleng.

" Saya di sini saja sama mas rahman dan pak rangga. Pergilah ke sana!" seru azzam pada fatimah.

" Baiklah permisi semua," pamit fatimah yang kemudian pergi ke arah rubi. Nampak fatimah menjabat tangan rubi. Mereka bersua nampak tertawa bersama Azzam memperhatikan keduanya dengan seksama.

" Apakah kamu kekasihnya zam?" tanya rangga pada pemuda di hadapannya itu. Azzam menoleh dan tersenyum pada rangga dan rahman.

" Apa aku bisa pak rangga membuatnya mencintaiku? Sedangkan dia sendiri acuh tak acuh pada laki-laki," jawab azzAm yang membuat rangga dan rahman tertawa bersama.

" Tapi dia begitu menghormatimu zam. Mungkin ada yang berbeda pada dirimu," jawab rahman menimpali. Setelah izdi tak ada yang pernah fatimah pacari. Gadis itu hanya berpacaran 1 kali selama perjalanan karirnya.

" Ya zam, aku saja tidak bisa membuatnya jatuh cinta," jawab rangga sambil mengenang saat dia mengejar fatimah. Azzam spontan tertawa geli.

" lah itu pak rangga yang keren jabatan dan harta melimpah saja fatimah tolak. Bagaimana dengan diriku ini," jawab azzam merendah. Seakan-akan dia orang dari kalangan biasa. Padahal dirinya adalah seorang CeO sebuah perusahàan.

Perbincangan kaum adam itu sangatlah terlihat menyenangkan. Rubi dan fatimah saling bertatapan. Mereka berdua sedari tadi menatap dengan tajam.

" Kekasihmu fatimah?" tanya rubi. Fatimah mengedikkan bahunya.

" Entahlah rubi ... Lebih tepatnya dia temanku sih. Aku nyaman aja mengajak dia karena dia tipikal pemuda yang sopan. Jadi aku merasa aman saat bersama dia," jawab fatimah jujur pada rubi. Rubi yang mendengarnya jadi manggut-manggut.

" Cepatlah menyusul kami fatimah," jawab rubi sambil tersenyum. Fatimah jadi membulatkan matanya.

Serangkaian acara pernikahan outdoor yang di gelar rangga-rubi berjalan dengan lancar. Hari ini mereka berdua sudah beristirahat di dalam kamar pengantin yang di siapkan oleh sang mama. Rubi yang masih di kamar mandi tak kunjung kekuar membuat rangga menunggu di luar tidak jelas.

" Rubi ... Why? Lama banget sih di kamar mandi?" tanya rangga di depan pintu kamar mandi. Tak berselang lama rubi keluar. Rangga sudah menatap tajan ke arah istrinya.

"Apa? Keapa tatapannya tidak enak begitu," tanya rubi. Rangga melihat istrinya dari bawah sampai atas.

" Ternyata istriku ini seksi yah," ucap rangga mulai nakal. Rubi membolakan matanya. Rangga kini mulai berani menggoda dirinya.

" Kamu ini ya. Minggir aku mau lewat rangga," ucap rubi mendorong rangga. Saat ini dia sedang tidak ingin berhadapan dengan rangga. Malu sangat malu. Rangga malah menarik rubi ke dalam pelukannya.

" Kita ulangi ya," bisik rangga yang membuat rubi begidik ngeri pada kejadian lalu.

" Rangga no .. Pasti sangat sakit. Aku takut malam itu masih terngiang-ngiang di bayanganku," jawab rubi jujur dia masih takut rangga melakukannya dengan sangat kasar.

" Rubi ... Maafkan aku. Kali ini aku sedang tidak di pengaruhi alkohol pasti aku melakukannya dengan hati-hati. Percayalah padaku ku mohon. Kemarin memang salahku," jawab rangga menyesal sudah melukai harga diri istrinya.

Rubi pun memberanikan diri membalas pelukan rangga yang sangat hangat baginya. Rubi mungkin bukan gadis yang di cintai rangga. Tapi pemuda yang kini jadi suaminya itu sudah berupaya membuktikan bahwa dia bukan pria brengsek pada umumnya. Dia masih punya etika untuk berbuat baik pada perempuan yang sudah dia lecehkan.

" Mandilah rangga," jawab rubi pada akhirnya. Rangga pun secara spontam mencium pipi istrinya dan berlari ke kamar mandi. Rubi hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan rangga.

" Dia dulu begitu tidak sukanya pada diriku ini. Saat ini Allah malah membuatnya menikahiku," monolog rubi saat rangga sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Rubi dan Rangga adalah pasangan yang di nikahkan karena sebuah kecelakaan. Rangga saat itu yang sedang patah hati membuat dirinya memasuki area terlarang dan meminum minuman penuh laknat itu. Sehingga membuatnya hilang kesadaran. Di saat dia kehilangan kestabilan pada dirinya Rubi datang untuk mengoloknya. Rubi melakukan itu bukan tanpa dasar ia merasa hina karena penolakan rangga. Sehingga terjadilah pelecehan itu pada rubi yang di lakukan rangga. Rubi yang trauma membuat rangga menjadi merasa bersalah. Sehingga rangga berupaya supaya rubi mau menikah dengannya.

" Aku tidak boleh mengingat kejadian itu lagi. Saat ini rangga sudah menjadi suamiku trauma ini harus di sembuhkan," ucap rubi.

.

.

.

Boom like ya, giftnya, Votenya.

Kisah rangga baru di mulai inii......

Visual dokter rangga versi author ya, tapi kalian boleh bayangin siapa saja sesuka hati yak heheheh.s

Visual dokter Rubi ya ...

GIDR 3

Malam ini adalah malam yang indah dan halal bagi rangga untuk menyentuh rubi. Mungkin hatinya tak begitu sangat mencintai rubi. Tapi rasa tanggung jawab yang besar membuat menyayangi gadis itu. Rangga sudah berjanji pada dirinya bahwa rubi adalah wanita yang akan selalu menemani hari-harinya. Rubi pun telah berjanji akan merubah penampilannya yang dianggap terlalu terbuka di depan umum.

Saat rangga keluar dari kamar mandi dengan haNduk yang hanya berkacak pinggang dengan gestur tubuh yang menarik serta rambut basah membuat rubi menutup matanya. Ini kali pertamanya dia menatap rangga secara intens. Rangga menatap istrinya dengan tersenyum.

" Tataplah aku sebanyak yang kamu mau sayang. Aku halal bagi mata indahmu itu," ucap rangga sambil memilih baju tidur yang ingin dia pakai.

" Mas ... Malam ini?" tanya rubi. Rangga menoleh ke arah istrinya.

" Kita lewati dengan apa adanya. Tapi ketika aku memintanya kau sama sekali tak boleh menolak suami tampanmu ini," ucap rangga dengan sangat PD-nya. Rubi mengangguk cepat sejujurnya dia masih takut karena malam itu rangga merobek keperawanannya secara paksa sehingga sakitnya luar biasa. Rangga menatap ada wajah lega di wajah istrinya.

Seusai rangga menyelesaikan ganti bajunya dia kembali ke arah rubi. Gadis itu menatap rangga dengan seksama. Begitupun dengan rangga dia menatap istrinya dengan penuh kasih sayang. Tiba-tiba saja rangga memegang tengkuknya dan mencium bibir ranum serta manis milik rubi. Mereka berdua menikmati kedekatan ini. Rangga yang sedang memeluk rubi meneteskan air matanya. Dia menyelesaikan aktivitasnya.

" Maafkan aku yang sudah menodaimu rubi," ucap rangga. Rubi yang melihat rangga meneteskan air mata mencoba untuk menghapus serta menggelengkan kepala.

" Tidak mas ... Bukan penyesalan yang harus kita lakukan tapi kita harus menjadi lebih baik ke depannya," jawab rubi dengan tersenyum.

Rangga pun segera menarik rubi ke pelukannya. Ia mencium puncak kepala istrinya. Tak ada aktivitas berlebih malam ini. Dia hanya ingin membuat rubi nyaman dulu berada di sampingnya. Malam ini terlewati begitu saja.

Pagi hari di jalanan jakarta menuju kampus ada seorang perempuan berpakaian childish sedang marah-marah di jalan.

" Ayo dong kok macet sini sih! Aku ada pertunjukan modelling yang penting. Huftt," gerutu gadis muda cantik berperawakan sedang tinggi kira-kira hanya 160cm. Nampak dari kejauhan rangga tak sengaja memperhatikan mobilnya dia melambaikan meminta bantuan. rangga yang madih memiliki waktu berhenti untuk mencoba membantunya. Rangga turun dengan santainya.

" Kenapa mobilnya?" tanya rangga dengan flat. Gadis itu tak kunjung menjawab namun menatap rangga intens.

"Bapak yang di rumah sakit ya?" tanya Nasya tanpa sungkan. Sedangkan rangga sudah membeo. Bisa-bisanya dia tak menyadari jika itu adalah gadis yang sama. " Pak help ya!" seru nasya yang membuat rangga tiba-tiba mslas dan pergi meninggalkannya. Nasya tiba-tiba mellow dan memukul kepalanya sendiri. Rangga melihatnya dari spion.

" Nasya kali ini kamu tidak akan lulus materi ini, huft. Lelahhh sudahlah," ujar nasya yang kemudian duduk ngemper di depan mobilnya. Harusnya dia lebih hati-hati untuk hari ini.

Rangga yang masih menatap gadis itu pucat pasi dan tidak tega karena ini tempat sepi. Ia pun kembali memutar mobilnya. Mendekati nasya yang terduduk menutup wajahnya dengan berjongkok.

" Bangunlah! Akan ku antar," seru rangga dengan menatap ke arah gadis itu. Nasya yang merasa ada yang berbicara segera mendongak. Matanya yang suda basah dia usap dan segera berdiri dan menggapai tasnya.

" Makasih pak ... Apapun alasan anda hari ini. Tapi saya sangat berterima kasih karena ini menentukan kelulusansaya pak," ucapnya nerocos terus. Rangga mendengar dengan malas. Namun rangga kaget saat dia memegang kemudi tiba-tiba saja gadis itu memegang tangannya.

" Apa yang kamu lakukan gadis idiot!" seru rangga. Nasya jadi mellow.

" Thank you pak. Kamu bukan siapa-siapa tapi begitu berjasa di setiap aku butuh bantuan," ucap nasya yang kemudian meleoas tangannya dan fokus pada IPADnya.

Sinting, siapa aku baginya. Aku hanya kebetulan selalu bertemu dengannya dalam keadaan kurang beruntung. Batin rangga.

Sesampainya di gedung mewah di tengah kota. Nasya turun dari mobil mewah bak bidadari. Rangga kemudian mengatakan sesuatu.

" Jika lain waktu bertemu ambillah barangmu yang kau tinggalkan," ucap rangga kemudian melesat. Belum sempat nasya membalas ucapannya. Fito Adrianto datang dan merangkul dirinya. Di spion rangga kembali menyaksikan romansa anak muda pada mereka berdua.

" Kenapa bukan cecunguk itu saja yang menjemputnya! Sialan," umpat rangga yang merasa di manfaatkan oleh gadis itu.

" Fito! Sekali lagi kamu seperti ini kupatahkan tanganmu yang paranoid itu. Minggir!" seru nasya sangat kesal.

Nasya pun bergegas memasuki gedung itu dengan berlari. Dia tak akan melewati kesempatan ini. Bapak itu sudah menolongnya. Tidak akan kubiarkan dia sia-sia membantuku. Semoga saat bertemunya kelak aku sudah sukses.

" Sya ... Tadi siapa yang antar. Pasti bukan kakakmu dong?" tanya Dilan. Nasya menggeleng menandakan memang bukan.

"Entah. Yang jelas dia adalah seorang dokter dan pemilik rumah sakit," jawab nasya.

" Namanya?" tsnya Dilan menatap sahabatnya.

" Mana ku tahu lan. Ogah masak perempuan kenalan dulu," jawab Nasya. Dilan langsung menonyor sahabatnya.

" Gila. Gadis oneng. Ucapan terina kasih untuknya neng," ucap dilan pada sahabatnya.

" Sudah ku sampaikan padanya tadi," jawan nasya jujur.

" Eh anak dodol kasih dia sesuatu. Kamu kan anak pengusaha kan janganlah iritlah sya!" seru sahabatnya. Nasya manggut-manggut.

" Besok ku antar ke rumah sakitnya. aku hafal ruangannya," jawab nasya.

" Nah, itu baru pintar. Tapi siapa tahu dia jodohmu sya. Udah ketemu beberapi kali kan," ucap dilan. Nasya menatap tidak percaya pada sahabatnya.

Keriwehan hari ini telah selesai. Rangga pun sudah memesan tiket untuk pergi ke eropa untuk berbulan madu besok pagi. Dia ingin menikmati waktunya bersama rubi.

Di sisi lain nasya menginfat-ingat kata dilan. siapa tahu jodoh. Tapi sebenarnya dia gak tua banget sih. Tapi nasya sudah terlanjur memanggilnya bapak. Tampan sih dokter itu.

" Nasya kakak besok ada rapat intern ke luar kota. Mobilmu belum selesai. Naiklah taxi," ucap sang kakak. Nasya menghembuskan nafas berat.

"Baiklah kak hati-hati," jawab nasya. Azzam kemudian mengacak-acak rambut adiknya.

" Tidurlah ini sudah malam!" seru sang kakak.nasya pun pergi ke kamarnya. Nasya jadi membayangkan bagaimana jika jadi kekasih rangga. Sampai dia tertidur pulas.

Pagi harinya nasya sibuk dengan dapurnya. Dia memasak dengan bahagia dan itu pun karena ulah sahabatnya yang membuat dirinya tertarik pada si bapak dokter. Setelah selesai masak dia bergegas ke rumah sakit.

Sesampainya di depan ruangannya ...

" Nona hari ini dokter rangga sudah selesai praktek. Kembalilah 2 minggu lagi," ucap sang asisten.

" Tapi ... Saya cuma antar ini mas," jawab sang asisten.

" Tapi beliau baru saja keluar dia akan pergi berbulan madu," jawab sang asisten lagi. Nasya yang mendengar jadi shock. Dia menyukai suami orang wah sudah tidak benar.

" Baiklah ... Ini untukmu saja permisi!" seru nasya berlari keluar. Saat di luar di melihat pemandangan yang membuat hatinya jealous parah. Dokter itu memeluk dan meng-kiss perempuan cantik yang mungkin adalah istrinya.

" Kamu sukses membuatku patah hati dokter, Huh," ucap nasya sambil mengelus dadanya yang terasa sakit.

.

.

Pupuk bawangnya mulai deh. Jangan lupa vote like gift rate ya sayang mkshhhh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!