NovelToon NovelToon

KONTRAK PERNIKAHAN PENGUASA KEMBAR

Episode 1

Steven baru saja turun dari helikopter nya, berjalan menuju gedung pernikahan, tiba-tiba dia merasa menyesal melakukan nya "Apa yang aku lakukan" Ucapnya bergumam.

FLASHBACK ON

Lima jam yang lalu, saudara kembarnya datang ke tempat nya, Steven sangat terkejut saat stefan datang dengan kursi roda nya dia terluka parah.

"Apa kau kalah perang? " Ledek Steven saat melihat saudara kembar nya itu.

"Aku menang hanya saja lukanya terlalu parah" Ucap Stefan.

"Heh! sepertinya pertarungan yang menarik"

"Lumayan ukhuk... ukhuk... " Stefan batuk dan mengeluarkan darah di tangannya.

Steven melihat itu, meskipun Steven terlihat tidak peduli dan acuh tak acuh dengan saudara kembarnya itu, tapi sebenarnya dia sangat menyayangi saudara kembarnya. "Apa yang sebenarnya kau lakukan, harusnya kau ke rumah sakit kenapa malam menemui ku! " Ucap Steven menatap saudara kembarnya itu.

"Steven aku ingin kau menolongku" Ucap stefan yang kini terlihat serius menatap Steven.

"Menolong mu? " Steven menatap balik stefan.

"Ya, besok adalah acara pernikahan ku, aku ingin kau menggantikan ku" Ucapan Stefan itu membuat Steven kebingungan.

Stefan menyuruh asisten nya memberikan sebuah kontrak "Ini adalah kontrak nya aku ingin kau menikahi kekasih ku sampai aku sembuh, semuanya tertulis jelas di sini" Ucapan Stefan itu membuat Steven menggelengkan kepalanya.

"Apa kau gila dia itu kekasihmu! " Teriak Steven yang tidak menerima permintaan yang tidak masuk akal dari Stefan itu. "Lagi pula kau bahkan tidak memberitahu keluarga mu kalau kau akan menikah" Ucap Steven

"Ya aku sudah gila, tapi aku sudah berjanji padanya untuk menikahinya di hari ulang tahunnya, aku tidak memberitahu papa dan mama karena aku ingin memberikan kejutan untuk mereka tapi seperti nya aku harus menunda kejutan itu, dan menyerahkan tahun pertama pernikahan ku padamu"

"Kalau begitu jelas kan saja kau sedang terluka dan tidak bisa menikahi nya! "

"Tidak bisa, dia tidak tau siapa aku sebenarnya dan lagi pernikahannya itu besok Steven tolong aku kali ini saja, aku akan memberikan sebagian aset ku untuk mu, aku mohon ukhuk.. ukhuk.. " Stefan mengeluarkan batuk berdarah lagi.

"Tuan Steven tolonglah tuan Stefan, kalau anda terus menolaknya dia pasti akan terus memohon dan membuatnya harus terus menunda pengobatan nya" Ucap Andy tangan kanan Stefan.

"Huh! kau ini benar-benar merepotkan, sudahlah pergi ke rumah sakit dan rawat luka dalam mu itu aku akan menangani nya untuk mu" Ucap Steven.

"Benarkah Steven aku berterimakasih padamu, tapi ingat jangan menyentuhnya" Ucap stefan memperingati.

"Aneh sekali kau menyuruhku menikahi nya tapi tidak boleh menyentuhnya, bodoh kah kau! " Ucap Steven.

"Berisik, meski kita kembar aku juga tidak mau berbagi wanita aku melakukan ini hanya tidak ingin membuatnya terluka dan jadi bahan tertawaan" Ucap Stefan yang mulai di dorong pergi oleh andy

"Seberapa besar sebenarnya dia mencintai gadis ini" Ucap Steven.

FLASHBACK OFF

"Tuan jangan melamun, kita sebentar lagi akan masuk gedung" Ucap Ravi tangan kanan Steven

"Berisik aku tau! " Ucap Steven.

Steven akhirnya masuk ke dalam gedung pernikahan Steven sangat terkejut melihat orang-orang yang berada di gedung pernikahan itu, mereka terlihat bergunjing tentang gadis yang akan dia nikahi itu.

'Sebenarnya gadis seperti apa yang ingin kau nikahi stefan! ' Ucap Steven dalam hati.

Steven berjalan menuju wanita bergaun putih itu, Steven terkejut dengan wajah gadis itu yang terlihat sangat cantik namun Steven hanya menarik ujung bibirnya

Steven kini telah sah menikahi kekasih saudara kembarnya itu, meski dia menggunakan nama stefan tetap saja dia sudah menikahi kartika gadis cantik yang membuat saudara kembarnya jatuh cinta.

Semua orang mengucapkan selamat pada kartika tidak kecuali wanita bergaun merah yang sangat mencolok itu "Selamat kartika kau sudah menikah dengan preman jalanan ini, seorang anak haram memang pantas menikah dengan seorang preman, meskipun dia tampan apalah artinya kalau dia hanya seorang preman jalanan yang tidak memiliki pekerjaan" Ucap wanita yang terlihat memberikan selamat tapi sebenarnya hanya mengolok-olok nya.

"Siapa? " Steven menatap tajam wanita itu sampai membuat tubuh wanita itu bergetar ketakutan.

Wanita itu berusaha untuk tidak takut dan ingin menjawab namun ternyata mulutnya bahkan tidak bisa bergerak karena takut dengan tatapan tajam Steven "Boo kau melupakan nya, dia sepupuku Belly " Ucap lembut kartika.

'Bo? panggilan apa itu stefan kau menikahi gadis aneh macam apa hah! ' Gerutu Steven dalam hati.

Ya Steven terkenal dingin, sombong, kejam dan sangat anti pada wanita namun hanya demi saudara kembarnya dia rela melakukan sandiwara ini namun Steven benar-benar tidak terbiasa.

Sedangkan stefan memiliki sifat yang lebih ceria humble dan benar-benar baik kepada semua orang tapi dia juga over protektif dengan kartika sang pemilik hati stefan.

"Oh nama yang aneh pantas aku tidak ingat! " Kartika melihat Steven dia sedikit merasa aneh dengan sikap orang yang ada di sampingnya itu, yang dia tau stefan tidak akan melakukan itu dia mungkin hanya tertawa saja.

"Kau laki-laki preman saja berani menghinaku! kau pikir setelah menikahi sepupu ku kau akan mendapatkan harta dari keluarga kami! itu tidak mungkin asal kau tau saja kartika ini hanya anak haram dia tidak akan mendapatkan sepeserpun dari keluarga kami"

"Aku tidak perlu orang lain untuk menafkahi istriku! " Ucapan savage Steven ini membuat kartika menatap penuh heran.

"Huh hanya orang miskin saja bertingkah, beraninya! " Ucap belly sangat kesal pada Steven.

"Ada apa Belly sayang kenapa kau terlihat sangat kesal? " Seseorang dengan pakaian sama mencolok nya dengan Belly mendatangi Kartika.

"Tidak hanya pasangan sampah ini membuatku kesal"

"Oh begitu, jangan di pikirkan mereka hanya sampah wajar saja hanya bisa mengotori"

"Hah! gosok gigimu mulutmu bau kotoran" Ucap Steven yang sudah muak dengan kondisi acara itu.

"Ravi siapkan semuanya ayo pergi" Ucap Steven pada Ravi

"Siap tuan" Ucap Ravi yang berjalan lebih dulu dari pada Steven, Steven sudah berjalan namun kartika terlihat kesulitan karena gaunnya.

"Masih tidak pergi! " Ucap Steven

"Ak.. aku kesulitan" Ucap kartika yang tiba-tiba merasa asing dengan suaminya itu.

"Hah! wanita yang merepotkan" Ucap Steven, Steven akhirnya menggendong keluar Kartika.

Baru sampai pintu suara laki-laki menghentikan langkah kakinya "Menantu tidak sopan bukannya memberikan hormat pada mertua malah pergi begitu saja" Ucap laki-laki yang ternyata Papa dari kartika.

"Papa" Ucap kartika sembari menahan tangisnya.

"Orang seperti itu papamu? " Ucapan Steven itu semakin membuat kartika merasa asing dengan suaminya.

"Tidak berhenti! " Ucap papa kartika itu.

Steven hanya menengok "Aku akan memberikan hormat di pemakaman mu nanti" Steven benar-benar muak dengan sandiwara ini

"Kau menantu sialan! hanya preman saja berani kurang aja-" kalimat papa kartika itu tidak terselesaikan saat suara helikopter mulai terdengar.

Semua orang berlari keluar dan melihat kartika di bawa pergi dengan helikopter, semua orang terpana melihat nya "Ma kenapa dia menggunakan helikopter, siapa sebenarnya suami kartika ini? " Ucap belly pada mamanya.

Episode 2

Andy sudah membawa Stefan ke rumah sakit terbaik di negara yang di tinggalin Steven. Dan sudah bersiap untuk melakukan operasi

"Andy ,kenapa aku merasa sedikit takut" Ucap Stefan

"Apa yang tuan takutkan? tuan bahkan sudah memenangkan pertempuran itu, Nama tuan di dunia bawah semakin tersohor anda adalah penguasanya" Ucap Andy.

Stefan menggelengkan kepalanya, "Bukan itu yang aku maksud, aku takut terjadi sesuatu kepada Kartika" Ucap Stefan.

"Tuan bukankah tuan sendiri yang sudah mempercayakan Nona Kartika pada tuan Steven, tuan harus percaya pada tuan Steven dan fokus pada pemulihan anda" Ucap Andy.

"Hmm aku percaya padanya" Ucap Stefan

******

Keluarga Kartika menatap helikopter yang semakin menjauh itu.

"Apakah aku salah menilai orang? " Tanya papa Kartika pada dirinya.

"Apa yang kau katakan kak, dia itu memang hanya seorang preman, apa kakak lupa sudah menyelidiki orang itu dan tidak mendapatkan hasil, kalau bukan preman buangan dia itu apa, sudahlah kak jangan di pikirkan yang harus kita pikirkan jangan sampai Kartika membawa suami premannya itu ke rumah kita" Ucap Mama belly menghasut papa Romi papa dari Kartika.

"Benar paman, aku setuju dengan Mama jangan biarkan dua orang itu mengotori rumah kita! " Belly ikut menghasut sang papa untuk tidak menerima Kartika kembali saat sudah menikah.

"Aku tau, aku tentu tidak akan membiarkan mereka menempati rumah kita" Ucap Papa Romi dengan tegas.

Di helikopter semua terasa sunyi hanya terdengar suara baling-baling yang di ikuti suara angin.

Ravi hanya bisa diam konsentrasi untuk mengemudikan helikopter pribadi bosnya itu.

Steven merasa gerah dan melepaskan jasnya, sedangkan Kartika bingung menatap suaminya. 'Apa yang terjadi kenapa aku merasa stefan berubah menjadi orang lain, dan lagi siapa orang yang di sampingnya di mana kak andy' Ucap Kartika dalam hati.

"Boo, apa yang terjadi kenapa kita bisa naik helikopter? menyewa ini bukankah membutuhkan banyak uang" Ucap Kartika yang entah mengapa merasa takut untuk berbicara pada suaminya.

"Ini milik ku, dan berhenti memanggil boo itu sangat menganggu telingaku" Ucap Steven membuat Kartika terkejut pasalnya, suaminya dulu yang memohon padanya untuk memanggilnya seperti itu.

Bahkan panggilan Boo itu di putuskan melalui drama yang panjang membuat Kartika tidak berdaya dan mulai memanggil stefan dengan sebutan Boo, meski awalnya terasa malu untuk Kartika.

"Tapi bukannya kau yang meminta ku untuk memanggilmu Boo" Ucap Kartika sedih mendengar ucapan suaminya itu yang seakan menjadi dingin padanya. Kartika yang mendengar kalimat itu merasa sedih sampai melupakan kalimat pertama yang Steven ucapkan.

'Bos tolong jangan hancurkan pernikahan tuan stefan' Ucap Ravi yang tidak bisa protes pada bosnya hanya bisa mendengar dan merasa kasihan kepada Kartika gadis cantik itu.

"Tidak! jangan panggil itu lagi! sangat menggelikan" Ucapan Steven itu seratus persen sudah menghancurkan perasaan gadis cantik yang baru dia nikahi itu.

"Baiklah aku mengerti, stefan" Ucap Kartika sembari menekan dadanya yang sesak, dia tidak menyangka pernikahan yang dia impi-impikan dari satu tahun yang lalu akan berakhir sedingin ini, dia tidak menyangka stefan akan berubah menjadi dingin padanya.

"Bagus kalau begitu" Ucap Steven acuh dan enggan menatap Kartika.

'Bos jangan hancurkan pernikahan orang lain' Ucap Ravi yang hanya bisa menggerutu dalam hati.

Kartika hanya bisa menatap pemandangan yang indah itu, air matanya tanpa sadar mengalir pemandangan yang indah itu tak selaras dengan hatinya yang hancur, suami setelah menikahinya tiba-tiba bersikap seperti orang lain dan dingin padanya dia di nikahi tapi merasa di ceraikan begitu menyakitkan bayangan di manja oleh suaminya kini sirna tak tersisa.

Suaminya bahkan enggan menatap wajahnya, hati Kartika sebagai wanita benar-benar hancur dia sekilas menatap suaminya 'Jika sikapmu berubah kenapa kau tetap menikahi ku Boo?, apakah kau sedang mempermainkan perasaan ku padamu kau jahat boo' Ucap Kartika dalam hati dia tidak bisa menahan tangisnya lagi dia akhirnya menutupi wajahnya dengan tangannya berusaha menghapus derai air matanya.

Laki-laki yang dia idamkan akan memberikan kehidupan bahagia yang tidak pernah dia dapatkan ternyata ikut berubah membuatnya merasakan kenyataan pahit yang sesungguhnya.

Helikopter itu mendarat di sebuah lapangan golf sebuah vila, Steven langsung saja turun tanpa memikirkan Kartika karena menurut Steven Kartika hanya orang asing yang dia nikahi karena kontrak yang saudara kembarnya berikan.

Melihat Steven yang sudah berjalan dan mulai menaiki mobil Kartika bingung dia harus bagaimana dengan gaun nya itu dia tidak bisa turun.

Ravi kasihan melihat Kartika yang terlihat kebingungan "Biarkan saya membantu Nona" Ucap Ravi yang akhirnya membantu Kartika turun.

"Kau apakah teman kak Andy? " Tanya Kartika yang berusaha tersenyum menyembunyikan wajah sedihnya.

Ravi mengangguk "Perkenalkan Nona nama saya Ravi saya asisten tuan Stev- eh Stefan" Ucap Ravi hampir saja salah sebut nama.

"Asisten? kenapa Stefan tiba-tiba memiliki asisten? " Tanya Kartika dia merasa bingung dengan ini semua.

"Ahaha so.. soal itu Nona bisa tanyakan pada tuan Stefan, saya tidak berhak bicara" Ucap Ravi.

"Hmm berapa banyak lagi yang dia sembunyikan dariku? " Ucap. Kartika bergumam namun masih di dengar Ravi suara gumaman yang menyedihkan.

Ravi akhirnya berhasil membantu Kartika berjalan sampai mobil, Ravi membukakan pintu dan menyuruh Kartika duduk, di samping nya terlihat Steven yang sedang berkutat dengan laptop nya.

Ini adalah pemandangan yang langka untuk Kartika melihat Stefan begitu serius, biasanya Stefan saat bersamanya akan sedikit jahil dan manja.

Mereka kini sudah sampai di Vila, vila yang sangat luas, mewah dan besar mula-mula itu memang aset milik Stefan namun itu akan menjadi milik Steven jika sandiwara nya berhasil.

"Ini? Vila ini apa kau menyewa nya? " Tanya Kartika.

"Tidak, ini milik ku" Ucap Steven yang masih enggan menatap Kartika dia langsung masuk begitu saja.

Kartika hanya bisa menahan air matanya karena sikap acuh suaminya itu.

"Ravi perlihatkan kamarnya" Ucap Steven yang langsung masuk ke dalam kamar utama, Steven pernah beberapa kali mampir ke negara yang di tinggali saudara kembarnya itu dan menginap di Vila ini jadi dia sudah paham tata letak Vila ini.

"Tu.. tunggu Stefan ki.. kita suami istri kenapa kamar harus terpisah" Ucap Kartika berlari menghampiri Stefan.

Kartika menatap Stefan "Kenapa kau harus menikahi ku, jika sikapmu begitu dingin padaku Stefan! kenapa kau berubah di saat kau sudah memperistri ku kenapa? , jika kau sudah tidak mencintaiku kenapa kau harus menikahi ku kenapa? kenapa Stefan kenapa? jawab aku Stefan ini menyakitkan" Kartika menangis tersedu-sedu di hadapan suaminya itu dia memukul mukul dada suaminya sampai dia tidak punya tenaga dan terjatuh di kaki suaminya itu "Kenapa menikahi ku hanya untuk menyakiti ku kenapa? " Tanya kartika dengan wajah sudah di penuhi air mata.

Episode 3

Kartika menatap Stefan "Kenapa kau harus menikahi ku, jika sikapmu begitu dingin padaku Stefan! kenapa kau berubah di saat kau sudah memperistri ku kenapa? , jika kau sudah tidak mencintaiku kenapa kau harus menikahi ku kenapa? kenapa Stefan kenapa? jawab aku Stefan ini menyakitkan" Kartika menangis tersedu-sedu di hadapan suaminya itu dia memukul mukul dada suaminya sampai dia tidak punya tenaga dan terjatuh di kaki suaminya itu "Kenapa menikahi ku hanya untuk menyakiti ku kenapa? " Tanya kartika dengan wajah sudah di penuhi air mata.

"Berhenti menangis kau bukan anak kecil lagi! " Steven tidak menghiraukan kartika, bahkan air mata kartika tidak membuatnya merasa kasihan.

Kartika terduduk lemas melihat suaminya melenggang pergi begitu saja meninggalkan nya "Kau kejam boo" Ucap Kartika yang hanya bisa menangis meratapi nasipnya.

"Nona bangunlah" Ucap Ravi yang tidak tega melihat Kartika yang menangis, Ravi tau bagaimana hancurnya hati Kartika sekarang, tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa apalagi mengatakan yang sebenarnya.

Ravi mencoba membantu Kartika berdiri namun Kartika menolak "Saya bisa sendiri terimakasih" Ucap Kartika yang menghapus air matanya dan berusaha untuk bangun.

Ravi membawa Kartika ke kamarnya, "Nona silahkan beristirahat" Ucap Ravi yang segera menutup pintu nya setelah Kartika masuk.

Kartika terdiam duduk di samping ranjang, air matanya tidak bisa berhenti saat dia sendiri menatap gaun yang dia pakai "Pengantin? bahagia? di mana janjimu stefan di mana sumpah mu" Kartika menarik paksa kalungnya, kalung yang Stefan berikan saat dia berjanji akan menikahinya.

"Jika tau kau akan berubah setelah kita menikah, aku lebih baik memilih kita tidak perlu menikah tapi kau seperti dulu tetap menjadi Stefan ku, my Boo" Ucap Kartika sembari memeluk kalung yang baru saja dia tarik paksa.

Kartika membaringkan tubuhnya di atas ranjang masih tetap memeluk kalung itu, perlahan dia menutup mata, dan berharap semuanya hanya mimpi.

Karena kelelahan menangis Kartika pun terlelap dalam doa agar semua yang terjadi hari ini hanyalah mimpi.

Di sisi Steven.

Ravi menghampiri bosnya yang berada di lini bar vila itu, sesuai dengan permintaan Steven melalui pesan singkat.

"Tuan" sapa Ravi ketika melihat bosnya sedang duduk dan memegang gelas

"Di mana wanita itu? " Ucap Steven sembari menenggak minuman di gelasnya.

"Nona Kartika sudah berada di kamarnya" Ucap Ravi.

"Bagus kalau begitu" Steven menuang lagi minuman ke gelasnya.

"Tu.. tuan bisakah anda sedikit lembut dengan Nona Kartika " Ucapan Ravi itu mengundang tatapan tajam dari Steven.

"Heh! sejak kapan kau bisa ikut campur urusan ku" Ucap Steven yang terlihat mencengkram erat gelasnya.

"Tuan jangan salah paham, saya tidak bermaksud ikut campur hanya saja saya merasa kasihan dengan Nona Kartika"

"Jangan lupa Ravi dia wanita kakak ku! jangan sampai kau tertarik pada nya" Ucap Steven memperingati Ravi.

"Tuan jangan salah paham saya tau posisi saya, dan saya juga tidak ada perasaan apapun kepada Nona Kartika saya hanya kasihan, dan lagi tuan jangan terlalu cuek dan menghindari nya atau kalian akan bercerai sebelum tuan Stefan sembuh jika itu terjadi bagaimana kau menjelaskan nya tuan"

Ucapan Ravi itu terdengar masuk akal untuk Steven, Steven mulai memikirkan nya dengan serius.

"Dan lagi Tuan Stefan melakukan operasi dan terapi semua karena Nona Kartika jika dia tau Nona Kartika yang di cintai nya sedih, apakah tuan bisa membayangkan perasaan nya"

"Huh berisik sekali, Ravi kau tau aku tidak mengerti wanita dan lagi aku merasa aneh, bagaimana bisa Stefan itu jatuh cinta pada gadis sepertinya, keluarganya sangat berantakan benar-benar tidak masuk di akal"

"Tuan seseorang jatuh cinta bukan karena latar belakang nya namun mereka memiliki ke cocokan" Jawab Ravi.

"Berisik aku tidak mau dengar ucapan itu dari mulut jomblo seperti mu" Ucapan Steven itu langsung menusuk ke hati Ravi.

"Maafkan saya tuan" Ucap Ravi yang hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Kau duduklah temani aku minum" Ucap Steven.

"Baik tuan" Ucap Ravi

Mereka berdua minum lumayan banyak, apalagi Steven dia benar-benar sangat terbebani dengan permintaan saudara kembarnya itu jadi dia melampiaskan bebannya pada alkohol di depannya.

Ravi tidak berani minum terlalu banyak karena dia tidak akan bangun jika dia minum terlalu banyak.

Ravi melihat Steven sudah mulai kehilangan kesadaran nya "Tuan sebaiknya anda berhenti minum" Udah Ravi mengambil botol yang hendak di tenggak-nya.

"Hei Ravi apa kau tau perasaan ku sekarang rasanya aku ingin menghancurkan sebuah kota" Ucapan Steven meracau.

"Tu.. tuan sudah mabuk, taun sebaiknya kembali ke kamar" Ucap Ravi yang langsung menaruh botol yang dia pegang dan membantu untuk memapah Steven.

Ravi tidak kuat membawa Steven ke kamar atas, alhasil dia membawa Steven ke kamar tamu di samping kamar yang di tempati kartika.

Ravi membaringkan bosnya di ranjang, dia sangat kelelahan dan pusing bagaimanapun juga dia juga habis minum tentu berefek pada tubuh nya.

Setelah membaringkan tubuh Steven dia langsung bergegas kembali ke kamarnya, dia tidak ingin terlambat meminum obat anti mabuk karena dia tidak ingin besok pekerjaan nya terganggu.

Ravi mulai mengganti bajunya kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya "Aku harap semua berjalan baik, Nona kartika aku berdoa yang terbaik untuk mu" Ucap Ravi yang tanpa sadar seperti nya mulai memperhatikan Kartika.

Malam semakin larut, kepala Steven terasa sakit dia ingin muntah dia berjalan menuju kamar mandi dan memuntahkan apa yang harus di muntah kan.

Setelah itu dengan terbata-bata dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air, hanya segelas air tak kan membuatnya sadar dari mabuknya.

Setelah dia minum, dia berusaha berjalan kembali ke kamarnya, dia berjalan dengan sempoyongan menuju kamarnya, dia sampai di kamar kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu, kemudian Steven pun terlelap kembali.

Pagi menyapa matahari mulai terlihat sinarnya mulai menerobos di balik jendela, Kartika membuka matanya perlahan, hal pertama yang Kartika lihat adalah langit-langit kamarnya.

Kartika kemudian berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tentu saja setelah bangun dari tidur kita sering meregangkan tubuh bukan, namun saat Kartika mencoba meregangkan tubuhnya seperti nya tubuhnya di tahan sesuatu, tubuhnya terasa berat.

Merasa ada yang aneh pada tubuhnya Kartika melihat ke bawah dan terlihat sebuah tangan memeluk tubuhnya seperti guling.

Kartika ingin berteriak namun tidak jadi, dia segera mengurungkan niatnya saat dia sadar hal lumrah untuk pasangan suami istri tidur bersama.

Kartika mencoba melepaskan tangan Steven dari tubuhnya, dengan susah payah akhirnya Kartika berhasil melepaskan tubuhnya dari pelukan Steven namun saat Kartika akan memindahkan tangannya tiba-tiba Steven terbangun dan menarik tangan kartika dengan kuat "Apa yang kau lakukan di kamarku! " Ucap Steven dengan menatap tajam Kartika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!