NovelToon NovelToon

Unite For Revenge

Bab. 1

Di sebuah perkampungan yang terletak di pinggir laut, lahirlah seorang anak laki-laki yang sangat tampan dengan rambut berwarna abu-abu. Hal itu mampu membuatnya sangat ajaib di mata warga lain.

Sementara seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun tengah mencoba menggendong bayi laki-laki yang baru lahir itu.

"Hati-hati, Yuan!'' ucap sang Ibu memperingatkan.

Yuan mengangguk dan dia menimang sang adik dengan rasa hati yang sangat bahagia.

"Ibu, Ibu akan memberikan nama apa pada adik kecil kita?" Yuan berkata sambil terus memperhatikan sang adik yang sangat imut.

"Ibu akan memberinya nama, Julian. Ya, Julian! Apa menurutmu nama itu bagus?" sang ibu menatap Yuan.

"Ya, aku rasa itu sangat bagus untuk adik kecil ini. Ibu lihatlah, rambutnya berwarna abu dan berbeda denganku. Di kampung kita juga tidak ada yang memiliki warna rambut seperti ini."

Julian menangis dan Ibu— Mawar mengambil alih untuk menggendong Julian.

"Ibu akan menyusui adikmu dulu, pergilah keluar dan bermain bersama temanmu." ucap sang Ibu dengan senyum tipis.

Yuan pergi dari kamar sang Ibu.

Mawar adalah seorang janda, suaminya meninggal ketika berburu di hutan.

Mawar memandangi wajah sang Putra bungsu yaitu Julian, dia bersyukur karena Julian akhirnya lahir dengan selamat dan tidak ada kekurangan apa pun.

Kehidupan sehari-hari mereka hanyalah mengharapkan uang pensiun dari King of land yaitu Istana tempat Almarhum suami Mawar yang bekerja sebagai panglima perang.

Semua sangat merasa kehilangan sosok panglima perang mereka yang sangat baik, rendah hati dan selalu menang dalam melawan anggota istana manapun.

Virgo sangat dibanggakan oleh seluruh rakyat maupun sang pemimpi Istana.

🌺🌺🌺🌺

Dua tahun kemudian.

Usia Yuan sudah menginjak lima belas tahun, di usianya yang masih sangat muda ternyata Yuan sudah mahir dalam bermain pedang. Dia terus belajar tanpa mengenal lelah, keinginannya untuk bisa menjadi seorang panglima harus bisa tercapai.

Saat ini Yuan sedang bermain pedang dengan menghabisi sebatang pohon, keringat mengucur deras dari dahi dan pelipisnya, nafasnya terengah tetapi dia tetap bertekad menaklukkan pedang tersebut.

Beberapa menit kemudian.

Setelah di rasa cukup, Yuan kembali pulang ke rumah.

"Ibu!" serunya saat sudah berada di dalam.

Sang Ibu menoleh ke arah pintu, beliau sedang bermain dengan Julian yang saat ini sudah berusia dua tahun.

"Apa kau masih terus belajar untuk bisa menaklukkan sebuah pedang?" Mawar bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari Raksa.

"Ya, aku berniat untuk itu Ibu. Aku bahkan ingin berpamitan untuk pergi berkelana ke sebuah desa dan mencari guru disana." jawab Yuan sambil duduk di samping Ibunya.

"Apa ibu bisa melarangmu? Pergilah jika menurutmu itu benar." Mawar memberikan senyuman agar Yuan tidak ragu-ragu untuk pergi.

"Benarkah? Ibu tidak berbohong? Kalau begitu aku akan pergi besok." ucap Yuan dengan berbinar dan semangat.

Mawar mengelus punggung Putra sulungnya dengan lembut.

'jika masih ada Ayahmu, mungkin kau tidak akan pergi berkelana, Yuan. Ayahmu akan membantumu belajar agar mahir dalam mengendalikan pedang.' batin mawar bicara dalam hati.

Ayah Yuan bernama Virgo, beliau adalah seorang panglima di sebuah kerajaan Mathew. Pada saat usia kandungan Mawar menginjak enam bulan, mawar menginginkan daging rusa yang masih segar. Virgo pun menuruti permintaan sang istri demi buah hatinya, tetapi kejadian tak terduga menyapa Virgo.

Sebuah tombak besar menghantam punggung belakangnya, seorang pria dengan memakai topeng hitam tersenyum puas ketika melihat Virgo yang sudah tergeletak tak bernyawa.

"Akhirnya aku bisa memusnahkan salah satu panglima hebat dari kerajaan Mathew." ucap pria bertopeng tersebut dan berlalu meninggalkan Virgo begitu saja.

**TBC

HAPPY READING GUYS 🤗

SELAMAT DATANG KEMBALI DI NOVEL TERBARU KARYA MOM AL 😘

KALI INI MOM MAU MENCOBA FANTASI LAGI, SIAPA TAHU RAME DAN MELEJIT. MOHON BANTU DUKUNGANNYA DAN SIMAK TERUS PERJALANAN JULIAN — YUAN.🥰

SETELAH MEMBACA BIASAKAN UNTUK MENINGGALKAN** LIKE, VOTE, KOMEN, RATE 🌟 5, HADIAH DAN TAP FAVORIT 🤗

Bab. 2

Yuan memutuskan pergi berkelana hari ini, dirinya sudah memiliki tekad kuat untuk belajar dan mengasah kemampuannya. Dia terus berjalan hingga sangat jauh dari perkampungan miliknya, menyusuri hutan-hutan dengan membawa pedang sebagai temannya.

Menempuh perjalanan yang cukup jauh yakni dua jam, Yuan menemukan sebuah perkampungan kecil setelah dia melewati rimbunnya hutan.

"Perutku lapar sekali." gumam Yuan pelan sambil menahan rasa lapar yang mendera.

Yuan pergi mencari warung, setelah menemukannya dia pun langsung memesan makanan kepada Ibu warung tersebut.

"Bu, beri saya satu porsi nasi dengan lauk seadanya saja," ucap Yuan sambil duduk di kursi.

Ibu warung pun mengiyakan ucapam Yuan dan dia bergegas membuatkan makanan.

Setelah beberapa menit kemudian makanan itu pun datang.

"Ini pesanannya." sang Ibu meletakkan satu porsi nasi berserta lauknya daging ayam di meja Yuan.

"Terima kasih, Bu." Yuan segera menyantap makan siangnya, sehabis ini dia akan mencari tempat yang bisa dijadikan untuknya berlatih mengasah pedang.

"Kau sepertinya bukan berasal dari kampung ini, benarkah?"

Yuan menghentikan kunyahan dan mengangguk.

Ibu itu kasihan melihat Yuan hingga dia menawarkan kembali nasi kepada Yuan. "Jika kau ingin menambah nasi atau lauk maka katakan saja, kau tidak perlu membayarnya dan makanlah dengan puas karena ini gratis." ucapnya sambil tersenyum.

"Terima kasih, Bu." sambung Yuan dengan cepat.

Sebagai anak kecil tentu saja dia sangat senang karena makanannya saat ini tidak perlu membayar dan uang yang dia punya

bisa di simpan untuk kedepannya.

Selesai makan, Yuan langsung beranjak dari kursi tetapi saat dia ingin melangkah dirinya mendengar beberapa orang Bapak-bapak mengatakan tentang sebuah padepokan.

"Ya, kau benar sekali. Aku melihat padepokan itu lumayan jauh dari sini dan berada di dalam hutan. Sepertinya sudah lama buka tetapi kita baru mengetahuinya karena berburu." ujar Bapak itu kepada rekannya.

"Sangat banyak anak didik yang selalu menjadi hebat setelah keluar dari padepokan itu."

Yuan langsung pergi dan dia berniat untuk mencari padepokan yang sang Bapak katakan.

900meter Yuan berjalan, akhirnya dia menemukan sebuah rumah terpencil yang lumayan jauh dari kampung.

"Aku rasa itu tempatnya.'' gumamnya sambil berjalan menuju rumah sederhana tersebut.

Sesampainya di rumah itu, Yuan melihat sangat banyak anak-anak seusianya bahkan lebih tua darinya sedang berlatih disana.

Haiya!

Sret.

Cring.

Bunyi benda-benda yang menjadi keahlian mereka beradu memekikkan telinga.

"Permisi!" sapa Yuan kepada salah satu pria yang sepertinya berusia empat puluh tahun.

Pria itu menoleh.

"Siapa kau?" ucapnya dengan tajam dan menyeramkan.

Yuan berusaha untuk tetap tenang. "Aku Yuan Li, aku berasal dari kampung sebelah dan datang ke tempat ini untuk berlatih pedang."

Pria itu menatap Yuan dari atas sampai bawah. "Kau tunggulah disini," lanjutnya sambil pergi berlalu.

Yuan hanya melihat anak seusianya berlatih dengan sangat giat, dia yakin jika mereka juga mempunyai tujuan yang sama sepertinya.

Beberapa saat kemudian.

Keluarlah seorang pria tua berusia enam puluh tahun, pria itu memakai pakaian seperti seorang guru.

"Salam." Yuan menunduk sopan.

Pria itu mengangguk sejenak. "Apa tujuanmu datang ke padepokan ini, anak muda?"

"Bantu aku agar bisa mengasah pedang dan menjadikan pedang sebagai kaki tanganku, Guru." Yuan masih menunduk.

Guru itu pun salut dengan kesopanan Yuan. "Ikut aku."

Mereka berdua pergi masuk ke dalam untuk menceritakan tata cara, peraturan, dan pelajaran apa saja yang harus Yuan jalani dan kerjakan.

Guru itu pun mengenalkan namanya, dia bernama Guru Ling.

**TBC

HAPPY READING

YUK YANG SUKA CERITA INI SILAHKAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN 😘**

Bab. 3

Tiga bulan kemudian.

Terjadi pembantaian di perkampungan Adenville tepatnya kampung milik Yuan.

Seorang pemimpin jahat bernama Maximus mengarahkan kepada seluruh anggotanya agar menghantam habis perkampungan itu dan menjadikan mereka rakyat kecil sebagai budaknya.

Mereka semua ingin mengambil kekayaan yang ada di dalam perkampungan itu seperti padi dan lain-lain.

Semua rakyat meminta tolong dan menjerit takut ketika Maximus berhasil membakar habis seluruh rumah mereka.

"Tolong! Tolong!" teriak mereka bersamaan dan lari tunggang-langgang.

Berketepatan dengan terjadinya pembantaian itu, Yuan pun pulang dan ingin melihat keadaan Ibu serta adiknya.

Sesampainya di kampung, dia terkejut melihat rumah warga yang hancur terlebih lagi banyak api yang berkobar dari sana. Hari sudah menjelang malam menjadikan pandangan para anggota Maximus tidak terlalu jelas dan teliti.

Yuan berlari menuju rumahnya yang belum terbakar.

"Ibu!" teriak Yuan mencari sang Ibu tetapi tidak di temukan.

Sementara Mawar, dia berlari sambil menarik tangan Julian. Ketakutan pun terukir di raut wajah milik Mawar yang saat ini pikirannya sudah berkecamuk bingung.

"Ibu," Julian terjatuh.

Mawar berhenti dan membalikkan badan. "Putraku!" pekiknya bingung seraya mendekati Julian.

"Nak, lihat Ibu." Mawar menangkup wajah Julian. "Tersenyumlah meski apapun yang terjadi, jangan pernah merasa kau sendirian atau pun bersedih karena ibu selalu ada bersamamu." ucapnya sambil ikut tersenyum.

Julian membalas senyuman Mawar.

"Percayalah pada Ibu, semuanya akan baik-baik saja." Mawar memeluk tubuh Julian sejenak dan dia pergi menghampiri pria-pria jahat itu.

Lima orang pria berbadan besar menghampiri Julian.

"Sepertinya dia anak yang kita cari untuk membantu kita agar bisa membantai kerajaan lain."

Mereka memegang pundak Julian hingga atensi mata Julian teralihkan.

"Ikutlah dengan kami dan pemimpin kami akan mengangkatmu sebagai anak didiknya. Kau tidak perlu menghiraukan Ibumu yang pergi meninggalkanmu begitu saja."

Mereka sengaja membuat Julian agar membenci Ibunya sendiri.

Julian melihat sang Ibu yang sudah tidak terlihat, senyumannya surut dan berganti dengan kesenduan. Dirinya pergi mengikuti langkah pria-pria itu.

"Apa yang menjadi tujuan kalian hingga kalian berani mengusik kehidupan tentram kami dan ingin menghancurkan rakyat kecil seperti kami—" ucapan Mawar langsung terhenti ketika sebuah pedang menancap di area perutnya.

Di balik tumpukan kayu, Yuan terkejut ketika melihat para anggota Maximus ingin membunuh ibunya.

"Ibu!" pekiknya tertahan seraya keluar dari persembunyiannya.

Yuan berlari ketika mendengar jeritan sang Ibu tetapi naasnya beberapa prajurit menghadang dirinya.

Yuan pun melawan dengan segala kekuatan dan tenaga yang dia punya, ketika dia melihat ke arah sang ibu ternyata Ibunya sudah tiada dengan darah yang keluar dari area perut.

Yuan melihat Raja yang memegang pedang dengan berlumuran darah, matanya memerah dan dia berniat untuk menghajar sang Raja. Namun, karena dia hanya sendiri dan pasukan Raja begitu banyak membuat dirinya mundur karena kewalahan.

Mata milik Yuan menatap nanar dan berkaca-kaca melihat ke arah sang Ibu.

'Aku berjanji dan bersumpah akan membalaskan dendam atas kematian Ibuku, kalian sudah memancing emosi seorang anak yang telah kehilangan kedua orangtuanya.' batin Yuan dengan tekad dan penuh dendam.

Dia lari ke dalam hutan dan pergi dari kampung tersebut sambil menangis meratapi kematian Ibunya.

"Ibu tenanglah, aku pasti akan membalaskan dendam kepada mereka. Aku akan belajar pedang dengan sungguh-sungguh dan aku pasti bisa menghancurkan mereka yang telah berani mengusik kehidupan kita. Aku Abiraksa bersumpah akan hal itu, Ibu. Satu tetesan air mata dan darah yang keluar dari perut ibu akan menjadi saksi kebencianku." Yuan berkata dengan nada seram dan penuh penekanan.

Dia telah berubah menjadi anak yang kuat setelah melihat kejadian buruk sang Ibu yang saat ini terjadi di depan matanya sendiri. Pikiran polosnya harus ternodai oleh dendam dan kebencian.

Yuan pun memikirkan tentang sang adik yang masih kecil dan pasti tidak tahu apapun, dirinya mengambil foto yang berada di dalam kantong celana lalu mengusapnya perlahan.

"Kalian akan selalu bersamaku Ibu, adik." gumamnya sambil memeluk foto tersebut.

**TBC

HAPPY READING

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN, TERIMA KASIH BANYAK 🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!