NovelToon NovelToon

Gairah Panas Kakak Ipar

BAB 1 : Canggung

"Lebih baik kamu tinggal sama kakak kamu dari pada harus tinggal sendirian di kos-kosan! Itu lebih aman Del... Lagian rumah kakak kamu dekat kan sama kampusmu itu! " Ucap mama Della seraya memberinya saran.

"Tapi kakak baru aja nikah Mah! Aku nggak enak mau tinggal sama mereka!"

"Biarin aja! Itung-itung buat berhemat juga, kamu kan tau sendiri biaya ngekost perbulan itu mahal-mahal dan nggak aman Del... Lihat noh di tv-tv banyak kasus pembunuhan mahasiswa dikost-kosannya! Mama Ngeriii tau nggak!"

"Pokoknya Della nggak mau!" Tolaknya.

"Ya udah, berarti kamu nggak usah kuliah aja sekalian!"

"Tapi Della mau mah!"

"Berarti kamu harus ikutin saran mama!"

Della tak bisa lagi berkutik, hanya hembusan nafas panjang keluar dari mulutnya, dia sama sekali tak bisa lagi menyanggah ucapan mamanya.

***

Della Puspita, 18 tahun. Dia baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas, Dia dinyatakan lulus murni di salah satu kampus negeri terkenal namun berada di luar kota.

Sementara mamanya sudah menjadi single parent semenjak papa Della meninggal dunia 3 tahun lalu.

Hal itu membuat perekonomian keluarganya semakin menurun. Keluarga itu hanya bisa mengandalkan lahan peninggalan papa Della yang di sewa oleh orang agar bisa mendapatkan penghasilan.

Untung saja Della juga berprestasi, masuk keperguruan tinggi hasil dari kecerdasannya dan berhasil menerima beasiswa.

Tapi sayangnya mama Della melarangnya untuk tinggal di kos-kosan, Della mulai pusing memikirkannya, apalagi dia belum terlalu akrab sama kakak iparnya.

Tapi karena tekadnya yang ingin meniti karir untuk sukses membuat Della terpaksa mengambil keputusan yang sangat berat.

"Ya udah! Della mau tinggal sama kakak!"

Mamanya tersenyum lebar mendengar keputusan yang Della buat itu.

Dua minggu kemudian Della berangkat, ia menaiki mobil yang ia sewa menuju rumah kakaknya yang ada diluar kota.

Della fikir tak salah mencobanya, nanti dia akan berusaha untuk akrab dengan kakak iparnya, walaupun kakak kandungnya sudah sangat baik padanya bahkan sebelum menikah apapun yang Della minta pada kakaknya, Ia akan menurutinya.

"Yah... Semoga aja kakak ipar juga baik sama aku!" Gumamnya.

Sekitar 6 jam perjalanan, akhirnya Della tiba dirumah kontrakan kakaknya, terlihat Mala nama panggilan kakaknya dan Raka kakak ipar Della berdiri di teras rumah mereka untuk menyambut kedatangan Della.

"Adduh akhirnya adek kesayangan kakak datang juga!" Sambut mala.

"Kakak rindu!" Ucapnya berjalan menghampiri Della lalu memeluknya erat.

Della membalas pelukan kakaknya, sambil berkata, "Della juga rindu kak!"

"Kamu gimana kabarnya Del? Kamu tadi nggak muntah di mobil kan?" Raka bertanya dengan nada bercanda.

Della tertawa canggung, "Enggaklah kak! Della nggak selemah itu!"

"Bagus deh... Kalian masuk aja! Biar barang-barang Della aku yang bawa!" Suruh Raka.

Mala mengiyakan ucapan suaminya, dia kemudian mengajak Della masuk kedalam rumah, "gimana kabar mama Del? Sehat-sehat aja kan?"

"Iya kak, mama sehat!"

"Udah nggak cerewet lagi nggak?"

"Yah.. Namanya juga emak-emak kak! Pasti hobi ngomelnya nggak berubah hahah!" Canda Della.

Namun semua langsung canggung saat Raka masuk kedalam rumah.

"Sayang, kenapa kamu nggak siapin makanan buat Della? Siapatau Della lapar kan?" Kata Raka.

"Ehh iya yah! Aku lupa!"

"Nggak usah kak! Besok aja, Della nggak lapar kok!"

"Kamu serius?" Seka Kakaknya.

Della mengangguk, "Iya, Della cuman capek! Mau langsung istirahat!"

"Ya udah, kamu masuk kekamar aja, Kakak udah bersihin kamarnya buat kamu!"

Mala menunjukkan kamarnya pada Della, di susul Raka yang membawa koper Della dibelakang mereka.

"Mulai sekarang, ini jadi kamar kamu! Kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa cari kakak atau kak Raka!" Kata Mala.

"Makasih kak!"

Della merebahkan dirinya atas ranjang, Mala juga keluar dari kamar itu. Tapi Raka masih ada disana, ia memperhatikan Della dengan seksama.

Della mulai tak nyaman, dia tak tau harus berkata apa, Tiba-tiba Raka berjalan pelan kearahnya, "Kopernya mau taruh dimana Del?"

Karena gugup Della yang awalnya rebahan kini langsung terduduk sambil memeluk bantal, "Disitu aja kak!" Della menunjuk sembarangan dengan tangan yang sedikit gemetar.

"Kamu mau bongkar sekarang atau besok aja? Biar kakak bantuin kamu!"

"Be-besok aja kak!" Della tiba-tiba gagap, rasa canggung itu tak terhindari.

Bagaimana tidak, laki-laki itu baru menikahi kakaknya belum cukup 1 bulan. Itupun proses perkenalkan Mala dan Raka sebelum menikah hanya sekitar 2 minggu.

"Ohh oke... Kalau begitu, kakak keluar yah... Kamu bisa istirahat sekarang!" Ucap Raka sebelum berjalan menuju pintu, tak lupa ia tersenyum pada Della.

Della merasa hal itu sangat wajar mungkin karena Raka ingin akrab dengannya juga.

BAB 2 : Makan

Pagi harinya, Della terbangun dengan perasaan asing, suasana yang berbeda dengan kampung halamannya dan juga interior kamar yang sama sekali berbeda dengan kamarnya yang sebelumnya.

"Aku rindu mama!" Gumamnya sambil menutup separuh wajahnya dengan selimut.

Tok... Tokk... Tok....

Pintu kamarnya diketuk, Della dengan cepat berdiri membukanya.

"Kakak? Ada apa kak?" Ternyata itu Mala.

"Pagi adikku tersayang! Gimana tidurnya? Nyenyak nggak?"

Della hanya menganggukkan kepalanya, "Iya kak!"

"Kita sarapan yuk!"

"Ohh iya kak! Tunggu bentar, Aku mau cuci muka dulu!"

"Ya udah! Cuci muka dulu sana!"

Mala pergi menyiapkan sarapan diatas meja makan, sementara Della berjalan menuju kamar mandi terlebih dahulu, kebetulan di kontrakan itu hanya ada satu kamar mandi, Della melihat melihat pintu kamar mandi tertutup, dia kemudian menatap kakaknya.

"Kak Raka di dalam ya kak?"

"Ohh iya, kakak lupa. Dia lagi mandi! Kamu tunggu bentar yah!"

Della kemudian duduk di kursi meja makan sambil menunggu Raka keluar dari kamar mandi, "Ada yang bisa Della bantu kak?" Katanya menawarkan diri.

Mala kemudian menggeleng, "Nggak usah ih... Semuanya udah hampir selesai kok!"

Krekk....

"Kamu pergi cuci muka aja!" Suruhnya saat melihat pintu kamar mandi sudah terbuka lebar.

Della sekilas langsung syok saat melihat tubuh Raka yang hanya berbalut handuk kecil di pinggulnya, itupun panjangnya tak sampai dengkul.

Seketika ia membuang muka, "Kalau begitu Della cuci muka dulu ya kak!"

Ia buru-buru berjalan menuju kamar mandi, padahal Raka niatnya ingin memberi senyum tapi dilirik saja tidak ada sedikitpun.

"Della kenapa sayang?" Tanya Raka heran.

"Mungkin dia kaget lihat kamu kali!"

"Masa sih? Emang badanku gimana sayang?" Raka ingin menggoda istrinya.

Mala menyilangkan kedua tangannya didepan dada lalu memperhatikan baik-baik bentuk tubuh suaminya itu, "Hm... Biasa aja!"

Muka Raka langsung berubah, "Kamu yah... Padahal aku beharapnya dapat pujian loh!"

"Ishh... Dasar, manusia haus pujian!" Ledeknya.

"Iihh... Nggakpapalah dapat pujian dari istri sendiri! Tapi aku tetap ganteng kan dimata kamu?!" Katanya sambil menaikkan alis kirinya.

Mala tampak mendengus, "Hem... Iyadeh suamiku yang paling ganteng sedunia!"

"Nahh gitu dong!" Ucap Raka yang berjalan menuju Mala, "Kalau begitu peluk aku sekarang!" Pintanya.

"Hah? Ngapain? Kan kamu udah bersih, lahh aku belum mandi sayang, masih bau bawang lagi! Nggak usah iihhh.... "

"Ya nggakpapa lah sayang, kamu mau bau bawanglah, bau terasilah, bau jigonglah kamu tetap istriku dan aku tetap cinta sama kamu! Jadi peluk aku sekarang!"

Raka merentang tangannya, Mala tersenyum tipis dan bersiap untuk memeluk namunsayang sekali saat itu pintu kamar mandi terdengar terbuka.

"Ehh Della udah selesai cuci muka, lebih baik kamu pergi pakai baju! Nggak enak kalau Della lihat kita kayak gini!"

Raka berdecak kesal, "Tapi kamu belum peluk aku lohh sayang!" Rengeknya dengan suara manja.

"Iya, iya... Nanti aja kalau aku udah selesai mandi! Pergi sana pakai baju!" Mala mendorong Raka yang terlihat begitu malas untuk bergerak.

Della yang melihat keduanya terlihat bingung dengan tingkah Raka dan kakaknya.

"Kak Raka kenapa kak?"

Mala tertawa kecil mendengar pertanyaan itu, "kamu nih masih pagi-pagi udah kompak aja sama Raka!"

Della mengerutkan alisnya sama sekali tak paham dengan maksud kakaknya itu, "Maksud kakak apa?"

"Jadi gini loh... Tadi pas Raka keluar dari kamar mandi, dia nanya kamu kenapa? Ehh pas kamu juga baru keluar dari kamar mandi pertanyaan kamu juga gitu Hahaha.... "

"Ohhh! Aku kira kak Raka kenapa kak!"

Mereka berdua mempersiapkan alat makan sambil menunggu Raka selesai berpakaian, hingga Raka datang Suasana berubah jadi canggung lagi.

"Aku kira kalian makan duluan!"

"Mana ada? Kita nungguin kamu tau! Kamu sih kelamaan pakai baju." Timpal Mala.

"Iya maaf! Kan aku mau kelihatan rapi di depan istri sama adik ipar aku!" Candanya.

"Halah... Sok keren!"

"Lahh kan aku memang keren, iya kan Del... Kakak iparmu ini keren kan?"

Della yang dari tadi diam seketika tambah kaku mau menjawab apa.

"I-iya kak!"

Sepanjang mereka makan Raka terus memperhatikan Della, hal itu tidak di sadari oleh Mala. Diperhatikan saat makan sungguh rasanya sangat tidak nyaman, mau ngunyah pun rasanya sulit.

BAB 3 : Mengelus Kepala

Setelah selesai makan, Raka bersiap-siap untuk ketempat kerjanya, kebetulan pria itu bekerja sebagai pegawai disalah satu kantor di kota tersebut.

Sementara, Mala yang hanya lulusan SMA bekerja disalah satu restoran tak jauh dari rumah kontrakan itu.

Mala yang begitu perhatian membuatkan bekal untuk Raka, dibantu Della bekal itu akhirnya jadi dan siap untuk dibawa Raka menuju tempat kerjanya.

"Makasih ya sayang, makasih juga buat adik iparku yang cantik ini!" Kata Raka yang awalnya mengelus lengan Mala, namun berbeda dengan sang istri Raka malah menepuk-nepuk kepala Della dengan lembut.

Della langsung merasa tersentuh, perasannya agak lain di perlakukan seperti ini, laki-laki terakhir yang menyentuh kepalanya mungkin hanya alm. Papanya.

Maklum sampai sekarang, Della belum pernah punya pacar. Bukannya dia tak mau pacaran hanya saja dia menolak melakukan itu karena ingin fokus pada sekolahnya.

"Aku pergi dulu ya sayang! Ohh iya Del.. Wawancara masuk kuliahnya kapan?" Tanya Raka.

"I-itu besok kak!"

"Ohh! Besok yah! Okedehh besok biar kakak yang temanin kamu oke!" Katanya.

Bukan pertanyaan tapi pernyataan, Mala hanya diam saja, padahal Della sangat gugup sekarang.

"Iya kak!" Spontan saja ia mengiyakannya, mungkin karena Della memang tak mengenal siapapun di kota itu jadi lebih baik dia pergi bersama Raka saja.

"Oke... Aku berangkat yah!"

Mala mengantarnya sampai kedepan pintu, ia melakukannya sampai suaminya itu pergi dengan mengendarai sepeda motornya.

Della kembali masuk kedalam kamar, dia merebahkan dirinya sebentar, tapi kakaknya masuk.

"Del... Kakak mau siap-siap juga yah... "

"Kakak mau berangkat kerja juga? Yahh... Jadi Della sendirian dong!"

"Kamu nihh udah besar, masa iya harus di temenin terus? Lagian kakak nggak mau kalau cuman suami kakak doang yang kerja!"

"Iya.. Della ngerti kok kak! Kakak siap-siap aja!"

"Nahh gitu dong!"

Della pasrah saja sendirian di kontrakan itu ketika kakaknya sudah berangkat, rasanya begitu sunyi.

Dia hanya bisa sibuk dengan ponselnya, terus menonton video sampai lupa waktu.

Rasanya mengantuk tapi dia tak mau tidur karena takut. Della kemudian beres-beres rumah mulai dari mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai sampai tubuhnya berkeringat.

Lelah melakukan itu, Della mandi lalu merebahkan diri lagi.

...***...

Sore harinya, Della masih sibuk nonton drama korea, kebetulan Della ini pecinta drama dari negeri gingseng tersebut.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar pintu depan di ketuk, Della tersentak.

"Iya siapa?"

"Ini aku, bukain pintunya dong Del!" Terdengar seperti suara Raka.

Della buru-buru keluar dari kamarnya sekilas melihat dari balik jendela, "Ahh ya ampun kak Raka! Iya kak tunggu bentar!"

Della memang mengunci pintunya, dia takut seseorang masuk makanya dia melakukan itu, dia tak menyangka kalau Raka akan pulang jam segini.

Setelah pintu terbuka, Sorot mata Raka seperti mencari sesuatu dibelakang Della, "kakakmu belum pulang?"

"Iya, kak Mala belum pulang kak!"

"Ohh! Ini ada martabak kakak beli buat kamu!" Siapa sangka dari tangan Raka ada sekotak martabak dan itu khusus buat Della, kebetulan Della memang menyukai martabak.

"Wahh... Makasih kak!" Ucapnya dengan senang.

"Iya, kamu makan aja, kakakmu kan tidak suka dama martabak!"

Yah... Mala memang tidak menyukainya, tapi apa maksud dari itu? Apakah Raka sengaja hanya untuk mengambil hati Della saja?

"Terus kak Raka beli apa buat kak Mala?" Tanya Della dengan nada polosnya.

"Kakakmu pasti udah kenyang banget pas pulang, jadi kamu tenang aja!"

"Terus kalau kak Raka gimana? Suka martabak juga nggak? Aku takutnya nggak bisa habisin kalau makan sendiri kak! Jadi bantuin Della dong!" Pintanya.

"Emang boleh?"

"Ya boleh lah kak, lagian ini juga dari kak Raka juga!"

Alhasil keduanya makan bersama di ruang tamu, Raka tak segan untuk bercanda dengannya hingga membuat Della tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit.

"Ahahah... Udah dong kak! Ya ampun perut Della sakit gara-gara kakak loh hahaha.... "

"Kamu nih... Kakak kira orangnya pendiam ternyata receh juga yah!"

"Kata sahabatku sih aku kayak orang gila kak, tapi kalau orang yang belum terlalu mengenal aku katanya aku pendiam, yah... Ginilah kalau punya muka-muka polos hihi!" Ucap Della.

Raka tersenyum-senyum padanya, tatapannya begitu dalam pada Della.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!