"Ting!"
Sebuah pesan masuk ke telepon genggam Rianti.Dia langsung membuka dan mengeceknya.Seseorang mengirimkan sebuah foto suaminya sedang memegang tangan seorang wanita yang berbaju kantoran dengan mesra.Mereka berdua duduk di sebuah kafe atau restauran.
Seketika manik mata indah Rianti mulai berkaca kaca.Ibu satu anak itu merasa dadanya sesak.Ingin kepastian mengenai foto itu tanpa menunggu lama Rianti menelepon orang yang mengirim foto tersebut.
"Halo San,kamu dapat dari mana foto itu"Tanya Rianti tanpa basa basi pada Sania orang yang mengirim foto itu.Sania adalah sahabat Rianti dari zaman sekolah sampai kuliah.
"Aku foto sendiri Rian,aku sedang ada di kafe yang sama dengan suami kamu,kamu bisa datang sekarang ke sini untuk membuktikan.Mereka juga baru datang,jadi kamu masih punya waktu untuk ke sini.Aku share lock ya Rian"Rianti mematikan telepon genggamnya dan bersiap siap.
Belum apa apa hati Rianti begitu sakit dan dadanya begitu sesak,apalagi kalau harus melihat langsung sendiri.
Rianti tergesa gesa berangkat ke kafe tersebut,hanya butuh waktu dua puluh lima menit dari rumahnya.
Sampai di depan pintu kafe,Rianti berhenti sebentar untuk menyiapkan mentalnya.Kemudian dia masuk dan melihat Sania melambaikan tangan ke arahnya.Rianti menghampiri Sania ke mejanya.
"Mana suamiku San"Tanya Rianti tanpa basa basi dulu.
"Itu ada meja paling pojok di belakang kita"Tunjuk Sania tanpa menoleh.
Hati Rianti seketika sakit seperti tertusuk tusuk melihat Andika suaminya sedang memeluk pundak wanita yang duduk di sampingnya.Dengan mesra wanita itu menyandarkan kepalanya di dada Andika.Seakan dunia ini milik mereka berdua.
Rianti mencoba menelepon suaminya.Deringan pertama langsung diangkat."Halo mas,kamu lagi di mana?"Pandangan Rianti tetap tertuju pada dua orang yang tidak tau malu itu.
"Aku lagi di kantor istriku,tumben kamu tanya begitu,memangnya aku di mana lagi kalau bukan di kantor"Jawab Andika sambil memberi isyarat supaya wanita yang di sampingnya tidak bersuara.
Wanita itu memang tidak bersuara tapi tangannya sibuk membelai wajah dan dagu Andika.Rianti muak di buatnya,kalau saja dia tidak punya rasa malu mungkin Rianti sudah melabrak mereka.Apalagi ini di tempat umum,Rianti tidak mau gegabah.
"Kamu ga bohong kan mas?!"Ingin rasanya Rianti berteriak membentak suaminya,kalau saja dia lupa sedang ditempat ramai.
"Tidak sayang,kok kamu nanyanya gitu sih"Cih! Ingin rasanya Rianti meludah wajah Andika.Pada istrimu kau bilang sayang,diluar sana kau juga bilang sayang pada wanita lain.
"Halo Rian"
Rianti mematikan teleponnya dia terdiam,kini dia tahu siapa suaminya sebenarnya.Suaminya adalah laki laki bermuka dua,beda di depan beda di belakang.Mengatakan cinta dan sayang pada istri tapi juga mengumbar cintanya pada wanita lain.
Kini Rianti menyadari bahwa suami yang hangat,penuh perhatian dan kasih sayang belum tentu setia.
"Rian,aku turut prihatin,aku ga bermaksud membuat kamu sedih tapi kamu harus tau kebusukan suami kamu.Aku juga sangat marah atas perbuatan suami kamu.Aku akan selalu ada untuk kamu,jika kamu butuhkan"Sania menyentuh punggung tangan Rianti.
"Terimakasih San...aku pulang dulu ya"Rianti menelan salivanya.Pahit rasanya,mungkin karna hatinya terluka dan berdarah tapi Rianti berusaha tersenyum.
"Ok Rian,tapi maaf aku ga bisa antar ya,masih jam kantor"Rianti mengangguk dan berjalan keluar kafe.Tubuhnya terasa melayang.Pandangannya mulai blur,semua orang tampak tak berbentuk.Rianti hampir menabrak dinding kafe,dia sudah tidak bisa membedakan mana pintu kafe dan dinding kafe.
Melihat hal tersebut,Sania langsung berlari menghampiri Rianti dan akhirnya diantarnya pulang.
***
Rianti sudah menunggu suaminya pulang dari sore hari tapi sampai jam sepuluh malam belum pulang juga.Di telepon berulang kali tidak diangkat,sampai akhirnya telepon genggam Andika tidak bisa di hubungi.
Rianti memejamkan matanya,mencoba untuk tidur,kepalanya agak pusing.Tapi sampai dia berkali kali ganti posisi tidur matanya belum ngantuk juga.Hingga tepat jam sebelas malam Rianti mendengar suara mobil suaminya memasuki pekarangan rumah.
Dari mana saja mas Andika jam segini baru pulang,apa dia jalan jalan dulu dengan selingkuhannya kemudian mengantarnya pulang? Ah sakit sekali hati Rianti.
Rianti menarik nafas panjang mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi Andika.Pintu kamar terbuka,Andika muncul dari balik pintu dam melihat Rianti belum tidur.
"Kamu belum tidur sayang"Andika mendekat pada Rianti yang duduk di sisi tempat tidur dan mencium kening istrinya.Rianti mencium wangi parfum wanita dari tubuh Andika.Biasanya Rianti sangat menyukai aroma tubuh suaminya walaupun bau keringat.Tapi kali ini Rianti sungguh mual,ingin rasanya dia menghajar Andika habis habisan.
"Belum mas,aku menunggu kamu,ada yang penting mau aku bicarakan...oiya kenapa kamu pulangnya terlalu malam mas,ga biasanya,dan aku telepon ga di angkat?!"Cecar Rianti.
"Maaf istriku tadi aku sibuk banget banyak kerjaan yang dead line,jadi hp ku silent dan akhirnya mati karna habis batere"Andika duduk disamping Rianti.
"Tadi kamu bilang ada yang penting mau kamu bicarakan sayang"
Rianti menarik nafas dalam dan panjang"Mas kamu selingkuh di belakang aku ya?" Rianti langsung to the point.
Andika terkejut "Se-selingkuh...kenapa kamu bisa sampai berfikir sejauh itu sayang?" Wajah Andika memucat.
"Mas kamu tadi bohong kan waktu aku telepon saat makan siang.Mas bilang sedang ada di kantor kerja,ternyata mas ada di kafe dengan seorang wanita" Entah dapat kekuatan dari mana Rianti bisa bicara lancar seperti itu,padahal lidahnya terasa kelu dan rahangnya sakit menahan amarah.
Andika terkesiap
"Kamu dapat dari mana berita itu,kamu jangan gampang percaya dengan omongan orang lain Rian" Andika berusaha menyangkal.
"Aku tidak mendapat berita ini dari orang lain,aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mas,karna tadi siang aku juga ada di kafe itu"
Jantung Andika berdegup kencang,kenapa Rianti harus tau hal ini sekarang.
"Mungkin yang kamu lihat itu orang yang mirip dengan aku sayang,tadi siang aku cuma diam di kantor ga kemana mana"Andika tidak mau mengakuinya,iyalah mana ada maling mau mengaku.
Rianti mengambil telepon genggamnya dari atas nakas dan memperlihatkan foto Andika bersama seorang wanita.
"Ini apa mas,kamu masih mau mengelak!" Bibir Rianti bergetar,air matanya mulai mengalir.
Andika memandang foto itu,dia tidak bisa berkutik."Maaf Rian...iya benar mas memang menjalin hubungan dengan seorang wanita secara diam diam...sebenarnya mas mau memberi tau kamu nanti setelah kami menikah,kalau mas kasih tau sekarang kamu pasti tidak setuju"
Bagai di tersambar petir Rianti mendengar pengakuan Andika.Berarti dia sudah merencana kan hal ini jauh jauh hari.
"Tega kamu mas..."Tiba tiba kepala Rianti sakit seperti di hantam palu puluhan ton.
Bersambung
Rianti berjalan menuju kamar Andre putranya yang berumur tujuh tahun dengan gontai.Seluruh jiwa dan raganya sakit.Mulai saat ini dia tidak sudi tidur sekamar dengan suaminya.Takkan sudi tubuhnya disentuh dan di belai tangan Andika.Tangan bekas menyentuh wanita selingkuhannya.
"Rian,kamu kenapa tidur di kamar Andre,kita belum selesai bicara"Andika menyusul Rianti ke kamar anaknya.Rianti mengunci pintu dari dalam sebelum Andika sempat masuk.
"Rian sayang,kalau kamu ga mau kita bicara hari ini ga apa apa kamu istirahat saja,semoga besok saat bangun kamu berubah pikiran"Andika berjalan menuju kamar dia dan Rianti.
Rianti tidak menyangka akan di madu oleh suaminya.Ingin rasanya dia membunuh laki laki yang bernama Andika itu.Rianti menangis sambil tengkurap,kepalanya di telungkupkan di atas bantal kuatir membangunkan Andre.
Keesokan paginya,Rianti bangun seperti biasa untuk menyiapkan sarapan pagi.Rianti sangat pintar memasak.Andika dan Andre sangat menyukai masakannya.
"Masakan kamu aromanya lezat sekali sayang" Andika datang dan melingkarkan tangannya di perut Rianti.
Tubuh Rianti menegang,dia berusaha melepaskan tangan Andika dari tubuhnya.
"Mas lepas kan ga,mengganggu aja" Dengus Rianti kesal,merasa mulai jijik tubuhnya di sentuh Andika.
"Kenapa sayang,biasa juga tiap hari begini kan,aku tadi malam ga bisa tidur ga ada kamu di samping aku, kamu masih marah sama aku?"Andika makin mengeratkan pelukannya.
Suara Andika begitu mengesalkan di telinga Rianti,ingin rasanya dia menusuk tangan Andika yang melingkar di perutnya pakai pisau yang dia pegang.Saking kesalnya Rianti mendorong tubuh Andika hingga sampai membentur dinding yang ada di belakangnya.Andika terkejut.
"Rianti!" Hanya karna aku mau menikah lagi, kamu sampai kasar begini sama suami sendiri"Teriak Andika.
Rianti yang hendak meletakkan nasi goreng hasil masakannya ke meja makan membalikkan badannya menghadap Andika.
"Hanya kamu bilang mas,ha?!"Rianti hendak melempar nasi goreng yang ditangannya ke wajah Andika,tapi tertahan karna Andre datang.
"Pagi mama,masakan mama wangi sekali,aromanya sampai ke kamar Andre" Sapa Andre yang telah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Pagi sayang,sini nak,mama masak nasi goreng kesukaan kamu"Rianti menyendok kan nasi goreng untuk Andre.
Andika menunggu Rianti menyendok kan juga untuknya,tapi Rianti pura pura tidak tau.Karna kelamaan menunggu Andika mengambil sendiri dan memakannya dengan lahap.
Rianti hanya mengaduk aduk nasi gorengnya,tak ada sedikit pun nafsu makannya.Dia memperhatikan Andika yang dengan santainya makan,seakan tak ada masalah yang sedang terjadi.
Setelah Andre berangkat ke sekolah diantar supir pribadi,Riana langsung beberes.Selesai beberes Rianti ke kamar hendak memindahkan semua bajunya ke kamar Andre.Dia tidak memperdulikan Andika yang memperhatikannya sambil memakai pakaian kantornya.
"Riana kamu apa apan sih,kamu kekanak kanakan banget"Andika menjatuhkan baju baju Rianti.
"Mas,mulai sekarang jangan urusi apa yang aku kerjakan,karna mulai sekarang aku juga ga akan mengurusi kamu lagi mas...kecuali...kecuali kamu membatalkan niat kamu untuk menikahi perempuannya selingkuhan kamu itu"Rianti memungut baju baju yang berjatuhan di lantai.
"Namanya Siska tepatnya Fransiska,kamu harus mulai mengenal calon madu kamu mulai sekarang.Aku ga bisa membatalkan rencana pernikahan kami,karna aku sudah berjanji untuk menikahinya,aku ga mau menyakitinya" Sahut Andika santai tanpa dosa.
Hati Rianti kembali terasa sakit mendengar Andika menyebut selingkuhannya sebagai madunya.
"Kamu ga mau menyakitinya mas,tapi kamu tega menyakiti aku istri kamu sendiri!" Air mata Rianti mengalir dengan deras,tapi entah kenapa air mata istrinya itu tidak membuat dia tersentuh.
"Aku tidak berniat menyakiti kamu Rianti,kamu sendiri yang nyakitin diri kamu sendiri.Coba kamu mau menerima rencana pernikahan kami,kan ga akan ada masalah begini"
"Mas,kamu benar benar manusia ga punya hati...aku tegaskan sama kamu mas.Kalau kamu tetap mau menikahi selingkuhan kamu...mas harus lepaskan aku karna sampai mati pun aku ga akan rela di madu!"Rianti menatap Andika dengan tajam.
"Rian,aku ga bisa melepaskan kamu,aku masih sangat mencintai kamu.Dan aku juga mencintai Fransiska.Aku janji,nanti aku akan berlaku adil pada kalian berdua"Andika benar benar egois dan menyebalkan.
"Mas,sekarang aku tanya sama kamu,apa kurangnya aku hingga kamu mau menikah lagi?"Rianti terus menatap Andika.
"Ga ada,kamu istri yang sempurna.Cantik,pintar dalam segala hal terutama memasak,rajin ibadah,menurut pada suami dan bisa memberi aku keturunan.Aku sangat bahagia punya istri seperti kamu,makanya aku ga bisa melepas kamu Jawab Andika panjang lebar.
"Kalau mas bahagia punya istri seperti aku,kenapa mas mau cari istri yang lain.Benar benar tidak masuk akal"
"Sayang...jabatan aku sekarang seorang manajer,gaji aku cukup untuk menghidupi dua istri.Lagi pula laki laki boleh menikah lebih dari sekali.Maka dari itulah aku mau membagi kebahagiaan yang aku rasakan pada Fransiska" Andika benar benar menguras emosi Rianti.
"Kamu itu tidak pantas disebut seorang suami mas.Seorang suami itu seharusnya menjaga perasaan istrinya yang telah berbakti pada suaminya dari sejak menikah,sejak dari nol,sejak kita ga punya apa apa.Bukan malah menghancurkan perasaan istrinya.Otak kamu benar benar bebal,percuma ngomong sama kamu"Rianti menghapus air matanya dengan kasar dan pergi meninggalkan Andika.
"Rian tunggu! suami sedang bicara malah kamu tinggalkan.Ternyata itu tabiat asli kamu ya,ku kira selama ini kamu wanita yang- "Andika tidak melanjutkan kata katanya.Dia yakin seiring waktu istrinya pasti akan mengerti.Andika berjalan menuju mobilnya untuk berangkat kerja.Dia bertekad akan lebih rajin dan giat lagi kerjanya supaya gajinya terus naik.Perempuan biasanya kan lihat uang banyak pikirannya langsung berubah.Dengan bersiul siul Andika masuk ke dalam mobilnya.Merasa yakin semua akan baik baik saja.
Di dalam kamar Andre,Rianti melempar semua bajunya yang dia bawa tadi ke segala arah.Dia sudah tidak semangat mau melakukan apa pun.
"Ya Tuhan! Aku sudah tidak sanggup,lebih baik Kau ambil nyawaku"Rianti menangis sekencang kencangnya.Menumpahkan semua yang mengganjal hatinya.
Tapi tiba tiba mata Rianti tertuju pada foto Andre yang ada di meja kamar.Dia mendekat dan mengambil foto itu.
"Andre sayang,anak mama...tolong beri mama kekuatan.Hanya kamu yang bisa membuat mama bertahan"
"Maaf kan mama ya sayang,kita akan hidup bersama,berjuang bersama,kamu adalah hidup mama,semangat mama"Rianti hampir melupakan Andre putranya yang masih kecil,yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayangnya.
Rianti menghapus air matanya berusaha untuk tersenyum di depan foto Andre.
"Sayang,hari ini aku pulang agak malam ya,aku dan Siska ada janji mau ketemu dengan pihak EO.Dua bulan lagi kami sudah sepakat untuk menikah dan keluarga Siska pun menyetujuinya"Andika berdiri di samping Rianti yang sedang berdandan di depan cermin di kamar Andre.
Tadinya Rianti tidak memperdulikan kehadiran Andika.Setelah mendengar apa yang baru saja di katakan Andika,hampir saja membuat Rianti serangan jantung.
"Apa mas kamu bilang?! Dua bulan lagi kalian akan menikah?! Mata Rianti sampai melotot tak percaya.
"Iya sayang,ku harap kamu ga keberatan dan ga marah marah lagi" Andika memegang bahu Rianti.
Rianti langsung berdiri dan memukul Andika"Ga keberatan bagaimana mas,mana ada seorang istri tidak keberatan suaminya nikah lagi...kamu ga punya alasan yang kuat untuk menikah lagi...aku sehat...aku tidak mandul...aku cantik...aku selalu melayani kapan pun kamu mau...kurang apalagi aku mas.Kamunya aja yang brengsek...kamu nya aja yang kegatelan...aku benci kamu mas...kamu pantas matiii !!!Rianti terus memukuli Andika seperti orang kesurupan.
Andika berusaha menyelamatkan diri dari Rianti yang menarik dasinya dengan kencang.Setelah berhasil Andika berlari menuju kamarnya.Kali ini dia benar benar takut,ternyata Rianti sangat seram kalau marah.
Andika mengganti baju kantornya yang sudah banyak robek dan berantakan karna di tarik tarik Rianti.Kemudian tergesa gesa menuju ke mobilnya karna hampir terlambat ke kantor.
Rianti menghubungi sahabatnya Sania untuk menanyakan tentang Fransiska selingkuhan suaminya.
"Kantornya sih di sebelah gedung kantor aku,cuma kalau rumahnya aku ga tau dimana" Jawab Sania saat Rianti menanyakan alamat rumah Fransiska.
"Kenapa Rian,apa perempuan itu bikin ulah? Biar aku aja yang hajar,tangan aku sudah gatal nih mau gamparin pelakor ga tau malu itu"
"San...mas Andika mau menikah sama perempuan itu dalam waktu dua bulan,aku harus bagaimana?
"Apa??? Mereka mau nikah??? Gila ya...benar benar gila,aku ga nyangka suami kamu dan perempuan sinting itu akan melangkah sejauh itu"
"Tapi Rian kamu baik baik saja kan,aku akan selalu ada untuk kamu...bilang aku harus melakukan apa"
"Sejauh ini aku masih baik baik aja San,terimakasih ya kamu sudah jadi sahabat yang baik buat aku"Rianti mematikan teleponnya dan bersiap siap untuk mencari informasi tentang Fransiska.Jika Andika tidak bisa di hentikan,mungkin perempuan itu bisa,begitulah pemikiran Rianti.
Sukses mendapatkan info mengenai Fransiska,Rianti sampai di rumah sebelum Andre pulang sekolah.Rianti merebahkan tubuhnya diatas Ranjang dikamar Andre.Matanya memandang langit langit kamar memikirkan semua yang terjadi.Tak terasa bulir bulir air matanya mulai berjatuhan.Entah berapa lama Rianti larut dalam pikirannya sampai tidak mendengar Andre pulang.
Andre berdiri di depan pintu memandangi mamanya yang akhir akhir ini sering menangis dalam diam.
Andre berjalan mendekati mamanya,tapi Rianti tetap tidak menyadari kehadiran Andre.
"Mama" Panggil Andre pelan.
Rianti kaget,buru buru menghapus air matanya kuatir di lihat Andre.
"Sayang kamu sudah pulang nak"Rianti bangun dan tersenyum pada Andre.Tiba tiba Andre memeluk mamanya,dia tau mamanya sedang bersedih.Rianti sangat terharu dan terbawa suasana tanpa sadar dia menangis lagi,Andre pun jadi ikut menangis.
"Ma,kenapa mama sering menangis?" Ternyata Andre sudah tau kalau mamanya sering menangis.
"Mana ada mama sering nangis,mama hanya kelilipan sayang"Rianti berusaha menguatkan hatinya.
"Papa galak ya ma,papa suka marahi mama"Andre menghapus air mata mamanya.Rianti menggeleng dan mengecup pipi Andre untuk mengalihkan pertanyaan Andre.
"Ma,kenapa sekarang papa tidak pernah lagi mengajak kita jalan jalan.Andre mau jalan jalan,berenang,naik permainan seperti dulu"Andre menatap mamanya penuh tanya.
"Papa sangat sibuk sayang,papa banyak kerjaan di kantor.Nanti mama akan bilang sama papa supaya kita akan jalan jalan lagi ya"Andre mengangguk senang.
"Yaudah sekarang Andre ganti baju terus makan ya"Andre langsung mengerjakan apa yang diperintahkan mamanya.
"Ya Tuhan,bagaimana kalau Andre sampai tau,pasti dia akan terluka"Rianti tidak sanggup membayangkan.
***
Hari Sabtu hari libur kantor dan kerja,Rianti berniat mengajak mengajak Andre jalan jalan.Dia hendak mengatakan pada Andika.Rianti heran melihat Andika sudah rapih sedang memperhatikan penampilannya di depan cermin.Apa Andre sudah memberi tahu papanya.
"Mas,kamu sudah siap siap mau ngajak Andre jalan jalan?" Tanya Rianti memperhatikan penampilan Andika.
Andika memandang Rianti"Nggak sayang,aku mau pergi dengan Siska,ada yang harus kami urus" Andika tetap fokus memperhatikan penampilannya.
Seketika Rianti emosi"Mas,sejak kamu dekat dengan perempuan itu,kamu tidak pernah lagi mengajak anak kita jalan jalan,kamu tidak pernah lagi memberi perhatian sama Andre.Kamu sekarang lebih banyak memperhatikan perempuan itu,belum menikah aja kamu sudah berlaku tidak adil mas!"
"Ini karna kami sedang mengurus pernikahan kami Rian,jadi kamu harus lebih sering bertemu"Andika selalu bisa menjawab perkataan Rianti.
Rianti sampai kehabisan kata kata menghadapi suaminya itu.
'Baik mas,aku bingung mau berkata apalagi sama kamu.Kalau mas Andika tetap mau menikah dengan perempuan itu...aku memilih mundur jadi tidak adalagi yang harus kita bicarakan"Rianti pergi meninggalkan Andika tapi terhenti mendengar perkataan Andika.
"Rian,aku mohon pengertian kamu.Aku tidak bisa membatalkan pernikahan aku dengan Siska.Aku sudah melamarnya pada orang tuanya.Aku tidak mau mempermalukan keluarganya,dan aku juga tidak mau menyakiti Siska.Cobalah sedikit membuka hati kamu,jangan terlalu egois.Aku mencintai kamu,aku juga mencintai Siska.Lagi pula apa susahnya berbagi suami,yang ada nanti kamu akan mendapat pahala.Balasannya surga Rianti,coba bayangkan itu,apa ga enak"Kata Andika santai tanpa beban dan tanpa perasaan bersalah. Perkataan Andika benar benar membuat Rianti muak.Seolah olah di sini Rianti yang salah,padahal dialah yang paling tersakiti.
"Pemikiran kamu benar benar sudah sesat mas,kamu sudah zalim terhadap istri dan anak kamu sendiri"Rianti berlari masuk ke kamar mandi dan menyalakan kran air dengan kencang.
Rianti menangis dan menjerit sekencang kencangnya.Dia begitu frustasi sepertinya tekad Andika untuk menikahi Siska sudah bulat tidak bisa di ganggu gugat.Bahkan ancamannya untuk bercerai tidak menyurutkan langkah Andika.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!