Aku, Rangga Julian Atmajaya, seorang duda beranak satu. CEO, perusahaan Sabun milik keluargaku. Aku, menjadi duda bukan karena pernikahanku yang gagal. Akan tetapi, karena istriku meninggal karena, melahirkan anak pertama kami. Arga Pratama Julian, namanya, berasal dari namaku, dan, istri tercintaku Aradea Berliana Firdaus.
Aradea, berbeda 8 tahun dariku, sedari kecil kami, memang sudah dijodohkan. Papi, dan Mami, bilang kalau Aradea akan membawa keberuntungan dalam kehidupanku. Namanya juga orang tua jaman dulu, ya memang seperti itu, percaya terhadap takhayul. Tapi, walaupun demikian aku juga menyukai Aradea, bagiku dia adalah hal yang paling berharga dalam hidup ini. Sehingga, kepergiannya menyisakan luka di dalam hatiku.
Jadi, Papi, dan, Mami bersahabat dengan keluarga Firdaus, selain, Aradea mereka juga mempunyai seorang anak laki-laki yaitu Adnan Januzaj Firdaus. Dan, dia, merupakan sahabatku, dia sosok yang sangat misterius, seperti, sedang menyembunyikan sesuatu dariku.
Jika, aku lihat, dia tidak begitu menyukai Aradea, entah apa alasannya. Akan tetapi, ketika Aradea meninggal dunia saat melahirkan Arga, dia sangat terpukul. Dia bahkan, berjanji akan menjaga Arga dengan baik. Dan, terbukti kini dia begitu menyayangi anak kami. Entahlah, mengapa sahabatku ini tidak mau menceritakan semuanya terhadapku. Padahal, kami sudah saling mengenal sejak kecil.
Perusahaan Sabun Atmajaya Group.
Ketika perusahaan sedang dalam masalah, para direktur, dan, manajer masing-masing divisi berkumpul. Rangga, terlihat begitu pusing melihat jumlah kerugian yang dialami perusahaan akhir-akhir ini.
“ Baik, jadi intinya kita tidak bisa terus-terusan seperti ini. Maka dari itu, kita harus memperbaharui produk kita. Mungkin saja, bahan-bahan yang kita gunakan kurang diminati oleh masyarakat. Jadi, tolong cari solusinya. Dan, untuk divisi pemasaran, ketika produk diluncurkan. Maka, harus lebih bisa meningkatkan lagi kinerja kalian. Baiklah, meeting kali ini cukup sampai disini, terimakasih ! “ kata Rangga lantang.
Pria itu berdiri dan meninggalkan meeting room, dengan raut wajah yang tidak baik. Sedangkan Febri sang asisten, beberapa kali mengelap wajahnya dengan sapu tangan, saking takutnya dengan keadaan CEO- nya tersebut.
“ Febri ! “
“ I...Iya Pak ! “
“ Kamu kok tegang banget ? “
Febri menggeleng, dia tersenyum paksa.
“ Tolong kamu jemput Arga. Hari ini, Septian mengajak saya makan siang bersama, dan beritahu Adnan juga, kita akan makan di R.G restauran ! “
“ Baik Pak, kalau begitu saya permisi! "
Rangga, mengangguk sebagai jawaban.
Restauran bintang lima R.G.
Bekerja di restauran sebagai manajer, adalah hal yang sangat tidak terduga menurut Adelia. Dia bersyukur, bisa menjadi orang kepercayaan Reno, dan, Giandra. Yang tidak lain, adalah kakak kelasnya dulu saat masih SMA.
Gadis cantik berhijab ini memiliki sifat keibuan, baik hati, dan, sering kali menjadi panutan bagi bawahannya. Dia memiliki aura yang tidak bisa dijelaskan, dia tidak akan pernah bosan mengingatkan mereka agar tidak meninggalkan shalat 5 waktu sesibuk apapun. Sebisa mungkin, mereka harus bergantian untuk melaksanakan ibadah wajib bagi umat muslim tersebut.
“ Ibu Adel, pelanggan di ruang VIP no 3 susah sekali untuk percaya tentang makanan yang kita sajikan. Padahal, kita sudah menyajikan makanannya dengan baik. Tetapi, dia bersikeras untuk memanggil manajer, dan, Chef kita, bahkan dia marah-marah. Menakutkan sekali ! “
Adelia berusaha menenangkan pramusaji tersebut, dia sendiri yang akan menemui pelanggan itu. Chef disini sudah sangat terkenal kompeten, bagaimana bisa ada orang yang komplain mengenai makanan disini. Sampailah dia diruang VIP tersebut, dan, dilihatnya pria tampan dengan wajah bengis yang membuatnya tidak ingin menemui pria tersebut.
“ Assalamualaikum ! “ sapa Adelia.
“ Wa'alaikumusallam ! “ pria itu tersenyum memandang wajah Adelia.
Adelia, mengambil kursi untuk duduk, dia bersedekap.
“ Ada perlu apa ya kamu kemari ? Mengganggu saja, pake bilang makanan disini tidak enak lah, apalah . Alasan kamu itu benar-benar memuakkan ! “
“ Memang benar itu adanya, tetapi tidak tahukah kamu aku sangat ingin menemui kamu? Del, aku tuh masih sayang sama kamu ! “
Pria itu terlihat memelas, dia mencoba meraih tangan Adelia, tetapi dengan segera gadis itu menghindarinya.
“ Subhanallah, aku sudah tidak ingin berurusan lagi dengan kamu. Tahukah kamu dulu aku begitu naif, percaya saja jika kamu terpaksa menikah dengan Alina. Aku seperti orang bodoh tahu, selalu menunggu kamu. Berdoa siang, dan, malam, agar aku menikah dengan kamu. Tapi ternyata, kamu membohongi aku. Dan sekarang, kamu datang memohon kembali. Sulit sekali rasanya, memahami orang-orang kaya seperti kamu ! “ kata Adelia menyindir.
Pria itu, menundukkan wajahnya, dia malu mendengar perkataan Adelia, wanita yang sangat dia cintai.
“ Aku bodoh Del, tolong maafkan aku ! “
“ Cukup Devan, kamu sadar diri dong. Kamu masih berstatus suami orang, lalu kamu datang pada seorang gadis seperti aku, dan memberikan pengakuan cinta. Apakah itu pantas ? Dengar baik-baik, aku, dulu mencintai kamu dengan tulus, kini aku tahu itu adalah sebuah kesalahan. Tetapi, aku berterima kasih sama kamu, karena rasa sakit yang kamu berikan akhirnya aku bisa berubah. Kini, aku sudah tidak mengharapkan cinta kamu lagi. Tolong, anggaplah kita tidak pernah bertemu sebelumnya, jaga anak kamu baik-baik. Menikahlah sekali lagi dengan Alina, karena saat kamu menikahinya, Alina sedang hamil ! "
" Tidakkah kamu memberiku kesempatan, Adel, please! "
" Tidak, carilah ustadz untuk menikahkan kalian kembali, cobalah cintai Alina seperti kamu mencintai aku dulu. Dan, aku mohon dengan sangat, jangan pernah datang kemari lagi dengan alasan yang membuat pramusaji kami hilang semangat. Permisi, aku sedang sibuk . Assalamualaikum ! “
" Wa'alaikumusallam! " jawab Devan lirih.
Adelia, bangkit dari duduknya, dia berdiri dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Sedangkan Devan menatap nanar kepergian Adelia. Salahnya yang dulu mengkhianati gadis itu, dia dulu tergoda oleh bunga kampus si cantik Alina, padahal pada saat itu dia dan Adelia, sudah menjalani hubungan 3 tahun lamanya, bahkan mereka sudah memutuskan untuk menikah ketika lulus kuliah nanti. Tetapi, dia justru tergoda oleh Alina.
Mantan kekasihnya atau Adelia, selalu berkata tidak mau disentuh sebelum menikah, dan, dia menghormatinya. Akan tetapi, berbeda dengan Alina selain bunga kampus dia juga anak orang kaya sama dengannya, sehingga pergaulan mereka terlalu bebas, mereka melakukan hubungan intim diluar nikah, hingga Alina hamil, dan, meminta pertanggungjawaban dari Devan. Kemudian, gosip tentangnya pun menyebar dengan cepat, karena, orang tua mereka adalah sesama pebisnis jadi keduanya dinikahkan dengan cepat dan gosip-gosip tentang mereka langsung ditarik dari peredaran. Tentunya, berkat bantuan dari kedua orangtua mereka.
Pria itu kini bangkit dari duduknya, dia sudah tidak ada harapan lagi. Dan, keluar dari restauran ini dengan hati yang terluka.
" Sudah berakhir, aku tidak bisa kembali dengannya lagi! " Ujar Devan lirih.
Adelia, berlari dengan terburu-buru, dia mencoba untuk mencari toilet terdekat. Tidak disangka dia justru hampir terjatuh, jika saja tidak ada yang menahannya. Tetapi, anehnya Adelia justru menangis saat berhadapan dengan orang tersebut.
“ M... Maafkan saya hiks ! “
Adelia, tidak bisa menahannya lagi, dia tidak kuasa membendung tangisnya.
“ Sekali lagi maaf ! “ ujar Adelia sembari membungkuk hormat.
Sedangkan pria itu justru menatap nanar wajah Adelia, dia bergeming.
“ Mama ! “ ujar Arga.
Pria tampan itu menoleh ke arah putranya yang sedang digendong oleh Adnan, entah mengapa air matanya mengalir membasahi pipinya. Begitu pun dengan Adnan, menatap gadis itu dengan tatapan sendu. Akhirnya, gadis itu berpamitan, dia berlari secepat mungkin menuju toilet untuk melepaskan tangisannya yang sudah tidak tertahan lagi.
" Bisakah kita bertemu lagi? " batin Rangga.
" Adel, apakah itu kamu? Ya Allah, Semoga, Adelia baik-baik saja! " batin Adnan.
Bersambung
Namaku, Adelia Belina Firdaus, nama yang hampir mirip dengan saudariku Aradea Berliana Firdaus. Akan tetapi, kini namaku telah resmi diganti menjadi Adelia Fitriani. Nama, itu diberikan oleh Abi, dan, Ummi agar aku tidak mengingat masa laluku lagi, ngomong-ngomong mereka orang tua angkatku. Mengenai Aradea, dia sangat disayangi oleh semua orang, terutama Ayah, dan, Ibu. Mungkin karena dia, lebih cantik, baik hati, dan, juga konon katanya membawa keberuntungan dalam keluarga itu.
Seharusnya orang tua, menyayangi dan mencintai anaknya tanpa pilih kasih, akan tetapi, tidak denganku. Mereka justru membuang ku disaat aku masih berusia 7 tahun. Tepatnya, sudah dua puluh tahun ini aku di adopsi oleh, orang tua angkatku, Abi dan juga Ummi.
Dulu, aku selalu berusaha untuk bisa mendapatkan perhatian dari mereka. Tetapi, tidak ada yang memberikan aku perhatian. Hanya, kakakku, Adnan Januzaj Firdaus, dan pamanku, Hilman Abdurrahman, yang sudah tiada. Entah mengapa aku begitu merindukan kakakku, bagaimana rupa orang yang sangat aku sayangi itu sekarang, aku sudah tidak hafal lagi wajahnya. Karena, sudah sangat lama kami tidak pernah bertemu.
Pamanku meninggal dunia karena, berusaha menyelamatkanku. Pada waktu itu, ada pengemudi mobil truk mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Sehingga, dia tidak bisa menginjak remnya secara mendadak. Dan, pada akhirnya, aku didorong oleh Paman, sehingga dia sendiri terpental jauh serta tewas di tempat kejadian.
Semua orang, menyalahkanku atas insiden tersebut. Tidak terkecuali, kedua orang tuaku, mereka bahkan menjadi semakin gila. Karena, tidak tahan lagi mengurus ku, dan, dengan teganya membuangku ke panti asuhan. Di saat seperti itu, yang membuatku sakit hati adalah, Aradea saudari kembarku. Dia tidak mau membelaku sama sekali, dia hanya diam saja. Berbeda sekali, dengan kak Adnan yang berteriak histeris saat aku dibawa pergi.
“ Mama , Papa jangan bawa Adelia pergi. Jangan Hiks ! “
Plak ...
“ Diam kamu, dia itu pembawa sial. Keluarga kita bisa hancur karenanya. Sebelum Adel dan Ara dilahirkan, peramal sudah mengatakan. Jika diantara keduanya akan ada pembawa sial, jadi sudah seharusnya salah satu dari mereka harus di buang. Siapa lagi kalau bukan Adel ! “ kata Papa meluapkan emosinya.
Aku heran, mengapa masih ada yang mempercayai sebuah ramalan. Ah iya, aku paham, karena orang tua zaman dulu tidak ada yang belajar agama. Apalagi, keluargaku adalah orang terkaya Nomor 2 setelah Keluarga Atmajaya. Mereka, jarang sekali beribadah, yang dipikirkan selalu, bekerja,dan, terus bekerja. Sehingga, lupa akan kewajiban sebagai hamba Allah Ta'ala.
Menurutku, Aradea, dia sangat beruntung, dia menikah dengan seorang pria tampan yang merupakan pewaris dari Atmajaya Group.
Aku tahu dari televisi, dia yang meninggal di usia muda setelah melahirkan anaknya. Yang kudengar seperti itu, akan tetapi, aku tidak mau mengikuti berita tentang keluargaku lagi. Semuanya, sudah berakhir ketika aku dibuang oleh mereka. Aku tidak tahu dimana dia dimakamkan, karena, aku juga tidak mau tahu.
Aku, tidak pernah mau melihat berita, dan, juga sehari-hari selalu disibukan dengan pekerjaan, menuntut ilmu agama. Dan lain-lain, karena, baru beberapa tahun ini, aku ingin mendalami ilmu agama. Ya, semenjak putus dari Devan, aku menjemput hidayahku. Berawal, dari iseng mendengar ceramah Abi, alias ayah angkat yang sudah aku anggap sebagai ayah kandungku sendiri, di sebuah majelis ta'lim. Dia berkata, tentang seorang wanita yang tidak mau mengenakan penutup kepala itu, alias membuka auratnya.
Rasulullah bersabda "Ada dua kelompok termasuk ahli neraka, aku belum pernah melihatnya: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengan cambuknya, dan wanita yang kasiyat (berpakaian tapi telanjang baik karena tipis, atau pendek yang tidak menutup semua auratnya), Mailat mumilat (bergaya ketika berjalan, ingin diperhatikan orang) kepala mereka seperti punuk onta yang berpunuk dua. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan baunya padahal bau surga itu akan didapati dari sekian dan sekian (perjalanan 500 th). (HR. Muslim 3971, Ahmad 8311 dan Imam Malik 1421). (source by Google ) .
Bahkan tidak hanya itu, berpacaran pun adalah hal yang salah dalam pandangan Islam. Yang, seharusnya tidak dilakukan oleh wanita muslimah seperti aku. Dari sanalah aku benar-benar merasa jika apa yang aku lakukan dulu adalah sebuah kesalahan. Abi, dan, Ummi sangat menyayangiku. Karena, keduanya, masih belum memiliki anak, jadi aku diadopsi oleh mereka. Usia Keduanya pun masih terbilang muda, Ummi yang berusia 38 tahun, sedangkan Abi masih berusia 41 tahun. Dan, selain mengajar ilmu agama, mereka juga merupakan pedagang pakaian.
Dulu, saat usiaku 12 tahun umi berusia 22 tahun, dan, Abi berusia 25 tahun. Mereka, yang kesepian, memutuskan untuk mengadopsi aku sebagai anak. Aku, sangat bahagia bisa menjadi anak mereka. Aku, sangat berterimakasih kepada keduanya. Aku juga, berdoa seusai shalat ku. Semoga, Abi, dan, Ummi bisa segera diberikan keturunan.
Selama tidak memakai hijab, Abi dan, Ummi tidak pernah memukul atau menggunakan kekerasan padaku. Hanya menasihati saja, tetapi tidak menggunakan dalil Al-Qur'an atau hadits. Ya, jadi aku cuek saja. Mereka hanya berkata " Nak, berhijab supaya lebih cantik ! " sudah begitu saja.
Sekarang ini aku sudah berhijab. Tetapi, walaupun begitu, aku masih merasa sakit hati bertemu dengan mantan kekasihku Devan. Mengapa Istiqomah itu sulit sekali, aku sampai menangis seperti ini ketika melihatnya, Astaghfirullah.
Saat ini Rangga, dan juga Adnan sedang memesan beberapa makanan, dan, minuman. Mereka, duduk di meja nomor 1 ruang VIP. Dan, di saat pelayan sudah mencatat semua pesanan. Adnan menanyakan sesuatu kepada mereka.
" Kalian tahu wanita yang hari ini berhijab warna coklat muda, dan, gamis yang senada ? "
" Oh itu, namanya Ibu Adel, dia menejer di sini Pak . Ada apa ya ? "
Adnan menggeleng, pelayan itu meminta izin untuk pergi, setelah sudah tidak ada lagi yang mau ditanyakan. Adnan, dia kemudian mempersilakan pelayan itu pergi. Dan, pelayan tersebut membungkuk memberi hormat.
Sedari tadi, Rangga sibuk mengurus anaknya. Akan tetapi, pembicaraan sahabatnya itu tidak luput dari perhatiannya. Dia mendengar semuanya, tetapi lebih memilih diam.
" Ternyata, dugaanku benar. Dia memang adikku, Adelia ! " celetuk Adnan.
" Huh, benarkah ? Jadi, kamu punya adik kembar ? " tanya Rangga.
Rangga menyipitkan matanya, dia bingung dengan ucapan Adnan.
" Benar, akan tetapi aku tidak pernah diizinkan untuk mencarinya ! " ujar Adnan lirih.
" Bisakah kau menceritakan semuanya. Tentang, emmmh Adelia dan Aradea ! " kata Rangga serius.
Pria tampan itu membenarkan posisi Arga yang hampir terjatuh. Sedangkan putranya itu terus saja mengoceh , sedari tadi. Sembari, mendengarkan Adnan, yang tengah menceritakan tentang Adelia, dan, juga Aradea.
" Mmmamammama ! " oceh Arga.
" Sepertinya, Arga, membutuhkan seorang ibu ! " celetuk Adnan.
Rangga menggeleng.
" Entahlah, aku masih belum bisa melupakan Ara . Astaghfirullah, aku baru tahu kedua orang tuamu begitu ! "
" Mereka mertuamu loh ! "
" Iya paham, tapi kok ada ya orang tua yang pilih kasih, dan memilih salah satu anaknya. Lebih parahnya lagi, anak itu tidak pernah mereka sayangi ! "
" Sudahlah, tidak perlu membahas tentang itu lagi. Sekarang, kita makan dulu saja, lalu mengobrol lagi ! "
" Ya, kau benar! "
" Mmmmamammmammmah ! "
Saat mendengar celotehan Arga, keduanya tersenyum, melihat tingkah laku menggemaskan bayi laki-laki 1 tahun tersebut.
Bersambung
Sepulang bekerja, Adnan, meminta bantuan kepada orang kepercayaannya. Dia, meminta menyelidiki tentang siapa sebenarnya, gadis berjilbab yang sangat mirip dengan adiknya tersebut. Jika benar itu Adelia adiknya, maka, dia akan melindunginya.
" Adnan, kamu sudah pulang Nak ? "
" Ah, iya Ma. Anda dari mana ? "
" Mama, barusan pergi berziarah ke makam Ara ! "
" Selalu, Aradea. Tidakkah kau mengingatnya, anakmu bukan hanya Aradea? Kau memiliki Adelia juga Ma, keterlaluan! " batin Adnan.
" Kamu kenapa Nak, kok melamun sih ? "
" Tidak, hanya saja. Aku penasaran, apakah Mama benar-benar tidak mengingatnya. Jika, sesungguhnya anda memiliki anak perempuan kembar Adelia, dan, Aradea ! "
Plak...
" Jangan pernah membicarakan tentang dia lagi. Aku tidak sudi, mengingatnya, dia itu pembawa sial. Dan, aku tidak peduli padanya, keluarga kita hanya punya berlian seperti Aradea, camkan itu! "
" Tapi, sampai kapan anda akan bersikap seperti ini Ma? Pikirkanlah dengan baik, ibu macam apa anda ini? Dimana-mana, seorang ibu akan sangat menyayangi anak-anaknya, kecuali hatinya sudah dikuasai oleh iblis. Baiklah, selamat malam! "
Adnan, pergi meninggalkan ibunya yang masih bergeming, mendengar perkataan menohok dari putra tercintanya. Sungguh, hatinya terluka, bagaimana bisa anak yang dia besarkan dengan kasih sayang. Kini, menentangnya, hati ibu mana yang tidak terluka, melihatnya?
" Apakah aku salah, jika hanya mencintai kalian berdua? Hatiku, tidak bisa diubah, dan, putriku hanya Aradea! " batin Septi.
" Sayang, kamu kenapa ? "
" Ah, Mas Daus, kau sudah makan? "
" Sudah, tadi bersama rekan kerja. Ada apa denganmu, mengapa wajahmu begitu? "
" Mas, aku ingin bicara padamu ! "
" Baiklah, mari kita bicarakan di kamar saja ! "
Rangga, bingung saat ini, putranya terus-terusan menangis sembari menyebut kata Mama. Dia tidak mengerti, mengapa ini bisa terjadi. Rangga yang sedang panik, akhirnya menghubungi sahabatnya.
" Ya halo, ada apa Rangga? "
" Bisakah kau membantuku, Arga sedari tadi terus-menerus menangis. Dia, selalu memanggil Mama, dan, Mama . Apa yang harus aku lakukan? "
Suara Rangga, terdengar lirih. Membuat Adnan di sebrang sana, khawatir padanya.
" Kau, tidak apa-apa kan ? "
" Aku pusing, sedangkan baby sitter pun tidak bisa menenangkan anakku. Adnan, aku harus bagaimana lagi, aku lelah! "
" Coba kau beri dia photo Aradea, mungkin saja, dia bisa tenang! "
" Baiklah, aku coba dulu. Thanks Nan ! "
" Em, tidak masalah! "
Setelah mematikan saluran ponselnya, dia kemudian mencari photo Aradea, istrinya. Dan, setelahnya dia memberikannya pada Arga.
" Sayang, ini Mama. Kamu, jangan menangis lagi ya , anak Papa kan pintar! "
" Mmmmamma ! "
Anak itu, sedikit lebih tenang. Dia, memainkan photo Aradea, membuat photo itu jadi rusak. Rangga, yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
" Sudah ya, sekarang kita tidur oke ! "
Rangga, menggendong anaknya, dia juga memerintahkan kepada para maid, dan, baby sitter untuk beristirahat. Karena, hari sudah sangat larut. Sedangkan, di sebuah rumah sederhana, Adelia, baru saja selesai beribadah, dia kemudian mengibas kasurnya dengan sapu lidi. Setelah itu, dia berbaring di ranjang, berdoa dan pergi tidur.
Firdaus, dan, juga Septi saat ini masih terlibat dalam pembicaraan diantara keduanya, hanya Daus, yang merasa bersalah atas kejadian 20 tahun lalu, dimana mereka membuang Adelia, hanya karena, dianggap sial.
" Septi, maaf sebelumnya. Menurutku, apa yang dikatakan oleh Adnan, benar adanya. Sudah sepantasnya kita menyayangi Adelia, seperti layaknya kita menyayangi Aradea. Lagipula, Aradea, sudah tiada. Apa yang kita harapkan saat ini adalah, anak yang berbakti, agar kita bisa bahagia di hari tua kita ini ! "
" Apa kau ingin mencarinya Mas? aku tidak akan pernah memberikannya kasih sayang. Perasaan ini, hanya untuk Aradea, dan, Adnan tidak dengannya ! "
" Aih, sudahlah, aku bingung denganmu. Sebaiknya kau tidur, aku mau mandi. Bisa-bisa, besok pagi aku terlambat karena sudah mendengarkan ocehanmu ini ! "
" Mas, Kamu ! "
Firdaus, mengangkat tangan kanannya, dia mengatakan pada sang istri agar berhenti berbicara, karena, dia sudah lelah. Sedangkan, Septi hanya bisa menatapnya nanar.
" Mengapa dia berubah, biasanya dia akan selalu mendukungku . Tetapi, sekarang berbeda, dia justru seperti orang yang merasa bersalah. Apa sih hebatnya Adelia? Bukankah, dia hanyalah anak yang tidak berguna ? " batin Septi.
Seperti biasanya, pagi ini Adelia berangkat bekerja dengan semangat. Karena, semenjak bekerja disini, Ummi, dan, Abinya bisa memiliki toko pakaian sendiri, jadi, jikalau ada tamu rumahnya tidak berantakan lagi.
“ Alhamdulillah, berkat aku bekerja di sini. Ummi dan Abi sekarang bisa memiliki toko pakaian sendiri. Jadi, tidak usah berkeliling dan panas-panasan lagi deh . “ batin Adelia.
“ Adel ! “ panggil seseorang.
Adelia menoleh, tetapi setelahnya dia dibuat terkejut oleh tindakan pria tersebut. Yang, tiba-tiba saja memeluknya erat, Adelia yang risih segera melepaskan pelukannya dengan paksa.
“ Astaghfirullah, anda siapa , kenapa tiba-tiba memeluk tubuh saya? Ini tidak pantas. Jika orang lain tahu, mungkin mereka akan berpikiran negatif ! “ cerocos Adelia.
Pria itu tidak mengindahkan ucapannya, dia justru tertawa. Yang tentunya membuat Adelia berdecak kesal. Ingin rasanya, gadis itu mengumpatnya. Akan tetapi, dia bersikap setenang mungkin, jangan sampai pria itu menyadari jika dia sedang waspada. Sedangkan, pria didepannya ini, justru tertawa lepas, sembari memegangi perutnya.
“ Memangnya ada yang lucu, mengapa anda tertawa ? Aneh sekali, saya akan laporkan anda ke polisi, atas tindakan kurang ajar anda ini. Yang pertama, anda mengetahui nama saya, lalu barusan anda dengan spontan memeluk tubuh saya.! “
" Lalu apalagi? "
Adnan, justru mempermainkannya.
" Apalagi, apanya ? Ya anda itu intinya sudah membuntuti saya sejak lama kan ? "
Adnan, memeluk tubuhnya kembali, sedangkan Adelia bersiap untuk menendang, akan tetapi, Adnan mencegahnya.
" Adel, ini Kakak. Kamu nggak kenal sama kakak ? "
Pria tampan itu tersenyum manis, dan, Adelia pun tidak memungkirinya jika pria itu tampan. Kemudian, gadis itu bersedekap sembari memainkan telunjuk di dagu manisnya itu. Seolah-olah, sedang berpikir.
“ Senyumannya mirip Kak Adnan? Apakah dia benar-benar Kakak ya ? “ batin Adelia.
"Bagaimana, sudah mendapatkan jawabannya kah ? “ tanya Adnan.
“ K... kak Adnan ? “ kata Adelia ragu.
“ Benar, sayang. Ini kakak ! “ ujar Adnan.
Pria tampan itu memeluk tubuh sang adik kembali, sedangkan, Adelia yang masih syok, bergeming, menerima saja apa yang dilakukan oleh Kakak kandungnya tersebut . Dia terharu, akhirnya dia bisa bertemu dengan orang yang sangat disayanginya, tanpa di duga sebelumnya.
" Kak, Adel setiap hari selalu berdoa supaya kita bisa bertemu lagi. Adel, benar-benar merindukanmu, Alhamdulillah kita bisa bertemu kembali sekarang, hiks ! "
Kali ini, gadis cantik berhijab itu yang menghambur ke pelukan Adnan. Dan, dengan senang hati Adnan menyambutnya.
" Kakak juga sangat merindukanmu! Sudahlah, jangan menangis lagi, kakak jadi sedih tahu !"
Berkat bantuan orang kepercayaannya, Adnan bisa mengetahui fakta jika Adelia Fitriani adalah adiknya yang telah berganti nama. Dan, kini adiknya tersebut tampak berbeda, memakai jilbab,dan, terlihat begitu anggun, dan, cantik. Pantas saja, ponakannya Arga sangat menyukai Adelia, bahkan beberapa malam terakhir, dia selalu menangis dan memanggil Mama.
Dan, Mama yang dimaksud bukanlah Aradea, karena Rangga sudah memberikannya photo Aradea, tetapi anak itu justru menangis dan meminta Mamanya. Membuat, Rangga, dan yang lain kewalahan menghadapi tingkah laku, Arga .
" Kak, kok melamun? "
" Ah tidak apa-apa kok, yuk kakak antar kamu kerja . Nanti terlambat loh, hehehe! "
" Mari , terimakasih ya Kak ! "
" Sama-sama sayang! "
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!