Seorang gadis cantik berkulit eksotis, hidung mancung, mata bulat dan tunggu tubuh 162 cm, tampak sedang duduk di sebuah kursi taman. Dia merasa sangat lelah, berjalan sepanjang hari guna mencari pekerjaan, tetapi tak ada yang mau menerima nya.
Gadis itu meminum kopi panas, di temani salju yang dingin. Dia melihat ke seberang jalan, memperlihatkan para wanita berpakaian kantor sedang bercanda ria dengan rekan kerjanya.
Ada rasa iri dalam hatinya, melihat hal itu. Dia juga sangat ingin memiliki pekerjaan yang bagus, apalah daya dirinya yang tak punya ijazah.
"Andai Nenek masih ada, pasti saat ini dia sedang menyisir rambutku dan memotivasi ku agar tidak menyerah," gumamnya pelan. Dia mendongak menatap langit dengan sorot mata sendu.
Dia sangat merindukan neneknya. Sekarang dia hidup sebatang kara, tidak punya keluarga ataupun kekasih.
Tak ingin larut dalam kesedihan, Jessica memilih bangkit. Beranjak dari kursi taman, dia pun memilih pulang ke rumahnya guna beristirahat, sebab dari pagi dia sudah berkeliaran mencari pekerjaan.
Sekarang hari sudah hampir malam. Dia harus pulang, karena malam hari rawan pemerkosaan dan pembunuhan di tempatnya.
"Hah, tidak apa-apa, Jessi. Kau bisa mencoba besok lagi! Semoga saja besok aku mendapatkan pekerjaan," ujarnya berusaha menyemangati diri sendiri.
*
*
Setelah selesai mandi dan memakai pakaian piyama, Jessica pun segera muka laptop nya. Guna mencari lowongan kerja.
Ting.
Jessica mendapatkan email misterius. Dia segera membukanya, mata gadis itu melebar sempurna, dia menutup mulutnya tak percaya saat mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji fantastis.
"Oh my God, apa ini nyata? Apa aku sedang bermimpi?" Jessica menampar pipinya sendiri, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini adalah nyata.
"Auw." Jessica meringis pelan. Dia tersenyum lebar.
"10.000 dollar? Waw … gajinya sangat besar. Tentu saja aku akan terima tawaran menggiurkan ini! Aha … kau lihat nenek, cucu mu ini sangat beruntung! Sepertinya Dewi keberuntungan selalu memihak ku, karena aku gadis yang baik."
Jessica memuji dirinya sendiri. Gadis itu tidak menaruh curiga sedikitpun pada email misterius yang ia terima.
Jarinya menari-nari di atas keyboard guna membalas email misterius itu.
[Saya terima]
Tak berselang lama, Jessica mendapatkan balasan email.
[Alamat rumah, jalan XX, rumah dengan cat berwarna hitam. Nomor rumah 01]
Jessica segera mencari alamat rumah tersebut di google maps, dahi gadis itu berkerut saat rumah itu berada di tengah hutan dekat rumah nya. Tetapi, tak masalah. Dia malah bahagia, karena tak perlu bersusah payah untuk naik bus.
"Ha … lebih baik aku tidur saja! Agar besok bisa bangun pagi dan bekerja. Haha … akhirnya aku punya pekerjaan. Bye-bye dunia pengangguran!" ujar Jessica semangat lalu menutup matanya, senyuman gadis itu tak pudar meski dia sudah terlelap.
Sebahagia itu dia mendapatkan pekerjaan.
*
*
Jessica berdiri di depan pintu rumah bercat hitam di tengah hutan. Jujur saja dia merasa sangat takut dan merinding dengan aura rumah tersebut.
Dia mengetuk pintu rumah itu dengan keras.
"Halo! Permisi … apakah ada orang di dalam?"
"Saya Jessica Eduardo!"
Tiba-tiba pintu rumah tersebut terbuka lebar. Jantung Jessica hampir keluar dari tempatnya, saat melihat lima pria bertubuh tegap, berkulit pucat menyambut kedatangan nya.
"Oh my God, mereka sangat tampan, tapi juga mengerikan. Ya Tuhan … kenapa wajah mereka sangat pucat? Apa mereka tidak memakai skincare atau blush on?" batin Jessica bertanya-tanya.
Gadis itu tersenyum canggung. Lalu membungkuk badannya sedikit.
"Halo semuanya! Perkenalkan aku–,"
"Segera masuk dan lakukan pekerjaanmu sesuai arahan kami!" Salah seorang di antara mereka menyela, membuat Jessica tersenyum canggung.
"Baik, Tuan!"
Jessica segera masuk dan membersihkan rumah mewah itu. Tak banyak yang ia lakukan, hanya membersihkan debu di benda antik yang berada di rumah tersebut.
Lima pria itu sangatlah misterius, mereka bahkan tak memperkenalkan dirinya pada Jessica, sehingga gadis itu bingung harus memanggil mereka apa.
Dia juga tak berani bertanya, karena takut dengan Lima pria itu. Terlihat sangat mengerikan.
Setelah berjam-jam dia membersihkan rumah itu, tak terasa siang telah datang. Jessica merasa sangat lapar, dia pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar milik pria yang berbicara dengan nya tadi.
"Tuan, maaf … apakah saya boleh makan?" tanya Jessica dengan suara sedikit keras.
"Masak lah untuk dirimu sendiri! Semua bahan makanan manusia ada di lemari pendingin!" balas pria itu di dalam kamar.
Dahi Jessica berkerut.
"Makanan manusia? Dia berbicara seperti itu, seolah dia bukan manusia," gumam Jessica pelan.
Tak ingin banyak berpikir, karena cacing di perutnya sedang melakukan demo. Segera saja Jessica pergi ke dapur, dia mengeluarkan bahan makanan dari kulkas.
Saat mengiris bawang, tak sengaja jari Jessica terluka. Hingga mengeluarkan darah.
"Auch … aku benar-benar sial," gumam Jessica pelan.
*
*
Mata kelima pria itu langsung merah menyala. Mereka mencium aroma darah yang sangat harum dan manis. Kerongkongan mereka mengering, segera saja mereka keluar dari kamar masing-masing lalu berlomba ke dapur.
"Darah suci!"
"Darah suci."
Saat mereka hampir mencapai dapur. Tiba-tiba waktu berhenti, tubuh mereka mendadak kaku, begitupun Jessica yang sedang berada di dapur, berdiri kaku seperti patung.
*
*
Di sisi lain, seorang vampir sedang tertidur di peti mati. Dia membuka matanya lebar saat mencium aroma darah yang sangat manis dan harum.
"Aroma ini? Tidak salah lagi. Ini adalah darah suci," gumam nya pelan.
Segera saja dia keluar dari peti mati, kaku ia keluarkan kekuatan nya untuk menghentikan waktu.
Dia melihat lima bawahan nya bergaya seperti sedang berlari. Tubuh mereka kaku karena kekuatan pria itu menghentikan waktu.
Semuanya terhenti, hanya dia yang mampu bergerak. Setiap langkahnya terkesan tegas dan penuh wibawa. Dia datang ke area dapur dan melihat seorang gadis manusia, cantik jelita sedang menghisap jarinya.
Tubuh Jessica seperti patung. Senyuman misterius terpasang di wajah pria tampan berkulit pucat itu.
"Akhirnya, apa yang ku cari ribuan tahun, datang juga dengan sendirinya kepadaku," ujar pria itu pelan.
Dalam hitungan detik dia berada di belakang tubuh Jessica. Dia memeluk pinggang wanita itu dari belakang, ia menyibakkan rambut Jessica ke samping.
Hap.
Dia menggigit leher Jessica, lalu menghisap darah gadis itu dengan rakus. Seperti musafir yang kehausan di gurun pasir. Pria itu baru berhenti saat kulit eksotis Jessica berubah pucat pasi.
Dia menjilat leher Jessica. Tersenyum penuh kemenangan.
"Kau milikku," desis nya pelan di telinga Jessica.
*
*
Novel ini author ikutkan lomba Percintaan Non human. Mohon dukungan nya yah agar author menang 🥰😘❤️🌹
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
Perlahan pemilik bulu mata lentik itu membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah nuansa kamar serba hitam. Dia meringis pelan seraya meminta air.
"Ha-haus," lirihnya dengan suara parau bercampur serak.
Seorang membantunya minum, kerongkongan Jessica yang tadinya kering, sekarang membaik. Dia melirik ke samping, terkejut gadis eksotis itu melihat sosok pria yang sangat tampan.
Ketampanan nya bak raja vampir di komik yang pernah ia baca. Jessica menelan ludahnya kasar, jantung gadis itu berdetak kencang. Rasanya dia hampir pingsan kembali, gara-gara ketampanan pria di sampingnya ini.
Seumur hidup baru kali ini Jessica melihat pria tampan yang ketampanan nya di luar nalar.
Wajahnya tampan, namun pucat. Akan tetapi, tak membuat ketampanan nya surut. Justru karena kulitnya seputih kapas membuat pria itu memiliki daya tarik yang sangat kuat.
"Hai," sapa pria itu ramah, tersenyum lembut membuat hati Jessica bergetar.
"H-hai." Jessica membalas sapaan pria asing itu.
"Ekhm … apa yang terjadi? Kenapa aku ada di sini?"
Jessica bertanya setelah sadar akan apa yang terjadi. Terakhir kali jarinya terluka dan dia sedang berada di dapur, setelahnya dia gak mengingat apapun lagi.
"Kamu tiba-tiba pingsan, dan aku membawa mu kemari." Pria itu menjawab dengan nada lembut. Tangannya terulur mengusap pipi Jessica, membuat kulit eksotis itu merah merona.
Jessica sangat gugup. Seumur hidup baru kali ini dia bersentuhan dengan laki-laki. Biasanya dia sangat anti pada laki-laki, sebab banyak sekali dia melihat laki-laki red flag.
"Kamu menggendong ku?" tanya Jessica dengan suara pelan membuat pria itu menganggukkan kepalanya. Dia tersenyum tipis, menambah pesona nya.
Ah … rasanya saat ini jantung Jessica hampir meledak. Tak tahu dia kalau pria tampan di hadapannya ini sudah berumur ribuan tahun.
Dia adalah vampir tampan penuh pesona. Parahnya lagi dia adalah pangeran vampir yang takkan lama lagi dilantik menjadi raja vampir.
"Benar. Kalau bukan aku siapa lagi yang akan menolong gadis cantik seperti mu," jawab sang vampir pintar sekali menggombal.
Hidup ribuan tahun berdampingan dengan manusia, membuatnya tahu sedikit banyak tentang karakter manusia. Terlebih lagi wanita, yang sangat suka dipuji dan mudah digoda.
"Aku tidak cantik," cicit Jessica pelan malu sekali bertatapan dengan vampir tampan itu.
"Semua wanita cantik, tetapi mereka tidak menyadari hal itu, karena terlalu fokus pada standard kecantikan orang-orang di sekitarnya."
Sang vampir berkata bijak. Kali ini dia benar, sering kali dia melihat banyak manusia yang tak menyadari seberapa istimewa mereka, karena terlalu insecure akibat penilaian masyarakat.
"Terima kasih," balas Jessica terharu sekaligus terpana dengan perkataan pria asing di sampingnya.
Seumur hidup baru kali ini dia mendengar seseorang berkata demikian padanya. Ternyata benar, selama ini dia dan yang lainnya terlalu fokus pada standard kecantikan orang-orang.
"Perkenalkan aku Edward, pemilik rumah ini!" Pria tampan itu memperkenalkan dirinya pada Jessica. Membuat wanita itu terkejut bukan main.
Dia tidak menyangka kalau yang berhadapan dengannya kali ini tak lain adalah pemilik rumah. Otomatis majikannya.
Segera gadis itu memaksa diri untuk bangkit duduk.
Dia menundukkan wajahnya sedikit, sebagai penghormatan kepada sang majikan.
"Perkenalkan, maka saya Jessica Eduardo. Maaf kalau saya bersikap tidak sopan tadi," ujar Jessica gugup.
Dirinya takut sekali kalau ada salah satu sikapnya yang membuat Edward tak suka dan memecatnya.
Edward pun tersenyum penuh arti. Dalam hati dia mengumpat kasar Jessica, sebab dia memiliki dendam pada pemilik darah suci.
Dahulu kala nenek moyang Jessica yang juga pemilik darah suci telah membunuh kekasihnya. Dia pun bersumpah akan membuat keturunan pemilik darah suci hidup menderita.
"Tidak apa-apa," balas Edward tersenyum tipis.
'karena aku sudah tahu kalau pemilik darah suci memiliki karakter yang tidak sopan,' batin Edward benci.
Lain di mulut, lain di hati.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
Jessica merasa sangat bahagia, dia seperti mendapatkan kabar baik dari Tuhan, dengan cara mengirimkan Edward ke dalam hidupnya. Dulu dia sangat sering menderita, karena orang-orang sekitar membully, sebab status sosialnya.
Di tambah silsilah keluarganya yang tak jelas, juga dirinya beserta sang nenek percaya takhayul. Sampai saat ini Jessica masih memakai kalung kristal putih turun temurun keluarganya.
Konon, kalau sampai kalung kristal putih pecah atau hilang, banyak makhluk jahat yang akan menghantui atau mencelakai Jessica. Bahkan, dari kecil dia sering melihat penampakan, setelah memakai kalung itu, barulah Jessica bisa hidup normal.
Selama bekerja dengan Edward, Jessica diperlakukan dengan sangat baik. Ptua itu hangat, ramah dan penuh pesona, membuat Jessica jatuh cinta pada majikannya sendiri, tetapi dia tidak berani mengatakan nya. Sebab tahu kalau dirinya tak layak mendapatkan cinta dari pria yang sempurna seperti Edward.
"Jess, kalung mu sangat indah," puji Edward ketika melihat kalung Jessica bercahaya, saat bersentuhan dengannya.
Jessica tak tahu kalau kalungnya bercahaya, hanya makhluk yang berniat jahat pada Jessica, bisa melihat cahaya kalung kristal.
Batu itu seolah melindungi Jessica, tetapi tak mempan bagi Edward. Mungkin vampir lemah akan terbakar bila terkena cahaya kristal putih itu.
Berbeda dengan Edward vampir bangsawan, kekuatan nya jelas lebih hebat dari vampir lainnya.
Jessica tersenyum, dia menyentuh kalungnya.
"He'um, aku tahu. Kalung ini memang sangat indah! Kamu tahu? Kalung ini merupakan warisan turun temurun dari keluarga ku. Konon, setiap anak perempuan yang lahir di keluarga ku harus memakainya, agar terhindar dari makhluk jahat."
Jessica dengan semangat bercerita tentang rahasia keluarganya. Dia tidak sadar dengan siapa dia bercerita.
Pemilik darah suci bermusuhan dengan vampir. Sebab, klan vampir menjadikan pemilik darah suci sebagai sumber kekuatan mereka.
"Makhluk jahat?"
"Benar, makhluk jahat. Kata nenek ku, aku tidak boleh melepaskan kalung ini! Sebab, kalau sampai itu terjadi. Banyak makhluk jahat menyerang ku! Kata nenek aku ini gadis istimewa," jelas Jessica membuat Edward tersenyum tipis.
'tentu saja kau istimewa, karena kau pemilik darah suci, sumber kekuatan para vampir,' batin Edward menyeringai kejam.
Dia merasakan perubahan besar pada kekuatan nya. Setelah meminum darah Jessica. Dia menjadi semakin kuat berkali-kali lipat.
"Apa yang di katakan nenek mu benar! Kamu ini gadis yang sangat istimewa. Saking istimewa nya aku sampai jatuh cinta padamu," ujar Edward pura-pura keceplosan membuat pipi Jessica merona.
"Eh, maafkan aku, Jess. Aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman, tapi perasaan ku ini benar-benar membuat ku tidak sanggup menahannya lebih lama. Aku harus menyatakan perasaan ku yang sesungguhnya, agar hatiku tenang! Kalau aku jatuh cinta padamu, Jessica Eduardo!"
Edward berkata dengan nada lantang membuat Jessica terkejut bukan main. Tangan gadis itu gemetar, dia segera meminum teh hangat di hadapannya.
Saat ini mereka sedang berada di taman bunga milik Edward. Sudah tiga bulan Jessica bekerja di rumah pria itu, dan ternyata dia betah juga bahagia di sana.
"Tidak apa-apa, jangan pikirkan apa yang aku katakan. Anggap saja angin lalu! Tapi, kalau bisa jujur. Aku sangat ingin mendengar jawaban mu!" tambah Edward lembut.
Tak hanya pipi yang merah, telinga Jessica pun ikut memerah. Gadis itu memejamkan matanya sesaat. Lalu menoleh, menatap Edward dalam.
"Aku juga cinta sama kamu," cicit Jessica pelan membuat Edward pura-pura terkejut.
"Benarkah? Ka-kamu cinta padaku?" tanya Edward dengan terbata-bata.
Vampir itu sangat pandai berakting. Dia pura-pura baik demi menjerat Jessica, agar mau menerima cintanya.
Setelah itu dia akan menikahi Jessica dan menyiksa gadis di sampingnya ini. Seorang vampir tidak boleh memaksa manusia untuk jatuh cinta apalagi menikah dengannya. Bila melanggar, Vampir akan menjadi abu.
Itulah sebabnya dia pura-pura baik dan cinta pada Jessica. Agar Edward terlepas dari kutukan leluhur mereka.
Vampir itu sangat licik. Dia menjadikan Jessica sebagai sumber daya kekuatan nya, pelepas dahaga nya, juga sebagai pelampiasan amarah, karena nenek moyang Jessica telah membunuh kekasihnya.
Kembali lagi pada Jessica. Gadis itu tampak malu-malu menjawab.
"Aku jatuh cinta padamu saat pertama kali berjumpa dengan mu," balas Jessica dengan suara bergetar menahan malu.
Edward tersenyum lebar. Kalau ini senyuman nya tulus, sebab rencananya berjalan mulus.
"Kalau begitu, maukah kamu menjadi istriku?" lamar Edward membuat Jessica terkejut, namun dia menganggukkan kepalanya cepat.
"Mau!" terima Jessica dengan senang hati.
Gadis polos itu tak tahu musibah apa yang akan menimpanya setelah menikah nanti. Benar-benar gadis malang.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!