" Bajingan.... apa yang kau lakukan Wuhan? Lepaskan aku.... "

" Hahaha... apa kamu pikir aku akan menurut? "

Tawa menggelegar terdengar di sebuah rumah yang sepi. fu ling sedang di jebak oleh rekannya sendiri karena merasa tidak puas dengan setatus yang dia punya.

Wuhan pria yang dulu di tolong fu ling dan di ajari berbagai macam ilmu beladiri ini sekarang malah menjebak dan ingin membunuhnya.

Cuma karena dia merasa orang selalu memandang dia lebih lemah dan tidak berharga di bandingkan fu ling.

kecemburuan membuat Wuhan buta mata dan melakukan tindakan ini. Fu ling sendiri sebenarnya bukan lah wanita yang baik karena dia itu sering membunuh musuhnya dengan sadis. Dia sering di juluki pembunuh berdarah dingin oleh orang.

Tapi nasib membawa dia menuju kematian saat wuhan menghianatinya.

Fu ling di sekap serta di siksa oleh Wuhan.

" kamu pantas mati fu ling... kamu tidak bisa di saingkan dengan aku... hanya aku yang terkuat disini. "

" aku akan membalaskan dendam ini pada kamu wuhan.. tunggu lah saat aku bisa bebas... kamu akan mati di tangan aku. "

" bebas kata yang mustahil untuk kamu sekarang. jadi terimalah kematian kamu saat ini. "

wuhan langsung memenggal kepala fu ling hingga terpisah dari badannya. Dengan tidak ada prikemanusiaan wuhan malah menggantung kepala fu ling di pintu rumah itu sebelum di bakar.

Di tempat yang berbeda, Dira sedang di kurung di dalam gudang kecil tanpa cahaya dan tidak di beri makan dan minum oleh ibu angkatnya.

Ini sudah tiga hari berlalu sejak dia di kurung dan di siksa. Dira sendiri tidak tau kenapa dia selalu di perlakukan tidak adil oleh orang tua angkatnya ini.

"apakah ini akan menjadi akhir dari penderitaan yang aku alami? kalau iya... aku ikhlas.. "

secara perlahan mata Dira mukai tertutup dan semua menjadi gelap.

Keesokan paginya fu ling sadar, dia mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Dia ingat dia sudah di bunuh oleh Wuhan. Tapi kenapa dia masih hidup?

" ini dimana? dan kenapa aku masih hidup? bukannya aku sudah di bunuh oleh Wuhan?"

sambil melihat ke sekitar fu ling akhirnya tau ini bukan tempat dia di bunuh. tapi dimna ini? kenapa dia bisa berada di tempat asing ini.

Fu ling binggung sampai pintu itu terbuka dan memperlihatkan orang asing di depannya..

"siapa ini? " pertanyaan itu muncul di otaknya.

" bagaimana sudah tau rasa kamu srkatang? jangan melawan lagi makanya.. cepat sekarang keluar dan buat makanan. "

fu ling binggung kenapa ada orang yang berani membentak dan meneriaki dia seperti itu.. Apalagi memerintah dia... ini keterlaluan untuk fu ling..

"cepat keluar... mau di kurung lagi? "

akhirnya fu ling menurut dan berjalan keluar untuk mencari tau keadaan sekitar.

Ini tempat asing untuk dia. sebenarnya ada dimana dia sekarang? saat masih bingung fu ling di dorong oleh wanita itu dan sambil memaki.

"cepat jalan, apa yang kamu tunggu lagi? jangan menunda nunda waktu. cepat jalan kalau tidak mau di hukum lagi. "

fu ling benar benar pusing di buatnya. tapi saat dia melewati kaca besar dia melihat bayangan dirinya di cermin dan kaget.

" siapa dia? kenapa aku berada di tubuh ini? ada apa ini sebenarnya? "

fu ling frustasi sampai tidak mendengarkan teriakan ibu tiri dari Dira. Dia sibuk dengan pikiranya sendiri.

Dira adalah anak yatim piatu yang di adopsi oleh keluarga kalangan ekonomi menengah. Dira di adopsi saat berusia 5 tahun.

Tidak seperti yang di harapkan. Dira di adopsi bukannya mendapat keluarga yang bahagia dan mendapat kasih sayang malah di jadikan pembantu oleh pasangan suami istri itu.

Dira kecil di suruh mengasuh bayi mereka yang baru berusia seminggu. Di suruh menjaga anak itu dan memberi susu.

Dira kecil yang tidak tau apa apa berpikir kalau itu kewajiban dia sebagai kakak dari anak kecil itu. Tapi semakin lama, pasangan itu semakin menyiksa Dira.

Hingga saat ini Dira dewasa tetap di siksa dengan alasan tidak jelas. Dira juga tidak di ijinkan sekolah dia hanya di suruh membantu perkerjaan rumah tangga saja.

Tapi Dira selalu menyempatkan diri untuk belajar sendiri dengan buku buku bekas yang dia pungut.

Nasib Dira sangat buruk. Bahkan Dira sering kelaparan karena tidak ada makanan sisa yang bisa dia makan.

Dira tidak di ijinkan memakan makanan di meja bersama keluarga itu,. Dia hanya di ijinkan makan saat mereka semua sudah selesai makan.

Selama ini Dira hanya menerima semua perlakuan buruk itu ranpa mengeluh ataupun protes. Dia iklas melakukannya. Karena dia selalu bersyukur masih bisa bertahan hidup sampai detik ini.

keluguan Dira dan sikap penurutnya bukan malah membuat mereka suka dan senang. melainkan mereka tambah membenci Dira.

Wajah Dira cantik dan manis. walaupun dia tidak terawat tapi kulinya tetap putih bersih. wajah pun tidak kalah cantik. Tatapan Dira yang polos membuat para tetangga suka dengan dia.

Tapi tidak dengan keluarga itu. ibu tiri dan anaknya tambah cemburu dengan Dira.

mereka tidak suka banyak yang menyukai Dira.

Jadi saat Dira baru datang dari pasar Vika mencari gara gara dengan dia. Vika ini anak perempuan di keluarga itu.

Dia sengaja mendorong Dira dan mengakibatkan barang yang dia bawa pecah berantakan.

"kenapa kamu ceroboh sekali Dira? "

" bukan aku.. tapi... "

"tapi apa? kamu mau menuduh aku? "

" bukan begitu, tapi.. "

karena keributan itu membuat ibu Tirinya keluar dari kamar.

"ada apa ini? kenapa berantakan sekali? "

" itu ma, anak ini menjatuhkan barang yang di beli tadi. jadi berantakan deh sekarang. "

belum sempat membela diri sebuah tamparan keras mengenai pipinya.

"beraninta kamu Dira, kamu pikiir beli semua itu tidak dengan uang? "

" tapi... "

" waaahhh kamu mulai berani melawan ya sekarng... sini kamu sepertinya kamu memang harus di beri pelajaran dulu biar ngerti. "

ibu angkat menarik tangan dira de belakang rumah untuk mencari gudang disana. Dira sudah menangis dan memohon supaya di maafkan.. tapi tidak di dengarkan dan tetap di tarik menuju gudang belakang.

" masuk kamu dan renungkan kesalahan kamu disana. "

setelah itu pintu gudang kecil itu di tutup dan hanya menyisakan kegelapan saja.

"kenapa selalu begini? apa salah ku? kenapa harus aku?"

Dira terus menangis sampai tertidur. Dia belum makan dari semalam tapi dia sudah terbiasa dengan hal ini.

Menangis dan memohon sudah sering dia lakukan tapi tidak pernah dia diampuni.

Selalu di hukum atas perbuatan yang bukan salahnya.

Dira tidak di bukakan pintu sampai 3 hari 3 malam dan tidak di berikan makan. Tubuh Dira semakin lemah dan tidak bertenaga.

"apakah ini akan menjadi akhir hidupku? aku ikhlas menerimanya. "

Dira menutup matanya setelah bicara begitu.

Fu ling masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi padanya. Kenapa dia bangun di tubuh lain. Dan tubuh milik orang ini sepertinya telah mengalami penindasan.

Tubuh Dira memang lebih kecil dari Fu ling dan lebih pendek juga. Jadi Fu ling berpikir kalau gadis pemilik tubuh ini tidak pernah makan dengan baik.

Saat Fu ling di teriaki lagi oleh ibu angkatnya dari Dira, dia segera merubah ekspresi mukanya lagi. Dia berlagak seolah olah lemah dan tidak berdaya.

Saat sampai di dekat ibu angkat Dira yang bernama Sukerni, Fu ling atau sekarang di panggil Dira itu tiba tiba di pukul. Fu ling yang tidak pernah di perlakukan seperti itu kecuali oleh Wuhan dulu merasa tidak senang. Tapi dia berusaha menahan ekspresi wajahnya dan bersikap biasa saja.

" Kamu, baru habis di hukum mau di hukum lagi karena melawan saya? cepat memasak sana. "

Fu ling dia hanya menuruti dan mulai berjalan ke dapur untuk memasak. Tapi yang menjadi masalah dulu dia tidak pernah yang namanya memasak atau berhubungan dengan masalah dapur. Jadi dia bingung harus melakukan apa saat ini.

Di dapur banyak alat alat yang tidak dia pahami kegunaannya. Yang dia tau hanya pisau, kompor dan alat alat yang lumrah dia tau.

" Aku harus apa sekarang? masak apa juga? aku tidak tau harus melakukan apa. "

Bingung dengan apa yang akan di lakukan seketika Fu ling diam saat terlintas di ingatannya kalau sebelumnya pemilik tubuh sering memasak dan masakannya enak semua.

Jadi Fu ling memanfaatkan ingatan itu untuk memasak. Tapi di dalam ingatan itu Fu ling melihat kalau pemilik tubuh tidak pernah bisa memberikan dirinya keadilan jadi Fu ling memulai dari sekarang akan merubahnya.

Merubah pola kerjanya dan cara bersikap. Tapi tidak akan menunjukan dengan terang terangan.

Fu ling memasak dan membagi sedikit masakannya untuk dia makan dan sisanya dia taruh di meja makan untuk orang tua tirinya.

Dengan melakukan ini dia tidak akan kelaparan lagi. Selain itu dia akan mulai berolah raga lagi agar tubuhnya kembali sehat.

Fu ling tidak terima kalau dia harus hidup di tubuh yang ringkih dan lemah ini. Jadi dia akan melatih fisiknya agar kuat dan nanti bisa keluar dari rumah ini.

Fu ling di kehidupan sebelumnua sangat pintar dan dia juga pembisnis yang sukses. Di balik kesuksesannya dia juga wanita yang sadis dan kejam.

Jadi di kehidupan dia yang sekarang dia akan memanfaatkan kepintarannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dia tidak ingin hidup lama di rumah ini. Dan dia akan memulai hidupnya nanti lebih baik lagi.

Setelah selesai makan kegiatan Fu ling di lakukan seperti pemilik tubuh.

Dia akan membersihkan semua sisa makanan dan muali membersihkan rumah. Tapi dengan pemikiran dia sekarang dia dapat menyelesaikannya dengan cepat dan sisa waktu akan dia gunakan untuk berolah raga.

Di saat dia sedang bersih bersih, Vika datang dan ingin membuat masalah lagi.

Vika ingin menumpahkan air pel ke lantai agar pekerjaan Fu ling tidak cepat selesai.

Tapi sayang fu ling sudah tau pergerakan Vika dan rencananya. Jadi dia menggeser sedikit embernya agar tidak kena tendangan oleh vika saat dia ingin menjatuhkannya.

Karena perbuatan fu ling Vika jadi terpeleset dan jatuh.

Sedangkan fu ling pura pura tidak tau san terkejut.

" Aduuuuhhh... sakit... "

" ooohhh astaga... kenapa bisa jatuh? "

" jangan banyak tanya, cepat bantu aku berdiri. "

Fu ling tersenyum di dalam hatinya. Dia tidak akan mudah di tindas lagi.