NovelToon NovelToon

Siapa Pelakunya?

1. Awal kisah

Malam itu adalah malam yang mengembirakan, malam yang penuh dengan kemeriahan juga penuh dengan bintang bintang besar dan aktris serta aktor ternama lainnya. Mereka saling menyapa satu dengan yang lainnya. Mereka berkumpul dalam satu acara penghargaan bergengsi yaitu SBC Awards yang dihadiri oleh aktris dan aktor terkenal dan hebat, salah satunya adalah Kania. Kania adalah aktris papan atas yang selama beberapa tahun ini selalu memenangkan penghargaan aktris terbaik. Namun untuk malam itu ia sangat terkejut lantaran ia masuk nominasi di awal acara, namun tidak hanya ia, Shela pun juga masuk nominasi itu. Sayangnya, Kania tak memenangkan penghargaan itu dan penghargaan itu didapatkan oleh Shela seorang aktris pendatang baru yang langsung naik daun. Memenagkan penghargaan di awal acara sangat membuat Shela terkejut dengan perasaan tidak percaya, ia berdiri dari didudukknya dan pergi keatas panggung, sesampai nya diatas panggung ia mengambil penghargaan itu dan berpidato sejenak. Berbeda dengan Shela  yang bahagia lantaran menerima penghargaan pertamanya, Kania terlihat kesal dan marah karena ia tak mendapatkan penghargaan itu.

"Kenapa? Kenapa kali ini aku gak memenangkan penghargaan itu? Di awal saja sudah dimenangkan oleh Shela si pendatang baru itu. Harusnya aku bukan dia,"ucap Kania dengan nada kesal dikursi tamu nominasi.

"Kamu jangan marah, acara baru di mulai!. Lagian, baru satu nominasi yang dibacakan masih banyak lagi nominasi nominasi yang lainnya. Aku yakin salah satu dari nominasi itu lo akan memengkannya,"ucap Zandra dengan berusaha menenangkan Kania yang terlihat naik darah. Mendengar ucapan Zandra, Kania tersenyum kepada Zandra, setelah itu Zandra berkata "Kamu jangan khawatir, masih ada nominasi aktris terbaik dan sinetron terbaik dan aku yakin, kamu yang akan menang."

"Thank you Zand,"ucap Kania lalu melanjutkan berkata "Lo emang teman yang terbaik gue."

Zandra pun hanya menjawab senyuman kepada Kania.

***

Beberapa jam kemudian, waktu berjalan dengan cepat pengumuman untuk aktris dan sinetron terbaik pun tiba dengan kepercayaan tinggi Kania mengatakan kepada teman temannya yang berada di dekatnya. Ia selalu mengatakan "Gue yang akan memenangkannya, gue, gue"ucap Kania sambil menghadap ke teman temannya. Host pun keluar dengan bahagia dan ceria.

"Okeeeeeeh luar biasaaa,waw. Selamat malam untuk para big star kita dan selamat juga untuk Shela, you winner, kamu memenangkan penghargaan di awal acara dan untuk Kania jangan sedih walau pun kamu tak memenangkan penghargaan pertama tapi kamu akan selalu menjadi yang pertama dihati ku," gombal host itu untuk Kania. Kania yang mendengarnya pun hanya tertawa, host itu kemudian mendapat sorakan dari yang bintang bintang yang lain.

"Sudah, sudah, sudah. Jangan di puji nanti aku tinggi hati. Kemeriahan yang luar biasa hanya terjadi di malam ini, kita memberikan penghargaan penghargaan kepada bintang bintang yang luar biasa. Baik bintang senior ataupun bintang junior, dan saat ini lah yang kita tunggu tunggu.. pembacaan nominasi untuk Aktris terbaik SBC Awards dan Sinetron terbaik SBC Awards!. Huuuh saya pribadi sangat deg degan karena mereka ini aktris aktris yang hebat, sinetron mereka pun juga hebat. Dan... Menurut kalian siapa pemenangnya?"ucap Host itu lalu melanjutkan berkata "baiklah saya sudah tidak sabar lagi mengetahui siapa pemenangnya? Kalau begitu mari kita sambut Pak Panji Prasetiyo selaku derektur acara untuk naik ke panggung dan membacakan nominasinya."

Tak berselang lama Pak Panji Prasetiyo naik keatas panggun dan berdiri di depan microphone.

"Baik, terima kasih untuk host, para kru dan bintang bintang besar yang sudah datang kemari ke acara ini dan kali ini saya tidak akan bertele tele lagi saya akan membacakan nominasi untuk aktris terbaik dan sinetron terbaik SBC Awards. Untuk yang pertama.... Aktris terbaik tahun ini  nominasinya adalah..."setelah itu di sebuah monitor besar video para nominator pun diputar, beberapa saat setelah video habis Pak Panji melanjutkan berkata"Oke, tak menunggu lama lagi pemenang nominasi  untuk aktris terbaik tahun ini adalah....."

Jantung mereka pun berdentak dengan kencang, keadaan tiba tiba berubah sunyi dan hanya terdengar detak jantung yang terus berbunyi dengan kencang bak di depan mikrofon yang masih hidup.

Jedug jedug jedug

"Shela!"ucap Pak Panji dengan bahagia mendengar ucapan itu wajah Shela pun berubah bahagia dan ia terlihat tak percaya dengan apa yang ia dapatkan, namun berbeda dengan Shela, Kania terlihat murung dan kesal karena Shela kembali memenangkan penghargaan lagi.

"What Shela?!!,"ucap Kania dengan ekspresi muka kesal dan terkejut.

"Tenang Kan masih ada satu lagi,"jawab zandra untuk menenangkan Kania.

"Oke oke,huuuh huuh,"jawab Kania dengan mengusap usap dadanya.

Beberapa detik kemudian Pak panji melanjutkan berkata"Dan nominasi terakhir kita, yaitu nominasi  untuk sinetron terbaik adalah....," suasana Kania kembali sangat percaya diri. Jantung Kania kembali berdetak dengan kencang namun saat Pak Panji melanjutkan mengatakan" selamat lagi buat Shela karena kamu mendapatkan penghargaan juga menjadi Sinetron terbaik, selamat!"

"Terima kasih,"jawab Shela dengan bahagia.

"What Shela again?!! "ucap Kania dengan kesal dan marah.

Ia kemudian keluar dari ruangan itu dengan marah. Setelah Kania keluar dari gedung ia langsung menuju ke parkiran dengan langkah penuh emosi dan kesal. Ia berjalan menuju ke parkiran dengan berbicara bicara sendiri.

"Apa apaan sih semua yang aku menangkan dulu, kini dimenangkan oleh Shela artis pendatang baru itu. Apa sih keistimewaannya dia? Dia hanyalah pendatang baru tapi kenapa? Kenapa semua penghargaan yang dulu aku dapatkan dimenangkan oleh dia? Kenapa?"ucap Kania bernada kesal dan marah.

Beberapa detik kemudian Zandra berada dibelakang Kania ia kemudian memegang bahu Kania, ia berusaha menenangkan Kania. Saat Zandra memegang bahu Kania, Kania berbalik dan membentak Zandra sontak seketika Zandra takut kepada Kania. Merasa membuat takut Zandra Kania pun langsung meminta maaf kepada Zandra.

"Maaf, gue minta maaf, gue terbawa suasana. Gue gak menang penenghargaan apa pun,"ucap Kania dengan wajah sedih dan menyesal.

"Iya Kan gak papa kok, aku juga mengerti perasaanmu!. Tapi kamu harus terima Kan mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk kamu menang nominasi nominasi itu,"jawab Zandra dengan tangannya memegangi tangan Kania. Mendengar ucapan Zandra ia langsung menarik  tangannya.

"Enggak! Sampai kapan pun aku tidak akan menerima kekalahan ku. Aku harus selalu menjadi aktris terbaik di seluruh dunia tidak boleh ada yang lainnnya,"ucap Kania dengan nada tegas kepada Zandra.

Kania kemudian pergi dari hadapan Zandra namun saat baru beberapa langkah Zandra berkata dengan nada kesal dan muka yang marah.

"Kania! Kamu itu memang egois ya. Kamu hanya ingin menang sendiri. Kamu itu.... Kamu itu serakah, kamu tidak membiarkan Shela menang, biarkan dia bahagia dengan pencapaiannya. Kamu itu harus melapangkan dada kamu  Kania, tapi gak mungkin. Kamu itu serakah, hanya mau Menang sendiri," jawab Sandra dan langsung menghentikan langkahnya.

Mendengar ucapan Zandra Kania semakin kesal dengan Zandra, ia kemudian berbalik dan langsung menghampiri Zandra. Sesampainya didepan Zandra ia menarik rambut Zandra dan berkata"Sampai kapan pun aku tidak akan menerima kekalahan ini, disini hanya aku aktris terbaik, tidak dengan yang lain. Sampai kamu mengatakan itu lagi aku tidak akan segan segan menyakiti kamu lebih parah dari ini!."

Ancam Kania kepada Zandra setelah itu ia melepaskan rambut Zandra dan

Kania kemudian pergi namun saat ia baru melangkah beberapa langkah Kania berpapasan dengan Shela dan Juli. Melihat Kania yang marah Juli justru memanas manasi Kania.

"Auwww mengejutkan, Kania seorang bintang besar sedang marah marah di tengah jalan seperti ini, sungguh memalukan!"ucap Juli setelah melihat Kania marah dengan gaya mengejek.

"Diam kamu! Aku tidak peduli dengan kamu, aku juga tidak punya urusan dengan mu!,"bentak Kania kepada  Juli. Mendengar hal itu Juli pun masih terlihat memanas manasi Kania

"Heh Kania kamu itu harus sadar,

kalau kamu itu memang sudah tidak layak mendapatkan penghargaan ini, dan yang layak mendapatkan nya itu Shela. Lagian akting kamu itu very very Bad."

"Apa kamu bilang?!"jawab Kania dengan semakin marah kepada Juli.

"Iya akting kamu itu Bad kalau tidak tau Bad aku ejakan buat kamu. B-A-D  yang artinya buruk,"jawab Juli bernada menghina. Mendengar ucapan Juli yang menghina Kania Shela pun akhirnya menyahut ucapan Juli"Sudahlah Jul jangan seperti ini, jangan menjelekkan Kania lagi. Kania itu aktingnya bagus."

"Kamu gak usah sok baik dihadapan aku Shela, dan lo.. Lo jaga mulut lo jangan asal ngehina jangan sampai menghina gue lagi, kalau sampai Lo menghina gue lagi.Gue tidak akan segan segan menghabisi Lo,"ancam Kania lalu pergi namun saat ia baru melangkah satu langkah Kania berbalik lagi dan berdiri dihadapan Shela lalu berkata dengan nada serius "Kamu memang sudah memenangkan penghargaan itu Shela, tapi kamu harus ingat kamu akan membayar mahal atas semua ini, ingat itu!"ancaman Kania untuk Shela lalu ia pergi tanpa mempedulikan Zandra lagi. Tak berselang lama Zandra mengejar Kania, karena kesal Kania mengancam Shela Juli mencoba mengejar Kania tetapi Shela melarang dirinya.

"Sudah Jul gak papa jangan di kejar, kita pulang aja!" ucap Shela dengan memegangi tangan Juli dan akhirnya mereka pun pulang.

****

Sesampainya di rumah Shela disambut dengan keluarganya salah satunya adalah Bu Laras. Bu  Laras adalah Ibu tiri dari Shela, sejak ia lahir ia tak pernah melihat wajah ibu kandungnya. Ayahnya selalu mengatakan kalau ibunya sudah meninggal dunia. Ayahnya dan Bu Laras sudah menikah saat Shela berusia remaja namun pernikahan mereka tidak berjalan lancar mereka pisah rumah dan bercerai. Shela tidak pernah tau alasan perceraian mereka. Dari pernikahan Bu Laras dan Ayahnya mereka mempunyai anak laki laki yang bernama Toni ia sangat dekat dengan Juli namun berbeda dengan Shela. Ia tak pernah suka dengan Shela karena ia selalu di abaikan oleh orang tuanya kalau Shela meraih sesuatu yang membanggakan. Namun sebenarnya Toni adalah anak yang baik dan penurut ia juga penyayang. Saat itu Toni juga ikut menyambut Shela walaupun dengan wajah murung dan kesal.

"Anakku Shela, selamat ya Sayang kamu mendapatkan penghargaan menjadi aktris terbaik, Ibu harap penghargaan ini bisa menjadi kekuatan kamu untuk berkarya lebih, lebih dan lebih baik lagi,"ucap Bu Laras sembalih memeluk Shela dengan penuh kasih sayang dan sesekali mencium kening Shela.

Setelah itu ia melepas pelukannya dan menjawab "makasih Bu, semua yang aku dapatkan, semua yang aku peroleh ini karena dukungan dari Ibu kalau seandainya Ibu tak mendukung aku mana mungkin  aku dapat  seperti ini."

Shela kemudian  kembali memeluk Bu Laras, merasakan kesal karena diabaikan, Toni langsung menyahut "udah selesai dramanya kalau udah aku pergi."

Mendengar ucapan Toni Shela langsung melepaskan pelukan

"Maksud kamu apa Toni? "tanya Shela dengan heran.

"Masih belum mengerti, oke. Aku capek lihat kalian berdua, kalian saling peduli antara satu dengan yang lain tapi apa? Apa kalian peduli dengan ku? Enggak! Kalian tidak penah peduli dengan aku. Terutama Ibu, Ibu yang melahirkan ku lebih peduli dengan anak orang lain,"ucap Toni dengan kesal bercampur sedih.

Mendengar ucapan Toni Bu Laras mendekati Toni dan berusaha menenangkannya dengan cara memegang lengan nya namun sayang Toni menjauh dari Ibunya.

"Tidak Toni, Ibu peduli dengan kamu, Kakak kamu juga peduli dengan kamu,"ucap Ibu Laras berusaha menenangkan Toni lalu disahut Shela "Iya Ton Kak peduli dengan kamu."

"Peduli? Peduli darimana? Kakak sama sekali tidak pernah peduli, yang Kakak pedulikan hanya karir Kakak dan ketenaran Kakak,"ucap Toni dengan nada tinggi lalu Juli mendekati Toni.

"Stop Toni, jangan, jangan, dan jangan bicara seperti itu. Kakak kamu itu peduli dengan kamu, kalau seandainya dia tidak peduli mana mungkin dia memasukkan kamu ke universitas terkenal. Coba kamu pikirkan itu!."

"Aku tau Kak, aku tau kalau Kakak Shela memang memasukkan aku ke universitas terkenal, tapi aku juga tau tujuan dari Kak Shela masukkan aku ke universitas karena dia melakukan pencitraan supaya oleh masyarakat dia.... Dia dianggap baik dan peduli dengan keluarganya. Itulah tujuan sebenarnya,"jawab Toni dengan menatap dan penuh amarah dimatanya. Ia kemudian pergi dengan kesal dan marah. Mendengar ucapan Toni, Juli pun langsung berbalik dan melihat Shela.

"Shela, apakah yang di ucapkan Toni itu benar? Kamu hanya melakukan pencitraan agar nama kamu dipandang baik oleh

masyarakat? "ucap Juli dengan nada serius dan menatap Shela dengan tajam.

"Enggak kok, aku memang peduli dengan dia,"jawab Shela dengan raut muka sedih.

"Ya udah aku percaya dengan kamu,"jawab Juli lalu ia berbalik kearah Bu Laras dan melanjutkan berkata"Bu apa Ibu tidak memberi aku selamat juga akukan managernya Shela?"

"Tapi Toni.... "jawab Bu Laras dengan ragu.

"Tenang aja Bu, aku bisa menenangkan Toni,"jawab Juli.

"Ya udah ,selamat ya Jul,"ucap Bu Laras dengan tersenyum kecil.

Tak berselang lama Juli menemui Toni kekamarnya. Ia membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan lauk pauk untuk makan malam namun saat ia sampai di kamarnya Toni, Toni berpura pura tidur dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Melihat Toni yang berpura pura tertidur Juli pun berusaha menggoda Toni.

"Jadi Toni sudah tidur nih, ya udah kalau udah tidur aku makan sendiri aja makanannya," ucap Juli dengan sesekali melirik ke arah Toni.

Ia kemudian menaruh makanan di atas meja kecil didekat tempat tidur. Ia kemudian naik ke atas tempat tidur dan bersender.

"Padahal aku tuh mau kasih tau sesuatu, ini tentang mobil terus laptop dan handphone baru tapi... Sepertinya dia sudah tidur ya udahlah," mendengar ucapan tentang mobil, laptop dan handphone Toni pun menjawab ucapan Juli walaupun masih menutup tubuhnya dengan selimut.

"Emang ada apa dengan mobil, laptop dan handphone? Apa Kakak mau beliin aku?" jawab Toni.

"Of caurse, saya akan belikan," jawab Juli dengan santai.

Mendengar ucapan Juli wajah Toni langsung berubah terkejut dan bahagia. Ia berubah semangat dan mengoyang goyangkan tubuh Juli karena merasa tak percaya.

"Benerankan Kak?"ucap Toni dengan semangat.

"Iya betul, tapi ada syaratnya," jawab Juli.

"Apa itu?"

"Kamu harus minta maaf dengan Bu Laras dan Shela,"jawab Juli.

"Itu aja,"jawab Toni dengan bahagia lalu melanjutkan berkata"Oke deal."

Toni pun mengulurkan tangannya dan Juli pun menbalas uluran tangan Toni dan mengangguk.

"Besok kita beli mobil dan yang lain lainnya, untuk sekarang kamu harus minta maaf kepada Bu Laras dan Shela,"ucap Juli setelah berjaba tangan.

"Oke,"Toni kemudian turun dari tempat tidur lalu kelur kamar begitu pula Juli ia turun dari tempat tidur dan mengambil nampan di atas meja. Setelah itu ia keluar kamar, setelah berada di depan kamar, Juli menutup pintu dan menaruh nampan makanan itu ke meja dapur. Beberapa menit kemudian, Juli datang ke ruang tamu dan disana terlihat Toni minta maaf dengan sungguh sungguh bahkan ia sampai sujud di kaki Bu Laras dan menangis. Suasana berubah haru, semua menangis tak tarkecuali Juli, ia hanya melihat kejadian itu tanpa berkata kata namun tanpa ia sadari air matanya menetes dan jatuh. Setelah itu Toni juga minta maaf kepada Shela dengan melakukan hal yang sama namun saat ia baru akan menunduk Shela menghentikan Toni dan  mengangkat tubuh Toni, ia kemudian memeluk Toni dengan erat.

Tak berselang lama Bu Laras ikut memeluk Shela dan Toni. Melihat Toni, Shela dan Bu Laras sudah baikkan Juli tersenyum ia kemudian menghapus air mata nya.Beberapa detik kemudian Bu Laras mengajak Juli juga berpelukan dan Juli pun menghampiri mereka.Juli pun ikut berpelukan dengan mereka.

Beberapa menit kemudian Juli dan Toni meminta izin kepada Bu Laras untuk pergi ke tempat Ayahnya Toni.

"Bu,aku minta izin ya aku mau pergi kerumah Ayah,"ucap Toni dengan memegangi tangan ibunya.

"Dengan siapa Ton? Inikan sudah malam,"jawab Bu Laras

"Dengan aku Bu,"sahut Juli

"Oh ya udah kalau dengan Juli.

Toni dan Juli pun pergi dari rumah Shela dan mereka pergi ketempat Ayah Toni. Sesampainya di rumah Ayah Toni,Toni mengetuk pintu dan keluarlah seorang pria bertubuh kekar dari dalam rumah.Dialah Ayah Toni.

"Pah,aku malam ini tidur disini ya,"ucap Toni setelah berada di dalam rumah

"Tentu Nak,"jawab Ayah Toni

"Kalau begitu aku masuk kamar ya Pah,"ucap Toni lalu di jawab Ayah Toni dengan anggukan dan tersenyum kecil.

"Saya juga ya Om,makasih Saya  sudah di perbolehkan menginap di sini,"sahut Juli

"Iya Jul sama sama,"jawab Ayah Toni lalu Toni masuk kamar bersamaan dengan Juli.Ayah Toni pun juga masuk kedalam kamarnya lalu tidur.

2. Pembunuhan Shela

      Hari pun sudah tengah malam,waktu menunjukkan pukul 01:00malam dirumah Shela terlihat Bu Laras mundar mandir kesana kemari dengan raut muka khawatir.Ia tak di temani siapapun hanya cahaya remang ramang yang menemani ia.Ia sesekali melihat ke arah jam dinding dan kemudiam kembali mundar mandir kesana kemari. Ia kemudian berkata"Apa yang aku khawatirkan? Kenapa aku merasa akan ada sesuatu yang membuat sedih?.Tapi apa?,Toni dan Juli ada di rumah Ayahnya. Shela?,"wajah Bu Laras pun langsung berubah ia  ketakutan dan panik.Ia pergi kekamar Shela dengan tergesa gesa dan khawatir.Sesampainya didapan kamar Shela,Bu Laras langsung membuka pintu dengan perlahan lahan.Setelah pintu terbuka ia melihat keadaan Shela dan saat itu Shela tengah tertidur pulas.Wajah Bu Laras pun berubah tenang setelah melihat Shela tertidur.Ia kemudian menutup pintu kamar dan mulai mengantuk,ia pun pergi dari kamar Shela dan pergi ke kamarnya sendiri.Ketika waktu menunjukkan pukul 02:00malam

suasana sangat sunyi hanya terdapat lampu yang menyala secara remang remang.Terlihat dua orang masuk kedalam rumah dengan memakai pakaian serba hitam dari atas hingga bawah.Mereka terlihat masuk kedalam rumah dengan mengendap endap.Setelah mereka berada di dekat rumah mereka memeriksa jendela, sesaat kemudian mereka menemukan jendela yang tak terkunci dari dalam.Mereka pun masuk kedalam sesampainya didalam rumah mereka masih mengendap endap.Mereka memeriksa salah persatu kamar,dan salah satu dari orang orang itu membuka pintu kamar Bu Laras,melihat bukan orang yang di cari orang itu menutup lagi kamar itu lalu satunya lagi berhasil menemukan kamar shela.Mereka pun masuk kedalam kamar Shela, sesampainya dikamar Shela salah satu dari mereka mengambil bantal namun saat salah satu dari mereka mengambil bantal Shela menyadarinya dan langsung bangun dengan wajah terkejut dan panik.

"Siapa kalian? Apa mau kalian?,"tanya Shela dengan nada panik dan ketakutan

"Kamu tidak perlu siapa kami tanda tangani surat ini jika kamu menurut kamu akan selamat tapi jika tidak kamu akan mati di tangan kami,"ucap salah satu orang dari pembunuh Shela lalu memberikan sebuah surat.

"Okehokeh,okeh.Aku akan lakukan,"jawab Shela

Tak berselang lama ia mendekatkan tanganya ke pena yang di berikan oleh penjahat itu.Dengan keadaan tangan gemetar,ia kemudian memegang pena itu dengan gemetar.Merasa lama salah satu dari mereka membentak Shela hingga Shela langsung  tanda tangan walaupun dengan khawatir.

"Bagus! Dan kamu pegangi dia,"ucap penjahat nomer satu

"Baik,"jawab penjahat kedua lalu memegangi tangan Shela.

"Apa lagi yang kalian ingin kan?," sahut Shela dengan nada sedikit tinggi

"Rendahkan nada bicara mu,"jawab penjahat kedua dengan meletakkan pisau di leher Shela.

"Oke oke ."

Penjahat pertama mulai mengeluarkan pisau yang ia simpan di saku.

"Aku mohon jangan bunuh aku,aku sudah menandatangani surat itu.Lalu apa lagi? Apa lagi yang kalian inginkan dariku?,"tanya Shela dengan gemetar dan ketakutan.

"Aku tidak akan membunuh kamu asal kamu mau menuruti perintah ku,"jawab penjahat pertama

"Oke,aku akan lakukan perintah kamu,"jawab Shela

"Kami harus tetap disini,jangan pergi dari ruangan ini kalau sampai kamu keluar atau berusaha memberi tahu Ibu mu kami tidak akan segan segan menghabisi kamu,"ucap Penjahat

pertama dengan nada mengancam.Shela pun hanya mengangguk tanpa berkata apa pun.Kedua penjahat itu pun menemui seseorang di ruangan lain,sesampainya di ruangan kedua penjahat itu bertemu dengan seseorang yang tak terlihat wajahnya.

"Bos kami sudah melakukan perintah mu,kali ini bagaimana dengan anak itu,"ucap Penjahat pertama lalu pemimpin dari penjahat itu membisikkan sesuatu.Bos mereka kemudian pergi keluar rumah itu melalui jendela.Sedangkan kedua penjahat itu keluar dari kamar itu,namun saat mereka berada di luar kamar mereka melihat Shela mengendap endap dan menuju ke kamar ibunya.Namun sayang saat ia di pertengahan jalan Shela menuju kamar ibunya penjahat kedua menodongkan pistol ke arah Shela namun penjahat pertama menuruhkan pistolnya.

"Kita gunakan ini,"ucap penjahat pertama sambil menunjukkan pisau kecil itu kepada penjahat kedua.Penjahat kedua pun hanya menjawab anggukan lalu Penjahat pertama melemparkan pisau itu kearah Shela.Pisau itu pun melayang ke udara,saat diudara pisau itu berputar putar beberapa kali lalu tak berselang lama pisau itu menancap kelengan Shela.Sontak Shela langsung teriak kesakitan,lalu ia berusaha lari menjauhi kamar ibu dan kedua penjahat itu pun berlari mengejar Shela namun Shela berhasil lolos dan keluar dari rumah itu dengan keadaan tangan yang mati rasa dan darah terus mengalir di tanganya. Dengan memegangi tangannya yang mati rasa,wajah ketakutan dab kesakitan,Shela berusaha melarikan diri.Ia sesekali menengok ke arah dua penjahat itu dengan wajah ketakutan,nafas terengah engah dan kesakitan.Kedua penjahat itu pun mengejar Shela juga, merasa akan kehilangan jejak ke dua penjahat itu pun terus berusaha mengejar.Penjahat pertama pun mengambil pisau lagi ia kemudian kembali melemparkan pisau ke arah kaki kiri Shela dan pisau itu pun menancap ke kaki kiri Shela.Shela yang terluka lagi langsung teriak kesakitan dan ia pun terjatuh dengan posisi tengkurap.Ia pun berhenti sesaat dengan posisi itu,tak berselang lama ia menangis sesegukan dan terlihat ia beberapa kali menelan ludah karena kesakitan.

"Apa? Apa yang mereka inginkan dari ku?,kenapa mereka menyakiti aku dan berusaha membunuhku?"ucap Shela dengan berlinang air mata dan menundukkan kepalanya

Tak berselang lama Shela mendengar mendengar suara kedua penjahat itu.Ia kemudian berusaha bangun dari tempat itu

walaupun keadaannya sangat memprihatinkan,usaha pertamanya gagal dan ia kembali terjatuh.Ia tak menyerah ia berusaha lagi namun ia gagal, merasa kedua penjahat itu sudah sangat dekat dengan dirinya. Shela berusaha lagi dan usaha yang ketiga kalinya pun berhasil ia berhasil bangun.Shela berlari dengan keadaan tangan kirinya di pegang oleh tangan kanan dan ia berlari dengan pincang karena

kaki kirinya tertusuk pisau yang di lempar oleh Penjahat pertama.

Shela pun terus berusaha, berusaha dan berusaha menghindar dari kedua penjahat itu namun sayang kedua penjahat itu berhasil melihat Shela.

"Itu dia!, kejar dia sampai dapat,"

ucap penjahat pertama sambil berlari mengejar Shela.Nafasnya terengah engah,beberapa saat kemudian penjahat kedua melihat sebuah batu sebesar gengaman tangan yang berada di tengah jalan.Ia kemudian mengambilnya lalu melemparkanya ke arah Shela. Batu itu pun melayang diudara, batu itu pun mengenai punggung

Shela dan seketika Shela pun langsung terjatuh lagi dengan posisi tengkurap.Ia tetap berusaha melarikan diri namun sayang ia berhasil di tangkap oleh kedua penjahat itu.Shela tetap berusaha lari namun semua itu sia sia,kedua penjahat itu tidak membiarkan Shela pergi.Setelah Shela terjatuh penjahat kedua pun mendekati dirinya,penjahat kedua itu duduk dengan jongkok disamping Shela dengan pisto di tangan kanannya.

"Kami sudah mengatakan jangan pernah meninggalkan kamar itu tapi kamu tidak mendengarkan kami,inilah akibat dari perbuatan kamu sendiri,"ucap penjahat kedua dengan nada serius

"Apa yang kamu ingin kan dari ku? Kenapa kalian sangat menyakiti aku?,"tanya Shela dengan kesakitan dan menangis.

"Kamu tidak perlu tau apa yang kami inginkan buat kamu,tapi kalau kamu berusaha lari lagi penderitaan kamu kali ini akan lebih parah.Ingat itu!,"jawab penjahat kedua

Di tempat lain Penjahat Pertama tengah menerima telepon dari bos mereka.

"Bos tadi Shela berusaha kabur, tapi tenang saja kami berhasil menangkap dia walau pun dia terluka dibagian tangan kirinya dan kaki kirinya,"ucap penjahat pertama lalu bos mereka menjawab penjahat pertama tetapi suara bos mereka tak terdengar.Penjahat pertama hanya mendengarkan rencana Si Bos lalu ia melanjutkan berkata

"Baik Bos,kami akan lakukan apa yang Bos perintahkan."

Beberapa detik kemudian Penjahat pertama pun mematikan ponselnya dan pergi menghampiri penjahat kedua.

"Kita harus bawa Shela ke sebuah tempat,tapi kita harus berkorban.Bos mengatakan kalau kita bawa dia ketempat itu maka kita akan masuk kepenjara

dan juga Bos mengatakan kalau kita masuk penjara maka kita akan lebih aman,"ucap Penjahat pertama dengan menjelaskan kepada penjahat kedua.

"Kemana kita akan pergi? Dan apakah Bos mengatakan sejujurnya kalau hidup kita akan aman di penjara?,"tanya penjahat kedua dengan sedikit tak percaya dengan Bosnya

"Apa kamu gak percaya dengan Bos? Apakah Bos pernah berbohong dengan kita?,enggak kan maka dari itu kita harus pergi sebelum Bos mendahului kita."Ucap penjahat pertama dengan nada serius dan Shela pun menyahut kedua penjahat itu

"Siapa? Siapa Bos kalian?.Apa kesalahan ku kepadanya?,"tanya Shela dengan ketakutan dan bernafas terengah engah

"Kesalahan kamu karena kamu berusaha lari dari cengkraman kami,"jawab penjahat kedua lalu disahut oleh penjahat pertama "Iya itulah kesalahan kamu kepada Bos ku."

Penjahat Pertama dan kedua pun

membantu Shela berdiri,setelah berdiri mereka membawa Shela ke sebuah jalan dengan kamera cctv.Setelah ia sampai di jalan itu

Penjahat pertama melepas Shela dan membiarkan Shela pergi.

Wajah heran pun terdengar saat penjahat kedua berbicara kepada penjahat pertama.

"Kenapa kamu melepaskan Shela? Bagaiman kalau Bos marah,"ucap Penjahat kedua

"Ini lah yang di inginkan Bos, nanti kamu juga tau apa yang terjadi!,"jawab Penjahat pertama dengan santai.

Kedua penjahat itu hanya terdiam dan berhenti di tempat, sedangkan Shela terus berlari nenjauhi mereka dengan keadaan terpantau oleh Cctv yang terpasang di salah satu lampu Shela tak menyadari kalau ada cctv di tempat itu.Ia terus berlari sambil melihat ke arah dua penjahat,karena fokus berlari dan menjauhi kedua penjahat itu ia tak tak menyadari bahwa ada sebuah mobil yang dikendarai oleh seseorang yang tidak diketahui siapa drivenya melaju dengan kecepatan tinggi.

Shela baru menyadari kalau ada mobil dengan kecepatan tinggi menghampiri dirinya.Tak berselang lama mobil itu menabrak Shela,Shela pun yang tertabtak langsung menghantam bak mobil dan jatuh ke tanah. Setelah ia jatuh ke tanah,ia terbaring lemas tak berdaya namun ia masih bernafas. Kepalanya mengeluarkan darah yang banyak dan bercucuran, kakinya pun patah dan berdarah.

Setelah kejadian itu kedua penjahat menghampiri Shela yang terbaring tak berdaya di tanah.Sesampainya didekat Shela kedua penjahat itu mulai melihat kesana kemari,mereka seperti mencari sesuatu tak berselang lama penjahat pertama menemukan sesuatu dan ternyata yang ia lihat adalah cctv.

"Mana pistol mu?,"pinta penjahat pertama kepada penjahat kedua.

Penjahat kedua pun memberikan pistolnya kepada penjahat pertama.Ia kemudian menembak cctv dan cctv itu pun pecah ,lalu dua orang misterius pun keluar dari mobil itu namun orang orang itu masih belum terlihat wajahnya hanya langkah kaki yang terlihat.

"Bos,selamat datang,"ucap Penjahat pertama lalu penjahat kedua juga mengucapkan hal yang sama.Orang orang itu tak menjawab apa pun dia hanya langsung berdiri di depan Shela. Shela yang masih sadarkan diri langsung terkejut dengan pelaku yang berusaha membunuh dirinya.

"Ka...kalian pelakunya,"ucap Shela dengan berusaha meraih kedua pelaku yang sebenarnya namun ia tidak bisa karena tanganya jatuh ketanah dengan lemas.Shela terlihat masih bernafas dan sadarkan diri,salah satu dari pelaku tanpa menyadari ia menjatuhkan sesuatu dan ternyata yang jatuh itu adalah cincin dari salah satu si pelaku.pelaku itu pun menjatuhkan sebuah saputangan dengan gambar sebuah lingkaran di tengah tengah sapu tangan.Merasa keadaan masih aman kedua penjahat itu pergi dari tempat kejadian,mereka meninggalkan kedua pelaku yang merencanakan semua ini.Karena keadaan Shela yang masih sadarkan diri membuat salah satu dari mereka menodongkan pistol ke arah Shela yang terbaring lemah di tanah kemudian pelaku itu menempak Shela di tiga tempat yang berbeda tembakan pertama di dahinya,yang kedua di bagian jantungnya dan yang ketiga dibagian perutnya.Shela pun langsung meninggal ditempat, setelah Shela pergi kedua pelaku itu pergi meninggalkan Shela yang tergeletak di tengah jalan. Mereka berdua kemudian masuk kedalam mobil yang digunakan untuk menabrak Shela,setelah berada didalam mobil kedua pelaku itu pergi.

Tak berselang lama,beberapa warga datang menghampiri Shela yang tergeletak di tengah jalan.

Waktu berlalu begitu cepat,suara azan subuh sudah terdengar di beberapa tempat.Saat itu terlihat beberapa warga tengah berjalan dengan membawa mukena dan akan pergi ke masjid terdekat. Beberapa saat kemudian mereka melihat seseorang tergeletak di tengah jalan,mereka kemudian mendekati orang itu.Namun saat mereka berada didekat orang itu warga pun langsung terkejut karena orang itu adalah Shela aktris besar itu.

"Buk ini bukannya Shela aktris yang baru mendapatkan penghargaan itu ya?,"ucap warga kesatu

"Iya Bu,benar dia Shela.Kasihan sekali ya dia,kita harus segera kasih tau Bu Laras,"jawab warga ke dua.

Beberapa saat kemudian warga pun berbondong bondong datang menghampiri Shela. Setelah Merasa Shela ada yang menjaga kedua warga yang melihat Shela langsung pergi ke rumah Shela untuk memberi tau Bu Laras kalau Shela meninggal di tengah jalan.Kedua warga itu pun mengetuk pintu dengan khawatir dan panik,beberapa saat kemudian Bu Laras keluar dari kamar dengan malas.

"Iya iya sebentar,"ucap Bu Laras didalam kamar lalu ia menuju pintu keluar setelah berada di depan pintu keluar ia membuka pintu dan berkata"Ada apa Ibu ibu subuh subuh sudah gedor gedor pintu?"

"Bu maaf in kami,kami gedor gedor pintu Ibu subuh subuh karena ini tentang Shela,"jawab warga ke satu

"Shela kenapa? Dia lagi tidur kok dikamarnya,"ucap Bu Laras

"Enggak Bu,Shela neninggal di sana,"jawab warga kedua lalu disahut oleh warga kesatu"Iya Bu."

Mendengar ucapan kedua warga itu Bu Laras langsung memeriksa kamar Shela,namun setelah ia berada didalam kamar betapa terkejutnya ia karena Shela tak tidur dan kamarnya sangat berantakan.Ia kemudian mencari kesana kemari hingga ia baru menyadari ada bercak darah di lantai.Melihat ada bercak darah Bu Laras langsung panik dan memanggil Shela berulang kali namun sayang Shela tak menjawab sama sekali merasa ada yang terjadi akhirnya Bu Laras langsung menemui kedua orang itu dengan khawatir.

"Dimana Bu dia?,"tanya Bu Laras dengan nada khawatir

"Disana Bu,"jawab warga ke dua lalu pergi ke tempat Shela dengan diikuti oleh Bu Laras.

Beberapa saat kemudian mereka sampai di tempat Shela,tubuh Shela ditutupi oleh warga hal itu membuat tubuh Shela tak kelihatan.Setelah sampai di tempat Shela meninggal langkah Bu Laras sangat berat ia berharap kalau orang itu bukan Shela.Ia kemudian menerobos orang orang yang menutupi Shela namun saat ia berhasil melihat orang itu betapa terkejutnya ia karena mayat yang tergeletak di tanah memang benar benar Shela.Tubuh Bu Laras langsung lemas dan tak terkendali ia langsung jatuh pingsan tak berselang lama polisi pun datang lalu memberi garis polisi pada tempat tergeletaknya mayat Shela.

Di tempat lain,tepatnya di tempat pelaku yang merencanakan semua ini terlihat salah satu pelaku membawa pistol di tangan kanan nya dengan api di bawah tangan dan pistolnya.Ia kemudian menjatuhkan pistol itu dan tak berselang lama pistol itu pun di lalap oleh si jago merah.

3. Setelah Kematian

    Setelah polisi memberi garis polisi ditempat mayat Shela,tak berselang lama ambulance pun datang lalu mereka membawa mayat Shela kedalam mobil dan kemudian pergi ke rumah sakit. Bu Laras hanya menangis sesegukan di tempat kejadian,ia kemudin menelepone Juli untuk memberi kabar buruk itu.

Saat itu Juli masih terlihat tertidur pulas di kamarnya,tak berselang lama ia mendengar bunyi ponsel berbunyi,setelah mendengar ponsel berbunyi ia meraba ponsel yang berada di atas meja.Ia kemudian mengangkat ponsel itu.

"Hallo,siapa ini?,"tanya Juli dengan malas lalu di dalam ponsel terdengar suara Bu Laras ia menjawab Juli"Juli ini Ibu Laras?."

Mendengar suara Bu Laras yang sedih dan menangis hingga sesegukan Juli langsung bangun dan terkejut.

"Ada apa Bu? Kenapa Bu Laras menangis?.Apa terjadi sesuatu?,"

tanya Juli dengan heran karena Bu Laras menangis

"Iya terjadi sesuatu,Shela...."jawab Bu Laras

"Shela kenapa Bu?,tolong kasih tau aku apa yang terjadi kepada Shela? ,"ucap Juli dengan khawatir

"Shela meninggal!!,"jawab Bu Laras dan langsung menangis hingga sesegukan.Mendengar ucapan Bu Laras Juli langsung terkejut dan ia menangis,air matanya mengalir sontak ia lsngsung pergi ke kamar Toni lalu membangunkan Toni.Setelah

Toni terbangun Juli memberi tau tentang meninggalnya Shela,wajah Toni pun langsung berubah ia sedih dan terdiam tanpa berkata kata.Namun tanpa

Toni sadari air matanya menetes Juli kemudian keluar kamar Toni dan masuk ke kamar Ayah Toni, ia kemudian membangunkan Ayah Toni bahwa Shela meninggal.Semua orang pun tetkejut kecuali Kania,Kania terlihat duduk di kursi rumahnya sambil melihat berita kematian Shela.Ia kemudian tersenyum jahat setelah melihat berita itu.Tak berselang lama Kania memakan buah buahan di atas meja namun ia merasa aneh karena biasanya ada pisau yang digunakan untuk mengupas buah tetapi saat itu tidak ada. Merasa ada yang kurang Kania kemudian memanggil pembantu nya,beberapa saat kemudian pembantunya pun datang dengan membawa sebuah pisau dan tanpa Kania sadari pisau yang digunakan Kania sama seperti barang bukti.Kania kemudian menggunakan pisau itu untuk mengupas buah.

      Di rumah Shela suasana duka sangat terasa,Bu Laras menangis di samping mayat Shela yang sudah tertutup kain putih.Di rumah terlihat banyak wartawan yang menayangkan berita ke matian Shela,terlihat beberapa polisi hadir di rumah Shela tak terkecuali Inspektur Adi. Inspektur Adi adalah polisi yang menyelidiki kasus ini,ia saat itu tengah membawa sebuah pistol dan borgol di tangannya.Saat itu Juli,Toni dan Ayah Toni baru sampai,setelah mereka turun dari mobil Juli dan yang lainnya langsung disambut para wartawan dengan beberapa pertanyaan.Namun Juli menghindar dari para wartawan tanpa mengatakan sepatah katapun begitu pula Toni dan Ayahnya.Wajah Juli sangat sedih karena ia kehilangan Shela,ia kemudian menghampiri Inspektur Adi dengan sedih.Sedangkan Ayah dan Toni masuk kedalam rumah.

"Inspektur apa penyebab kematian Shela?,"tanya Juli setelah berada di depan Inspektur Adi

"Sebelum saya menjawab saya ingin mengatakan saya ikut berduka atas kepergian Shela,"ucap Inspektur Adi dengan sedih.Juli kemudian menjawab anggukan lalu Inspektur Adi menjawab"Semua ini terjadi karena pembunuhan,Shela meninggal bukan karena ia bunuh diri atau pun di tabrak orang tetapi ini adalah Pembunuhan."

"Pembunuhan? Kenapa Pak Inspektur bisa mengatakan itu?,"jawab Juli dengan heran

"Karena kami memiliki bukti kalau Non Shela dibunuh,mari saya tunjukkan buktinya!,"ucap Inspektur untuk menegaskan ucapannya yang sebelumnya.

"Nanti ya Pak saya ingin bertemu Shela terlebih dahulu,"ucap Juli lalu Inspektur itu menjawab anggukan.Beberapa saat kemudian ia pergi meninggalkan Inspektur itu.

Sesampainya didalam rumah Juli tak bisa berkata kata karena orang yang ia sayang ternyata sudah terbaring lemas tak bernafas.Air matanya bercucuran,ia menangis hingga sesegukan.Beberapa menit kemudian pemakaman Shela pun dilakukan dengan penayangan langsung di televisi,Kania yang menyaksikan itu hanya duduk manis dan tertawa dengan bahagia.

    Beberapa saat kemudian Juli diajak oleh Inspektur Adi ke sebuah ruangan.Ruangan itu sama sekali tidak celah untuk cahaya matahari masuk,semua sisi berdinding dan tak terlihat keadaan di luar begitu pun di dalam.Disisi kanan terdapat satu pintu untuk keluar atau masuk.

Merasa ada yang aneh,Juli pun langsung menanyakan kepada Inspektur Adi.

"Pak kenapa kita kemari? Bukankah ini ruang introgasi?," ucap Juli dengan heran

"Aku mengajak kalian kemari bukan untuk mengintrogasi tapi saya ingin memberi tau Anda tentang barang buktinya,"jawab Inspektur Adi

"Saya? Hanya saya?,"jawab Juli dengan salah satu tangannya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya hanya Anda,"ucap Inspektur Polisi dengan serius

"Tapi mereka?,"jawab Juli dengan tangan menunjuk Toni dan Ayahnya.

"Kami tidak bisa menunjukkan bukti bukti penting ini ke banyak orang,"jawab Inspektur polisi

"Tapi mereka keluarga Shela," ucap Juli untuk menekan Inspektur polisi.

"Maaf kami tidak bisa mengizin kan,saya hanya memberi Anda dua pilihan mereka pergi dan melihat bukti atau tidak melihat apapun,"ucap Inspektur dengan menggretak Juli.Mendengar ucapan Inspektur Juli langsung menoleh ke arah Toni dan Ayahnya.

"Toni!,Om!.Aku minta maaf aku gak bisa aja kalian,"ucap Juli dengan menyesal lalu Toni dan Ayahnya menjawab anggukan. Juli dan Inspektur itu kemudian masuk kedalam ruangan itu. Setelah ia masuk kedalam ruangan itu,Juli langsung di hadapi sebuah meja dengan kursi yang terbuat dari kayu.Inspektur itu kemudian menyuruh Juli duduk di kursi itu.Beberapa saat kemudian Juli pun duduk dikursi itu lalu Inspektur itu memberikan sebuah dokumen yang berisi foto foto badang bukti,juga sebuah DVD yang menunjukkan kejadian saat Shela dibunuh.Inspektur itu kemudian menaruh tiga peluru,dua pisau,sebuah cincin dan sapu tangan yang terdapat gambar lingkaran di tengah tengah.Benda benda itu di letak kan di dalam sebuah kantung plastik,Juli pun langsung heran dengan yang dilakukan inspektur itu.

"Apa ini Pak?,"tanya Juli setelah melihat peluru dan benda benda yang lain

"Ini lah bukti yang saya maksud, saya mengatakan ini adalah kasus pembunuhan dan itu benar Shela meninggal karena dia dibunuh oleh seseorang,"jawab Inspektur Adi

"Lalu apa maksud dari dua pisau ini?,"tanya Juli dengan menunjuk kedua pisau itu.Inspektur itu hanya tersenyum lalu duduk di kursi yang berada di depan Juli.

"Apakah Nyonya Laras tidak memberi tahu sama sekali,"jawab Inspektur Adi setelah duduk dikursi.

"Tidak!,kami yang tinggal di rumah Ayah tidak tau apa pun tentang semua ini!."Jawab Juli dengan heran lalu melanjutkan berkata"Yang kami tau,kami mendapatkan kabar kalau Shela meninggal dari Bu Laras setelah mendengar kabar itu kami langsung siap siap dan pergi kembali kerumah Shela itu saja."

"Baiklah,ini adalah pisau yang di gunakan untuk melukai Shela!.Kamu bisa melihat foto selanjutnya,"ucap Inspektur Adi.

Juli kemudian membuka halaman selanjutnya dan betapa terkejutnya dia saat ia melihat foto kedua karena ia melihat kaki Shela dan tangannya terluka.Ia pun kembali menangis

hingga sesegukan.

"Kami juga menemukan sidik jari seseorang di kedua pisau ini,"ucap Inspektur dan langsung membuat Juli terkejut dan berhenti menangis.

"Apa?! Kalau begitu siapa pemilik pisau ini?,"jawab Juli dengan sedikit menangis

"Kami masih mencari sidik jari siapa yang ada di pisau ini,"jawab Inspektur Adi.

Juli kemudian membuka halaman selanjutnya dan ia melihat foto sebuah mobil yang menabrak Shela.

"Lalu ini siapa?,"ucap Juli sambil menunjuk foto yang memperlihatkan sebuah mobil.

"Saya pikir itu adalah mobil dari bos mereka!."

"Apa Pak Inspektur tidak berusaha mencari?,"tanya Juli dengan sedih

"Kami masih sedang berusaha mencari,"jawab Inspektur Adi

"Inspektur apakah mungkin pelaku dari semua ini adalah orang yang sama?,"

"Itu mungkin saja,karena aku merasa dari semua ini masih ada kelanjutannya,"jawab Inspektur Adi dengan khawatir

"Apa maksud dari ucapan Bapak? Apa maksud Bapak akan ada korban lagi?,"jawab Juli dengan mendekatkan wajah ke arah Inspektur itu.

"Aku merasa seperti itu,"jawab Inspektur itu.Mendengar ucapan Inspektur Adi wajah Juli pun berubah sedih ia menangis ketakutan bahkan ia melipat tangannya dan memohon kepada

Inspektur Adi.

"Saya mohon Pak,tolong segera cari pelaku pembunuh Shela. Saya tidak ingin orang orang yang saga sayangi menjadi korban lagi!,"ucap Juli dengan berlinang air mata,ia kemudian menundukkan wajahnya dan ia menagis dengan melihat ke arah tanah.Beberapa saat kemudian datanglah seseorang informen polisi yang berlari dengan terburu buru dan tergesa gesa. Polisi itu kemudian langsung masuk kedalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu,hal itu langsung membuat Inspektur Adi terkejut dan langsung bangun dari kursi dan menghampiri polisi itu.

"Ada apa? Kenapa kamu tergesa gesa hingga tak mengetuk pintu?.Apa kamu tidak melihat ada orang sedih?,"ucap Inspektur Adi dengan kesal

"Maaf Pak,ini sangat penting," jawab polisi itu dengan gugup

"Apa yang ingin kamu katakan?,"

tanya Inspektur Adi

"Saya sudah menemukan siapa pemilik mobil itu,"jawab polisi itu.

Juli pun langsung berhenti  menangis dan langsung berdiri dengan terkejut.

"Apakah benar kamu mengetahui siapa pemilik mobil itu?,"ucap Juli dengan nada terkejut

"Iya saya tau,"jawab polisi

"Siapa?,"tanya Juli dengan penuh pertanyaan dipikirannya

"Mari ikut saya."

Juli pun langsung menghapus air matanya dan mengikuti polisi itu.Setelah ia keluar dari ruangan itu ia melewati Toni dan Ayahnya tanpa mempedulikan mereka.Tak berselang lama mereka samapi di ruang informasi,ruangan itu berisi puluhan komputer dan pekerja yang mencari informasi.Polisi itu kemudian memperlihatkan komputernya dan saat Juli melihat ke komputer itu,ia sangat terkejut karena ia melihat bahwa mobil itu milik Kania. Langkah Juli pun langsung sempoyongan,ia kemudian melangkah mundur dengan menangis dan sempoyongan.Ia kemudian menabrak Inspektur Adi dan ia langsung jatuh lemas tak berdaya,namun Inspektur Adi memegangi Juli.

"Ada apa?,"ucap inspektur itu

Juli kemudian menunjuk komputer itu dan Inspektur Adi pun langsung melihat ke arah komputer itu.

"Kenapa dengan kemputer itu?," tanya Inspektur Adi dengan heran

"Pe... Pelakunya!.Pelakunya Kania,"ucap Juli dengan sulit mengatakannya dan tersendat sendat.Inspektur Adi kemudian mengambilkan kursi untuk Juli, ia kemudian mendudukan Juli di kursi itu dan ia melanjutkan pergi ke arah komputer itu ia kemudian melihat yang di lihat Juli.

"Apakah benar kalau Kania aktris itu yang memiliki mobil itu?,"ucap Inspektur Adi

"Iya Pak benar."

"Cari informasi lebih lanjut tentang dia,"jawab Inspektur Adi.Ia kemudian melihat Juli yang sedang sedih,ia kemudian duduk di depan Juli layak nya kakak yang menyemangati adiknya.

"Kamu yang tabah ya!,"ucap inspektur itu,beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu.Ia langsung menghentikan tangisan nya dan langsung berdiri.

"Aku ingat sesuatu!,"ucap Juli

"Apa itu?,"jawab Inspektur Adi

"Jadi,malam setelah acara awards itu,kami melihat Kania dia sedang marah marah di tengah jalan dia marah ke temannya yang bernama Zandra.

Dia marah karena Shela meraih dua penghargaan yang selama bertahun tahun dapatkan," terang Juli lalu dipotong oleh Inspektur Adi"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?."

"Lalu kami menghampiri Kania dan Zandra,aku berusaha membuat Kania sadar kalau dia bukan lagi pemilik gelar aktris terbaik ataupun sinetron terbaik.

Aku memanas manasi dia agar dia mau mengucapkan selamat untuk Shela.Tapi,tiba tiba....,"jawab Juli lalu kembali ke waktu saat setelah acara awards selesai sebelum Shela menmeningg

"Sudahlah jul jangan seperti ini, jangan menjelekkan Kania lagi.

Kania itu aktingnya bagus."

"Kamu gak usah sok baik dihadapanku Shela,dan lo jaga mulut lo jangan asal ngehina,"jawab Kania lalu pergi namun saat baru melangkah satu langkah Kania berbalik lagi dan berdiri dihadapan Shela dengan berkata"Kamu memang sudah memenangkan penghargaan itu Shela tapi kamu harus ingat kamu harus membayar mahal atas semua ini,ingat itu"ancaman untuk Shela lalu Kania pergi.

Beberapa detik kemudian Kania pergi dan disusul Zandra.Lalu suasana kembali disaat Juli berada di ruang informasi

"Itulah yang dikatakan Shela,dan aku yakin dia memang pembunuhnya.Aku mohon sama Pak Inspektur tolong tangkap Kania karena aku percaya kalau pelakunya memang Kania,bukan orang lain"ucap Juli dengan menangis

"Baik,tolong buat laporan tentang Kania,"jawab Inspektur Adi.

Juli dan Inspektur Adi pun keluar dari ruang informasi.Setelah ia berada di luar ruang informasi Juli langsung di sambut oleh Toni dan Ayahnya.Juli keluar dari rumah dengan menangis dan langsung memeluk Ayah Toni.

"Kenapa dengan anak saya? Apa yang kamu lakukan dengan anak saya?.Kenapa dia menangis?," ucap Ayah Toni dengan kesal dan marah.Ia kemudian melepaskan pelukan Juli dan mulai menghampiri Insprktur polisi itu lalu menarik kerah inspektur itu.

"Saya tidak melakukan apa pun kepada Juli,"jawab Inspektur itu dengan santai tanpa ada perasaan takut.

"Iya Pah Inspektur mengatakan yang sebenarnya ia memanh tidak melakukan apapun ke aku,"jawab Juli dengan menangis.Mendengar ucapan Juli ia langsung melepas kerah polisi itu dan mendekat ke Juli.

"Lalu kenapa kamu menagis?," tanya Ayah Toni dengan heran namun saat ia Juli akan menjawab tiba tiba datang polisi yang membawa surat perintah penangkapan Kania.

"Ini Pak surat penangkap untuk Non Kania,"ucap polisi itu dengan memberi sebuah surat.

"Kenapa kalian menangkap Kania?,"tanya Ayah dengan heran lalu di sahut oleh Toni"Iya kenapa?"

"Karena Kania adalah pelaku dari pembunuhan Shela,semua bukti sudah mengarah ke dia!,"jawab Juli dengan berlinang air mata

"Iya itu betul,"jawab Inspektur itu.

Wajah Ayah Toni pun langsung berubah ia sangat terkejut dengan apa yang di ucapkan Juli dan Inspektur Adi.

"Selain itu,ternyata Bu Laras sudah tau tentang semua bukti tapi dia tidak memberi tau kita,"ucap Juli

"Apa?!! Ibu tau itu gak mungkin,"

jawab Toni dengan tidak percaya

lalu Inspektur Adi menyahut ucapan Toni"Apa yang dikatakan Juli itu benar sebelum memberi tau Juli kami memberi tau Bu Laras!."

Wajah Toni pun berubah kesal

"Kenapa Ibu menutupi semua ini dari kita?,"ucap Toni dengan kesal lalu mereka berangkat pergi ke kediaman Kania dengan membawa rombongan polisi dan Juli dengan yang lain lainnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!